• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Setiap perusahaan pada umumnya memiliki keinginan atau tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal dari usaha yang di jalankannya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENDAHULUAN Setiap perusahaan pada umumnya memiliki keinginan atau tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal dari usaha yang di jalankannya"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERENCANAAN LABA OPTIMAL PADA PERUSAHAAN OTOBUS GARUDA MAKASSAR

Enjelina Liling1, Manda Hm2, Rohani3

1,2,3Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar

1[email protected], 2[email protected], 3[email protected]

ABSTRACT

This research aimed to find out if the selling every journey can make optimum profit or not at PO Garuda Makassar. The data was collected through direct interview with the head of the company in finance division. The supporting data was gained through observation and documents. The data was analyzed using quantitative analysis. The data showed that profit plan analysis worked well as planned. PO Garuda had gained optimum profit.

Keywords: Profit plan, Break Event Point impelementation.

PENDAHULUAN

Setiap perusahaan pada umumnya memiliki keinginan atau tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal dari usaha yang di jalankannya. Keuntungan yang di dapat oleh perusahaan,tentunya sangat di butuhkan atau membantu bagi perusahaan dalam usahanya untuk mengembangkan perusahaan pada saat sekarang ataupun di masa yang akan datang.

Kebutuhan sarana transportasi umum merupakan kebutuhan masyarakat yang harus berkembang sesuai dengan taraf kehidupan masyarakat. Masyarakat sangat membutuhkan sarana transportasi umum. salah satun transportasi yang di minati masyarakat adalah sarana transportasi darat seperti bus. Hal ini di sebabkan karena transportasi darat sangat mudah di akses dan sering di jumpai. Apalagi pada saat ini khusus untuk daerah Sulawesi selatan, perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang jasa transportasi antar kota dan provinsi masing-masing berusaha menyedikan jasa transportasi yang aman, nyaman dan relatif harganya terjangkau.

Analisis cost volume profit (CVP) adalah sebuah alat untuk membantu para manajer mengerti akan hubungan antara biaya, volume dan laba dengan fokus pada interaksi antara harga produk, volume aktivitas, biaya variabel per unit, total biaya tetap, dan produk campuran yang terjual. Analisis CVP ini merupakan sebuah alat yang vital di gunakan

dalam membuat keputusan-keputusan bisnis seperti menentukan produk apa yang harus di produksi atau di jual, kebijakan harga seperti apa yang harus di gunakan, strategi pemasaran seperti apa yang harus di laksanakan,dan fasilitas yang produktif seperti apa yang di perlukan.

TINJAUAN LITERATUR

Menurut Musthafa (2017) Manajemen keuangan menjelaskan tentang beberapa keputusan yang harus dilakukan, yaitu keputusan investasi, keputusan pendanaan atau keputusan pemenuhan kebutuhan dana,dan keputusan kebijakan deviden.

Menurut Fahmi (2015) Manajemen Keuangan adalah penggabungan dari ilmu dan seni yang membahas, mengkaji dan menganalisis tentang bagaimana seorang manajemen keuangan dengan mempergukan seluruh sumber daya perusahaan untuk mencari dana, mengelola dana dan membagi dana dengan tujuan mampu membagikan profit atau kemakmuran bagi para pemegang saham dan suistainbility keberlanjutan usaha bagi perusahaan.

Sutrisno (2012) mengemukakan

“Tujuaan manajemen keuangan adalah meningkatkan kemakmuran para pemegang saham diperlihatkan dalam wujud semakin tingginya harga saham, yang merupakan pencerminan dari keputusan-keputusan investasi, pendanaan dan kebijakan deviden.

(2)

Fungsi manajemen keuangan menurut Fahmi (2015) Ilmu manajemen keuangan berfungsi sebagai pedoman bagi manajer perusahaan dalam setiap pengambilan keputusan yang dilakukan. Artinya seorang manajer keuangan boleh melakukan trobosan dan kreativitas berfikir, akan tetapi semua itu tetap tidak mengesampingkan kaidah-kaidah yang berlaku dalam ilmu manajemen keuangan.

