• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendidikan Tinggi Sosialisasi UU 12 Tahun 2012

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Pendidikan Tinggi Sosialisasi UU 12 Tahun 2012"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

1

Merajut Masa Depan Bangsa

melalui

Undang-Undang No 12/2012 tentang Pendidikan Tinggi

Nizam

Sekretaris Dewan Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

CC

(2)

Peluang dan Tantangan

Pendidikan Tinggi di Indonesia

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

2 2

(3)

• Populasi : 237 juta

• Anggota G-20 (economic size: 15)

• Negara kunci ASEAN (total populasi:

>600 juta)

• Negara demokratis terbesar ke-3

• Negara mayoritas muslim terbesar, menghargai kebhinekaan

• Kaya sumber daya alam

• Politik dan ekonomi stabil (2011 pertumbuhan 6.4%)

Indonesia – Posisi Strategis

(4)

Skala ekonomi (th 2011)

USA:

– GDP (ppp) : USD 15,290,000,000,000 (1

st

) – Growth rate : 1.70%

– Per capita (ppp): USD 49,000

– External debt : USD 14,710,000,000,000 (96% GDP)

Indonesia:

– GDP (ppp) : USD 1,139,000,000,000 (15

th

) – Growth rate : 6.5%

– Per capita (ppp): USD 4,700

– External debt : USD 186,900,000,000 (16% GDP)

Source: CIA Factbook, 2012

(5)

MP3EI Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia

2011 -2025

(6)

1. Natural Resources

Geothermal (largest reserve)

Coal (no.2 in the world)

Tin, Nickel (no. 2 and 4 in the world)

Palm oil, Rubber, Cacao (no.1, 2, 2 in the world)

Marine resources (largest teritory, mega biodiversity)

Others

2. Experiences

2007 2008 2009 2010 2011

0 2 4 6 8 10 12 14 16

18 16.6

15.4 14.2

12.7 12 9.1 8.4 7.9 7.4 7

Poverty level Unemployment

0 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500

1,947

2,590

3,000

2007 2008 2009 2010 *

Per capita income USD

3. Human Resource...

3 Faktor utama ekonomi Indonesia

3 Faktor utama ekonomi Indonesia

(7)

”Demographic Bonus"

Sumber: Menko Perekonomian, 2010

Bonus atau bencana demografi?

7

(8)

Produktifitas Tenaga Kerja

8

1970-74 1975-79 1980-84 1985-89 1990-94 1995-99 2000-04 0

2000 4000 6000 8000 10000 12000

Labor Productivity (constant 2000 US$)

Indonesia Malaysia Philippines Thailand Viet Nam

Source: ADB, 2007

(9)
(10)
(11)
(12)

12

Pendidikan 2001 2006 2010

SD/tidak tamat SD 63.0% 55.5% 51.5%

SMP 17.7% 20.2% 18.9%

SMA 10.3% 12.7% 14.6%

SMK 5.5% 6.2% 7.8%

Diploma I,II,III 1.6% 2.2% 2.7%

Universitas 1.8% 3.2% 4.6%

Tantangan Sumberdaya Manusia

(13)

70.40

%

22.40%

7.20% Dasar

Menengah Tinggi

24.30%

56.30

%

20.30% Dasar Menengah Tinggi

20.40%

39.30%

40.30

% DasarMenen

gah Tinggi INDONESIA

MALAYSIA

OECD

SD atau tidak tamat SD SMP SMA SMK Diploma I,II,III Universitas

0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00%

63.00%

17.70%

10.30%

5.50%

1.60%

1.80%

55.50%

20.20%

12.70%

6.20%

2.20%

3.20%

51.50%

18.90%

14.60%

7.80%

2.70%

4.60%

2001 2006 2010

TINGGI

MENENGAH

DASAR

Posisi SDM 2010 TINGKAT PENDIDIKAN

Dari 22,4%

menjadi 44% di tahun 2025

96%

Dari 7,2%

menjadi 19% di tahun 2025

164%

Ta rg e t

(14)

Ekspansi Pendidikan Tinggi

UU PT tahun 1961 : 23 PTN

Perkembangan mhs:

1975: 230,000 mahasiswa

1985: 1,100,000 mahasiswa

1995: 2,500,000 mahasiswa

2001: 3.400.000 mahasiswa

2005: 3.868.358 mahasiswa

2008: 4.501.500 mahasiswa

2009: 4.657.547 mahasiswa

2010: 5.226.450 mahasiswa

2011: 5.381.216 mahasiswa

APK naik dari 2% th 1975 mjd 27,10% th 2011 (umur 19-23)

14 14

1970 1975 1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010 2015

- 1,000,000 2,000,000 3,000,000 4,000,000 5,000,000 6,000,000

mahasiswa

Perkembangan Pendidikan Tinggi

(15)

Deskripsi Tahun

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Populasi (Usia 19 –

23) 21.190.000 21.184.100

21.174.9 00

21.171.

