• Tidak ada hasil yang ditemukan

E-PAPER PERPUSTAKAAN DPR RI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "E-PAPER PERPUSTAKAAN DPR RI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

E-PAPER

PERPUSTAKAAN DPR RI

Telepon : (021) 5715876, 5715817, 5715887 Fax : (021) 5715846

e-mail: [email protected]

Follow us @perpustakaandpr Become a Fan Perpustakaan DPR RI

http://perpustakaan.dpr.go.id http://epaper.dpr.go.id

Kamis 22 April 2021

No. Judul Surat Kabar Hal.

1. Defisit APBN Rp144,2 Triliun di Kuartal I/2021, Wamenkeu Tegaskan Semua Terkendali

Bisnis Indonesia -

2. Kuartal I 2021 Belanja Negara Capai Rp523 Triliun, Tumbuh 15,6 Persen Bisnis Indonesia -

3. Berharap Terbaik untuk 53 Awak KRI Nanggala Jakarta Post 1

4. Pahami Perasaan Keluarga, Presiden Jokowi Instruksikan Prioritas Utama Keselamatan 53 Awak

Kompas 0

5. Puspen TNI: Seluruh Sumber Daya Dikerahkan untuk Pencarian KRI Nanggala Kompas 0

6. Tantangan Berat Indonesia Menuju Poros Maritim Dunia Kompas 0

7. Tenggelamnya KRI Nanggala Sinyal Darurat Peremajaan Alutsista Kompas 0 8. Tim Pencari KRI Nanggala Temukan Obyek dengan Kemagnetan Tinggi Kompas 0

9. Tenggelamnya KRI Nanggala-402, ”Tabah sampai Akhir” Kompas 3

10. BI akan Perkuat Holding Bisnis Pesantren Republika -

(2)

Kamis, 22 April 2021 Bisnis Indonesia Hal. -

Sementara itu, pembiayaan anggaran realisasinya Rp323 triliun atau 32,1 persen terhadap PDB. Angka ini naik 282,1 persen dibandingkan tahun lalu. Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengatakan bahwa anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) hingga kuartal I/2021 mengalami defisit Rp144,2 triliun. Jika dipersentasekan, angkanya 0,82 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Sedangkan disandingkan sampai bulan Februari, tambah Suahasil, nilainya 0,6 persen. “Jadi ini semua masih di dalam koridor yang bisa kita kontrol dan akan kita pantau terus,” katanya pada konferensi pers APBN Kita Edisi April 2021 secara virtual, Kamis (22/4/2021). Sementara itu, pembiayaan anggaran realisasinya Rp323 triliun atau 32,1 persen terhadap PDB. Angka ini naik 282,1 persen dibandingkan tahun lalu. Suahasil menjelaskan bahwa pendapatan negara hingga Maret mencapai Rp378,8 trilun atau 21,7 persen terhadap target APBN. Realisasi ini tumbuh 0,6 persen dibandingkan tahun lalu. “Kita ingat konteksnya Maret tahun lalu ada Covid-19 dan Januari-Februari belum ada pandemi. Namun pendapatan negara bisa tumbuh,” jelasnya. Di sisi lain, belanja negara pun naik lebih besar, yaitu 15,6 persen dari tahun lalu. Hingga kuartal I/2021, realisasinya Rp523 triliun atau 19 persen dari target APBN. Dengan begitu, keseimbangan primer mengalami minus Rp65,8 triliun atau 10,4 persen dari APBN. Realisasi ini tumbuh 2.933,7 persen dibandingkan tahun lalu.

(3)

Kamis, 22 April 2021 Bisnis Indonesia Hal. -

Sri menjelaskan bahwa dari realisasi tersebut, terdiri atas belanja kementerian/lembaga (K/L)yang tumbuh 41,2 persen yakni dari Rp142,8 triliun menjadi Rp201,6 triliun. Sedangkan belanja non-K/L naik 9,9 persen dari Rp135 triliun menjadi Rp148,5 triliun. Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) masih berperan sentral dalam mendorong pemulihan ekonomi di tengah pandemi. “Belanja negara hingga Maret sebesar Rp523 triliun atau tumbuh 15,6 persen secara year on year [tahunan],” katanya pada konferensi pers APBN Kita Edisi April 2021, Kamis (22/4/2021). Sri menjelaskan bahwa dari realisasi tersebut, terdiri atas belanja kementerian/lembaga (K/L)yang tumbuh 41,2 persen yakni dari Rp142,8 triliun menjadi Rp201,6 triliun. Sedangkan belanja non-K/L naik 9,9 persen dari Rp135 triliun menjadi Rp148,5 triliun. Kemudian, komponen belanja lainnya yakni transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) tercatat turun 0,9 persen yakni dari Rp174,5 triliun menjadi Rp173 triliun. Penurunan ini disebabkan realisasi transfer ke daerah yang lebih rendah 2,9 persen menjadi Rp162,4 triliun pada Maret 2021 dari sebelumnya Rp167,3 triliun. Adapun untuk dana desa masih tercatat tumbuh 46,3 persen dari Rp7,2 triliun menjadi Rp10,6 triliun. Lebih lanjut, untuk belanja K/L, terdiri atas belanja modal yang didominasi proyek infrastruktur dasar dan konektivitas, belanja barang yaitu vaksinasi dan bantuan produktif, serta penyaluran berbagai bantuan sosial. Belanja non-K/L yaitu menfaat pensiun, subsidi energi, dan program prakerja. Lalu TKDD, komponen yang tumbuh positif adalah dana alokasi khusus, dana desa, dana bagi hasil, dan dana insentif daerah. Sementara itu, pembiayaan investasi tumbuh 85,4 persen yang ditujukan pada pencairan investasi pada LMAN dan digunakan untuk mendukung proyek strategis nasional. Kerja keras APBN melalui belanja, terang Sri, juga didukung oleh kinerja program-program penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional (PEN). “Realisasi PEN sampai dengan tanggal 16 April mencapai Rp134,1 triliun atau 19,2 persen dari pagu,” jelasnya.

