• Tidak ada hasil yang ditemukan

pendahuluan

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pendahuluan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PENDAHULUAN

Pendidikan nasional merupakan tanggung jawab semua pihak yaitu pemerintah sebagai pembuat kebijakan, kepala sekolah, guru dan siswa itu sendiri. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan nasional diantaranya menyediakan sarana dan prasarana pendidikan, melaksanakan seminar, penataran, lokakarya, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), melakukan perbaikan dan penyempurnaan kurikulum mulai dari kurikulum tahun 1994, kurikulum 2004 dan yang terakhir Kurikulum 2013. Kenyataan yang dihadapi saat ini usaha tersebut belum menampakkan hasil yang memuaskan dan materi sejarah khususnya, untuk usaha peningkatan mutu juga tidak kalah pentingnya, namun hasil pembelajaran sejarah yang diperoleh siswa masih sangat jauh dari nilai yang dibayangkan.

Sejarah merupakan salah satu bidang studi yang dipelajari pada setiap jenjang pendidikan baik dari tingkat SD, SMP, maupun SMA, dalam pembelajaran sejarah banyak materi pelajaran yang sulit untuk disampaikan, contohnya pada materi Kerajaan-kerjaaan bercorak Hindu-Buddha dan Islam di Indonesia, dimana pada materi ini membahas tentang jalur masuknya agama dan perkembangan kerajaan- kerajaan Hindu-Buddha dan Islam melalui peta buta yang memerlukan pemahaman konsep yang tinggi.

Faktor lain yang tidak boleh diabaikan yang mempengaruhi tingkat pemahaman siswa terhadap materi adalah proses transfer ilmu pengetahuan yang dilakukan oleh guru. Selama ini model pembelajaran yang umum diterapkan di SMAN 2 Koto XI Tarusan adalah model pembelajaran konvensional yang cenderung bersifat searah, artinya guru memberikan materi pelajaran dan siswa mendengar kemudian mencatat apa yang disampaikan guru.

Cara ini menjadikan suasana belajar yang monoton dan membuat siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran ini terlihat dari sedikit sekali siswa yang mau bertanya dan kalaupun ada itu selalu orang yang sama, hanya 1 atau 2 orang saja yang mau menjawab pertanyaan ataupun mengeluarkan pendapat walaupun kesempatan sudah diberikan guru, bila kondisi ini diberikan berlarut maka pelajaran Sejarah bisa menjadi pelajaran yang membosankan dan tidak menarik untuk diikuti siswa. Hal tersebut tentu saja akan berpengaruh terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa.

Berdasarkan observasi dan hasil wawancara dengan guru sejarah, Heri Gusman, M.Pd di SMA N 2 Koto XI Tarusan bahwa

beberapa orang siswa sering merasa bosan saat belajar sejarah. Namun dari pengamatan yang dilakukan juga terlihat pada saat guru mengajar dalam penyampaian suatu materi guru hanya menggunakan metode tanya jawab dan diskusi biasa, sehingga siswa kurang aktif dan kurang memahami konsep materi pelajaran yang disampaikan guru. Adapun kegiatan diskusi hanya berupa diskusi informasi, pembelajaran seperti inilah yang membuat siswa cendrung pasif dan kurang berpatisipasi dalam proses pembelajaran, potensi siswa berfikir kritis, bertanya mengeluarkan ide atau pendapat tidak berkembang dengan baik hal ini menyebabkan siswa tidak berinisiatif untuk mempelajari materi yang akan dipelajari dan seharusnya tugas guru di kelas tidak sekedar menyampaikan informasi demi pencapaian tujuan pembelajaran, tetapi juga menciptakan pengalaman belajar siswa. Oleh sebab itu guru berupaya agar kegiatan di kelas dapat memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi pengalaman siswa.

Guru harus mampu menemukan metode dan teknik yang dapat mendukung peranannya tersebut, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat diselenggarakan dengan aktif, efektif, kreatif dan menyenangkan. rendahnya hasil belajar salah satu indikasinya adalah sebagian besar saat ulangan harian banyak siswa menjawab soal dengan jawaban yang salah.

