• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN

N/A
N/A
Sobary Arman

Academic year: 2025

Membagikan "PENDAHULUAN"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

- DIPLOMASI = Hubungan antar negara yang prakteknya menjadi sebuah kebijakan politik luar negeri yang dimaksudkan untuk memperjuangkan kepentingan nasional suatu negara.

- Diplomasi biasa dilakukan dengan adanya perundingan-perundingan yang membahas hal-hal spesifik pada masalah yang lebih luas, fungsi diplomasi sendiri adalah menjadi representasi eksistensi sebuah negara, proteksi terhadap kepentingan nasional, observasi dan pelaporan tentang tema-tema strategis yang berpengaruh pada kepentingan nasional, dan mempromosikan political will pemerintahan sebuah negara, dan menegosiasikan kepentingan sebuah negara dengan pihak lain.

- Militer menjadi salah satu instrument dalam diplomasi, seperti halnya dalam fungsi Angkatan Laut selain pertahanan dan polisionil. Diplomasi dilekatkan pada Angkatan Laut dikarenakan kapal perang merupakan representasi negara di manapun kapal itu berlayar.

DIPLOMASI ANGKATAN LAUT

- Dikenal dua istilah dalam diplomasi Angkatan Laut, yaitu: gunboat diplomacy (diplomasi kapal perang) dan naval diplomacy (diplomasi Angkatan Laut)

- Menurut James Cable, gunboat diplomacy adalah senjata yang digunakan oleh pihak yang kuat terhadap pihak yang lemah, namun kekuatannya tidak terletak pada kekuatan potensial, tetapi pada kebisaan untuk mengaplikasikan kekuatan yang tepat (appropriate force) terhadap isu yang menjadi subyek perbedaan kedua belah pihak. Walaupun konstelasi geopolitik dunia kini telah berubah dibandingkan era Perang Dingin, akan tetapi praktek diplomasi Angkatan Laut melalui penggunaan kekuatan tetap ditempuh oleh berbagai negara di dunia - Diplomasi Angkatan Laut yang dilaksanakan oleh Angkatan Laut berada

dalam bingkai kebijakan luar negeri. Penyebaran kekuatan laut dalam hal ini kapal perang senantiasa diarahkan untuk mendukung kebijakan luar negeri pemerintah. Menurut Corbett, strategi Angkatan Laut harus terkait dengan kebijakan luar negeri." Corbett sangat sadar dengan fakta bahwa perang adalah tindakan politik dan fungsi pertama dari armada Angkatan Laut adalah "Untuk mendukung atau merusak upaya diplomasi

- Oleh karena itu suatu negara harus bisa menciptakan keselarasan dalam kebijakan luar negeri dan kebijakan pertahanan sehingga dapat terciptanya strategi keamanan nasional. Dengan kata lain diplomasi angkatan laut dituntun oleh strategi keamanan nasional.

- Diplomasi angkatan laut memiliki dua karakter, yaitu Catalytic force yakni sifat diplomasi Angkatan Laut di mana kekuatan yang dilibatkan yaitu kapal perang memiliki sifat katalis yang sesuai dengan kebutuhan operasional, Expressive force adalah karakter kekuatan kapal perang yang melaksanakan diplomasi Angkatan Laut, yang mana kapal perang itu digunakan untuk menekankan sikap-sikap dari negara yang bersangkutan.(mengandung unsur ancaman)

DIPLOMASI ANGKATAN LAUT DALAM SEJARAH INDONESIA DIPLOMASI DI PERAIRAN CIREBON

- Diplomasi angkatan laut menjelang perjanjian linggarjati di Perairan Cirebon pada bulan November 1946. Delegasi Inggris pimpinan Lord Killearn menumpang fregat HMS Veryan Bay-K661 menuju Perairan Cirebon dan melanjutkan perjalanan darat ke Linggarjati. Kapal tersebut lego jangkar sekitar tiga mil dari pantai yang menurut TZMKO, wilayah tersebut masuk wilayah internasional. Delegasi Inggris menghormati hukum laut yang berlaku di Indonesia dengan bersedia diangkut oleh sekoci-sekoci ALRI menuju pelabuhan Cirebon yang memang tidak bisa dirapati oleh kapal-kapal dengan bobot lebih dari 1000 ton. Dari sana mereka diantar dengan mobil ke Linggarjati dan ditempatkan di rumah yang terletak dekat dengan rumah penginapan SutanSjahrir.