(4)

Kamis, 22 April 2021 Jakarta Post Hal. 1

KRI Nanggala-402 yang hilang di perairan di utara Bali diduga mengalami ”black out” saat menyelam. Pencarian dioptimalkan dan harapan terbaik disematkan untuk 53 awak kapal itu. Oleh TIM KOMPAS JAKARTA, KOMPAS — Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut mengerahkan sejumlah kapal perang berteknologi tinggi untuk mencari kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang di perairan utara Pulau Bali, Rabu (21/4/2021) pagi. Angkatan Laut Singapura dan Australia turut membantu dengan mengerahkan kapal penyelamat untuk kapal selam. Berbagai pihak berharap pencarian dan penyelamatan kapal berikut 53 awaknya itu membuahkan hasil yang terbaik. Kapal selam produksi Jerman tahun 1979 itu ditengarai mengalami mati listrik total (black out) saat penyelaman sehingga kapal tersebut diperkirakan jatuh di palung, di kedalaman sekitar 700 meter dari permukaan laut. Berdasarkan informasi dari Dinas Penerangan TNI AL, terdapat 53 awak kapal yang terdiri dari 49 anak buah kapal, 1 komandan satuan, dan 3 personel arsenal. Komandan KRI tersebut adalah Letkol Laut (P) Heri Octavian, yang telah setahun menjabat. Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto saat dihubungi Kompas, Rabu, mengatakan, kapal selam diperkirakan hilang di perairan sekitar 60 mil atau sekitar 95 kilometer dari utara Pulau Bali, sekitar pukul 03.00 WIB, Rabu. Kapal diduga berada di palung, di kedalaman sekitar 700 meter dari permukaan laut. ”Baru izin menyelam, setelah diberi clearance (persetujuan), langsung hilang kontak,” kata Panglima TNI. KRI Nanggala-402 berada di utara Bali untuk ikut dalam skenario latihan penembakan torpedo. Semula sejumlah wartawan akan dilibatkan untuk meliput latihan itu, tetapi rencana ini lantas dibatalkan. Latihan yang menurut rencana dihadiri Panglima TNI dan Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana Yudho Margono itu akan digelar pada Kamis (22/4/2021). Kepala Dinas Penerangan TNI AL Marsekal Pertama Yulius Widjojono menambahkan, KRI Nanggala-402 mendapat izin menyelam untuk melaksanakan latihan penembakan torpedo. Setelah hilang kontak, sejumlah kapal perang, yaitu KRI Raden Eddy Martadinata, KRI I Gusti Ngurah Rai, dan KRI Diponegoro, dikerahkan ke lokasi untuk melakukan pencarian dengan menggunakan sonar aktif. ”Pukul 07.00 dilaksanakan pengamatan udara dengan helikopter, ditemukan tumpahan minyak di sekitar posisi menyelam,” ujar Yulius.

Temuan ini bisa terjadi karena kerusakan tangki bahan bakar minyak kapal selam akibat tekanan air laut atau bisa juga bentuk pemberian sinyal posisi dari KRI Nanggala. Selanjutnya, sejumlah kapal perang berteknologi tinggi diinstruksikan untuk bergerak ke lokasi penyelaman KRI Nanggala. Kemarin pada pukul 14.00, KRI Rigel diberangkatkan dari Jakarta untuk mencari KRI Nanggala. Menurut Hadi Tjahjanto, KRI Spica juga dikerahkan. Keduanya merupakan kapal survei hidro oseanografi termodern di Asia Tenggara. Kapal itu memiliki wahana selam buatan Konigsberg dengan jangkauan kedalaman 1.000 meter, echo sounder, dan berbagai perlengkapan lainnya. Kedua kapal survei itu pernah dilibatkan dalam misi SAR pesawat Sriwijaya Air yang jatuh di Kepulauan Seribu, 9 Januari 2021. Selain kedua kapal tersebut, dikerahkan pula KRI Pulau Rengat yang merupakan kapal penyapu ranjau. Tak hanya armada TNI AL, Yulius mengatakan, Angkatan Laut Singapura dan Australia mengerahkan pula kapal bantuan. Hadi menyebutkan kedua negara mengerahkan kapal penyelamat untuk kapal selam. Kapal tersebut kini dalam perjalanan ke titik kejadian. Analisis sementara Dari analisis sementara, menurut Yulius, ada kemungkinan kapal mengalami black out saat menyelam statis. Hal itu membuat kapal tak terkendali dan tak dapat melaksanakan prosedur kedaruratan. Akibatnya, kapal jatuh di kedalaman 600 sampai 700 meter dari permukaan laut. Seharusnya, terdapat tombol darurat agar kapal selam dapat timbul ke permukaan. Sebelum berlayar, kapal selam yang masuk ke jajaran armada TNI AL pada 1981 tersebut sudah dipastikan dalam kondisi siap berlayar. KRI Nanggala adalah kapal selam tipe 209 buatan Howaldtswerke-Deutsche Werft (HDW), Kiel, Jerman Barat. Kapal itu dipesan pada 1977 bersama satu kapal selam lain dengan tipe sama yang kemudian dinamai KRI Cakra-401. KRI Nanggala-402 tiba di Indonesia pada 1981 untuk memperkuat armada kapal selam Indonesia. Catatan Kompas, pada 2005, sejumlah pengamat telah menyampaikan masukan perlunya peremajaan dan penguatan armada kapal selam Indonesia. Saat itu, tinggal KRI Cakra-401 dan KRI Nanggala-402 yang beroperasi dengan cakupan wilayah mencapai 5,8 juta kilometer persegi wilayah laut Indonesia dengan lebih dari 81.000 kilometer panjang garis pantai serta lebih dari 17.500 pulau. Ditambah lagi, usia kedua kapal sudah tergolong tua. Dalam perjalanannya, KRI Nanggala telah menjalani dua perbaikan besar di Korea Selatan pada 2006 dan 2011. Selanjutnya, sepanjang 2017 sampai 2018, Indonesia menambah tiga kapal selam. Dua buatan Korea Selatan dan satu lagi joint production yang dibuat di PT PAL dengan transfer teknologi dari Korea. Mendoakan pencarian Atas musibah yang menimpa KRI Nanggala, masyarakat mendoakan kelancaran dan kesuksesan operasi pencarian dan pertolongan. Ini salah satunya dilakukan umat Katolik dari Paroki Salib Suci Tropodo, Sidoarjo, Jawa Timur. Salah satu awak KRI Nanggala diketahui menantu dari Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Vincentius Totok Noerwasito. Keluarga menanti perkembangan informasi pencarian dan pertolongan (SAR) terhadap KRI Nanggala. Salah satu anggota keluarga dari personel TNI AL yang berada di kapal selam mengatakan, telah memperoleh informasi dari pihak TNI AL bahwa lokasi kapal selam telah diketahui. Keluarga yang tinggal di Surabaya ini pun diminta untuk berdoa dan bersabar. Pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie berpandangan, insiden hilangnya KRI Nanggala merupakan peristiwa yang memprihatinkan. ”Saya berharap semuanya akan baik-baik saja karena masih terdeteksi adanya pergerakan di bawah laut meski lemah, hanya 2,5 knot,” ujarnya. Direktur Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi menilai, dengan luasnya perairan Indonesia, idealnya Indonesia memiliki 12 kapal selam. Ini dibutuhkan untuk operasi keamanan atau tempur. Namun, karena keterbatasan anggaran, kapal selam berusia tua masih dipergunakan, dan yang bisa dilakukan hanya meremajakannya.

