PENDIDIKAN SEBAGAI PROSES SOSIAL BUDAYA Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Sosiologi & Antropologi Pendidikan Dosen Pengampu : Dr. Wasis Aminullah, M.Pd.I
Disusun Oleh:
1. Akhmad Rifqi 2. Imaroh
3. Laeni Royyani
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM BAKTI NEGARA TEGAL
2023
i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah berkat rahmat Allah SWT, kami dapat menyelasikan makalah ini. Makalah ini disusun sebagai syarat memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi & Antropologi Pendidikan dengan tema Pendidikan Sebagai Proses Sosial Budaya. Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penyusun hadapi, namun dengan semangat ingin belajar dan terus belajar, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan.
Dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada Bapak Dr. Wasis Aminullah, M.Pd.I, selaku dosen mata kuliah Sosiologi &
Antropologi Pendidikan yang telah membantu mengarahkan dan memberi batasan penyusunan materi makalah, serta terima kasih pula kepada seluruh pihak baik yang secara langsung ataupun yang tidak langsung telah memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini.
Akhirnya penyusun sadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan agar dalam penyusunan makalah berikutnya dapat lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat ikut andil dalam memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat bagi kami pada khususnya dan bermanfaat juga bagi yang membacanya.
Terima kasih.
Tegal, 20 Maret 2023
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ··· i
DAFTAR ISI ··· ii
BAB I PENDAHULUAN ··· 1
1.1 Latar Belakang ··· 1
1.2 Rumusan Masalah ··· 2
1.3 Tujuan Penulisan ··· 2
BAB II PEMBAHASAN ··· 3
2.1 Proses Pendidikan Sebagai Proses Sosial ··· 3
2.2 Proses Pendidikan Sebagai Proses Budaya ··· 4
2.3 Hubungan Antara Pendidikan Dengan Sosial Budaya ··· 5
BAB III PENUTUP ··· 7
3.1 Kesimpulan ··· 7
3.2 Saran ··· 7
DAFTAR PUSTAKA ··· 9
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatau proses pengembangan kepribadian. VISI pendidikan nasional adalah terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Untuk menggapai tercapainya visi ini, ditetapkan serangkaian prinsip penyelenggaraan pendidikan untuk dijadikan landasan dalam pelaksanaan reformasi pendidikan. Salah satu prinsip yang ditetapkan adalah pendidikan diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Sosial dan budaya adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Struktur sosial masyarakat dan kebudayaan adalah suatu konteks, suatu lingkungan dan segala sesuatu yang berada di dalamnya akan dapat dimengerti. Masyarakat Indonesia sangat heterogen secara sosial budaya. Sosial budaya antara masyarakat daerah satu berbeda dengan daerah lainnya. Hal tersebut dapat dikatakan sebagai kekhasan mereka. Perbedaan tersebut terlatak pada cara berfikir, bersikap, berperilaku, tingkat perkembangan mereka, dan respon mereka terhadap berbagai fenomena kehidupan internal dan eksternal.
Setiap orang pada dasarnya adalah suatu kesatuan bio-psiko-sosio- kultural. Kesatuan bio-psiko hanya dapat berkembang di dalam konteks sisio-kultural. Pemahaman dan pengetahuan tentang fenomena sosio- kultural sangat penting untuk memahami proses pendidikan. Untuk memperoleh informasi konteks sosio-kultural adalah mempelajari hasil-hasil kajian sosiologi dan antropologi umumnya dan sosioantropologi pendidikan khususnya. Seperti fenomena masyarakat dipelajari oleh berbagai disiplin ilmu : sosiologi, sejarah, ekonomi, demografi, antrologi, imu politik, dan psikologi sosial
2 1.2.Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana proses pendidikan sebagai proses sosial?
2. Bagaimana proses pendidikan sebagai proses budaya?
3. Bagaimana hubungan antara pendidikan dengan sosial budaya?
1.3. Tujuan Penulisan
Adapun untuk tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui proses pendidikan sebagai proses sosial.
2. Untuk mengetahui proses pendidikan sebagai proses budaya.
3. Untuk mengetahui hubungan antara pendidikan dengan sosial budaya.
3 BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pendidikan Sebagai Proses Sosial
Pendidikan dapat diartikan sebagai proses dimana seseorang mengembangkan sikap dan bentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat dimana dia hidup. Pendidikan juga dapat diartikan sebagai suatu proses sosial, yang dimana orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan atau individu terpilih serta terkontrol, sehingga dia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimum.
