PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK HOLLAND DENGAN MEDIA TANAM YANG TEPAT TERHADAP PERTUMBUHAN
TANAMAN TOMAT (
Solanum lycopersicum)
Studi terhadap siswa kelas XII jurusan IPA/IPS SMA Negeri 10 Batam
Karya Tulis Ilmiah
Untuk memenuhi sebagian persyaratan Kelulusan
OLEH:
No Nama Siswa NIS/NISN Jurusan
1 Apriandus.O.R.L.Tobing 00000000 XII IPA 2 Dia Putri Berliana 0046955103 XII IPA 3 Guido Steven Giovani 0052373096 XII IPA 4 Lukvi Setioasih 0052373090 XII IPA 5 Nanta Desti Ofiana 0046992702 XII IPA 6 Sulis Okta Anggareni 0045873247 XII IPA
SMA NEGERI 10 BATAM PROVINSI KEPULAUAN RIAU
2023
KARYA TULIS ILMIAH
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK HOLLAND DENGAN MEDIA TANAM YANG TEPAT TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN TOMAT (Solanum lycopersicum)
Studi terhadap siswa Jurusan IPA/IPS SMA Negeri 10 Batam
Yang dipersiapkan dan disusun oleh:
No Nama Siswa NIS/NISN Jurusan
1 Apriandus.O.R.L.Tobing 00000000 XII IPA
2 Dia Putri Berliana XII IPA
3 Guido Steven Giovani 0052373096 XII IPA
4 Lukvi Setioasih 0052373090 XII IPA
5 Nanta Desti Ofiana 0046992702 XII IPA
6 Sulis Okta Anggareni 0045873247 XII IPA Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada
tanggal 27 Februari 2023 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Tim Penguji Ketua Tim Penguji : Heni Aprianie, S.Pd Anggota Tim Penguji I : Ester Lym.S.Si Anggota Tim Penguji II : Armin, S.Pd
Batam, 27 Februari 2023 Kepala Sekolah
Heni Aprianie, S,Pd Penata
NIP 197504102010012006
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA TULIS ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini :
No Nama Siswa NIS/NISN Jurusan Tanda Tangan 1 Apriandus.O.R.L.Tobing 00000000 XII IPA
2 Dia Putri Berliana XII IPA
3 Guido Steven Giovani 0052373096 XII IPA 4 Lukvi Setioasih 0052373090 XII IPA 5 Nanta Desti Ofiana 0046992702 XII IPA 6 Sulis Okta Anggareni 0045873247 XII IPA
Asal Sekolah : SMAN 10 Batam
Dengan ini menyatakan bahwa karya dengan judul “PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK HOLLAND DENGAN MEDIA TANAM YANG TEPAT TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN TOMAT (Solanum lycopersicum)” belum pernah dipublikasikan dan belum pernah diikutsertakan dalam perlombaan apapun sebelumnya serta tidak mengandung unsur plagiat di dalamnya.
Jika di kemudian hari ditemukan ketidakbenaran informasi, maka kami bersedia mempertanggung jawabkan Karya Tulis Ilmiah ini.
Batam, 27 Februari 2023 Yang menyatakan,
Tim Penulis
ABSTRAK
Guido Steven, Dkk. Pengaruh Pemberian Pupuk NPK Holland dengan media tanam yang tepat terhadap pertumbuhan tanaman tomat (Solanum lycopersicum). Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 10 BATAM, Kec. galang, Kota Batam, provinsi Kepulauan riau pada Bulan September sampai Desember 2022. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengunaan pupuk NPK Holland dengsan media tanam yang tepat terhadap pertubuhan tanaman tomat (Solanum lycopersicum). Penelitian ini merupakan penelitian ekperimen menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari 3 taraf perlakuan A = Tanpa Pemberian Pupuk NPK Holland dan Kontrol Tanah : Pupuk Kotoran Ayam (1:14), artinya 2.800 Gram Tanah : 200 Gram Pupuk Kotoran Ayam, B = 2 Gram Pupuk NPK Holland, Kontrol Tanah : Pupuk Kotoran Ayam (1:6,5), artinya 2.600 Gram Tanah : 400 Gram Pupuk Kotoran Ayam, C = 4 Gram Pupuk NPK Holland Kontrol Tanah : Pupuk Kotoran Ayam (1:4), artinya 2.400 Gram Tanah : 600 Gram Pupuk Kotoran Ayam. Setiap perlakuan diulang sebanyak lima kali sehingga terdapat 15 kali percobaan. Penelitian ini di analisis menggunakan Analisis Ragam Varian (ANOVA) dengan uji F dan dilanjutkan dengan Uji BNT (Beda Nyata Terkecil) dengan taraf nyata 5%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan A berbeda nyata terhadap perlakuan B, dan berbeda nyata terhadap perlakuan C pada parameter pengamatan tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman tomat (Solanum lycopersicum), Hal ini di lihat dari nilai FHitung Tinggi Tanaman > Ftabel yaitu 19,89 >
3,89 dan pengamatan Jumlah Daun nilai FHitung > FTabel yaitu 13,36 > 3,89, serta hasil Uji Lanjut BNT tanaman tomat yang baik terdapat pada perlakuan C yaitu dengan Pemberian Pupuk NPK Holland 4 Gram Tiap Polybeg dan Kontrol Tanah : Pupuk Kotoran Ayam (4 :1), artinya 2.400 Gram Tanah : 600 Gram Pupuk Kotoran Ayam.