(EDN/GER/BRO/NAD/LAS)

(5)

Kamis, 22 April 2021 Kompas Hal. 0

Hari kedua tenggelamnya KRI Nanggala-402 di perairan utara Bali, Presiden Jokowi meminta agar upaya pencarian dilakukan sekuat tenaga. Prioritas utama pencarian adalah menyelamatkan 53 awak kapal selam TNI AL. P Oleh NINA SUSILO JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo meminta upaya pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 dilakukan sekuat tenaga. Prioritas utama dari upaya ini adalah menyelamatkan 53 awak kapal. Presiden Joko Widodo menyampaikan telah memerintahkan Panglima Tentara Nasional Indonesia, Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Kepala Badan SAR Nasional, dan instansi lain untuk mengerahkan segala kekuatan untuk mencari KRI Nanggala-402 dan menyelamatkan awak kapal. ”Prioritas utama adalah keselamatan 53 awak kapal,” ujarnya dalam keterangan pers yang disampaikan secara daring, Kamis (22/4/2021) sore, dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. Kapal selam KRI Nanggala-402 dinyatakan hilang dalam misi latihan di perairan utara Pulau Bali, Rabu (21/4/2021) dini hari lalu. Dalam latihan ini, KRI Nanggala-402 membawa 49 anak buah kapal, seorang komandan satuan, dan tiga personel senjata. Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan Kepala Staf TNI AL Laksamana Yudho Margono sebelumnya melaporkan kejadian ini kepada Presiden Jokowi. Panglima TNI dan KSAL pun memimpin langsung upaya pencarian di lapangan. Kapal survei KRI Rigel dikerahkan juga dalam misi SAR ini. Selain itu, TNI AL juga mengerahkan KRI Pulau Rengat, KRI Raden Eddy Martadinata, KRI I Gusti Ngurah Rai, dan KRI Diponegoro dengan menggunakan sonar aktif di sekitar lokasi penyelaman KRI Nanggala-402.

Beberapa helikopter juga dikerahkan untuk melakukan pencarian dari udara. Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal) Laksamana Pertama Julius Widjojono menambahkan, misi pencarian sedang berlangsung dan bantuan dari Singapura sedang dalam perjalanan menuju titik yang diperkirakan menjadi lokasi tenggelamnya KRI. ”Prosedur ISMERLO atau International Submarine Escape and Rescue Liaison Office sudah dilakukan dan mendapat respons dari Singapura dan Australia,” ujarnya.

Lebih jauh, Presiden Jokowi juga menyatakan memahami betul perasaan keluarga awak kapal. ”Sekali lagi, pemerintah akan terus mengupayakan yang terbaik untuk menyelamatkan semua awak kapal,” katanya. Presiden juga mengajak seluruh masyarakat mendoakan supaya upaya pencarian dan penyelamatan lancar. Tak hanya itu, diharapkan KRI Nanggala bisa ditemukan dan seluruh awak benar-benar selamat. KRI Nanggala semula ikut dalam skenario latihan penembakan rudal di Laut Bali. Latihan ini menurut rencana dihadiri Panglima TNI dan KSAL dan digelar Kamis ini. KRI Nanggala diduga tenggelam saat sedang geladi resik untuk latihan penembakan rudal. KRI Nanggala-402 hilang kontak dan tidak bisa dihubungi sekitar pukul 03.00. Saat itu, KRI Nanggala-402 telah mendapat izin menyelam untuk melaksanakan latihan penembakan torpedo.

Kerusakan tangki kapal selam Kadispenal dalam keterangannya, Rabu (21/4/2021) lalu, mengatakan, dari pengamatan udara dengan helikopter, ditemukan tumpahan minyak di sekitar posisi menyelam. Ini mengindikasikan kemungkinan terjadinya kerusakan tangki bahan bakar minyak karena tekanan air laut atau merupakan sinyal posisi dari kapal selam KRI Nanggala-402. KRI Nanggala-402 adalah kapal selam buatan Jerman Howald Deutche Werke (HDW) tahun 1977. Bersama KRI Cakra-401, KRI Nanggala-402 tiba di Indonesia pada 1981. Kadispenal mengatakan, kendati sudah berusia 30 tahun, kapal selam ini dalam kondisi material dan personel siap.

(6)

Kamis, 22 April 2021 Kompas Hal. 0

Puspen TNI mengklarifikasi informasi KRI Nanggala-402 telah ditemukan. Seluruh sumber daya TNI dan instansi lain dikerahkan untuk melakukan pencarian. Adapun kapal bantuan dari Singapura baru tiba pada 24 April. Oleh ANGGER PUTRANTO/IQBAL BASYARI DENPASAR, KOMPAS – Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut membuat dua posko crisis center pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 di Markas Komando Armada II Surabaya dan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Banyuwangi, Jawa Timur. Kedua posko crisis center digunakan sebagai pusat informasi pencarian kapal selam yang hilang kemarin. Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Achmad Riad saat jumpa pers di Denpasar, Bali, Kamis (22/4/2021), mengatakan, posko crisis center direncanakan berada di Markas Komando (Mako) Armada II Surabaya dan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Banyuwangi, Jawa Timur. Di kedua lokasi itu, TNI menyiapkan peralatan pendukung seperti alat komunikasi, chamber, dan ambulans untuk membantu evakuasi 53 awak kapal yang berada di KRI Nanggala-402.

”Mako Armada II sudah menyiapkan berbagai peralatan komunikasi agar bisa berkomunikasi langsung mendapatkan keterangan,” ujarnya. Klarifikasi informasi Saat jumpa pers, Achmad juga menyampaikan sejumlah temuan di sekitar lokasi pencarian KRI Nanggala. Namun data yang diperoleh belum cukup untuk mengidentifikasi posisi kapal saat ini. Pernyataan ini sekaligus disampaikan untuk mengklarifikasi sejumlah informasi yang beredar di publik bahwa KRI Nanggala telah ditemukan.

Riad menjelaskan, tim pencari yang terdiri atas lima KRI dan satu unit Helipanter HS 4211 terus melakukan pencarian di perairan utara Bali yang diduga menjadi lokasi hilangnya KRI Nanggala. Dari pantauan Helipanter HS 4211, ditemukan tumpahan minyak dan bau solar di posisi 7 derajat 49 menit 74 detik lintang selatan, 114 derajat 50 menit 70 detik bujur timur.