Proses sosial merupakan pengaruh timbal balik atau interaksi antara berbagai segi kehidupan bersama. Bentuk umum dari proses-proses sosial adalah interaksi sosial yang menjadi syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama, persaingan dan bahkan bentuk pertentangan atau pertikaian. Proses pendidikan adalah proses sosial dimana terjadi interaksi melalui kontak sosial dan komunikasi antar individu yang ada di sekolah. Bila interaksi tersebut berjalan baik dan maksimal maka outcome yang dihasilkan sekolah tersebut juga akan baik dan maksimal. Melalui proses interaksi di sekolah, potensi-potensi peserta didik berkembang.
Dalam dunia pendidikan, kontak sosial merupakan salah satu sarana mencapai hasil pendidikan yang diharapkan. Kontak sosial yang baik dan efektif antara guru dengan peserta didik dapat menimbulkan rasa saling pengertian dan saling mendukung yang mendalam, sebaliknya kontak sosial yang negatif dapat menimbulkan rasa benci dan konflik. Dalam kontak sosial pendidik dapat melakukan pengamatan secara langsung terhadap peserta didik agar diperoleh pemahaman dan pengertian yang benar terhadap peserta didik, sebab masing-masing peserta didik memiliki karakteristik yang relatif berbeda, sehingga memungkinkan untuk mendapatkan perlakuan yang berbeda. Demikian pula peserta didik melalui kontak sosial langsung dengan
4
guru dapat memahami kepribadian masing-masing guru. Di dalam proses belajar mengajar seyogianya interaksi yang terjadi wajar, siswa dapat menerima kekuasaan guru dan rela mematuhi serta menghormati mereka.
Dengan demikian, lulusan yang dihasilkan memang benar-benar berkompeten sesuai dengan tujuan.
Sedangkan komunikasi dapat diartikan seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (berwujud pembicaraan, gerak-gerik atau sikap), perasaan-persaan yang ingin disampaikan pada orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan yang disampaikan orang lain terhadapnya. Dengan komunikasi, maka sikap-sikap dan perasaan-perasaan seseorang atau kelompok dapat diketahui orang lain atau kelompok lainnya.
2.2. Pendidikan Sebagai Proses Budaya
Pendidikan adalah bagian dari kebudayaan itu sendiri dan mempunyai pengaruh timbal-balik. Bila kebudayaan berubah maka pendidikan juga bisa berubah dan bila pendidikan berubah akan dapat mengubah kebudayaan.
Tampak bahwa pendidikan berperan dalam mengembangkan kebudayaan.
Pendidikan adalah medan manusia dibina, ditumbuhkan, dan dikembangkan potensi-potensinya. Semakin potensi seseorang dikembangkan semakin ia mampu menciptakan atau mengembangkan kebudayaan. Sebab pelaku (aktor) kebudayaan adalah manusia.
Pembentukan dan pewarisan kebudayaan dari satu generasi ke generasi berikutnya merupakan suatu proses transformasi, secara utuh proses transformasi tersebut terjadi dalam dunia pendidikan. Salah satu fungsi yang mendasar dari pendidikan adalah untuk pengembangan kebudayaan. Fortes mengemukakan tiga variabel utama dalam transformasi kebudayaan, yaitu:
a. Unsur-unsur yang ditransformasikan b. Proses tranformasi
c. Cara transformasi.
Unsur-unsur transformasi kebudayaan adalah nilai-nilai budaya, adat- istiadat masyarakat, pandangan mengenai hidup serta berbagai konsep hidup
5
lainnya yang ada di dalam masyarakat; berbagai kebiasaan sosial yang digunakan dalam interaksi atau pergaulan para anggota masyarakat tersebut;
berbagai sikap dan peranan yang diperlukan di dalam dunia pergaulan dan akhirnya berbagai tingkah-laku lainnya termasuk proses fisiologi, refleks dan gerak atau reaksi-reaksi tertentu dan penyesuaian fisik termasuk gizi dan tata makanan untuk dapat bertahan hidup.
Unsur-unsur itulah yang merupakan ikhtiar kebudayaan yang memungkinkan berkembangnya peradaban manusia. Dalam konteks ini, maka pendidikan tidak hanya merupakan pengalihan pengetahuan dan keterampilan (transfer of knowledge and skliss), tetapi juga meliputi pengalihan nilai-nilai budaya dan norma-norma sosial (transmission of cultural values and social norms). Kiranya dapat dikatakan bahwa tiap masyarakat sebagai pengemban budaya (culture bearer) berkepentingan untuk memelihara keterjalinan antara pelbagai upaya pendidikan dengan usaha pengembangan kebudayaan. Kesinambungan hidup bermasyarakat turut dipengaruhi oleh berlangsungnya pengalihan nilai budaya dan norma sosial dari satu generasi ke generasi berikutnya. Kesinambungan ini dimungkinkan oleh orientasi pada nilai budaya yang sama serta konformisme perilaku berdasarkan sosial yang berlaku. Demikianlah pendidikan bermakna sebagai proses pembudayaan dan seiring bersama itu berkembanglah sejarah peradaban manusia.