Kata Kunci: Pupuk NPK Holland, Media Tanam, Pertumbuhan, Tanaman Tomat
ABSTRACT
Guido Steven, et al. The Effect of NPK Holland Fertilizer with the right planting medium on the growth of tomato plants (Solanum lycopersicum). This research was conducted at SMAN 10 BATAM, Kec. galang, Batam City, Riau Archipelago province from September to December 2022. This study aims to determine the effect of using NPK Holland fertilizer with the right planting medium on the growth of tomato plants (Solanum lycopersicum). This study was an experimental study using a randomized block design (RBD) consisting of 3 treatment levels A = without Holland NPK fertilizer and soil control: chicken manure (1:14), meaning 2,800 grams of soil: 200 grams of chicken manure, B = 2 Grams of NPK Holland Fertilizer, Soil Control: Chicken Manure Fertilizer (1:6.5), meaning 2,600 Grams of Soil: 400 Grams of Chicken Manure, C = 4 Grams NPK Holland Fertilizer Soil Control: Chicken Manure Fertilizer (1:4), meaning 2,400 grams of soil: 600 grams of chicken manure. Each treatment was repeated five times so there were 15 trials. This study was analyzed using the Analysis of Variance (ANOVA) with the F test and continued with the LSD Test (Less Significant Difference) with a significant level of 5%. The results of this study indicated that treatment A was significantly different from treatment B, and significantly different from treatment C in terms of observing the parameters of plant height and number of leaves of tomato plants (Solanum lycopersicum). This can be seen from the F-count of plant height > F-table, which is 19.89 > 3.89 and the observation of the number of leaves, the F- count > FT-able value, which is 13.36 > 3.89, and the results of the BNT Advanced Test for tomato plants were found in treatment C, namely by giving Holland NPK Fertilizer 4 Grams per Polybag and Soil Control: Chicken Manure Fertilizer (4:1), meaning 2,400 Grams of Soil: 600 Grams of Chicken Manure Fertilizer.
Keywords: NPK Holland Fertilizer, Growing Media, Growth, Tomato Plants
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kandungan Gizi Tanaman Tomat ...12
Tabel 2. Jadwal Penelitian ...16
Tabel 3. Alat dan Bahan Penelitian...19
Tabel 4. Penataan Data Hasil pengamatan Pada RAK ...23
Tabel 5. Anova pada RAK ...24
Tabel 6. Kaidah Penarikan Kesimpulan Atau Pengujian Hipotesis ...25
Tabel 7. Rata-rata Tinggi Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum) ...26
Tabel 8. Rata-rata Jumlah Daun tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum) ...27
Tabel 9. Analisis Sidik Ragam Pengaruh Perlakuan Terhadap Tinggi Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum) ...28
Tabel 10. Hasil Uji BNT Pertumbuhan Tinggi Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum) Selama Penelitian ...29
Tabel 11. Analisis Sidik Ragam Ragam Pengaruh Perlakuan Terhadap Jumlah Daun Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum) ...29
Tabel 12. Hasil Uji BNT Terhadap Jumlah Daun Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum) Selama Penelitian ...30
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum) ...6 Gambar 2. Desain Penelitian ...20
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Rata-Rata Tinggi Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum) ...27 Grafik 2. Rata-rata jumlah daun Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum) ...28
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan kesehatan dan keselamatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul "Pengaruh Pemberian Pupuk NPK Holland Dengan Media Tanam Yang Tepat Terhadap Pertumbuhan Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum)”.
