E-PAPER
PERPUSTAKAAN DPR RI
Telepon : (021) 5715876, 5715817, 5715887 Fax : (021) 5715846
e-mail: [email protected]
Follow us @perpustakaandpr Become a Fan Perpustakaan DPR RI
http://perpustakaan.dpr.go.id http://epaper.dpr.go.id
Rabu 01 Juli 2020
No. Judul Surat Kabar Hal.
1. MEDIA SOSIAL, DILEMA FACEBOOK DI ANTARA DUA KEPENTINGAN Bisnis Indonesia 6
2. Aneksasi dan ”Sandyakalaning” Palestina Kompas 6
3. TRANSPORTASI. Regulasi Sepeda Diperlukan demi Keselamatan Pengguna Kompas 9 4. Masuki PSBB Transisi Lanjutan, Transjakarta Siapkan 1.700 Armada Kompas 12
5. Spekulasi reshuffle di tengah pandemi Koran Tempo 11
6. Suntikan Bank Sentral Membantu Pemulihan Ekonomi Koran Tempo 21
7. Jokowi Pantau Serapan Anggaran Media Indonesia 1
8. Menkeu Sebut Kondisi Indonesia Lebih Baik: Pertumbuhan Ekonomi Media Indonesia 1
9. Sri Mulyani Pilih Cari Utangan Di Dalam Negeri Rakyat Merdeka 9
10. BPS Catat Inflasi Juni 0,18 Persen Republika -
11. Sri Mulyani: Tak Ada Tender dengan Mitra Kartu Pekerja Seputar Indonesia 1-10 12. Airlangga optimistis peningkatan inflasi Juni 2020 tanda naiknya permintaan
domestik
Kontan 1
13. Badan Anggaran DPR usulkan agar pemerintah jalankan sunset policy Kontan 1 14. Badan Anggaran DPR usulkan defisit anggaran tahun 2021 sebesar 4,7% Kontan 1 15. BPS catat inflasi bulan Juni 2020 sebesar 0,18%, ini komponen penyusunnya Kontan 1 16. Fit and proper kelar, Bank Indonesia punya pengawas baru, ini daftarnya Kontan 1 17. Ini yang menjadi pertimbangan Telkom Grup sebelum membuka blokir Netflix Kontan 1 18. Jenderal Idham Azis guyon: Saya, kan, agak-agak goblok jadi Kapolri Kontan 1 19. Telkom dikabarkan bakal membuka blokir Netflix pekan ini? Begini
penjelasannya
Kontan 1
20. Terkait Jiwasraya, Kejaksaan Agung Rabu 1 Juli Periksa 4 Orang Pejabat OJK Kontan 1 21. Teten Masduki dorong pelaku UMKM menggunakan pembayaran digital Kontan 1
Rabu, 01 Juli 2020 Bisnis Indonesia Hal. 6
Bisnis, JAKARTA — Mark Zuckerberg tampaknya tak bisa lagi berdiam diri dan menerapkan sikap ‘netral’ terkait konten berisi hoaks, ujaran kebencian, dan rasisme yang berseliweran di Facebook. Amanda Kusumawardhani [email protected] Pasalnya, kini daftar pengiklan di Facebook yang memboikot media sosial tersebut menggelayuti prospek penjualan dan menekan harga saham perusahaan itu ke level yang paling dalam. Starbucks Corp., Levi Strauss & Co., PepsiCo Inc., dan Diageo Plc menjadi beberapa perusahaan yang baru saja ikut serta mengumumkan bakal memangkas pengeluaran iklan di media sosial, termasuk di Facebook. Sebelumnya, sederet perusahaan seperti Unilever Plc, Coca-Cola Co., Honda Motor Co., dan Hershey Co. sudah lebih dulu memboikot iklan di media sosial sebagai bagian dari upaya menekan Facebook dan rekan-rekannya untuk bertindak tegas terhadap status yang mengagungkan kekerasan, perpecahan, dan hoaks. “Mengingat Kerangka Tanggung Jawab dan polarisasi yang terjadi di AS, kami memutuskan sejak saat ini hingga setidaknya akhir tahun ini, kami tidak akan beriklan di media sosial Facebook, Instagram, dan Twitter di AS.
Melanjutkan beriklan di platform-platform tersebut saat ini tidak akan menambah nilai di masyarakat dan publik. Kami akan memantau dan meninjau kembali posisi kami jika diperlukan,” papar Unilever AS dalam laman resminya seperti dikutip Bisnis, Senin (29/6/2020). Negeri Paman Sam memang tengah diguncang banyak masalah. Mulai dari kasus positif Covid-19 yang sudah melampaui 2,54 juta atau setara dengan 25% dari total kasus di seluruh dunia, perang dagang dengan China dan konfl ik dengan sekutu-sekutunya, hingga kepemilikan senjata dan masalah rasisme yang kian memecah belah. Media sosial seringkali dimanfaatkan untuk menyampaikan pendapat, termasuk dalam isu yang sensitif. Sayangnya, tak sedikit konten yang justru menyampaikan ujaran kebencian, hoaks, rasisme, dan unggahan kontroversial lainnya. Adapun Coca Cola mengumumkan akan menarik semua iklan dari media sosial selama 30 hari. “Kami akan memanfaatkan waktu yang ada untuk meninjah kembali standar dan kebijakan periklanan kami untuk memutuskan apakah diperlukan revisi internal dan apa lagi yang bisa kami harapkan dari mitra media sosial kami dalam mengenyahkan platform kebencian, kekerasan, dan konten tidak pantas,”
terang Coca Cola seperti dilaporkan The Washington Post, Sabtu (27/6). Langkah ini mungkin tak berpengaruh secara signifi kan terhadap pendapatan Facebook, yang meraup US$17,7 miliar pada kuartal lalu, jika hanya ada 1-2 perusahaan yang menerapkannya. Tetapi, daftar ‘peserta’ aksi boikot yang terus bertambah tak ayal meningkatkan tekanan pada perusahaan ini dan dapat memperparah perlambatan pertumbuhan akibat pandemi Covid-19. “Melihat kebisingan yang dihasilkan akibat pemboikotan ini, pastinya ini akan memberikan dampak signifi kan bagi bisnis Facebook. Facebook harus merespons masalah ini dengan cepat dan efektif untuk mencegah makin banyaknya perusahaan yang terlibat dalam aksi ini,” kata analis Wedbush Securities Bradley Gastwirth seperti dilansir Bloomberg, Senin (29/6). VALUASI SAHAM Saham Facebook sempat tumbang 8,3% pada Jumat (26/6), setelah Unilever mengumumkan bakal menyetop bujet iklan di Facebook. Aksi ini langsung memangkas valuasi Facebook senilai US$56 miliar dan menekan aset kekayaan Zuckerberg, sang CEO Facebook, hingga lebih dari US$7 miliar. Alhasil, mengutip Bloomberg Billionaires Index, aset kekayaan Zuckerberg melorot menjadi US$82,3 miliar dan membuat posisinya turun ke posisi ke-4 orang terkaya di dunia. Posisi ketiga kini ditempati oleh Bos Louis Vuitton, Bernard Arnault, sehingga membuatnya masuk dalam jajaran tiga besar paling kaya di dunia bersama Jeff Bezos dan Bill Gates. Bahkan sebelum aksi pemboikotan terjadi, Facebook sudah bersiap menghadapi pelemahan pertumbuhan bisnis pada kuartal kedua tahun ini. Chief Financial Offi cer (CFO) Facebook Dave Wehner sempat menyebut pendapatan pada kuartal ini berpotensi mengalami kontraksi terkait industri periklanan. Jumlah kasus Covid-19 yang terus melonjak pada beberapa bulan terakhir membuat sejumlah negara melakukan pengetatan kembali yang berakibat para pengiklan membatasi pengeluaran iklan mereka. Para analis menilai Facebook bakal mencatatkan pertumbuhan 1% pada kuartal ini dan tumbuh 7% pada kuartal III/2020, pertumbuhan terkecil kuartalan sejak perusahaan ini melantai. Sementara itu, dalam laporan keuangan kuartal pertama 2020, Facebook menyampaikan jumlah pengguna harian seluruh aplikasi milik perusahaan—termasuk Instagram dan WhatsApp—naik menjadi rata-rata 2,36 miliar pengguna pada Maret 2020, dari 2,26 miliar pada Desember 2019. Status Kebencian Meski banyak perusahaan menyasar media sosial secara umum, termasuk Twitter Inc., banyak juga yang menarget Facebook secara khusus dalam isu ini. Zuckerberg dinilai ragu-ragu untuk bertindak tegas dalam menangani status bernada kebencian, terutama yang seringkali diungkapkan Presiden AS Donald Trump. Ketidaktegasan Facebook membuat sejumlah lembaga Hak Asasi Manusia (HAM) termasuk Color of Change dan Anti-Defamation League mendorong para pengiklan untuk setop membelanjakan uangnya ke Facebook pada Juli tahun ini. Zuckerberg akhirnya merespons kondisi ini dengan menyampaikan komitmen untuk melabeli semua status terkait politik dan Pemilihan Presiden (Pilpres) AS dengan tautan yang memberikan informasi-informasi terkait lainnya. Facebook juga memperluas defi nisi ujaran kebencian yang dilarang untuk iklan. Senada dengan Zuckerberg, Wakil Presiden Facebook Nick Clegg mengaku memahami perasaan masyarakat yang ingin memaksa pihaknya untuk berbuat lebih jauh.