KRI Raden Eddy Martadinata-331 juga melaporkan tumpahan minyak di posisi 7 derajat 51 menit 92 detik lintang selatan, kemudian 114 derajat 5 menit 77 detik bujur timur. Kedua temuan tumpahan minyak itu berada dalam radius sekitar 150 meter.

Selain tumpahan minyak, KRI RE Martadinata-331 melaporkan telah mendeteksi pergerakan di bawah air dengan kecepatan 2,5 knot. Namun, belum bisa dipastikan bahwa pergerakan tersebut dari KRI Nanggala. ”(Tumpahan minyak dan pergerakan) Itu belum bisa digunakan sebagai dasar untuk menentukan lokasi KRI Nanggala,” kata Achmad. Ia mengatakan, saat ini, tim gabungan masih terus melakukan pencarian. Operasi pencarian melibatkan lebih dari 400 personil serta mengerahkan 5 KRI dan 1 unit helikopter. Bantuan juga dikerahkan oleh Badan SAR Nasional dan Balai Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan yang membawa peralatan pencarian menggunakan KN SAR Wisnu. Adapun kapal pencari kapal selam milik Angkatan Laut Singapura diperkirakan tiba pada 24 April, sedangkan kapal serupa dari Angkatan Laut Malaysia diperkirakan tiba pada 26 April. TNI juga mendapatkan tawaran bantuan pencarian kapal selam dari Amerika Serikat, Jerman, Perancis, Turki, India, Rusia, dan Australia. Tawaran bantuan ini masih didiskusikan oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dengan Kementerian Luar Negeri. ”Semua sumber daya peralatan akan kami kerahkan. Kami berharap mudah-mudahan bantuan bisa mempercepat untuk menemukan lokasi posisi KRI Nanggala-402,” ucap Achmad. Secara terpisah, salah satu istri prajurit TNI AL yang ikut dalam KRI Nanggala-402 masih belum mendapat informasi pasti tentang kondisi kapal yang ditumpangi suaminya tersebut. Ia berharap ada satu instansi yang dapat menjadi rujukan informasi terkait hilangnya KRI Nanggala-402. ”Sampai saat ini kami belum mendapat informasi dari sumber resmi. Kami hanya mendengar informasi simpang siur dari kerabat. Kami berharap ada crisis center yang bisa menjadi rujukan informasi,” tutur salah satu istri prajurit TNI AL yang enggan disebut namanya tersebut. Pantauan Kompas di sekitar Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi, dua KRI lebih dahulu muncul dari arah utara menuju ke Pelabuhan Tanjung Wangi. Kedua KRI itu ialah KRI Karel Satsuit Tubun 356 dan KRI Singa 651. Kedua kapal tersebut terpantau berada di Selat Bali pada Kamis (22/4/2021) sekitar pukul 08.20. Pada pukul 09.00, KRI Satsuit Tubun 356 sudah berhasil sandar di Pelabuhan Tanjung Wangi. Sejumlah awak kapal KRI Satsuit Tubun 356 tampak berdiri di anjungan saat hendak sandar di Pelabuhan Tanjung Wangi. Adapun KRI Singa 651 masih tampak berputar-putar di sekitar Selat Bali. Beberapa menit kemudian, KRI Layang 635 dan KRI Hiu 634 juga tampak di perairan Selat Bali. Belum ada pihak yang dapat dikonfirmasi terkait kedatangan kapal-kapal perang milik TNI AL tersebut. Namun sebelumnya, pihak TNI AL menyebutkan sejumlah kapal perang dikerahkan untuk membantu operasi pencarian dan penyelamatan. Seperti diberitakan sebelumnya, kapal selam KRI Nanggala-402 hilang di perairan utara Pulau Bali, Rabu (21/4/2021) pagi. Kapal selam produksi Jerman tahun 1979 itu ditengarai mengalami mati listrik total atau black out saat proses penyelaman sehingga kapal tersebut diperkirakan jatuh di palung, di kedalaman sekitar 700 meter dari permukaan laut.

(7)

Kamis, 22 April 2021 Kompas Hal. 0

Hilangnya kapal selam KRI Nanggala-402 di perairan utara Pulau Bali seharusnya dijadikan momentum bagi pemerintah memodernisasi alat utama sistem persenjataan. Selain soal modernisasi, juga jumlah alutsista di laut. Oleh NIKOLAUS HARBOWO JAKARTA, KOMPAS — Kejadian hilangnya kapal selam KRI Nanggala-402 di perairan utara Pulau Bali seharusnya menjadi momentum bagi Indonesia untuk memodernisasi alat utama sistem persenjataan atau alutsista matra laut.

Selain soal modernisasi alutsista, jumlah kapal yang jauh dari ideal juga perlu menjadi perhatian. Hal ini menjadi urgen jika Indonesia masih bermimpi menjadi poros maritim dunia. Seperti diberitakan sebelumnya, KRI Nanggala hilang di perairan utara Pulau Bali, Rabu (21/4/2021) pagi. Kapal selam produksi Jerman tahun 1979 itu ditengarai mengalami mati listrik total atau black out saat proses penyelaman sehingga kapal tersebut diperkirakan jatuh di palung, di kedalaman sekitar 700 meter dari permukaan laut. Dosen Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Wisnu Wardhana, saat dihubungi dari Jakarta, Kamis (22/4/2021), mengatakan, jika dilihat dari usianya, KRI Nanggala tergolong sudah uzur.