Menurut Mulyadi (2015) Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi, sedang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa biaya dapat di artikan sebagai nilai pengorbanan untuk memperoleh barang atau jasa yang berguna untuk masa yang akan datang atau mempunyai manfaat melebihi satu periode akuntansi yang diukur dalam satuan uang.

Klasifikasi biaya diperlukan untuk menentukan metode yang tepat untuk menghimpun dan mengalokasikan data biaya yang dapat membantu manajemen dalam pencapaian tujuan perusahaan. Umumnya biaya ini diklasifikasikan atas biaya variabel, biaya tetap, dan biaya campuran (biaya semi variabel atau biaya semi tetap).

Simamora (2012) Biaya variabel (Variable Cost) sebagai biaya yang jumlahnya berubah sebanding dengan perubahan aktivitas bisnis. Sedangkan pengertian biaya menurut Garrison (2013), biaya variabel adalah biaya yang berubah secara professional dengan perubahan aktivitas.

Dalam ekonomi, biaya tetap adalah pengeluaran binis yang tidak bergantung pada tingkat barang atau jasayang di hasilkan oleh bisnis tersebut. Dalam akuntansi manajemen, biaya tetap didefinisikan sebagai pengeluaran yang tidak berubah sebagai fungsi dari aktivitas suatu bisnis dalam periode yang sama.

Menurut Munawir (2016) Margin of safety merupakan hubungan atau selisih antara penjualan yang dibudget atau tingkat penjualan tertentu dengan penjualan dengan tingkat break even.

METODE PENELITIAN

Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada penelitian deskriptif komperatif. Metode yamg digunakan penelitian adalah dengan menggunakan metode Observasi, Dokumntasi.

Penelitian ini dilakukan pada Po Garuda Makassar, yang beralamat jalan petta pungawa No.59, Timungan Lompoa,Bontoala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90214, Indonesia.

Penelitian ini dilakukan kurang lebih 2 bulan lamanya.

Jenis data yang di gunakan pada penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu berupa data dalam bentuk angka-angka yang di perlukan, berupa data-data yang berhubungan dengan data pendapatan perusahaan serta laporan keuangan.

Adapun sumber data yang di gunakan yaitu sebagai berikut:

a). Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dengan jalan mengadakan pengamatan secara wawancara dengan pimpinan perusahaan dan staf perusahaan yang terkait dan hasilnya berupa opini, sikap, pengalaman atau karakteristik dari seseorang atau kelompok orang yang menjadi subyek penelitian (responden).

b). Data sekunder, adalah data yang di peroleh dari perusahaan berupa bahan dokumentasi dan sumber informasi tertulis lainnya yang ada kaitannya dengan pembahasan ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN Pada dasarnya, PO Garuda memperoleh pendapatan penjualan dengan menetapkan tarif yang tepat dengan menyesuaikan unit yang di miliki perusahaan. Berikut ini gambaran mengenai daftar unit dan tarif yang telah di tetapkan oleh perusahaan.

Tabel 1. PO. Garuda

Daftar Rute, Tarif dan Pendapatan Penumpang Tanpa Resi

Tahun 2016-2019

Rute Unit Tari f (RP)

Pendapa tan 2016

Penda patan 2017

Pen dapa

tan 201 8

Pen dapa

tan 201 9 Mks

- Mkt

4 120.

000

2,114,56 0,000

2,008, 000,0 00

2,01 7,33 6,00 0

2,21 0,00 0,00 0 Mks

- Mali

3 160.

000

1,820,00 0.000

1,692, 000,0 00

2,40 0,20 0,00

2,52 0,00 0,00

(3)

li 0 0

Mks - Mali

li (AC

)

2 180.

000

1,935,00 0,000

2,120, 000,0 00

2,04 0,00 0,00 0

2,85 0,00 0,00 0

Juml ah

9 460.

000

5,869,56 0,000

6,328, 000,0 00

6,45 7,53 6,00 0

7,57 0,00 0,00 0

Sumber: Pembukuan PO. Garuda (2021).

Tabel diatas menunjukan pendapatan yang di peroleh perusahaan setiap tahunnya dari tiap-tiap rute yang ada. Namun pendapatan diatas bukanlah pendapatan akhir, karena pendapatan tersebut diperoleh dari jumlah penumpang yang membeli tiket, bukan termasuk resi. Resi sendiri termasuk kedalam pendapatan non penumpang, karena tidak melalui prosedur pembelian tiket.