2.3. Hubungan Antara Pendidikan Dengan Sosial Budaya
Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dengan demikian, bagaimanapun sederhananya peradaban suatu masyarakat di dalamnya terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan. Karena itulah sering dinyatakan pendidikan telah ada sepanjang peradaban umat manusia. Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha manusia melestarikan hidupnya.
Pendidikan mencerminkan kehidupan dan kondisi suatu masyarakat, program pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kekuatan- kekuatan sosial-
6
budaya, sejarah, dan filosofi yang semuanya akan memberikan arah kepada pendidikan. Karena itu kajian tentang keadaan sosial budaya sangat penting.
Studi tentang keadaan sosial budaya dan kaitannya dengan pendidikan melahirkan bermacam mata kuliah, tergantung dari disiplin ilmu yang dipakai seseorang, seperti: dasar-dasar sosial pendidikan, dasar-dasar sosiologi pendidikan, sekolah dan masyarakat, antropologi pendidikan, dan dasar-dasar sosial budaya pendidikan.
Selain diajarkan pada tingkat pendidikan tinggi, kajian tentang sosial- budaya juga diajarkan pada tingkat sekolah. Sebagai suatu lembaga sosial, sekolah tidak dapat menghindari diri dari pengaruh latar belakang sosial budaya masyarakatnya. Sekolah didirikan dengan tugas:
a. Menyampaikan warisan kebudayaan
b. Menyampaikan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai
c. Mengembangkan potensi-potensi baik individual maupun masyarakatnya
d. Mengembangkan warga negara yang setia dan percaya akan negerinya.
Untuk mengimplementasi tugas sekolah tersebut diperlukan kerjasama antarwarga sekolah maupun dengan pihak lain yang berkaitan dengan kepentingan sekolah dan peserta didik, seperti guru, teman sebaya, orang tua, tenaga kependidikan, atau warga sekolah lainnya.
7 BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Proses pendidikan adalah proses sosial dimana terjadi interaksi melalui kontak sosial dan komunikasi antar individu yang ada di sekolah. Bila interaksi tersebut berjalan baik dan maksimal maka outcome yang dihasilkan sekolah tersebut juga akan baik dan maksimal. Melalui proses interaksi di sekolah, potensi-potensi peserta didik berkembang.
2. Pendidikan adalah bagian dari kebudayaan itu sendiri dan mempunyai
pengaruh timbal-balik. Bila kebudayaan berubah maka pendidikan juga bisa berubah dan bila pendidikan berubah akan dapat mengubah kebudayaan.
Tampak bahwa pendidikan berperan dalam mengembangkan kebudayaan.
Pendidikan adalah medan manusia dibina, ditumbuhkan, dan dikembangkan potensi-potensinya. Semakin potensi seseorang dikembangkan semakin ia mampu menciptakan atau mengembangkan kebudayaan. Sebab pelaku (aktor) kebudayaan adalah manusia.
3. Pendidikan mencerminkan kehidupan dan kondisi suatu masyarakat, program pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kekuatan- kekuatan sosial-budaya, sejarah, dan filosofi yang semuanya akan memberikan arah kepada pendidikan. Karena itu kajian tentang keadaan sosial budaya sangat penting.
Studi tentang keadaan sosial budaya dan kaitannya dengan pendidikan melahirkan bermacam mata kuliah, tergantung dari disiplin ilmu yang dipakai seseorang, seperti: dasar-dasar sosial pendidikan, dasar-dasar sosiologi pendidikan, sekolah dan masyarakat, antropologi pendidikan, dan dasar-dasar sosial budaya pendidikan.
3.2. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber – sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat
8
dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu, segala kritik, saran, atau masukan dari pembaca sangat diharapkan untuk menunjang perbaikan makalah yang lebih baik lagi.
9
DAFTAR PUSTAKA
Hanum, Farida. “Sosiologi Pendidikan”. Yogyakarta: Kanwa Publisher (2013):
87-88
Pratiwi, Sri Nurabdiah. “Filsafat Pendidikan Suatu Pengantar Dalam Memahami Pendidikan Bagi Calon Guru”. Medan: UMSUPress (2022): 50
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. “Ilmu & Aplikasi Pendidikan Bagian 4 Pendidikan Lintas Bidang”. PT. IMTIMA (2007): 377
Lastiko Runtuwene. 2013. “Fungsi Pendidikan Sebagai Proses Transformasi Budaya”. pdf (online) diakses di http://sulut.kemenag.go.id/file/file/
katolik/msfa1363205309.pdf&source=s&q=pendidikan+sebagai+transfor masi+budaya+pdf pada 27 Februari 2015 pukul 00.04 WIB.