• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DI MIN PECABEAN KABUPATEN TEGAL - Repository UIN Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DI MIN PECABEAN KABUPATEN TEGAL - Repository UIN Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

Sedangkan tujuan penelitian ini adalah: 1) Menganalisis pengelolaan pendidikan anti korupsi di MIN Pecabean Kabupaten Tegal; Di dunia, telah tercipta jaringan kerja sama antar negara untuk memperkenalkan program pendidikan antikorupsi. Pendidikan antikorupsi harus diberikan kepada anak-anak sejak Sekolah Dasar (SD/MI).

Oleh karena itu, para siswa MY Pecabean telah dikenalkan dengan suatu tindakan yang memiliki akibat baik dan buruk, termasuk pendidikan antikorupsi. Berdasarkan hal diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul : “Pendidikan Anti Korupsi di MIN Pecabean Kabupaten Tegal”. Sebagai acuan bagi guru dan praktisi pendidikan dalam pelaksanaan pendidikan antikorupsi di sekolah dasar/madrasah.

Konsep Korupsi dan Antikorupsi

2011: 3) mengungkapkan bahwa “selama bertahun-tahun telah ada keyakinan bahwa pendidikan dapat meningkatkan kesetaraan sosial dan mempromosikan keadilan sosial”. Herera (Muhadjir Darwin) berpendapat senada, bahwa “dengan pendidikan, transformasi kehidupan sosial dan ekonomi akan lebih baik, dengan anggapan bahwa pendidikan mempermudah mendapatkan pekerjaan yang layak”. Di sini dapat kita gambarkan bahwa pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar yang sangat penting dalam mencapai kesejahteraan hidup.

Todaro dan Smith menyatakan bahwa "pendidikan memainkan peran kunci dalam membentuk kapasitas manusia untuk menyerap teknologi modern, dan mengembangkan kapasitas untuk pertumbuhan dan pembangunan yang berkelanjutan." Pendidikan akan membentuk kapasitas manusia yang lebih luas yang menjadi inti dari makna pembangunan. Dari segi moralitas atau kemanusiaan, korupsi dikonotasikan sebagai modus perilaku yang menyimpang dari standar nilai-nilai kemanusiaan dan norma-norma masyarakat (Martiman Projohamidjoyo, 2009). Oleh karena itu korupsi adalah perbuatan mengambil harta atau barang umum secara tidak jujur ​​untuk kepentingan diri sendiri, keluarga atau golongan tertentu (Martawiansyah: 2007).

Titik kritis korupsi adalah kleptokrasi, yang secara harfiah berarti pemerintahan oleh pencuri, di mana tidak ada kepura-puraan untuk jujur. Pendidikan antikorupsi dengan demikian merupakan upaya sengaja untuk memberikan pemahaman dan pencegahan terhadap tindakan korupsi yang dilakukan melalui pendidikan formal di sekolah, pendidikan informal di lingkungan keluarga dan pendidikan nonformal di masyarakat. Pendidikan antikorupsi tidak berhenti pada pengenalan nilai-nilai antikorupsi, tetapi terus memahami nilai-nilai, menghayati nilai-nilai dan mengamalkan nilai-nilai antikorupsi agar menjadi kebiasaan hidup sehari-hari.

Pendidikan antikorupsi secara umum dikatakan sebagai pendidikan koreksi budaya yang bertujuan untuk memperkenalkan cara berpikir dan nilai baru kepada peserta didik. Pendidikan antikorupsi harus mengintegrasikan tiga ranah, yakni ranah pengetahuan (kognitif), sikap dan perilaku (cinta kasih) dan keterampilan (psikomotorik).

Konsep Pendidikan Anti Korupsi

Hamalik (dalam Wibowo menyatakan bahwa guru akan mampu menjalankan dan melaksanakan tanggung jawabnya terutama dalam internalisasi pendidikan antikorupsi apabila memiliki berbagai kompetensi yang relevan. Metode demokrasi menekankan pada pencarian dan penghayatan nilai-nilai kehidupan secara bebas melalui langsung melibatkan anak dalam menemukan nilai-nilai tersebut dalam pendampingan dan bimbingan guru. Guru tidak berperan sebagai satu-satunya pemberi informasi dalam menemukan nilai-nilai antikorupsi yang dijunjungnya.

Cara ini dapat digunakan untuk menanamkan nilai-nilai antara lain keterbukaan, kejujuran, menghargai pendapat orang lain, sportivitas, rendah hati dan toleransi. Penelitian kolaboratif lebih berorientasi pada pembahasan permasalahan aktual di masyarakat, dimana proses ini diharapkan dapat menumbuhkan sikap berpikir logis, analitis, sistematis, argumentatif sehingga mampu memperoleh nilai-nilai vital dari permasalahan yang diolah. bersama. . Melalui metode ini, siswa diajak untuk aktif mencari dan menemukan topik-topik yang sedang berkembang dan menjadi minat bersama.