Karya Tulis Ilmiah ini ditulis dalam rangka memenuhi persyaratan kelulusan di SMAN 10 Batam. Selama pelaksanaan penelitian dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini banyak pihak yang telah memberikan bantuan, sehingga penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang setinggi tingginya khususnya kepada:
1. Kedua orang tua atas setiap cinta yang terpancar serta do’a dan restu yang selalu mengiringi langkah kaki penulis dan telah memberikan motivasi, mendo’akan, memberikan dukungan serta materil yang sangat luar biasa kepada penulis.
2. Ibu Heni Aprianie, S.Pd selaku Kepala SMAN 10 Batam, yang telah memberi kesempatan serta dukungan untuk melakukan penelitian ini sehingga Karya Tulis Ini dapat diselesaikan.
3. Bapak Armin, S.Pd Selaku Guru pembimbing yang telah banyak memberi arahan, masukan, nasihat serta motivasi, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ini.
4. Rekan-rekan kelas XII IPA yang telah banyak membantu penyelesaian Karya Tulis ini.
5. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang turut membantu terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak mengandung kekurangan maka penulis sangat mengharapkan masukan, baik berupa saran ataupun kritik untuk penyusunan yang lebih sempurna. Akhirnya penulis berharap kiranya Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan pihak yang memerlukan.
Batam, Februari 2023 Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...i
LEMBAR PENGESAHAN ...ii
PERNYATAAN KEABSAHAN TULISAN ...iii
ABSTRAK ...iv-v DAFTAR TABEL ...vi
DAFTAR GAMBAR ...vii
DAFTAR GRAFIK ...viii
KATA PENGANTAR ...ix-x DAFTAR ISI ...xi
BAB I PENDAHULUAN ...1
A. LATAR BELAKANG ...1
B. RUMUSAN MASALAH ...3
C. TUJUAN PENELITIAN ...3
D. MANFAAT PENELITIAN ...4
E. KEGUNAAN PENELITIAN...4
F. HIPOTESIS PENELITIAN ...4
BAB II TINJAUAN PUSATAKA...5
A. TAKSONOMI TANAMAN TOMAT ...5
B. MORFOLOGI TANAMAN TOMAT ...5
C. SYARAT TUMBUH ...8
D. KOMPOSISI DAN NILAI GIZI ...10
E. MEDIA TANAM ...12
F. PUPUK KANDANG ...13
G. PUPUK NPK HOLLAND ...14
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...17
A. JENIS DAN PENDEKATAN PENELITIAN ...17
B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN ...17
C. POPULASI DAN SAMPEL ...18
D. VARIABEL PENELITIAN ...18
E. PARAMETER PENELITIAN ...19
F. ALAT DAN BAHAN PENELITIAN ...20
G. DESAIN PENELITIAN...20
H. PROSEDUR PENELITIAN ...22
I. TEKNIK ANALISIS DATA ...24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...27
A. HASIL PENELITIAN ...27
B. PEMBAHASAN ...32
BAB V PENUTUP...34
A. KESIMPULAN ...34
B. SARAN ...34
DAFTAR PUSTAKA ...35 LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Tomat (Solanum lycopersicum) merupakan salah satu komoditas sayuran yang sedang dikembangkan di Indonesia. Tomat memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan membutuhkan penanganan yang serius terutama dalam hal peningkatan hasil produksi dan kualitas buah tomat Tomat membutuhkan air yang cukup untuk pertumbuhannya dan tidak tahan terhadap curah hujan yang terus menerus karena akan menyebabkan pertumbuhan menjadi kurang optimal, selain itu tomat akan mudah terserang penyakit dan akan menyebabkan buah tomat akan rusak dan pecah- pecah (Tugiyono, 2005).
Tanaman tomat merupakan tanaman yang tergolong dalam kelompok sayuran. Kebutuhan pasar akan buah tomat terus meningkat, hal ini tidak lepas dari peranan tomat sebagai salah satu komoditas hortikultura yang sangat penting, yaitu terutama sebagai tanaman sayur. Bahkan, saat ini tomat tidak sekadar untuk sayuran tetapi sudah menjadi komoditas buah, tidak hanya untuk pasar dalam negeri akan tetapi juga untuk pasar ekspor (Kusuma dan Zuhro, 2015).