200

21.170.

300

19.844.4 85

19.858.1 46 Jumlah Mahasiswa 3.868.358 4.285.645 4.375.50

54.501.5

43 4.657.5

47 5.226.45 0

5.381.21

6 PTN 805.479 824.693 978.739 965.970 1.011.7

21 1.030.40

3 1.063.27 4 PTS 2.243.760 2.567.879 2.392.41

72.410.2

76 2.451.4

51 2.886.64

1 2.928.89 0 PT Kedinasan 48.493 51.318 47.253 47.253 66.535 92.971 101.351 Religious HEI 508.545 518.901 506.247 556.76

3

503.43

9 571.336 620.938 Universitas

Terbuka (UT) 262.081 322.854 450.849 521.281 624.40

1 645.099 666.763

APK (%) 18,26% 20,23% 20,66% 21,26% 22,00

% 26,34% 27,10%

APK Pendidikan Tinggi 2005-2011

(16)

Kepulauan Bangka Belitung Sulawesi Barat

Banten

Kalimantan Tengah Kepulauan Riau

Kalimantan Barat Lampung

Jawa Tengah Jawa Barat

Riau

Kalimantan Selatan Jambi

Sumatera Selatan Nusa Tenggara Timur

Papua

Jawa Timur Bali Kalimantan Timur

Bengkulu Nusa Tenggara Barat

Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara

Maluku Utara Sulawesi Utara

Aceh

Sumatera Utara Gorontalo

Papua Barat Sumatera Barat

Maluku Sulawesi Selatan

DKI Jakarta DI Yogyakarta

0.0%

10.0%

20.0%

30.0%

40.0%

50.0%

60.0%

70.0%

80.0%

90.0%

100.0%

7.4%

11.3% 13.5%14.1%

18.4%

33.8%

Catatan: kesenjangan bukan Jawa-Luar Jawa, bahkan di Jawa kesenjangan sangat lebar

Kesenjangan APK (Di luar Univ Terbuka) 2011

(17)

17

APK Nasional

Source: WB, 2010

Kesenjangan Akses Sosial-Ekonomi

(18)

1 kg biji kopi = Rp 18,000 8 gram kopi = Rp 18,000

NILAI TAMBAH Kunci Lompatan Ekonomi

(19)

1 kg bunga = Rp 2,000 1 ton bunga kenanga = 15 kg atsiri @ Rp 210,000

28 gram = US$ 82

NILAI TAMBAH Kunci Lompatan Ekonomi

(20)

Baru bisa jual tanah-air?

(21)

Baru bisa jual tanah-air?

(22)

Patent dan Income per-capita

CAVEAT Kemampuan Inovasi Bangsa

Indonesia masih rendah sekali dalam perolehan paten per-capita

Indonesia

(23)

UU Dikti

PRASYARAT UNTUK MENGGAPAI MIMPI!

• Akses ke pendidikan tinggi secara luas dan berkeadilan!

• Perguruan tinggi yang maju dan bermutu melalui otonomi yang utuh!

23

(24)

Reformasi Melalui Undang-Undang Pendidikan Tinggi

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

24 24

(25)

RDP dengan Berbagai Kalangan

• RDP dan sosialisasi dengan berbagai kalangan:

• PTN, PTS, PT BHMN

• Pemerhati Pendidikan

• APTISI, ABPTSI

• Pemerintah (kementerian lain, LPNK)

• Masyarakat profesi

• Dsb.