Berikut ini adalah tabel pendapatan resi yang diperoleh perusahaan sejak tahun 2016- 2019:

Tabel 2. Pendapatan Resi Tahun 2016-2019

Rute Pendapata n 2016

Pendapata n 2017

Pendapata n 2018

Pendapat an 2019 Mkr-

Mkt

150,300,0 00

155,000,0 00

158,400,0 00

160,500, 000 Mkr-

Mali li

120,350,0 00

125,300,0 00

129,350,0 00

140,100, 000 Mkr-

Mali li (AC)

125,500,0 00

130,100,0 00

132,200,0 00

138,800, 000

Total 396,150,0 00

410,400,0 00

419,950,0 00

439,400, 000

Sumber: Pembukuan PO. Garuda (2021).

Jumlah biaya Per Tahun Sesuai Metode Full Costing (Perusahaan). PO. Garuda membutuhkan biaya-biaya guna kelancaran operasionalnya.

Biaya-biaya yang terjadi selama tahun 2016-2019 adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Jumlah Biaya tiap Tahun Tahun 2016-2019

Jenis Biaya

Tahun (Rp)

2016 2017 2018 2019

Gaji 750,000, 000

780,000,000

822,000,

000

830,000,

000 Solar 1,400,00

0,000

1,150,000,0 00

1,650,00 0,000

1,800,00 0,000 Bengk

el

760,500,

000

780,000,000

850,000,

000

850,100,

000 Lainn

ya

60,350,0

00

66,000,000

70,000,0

00

72,100,0

00 Jumla

h

2,407,10 2,500

2,583,527,0 00

2,744,21 9,200

2,887,34 2,000

Sumber: Pembukuan PO. Garuda (2021).

Biaya ini merupakan biaya yang secara total tidak di pengangaruhi oleh volume kegiatan dalam suatu periode tertentu. Biaya yang termasuk kategori ini adalah biaya perawatan Gedung, biaya penyusutan dan amortisasi, biaya gaji dan upah, biaya fax dan internet, biaya administrasi dan umum dan biaya pemasaran.

Tabel 4. Klarifikasi Biaya Tetap Tiap Tahun, Tahun 2016-2019

Jenis Biaya

Tahun (Rp)

2016 2017 2018 2019

Gaji Kariaw

an

120.000.

000

140.000.

000

150.000.

000

155.000.0 00 Lainnya 109,350,

500

116,200, 000

127,600, 000

130,000,0 00 Jumlah 180,350,

000

206,000, 000

220,000, 000

227,100,0 00

Sumber: Pembukuan PO. Garuda (2021).

Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya di pengaruhi oleh tingkat produksi perusahaan. Berikut gambarannya:

Tabel 5. Klarifikasi Biaya Variabel Tiap Tahun, Tahun 2016-2019

Jenis Biaya

Tahun (Rp)

2016 2017 2018 2019

Solar 1,400,0 00,000

1,150,0 00,000

1,650,0 00,000

1,800, 000,00 0 Bengkel/Pe

meliharaan

760,500 ,000

780,000 ,000

850,100 ,000

850,00 0,000

(4)

Jumlah 2,160,5 00,000

1,930,0 00,000

2,500,1 00,000

2,650, 000,00 0

Sumber: Pembukuan PO. Garuda (2021).

Contribution margin hasil laba penjualan yang dapat di gunakan untuk menutup Variabel dan Biaya tetap yang kelebihannya merupakan laba.