Dengan menemukan masalah, mengkritisinya dan mengolahnya kembali diharapkan anak dapat menerima nilai-nilai yang ada dan menerapkannya dalam kehidupannya. Melalui pengalaman langsung, anak dapat belajar tentang lingkungan kehidupan yang berbeda-beda baik dari segi cara berpikir, tantangan, masalah, maupun nilai-nilai kehidupannya. Latar belakang sosial, pendidikan dan pengalaman dapat menyebabkan perbedaan pemahaman dan penerapan nilai-nilai kehidupan.

Menurut Azumardi Azra, diantara model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pendidikan antikorupsi adalah pembelajaran aktif yang menjadi acuan dasar proses pembelajaran pendidikan antikorupsi. Menurut Kemendiknas (dalam Wibowo, 2013: 61), untuk mengukur tingkat keberhasilan penyelenggaraan pendidikan antikorupsi pada satuan pendidikan dilakukan melalui berbagai program evaluasi dengan membandingkan kondisi awal dengan kondisi awal. pencapaian dalam waktu tertentu.

Konsep Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah a. Pengertian Sekolah Dasar

Pernyataan Harmon & Jones ini agak berbeda dengan pernyataan Suharjo yang terletak pada usia. Jika Suharjo menyatakan bahwa sekolah dasar lebih ditujukan untuk anak usia 6-12 tahun, maka Harmon dan Jones menyatakan bahwa sekolah dasar biasanya terdiri dari anak-anak antara usia 5-11 tahun, atau Taman Kanak-kanak sampai kelas enam. Kemungkinan perbedaan ini terletak pada fisiologi antara anak-anak di Indonesia dengan anak-anak di negara-negara Eropa dan sekitarnya.

Jika dicermati, tujuan pendidikan dasar yang dikemukakan oleh Suharjo dan Eka Ihsanudin memiliki persamaan bahwa sekolah dasar diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar kepada anak yang diperlukan untuk hidup di masyarakat. Pada tahap ini, anak lebih mudah diarahkan, diberi tugas untuk diselesaikan dan cenderung lebih mudah mempelajari berbagai kebiasaan seperti makan, tidur, berdiri dan belajar pada waktu dan tempat yang tepat dibandingkan dengan masa prasekolah. Pembelajaran yang tepat adalah pembelajaran yang sesuai dengan minat, tingkat perkembangan kognitif, dan kematangan sosial dan emosional.

Pada masa ini, perkembangan kemampuan berpikir anak juga berjalan secara berurutan dari berpikir konkrit ke berpikir abstrak. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Jean Piaget (Crain) bahwa anak usia sekolah dasar berada pada tahap operasional konkrit.Pada tahap operasional konkrit ini anak sudah mengenal simbol-simbol matematika, tetapi belum mampu menangani hal-hal yang abstrak.

Hubungan Orang Tua dan Anak Sekolah Dasar

Terakhir, pada tahap operasi formal, anak memiliki pemikiran abstrak tentang bentuk yang lebih kompleks. Dari pernyataan tersebut dapat dijelaskan bahwa orang tua memiliki tanggung jawab yang besar dalam pendidikan anak. Pendidikan yang diberikan oleh orang tua merupakan bentuk perhatian orang tua kepada anaknya untuk memasuki masa depan yang lebih baik.

Pendekatan Pembelajaran Berpusat pada Anak

Kajian Pustaka

  • Setting Penelitian a. Lokasi Penelitian
  • Unit Analisis
  • Sumber Data
  • Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
  • Keabsahan Data
  • Analisis Data

Penelitian Abdun Nafi di atas memiliki kesamaan dengan penelitian ini yaitu sama-sama mempelajari Pendidikan di MIN, namun fokus penelitian Abdun Nafi adalah upaya preventif untuk mencegah budaya laten korupsi di Indonesia, sedangkan fokus penelitian penelitian ini adalah manajemen, proses dan output mahasiswa pada pelatihan antikorupsi di MIN Pecabean. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa warung kejujuran efektif digunakan sebagai sarana pelaksanaan pendidikan antikorupsi, kendala pelaksanaan warung kejujuran adalah masih adanya siswa yang melakukan kecurangan, pimpinan warung kejujuran masih harus mengajar kelas dan terkadang merasa bosan sendiri. Ciri kedua, data pelaksana yang terkumpul dalam penelitian lebih cenderung berupa kata-kata daripada angka-angka, sehingga hasil analisisnya berupa analisis kualitatif.

Sesuai dengan fokus penelitian maka lokasi penelitian akan dijadikan tempat penelitian di MIN Pecabean Kabupaten Tegal. Subjek penelitiannya adalah ketua MIN Pecabean, dewan guru, tenaga kependidikan dan siswa MIN Pecabean Kabupaten Tegal dan objek penelitiannya tentang pendidikan antikorupsi di MIN Pecabean Tegal. Sumber data dalam penelitian ini adalah orang, tempat dan simbol, yang oleh Suharsimi Arikunto disebut dengan tiga p yaitu person, place dan paper.