Nilai rata-rata ujian tengah semester harian siswa kelas XI IPS untuk mata pelajaran sejarah tahun ajaran 2014/2015 berada dibawah kriteria ketuntasan Minimum (KKM), untuk bidang studi sejarah kelas XI IPS yang ditetapkan SMA Negeri 2 Koto XI Tarusan adalah 75 (tujuh puluh lima). Nilai tengah semester 1 mata pelajaran sejarah tahun ajaran 2014/2015 dimaksud dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Nilai Tengah Semester 1 Tahun Ajaran 2013/2014 Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI S SMA N 2 Koto XI Tarusan Pesisir Selatan

No Kelas Jumlah

Siswa

Nilai Rata- Rata

1 XI. IPS1 27 69,14

2 XI. IPS2 35 71,25

3 XI. IPS3 34 68,92

4 XI. IPS4 32 66,12

Sumber : Guru Sejarah kelas XI.IPS SMA N2 Koto XI Tarusan

Dari tabel rata-rata ujian tengah semester 1, terlihat rata-rata kelas XI IPS SMA Negeri 2 Koto XI Tarusan belum ada yang mencapai KKM mata pelajaran sejarah yang telah ditetapkan yaitu 75. Ini menunjukan bahwa

(3)

kriteria ketuntasan belajar minimum (KKM) yang telah ditetapkan belum tercapai. Untuk mengatasi masalah di atas, perlu diterapkan pembaharuan dalam pembelajaran sejarah, salah satu cara yang dapat dilakukan guru adalah dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative Script, dengan mengacu kepada berbagai pendekatan sejarah yang diasumsikan mampu meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.

Berdasarkan kenyataan tersebut penulis termotivasi untuk mencari solusi dalam upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa salah satunya dengan pemilihan model pembelajaran yang menarik sehingga dapat membantu peserta didik dalam memahami materi Sejarah secara mendalam melalui pengalaman belajar sendiri.

Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah pembelajaran Cooperative Script, model ini melatih siswa bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain.

Pembelajaran Cooperative Script merupakan metode pembelajaran yang mengembangkan upaya kerja sama dalam mencapai tujuan bersama. Pada metode pembelajaran cooperative script siswa akan dipasangkan dengan temannya dan akan berperan sebagai pembicara dan pendengar. Pembicara membuat kesimpulan dari materi yang akan disampaikan kepada pendengar dan pendengar akan menyimak, mengoreksi, menunjukkan ide-ide pokok

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari sesuatu yang dikenakan pada subjek didik. proses pembelajaran dilakukan pada dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. pada kelas eksperimen dilakukan dengan penerapan metode pembelajaran Model pembelajaran Cooperative Script dan pada kelas kontrol dilakukan pembelajaran dengan metode ceramah dan tanya jawab

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS pada tahun pelajaran 2014-2015 yang terdiri atas empat kelas

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Cluster Sampling. Pada teknik Cluster Sampling ini, kelas kontrol dan kelas eksperimen ditentukan secara acak. Berdasarkan random, kelas XI IPS 1 terpilih sebagai kelas eksperimen, sedangkan kelas XI IPS 3 sebagai kelas kontrol. Jumlah siswa kelas XI IPS 1

adalah 27 orang dan jumlah siswa kelas XI IPS 3 adalah 34 orang.

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas yaitu Penerapan model pembelajaran Cooperative Script dan variabel terikat yaitu hasil belajar sejarah.

Prosedur pada penelitian ini secara umum dibagi dalam tiga tahap yaitu: tahap persiapan, tahap pelaksanaan penelitian dan tahap penyelesaian. Instrumen penelitian berupa tes awal dan tes akhir untuk menentukan hasil belajar. Uji kualitas tes menggunakan indeks kesukaran soal dan daya beda soal.

Teknik analisa data terdiri dari uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Hasil Test

Untuk melihat tercapainya pengaruh model pembelajaran Cooperative Script dalam pembelajaran Sejarah terhadap hasil belajar siswa, peneliti melakukan tes di dua kelompok kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, di mana kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Script adalah kelas XI IPS 1 dengan jumlah siswa sebanyak 27 orang dan kelas kontrol yang diajar dengan menggunakan metode konvensional adalah kelas XI IPS 3 dengan jumlah siswa sebanyak 34 orang.

Hasil Pretest

Pretest dilakukan sebelum dilakukan penelitian. Data yang diolah dalam penelitian ini adalah sesuai dengan fokus penelitian yaitu menginterpretasikan hasil belajar sejarah.