Contribution Margin Rasio =

Tahun 2016

Ratio Margin contribution

=

=0,6551344393532 Tahun 2017

Ratio Margin Contribution

=

=0,7177392817707 Tahun 2018

Ratio Margin Contribution

=

=0,6288298098021 Tahun 2019

Ratio Margin Contribution

=

=0,6603672787240

Analisis break even poin adalah suatu cara atau teknin yang di gunakan oleh seorang manajer perusahaan untuk mengetahui pada volume (jumlah) penjualan dan volume produksi apakah suatu perusahaan yang bersangkutan tidak menderita kerugian dan tidak pula memperoleh laba, dalam kata lain adalah impas (sama dengan 0). Berdasarkan data yang telah di peroleh dari perusahaan, analisis titik impas untuk tahun 2016-2019 dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 6. Laporan Laba Rugi Berdasarkan Variabel Costing

Tahun 2016

URAI AN

RUTE

JUMLAH

MKS- MKT

MKS- MALILI

MKS- MALILI

(AC) Penda

patan penum pang

2,114,560 ,000

1,847,200, 000

1,935,92 0,000

5,897,6 80,000

Penda patan Resi

150,300,0 00

120,350,0 00

125,000, 000

396,15 0,000 Jumla

h penda patan

2,264,860 ,000

1,940,350, 000

2,060,00 0,000

6,265,7 10,000

Biaya variab el

780,953,7 99

669,058,4 42

710,315, 351

2,160,3 27529 Contri

bution margin

1,483,906 ,201

1,271,291, 558

1,349,68 4,649

4,104,8 82,408 Biaya

tetap

292,916,4 13

250,947,2 38

266,421, 682

810,28 5,333 Laba 1,190,989

,788

1,020,344, 320

1,083,26 2,967

3,294,5 97,075

Sumber: Pembukuan PO. Garuda (2021).

Tabel 7. Laporan Laba Rugi Kontribusi Tahun 2017

Urai an

Rute

Jumlah Mks-Mkt Mks-

Malili

Mks- Malili(A

c) Pen

dapa tan Pen ump ang

2,088,000, 000

2,220,000, 000

2,120,00 0,000

6,428,000, 000

Pen dapa tan resi

155,000,0 00

125,300,0 00

129,350, 000

409,650,0 00

Juml ah pend apat an

2,243,000, 000

2,345,300, 000

2,249,35 0,000

6,837,650, 000

Biay a vari abel

633,110,7 90

661,986,0 62

634,903, 146

1,929,999, 999

Cont ribut ion mar gin

1,609,889, 210

1,683,313, 938

1,614,44 6,854

4,907,650, 002

Biay a tetap

277,519,0 30

290,176,2 74

278,304, 695

845,997,9 99 Lab

a

1,332,370, 180

1,393,137, 664

1,336,14 2,159

4,061,650, 003

Sumber: Pembukuan PO. Garuda (2021).

Tabel 8. Laporan Laba Rugi Kontribusi Tahun 2018

Uraian

Rute

Jumlah Mks-

Mkt

Mks- Malili

Mks- Malili

(5)

(AC) P.

Penu mpang

2,017,3 36,000

2,040,20 0,000

2,040,000, 000

6,097,536 ,000 P.

Resi

158,400 ,000

129,350, 000

132,200,00 0

1,419,950 ,000 J.

Penda patan

2,175,7 36,000

2,169,55 0,000

2,172,200, 000

6,153,486 ,000 Biaya

Variab el

883,979 ,840

881,466, 530

882,543,19 9

2,647,989 ,569 CM 1,291,7

56,160

1,288,08 3,470

1,289,656, 801

3,869,495 ,431 Biaya

Tetap

315,532 ,822

314,635, 707

315,020,01 9

945,188,5 48 Laba 976,223

,338

973,447, 763

974,363,78 2

2,924,034 ,883

Sumber: Pembukuan PO. Garuda (2021).

Tabel 9. Laporan Laba Rugi Kontribusi Tahun 2019

Uraian

Rute

Jumlah Mks-

mkt

Mks- malili

Mks- malili

(Ac) P.Penjualan 2,100,

000,0 00

2,520, 000,0 00

2,850,00 0,000

7,570,000, 000 P. Resi 160,5

00,00 0

140,1 00,00 0

138,800, 000

439,400,0 00 J.

Pendapatan

2,260, 500,0 00

2,660, 100,0 00

2,988,80 0,000

8,019,400, 000 B.Variabel 746,9

79,20 0

879,0 26,48 5

987,644, 960

2,613,650, 645 C. Margin 1,513,

520,8 00

1,781, 073,5 15

2,001,15 5,040

5,295,749, 355 Biaya Tetap 254,2

82,99 4

299,2 33,88 4

336,209, 252

889,726,1 30 Laba 1,259,

237,8 06

1,481, 839,6 31

1,664,94 5,788

4,406,023, 225

Sumber: Pembukuan PO. Garuda (2021).