Berdasarkan sumber data tersebut, jenis data yang dikumpulkan dari pelaku dalam penelitian ini berupa perkataan, perbuatan dan pemikirannya, sedangkan jenis data dari bukan pelaku berupa data tertulis, situasi, kegiatan, benda. , dll. . Dalam penelitian ini, observasi merupakan salah satu teknik yang peneliti gunakan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan konteks (hal-hal yang berkaitan dengan lingkungannya), sehingga peneliti dapat memperoleh data yang diperlukan. Catatan lapangan digunakan untuk mencatat peristiwa, kejadian, gejala atau fenomena yang berkaitan dengan pendidikan antikorupsi di MIN Pecabean.

Melalui teknik ini dapat diketahui apakah informan memberikan data yang relatif sama atau tidak pada waktu yang berbeda. Agar dapat dengan mudah memahami sejumlah besar data yang telah direduksi baik oleh peneliti maupun pihak lain, maka perlu disajikan data tersebut.

Hasil Penelitian

Kemudian melalui induksi, data tersebut disimpulkan sehingga dapat ditemukan makna data berupa interpretasi dan argumentasi. Jika kesimpulan masih belum mantap karena ada data yang hilang dalam reduksi dan penyajian data, peneliti dapat menggali kembali dari catatan lapangan. Jika data pendukung yang relevan tidak diperoleh dari catatan lapangan, maka peneliti akan mengumpulkan data kembali.

Disitulah letak siklus dalam analisis data model analisis interaktif. Jumlahnya dibatasi sesuai dengan kapasitas kelas yang direncanakan yaitu 2 kelas atau 56 siswa, karena satu kelas maksimal 28 siswa. Selain itu, orang tua/wali siswa juga diwawancarai dan diobservasi untuk mengetahui seberapa besar keinginan dan minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya di MIN Pecabean. Kelima mahasiswa prasetya tersebut merupakan sumpah setia kepada mahasiswa MIN Pecabean untuk mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan madrasah maupun di masyarakat. Proses pendidikan antikorupsi di MIN Pecabean Tegal diawali dengan sosialisasi pada Upacara Bendera setiap hari Senin dan Rapat Pembinaan Dewan Guru setiap Rabu sore serta melalui budaya disiplin di madrasah.

Nilai-nilai antikorupsi yang ditanamkan pada siswa MIN Pecabean adalah: jujur, disiplin, tanggung jawab, pekerja keras, sederhana, mandiri, adil, berani dan peduli. Ada tiga model dan pendekatan pendidikan antikorupsi yang diterapkan di MIN Pecabean, yaitu: model terintegrasi dalam Mata Pelajaran, Model di luar pembelajaran melalui kegiatan ekstrakurikuler, dan model akulturasi, yang menghargai segala kegiatan dan suasana di madrasah. Strategi pembiasaan yang diterapkan dalam pendidikan antikorupsi di MIN Pecabean Kabupaten Tegal yaitu: penyampaian komitmen antikorupsi.

Evaluasi kelas merupakan bagian dari evaluasi internal (internal evaluation) untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam hal penguasaan kompetensi yang diajarkan oleh guru.

Character Education How Our Schools Can Teach Respect and Responsibility, New York: Bantam Books.

Referensi

Dokumen terkait

Metode dakwah untuk kalangan internal yaitu metode atau pendidikan dakwah yang dilaksanakan khusus untuk santri diPesantren Mahasiswa An Najah.. Yaitu metode Dakwah kitabiyah tulisan,

PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD NEGERI LARANGAN KECAMATAN KEMBARAN KABUPATEN BANYUMAS Aziz Zainur Rochman Program Studi Pendidikan Agama Islam

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk

Relevansi nilai pendidikan Islam dalam komunikasi keluarga pada Film Habibie dan Ainun dengan pendidikan agama Islam yang terkandung memiliki relevansi dengan materi pembelajaran PAI

Kegiatan Kepramukaan Pendidikan kepramukaan adalah proses pendidikan yang praktis, di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga yang dilakukan di alam terbuka dalam

Penelitian ini menekankan pada proses internalisasi nilai pendidikan Islam dilihat dari ilmu pendidikan dan diterapkan pada sebuah komunitas.19 Kemudian menggunakan skripsi yang

Perencanaan Manajemen Evaluasi Pendidikan Pondok Pesantren APIK Kesugihan Perencanaan dalam manajemen evaluasi sistem pendidikan di pondok pesantren APIK meliputi: kurikulum rapat

Pendidikan karakter menurut Lichona, mengandung tiga unsur pokok, yaitu mengetahui kebaikan, mencintai kebaikan, dan melakukan kebaikan.6 Menurut Kemendiknas pendidikan karakter adalah