Pengertian anak tunanetra adalah individu yang indera penglihatannya (kedua-duanya) tidak berfungsi sebagai saluran penerima informasi dalam kegiatan sehari-hari seperti orang awas. Orang tunanetra adalah mereka yang tidak memiliki penglihatan sama sekali (buta total) hingga mereka yang masih memiliki sisa penglihatan tetapi tidak mampu menggunakan penglihatannya untuk membaca tulisan biasa berukuran 12 point dalam keadaan cahaya normal dan dari jarak normal (30cm) meskipun dibantu dengan kaca mata (kurang awas). Tunanetra ringan (defective vision/low vision); yakni mereka yang memiliki hambatan dalam penglihatan akan tetapi mereka masih dapat mengikuti program- program pendidikan dan mampu melakukan pekerjaan/kegiatan yang menggunakan fungsi penglihatan.
Tunanetra setengah berat (partially sighted); yakni mereka yang kehilangan sebagian daya penglihatan, hanya dengan menggunakan kaca pembesar mampu mengikuti pendidikan biasa atau mampu membaca tulisan yang bercetak tebal. Yaitu kehilangan kemampuan berbahasa mulai dari kesalahan dalam inti pembicaraan sampai tidak dapat bebicara sama sekali. Anak tunarungu adalah anak yang kehilangan seluruh atau sebagian daya pendengarannya, sehingga mengalami Gangguan berkomunikasi secara verbal.
Secara fisik, anak tunarungu tidak berbeda dengan anak-anak dengar pada umumnya, sebab orang akan mengetahui bahwa anak menyandang ketunaruguan pada saat berbicara, mereka berbicara tanpa suara atau dengan suara yang kurang atau tidak jelas artikulasinya, atau bahkan tidak berbicara sama sekali, mereka berisyarat. Ia dapat mengerti percakapan dari jarak 3-5 feet secara berhadapan (face to face), tetapi tidak dapat mengikuti diskusi kelas. Siswa tersebut membutuhkan pendidikan khusus secara intensif, alat bantu dengar, serta latihan untuk mengembangkan kemampuan bicara dan bahasanya.
Mungkin ia masih mendengar suara yang keras, tetapi ia lebih menyadari suara melalui getarannya (vibrations) dari pada melalui pola suara.
TUNAGRAHITA
Anak tunagrahita ringan pada umumnya tampang atau kondisi fisiknya tidak berbeda dengan anak normal lainnya, mereka mempunyai IQ antara kisaran 50 s/d 70. Mereka juga termasuk kelompok mampu didik, mereka masih bisa dididik (diajarkan) membaca, menulis dan berhitung, anak tunagrahita ringan biasanya bisa menyelesaikan pendidikan setingkat kelas IV SD Umum. Pada usia 16 tahun tingkat kecerdasannya sama dengan anak kelas tiga/ lima SD, kematangan belajar membaca dicapai pada usia 9 sampai dengan 12 tahun, dapat bergaul dan mampu mengerjakan pekerjaan ringan.
Tampang atau kondisi fisiknya sudah dapat terlihat, tetapi ada sebagian anak tunagrahita yang mempunyai fisik normal. Mereka tidak mampu mempelajari pelajaran akademik, perkembangan bahasa terbatas, berkomunikasi dengan beberapa kata, mampu menulis nama sendiri, nama orang tua adan alamat, mengenal angka tanpa pengertian, dapat dilatih bersosialisasi, mampu mengenali bahaya, tingkat kescerdasan setara anak usia 6 tahun. Dalam kegiatan sehari-hari mereka membutuhkan bantuan orang lain, tidak mampu mengurus diri sendiri, tidak mengenali bahaya, tingkat kecerdasannya setara dengan anak usia 4 tahun.
TUNA DAKSA
Kelainan pada sistem serebral (cerebral system disorders) Penggolongan anak tunadaksa kedalam kelompok kelainan sistem serebral didasarkan
Kerusakan pada sistem syaraf pusat mengakibatkan bentuk kelainan yang krusial, karena otak dan sumsum tulang belakang merupakan pusat komputer dari aktivitas hidup manusia. Mereka dapat hidup bersama-sama dengan anak normal lainnya, meskipun cacat tetapi tidak mengganggu kehidupan dan pendidikannya.
- Kelainan pada sistem otot dan rangka (musculus skeletal system)
Sistem otot dan rangka adalah bagian-bagian atau jaringan-jaringan yang membentuk gugusan otot dan rangka sehingga terjadi koordinasi yang normal dan fungsional dalam menjalankan tugasnya.antara lain meliputi: . a). Penderita polio adalah mengalami kelumpuhan otot sehingga otot akan mengecil dan tenaganya melemah, peradangan akibat virus polio yang menyerang sumsum tulang belakang pada anak usia 2 (dua) tahun sampai 6 (enam) tahun. Kondisi kelumpuhannya bersifat simetris yaitu pada kedua tangan atau kedua kaki saja, atau kedua tangan dan kedua kakinya.
Spina bifida adalah cacat lahir yang ditandai dengan terbentuknya celah atau defek pada tulang belakang dan sumsum tulang belakang bayi. Kelainan ini dipicu oleh pembentukan sumsum tulang belakang yang tidak sempurna pada bayi selama dalam kandungan.