(2)

- Delegasi Belanda yang dipimpin Wim Schermerhorn menggunakan pesawat amfibi Catalina dan menginap di destroyer Hr.Ms. Banckert yang juga lego di lepas Pantai Cirebon tidak jauh dari tempat kapal Inggris membuang sauh. Karena berada di wilayah yurisdiksi maritim RI, kapal Gadjah Mada bermaksud menjemput delegasi Belanda tersebut. Komandan kapal Belanda menolak delegasinya diangkut oleh kapal bendera ALRI Pangkalan Cirebon tersebut. Penolakan ini menimbulkan ketegangan diantara kedua kapal tersebut. Sejumlah pejabat RI yang berada di kapal Gajah Mada yaitu Menteri Pertahanan RI Amir Syarifudin, Menteri Kemakmuran RI AK Gani dan Komandan ALRI Pangkalan Cirebon Kolonel Laut HP Simanjuntak berhasil meyakinkan pemimpin delegasi Belanda Willem Schermerhorn dan Letnan Gubernur Jendral Van Mook bahwa dermaga dan kota Cirebon dipenuhi orang-orang pro Republik anti Belanda dan delegasi Belanda hanya aman bila dikawal oleh kapal ALRI

- Pesan yang diberikan kepada pihak Belanda dan Inggris saat itu adalah RI memiliki kedaulatan wilayah perairan Cirebon dan peristiwa ini menandai keberhasilan diplomasi angkatan laut pertama dalam sejarah Indonesia.

KRI DEWA RUCI

- ALRI memulai tradisi pelayaran muhibah dengan operasi yang bersandi Kartika Jala Krida (KJK) yang sebenarnya merupakan pelayaran pelatihan untuk para taruna Taruna AAL. Pelayaran ini sekaligus mengemban misi diplomasi memperkenalkan Indonesia pada negara – negara yang dikunjunginya. Operasi KJK pertama tahun 1957 mengunjungi Pulau Christmas dan Singapura.

Operasi KJK kedua pada tahun 1958 mengunjungi Malaysia, Thailand dan Vietnam. Operasi KJK tahun 1959 mengunjungi Vietnam dan Kamboja.

- Pada tahun 1964 ALRI menggelar Operasi Sang Saka Jaya keliling dunia. Kapal ini mengemban tugas diplomasi untuk memperkenalkan Indonesia pada 13 negara yang dikunjunginya. Setiap kali Dewaruci singgah di pelabuhan suatu kota atau negara, setiap itulah para kru Dewaruci menjadi duta Indonesia, memperkenalkan segala tentang Indonesia.

- kapal ini juga mengikuti serangkaian kegiatan dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Amerika Serikat yaitu tall ship race Operation Sail 1964 dengan rute Bermuda-New York dan Fleet Review 1964 di Sungai Hudson1. Presiden Sukarno menamakan pelayaran tersebut dengan dengan nama Pelayaran Revolusioner yang membawa pesan sikap anti kolonialisme Indonesia kepada dunia.

-

1 C. Kowaas. Sang Saka Melanglang Djagad,Jakarta: Pusat Penerangan Angkatan Laut,1964, hal. 167-185.

Referensi

Dokumen terkait

Bentuk strategi diplomasi militer Indonesia yang selanjutnya yaitu melalui Naval Diplomacy atau diplomasi angkatan laut berupa Coalition Building yang dapat dilakukan melalui

Ketentuan tentang perlindungan dan pelestarian lingkungan laut dalam Konvensi Hukum Laut 1982 tersebut tidak berlaku bagi kapal perang (warship), kapal bantuan (naval

Garis besar pemaparan essay ini terkait dengan diplomasi politik luar negeri Indonesia yang menjadi kunci penting serta peran angkatan perang

laut telah memiliki armada yang terdiri dari 28 buah kapal perang dengan.. bobot total 1470 ton dan 24 buah kapal torpedo dengan bobot total

Konsep peperangan adn operasi – opersai gerilnya implementasikan selama perang kemerdekaan menghadapi aksi polisionalis Belanda yang memiliki kekuatan angkatan bersenjata

Terkait dengan hibah kapal selam Rusia ke Indonesia, dapat menambah kekuatan militer Angkatan laut Indonesia dalam merebut kembali Irian Barat sebagai bagian dari NKRI.. Hal ini

Usaha pemerintah untuk menumpas pemberotakan PPRI PERMESTA Pemerintah membentuk operasi gabungan dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan Angkatan Perang RI APRI untuk

Satgas Maritim TNI melaksanakan naval diplomacy P melalui penggunaan kapal perang yang memiliki kualitas dan kuantitas relevan sebagai instrumen diplomasi Q dalam rangka mewujudkan