25

(26)

26

• Perluasan dan Jaminan Akses

• Pengembangan Tridharma secara utuh

• Kesetaraan

• Penguatan Pendidikan Vokasi

• Keutuhan jenjang pendidikan

• Otonomi perguruan tinggi

• Sistem penjaminan mutu

• Memastikan tanggungjawab negara dan menghindari liberalisasi & komersialisasi PT

Semangat dari UU Pendidikan Tinggi

(27)

27

• Ketentuan Umum

• Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi

• Penjaminan Mutu

• Perguruan Tinggi

• Pendanaan dan Pembiayaan

• Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi Oleh Lembaga Negara Lain

• Peran Masyarakat

• Sanksi Administratif

• Ketentuan Pidana

• Ketentuan Lain-lain

• Ketentuan Peralihan

• Ketentuan Penutup

Ruang Lingkup UU Pendidikan Tinggi

(28)

UU Pendidikan Tinggi UU Pendidikan Tinggi

Alasan Perlunya UU Pendidikan Tinggi

Pemerintah mengusahakan dan menyeleng- garakan satu sistem pendidikan nasional yang

meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdas-kan kehidupan bangsa, yang diatur dengan UU Pemerintah mengusahakan dan menyeleng- garakan satu sistem pendidikan nasional yang

meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdas-kan kehidupan bangsa, yang diatur dengan UU

Ayat 3:

Ayat 3:

UU No. 20 Tahun 2003 (Sisdiknas) UU No. 20 Tahun 2003 (Sisdiknas)

Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi

nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta

kesejahteraan umat manusia.

Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi

nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta

kesejahteraan umat manusia.

Ayat 5:

Ayat 5:

UU No. 14 Tahun 2005 (Guru & Dosen) UU No. 14 Tahun 2005 (Guru & Dosen)

UUD 1945 Perubahan ke IV, Pasal 31 Tentang Pendidikan dan Kebudayaan UUD 1945 Perubahan ke IV, Pasal 31 Tentang Pendidikan dan Kebudayaan

Perlunya jaminan bahwa pemerintah memajukan iptek dengan memperhatikan dan menerapkan humaniora secara terintegrasi dalam Sisdiknas, sekaligus sbg wadah

bagi dosen menjalankan tugas utamanya

Perlunya jaminan bahwa pemerintah memajukan iptek dengan memperhatikan dan menerapkan humaniora secara terintegrasi dalam Sisdiknas, sekaligus sbg wadah

bagi dosen menjalankan tugas utamanya Pendidikan: usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran ....

Pendidikan Tinggi adalah pendidikan sesudah pendidikan menengah...

Pendidikan: usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran ....

Pendidikan Tinggi adalah pendidikan sesudah pendidikan menengah...

Dosen ....dengan tugas utama mentransfor- masikan, mengembangkan, dan menyebar-

luaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan

pengabdian kepada masyarakat.

Dosen ....dengan tugas utama mentransfor- masikan, mengembangkan, dan menyebar- luaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan

pengabdian kepada masyarakat.

??

Perguruan tinggi memiliki otonomi untuk mengelola

sendiri lembaganya....

Perguruan tinggi memiliki otonomi untuk mengelola

sendiri lembaganya....

UU No. 20 Th. 2003 (Sisdiknas) UU No. 20 Th. 2003 (Sisdiknas)

28

(29)

Permasalahan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Penyelenggaranya (Perg.

Tinggi)

Belum adanya standar pend. tinggi yang mencakup pengembangan & pemanfaatan

iptek dg nilai humaniora beserta penjaminan kepatuhannya

Masih besarnya hambatan memperoleh pendidikan tinggi, baik dari segi ekonomi,

geografi, maupun sosial.

Kurang dianggap pentingnya penelitian, komitmen pendanaan, dan penghargaan

Belum setaranya pendidikan yg

mengutamakan pengetahuan (akademik) dan keterampilan (vokasi), serta profesi

Belum adanya bentuk kelembagaan yang memadai untuk mendukung otonomi perguruan tinggi, baik PTN maupun PTS

Aturan bentuk kelembagaan perg. tinggi dan prinsip penye-

lenggaraan pendidikan tinggi Belum adanya kerangka tata kelola yang

baik bagi semua perg. tinggi dalam mengelola sumberdaya (Keu.,SDM,Aset, ..)