AUTIS
Autisme yang timbul kemudian
ADHD adalah singkatan dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder, yaitu sebuah gangguan
- Gabungan hiperaktif-impulsif dan lalai
- Dispraksia, merupakan gangguan pada ketrampilan motorik,seperti sering menjatuhkan benda yang di pegang, sering memecahkan gelas kalau minum
- Diskalkulia ,kesulitan dalam menghitung dan matematika
- Disleksia , kesulitan dalam membaca baik membaca permulaan maupun pemahaman
- Dysphasia ,kesulitan berbahasa dimana anak sering melakukan kesalahan dalam berkomunikasi baik menggunakan tulis maupun lisan
- Body awarness , anak tidak memiliki kersadaran tubuh, misalnya sering menabrak bila berjalan
Masalah-masalah yang tercakup dalam kesulitan belajar atau hambatan belajar spesifik adalah rentang perhatian pendek (short attention span), kesulitan mengingat (poor memory), dan keterlambatan perkembangan bahasa. Anak-anak dengan kesulitan belajar spesifik mempunyai masalah dalam belajar meskipun mereka mempunyai tingkat inteligensia (IQ) NORMAL. Dispraksia, merupakan gangguan pada ketrampilan motorik,seperti sering menjatuhkan benda yang di pegang, sering memecahkan gelas kalau minum menjatuhkan benda yang di pegang, sering memecahkan gelas kalau minum 2.
Dysphasia ,kesulitan berbahasa dimana anak sering melakukan kesalahan dalam berkomunikasi baik menggunakan tulis maupun lisan. Anak dengan gangguan perhatian akan merespon banyak dorongan, sehingga fokus perhatian anak selalu bergerak dari satu ke hal yang lainnya, dan tak dapat mempertahankan perhatiannya untuk waktu belajar yang cukup dan kurang dapat mengarahkan pada satu tujuan menghadapi sesuatu hal dalam hal ini pelajaran. Gangguan perhatian merupakan suatu kesulitan dimana individu untuk mengingat kembali apa yang telah dilihat, didengar maupun yang telah dialaminya.
Anak-anak dengan gangguan ingatan akan mengalami kesulitan dalam bidang akademik baik pada membaca, menulis maupun menghitung. Gangguan perkembangan motorik pada anak-anak sering memperlihatkan adanya gangguan koordinasi gerak baik motorik halus (fine motorik) maupun motorik kasar (gross motorik), adanya gerak motorik yang berlebih (overflow movement), maupun adanya gangguan dalam penghayatan/kesadaran tubuh. Gangguan perkembangan motorik tersebut sering mudah dikenali pada saat melakukan kegiatan berolahraga, menari maupun waktu belajar menulis.
Dengan adanya disfungsi pada susunan syaraf pusatnya, maka ada kemungkinan anak-anak mengalami hiperaktif neurologik, yang mana dimanifestasikan dengan sulit konsentrasi banyak bergerak dan tidak terkontrol. Kesulitan belajar membaca merupakan bagian dari kesulitan belajar akademik, kesulitan ini juga dikenal dengan disleksia.
ANAK DENGAN GANGGUAN PERILAKU DAN EMOSI (TUNALARAS)
ANAK CERDAS ISTIMEWA DAN BAKAT ISTIMEWA (GIFTED AND TALENTED)
Anak talented adalah anak yang memiliki kemampuan yang tinggi dalam bidang tertentu, misalnya hanya dalam bidang matematik, ilmu pengetahuan alam, bahasa, kepemimpinan, kemampuan psikomotor,penampilan seni. Anak cerdas (brigth/higt achiever) berbeda dengan dengan anak CI-BI (gifted) dan anak- anak cerdas tidak bisa dimaksukkan ke dalam kelompok gifted karena mereka memiliki karakteristik yang berbeda. Sekalipun mereka juga memiliki tingkat intelegensi yang tinggi, namun kemampuan mereka dalam analisis, abstraksi dan kreativitas tidak seluar biasa anak-anak CI-BI.
ANAK LAMBAN BELAJAR (SLOW LEARNER)
TUNA GANDA (MULTIPLE HANDICAPPED)
PERBEDAAN SEKOLAH INKLUSI DAN ABK
Sekolah yang menggabungkan layanan pendidikan khusus dan regular dalam satu sistem persekolahan, dimana siswa berkebutuhan khusus mendapatkan pendidikan khusus sesuai dengan potensinya masing-masing dan siswa regular mendapatkan layanan khusus untuk mengembangkan potensi mereka sehingga baik siswa yang berkebutuhan khusus ataupun siswa regular dapat bersama-sama mengembangkan potensi masing-masing dan mampu hidup eksis dan harmonis dalam masyarakat. Ada di dalam sistem sekolah umum, dimana pelaksanaan pendidikan, pengelolaan kelas dapat menjamin peningkatan pendidikan dan akses untuk semua anak, termasuk anak berkebutuhan khusus. Sebagian besar anak berkebutuhan khusus dapat belajar di sekolah umum dengan akses dan lingkungan yang kondusif.
Siswa / siswi lainmenerima perbedaan yang ada dan memiliki kepekaan sosial yang tinggi serta mampu menjalin persahabatan dengan anak berkebutuhan khusus. Orang tua anak berkebutuhan khusus merasa yakin bahwa anaknya akan mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Guru wali kelas, guru bidang studi serta guru pembimbing khusus bertanggung jawab penuh pada kelangsungan proses belajar anak berkebutuhan khusus.