Teknologi kapal pun diyakini sudah jauh ketinggalan. ”Mau dengan maintenance (pemeliharaan) sebaik apa pun, kalau peralatan-peralatan yang di dalam itu masih menggunakan peralatan produk tahun 1980-an, ya, itu masih ketinggalan, ya sonarnya, ya radarnya, ya permesinannya, semuanya itu,” ujar Wisnu. Dari kejadian ini, menurut Wisnu, semua pihak harus memiliki kesepahaman bahwa modernisasi alutsista merupakan keharusan. Peremajaan kapal tidaklah cukup. Kapal selam, lanjutnya, harus mengikuti perkembangan teknologi terbaru. Apalagi, Indonesia harus bersaing dengan alutsista negara tetangga. Malaysia, misalnya, memiliki kapal selam Scorpene buatan Perancis. Kapal selam tersebut berteknologi senyap yang tinggi sehingga membuatnya sulit diketahui lawan. Scorpene juga diklaim memiliki teknologi radar yang bisa mendeteksi lawan dari jarak jauh. ”Kalau sebatas maintenance (pemeliharaan), kan, bagaimana kita mengakali barang itu sebaik mungkin sehingga masih bisa jalan. Nah, kan, enggak bisa begitu. Harus kapal selam modern. Nah, kita sekarang ini agak terlambat dan baru tersadarkan melalui kejadian (KRI Nanggala) ini,” ucap Wisnu. Poros maritim dunia Wisnu menilai, kejadian KRI Nanggala ini harus menjadi refleksi bagi pemerintah di tengah mimpi Indonesia menjadi poros maritim dunia. Indonesia yang memiliki wilayah perairan sangat luas tidak bisa hanya mengandalkan kapal apung, tetapi juga kapal selam. Di sisi lain, lanjut Wisnu, kapal selam yang ada hanya bisa menyelam di kedalaman 300 meter. Padahal, di perairan timur Indonesia, kedalaman laut bisa mencapai 1.500 hingga 2.000 meter. Alhasil, kapal selam asing yang memiliki kecanggihan lebih dari kapal selam Indonesia dapat bebas lalu lalang di perairan timur Indonesia. ”Mereka bisa melakukan apa saja kalau dia ada di bawah kita jauh. Nah, itulah yang saya khawatirkan, kita tidak bisa melindungi kedaulatan laut kita. Kita dibuat kucing-kucingan sama orang asing karena kita cuma bisa tenggelam 300 meter. Apa yang terjadi di kedalaman 1.000 meter, 1.500 meter, 2.000 meter, kita tidak bisa tahu. Jadi, kita diserang dari bawah pun, kita tidak bisa mendeteksi,” tutur Wisnu. Dari sini, Wisnu melihat, tantangan Indonesia menuju poros maritim dunia sangat berat. Apalagi, semua negara kini terus berlomba-lomba memodernisasi alutsista mereka. ”Jangan sampai, Indonesia sebagai poros maritim dunia itu betul-betul hanya mimpi dan tak bisa tercapai. Dari kejadian (KRI Nanggala) ini, saya pikir bisa menjadi momentum bagi kita untuk melakukan refleksi bagaimana kita menjaga kedaulatan negara, secara khusus laut kita, lewat alutsista yang canggih supaya tidak tertembus sedikit pun oleh kekuatan asing,” katanya. Identifikasi detail Sementara itu, melalui keterangan tertulis, Ketua DPR Puan Maharani menyampaikan, TNI harus menganalisis secara lebih detail kejadian hilangnya kontak KRI Nanggala tersebut. Pasalnya, ini adalah kejadian pertama dan diharapkan tidak terulang kembali. ”Agar diidentifikasi penyebabnya, apakah faktor usia kapal atau sebab lainnya. Jika karena usia kapal selam yang sudah tua, alutsista TNI AL harus dimodernisasi,” ujar Puan. Puan menjelaskan, TNI AL merupakan proyeksi kekuatan maritim di laut yang mengemban fungsi pertahanan di laut, penegakan hukum di laut, dan diplomasi. Selain itu, TNI AL juga merupakan elemen penting dalam strategi penangkalan (deterrence strategy) secara menyeluruh. Atas dasar itu, kata Puan, TNI AL membina unsur-unsur dari sistem senjata armada terpadunya agar memiliki kesiapan tempur yang tinggi dalam rangka menjamin kedaulatan dan keamanan di perairan yurisdiksi nasional Indonesia.

Pasalnya, sebagai salah satu negara kepulauan terbesar dunia, Indonesia sudah sepatutnya memiliki kapal selam dan alutsista lain yang modern. ”Agar mencapai kesiapan yang tinggi, TNI AL harus senantiasa melakukan modernisasi alutsista seiring dengan tuntutan tugas dan perkembangan lingkungan strategi,” ucap Puan.

(8)

Kamis, 22 April 2021 Kompas Hal. 0

Banyak alutsista TNI sudah uzur, sehingga sebaik apa pun perawatannya, tetap berisiko tinggi. Oleh NIKOLAUS HARBOWO JAKARTA, KOMPAS — Wakil Ketua Komisi I DPR Utut Adianto berpandangan kejadian hilangnya kapal selam KRI Nanggala-402 di perairan utara Pulau Bali, menjadi sinyal kuat bahwa peremajaan alat utama sistem pertahanan atau alutsista Indonesia sudah mendesak. Apalagi, ia melihat banyak alutsista Indonesia sudah uzur sehingga sebaik apa pun perawatannya, pengoperasian alat persenjataan itu tetap berisiko tinggi. ”Ini adalah sinyal jelas bahwa TNI kita, khususnya alutsista, perlu peremajaan. Kita tidak ingin melihat ini kembali terjadi. Kita tahu, baik angkatan laut maupun angkatan udara kita, misalnya, alutsista kita sudah pada tua dan rusak,” ujar Utut, dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Seperti diberitakan sebelumnya, KRI Nanggala-402 hilang di perairan utara Pulau Bali, Rabu (21/4/2021) pagi. Kapal selam produksi Jerman tahun 1979 itu ditengarai mengalami mati listrik total (black out) saat penyelaman sehingga kapal tersebut diperkirakan jatuh di palung, di kedalaman sekitar 700 meter dari permukaan laut. Utut menegaskan, kejadian yang menyangkut persoalan umur alutsista ini bukanlah pertama kali. Beberapa kali, pesawat Hercules milik TNI Angkatan Udara jatuh akibat usia pesawat yang sudah uzur. Misalnya, pesawat Hercules C-130 yang jatuh di Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumatera Utara, pada akhir Juni 2015, merupakan buatan Amerika Serikat tahun 1964. Setiap kasus seperti itu, kepiluan selalu menyelimuti masyarakat Indonesia karena korbannya adalah tentara-tentara terbaik Indonesia. Hal ini harus dijawab dengan langkah konkret. DPR ingin melihat TNI kuat dengan dibarengi alutsista yang juga modern. Ia pun berharap, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan para kepala staf angkatan segera duduk bersama dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Presiden Joko Widodo untuk merumuskan langkah ke depan soal alutsista Indonesia. ”Jadi, yang benar solusinya itu, ya, duduk bersama. Ini loh faktanya, berapa kemampuan keuangan negara, akan adakah perang konvensional? Kalau tidak, apa langkahnya. Ada yang berpendapat bahwa kita tidak akan ada perang secara konvensional, tetapi sikap kita apa?