Setelah dilaksanakan pretest didapatkan data dari hasil analisa nilai pretest hasilnya tidak jauh berbeda, rata-rata kelas eksperimen 63,24 dan kelas kontrol 53,97 untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 1. Perbandingan Nilai Pretest kelas Eksperimen dan kelas Kontrol

Kelas N Rata-

rata

S S2 Eksperimen 27 63,24 5,35 28,662 Kontrol 34 53,97 5,32 28,35 Sumber: Pengolahan Data Primer 2014

Dari tabel di atas dapat dilihat perbedaan rata-rata kelas eksperimen dengan kelas kontrol tidak jauh berbeda setelah dilakukan uji pretest soal tidak terdapat perbedaan secara signifikan jaraknya antara kelas eksperimen dan kelas

(4)

kontrol tidak jauh berbeda. Hal ini berarti kedua kelas menunjukkan kelas yang normal oleh sebab itu untuk data yang diolah untuk hipotesis penelitian bukan nilai pretest tetapi nilai posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Hasil Post test

Post test dilakukan untuk masing-masing kelas sesudah dilakukan model pembelajaran.

Untuk kelas eksperimen digunakan model pembelajaran Cooperative Script dan kelas kontrol digunakan model pembelajaran konvensional. Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan statistik pada kedua kelas sampel tersebut sehingga diperoleh rata-rata, standar deviasi dan varians untuk hasil belajar sejarah kelas eksperimen dan kelas kontrol, dari perhitungan tersebut terlihat perbedaan hasil belajar. Rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu kelas eksperimen 76,88 dan kelas kontrol 71,30. Hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 2. Perbandingan Nilai Postest kelas Eksperimen dan kelas Kontrol

Kelas N Rata-rata S Ss Eksperimen 27 76,88 3,98 15,87 Kontrol 34 71,30 5,16 26,65 Sumber: Pengolahan Data Primer 2014

Dari tabel di atas terlihat bahwa rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol disebabkan karena pada kelas eksperimen siswa dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran sejarah dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Script. Setelah dilakukan perhitungan rata-rata diketahui bahwa kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol, berarti skor anak menjawab soal sejarah yang diberikan pada kelas eksperimen lebih banyak betul (skor lebih tinggi) dari pada rata-rata kelas kontrol, namun standar deviasi kelas eksperimen lebih rendah dari kelas kontrol artinya skor siswa pada kelas eksperimen lebih homogen (rangenya lebih kecil) dari pada kelas kontrol.

Hasil post test mata pelajaran sejarah kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3. Rata-rata hasil post test kelas eksperimen dan kelas kontrol

Nilai

Kelas Eksprimen

(XI IPS 1) Krite

ria Nilai

Kelas Kontrol ( XI IPS

3)

Krite ria

F % F %

67,57 1 3,70 TT 59,46 1 2,94 TT 72,97 8 29,63 TT 64,86

9 26,47 TT 75,68 5 18,52 T 67,57 1 2,94 TT 78,38 5 18,52 T 70,27 5 14,71 TT 81,08 6 22,22 T 72,97 2 5,88 TT

83,78 2 7,41 T

75,68 1

4 41,18 T 78,38 2 5,88 T Jumlah 2

7

100 3

4 100

Mean 76,88 Mean 71,30

SD 3,98 SD 5,16

Sumber: Pengolahan Data Primer 2014 Berdasarkan Tabel di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata hasil belajar mata pelajaran sejarah kelas eksperimen yaitu kelas XI IPS 1 adalah 76,88. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 83,78 diperoleh oleh 2 orang dan nilai terendah adalah 67,57 diperoleh oleh 1 orang.

Jumlah siswa yang mencapai KKM adalah 18 orang dan siswa yang nilainya dibawah KKM berjumlah 9 orang. Rata-rata hasil belajar mata pelajaran sejarah kelas kontrol yaitu kelas XI IPS 3 adalah 71,30 dengan nilai tertinggi 78,38 diperoleh oleh 2 orang dan nilai terendah adalah 59,64 diperoleh oleh 1 orang. Jumlah siswa yang mencapai KKM adalah 16 orang dan dibawah KKM adalah berjumlah 18 orang.

Dengan melihat rata-rata hasil belajar mata pelajaran sejarah kedua kelas sampel, terlihat bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.