Kebutuhan akan tomat pada masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Kota Batam terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya industri yang membutuhkan bahan baku tomat. Tomat banyak digunakan sebagai bahan baku industri seperti Jus, pembuatan saos, dan konsumsi rumah tangga (Anonymous, 1996).
Upaya peningkatan produksi tanaman tomat pada petani di kecamatan Galang Kota Batam terkendala masalah kondisi kesuburan tanah dan kerusakan tanaman akibat terserang penyakit.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kesuburan tanah adalah dengan pemupukan baik pupuk organik dan pupuk anorganik.
Pemupukan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memenuhi ketersediaan unsur hara tanah yang dibutuhkan tanaman. Dengan adanya pemupukan, tanaman dapat tumbuh optimal dan produksi maksimal. Pemupukan memang tidak selamanya memberikan jaminan kesuburan bagi tanaman,pemupukan yang keliru justru membawa petaka bagi tanaman. Karena itu, sebelum melakukan pemupukan baik itu jenis, dosis, aplikasi, hingga waktu pemupukan yang tepat. Prinsipnya, pemupukan harus dilakukan secara tepat agar dapat memberikan produktifitas dan pertumbuhan yang maksimal bagi tanaman (Anonymous,2007).
Tanaman tomat dapat tumbuh sehat jika tanah tempat tumbuhnya cukup tersedia hara makro dan mikro. Hara makro yang banyak dibutuhkan seperti Nitrogen (N), Pospofor (P), dan Kalium (K). (Anonymous, 2008).
Ada bermacam-macam jenis pupuk yang sering digunakan petani salah- satunya adalah pupuk NPK Holland yaitu pupuk yang mengandung unsur hara makro lengkap, mudah larut dalam air dan mudah diserap oleh tanaman. Pupuk NPK Holland mengandung unsur N=15%, P2O=15%
dan K2O=15% dengan pemberian dosis 250 kg/ha atau dosis perpohon 10 gr/batang, waktu aplikasi mulai 7 hari setelah tanam dan interval waktu 7 hari sekali pemberian pupuk pada tanaman tomat. (Anonymous, 2011).
Selama pemupukan, media tanam merupakan bagian penting ketika akan menanam tomat.
Kesesuaian komposisi media tanam mempengaruhi pertumbuhan dan produksi buah secara keseluruhan. Media tanam terdiri dari media tanah dan non tanah. Secara umum, tanah yang digunakan sebagai media tanah harus gembur, subur, dan bebas dari hama tanaman. Sementara media non tanah yang baik memiliki ciri-ciri antara lain terbuat dari bahan khusus yang porous, berbentuk kompak, cukup kuat memegang tanaman, serta mampu menyimpan air dan unsur hara
yang cukup sehingga terjamin kelembabannya. Salah satu media non tanah adalah pupuk kandang.
(Supriati, 2009).
Pupuk kandang berasal dari hasil pembusukan kotoran hewan, baik itu berbentuk padat (berupa fases atau kotoran) maupun cair (berupa air seni atau kencing), sehingga warna, rupa, tekstur, bau dan kadar airnya tidak lagi seperti aslinya. (Anonymous, 2007)
Pupuk kandang hampir sama dengan kompos. Perbedaannya terletak pada bahan yang digunakan untuk fermentasi, yaitu dari kotoran hewan, misalnya sapi, ayam, kambing, dan kuda.
Kandungan unsur haran yang lengkap seperti Nitrogen (N), Posfor (P), dan kalium(K) membuat pupuk kandang cocok untuk dijadikan media tanam. Sebaiknya pupuk kandang yang akan digunakan sebagai media tanam dipilih yang sudah matang dan steril. Kematangan pada pupuk kandang dicirikan dengan warnanya yang hitam kecoklatan. Kematangan pada pupuk kandang ini terkait dengan pencegahan munculnya bakteri atau cendawan yang dapat merusak tanaman.