Rabu, 01 Juli 2020 Kompas Hal. 6
Oleh TRIAS KUNCAHYONO Andaikata pada tanggal 1 Juli ini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu benar-benar nekat dan tidak peduli seruan dunia, dengan tetap menganeksasi wilayah Yudea dan Samaria (istilah ”biblis” untuk Tepi Barat) dan Lembah Yordan, akan ada konsekuensi. Pertama, Israel melanggar hukum internasional. Kedua, Israel merusak perjanjian perdamaian dan hubungan dengan Jordania. Ketiga, kemungkinan bisa memicu konflik baru dan akan tetap menjadikan kawasan Timur Tengah sebagai pusaran konflik dunia. Keempat, menaruh proses perdamaian di ujung tanduk. Kelima, ini yang akan menjadi persoalan besar, yaitu mengakhiri solusi dua negara; yang berarti sandyakala bagi negara Palestina. Memang, proses perdamaian Timur Tengah seperti terlupakan selama satu dekade terakhir. Apalagi, setelah meletus Revolusi Musim Semi di sejumlah negara Timur Tengah, yang mengubah wajah Timur Tengah dan dampaknya terasa hingga sekarang. Tambahan lagi, pandemi Covid-19 sekarang telah membuat banyak pihak mengesampingkan masalah konflik Arab (Palestina)-Israel yang tidak kunjung selesai. Baca juga : Aneksasi Tepi Barat, Kesalahan Sejarah Akan tetapi, justru ketika semua mata dan hati masyarakat dunia mengarah pada bagaimana mengatasi pandemi Covid- 19, Netanyahu mencuri kesempatan dengan ingin merealisasikan cita-cita lamanya untuk mencaplok 30 persen wilayah pendudukan dan Lembah Yordan menjadi bagian Israel. Memang, proses perdamaian Timur Tengah seperti terlupakan selama satu dekade terakhir. Netanyahu yang berulang kali menyatakan tidak menyepakati berdirinya negara Palestina sudah lama berpendapat bahwa aneksasi, pencaplokan atas sebagian wilayah pendudukan di Tepi Barat, sebagai strategi untuk melindungi kontrol Israel atas wilayah itu. Oleh karena itu, dalam kampanye lalu, ia berjanji akan memperluas wilayah Israel ke luar batas yang ada saat ini. Dua pilihan Israel berpandangan bahwa kegagalan untuk menyelesaikan konflik menyodorkan dua pilihan atas wilayah pendudukan militer di wilayah Yudea dan Samaria. Kedua pilihan itu adalah melanjutkan penguasaan militer atas wilayah itu seperti sekarang atau memperpanjang kedaulatan Israel di wilayah tersebut yang berarti aneksasi. Karena itu, sejak beberapa tahun lalu, Knesset (parlemen) mengajukan rancangan undang-undang (RUU) yang akan menjadi dasar hukum bagi orang Israel tinggal di Tepi Barat. Pada 12 Februari 2018, misalnya, Kementerian Kehakiman mengajukan RUU yang akan memperluas yurisdiksi pengadilan Israel atas Area C (kesepakatan Oslo), yang terdiri atas 60 persen dari Tepi Barat (Al Jazeera, 6/3/2018). Bahkan, pada tahun 1980, Knesset mengesahkan UU yang disebut ”Maale Adumim Annexation Law”. UU ini mengatur penerapan penuh hukum Israel di permukiman Tepi Barat terbesar di Israel, serta di daerah 12 kilometer persegi yang berdekatan yang disebut ”Zona E1” (kesepakatan Oslo), salah satu dari sedikit tanah yang tersisa. Pada 6 Februari 2017, Knesset menerbitkan UU untuk pengaturan tanah di Yudea dan Samaria (Tepi Barat).