Kalau orang seperti saya, khususnya fraksi kami, kita harus ready (siap) sebelum itu terjadi,” ucap Utut. Bantuan luar negeri Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen, melalui akun Facebook miliknya, mengatakan, kapal penyelamat MV Swift Rescue langsung dikerahkan ke Selat Bali pada Rabu (21/4/2021) sore, setelah TNI meminta bantuan mencari KRI Nanggala-402 yang hilang. Tim medis juga ditambahkan ke kru reguler. Ng menuturkan, lokasi operasi pencarian KRI Nanggala-402 terletak di dekat Bali, yang berjarak lebih dari 1.500 kilometer dan termasuk perairan dalam. ”Itulah sebabnya, MV Swift Rescue segera berlayar,” ujarnya. Menurut Ng, relasi bilateral antara Jakarta dan Singapura sangat erat dan telah terjalin selama bertahun-tahun. Ia menuturkan, selama ini militer kedua negara kerap menggelar latihan bersama. ”Sewajarnya saja kami melakukan apa pun yang bisa kami bantu di saat seperti ini,” katanya. Sebagaimana dikutip dari laman Kementerian Pertahanan Singapura, MV Swift Rescue merupakan Submarine Support and Rescue Vessel (SSRV) yang dioperasikan oleh Angkatan Laut Singapura. Kapal penyelamat ini memiliki panjang hingga 85 meter, lebar 18 meter, berat 4.300 ton, dan mampu mengangkut 27 kru. MV Swift Rescue mampu beroperasi di laut selama empat minggu. Kelebihan itu menjadikan MV Swift Rescue sebagai kapal yang tepat untuk operasi kompleks dan berjangka panjang. Sebagai kapal penyelamat, MV Swift Rescue dilengkapi dengan ruang perawatan hiperbarik dan dek helikopter. MV Swift Rescue juga menyediakan opsi perawatan darurat dan evakuasi. Ruang dekompresi dapat memuat 40 orang. MV Swift Rescue memiliki kapal selam penyelamat/Deep Search and Rescue Six (DSAR 6). Kapal selam tersebut diluncurkan dari kapal induk dan mampu menyelam hingga 500 meter, bahkan dalam kondisi tertentu, batas kedalaman bisa tembus sampai 700 meter. Sebagai kapal selam penolong, DSAR 6 bisa membawa maksimum 17 penumpang sekali jalan. Sebelumnya, MV Swift Rescue melalui wahana nirawak bawah air robotic operated vehicle (ROV) juga pernah membantu Indonesia untuk mencari badan pesawat AirAsia QZ 8501 yang jatuh pada 28 Januari 2015, di sekitar Selat Karimata, Kalimantan Tengah, (Kompas, 15 Januari 2015). Adapun, selain dari Singapura, bantuan akan datang dari Malaysia, yang mengerahkan kapal MV Mega Bakti. Kapal tersebut merupakan kapal Submarine Escape and Rescue-Intervention (SMER-I) yang dioperasikan oleh Tentera Laut Diraja Malaysia (TLDM).

(9)

Kamis, 22 April 2021 Kompas Hal. 0

Tim menemukan obyek dengan kemagnetan yang tinggi di kedalaman 50-100 meter dan dalam kondisi melayang. KRI Rigel dan KRI Pulau Rimau akan memverifikasi obyek ini. Harapannya, obyek itu merupakan KRI Nanggala. Oleh IQBAL BASYARI BADUNG, KOMPAS — Tim pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 menemukan satu obyek dengan tingkat kemagnetan tinggi di kedalaman 50-100 meter, di perairan utara Bali. Temuan tersebut diharapkan adalah KRI Nanggala yang hilang sejak Rabu (21/4/2021) pagi. Panglima Tentara Nasional Indonesia Marsekal TNI Hadi Tjahjanto saat jumpa pers, di Badung, Bali, Kamis (22/4/2021), mengatakan, hingga siang ini tim gabungan dari unsur TNI, Polri, Badan SAR Nasional, Komite Nasional Keselamatan Transportasi, dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi terus melakukan upaya pencarian dan pertolongan KRI Nanggala Bantuan bahkan juga akan datang dari Singapura, Malaysia, dan Australia. TNI akan terus melaksanakan pencarian dan pertolongan dengan mengerahkan seluruh kemampuan agar bisa membawa seluruh awak kapal kembali dengan selamat. ”Mari kita sama-sama berdoa semoga prajurit dalam kondisi selamat dan segera ditemukan,” katanya.

Selain Hadi, hadir dalam konferensi pers tersebut Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, Kepala Polri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono. Yudo mengatakan, dalam kondisi blackout persediaan oksigen di kapal selam itu masih bisa menyuplai kebutuhan bagi kru hingga 72 jam. Dengan demikian, persediaan oksigen untuk kru KRI Nanggala masih bisa bertahan hingga Sabtu pagi karena kontak terakhir sebelum menyelam adalah Rabu (21/4/2021) pukul 03.46. ”Mudah-mudahan bisa segera ditemukan dan cadangan oksigen masih ada,”

katanya. Seperti diberitakan sebelumnya, kapal selam produksi Jerman tahun 1979 itu ditengarai mengalami blackout saat penyelaman sehingga kapal tersebut diperkirakan jatuh di palung, di kedalaman sekitar 700 meter dari permukaan laut. Ia menjelaskan, sebelum kapal selam buatan Jerman tahun 1979 tersebut tenggelam, kapal dipastikan dalam kondisi laik beroperasi. Kapal juga disebutnya pernah menjalani perawatan besar di galangan kapal Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Korea Selatan, pada 2006 dan 2011. Kemudian kapal terakhir kali menjalani perawatan di PT PAL, Surabaya pada Januari 2020. Terkait temuan tumpahan minyak di sekitar lokasi diduga hilangnya KRI Nanggala, lanjut Yudo, ada dua kemungkinan. Pertama, tangki bahan bakar bocor. Kedua, bahan bakar sengaja dibuang oleh awak kapal selam agar kapal selam seberat 1.395 ton itu bisa mengapung seandainya masih menyelam di kedalaman 50-100 meter. Adapun temuan pergerakan benda di bawah air dengan kecepatan 2,5 knot diketahui adalah rumpon bawah laut, sehingga kemagnetannya sangat lemah. Namun, pagi tadi, tim menemukan obyek dengan kemagnetan yang tinggi di kedalaman 50-100 meter. Obyek pun dalam kondisi melayang. Temuan itu akan segera diverifikasi oleh KRI Rigel dan KRI Pulau Rimau. ”Mudah-mudahan nanti sore bisa kita menggunakan multibeam echosounder yang sekarang kita pasang di KRI Pulau Rimau 724, portable, dan nanti sore mudah-mudahan KRI Rigel juga bisa datang nanti bisa dirinci lagi sehingga bisa kelihatan di situ yang tadi ditemukan kemagnetannya tinggi. Mudah-mudahan kemagnetan tersebut adalah KRI Nanggala,” katanya. Untuk diketahui, KRI Rigel merupakan kapal survei hidrografi TNI AL. Kapal survei paling canggih di kawasan Asia Tenggara itu dilengkapi sejumlah fasilitas seperti dua kapal selam mini untuk survei, yaitu kapal selam nirawak (AUV) dan robot bawah laut (ROV). Dua kapal survei ini juga punya sensor dengan sonar, yaitu single and multibeam echo sounders dan subbottom profiler. Kapal ini pernah dilibatkan saat pencarian pesawat Sriwijaya Air yang jatuh Januari lalu. Adapun KRI Pulau Rimau merupakan kapal perang penyapu ranjau. Yudo menuturkan, KRI Nanggala adalah salah satu alat utama sistem persenjataan TNI yang, menurut rencana, mengikuti Latihan Penembakan Torpedo di perairan utara Bali. Akibat kejadian ini. latihan yang direncanakan diikuti oleh 21 KRI, 2 kapal selam, dan 5 pesawat udara ditunda dan dikonsentrasikan untuk pencarian KRI Nanggala. ”Negara-negara yang punya kapal selam akan membantu pencarian karena ini sudah menjadi kesepakatan bahwa siapa pun yang mengalami kedaruratan wajib memberikan bantuan,” tuturnya.