(Supriati, 2009)
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui “Pengaruh Pemberian Pupuk NPK Holland dengan Media Tanam yang Tepat Terhadap Pertumbuhan Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum)”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah pemberian Pupuk NPK Holland dengan Media Tanam yang tepat dapat berpengaruh terhadap Pertumbuhan Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum)?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk NPK Holland dengan Media Tanam yang tepat terhadap pertumbuhan tanaman tomat (Solanum lycopersicum)?
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di SMAN 10 Batam
2. Sebagai bahan informasi bagi petani tentang pengaruh pemberian dosis pupuk NPK Holland dengan media tanam yang tepat terhadap pertumbuhan tanaman tomat (Solanum lycopersicum)
3. Sebagai bahan informasi/literasi buat penelitian selanjutnya E. Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian yang dilakukan adalah:
1. Secara ilmiah, penelitian ini berguna untuk mempelajari pengaruh dosis pupuk NPK Holland dengan media tanam yang tepat terhadap pertumbuhan tanaman tomat (Solanum lycopersicum)
2. Secara praktis, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan referensi dalam pertanian organik untuk pengembangan tanaman tomat (Solanum lycopersicum) dengan menggunakan pupuk NPK Holland dan media tanam yang tepat.
F. Hipotesis Penelitian
H0 : Tidak adanya pengaruh pemberian dosis pupuk NPK Holland dengan media tanam yang tepat terhadap pertumbuhan tanaman tomat (Solanum lycopersicum)
H1 : Adanya pengaruh pemberian dosis pupuk NPK Holland dengan media tanam yang tepat terhadap pertumbuhan tanaman tomat (Solanum lycopersicum)
:
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Taksonomi Tanaman Tomat
Gambar 1. Tanaman Tomat
Menurut Rismunandar (2001) tanaman tomat (Solanum lycopersicum) diklasifikasikan sebagai berikut:
Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Classis : Dicotyledonae Ordo : Tubiflorae Famili : Solanaceae Genus : Lycopersicum
Spesies : Solanum lycopersicum B. Morfologi Tanaman Tomat
Secara morfologi tanaman tomat dibedakan menjadi beberapa bagian antara lain:
a) Akar
Tomat memiliki akar tunggang yang menembus vertikal ke dalam tanah dan akar serabut (akar samping) yang tumbuh menyebar ke segala arah. Kemampuan akar
menembus lapisan tanah terbatas, hanya mencapai kedalaman 30 – 70 cm. Sesuai sifat perakarannya, tanaman tomat dapat tumbuh dengan baik dalam kondisi tanah gembur dan mengikat air (Rismunandar, 2001).
b) Batang
Batang tanaman tomat berwarna hijau dengan bentuk persegi empat hingga bulat.
Tekstur batang saat masih muda tergolong lunak, dan mengeras setelah menua. Permukaan batang ditumbuhi bulu halus dan diantara bulu tersebut terdapat kelenjar yang dapat mengeluarkan bau khas (Rismunandar, 2001).
c) Daun
Daun Tomat berbentuk oval dengan panjang 20 – 30 cm dan bergerigi di bagian tepinya serta membentuk celah yang menyirip. Pada umumnya, daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan dan berwarna hijau serta berbulu. Daun tanaman tomat tergolong daun
majemuk dan tersusun di setiap sisi ranting dengan jumlah ganjil (5 atau 7 helai) (Rismunandar, 2001).
d) Bunga
Bunga tomat berbentuk terompet dengan benang sari membentuk tabung. Bunga Tomat Beef bersifat hermaprodite yaitu memiliki benang sari dan kepala putik pada bunga yang sama, sehingga dapat melakukan penyerbukan sendiri, sekaligus dapat pula melakukan penyerbukan silang dengan bantuan binatang penyerbuk, seperti lebah.
Penyerbukan silang pada tomat lebih sering terjadi di daerah beriklim tropis (Siswadi, 2008).
Bunga tomat berukuran kecil, dengan diameter 2 cm dan berwarna kuning cerah yang tersusun dalam satu rangkaian dengan jumlah 5 – 10 bunga setiap dompol. Dalam satu kuntum bunga tomat, terdapat 5 – 6 helai mahkota dengan ukuran kurang lebih 1 cm, bertangkai pendek, dengan kepala sari sepanjang 5 mm. Benang sari bunga tomat berjumlah enam buah dan berwarna sama dengan mahkota bunga yaitu kuning cerah.