Baca juga : Indonesia Dorong OKI Solid Tolak Aneksasi Israel atas Wilayah Palestina Akan tetapi, kalau pada akhirnya nanti setelah tanggal 1 Juli, aneksasi tidak jadi dilaksanakan, masyarakat dunia akan menyaksikan bahwa kekuatan militer akan tetap berkuasa atas wilayah Yudea dan Samaria. Alasannya, demi keamanan, kepentingan ekonomi, dan kemanusiaan (pembangunan permukiman baru). Sebagian besar negara di dunia, termasuk Indonesia, berpendapat bahwa permukiman di Yudea dan Samaria (Tepi Barat), wilayah yang direbut Israel dalam Perang Enam Hari 1967, adalah ilegal. Sebaliknya, Israel berpendapat bahwa penguasaan wilayah tersebut didasarkan pada ikatan sejarah (ditarik ke masa lalu, bahkan ke zaman ketika wilayah itu dikuasai Romawi) politik, religius, dan juga keamanan. Sebagian besar negara di dunia, termasuk Indonesia, berpendapat bahwa permukiman di Yudea dan Samaria (Tepi Barat), wilayah yang direbut Israel dalam Perang Enam Hari 1967, adalah ilegal. Sejak 1967 Dalam Perang 1967, Israel merebut dan kemudian menduduki wilayah Tepi Barat, Jalur Gaza (sudah dilepas), Jerusalem Timur, Dataran Tinggi Golan (milik Suriah tetapi dianeksasi pada 14 Desember 1981), dan Semenanjung Sinai (sudah dikembalikan kepada Israel). Setelah perang, PBB menerbitkan Resolusi 242/1967 yang menyerukan agar Israel menarik diri dari wilayah yang baru saja diduduki untuk mengamankan perdamaian yang adil dan abadi. Israel mendukung resolusi itu karena menyerukan negara- negara Arab untuk menerima hak Israel ”untuk hidup damai dalam batas-batas yang aman dan diakui bebas dari ancaman atau tindakan kekerasan”. Masing-masing negara Arab akhirnya menerima (Mesir dan Jordania menerima resolusi sejak awal) karena klausulnya menyerukan Israel agar menarik diri dari ”wilayah yang diduduki dalam konflik baru-baru ini”. PLO menolak. Meskipun tidak pernah sepenuhnya dilaksanakan, itu adalah dasar dari upaya diplomatik untuk mengakhiri konflik Arab-Israel sampai Perjanjian Camp David dan tetap menjadi batu ujian penting dalam setiap resolusi yang dinegosiasikan untuk konflik Arab-Israel. Israel memanfaatkan celah resolusi tersebut untuk mencaplok wilayah pendudukan. Karena, hingga kini
”negara-negara Arab (belum semua) menerima hak Israel untuk hidup damai dalam batas-batas yang aman dan diakui bebas dari ancaman atau tindakan kekerasan”. Itu perspektif Israel. Tentu perspektif Israel tersebut bertentangan dengan perspektif sebagian besar negara-negara dunia, termasuk PBB. AS meski belum ada sikap resmi, tetapi Dubes AS untuk Israel, David Friedman, dalam wawancara dengan New York Times (8/6/2020) mengatakan, ”Israel memiliki hak untuk mempertahankan, tetapi tidak mungkin semua, Tepi Barat.” Langkah Israel tersebut mendapat dukungan dari konsep perdamaian yang disodorkan Donald Trump, yang disebut ”Peace to Prosperity” atau ”Deal of the Century”. Di dalamnya antara lain disebutkan Israel akan mendapat 30 persen dari wilayah Tepi Barat yang sekarang diduduki meskipun Israel harus melepas sebagian kecil wilayah Negev dekat perbatasan Mesir-Gaza. Aneksasi yang direncanakan Netanyahu juga seluas 30 persen dari Tepi Barat. Aneksasi yang direncanakan Netanyahu juga seluas 30 persen dari Tepi Barat. Solusi dua negara Itu berarti solusi dua negara (yang didukung Indonesia) adalah perdamaian diakhiri dengan pembentukan dua negara Israel dan Palestina tidak pernah terwujud. Sebab, solusi dua negara mensyaratkan antara lain, Israel menarik dari hampir seluruh Tepi Barat (Yudea Samaria) dan mencabut blokade atas Gaza; lalu negara Palestina baru di Tepi Barat, dengan memperoleh akses ke sumber air dan mendapatkan jalan penghubung yang aman antara Tepi Barat dan Jalur Gaza. Jika Israel mempertahankan bagian yang telah disepakati dari Tepi Barat, Palestina akan mendapatkan kompensasi tanah yang seukuran dan senilai dari Israel. Menurut rencana Netanyahu, Israel akan menganeksasi 30 persen wilayah Tepi Barat dan Lembah Yordan. Dalam Kesepakatan Oslo, wilayah tersebut dibagi menjadi tiga:
A, B, dan C. Wilayah A seluas 18 persen dari Tepi Barat (yang sekarang dikuasai Otoritas Palestina). Wilayah B seluas 22 persen Tepi Barat (juga dikuasai bersama Otoritas Palestina dan Israel). Adapun Wilayah C—termasuk Lembah Yordan dan Gurun Yudea—adalah bagian yang terbesar, yakni sekitar 60 persen Tepi Barat. Di wilayah ini, ada 250 permukiman ilegal Yahudi (berpenghuni 600.000-750.000 orang, termasuk Jerusalem Timur yang dianeksasi 1980), dan sekitar 65.000 orang Palestina.
”Sandyakalaning” Palestina Tepi Barat adalah satu-satunya perbatasan internasional dengan Jordania. Karena itu, jika Israel menganeksasi Lembah Yordan—yang dihuni 65.000 orang Palestina dan 11.000 orang Israel serta merupakan sumber air dan daerah pertanian, dengan luas 30 persen dari Tepi Barat—maka seluruh Tepi Barat akan benar- benar dikepung Israel. Yang lebih penting lagi adalah bagi bangsa Palestina tidak akan ada negara Palestina tanpa Lembah Yordan. Wilayah mereka jelas berkurang. Aneksasi juga akan memutus akses orang-orang Palestina ke sumber air dan pertanian karena dikuasai Israel.
Akibatnya, para petani Palestina akan kesulitan air. Dengan kata lain, aneksasi atau pencaplokan atas Lembah Yordan (menurut peta Netanyahu, yang akan dicaplok seluas 95 persen wilayah Lembah Yordan yang berarti sekitar 22 persen Tepi Barat) akan secara fisik memutus orang-orang dari Sungai Yordan, yang menjadi sumber air tawar. Apabila wilayah tersebut benar-benar dikuasai sepenuhnya oleh Israel, mereka akan lebih mudah dan leluasa membangun permukiman-permukiman baru lagi. Wilayah
di Lembah Yordan yang akan dianeksasi Israel (menurut watchdog Peace Now dan Al Jazeera) seluas 1.236 kilometer persegi, lebih luas dibandingkan tawaran yang diajukan Trump dalam ”Deal of the Century”, yakni 964 kilometer persegi. Namun, dalam
”Deal of the Century”, Israel dibolehkan menganeksasi sebagian besar wilayah pendudukan dan hanya menyisakan 15 persen untuk Palestina. Dengan kondisi seperti itu, sangat sulit dibayangkan akan menjadi seperti apa bangsa Palestina. Bukan tidak mungkin, ambruknya Otoritas Nasional Palestina—karena wilayahnya digerogoti, dicaplok—akan menimbulkan kondisi yang makin chaos dan memunculkan lebih banyak lagi ekstremisme di kawasan yang akan meluas ke mana-mana. Timur Tengah tetap menjadi pusaran konflik. Jordania, yang pertama akan merasakan karena saat ini lebih dari 2 juta pengungsi Palestina tinggal di Jordania. Apabila negara mereka akhirnya tak terwujud, Jordania akan menanggung beban, ketempatan pengungsi selamanya. Oleh karena itu, tidak ada jalan lain, langkah Israel harus dihambat oleh negara-negara yang mencintai kedamaian, termasuk Indonesia. Trias Kuncahyono Peminat Masalah-masalah Internasional dari Middle East Institute, Jakarta.
Rabu, 01 Juli 2020 Kompas Hal. 9
Oleh CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO JAKARTA, KOMPAS — Institut Studi Transportasi menilai Kementerian Perhubungan dapat membuat regulasi khusus mengenai sepeda. Hal itu agar penggunaan sepeda tetap berkeselamatan dan tidak menimbulkan persoalan baru dalam transportasi nasional, terutama di perkotaan yang memiliki banyak kendaraan bermotor. ”Sesuai kewenangannya, pemda (pemerintah daerah) dapat membuat regulasi yang mengatur mengenai sepeda, termasuk apakah sepeda itu perlu dipajaki atau tidak,” kata Ketua Institut Studi Transportasi (Instran) Darmaningtyas, melalui pesan tertulis, Selasa (30/6/2020). Menurut dia, sejak tahun 2001 Instran mendorong agar sepeda diregulasi, termasuk dipungut pajak yang di masa lalu disebut plombir. Peneng dipasang di sepeda yang pajaknya sudah dibayar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, plombir diartikan sebagai meterai dari timah dan sebagainya dipakai sebagai tanda sudah membayar pajak kendaraan. Darmaningtyas menuturkan, sampai pertengahan dekade 1980-an di Kota Yogyakarta masih sering dilakukan operasi sepeda yang belum bayar pajak, yang dapat diketahui melalui peneng. Sepeda juga dapat dikenai tarif parkir.