(10)

Kamis, 22 April 2021 Kompas Hal. 3

Sudah 40 tahun KRI Nanggala 402 berpatroli di perairan Indonesia dalam senyap dengan memegang moto ”Tabah sampai Akhir”. Pengawal NKRI itu mengalami musibah, tenggelam di laut di utara Bali, menanti penyelamatan. Oleh FX LAKSANA AS Empat puluh tahun lamanya KRI Nanggala 402 berpatroli di perairan Indonesia. Pada Rabu (21/4/2021), bersama 53 orang di dalamnya, kapal selam itu tenggelam di perairan utara Pulau Bali dengan setia menggenggam ”Wira Ananta Rudhiro” atau tabah sampai akhir, moto kapal selam Angkatan Laut Republik Indonesia. KRI Nanggala 402 adalah kapal selam tipe 209 buatan Howaldt Deutsche Werke (HDW), Kiel, Jerman Barat. Kapal dengan berat benaman 1.395 ton itu memiliki panjang 59,5 meter dan lebar 6,3 meter dengan kapasitas 34 orang awak. Adapun kecepatan maksimalnya mencapai 21,5 knot dan dilengkapi dengan sistem persenjatan torpedo SUT. Pemerintah Orde Baru memesannya pada 1977 bersama satu kapal selam lagi dengan tipe sama yang kemudian dinamai KRI Cakra 401. KRI Nanggala 402 tiba di Indonesia pada 1981 untuk memperkuat kembali armada kapal selam Indonesia yang pada 1980-an sudah uzur. Dari 12 kapal selam yang masih berdinas saat itu, hanya tinggal satu kapal yang masih bisa menyelam. Semuanya merupakan sisa kejayaan armada laut Indonesia yang pada 1960-an dikenal sebagai salah satu kekuatan laut terbesar di Asia. Pada periode 1960-an, berkat diplomasi Presiden Soekarno, Indonesia mendapatkan pasokan 104 kapal perang dari Uni Soviet yang disalurkan melalui negara-negara Eropa Timur. Selain 12 kapal selam, terdapat antara lain 1 kapal penjelajah, 7 kapal perusak, 7 frigat, 62 kapal perang lebih kecil, dan kapal tambahan lainnya. Pada periode 1960-an, berkat diplomasi Presiden Soekarno, Indonesia mendapatkan pasokan 104 kapal perang dari Uni Soviet yang disalurkan melalui negara-negara Eropa Timur. Selain 12 kapal selam, terdapat antara lain 1 kapal penjelajah, 7 kapal perusak, 7 frigat, 62 kapal perang lebih kecil, dan kapal tambahan lainnya. Tahun 2005, sejumlah pengamat sebenarnya telah menyampaikan masukan perlunya peremajaan dan penguatan armada kapal selam Indonesia.

Saat itu, tinggal KRI Cakra 401 dan KRI Nanggala 402 yang beroperasi dengan cakupan wilayah mencapai 5, 8 juta kilometer persegi wilayah laut Indonesia dengan lebih dari 81.000 kilometer panjang garis pantai serta lebih dari 17.500 pulau. Sudah begitu, kedua kapal itu sudah tergolong tua pula. Dalam perjalanannya, KRI Nanggala telah menjalani dua perbaikan besar di Korea Selatan pada 2006 dan 2011. Perbaikan terakhir berlangsung selama setahun. KRI Nanggala tiba kembali di Dermaga Madura, Komando Armada RI Kawasan Timur, Surabaya, Jawa Timur, 6 Februari 2012. Kedatangan kapal selam itu disambut langsung oleh Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Soeparno dan Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq. Sebagaimana diberitakan harian Kompas saat itu, Kolonel Tunggul Surapati, mantan Komandan Satuan Tugas Perbaikan KRI Nanggala-402, di Korsel, mengatakan, 75 persen struktur bagian atas kapal selam tersebut diganti dengan struktur baru. Selain itu, sistem kendali senjata, radar, sonar, serta sistem komunikasi juga diganti menggunakan teknologi yang lebih canggih. ”Sekarang kemampuan kapal selam ini sudah setara dengan kapal selam negara-negara tetangga,” katanya. Sepanjang 2017 sampai 2018, Indonesia menambah tiga kapal selam lagi. Dua buatan Korea Selatan dan satu lagi joint production yang dibuat di PT PAL dengan transfer teknologi dari Korea Selatan. Bekerja dalam sunyi Karakter kerja kapal selam berikut awaknya, sebagaimana pernah disampaikan pemerhati militer, F Djoko Poerwoko, di harian Kompas pada 9 September 2009, selalu dalam sunyi. Tugasnya jauh dari publikasi dan karang terlihat lawan maupun kawan. ”Rakyat juga tidak perlu tahu di mana kapal selam TNI AL beroperasi. Yang terpenting mereka bertugas dengan senyap dan penuh dedikasi yang tinggi. Tugas mereka yang berat hanya mendapat perlakuan lebih dari negara, yaitu kenaikan gaji berkala yang datang setiap tahun, sedang prajurit TNI lainnya datang setiap dua tahun,” kata Djoko. Selama 40 tahun beroperasi, KRI Nanggala 402 telah menyusuri perairan Indonesia mulai barat hingga timur, mulai utara sampai selatan. Sebagaimana kerja kapal selam di berbagai negara lainnya, KRI Nanggala 402 juga berpatroli di perairan perbatasan. Pada Mei 2005, misalnya, saat hubungan Indonesia dan Malaysia menghangat karena sengketa blok Ambalat, KRI Nanggala 402 dioperasikan di kawasan tersebut. Saat itu, KRI Cakra 401 sedang menjalani perbaikan total di Korea Selatan. ”Mereka standby. Kalau ada apa-apa, peran kapal selam sebagai pengintai, penyusup, dan pemburu strategis bisa dikerahkan berdasarkan keputusan politik pemerintah,” kata Komandan Satuan Kapal Selam Kolonel Laut (P) Jeffry S Sanggel dalam salah satu pemberitaan harian Kompas, 7 Desember 2011. Kini, KRI Nanggala 402 beserta 53 awaknya tengah menanti pertolongan. Semoga segera bisa ditemukan dan para awaknya dapat diselamatkan....