Aturan Tata Kelola Perguruan Tinggi beserta prinsip otonomi

pengelolaan perguruan tinggi Aturan penerimaan calon mahasiswa dan pemerataan

pembangunan perg. tinggi

Aturan tentang dana peneliti- an dan penghargaan peneliti Kesetaraan jenis dan jenjang

pendidikan tinggi dan kesetaraan hak dosennya

1

2

3 4

6 5

U n d an g U n d an g Pe n d id ik an T in gg i

Ketentuan tentang SNPT sebagai perluasan dari SNP dan sistem penjaminan mutu

1

2

3 4

6 5

29

(30)

Azas-Azas Pendidikan Tinggi

30

Kebenaran Ilmiah, Penalaran, Kejujuran, Keadilan, Manfaat,

Kebajikan, Tanggung Jawab,

Kebhinekaan, Keterjangkauan

(31)

Amar Putusan MK

No: 11-14-12-126-136/PUU-VII/2009 (31 Maret 2010) Tentang UU Badan Hukum Pendidikan

• Tidak boleh terjadi penyeragaman bentuk lembaga pendidikan

• Pemerintah tidak boleh lepas

tanggung jawab keuangan untuk penyelenggaraan pendidikan

• Tidak terjadi liberalisasi dan komersialisasi pendidikan

Menjadi salah satu dasar pertimbangan dalam

penyusunan UU Dikti

(32)

Prinsip Pengelolaan Otonomi PT

Nirlaba

Akuntabel

Transparan

Penjaminan mutu

Efektif dan Efisien

32

Pasal 63

(33)

HAL PENTING BARU DALAM UU DIKTI

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

33 33

(34)

Konstruksi Pendidikan Tinggi

Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi Prinsip Otonomi Pengelolaan Perguruan Tinggi Prinsip Otonomi Pengelolaan Perguruan Tinggi

Pe n d id ik an Pe n d id ik an P e n e liti an P e n e liti an P en ga b d ia n K p d M as ya ra ka t P en ga b d ia n K p d M as ya ra ka t

Berkembangnya SDM dan Iptek Unggul Berkembangnya SDM dan Iptek Unggul

Bangsa yang Cerdas, Sejahtera, dan Berbudaya

Bangsa yang Cerdas, Sejahtera, dan Berbudaya

Sumber Daya (SDM, Keuangan, Aset, Data,...) Sumber Daya (SDM, Keuangan, Aset, Data,...)

St an d ar St an d ar P e ra tu ra n P er u n d an ga n P e ra tu ra n P er u n d an ga n

Azas Pendidikan Tinggi Azas Pendidikan Tinggi

Pemeliharaan dan Penyebarluasan Pemeliharaan dan Penyebarluasan

34

Konsideran & Isi UU Dikti

(35)

PERPADUAN ANTARA PENDIDIKAN FORMAL, PROFESIONALISME, PENGALAMAN KERJA DAN KARIR: Pencapaian Level pada KKNI Melalui Berbagai Jalur

Operato r Tekn

isi/An alis Ahli

Pengalaman individual atau belajar sendiri SMP

SMA

D1 D2

D3

S1 D4

P

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Pendidikan Formal

Penin gkata

n Karie r di D

unia K erja

Penin gkata

n Pro fesion

alitas

L3

L1 L2

Pasal 29

(36)

Po lit e kn ik Po lit e kn ik

U n iv e rs it as , I n sti tu t, Se ko la h T in gg i U n iv e rs it as , I n sti tu t, Se ko la h T in gg i

Program Profesi Program Profesi

A ka d e m i K o m u n it as A ka d e m i K o m u n it as

A ka d em i A ka d em i

Jenis & Jenjang Pendidikan Tinggi dan Bentuk Perguruan Tinggi

Program Sarjana Program Sarjana

Program D-1 Program D-1 Program D-2 Program D-2 Program D-3 Program D-3 Program D-4 Program D-4 Program Magister

Program Magister Program Doktor Program Doktor

Kementerian, Kementerian lain, LPNK, Profesi.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Pasal 15-17, 38-40, 59

(37)

Hak Penyelenggaraan Program PT

Bentuk PT Jenis Program PT

Akademik Vokasi Profesi/Spesialis

Akademi Komunitas Akademi

Sekolah Tinggi Institut

Universitas Politeknik

S1S1 S2S2 S3S3 S1S1 S2S2 S3S3 S1S1 S2S2 S3S3

D1D1 D2D2

D3D3 D4D4 MTMT DR T DR

T

D3D3 D4D4 MTMT DRDRTT

D4D4

MTMT DR T DR

T

D1D1 D2D2 D3D3

PRPR SPSP PRPR SPSP

PRPR SPSP

MTMT

D3D3 Pengaturan eksisting Pengaturan baru

D3D3 D4D4 MTMT DR T DR

T PRPR SPSP D4D4

D1D1 D2D2 D3D3

Pasal 59

(38)