”Mengapa mereka perlu bayar pajak dan dikenai tarif parkir? Agar mereka memiliki hak yang sama dengan kendaraan bermotor,” katanya. Selama ini, sepeda jadi kendaraan nomor ketiga setelah mobil dan sepeda motor. Pengguna sepeda sering kerepotan saat akan parkir ketika di tempat-tempat umum tidak tersedia tempat parkir. Apabila mereka harus bayar pajak dan dikenai tarif parkir, mereka berhak menuntut penyediaan tempat parkir khusus. Mereka tidak boleh dipinggirkan. Mereka berhak memperoleh fasilitas jalur atau lajur khusus sepeda. ”Masalah berapa besaran dan tarif parkir, itu merupakan domain kebijakan teknis yang dapat ditentukan oleh setiap daerah,” katanya. Intinya, kata Darmaningtyas, pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah tidak keliru bila mengatur sepeda. ”Oleh karena itu, tidak ada salahnya pula bila Kemenhub maupun dinas-dinas perhubungan membuat kajian sebagai dasar untuk meregulasi sepeda di era normal baru,” ujarnya. Beberapa pasal dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan (UU LLAJ) jelas mengatur posisi sepeda dalam sistem transportasi nasional. Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi pada diskusi dalam jaringan Forum Wartawan Perhubungan di Jakarta, Jumat (26/6/2020) pekan lalu, mengatakan, UU LLAJ mengklasifikasikan moda transportasi darat menjadi dua. Pertama, yang digerakkan dengan mesin. Kedua, digerakkan dengan tenaga manusia atau hewan. ”Sepeda—yang bukan tergolong sepeda motor—biasa diatur oleh peraturan daerah. Jadi, menurut saya, nanti akan ada dorongan juga kepada pemerintah daerah untuk mulai mengatur, minimal dengan menyiapkan infrastruktur jalan,” ujar Budi. Sebelumnya, akademisi Program Studi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia Pusat Djoko Setijowarno mengatakan, akomodasi kepentingan kendaraan tidak bermotor harus diperkuat lagi dalam revisi UU LLAJ.
Rabu, 01 Juli 2020 Kompas Hal. 12
Wilayah DKI Jakarta segera memasuki PSBB transisi lanjutan mulai 3 Juli 2020. PT Trans Jakarta sebagai penyedia angkutan umum memastikan penambahan armada untuk tetap bisa melayani maksimal dengan protokol Covid-19. Oleh HELENA F NABABAN JAKARTA, KOMPAS — Pembatasan sosial berskala besar atau PSBB masa transisi segera berakhir 2 Juli 2020 dan akan dilanjutkan dengan PSBB transisi lanjutan. Untuk mengantisipasi permintaan layanan dan demi bisa menerapkan jaga jarak aman antarpenumpang, PT Transportasi Jakarta menyiapkan 1.700-an unit bus dalam rencana operasi di 107 rute.
Prasetia Budi, Direktur Operasional PT Transportasi Jakarta, Rabu (1/7/2020) menjelaskan, situasi saat PSBB transisi berbeda dengan masa PSBB 1 dan 2 yang ditandai dengan banyaknya kebijakan yang membuat angka perjalanan orang berkurang drastis. Perbedaan tersebut disebabkan karena adanya kebijakan bekerja dari rumah dan bersekolah dari rumah. Selain itu juga kebijakan hanya sejumlah sektor kegiatan perekonomian yang diperbolehkan beroperasi. Langkah itu lalu diikuti pembatasan layanan angkutan umum yang membuat Transjakarta mengurangi jumlah rute yang dilayani dan jumlah armada bus yang dioperasikan. Pada PSBB 1, jumlah rute yang dibuka ada 23 rute BRT atau rute utama dan delapan layanan tenaga medis. Dengan jumlah armada yang dioperasikan total 440 unit, rata-rata jumlah penumpang turun drastis ke 124.677 orang dari saat normal tanpa pandemi Covid-19 sebanyak 977.262 orang per hari. Pada PSBB 2, 16-30 April 2020, jumlah rute yang dilayani hanya 23 rute BRT, delapan layanan tenaga kesehatan, tiga rute non-BRT integrasi dengan KCI, dan tiga rute layanan bantuan sosial bagi tenaga medis. Pada PSBB 1 armada yang dioperasikan 540 unit. ”Pada PSBB 1 itu pula jumlah penumpang Transjakarta turun menjadi 103.558 penumpang per hari,” ujarnya. Angka penumpang, lanjut Prasetia, kembali merangkak naik saat PSBB masa transisi. Dengan membuka 13 rute BRT atau rute utama, delapan rute layanan medis, tiga rute layanan bantuan sosial (bansos), empat rute integrasi KCI, dan tujuh rute khusus mengangkut tenaga kesehatan, jumlah armada yang dioperasikan Transjakarta bertambah menjadi 759 unit. Jumlah rata-rata penumpang per hari pun terpantau naik menjadi 163.673 orang. Selanjutnya, kata Prasetia, pada masa PSBB lanjutan yang segera dimulai 3 Juli 2020, dengan melihat perkembangan yang terjadi, Transjakarta akan membuka 107 rute. Itu terbagi atas 23 rute BRT, 15 rute angkutan umum terintegrasi, serta 69 rute mikrotrans. ”Kami menyiapkan 1.791 unit armada, dengan 900 unit di antaranya adalah armada mikrotrans atau angkutan kota yang selama empat bulan terakhir tidak beroperasi. Dua hari ini menjadi masa persiapan kami,”
kata Prasetia. Pengoperasian bus yang lebih banyak, jelasnya, salah satunya adalah adanya hasil pantauan pergerakan warga dari pinggiran Jakarta mulai bertambah. Sehingga membutuhkan layanan angkutan. Terpisah, dalam diskusi daring yang digelar Institut Studi Transpotasi (Instran) dengan tema kesiapan layanan Transjakarta di Erna New Normal, Selasa (30/6/2020), Tulus Abadi selaku Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengutarakan bahkan saat memasuki era tatanan baru pun, ditinjau dari kesehatan publik tetap belum aman. Itu sebabnya, YLKI mengingatkan manajemen Transjakarta bahwa pengendalian Covid-19 tetap harus diakomodasi dalam standar pelayanan minimum atau SPM Transjakarta. Pengendalian harus dilakukan pralayanan, saat pelayanan, dan pascalayanan. Selain itu juga penerapan protokol kesehatan seperti wajib pemakaian masker oleh penumpang, mencuci tangan dengan penyanitasi tangan, hingga mengurangi transaksi langsung atau tunai untuk menekan persebaran virus korona. Gandrie Ramadhan dari Insitut for Transportation and Development Policy (ITDP) yang hadir sebagai pembicara, mengingatkan pentingnya mengatur kepadatan penumpang di halte Transjakarta. Jumlah pelanggan saat jam puncak dan dibandingkan dengan halte, kepadatan sangat tinggi. Padahal, standar kepadatan halte BRT adalah tiga penumpang per meter persegi, sedangkan dalam kenyataan yang terpantau adalah 10 penumpang per meter persegi. Selain itu, penerapan protokol kesehatan memang harus diperkuat. Penempatan alat pengecekan suhu badan diperlukan. Juga jaga jarak di dalam armada bus harus juga diperhatikan. Prasetia Budi dalam diskusi daring mengungkapkan untuk bisa memberikan layanan angkutan umum secara maksimal dalam masa PSBB, Transjakarta sudah