(11)

Kamis, 22 April 2021 Republika Hal. -

Bank Indonesia yakin pesantren dapat menjadi kekuatan strategis dan pemain kunci dalam perkembangan industri halal.

JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) akan memperkuat holding himpunan ekonomi bisnis pesantren (Hebitren) guna memberdayakan aktivitas ekonomi syariah di lingkup pesantren. Hal itu sejalan dengan strategi bank sentral dalam implementasi kebijakan korporatisasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) termasuk unit usaha syariah di pesantren.

“Aktivitas ekonomi di pesantren sebenarnya sudah dimulai lama tapi belum optimal. Oleh karena itu kami berdayakan pesantren dengan pembentukan Hebitren dan menjadi prioritas untuk dikembangkan ke depannya,” kata Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti dalam seminar virtual nasional Srikandi Ekonomi Syariah Bersinergi Mendukung Pemulihan Ekonomi di Jakarta, Rabu (21/4). Destry menjelaskan, holding tersebut merupakan gabungan unit usaha dalam bentuk korporasi dari banyak pesantren di wilayah yang berdekatan. Menurut Destry, dengan adanya holding usaha, aktivitas ekonomi pesantren bisa menjadi semakin besar dan memiliki daya saing kuat dalam penetapan harga. BI berharap, holding tersebut juga akan meningkatkan akses keuangan dan pembiayaan termasuk peningkatan akses pasar serta peningkatan tata kelola pesantren. “Holding pesantren diharapkan dapat berkontribusi aktif melalui pengembangan usaha syariah dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi,” ujar Destry. Besarnya komunitas pesantren yakni sebanyak 27.722 pesantren yang tersebar di seluruh Indonesia, membuat Bank Indonesia yakin pesantren dapat menjadi kekuatan strategis dan pemain kunci dalam perkembangan industri halal. Selain itu, holding ini juga diharapkan dapat memberdayakan perempuan melalui berbagai program pengembangan usaha syariah yang melibatkan para santri putri. BI berkomitmen untuk terus memperkuat sinergi dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, termasuk meningkatkan peran perempuan. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, perempuan Indonesia telah berkontribusi nyata dalam menggerakan ekonomi dan keuangan syariah Indonesia yang inklusif. Perry menjelaskan, sinergi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah dituangkan melalui pendekatan tiga pilar. Pilar pertama yakni pemberdayaan ekonomi syariah melalui pengembangan ekosistem rantai pasok halal atau halal value chain (HVC). Pilar kedua yaitu pendalaman pasar keuangan syariah baik komersial maupun sosial. Kemudian, pilar ketiga yaitu penguatan riset, asesmen dan edukasi, termasuk edukasi gaya hidup halal. Perry mengatakan, sinergi dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah telah menunjukkan kinerja yang baik.

Pada 2020, Indonesia mendapatkan peringkat keempat terkait pengembangan ekonomi dan keuangan syariah Indonesia berdasarkan laporan State of the Global Islamic Economy (SGIE). Selain itu, industri keuangan syariah Indonesia berhasil naik ke peringkat kedua berdasarkan Islamic Finance Development Index. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan, peranan ekonomi syariah di Indonesia terus mengalami peningkatan. “Kita melihat peranan ekonomi syariah di mana aspirasinya terus meningkat sehingga perlu diwadahi dalam instrumen yang amanah, dipercaya, dan bisa terus dikembangkan kepercayaan itu,”

kata Sri yang juga menjabat Ketua Umum Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI). Dalam laporan SGIE 2020-2021 tercatat, pengeluaran konsumen Muslim untuk makanan, minuman, farmasi, dan pariwisata halal mencapai 2,02 triliun dolar AS.

Indonesia merupakan pasar dari produk halal terbesar di dunia. “Potensi ini yang seharusnya memberikan inspirasi bagi para pelaku ekonomi yang ingin menggarap industri halal,” ujar Sri.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pemeriksaan angka lempeng total susu sapi segar yang diambil dari 12 tempat pemerahan yang berbeda di Desa Kayumas juga memberikan hasil serupa yaitu

Sepuluh jenis perkhidmatan yang disediakan oleh PP untuk ahli, khusus yang ingin terlibat dalam program pengeluaran makanan kebanyakkan terdapat di pertubuhan peladang negeri

Oleh karenanya, pemerintah berkomitmen melanjutkan dana penanganan covid dan pemulihan ekonomi pada 2021 sebesar Rp699,43 triliun dengan fokus pada intervensi kesehatan,

Padatnya lalu lintas jalan raya Pantura kemudian memunculkan urgensi untuk merajut konektivitas bebas hambatan, juga dari ujung barat hingga ujung timur Pulau Jawa, untuk

Menariknya, upaya ”penyangkalan” tersebut tidak hanya dilakukan oleh lembaga pendidikan keagamaan yang bersangkutan atau instansi dari lingkungan yang terasosiasi dengan

Upaya penyediaan pembangkit listrik bersumber energi baru dan terbarukan jauh panggang dari api dengan masuknya gasifikasi batubara dalam RUU EBT.. Gasifikasi batubara bukanlah

Baca juga : Aneksasi Tepi Barat, Kesalahan Sejarah Akan tetapi, justru ketika semua mata dan hati masyarakat dunia mengarah pada bagaimana mengatasi pandemi Covid- 19, Netanyahu

Oleh DEONISIA ARLINTA JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah menetapkan batas tertinggi untuk tarif pemeriksaan tes usap berbasis polimerase rantai ganda