Persyaratan Dosen

DOSEN PADA PT Kualifikasi pendidikan/Pengakuan Tingkat Kompetensi KKNI

D3+/5 S1/SST/6 S2/MST/8 S3/DRT/9

Akademi Komunitas Akademi

Sekolah Tinggi Institut

Universitas Politeknik

Pengaturan eksisting Pengaturan baru

Pasal 69-71

(39)

Jenjang Karir Akademik Dosen

DOSEN PADA PT JABATAN AKADEMIK

Asisten Ahli Lektor Lkt Kepala Profesor

Akademi Komunitas Akademi

Sekolah Tinggi Institut

Universitas Politeknik

Pengaturan eksisting Pengaturan baru

BUP PROFESOR: 70 TAHUN

Pasal 72

(40)

Penjaminan Mutu

PT BAN LAM PRO LAM WIL

INST PRODI

Internal

Eksternal

Bisa Bisa Bisa

Catatan:

+ Semua standar mengacu pada SNP dari BSNP yang ditetapkan Menteri

+ Semua didasarkan pada Pangkalan Data Pendidikan Tinggi yang dikelola Menteri + LAM PRO: Lembaga Akreditasi Mandiri

+ LAM WIL: Lembaga Akkreditasi Wilayah (BAN) + Bisa: Pengaturan baru

Pasal 51-57

(41)

Perijinan dan Akreditasi (Baru)

PT

Institusi Program Studi

Ijin Terbit Terbit

Akreditasi Minimum Minimum

Pendirian Prodi baru harus telah memenuhi syarat minimum akreditasi, sehingga pada saat izin Prodi keluar, otomatis sudah terakreditasi minimum

Pasal 55

(42)

Standar Nasional PT

Jenjang

Isi Proses Lulusan PTK Sarpras Kelola Biaya Penilaian Lingkup

Pendidikan Dasar

Delapan

Standar Nasional Pendidikan (SNP)

Pendidikan

Pendidikan

Menengah

Pendidikan

Pendidikan Tinggi

Delapan

Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT)

Pendidikan, Penelitian, Pengabdian Kpd Masy.

42

Baru Pasal 54

(43)

Perluasan Akses dan Jaminan Kepastian

Universitas/Institut Negeri di setiap Provinsi

Akademi Komunitas di Setiap Kabupaten/Kota

PJJ untuk menjangkau 3T

Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus unt Jenjang Pendidikan Tinggi

Pengembangan sumber belajar terbuka (open educational resources)

Penggunaan teknologi informasi dan telekomunikasi (INHERENT)

Ketersediaan Ketersediaan

43

Pasal 80 Pasal 81

Pasal 31

Pasal 32

Pasal 31

(44)

Perluasan Akses dan Jaminan Kepastian

Penetapan standar biaya satuan oleh Menteri

Pembatasan pungutan pada mahasiswa (tidak memberatkan)

Jaminan akses non diskriminatif

Jaminan pembiayaan bagi masyarakat miskin yang memenuhi syarat akademik

Pengalokasian 20% kapasitas penerimaan

untuk mahasiswa miskin dan prioritas untuk calon mhs dari daerah 3T

Keterjangkauan Keterjangkauan

44

(45)

Perluasan Akses dan Jaminan Kepastian

Larangan penggunaan penerimaan mahasiswa baru utk tujuan komersial

Kepastian bagi yang memenuhi syarat akademik untuk dapat kuliah

Jaminan bagi yang telah masuk untuk

menyelesaikan kuliah dalam batas waktu yang ditentukan

Dukungan beasiswa, bantuan biaya

pendidikan, pembebasan SPP, pinjaman tanpa bunga bagi yang tidak mampu

Jaminan Kepastian Jaminan Kepastian

45

(46)

Lembaga Penjamin

Mutu

Perguruan Tinggi

Sistem Penjaminan Mutu

Pangkalan Data Pendidikan Tinggi

Perguruan Tinggi

BSNP

BAN-PT Lembaga

Layanan Pend.