menyusun strategi pelayanan. Selama masa PSBB transisi, jumlah penumpang yang hendak masuk ke dalam halte, di dalam halte, serta di dalam bus masih dibatasi hingga 50 persen. Petugas di halte bisa mengatur posisi antrean penumpang di dalam halte dengan menjalankan jaga jarak. Lalu ada penutupan sementara bagi pelanggan yang hendak masuk dari luar halte untuk mengantisipasi pelimpahan penumpang transit, percepatan arus penumpang keluar halte dengan tetap memindai kartu di gerbang pembayaran, serta mengatur proses penurunan penumpang. Selain itu, Prasetia melanjutkan, untuk mengurai kepadatan penumpang di dalam halte, Transjakarta sudah menyusun sejumlah strategi juga. Penambahan jumlah armada hingga 1.791 unit, memungkinkan manajemen untuk menerapkan sejumlah strategi mengurai kepadatan. Strateginya, yaitu manajemen akan bisa menyiapkan bus kosong yang bersiaga di halte terdekat. Lalu Transjakarta akan memberlakukan rute poros atau tidak melayani hingga halte ujung terhadap rute-rute yang sudah dievaluasi jumlah pelanggannya di halte ujung untuk melayani halte yang padat. Transjakarta juga menyiapkan bus kosong untuk langsung melayani halte yang sedang terjadi antrean kepadatan dan penumpukan penumpang. Selain itu, manajemen juga memodifikasi rute langsung ke tujuan tanpa transit untuk mengurangi antrean dan penumpukan. Strategi lainnya adalah memperbantukan bus dari rute sepi ke rute yang haltenya padat dan terjadi penumpukan. Dijelaskan Prasetia, dalam situasi normal tanpa pandemi, strategi-strategi itu tidak mungkin dilakukan. Namun, karena ada kebutuhan untuk menjaga jarak antarpenumpang baik di dalam halte juga di dalam bus, hingga penerapan protokol kesehatan secara ketat, strategi itu disiapkan. Strategi lainnya, jelas Prasetia, adalah dengan tetap menyemprot dan membersihkan bus saat sebelum memulai pelayanan, juga setelah bus masuk pul. Bus-bus disemprot dengan desinfektan. Lalu di dalam bus juga dipasang tanda-tanda yang menunjukkan adanya jaga jarak bagi penumpang.
Tulus menambahkan, dengan situasi yang belum aman, apabila operator sudah mengupayakan pengendalian virus dengan penerapan aturan protokol kesehatan, tetapi masih saja ada penumpang yang tidak memenuhi protokol, operator berhak untuk menegur. ”Ini demi kesehatan bersama,” kata Tulus.
Rabu, 01 Juli 2020 Koran Tempo Hal. 11
Rabu, 01 Juli 2020 Koran Tempo Hal. 21
Rabu, 01 Juli 2020 Media Indonesia Hal. 1
Rabu, 01 Juli 2020 Media Indonesia Hal. 1
Rabu, 01 Juli 2020 Rakyat Merdeka Hal. 9
Rabu, 01 Juli 2020 Republika Hal. -
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi pada bulan lalu sebesar 0,18 persen, sehingga tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Juni 2020) mencapai 1,09 persen. Sementara itu, inflasi tahunan sebesar 1,96 persen.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, dari 90 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) yang diobservasi, sebanyak 76 kota di antaranya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Kendari dengan 1,33 persen. "Sedangkan, 14 kota lainnya menghadapi deflasi dengan deflasi tertinggi terjadi di Ternate, yakni minus 0,34 persen," ujarnya dalam konferensi pers live streaming, Rabu (1/7). Suhariyanto menuturkan, apabila dibandingkan inflasi bulanan pada tahun sebelumnya, pola kali ini agak berbeda. Pada tahun-tahun lalu, bulan yang terdapat Ramadhan dan Lebaran selalu menjadi puncak inflasi, kemudian diikuti dengan penurunan. Tapi, pada tahun ini, bulan Ramadhan dan Idul Fitri yang jatuh pada April dan Mei mengalami inflasi yang lumayan flat, yakni masing-masing 0,08 persen dan 0,07 persen. Sedangkan, pada Juni atau satu bulan setelah Lebaran, justru naik sedikit menjadi 0,18 persen. "Ini karena situasi tidak biasa, ada pandemi," tuturnya. Apabila dilihat dari kelompok pengeluaran, sebagian besar di antaranya mengalami inflasi dengan tingkat tertinggi terjadi pada makanan, minuman dan tembakau. Sementara itu, empat komponen mengalami deflasi dan satu menghadapi stagnan atau tidak menghadapi inflasi ataupun deflasi. Sebelumnya, pada Mei, inflasi hanya berada pada level 0,07 persen. Dengan begitu, inflasi secara tahun kalender (year to date/ytd) menjadi 0,90 persen, dan inflasi secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 2,19 persen. Dari 90 kota IHK, inflasi terjadi di 67 kota IHK. Sementara deflasi terjadi di 23 kota IHK. Inflasi tertinggi terjadi di Tanjungpandan sebesar 1,20 persen karena kenaikan harga ayam ras, ikan, dan bawang merah. Sementara itu, inflasi terendah terjadi di Tanjungpinang, Bogor, dan Madiun 0,01 persen. Selanjutnya, deflasi tertinggi terjadi di Luwuk 0,39 persen dan terendah terjadi di Manado 0,01 persen.
Rabu, 01 Juli 2020 Seputar Indonesia Hal. 1-10
Rabu, 01 Juli 2020 Kontan Hal. 1
Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah optimistis kalau new normal sudah mampu bangkitkan geliat perekonomian sehingga mampu merangsang permintaan domestik. Peningkatan permintaan domestik salah satunya ditandai dengan peningkatan inflasi. Seperti yang kita tahu, inflasi pada Juni 2020 tercatat 0,18% mom alias meningkat dari inflasi Mei 2020 yang sebesar 0,07% mom. Capaian inflasi pada bulan tersebut didorong oleh peningkatan harga daging ayam ras dengan andil pada inflasi 0,14% serta telur ayam ras dengan andil sebesar 0,04%. Baca Juga: Puncak giling, Kementan prediksi produksi gula di Juni-Juli mencapai 530.000 ton "Pembukaan kantor-kantor pada era new normal telah mendorong dibukanya warung atau rumah makan dan pada gilirannya meningkatkan permintaan dan harga daging ayam dan telur ayam ras tersebut," kata Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto dalam keterangan resminya, Rabu (1/7). Pembukaan kegiatan ekonomi juga didapuk mampu mendorong geliat sektor transportasi. Hal ini terlihat dari peningkatan tarif angkutan domestik pada bulan laporan. Terperinci, tarif angkutan udara naik dan memberi andil inflasi 0,02%, juga tarif angkutan antarkota dan kendaraan roda dua online yang masing-masing memberi andil inflasi 0,01%. Baca Juga: Menko Airlangga: Transformasi digital percepat pengembangan UMKM Indonesia Untuk selanjutnya, Airlangga tetap optimistis kalau laju inflasi akan terus terkendali. Dengan terkendalinya inflasi, diharapkan mampu membawa angin segar bagi pertumbuhan ekonomi tahun 2020 untuk lebih baik, bahkan dari asesmen lembaga-lembaga internasional.