2. Uji Syarat Hipotesis Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah sampel berasal dari data yang berdistribusi normal atau tidak. Untuk melihat hal tersebut maka dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors. Dari pengujian yang telah dilakukan pada taraf signifikan α =0,05 didapat harga Lhit untuk Kelas Eksprimen dan kontrol yang dapat dilihat pada tabel 7

(5)

Tabel.4 Nilai Lhitung dan Ltabel untuk Nilai Pre test

Kelas Lhit LTabel Keterangan Eksprimen 0,1648 0,171 Normal

Kontrol 0,1580 0,161 Normal Sumber: Data Olahan 2014

Dari Tabel di atas dapat diketahui bahwa Lhit untuk kelas Eksprimen adalah 0,1648 dengan L tabel sebesar 1,171 dan kelas kontrol adalah 0,1580 dengan Ltabel adalah 0,161. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa Lhit lebih kecil dari Ltab sehingga data berdisitribusi normal.

Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk melihat apakah kedua kelas sampel mempunyai varians yang homogen atau tidak. Hasil dari perhitungan uji homogenitas didapatkan nilai 1,67. Kesimpulan yang dapat diambil dari uji homogenitas adalah F hit< F(max)tab sehingga varians kedua kelas sampel homogen. Hasil dari perhitungan uji homogenitas nilai hasil belajar kedua kelas sebagai berikut Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada pada tabel 8 berikut ini:

Tabel. 5. Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kategori Fhit F(max) tabel α

=0,05

Kesimpulan

Tes 1,67 1,82 Homogen

Sumber: Data Olahan 2014

Hasil dari perhitungan uji homogenitas didapatkan nilai F hitung = 1,67, sementara nilai F tabel pada taraf signifikan α = 0,05 adalah 1,82. Kesimpulan yang dapat diambil dari uji homogenitas adalah F hit < F(max)tab sehingga varians kedua kelas sampel homogen.

3. Uji Hipotesis

Untuk menarik kesimpulan dari hasil penelitian, maka di lakukan uji hipotesis secara statistik yaitu dengan menggunakan uji t terhadap nilai skor postest yang diperoleh. Uji t ini bertujuan untuk mengetahui apakah pencapaian hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Sebelum dilakukan uji hipotesis, dilakukan Uji Normalitas dan Homogenitas karena syarat Uji t adalah sampel berasal dari data yang berdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen.

Tabel 6. Uji Hipotesis Kelas Eksprimen dan Kelas Kontrol

Kategori Thit Ttabel α

=0,05

Kesimpulan

Tes 4,76 1,67 Ho Ditolak Sumber: Data Olahan 2014

Berdasarkan perhitungan Uji t untuk hasil belajar sejarah sejarah pada kedua sampel pada taraf signifikan α = 0,05 diperoleh thitung = 4,76 dan ttabel = 1,67 sehingga thit > ttabel. maka hipotesa penelitian yang berbunyi Terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan model pembelajaran Cooperative Script terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah kelas XI IPS tahun ajaran 2014/2015 SMA N 2 Koto XI Tarusan dapat diterima.

Pembahasan

Dari hasil pengujian, rata-rata hasil pre test siswa dari kelompok eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan hasil rata –rata siswa dari kelompok kontrol berasal dari populasi berdistribusi normal maka dapat dikatakan bahwa siswa dari kelompok eksperimen dan siswa dari kelompok kontrol memiliki kemampuan awal yang sama. Rata- rata hasil post test kelas eksperimen adalah 76,68 dan rata-rata kelas kontrol adalah 71,30.

Hasil uji thitung adalah 4,76 dengan taraf nyata 0.05 diperoleh ttabel 1.67 maka thitung > t tabel yang berarti hipotesis diterima.

Berdasarkan hasil di atas, maka dapat disimpulkan model pembelajaran Cooperative Script berpengaruh terhadap hasil belajar, dimana hasil belajar yang diperoleh yang lebih tinggi pada kelas eksperimen dibandingkan kelas kontrol, dengan begitu hipotesis alternatif (H1) diterima.

Pembelajaran Cooperative Script adalah suatu model pembelajaran bahwa siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari. Jadi, model pembelajaran Cooperative Script merupakan penyampaian materi ajar kepada siswa yang kemudian diberikan kesempatan kepada siswa untuk membacanya sejenak dan memberikan atau memasukan ide-ide atau gagasan-gagasan baru kedalam materi ajar yang diberikan guru, lalu siswa diarahkan untuk menunjukan ide-ide pokok yang kurang lengkap dalam materi yang ada secara bergantian sesama pasangannya masing-masing.