Tinggi

Lembaga Akreditasi

Mandiri Lembaga Akreditasi

Mandiri Lembaga Akreditasi

Mandiri Perguruan

Tinggi

Masyarakat Pemerintah

Ketentuan Baru Ketentuan Saat Ini (Wilayah)

46

(47)

Pendidikan Tinggi Keagamaan

• Pemerintah atau masyarakat dapat menyelenggarakan PT Keagamaan

• PT Keagamaan dapat berbentuk:

Universitas, Institut, Sekolah Tinggi, Akademi dan Ma’had Ali, Pasraman, Seminari, dan bentuk lain yang sejenis

• Ketentuan mengenai PT Keagamaan diatur dengan Peraturan Pemerintah

47

(48)

Otonomi Perguruan Tinggi & Kelembagaannya

Otonomi

Perguruan Tinggi Negeri Otonomi

Perguruan Tinggi Negeri

Otonomi Bidang Akademik Otonomi Bidang

Akademik

Otonomi Bidang Non- Akademik

Otonomi Bidang Non- Akademik

Otonomi

(sesuai perundangan) Otonomi

(sesuai perundangan)

Badan Hukum (Statuta dg PP)

Badan Hukum (Statuta dg PP) Satker PPK-BLU (Statuta dg Permen)

Satker PPK-BLU (Statuta dg Permen)

Satker PPK-Negara (Statuta dg Permen)

Satker PPK-Negara (Statuta dg Permen)

48

PPK : Pola Pengelolaan Keuangan

Dengan adanya tiga macam tatakelola tersebut, berarti

tidak ada penyeragaman (amar putusan MK)

(49)

Otonomi Perguruan Tinggi & Kelembagaannya

Otonomi

Perguruan Tinggi Swasta Otonomi

Perguruan Tinggi Swasta

Otonomi Bidang Akademik Otonomi Bidang

Akademik

Otonomi Bidang Non- Akademik

Otonomi Bidang Non- Akademik

Otonomi

(sesuai perundangan) Otonomi

(sesuai perundangan) Ditentukan oleh Badan Penyelenggara PTS a.l. yayasan

Ditentukan oleh Badan Penyelenggara PTS a.l. yayasan

49

Bentuk tatakelola ditentukan oleh Badan Penyelenggara PTS (a.l. Yayasan) masing-masing, berarti tidak ada penyeragaman

(sesuai amar putusan MK)

(50)

Penyelenggaraan Otonomi PTN

POLA PENGELOLAAN KEUANGAN

BADAN LAYANAN UMUM BADAN HUKUM

Sesuai dengan

UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara dan UU

20 Tahun 1997 tentang PNBP

UU PT

Telah diatur dalam PP 23/2005 Tentang BLU dan PP 66/2010.

-Diatur dlm Statuta PP (usulan dari PTN-BH)

- Sebagian diatur dengan PP (bentuk dan mekanisme

pendaaan PTN-BH)

50

(51)

Pendanaan dan Pembiayaan Pendidikan Tinggi

• Pemerintah bertanggung jawab dalam

pendanaan pendidikan tinggi (dialokasikan dalam APBN).

• Pemerintah daerah dapat memberikan dukungan pendanaan pendidikan tinggi (dialokasikan dalam APBD).

• Alokasi untuk calon mahasiswa tidak mampu

• Pemerintah mengalokasikan BOPTN

• Pemerintah memfasilitasi dunia usaha dan dunia industri untuk membantu Perguruan Tinggi.

51

(52)

Pendanaan dan Pembiayaan Pendidikan Tinggi

• Pemerintah memberikan insentif kepada dunia usaha/

industri atau masyarakat yang memberikan bantuan pada PT.

• Pemerintah menetapkan standar satuan biaya

operasional pendidikan tinggi dan dipergunakan PTN untuk menetapkan biaya yang ditanggung oleh

mahasiswa.

• Dana Pendidikan berasal dari APBN diberikan kepada:

PTN untuk investasi, operasi, dosen dan tenaga kependidikan, dan pengembangan

PTS untuk tunjangan profesi dosen, tunjangan kehormatan profesor, investasi dan pengembangan

Mahasiswa sebagai dukungan biaya mengikuti pendidikanikan tinggi

52

(53)

Postur Anggaran Pendidikan 2011

• Total anggaran fungsi pendidikan 270 T

– Transfer Daerah: 179 T – Kementerian Agama: 27 T – Kementerian Lain: 9 T – Kementerian Dikbud: 55 T

• Pendidikan Tinggi: 30 T (10 T PNBP)

– Belanja Pegawai 6,8 T – Belanja Barang 13 T – Belanja Modal 10 T

53

Transfer daerah;

66.30%

Kemenag; 10.00%

K/L; 3.33%

Kemdikbud; 20.37%

Postur Anggaran Fungsi Pendidikan 2011

(54)

Perguruan Tinggi Asing

• Perguruan Tinggi Asing (negara lain) yang sudah terakreditasi

dan/atau diakui di negaranya, dapat menyelenggarakan pendidikan tinggi di wilayah NKRI.