Rabu, 01 Juli 2020 Kontan Hal. 1
Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Noverius Laoli KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Said Abdullah, mengusulkan kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk menjalankan kebijakan sunset policy di tahun 2021 mendatang. Said mengatakan, kebijakan ini bisa dilakukan oleh pemerintah untuk mengejar penerimaan pajak dan mendorong pertumbuhan ekonomi pada rentang 4,5% sampai 5,5%. "Kalau perlu, tahun depan dalam rangka mengejar penerimaan pajak pemerintah bikin saja sunset policy. Kalau tax amnesty tidak mungkin lah, baru kemarin tahun 2016 masa kita akan tax amnesty lagi," ujar Said di dalam rapat Banggar dengan Pemerintah, Selasa (30/6). Baca Juga: Badan Anggaran DPR usulkan defisit anggaran tahun 2021 sebesar 4,7% Sunset policy ini, merupakan kebijakan pemberian fasilitas perpajakan dalam bentuk penghapusan sanksi administrasi berupa bunga atas keterlambatan pelunasan kekurangan pembayaran pajak. Kebijakan ini hanya berlaku pada 2008 silam, dan diatur di dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Melalui kebijakan ini, Said menilai target pertumbuhan ekonomi di tahun depan bisa tercapai bahkan sampai dengan asumsi tertinggi, yaitu 5,5%. Baca Juga: Wah, 2,3 juta peserta BPJS Kesehatan pilih turun kelas "Keluarkan saja sunset policy, supaya (pertumbuhan ekonomi) kita betul-betul 4,5% bahkan bisa diraih 5,5% dengan tetap sungguh-sungguh mengendalikan inflasi kita," kata Said. Selain itu, Said juga menyarankan agar pemerintah dapat meningkatkan target defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 menjadi 4,7% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Usul ini jauh lebih tinggi dari target defisit yang ditetapkan pemerintah berada pada kisaran 3,21% sampai 4,17%
dari PDB. Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Noverius Laoli Usulan untuk meningkatkan target defisit ini, dikarenakan Said tidak yakin bahwa potensi penerimaan pajak di tahun depan sudah bisa pulih. Apalagi, pada tahun ini pemerintah mempercepat penurunan tarif pajak penghasilan (PPh) bagi wajib pajak (WP) badan berbentuk perusahaan terbuka dari 25% menjadi 22%.
"Kalau memang ingin cepat pulih pada kondisi normal, katakanlah di tahun 2023, kenapa defisitnya nggak 4,7% supaya ketika menyatakan ekspansif maka ekspansif betul yang diinginkan oleh pemerintah," lanjut Said. Baca Juga: KKP fasilitasi pengajuan kredit usaha nelayan hingga pengolah hasil perikanan Dengan posisi defisit tersebut, kata Said, pemerintah tidak perlu menggunakan semua anggaran ini di tahun depan. Ia mengusulkan, selisih anggaran dari rentang defisit 4,17% ke 4,7% bisa dijadikan cadangan fiskal oleh pemerintah. Cadangan fiskal ini, bisa digunakan apabila pemerintah membutuhkan anggaran tambahan untuk program prioritas ataupun kebutuhan lain yang mendesak.
Rabu, 01 Juli 2020 Kontan Hal. 1
Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Noverius Laoli KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyampaikan, pihaknya membuat postur makro fiskal di tahun 2021 mendatang akan dilingkupi dengan kebijakan yang ekspansif dan konsolidatif, untuk mendukung pemulihan sosial ekonomi menuju kondisi normal. Sejalan dengan kebijakan ini, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi pada tahun depan berada pada rentang 4,5% sampai 5,5%. Baca Juga: DPR usulkan pagu indikatif belanja pemerintah pusat Rp 1.088 triliun pada 2021 Sementara itu, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 diperkirakan pada kisaran 3,21% sampai 4,17% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR Said Abdullah mengatakan, apabila pemerintah ingin menerapkan kebijakan ekspansif untuk mendukung pemulihan ekonomi, maka target defisit ini perlu direvisi menjadi 4,7% dari PDB. "Pemerintah berhitung 4,17%
untuk defisit, kalau defisit 4,17% maka kebijakan ekspansif yang ingin dicapai oleh pemerintah tidak akan sampai ke pertumbuhan ekonomi di level 4,5%," ujar Said di dalam rapat Banggar dengan Pemerintah, Selasa (30/6). Baca Juga: Kemenkeu: Perbaikan DTKS menjadi kunci penyaluran bansos Said bilang, proyeksi ini didasarkan pada ketidakyakinan atas potensi penerimaan pajak akan pulih di tahun depan. Apalagi, pada tahun ini pemerintah mempercepat penurunan tarif pajak penghasilan (PPh) bagi wajib pajak (WP) badan berbentuk perusahaan terbuka dari 25% menjadi 22%. "Kalau memang ingin cepat pulih pada kondisi normal, katakanlah di tahun 2023, kenapa defisitnya nggak 4,7% supaya ketika menyatakan ekspansif maka ekspansif betul yang diinginkan oleh pemerintah," lanjut Said. Dengan posisi defisit tersebut, kata Said, pemerintah tidak perlu menggunakan semua anggaran ini di tahun depan. Ia mengusulkan, selisih anggaran dari rentang defisit 4,17% ke 4,7% bisa dijadikan cadangan fiskal oleh pemerintah. Baca Juga: Banggar DPR minta pemerintah sempurnakan data terpadu kesejahteraan sosial Menurutnya, cadangan fiskal ini bisa digunakan apabila pemerintah membutuhkan anggaran tambahan untuk program prioritas ataupun kebutuhan lain yang mendesak. Secara terpisah, Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Kunta Wibawa Dasa Nugraha menjelaskan, usulan ini nantinya akan dibawa ke rapat paripurna dan diputuskan pada pertengahan Juli 2020 mendatang. "Nanti diputuskan di Paripurna DPR RI pertengahan Juli ini. Untuk bahan membuat nota keuangan dan RAPBN 2021," kata dia.