Margin of safety merupakan batas keamanan bagi bagi perusahaan dalam hal terjadi penurunan penjualan atau pendapatan, berapa pun penurunan penjualan yang terjadi sepanjang dalam batas-batas tersebut perusahaan tidak akan menderita rugi. Margin of Safety (tingkat keamanan) pada perusahaan PO.Garuda di Makassar berdasarkan data-data yang telah di peroleh,yaitu sebagai berikut :

Tahun 2016

MOS (Rp) = Total Pendapatan- Penjualan Impas

=6,265,710,000 - 1,236,822,985

=5,028,887,015 MOS (%)

= %

= x 100%

=81%

Dari hasil perhitungan diatas diperoleh tingkat margin of safety sebesar 81% yang berarti bahwa pada tingkat penjualan dan struktur biaya yang ada, jumlah maksimum penurunan target pendapatan penjualan yang tidak menyebabkan perusahaan mengalami kerugian adalah Rp 5,028,887,015.

tahun 2017

MOS (Rp) = Total Pendapatan - Penjualan Impas

=6,837,650,000 - 1,178,700,985

=5,658,949,015 MOS(%)

= %

= x 100%

=83%

Dari hasil perhitungan diatas diperoleh tingkat margin of safety sebesar 83% yang berarti bahwa pada tingkat penjualan dan struktur biaya yang ada, jumlah maksimum penurunan target pendapatan penjualan yang tidak menyebabkan perusahaan mengalami kerugian adalah Rp5,658,949,015.

Tahun 2018

MOS (Rp) = Total Pendapatan- Penjualan Impas

=6,153,486,000 -

1,503,091,191

=4,650,394,809

MOS(%)= %

= x 100%

=76%

Dari hasil perhitungan diatas diperoleh tingkat margin of safety sebesar 76% yang berarti bahwa pada tingkat penjualan dan struktur biaya yang ada, jumlah maksimum penurunan target pendapatan penjualan yang tidak menyebabkan perusahaan mengalami kerugian adalah Rp4,650,394,809.

(6)

Tahun 2019

MOS (Rp) = Total Pendapatan- Penjualan Impas

=8,019,400,000 - 347,320,133

=7,672,079,867

MOS (%) = %

= x 100%

=96%

Dari hasil perhitungan diatas diperoleh tingkat margin of safety sebesar 96% yang berarti bahwa pada tingkat penjualan dan struktur biaya yang ada, jumlah maksimum penurunan target pendapatan penjualan yang tidak menyebabkan perusahaan mengalami kerugian adalah Rp4,650,394,809.

Target laba optimal yaitu jumlah laba yang menjadi pengembalian modal usaha sesuai dengan apa yang diharapkan oleh perusahaan. Jumlah yang di mkasudkan adalah sebesar pengembalian investasi dalam jangka waktu 5 tahun.

Untuk mengetahui seberapa besar target laba yang di harapkan oleh perusahaan, dapat di hitung dengan rumus berikut :

Jumlah Laba Optimal Per Tahun

=

jumlah investasi = jumlah unit bus X harga investasi tiap bus

jadi, Laba Optimal per tahun =

=Rp 2,340,000,000

Target Penjualan Untuk Mencapai Laba Optimal

Tahun 2016

Penjualan pada laba yang di harapkan

=

=

=4,382,071,304 Tahun 2017

Penjualan pada laba yang di harapkan

=

=

=4,106,234,772 Tahun 2018

Penjualan pada laba yang di harapkan

=

=

=4,666,386,181 Tahun 2019

Penjualan pada laba yang di harapkan

=

=

=4,434,983,387

Membandingkan antara penjualan yang telah dicapai oleh perusahaan selama ini dengan penjualan yang seharusnya dapat di capai, beserta dengan selisinya. Berikut ini perbandingannya:

Tabel 10. Perbandingan Terget dan Realisasinya

Tahun

Realisasi Target Selisi

Rp Rp Rp

2016 6,265,710,000 4,383,071,304 1,882,638,696 2017 6,837,650,000 4,106,234,772 2,731,415,228 2018 6,153,486,000 4,666,386,181 1,487,099,819 2019 8,019,400,000 4,434,983,387 3,584,416,613

Sumber: Pembukuan PO. Garuda (2021).