• Pemerintah menetapkan daerah, jenis, dan program studi yang dapat diselenggarakan Perguruan Tinggi Asing.

• Penyelenggara pendidikan Asing wajib:

– melakukan kerja sama dengan Perguruan Tinggi Indonesia atas izin Pemerintah

berprinsip nirlaba

– mengangkat dosen dan tenaga kependidikan warga negara Indonesia.

– mengembangkan ilmu dasar di Indonesia dan mendukung kepentingan nasional.

• Ketentuan lebih lanjut mengenai Perguruan Tinggi Asing diatur dalam Peraturan Menteri.

54

(55)

Penyelenggaraan PT oleh KL Lain

Pemerintah mengusahakan dan menyeleng- garakan SATU SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL,

yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdas-kan

kehidupan bangsa, yang diatur dengan UU

Ayat 3:

UU Nomor 20/2003 (Sisdiknas) UUD 1945 Perubahan ke IV, Pasal 31

Kemdikbud penanggung jawab bidang pendidikan

UU Pendidikan Tinggi

MENGATUR PENGELOLAAN PT

K/L LAIN

BEKERJASAMA DG PT UNTUK PENDIDIKAN

KEDINASAN/PROFESI UU Pendidikan Tinggi

MENGATUR PENGELOLAAN PT

PENGELOLAAN PT OLEH K/L

LPNK DIATUR DENGAN PP

(56)

Manfaat UU Dikti

Entitas Manfaat

Masyarakat

Memiliki banyak pilihan jenis pendidikan tinggi yang setara Jaminan dapat kuliah sesuai dengan kemampuan akademiknya Biaya kuliah yang dikendalikan sehingga lebih terjangkau

Jaminan memperoleh layanan pendidikan bermutu

Dunia Usaha Memanfaatkan penelitian di perguruan tinggi untuk inovasinya Memperoleh insentif bagi yang memberikan bantuan ke PT

Perguruan Tinggi

Dijamin otonomi akademiknya

Memiliki fleksibilitas dalam pengelolaan sumber daya untuk meningkatkan mutunya

Memperoleh dukungan pendanaan dari pemerintah melalui bantuan operasional pendidikan tinggi

Pemerintah

Dapat mendorong perguruan tinggi untuk memajukan iptek melalui pelaksanaan tridharma secara komprehensif dan terpadu

Dapat memberikan layanan pendidikan tinggi yang berkesetaraan Dosen Jaminan memperoleh dana penelitian

Kesetaraan dalam jenjang karir akademik

56

(57)

Terima Kasih..

57

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Akademi Komunitas Akademi Sekolah Tinggi Institut Universitas Politeknik Pengaturan eksisting Pengaturan baru. Pasal 69

bangsa/negara  otonomi untuk mencari kebenaran • Perguruan tinggi sebagai kekuatan moral dalam.. masyarakat ( moral force ) 

Karena Negara harus mewujudkan, menjamin, dan memelihara keberadaan otonomi perguruan tinggi, maka Negara TIDAK BOLEH LEPAS TANGGUNGJAWAB atas penyelenggaraan

Demikian juga saya menyaksikan bahwa baik kalangan DPR maupun Pemerintah memiliki niat dan pemikiran yang sama untuk melahirkan undang – undang pendidikan tinggi yang

Sekretariat Ditjen Dikti Badan Standar Nasional Pendidikan Tinggi Perguruan Tinggi Negeri/Swasta Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi M Peraturan Perundang- undangan

Bag Tata Usaha Surat Keluar Undangan, Surat Tugas, SK, Surat Dinas, dll 1 Menit Unit Kerja dalam hal ini adalah seluruh Unit yang berada didalam Lingkungan FIA - UB 2 Memberikan

Kepala Unit Kerja Staf Unit Kerja Dekan Kelengkapan Waktu Output 1 Membuat Konsep Usulan Kerjasama dengan Instansi Lain 10 Menit 2 membuat Draft Naskah Perjanjian Kerjasama Draft MoA