Rabu, 01 Juli 2020 Kontan Hal. 1
Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada bulan Juni 2020 sebesar 0,18% mom. Secara tahun kalender, inflasi bulan lalu tercatat 1,09% year to date dan secara tahunan, inflasi sebesar 1,96% yoy. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, bila dilihat berdasarkan komponennya, inflasi pada Juni 2020 terutama didorong peningkatan harga barang bergejolak atau volatile prices dengan andil pada inflasi sebesar 0,13%. Baca Juga: BPS: Wisatawan asing dari Timor Leste mendominasi pada bulan Mei 2020 "Penyebab utama inflasi Juni 2020 adalah volatile prices atau kelompok harga bergejolak, di mana harga bergejolak mengalami inflasi sebesar 0,77% mom," kata Suhariyanto, Rabu (1/7) via video conference. Penyebab inflasi volatile prices antara lain peningkatan harga daging ayam ras dengan andil pada inflasi sebesar 0,14% mom serta peningkatan telur ayam ras sebesar 0,04% mom. Meski begitu, dalam komponen ini ada juga komoditas yang mengalami penurunan harga, seperti bawang putih, cabai merah, minyak goreng, serta cabai rawit. Selain komponen volatile prices, yang menyokong inflasi pada bulan Juni 2020 adalah harga-harga yang diatur pemerintah atau administered prices. Komponen ini mengalami inflasi sebesar 0,22% mom dengan andil sebesar 0,04%. Baca Juga: BPS: Jumlah kunjungan wisman ke Indonesia pada Mei turun 86,90% yoy Inflasi pada komponen ini didorong oleh peningkatan tarif angkutan udara dengan andil 0,02% pada inflasi, juga peningkatan tarif kendaraan roda dua online dan tarif angkutan umum antarkota yang masing-masing menyumbang 0,01% pada inflasi. Terakhir, komponen yang menyumbang inflasi Juni 2020 adalah komponen inti yang terpantau mengalami inflasi sebesar 0,02% mom. Dengan capaian inflasi tersebut, komponen inti menyumbang inflasi sebesar 0,01%.
Rabu, 01 Juli 2020 Kontan Hal. 1
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Proses fit and proper test anggota pengawas Bank Indonesia atau Badan Supervisi Bank Indonesia (BSBI) kelar, Rabu (1/6). Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menuntaskan uji kepatutan dan kelayakan calon anggota Badan Supervisi Bank Indonesia (BSBI) periode tahun 2020-2023, Ra bu (1/6) kemarin. Dari 11 calon yang diajukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 24 Maret 2020, DPR memilih lima orang BSBI masa periode tahun 2020 sampai 2023. Berdasarkan lampiran Surat Presiden Nomor R-17/Pres/03/2020, kesebelas nama itu adalah anggota BSBI periode 2017-2020 adalah Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada (UGM) Muhammad Edhie Purnawan, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof R Nunung Nuryartono. Ada juga nama anggota Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Muhammad Nawir Messi; Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Andalas Prof Werry Darta Taifur; serta peneliti senior Institute for Development of Ekonomics and Finannce (Indef) Enny Sri Hartati. Selain mereka, ada juga Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Mohammad Khusaini, Dosen Ilmu Ekonomi Universitas Sriwijaya Bernadette Robiani, Kemudian ada juga Wakil Dekan bidang Akademi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjajaran Nury Efffendi, konsultan hukum yang juga staf pengajar Sekolah Tinggi Hukum Indonesia (STHI) Jentera dan Kepala PPATK periode 2002-2011 Yunus Husein; Senior Partner kantor hukum Guido Hidayanto & Partners (GHP) Mohammad Kadri; serta Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Prof Lindawati Gani. DPR melakukan dua kali proses uji tuntas kepatuhan yakni 24 Juni, dan 1 Juli 2020. Hasilnya, lima orang terpilih. Mereka adalah: -M Edhie Purnawan: Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada (UGM) -R. Nunung Nuryartono: Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (IPB) -Muhammad Nawir Messi: Anggota Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) -Mohammad Khusaini: Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya - Nury Efffendi: Wakil Dekan bidang Akademi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjajaran Dari nama yang terpilih, hanya Edhie Purnawan yang kembali masuk sebagai anggota BSBI kembali. Bagi Edhie, ini kali kedua baginya masuk BSBI. Adapun, empat anggota BSBI periode 2017-2020 telah menyelesaikan purna tugasnya pada Juli 2020 ini. Mereka adalah Mohammad Fadhil Hasan, Candra Fajri Ananda; Prof Hikmahanto Juwana; serta almarhum A Tony Prasetiantono. Adapun lima anggota BSBI akan mengawasi Bank Indonesia (BI), utamanya dalam meningkatkan akuntabilitas, independensi, transparansi dan kredibilitas. Selain itu, BSBI juga akan membantu DPR dalam memberikan gambaran kebijakan yang diambil. Dengan begitu, DPR memiliki instrumen yang tepat dalam mengawasi berbagai tugas Bank Indonesia agar menjadi lebih baik.
Rabu, 01 Juli 2020 Kontan Hal. 1
Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Handoyo . KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beredar kabar yang berembus bahwa Telkom Grup akan membuka blokir layanan video streaming Netflix. Kabar tersebut mengatakan bahwa BUMN ini akan membuka akses layanan Netflix pekan ini. Vice President Corporate Communication Telkom Arif Prabowo mengatakan, saat ini pihaknya masih dalam tahap pembicaraan yang intens dengan pihak Netflix. Kedua pihak juga masih membuka opsi pembicaraan yang lebih detil lagi. Baca Juga: Seram! Ini film horor yang akan dirilis Netflix bulan Juli 2020 Arif melanjutkan, ada beberapa pertimbangan dalam membuka blokir layanan Netflix. Yang pertama, Telkom Grup mengedepankan kepuasan pelanggan, dimana pelanggan Telkom saat ini terdiri atas berbagai segmentasi, termasuk anak muda. Kedua, Netflix juga telah menyediakan parental control atau kontrol orangtua. “Dari sisi layanan, jika ada complain dari masyarakat, maka sudah bisa complain ke institusi yang berwenang. Netflix juga sudah mau melakukan takedown video dalam waktu 1 kali 24 jam apabila ada komplain,” ujar Arif saat dikonfirmasi Kontan.co.id, Rabu (1/7). Kemudian, konten-konten yang disediakan Netflix sudah mulai mengangkat ide-ide dan talenta muda di perfilman tanah air. “Jadi, tentunya itu menjadi hal yang positif untuk kami juga,” sambung Arif. Nantinya, bila benar Telkom membuka akses Netflix, maka layanan video streaming ini akan bisa diakses di seluruh jaringan Telkom Group, termasuk Telkomsel dan IndiHome.
Rabu, 01 Juli 2020 Kontan Hal. 1
Sumber: Kompas.com | Editor: S.S. Kurniawan KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kapolri Jenderal Pol Idham Azis melontarkan guyonan saat memberikan sambutan dalam rangkaian acara HUT ke-74 Bhayangkara di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Rabu (1/7). Idham menyebut dirinya kurang pintar, meskipun telah menjabat sebagai orang nomor satu di institusi Polri. "Saya, kan, agak-agak goblok jadi Kapolri. Cuma Kapolri saja goblok," seloroh Idham yang langsung disambut tawa peserta. Selorohan itu berawal ketika Idham menyinggung tema peringatan HUT Bhayangkara tahun ini, yakni Kamtibmas Kondusif Masyarakat Semakin Produktif. Baca Juga: Hari Bhayangkara, Jokowi minta Polri aktif ajak masyarakat patuhi protokol kesehatan Idham mengatakan, tema tersebut mengundang pertanyaan dari sejumlah pihak. "Terus saya bilang, sudah bagus itu dikasih tema," celoteh Idham. Kemudian, Idham membongkar sosok di balik ide tema tersebut, yaitu Asisten Kapolri Bidang Sumber Daya Manusia Irjen Pol Sutrisno Yudi Hermawan. Meski demikian, Idham berpandangan, tema itu memang sudah sesuai dengan apa yang sedang dan akan Polri lakukan ke depan. Pada masa pandemi virus corona baru, masyarakat membutuhkan bantuan dari Polri. Saya ini apalah, pecahan beling saja Lalu, Idham menyinggung program pembagian beras yang personelnya lakukan di sejumlah wilayah di Indonesia. "Itu juga bukan program saya. Saya ini apalah, pecahan beling saja. Kalau ujung-ujungnya belatung nangkalah," seloroh Idham. "Cuma, karena saya menjabarkan saja perintahnya Presiden, ya, saya laksanakan. Saya tunduk dan taat seperti bahasa beliau tadi, jadilah abdi negara yang Rastra Sewakottama," lanjut dia. Melansir laman resmi Polri, Rastra Sewakottama merupakan lambang polisi yang menjadi bagian dalam pedoman hidup Polri, Tribrata. Lambang polisi itu memiliki arti Polri adalah abdi utama daripada nusa dan bangsa. Baca Juga: Jokowi ucapkan selamat Hari Bhayangkara ke-74 Idham pun mengucapkan terima kasih kepada Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono yang telah mencetuskan program pembagian beras tersebut. Pada saat itu juga, Idham melontarkan guyonan soal dirinya.