Model pembelajaran Cooperative Script merupakan suatu strategi yang efektif bagi siswa untuk mencapai hasil akademik dan sosial

(6)

termasuk meningkatkan prestasi, percaya diri dan hubungan interpersonal positif antara satu siswa dengan siswa yang lain. Model pembelajaran Cooperative Script banyak menyediakan kesempatan kepada siswa untuk membandingkan jawabannya dan menilai ketepatan jawaban, sehingga dapat mendorong siswa yang kurang pintar untuk tetap berbuat (meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa). Model pembelajaran ini memudahkan siswa melakukan interaksi sosial, sehingga mengembangkan keterampilan berdiskusi, dan siswa bisa lebih menghargai orang lain.

Dari hasil penelitian di atas terlihat bahwa pembelajaran model pembelajaran Cooperative Script dapat meningkatkan keefektifan pelaksanaan pembelajaran, dalam hal ini bahwa materi yang terlalu luas cakupannya dapat dibagikan siswa untuk mempelajarinya melalui kegiatan diskusi, membuat rangkuman, menganalisis materi baik yang berupa konsep maupun aplikasinya. Materi pembelajaran yang diperoleh oleh siswa memiliki cakupan yang lebih luas, karena siswa akan mendapatkan transfer informasi pengetahuan dari pasangannya untuk materi yang tidak dipelajarinya di kelas. Disamping itu model pembelajaran Cooperative Script dapat melatih keterampilan berpikir kritis siswa, dalam menganalisis, merangkum, dan melalui kegiatan diskusi siswa akan terlatih menggunakan kemampuan berpikir kritisnya untuk memperoleh pengetahuan melalui pembelajaran yang dirancang pada Cooperative Script.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa model Cooperative Script dalam pembelajaran memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Koto XI Tarusan, hal ini terlihat dari rata-rata hasil belajar adalah kelas eksperimen adalah 76,68 dengan standar deviasinya 3,98 dan rata-rata kelas kontrol adalah 71,30 dengan standar deviasinya 5,16. Hasil uji thitung adalah 4,76 dengan taraf nyata 0.05 diperoleh ttabel 1.67 maka thitung > t tabel yang berarti hipotesis diterima.

DAFTAR PUSTAKA

Mahisa Alit. 2002. Pembelajaran Kooperatif, Apa dan Bagaimana. Cirebon: SD Negeri 2 Bungko Lor

Suharsimi Arikunto. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Asri Budiningsih.2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT.Rineka Cipta Syaiful Djamarah Bahri dan Aswan Zain.1996.

Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: PT.

Rineka Cipta

Hadi Sutrisno. 2007. Statistik. Yogyakarta: Andi Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif.

Medan: Media Persada

Jalius Ellizar. 2009. Pengembangan Program Pembelajaran. Padang : UNP Press Latisma. 2011. Evaluasi Pendidikan. Padang:

UNP Press

Oemar, Hamalik.2001. Proses belajar mengajar.Jakarta : Bumi Aksara

Slameto. 2013. Belajar dan Faktor – faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Raja Grafindo

Nana Sudjana. 2001. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sudjana. 2002. Metode Statiska. Bandung:

Tarsito

Sukardi. 2003. Metedologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta : Bumi Aksara

Muhibbin Syah,. 2003. Psikologi Belajar.

Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengolahan data diperoleh kesimpulan bahwa model pembelajaran cooperative learning memberikan pengaruh yang lebih signifikan dibandingkan dengan model langsung

Berdasarkan analisis data dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan media pembelajaran berbasis film memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil

a) Bagi peneliti: menambah keterampilan untuk menerapkan model pembelajaran cooperative script. b) Bagi guru: sebagai alternatif model pembelajaran yang dapat

penarikan kesimpulan 0,03 ˂ 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran Cooperatif Script terhadap.

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa Penerapan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: (1) Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan penggunaan model cooperative learning tipe jigsaw dan

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa persepsi manfaat memiliki pengaruh yang positif dan signifikan

Pengertian Model Pembelajaran Cooperative Script Pembelajaran cooperative Script adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berpasangan untuk bekerja sama saling membantu mengkonstrusi