Dari tabel diatas, menjelaskan bahwa target penjualan sudah dapat mencapai target pada, Tahun 2016 mencapai laba Rp 6,265,710,000 Tahun 2017 mencapai laba Rp 6,837,650,000 Tahun 2018 mencapai laba Rp 6,153,486,000 Tahun 2019 Mencapai laba Rp 8,019,400,000.

PENUTUP

(7)

Berdasarkan analisa perencanaan laba yang telah diuraikan sebelumnya bahwa secara umum,perusahaan PO Garuda telah berhasil mencapai laba yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA .

Ahmad, Firdaus Dunia dan Wasilah Abdullah (2012).Akuntansi Biaya. Jakarta:

Salemba Empat

Bustami,Bastian dan Nurlela. (2010).

Akuntansi biaya. Edisi kedua.Jakarta:

Mitra Wacana Media

Fahmi, Irham. (2015). Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab.

Bandung: Alfabeta

Garrison, Ray H, Eric W. Noreen; dan Peter C.

Brewer. (2006). Akuntansi Manajerial, (terjemahan: A. Totok Budisantoso), Buku 1, Edisi kesebelas, Penerbit : Salemba Empat, Jakarta.

Home, James C dan Jhon M Wachowicz Jr.

(20:12). Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan (Edisi 13). Jakarta : Salemba Empat.

Munawir,S, (2016). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta

Musthafa. (2017). Manajemen Keuangan.

Yogyakarta:CV. Andi Offset.

Mulyadi. (2015). Akuntansi Biaya, Edisi 5.

Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Ni Luh Gede Erni Sulindawati, dkk. (2017).

Manajemen Keuangan: Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Bisnis. Depok:

PT. rajagrafindo persada.

Prof.Dr.H.Musthafa, S.E., M.M. (2017).

Manajemen Keuangan. Yogyakarta:CV Andi Offset

Prasetowo D, Dwi. (2015). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UUP STIM YKPN

Sujarweni, V. Wiratna. (2017). Analisis Laporan Keuangan : Teori Aplikasi, dan Hasil Penelitian. Yogyakarta:

Pustaka Baru Press

Siregar,dkk (2014). Akuntansi Biaya.Edisi kedua.Yogyakarta: Selemba Empat.

Supriyono, R.A. (2018). Akuntansi Keperilakuan. Gajah Mada University Press.

Sutrisno. (2012). Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi,. Yogyakarta : Ekonisia

Referensi

Dokumen terkait

Biaya relevan bukanlah biaya yang telah dikeluarkan perusahaan di masa lalu atau biaya historis, tetapi merupakan.. biaya yang akan dikeluarkan perusahaan di masa

Biaya relevan bukanlah biaya yang telah dikeluarkan perusahaan di masa lalu atau biaya historis, tetapi merupakan.. biaya yang akan dikeluarkan perusahaan di masa

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa periklanan merupakan alat komunikasi tidak langsung dalam bentuk non personal baik lisan maupun visual melalui media

Definisi mengenai biaya tenaga kerja langsung tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa biaya tenaga kerja langsung merupakan suatu biaya atau pengorbanan yang telah atau yang akan

Seorang manajer di dalam perusahaan harus mampu melihat prospek perusahaan atau mampu meramalkan laba perusahaan sehingga dapat mengetahui perkembangan atau kondisi

meningkatkan nilai perusahaan (Bathala dkk, 1994). Utang adalah pengorbanan ekonomi yang harus dilakukan perusahaan di masa datang karena tindakan atau transaksi yang sedang

Dan untuk mengontrol hal tersebut, yang perlu diperhatikan ialah manajemen rantai pasok atau supply chain management yang dilakukan oleh perusahaan untuk

Untuk mendapatkan keuntungan dari kegiatan penjualan tersebut, perusahaan harus meminimalkan pengeluaran pengeluaran yang dikeluarkan agar biaya produksi dapat ditekan sehingga harga