"Yang konsep itu Pak Wakapolri. Saya, kan, agak-agak goblok jadi Kapolri, cuma Kapolri saja goblok. Biarpun saya goblok saja (jadi) Kapolri, gimana kalau saya pinter? Gitu, ya, kan?" ucap Idham yang disambut tawa para hadirin. Penulis: Devina Halim
Rabu, 01 Juli 2020 Kontan Hal. 1
Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Handoyo . KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beredar kabar bahwa Telkom Grup (TLKM) akan membuka blokir layanan video streaming Netflix. Kabar angin tersebut mengatakan bahwa BUMN ini akan membuka akses layanan Netflix pada pekan ini. Pihak Telkom pun angkat bicara. Vice President Corporate Communication Telkom Arif Prabowo mengatakan, saat ini pihaknya masih dalam tahap pembicaraan yang intens dengan pihak Netflix. Kedua pihak juga masih membuka opsi pembicaraan yang lebih detil lagi. Baca Juga: Laba Telekomunikasi Indonesia (TLKM) turun 5,8% pada kuartal I 2020 “Ada satu hal kemajuan dari pembicaraan- pembicaraan sebelumnya. Kita tunggu saja. Yang jelas sudah ada perkembangan yang bagus antara kami dengan Netflix ,” ujar Arif saat dikonfirmasi Kontan.co.id, Rabu (1/7) malam.
Arif Prabowo mengatakan, kenyamanan pelanggan menjadi pertimbangan utama Telkom dalam mengambil keputusan. Ia berharap kesepakatan antara Telkom dengan Netflix bisa terwujud secepatnya. “Kalau sudah ada waktunya pasti akan kami sampaikan,” terang Arif Prabowo. Nantinya, bila benar Telkom membuka akses Netflix, maka layanan video streaming ini akan bisa diakses di seluruh jaringan Telkom Group, termasuk Telkomsel dan IndiHome.
Rabu, 01 Juli 2020 Kontan Hal. 1
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kejaksaan Agung (Kejagung) hari ini, Rabu (1/7), memeriksa lima orang saksi terkait perkara tindak pidana korupsi pengelolaan keuangan dan dana investasi pada PT Asuransi Jiwasraya (Jiwasraya). Dari lima orang saksi tersebut, empat diantaranya adalah pejabat dan mantan pejabat dilingkungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pemeriksaan oleh Kejagung dimaksudkan guna mencari alat bukti guna membuktikan perbuatan pidana para tersangka, baik tersangka korporasi maupun tersangka perorangan. Para tersangka tersebut dituntut didakwa atas kerugian keuangan negara, pada pengelolaan keuangan dan dana investasi Jiwasraya.
Rabu, 01 Juli 2020 Kontan Hal. 1
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu permasalahan yang dihadapi UMKM ialah soal pembiayaan. Oleh karena itu, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebut kehadiran fintech dapat menjadi solusi bagi UMKM untuk akses pembiayaan.
Terhubungnya dengan digital menjadi jalan bagi UMKM untuk dapat mempermudah mereka mengakses pembiayaan. Dimana diketahui untuk dapatkan akses pembiayaan diperlukan record kesehatan keuangan dari UMKM tersebut. Baca Juga: Airlangga optimistis peningkatan inflasi Juni 2020 tanda naiknya permintaan domestik "Yang bisa bertahan adalah UMKM yang sudah terhubung dengan digital dan mereka yang mereka bisa beradaptasi merespon perkembangan market di tengah pandemi ini.
Dua hal itu menjadi penting untuk kita mempercepat modernisasi UMKM termasuk digitalisasi ketika kita bicara digitalisasi ini penting juga dengan digital payment," jelas Teten dalam Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) pada Selasa (30/6). Teten menyebut pihaknya, sekarang ini terus mendorong untuk UMKM bisa masuk digital salah satunya menggunakan pembayaran digital. Hal tersebut melihat adanya perubahan konsumen dari offline ke online. Serta adanya standar yang tinggi akan produk yang higienis dan bebas dari virus corona. Baca Juga: Airlangga Hartarto sebut relaksasi dan stimulus KUR akan bangkitkan ekonomi "Penting dalam digitalisasi ini adalah integrasi ekosistem digital dengan digital payment dan penting juga digitalisasi bagi UMKM bukan hanya sekadar untuk mengakses pasar yang lebih besar tapi juga ke depan untuk memperluas akses ke sumber pembiayaan," tegas Teten. Kembali disampaikan Teten, UMKM yang terhubung ke market online baru 13% atau sekitar 8 juta pelaku usaha. Angka tersebut, sampai akhir tahun ini ditargetkan bertambah menjadi 10 juta UMKM yang sudah terhubung dengan digital. Tessa Wijaya COO dan co-founder Xendit, salah satu startup teknologi finansial di Indonesia menambahkan bahwa banyaknya masyarakat Indonesia yang sudah mengenal sosial media sebenarnya bukti bahwa digitalisasi tak begitu sulit diterima masyarakat. Namun Ia menyebut yang perlu dilakukan guna genjot penetrasi masyarakat ke digital terutama pembayaran digital adalah edukasi akan digital payment itu sendiri. "Saya hadiri beberapa Talk Show UMKM banyak yang merasa 'waduh nanti kalau bayar online aman atau enggak ya'. Nah ini harus disosialisasikan bahwa payment gateway itu apa, bahwa kami memang diatur Bank Indonesia dan sebagiannya lalu go online itu aman," terang Tessa.
Baca Juga: Jamkrindo berkomitmen dukung pelaku UMKM dan koperasi Kedua selain edukasi akan payment gateway, Tessa menyebut Xendit sendiri merangkul partner yang membantu pelaku usaha masuk di pembayaran digital. Lebih lanjut pihaknya juga sudah menyiapkan produk yang dikhususkan bagi para UMKM. Xendit juga disebut Tessa memperkuat pelayanan dimana untuk membantu UMKM terintegrasi dengan digital. "Contohnya Kami punya produk di mana UMKM bisa login ke Xendit platform membuat invoice penagihan para pelanggan, mereka bisa copy paste link dan bisa langsung di Facebook Chat, WhatsApp atau di Instagram dan mereka bisa menerima pembayaran melalui metode apa saja," jelasnya.