Tangkai putik pada bunga Tomat berukuran pendek dan menyebabkan kepala putik terletak berdekatan dengan tabung sari, sehingga tomat cenderung lebih sulit untuk melakukan penyerbukan silang. Persentase penyerbukan sendiri relatif tinggi (Rismunandar, 2001).
e) Buah
Buah Tomat berbentuk bulat, berukuran besar dan mempunyai beberapa ruang.
Buah ketika masih muda berwarna hijau dan berbulu, setelah masak, kulit buah menjadi mengkilap dan berwarna merah kekuningan (Joni, 2002).
Buah tomat mengandung likopen, yaitu salah satu zat pigmen yang berwarna kuning tua hingga merah tua yang termasuk kelompok karotenoid. Likopen secara alami terdapat pada buah atau sayur yang berwarna merah, likopen berfungsi sebagai anti oksidan. Likopen terdapat pada bagian dinding sel tomat, oleh karena itu, pemasakan dengan sedikit minyak dapat melepaskan komponen ini. Sebagai tambahan, pemasakan tomat dengan minyak zaitun (olive oil) memudahkan tubuh menyerap likopen dengan lebih baik (Susila, 2008).
Kandungan gula pada buah tomat dipengaruhi oleh sifat genetis tanaman.
Penelitian Wijayani dan Widodo pada tahun 2005 menunjukkan bahwa kandungan total gula tomat cenderung normal yaitu berkisar antara 3,00 – 4,20% (Rismunandar, 2001).
f) Biji
Biji tomat berukuran kecil, dengan lebar 2 - 4 mm dan panjang 3 - 5 mm, serta berbentuk seperti ginjal, ringan, berbulu dan berwarna cokelat muda, dalam setiap gram berisi 200 – 500 biji. Biji tomat saling melekat yang terselimuti daging buah dan tersusun berkelompok. Biji digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman. Biji tanaman tomat dapat tumbuh pada kisaran waktu 5 – 10 hari setelah masa tanam (Rismunandar, 2001).
C. Syarat Tumbuh a. Iklim
Tanaman Tomat dapat tumbuh dalam musim hujan ataupun musim kemarau namun dalam musim yang basah tidak akan terjamin baik hasilnya, iklim yang basah akan membentuk tanaman yang rimbun, tetapi bunganya berkurang. Musim kemarau yang terik dengan angin yang kencang akan menghambat pertumbuhan bunga (Mengering dan Berguguran). walaupun tomat tahan terhadap kekeringan namun tidak berarti tomat dapat tumbuh dengan subur dalam keadaan kering tanpa pengairan oleh karena itu didataran tinggi maupun dataran rendah pada musim kemarau tomat memerlukan penyiraman atau pengairan demi kelangsungan hidup dan produksinya.
b. Tanah
Tanaman tomat dapat tumbuh dan berproduksi pada berbagai jenis tanah, tetapi paling baik pada tanah liat berpasir. Keadaan tanah yang baik untuk pertumbuhan tomat adalah tanah yang kaya humus, gembur, sirkulasi udara dan tata yang baik (Rismunandar, 2001).
Kesesuaian tanah untuk bercocok tanam tomat ditentukan oleh sifat-sifat fisik tanah, kimia tanah dan biologi tanah
Sifat-sifat fisik tanah.
Keadaan fisis tanah yang baik akan meningkatkan peredaran oksigen dan menjamin ketersediaan oksigen di dalam tanah. dengan demikian, aktivitas mikro organisme tanah dalam menguraikan bahan-bahan organik tanah menjadi zat yang dapat diserap oleh tanaman juga meningkat (Silvi dan Rian, 2008).
Ketersedian oksigen didalam tanah sangat penting untuk pernapasan akar tanaman dan meningkatkan drainase, sehingga dapat mencegah pengenangan air yang dapat merugikan kehidupan tanaman tomat. Pertumbuhan tanaman tomat akan baik pada tanah yang mempunyai drainase yang baik, tanah gembur, subur, permeabilitas.
Tanah yang baik bagi pertumbuhan juga harus mampu menahan air yang cukup dan hara yang tinggi secara alamiah maupun hara tambahan (Silvi dan Rian, 2008).
Sifat kimia tanah
Sifat kimia tanah sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Sifat kimia yang sangat berpengaruh tersebut adalah derajat keasaman tanah (pH) dan keadaan sanilitas (kadar garam) dalam tanah. Tanaman tomat dapat tumbuh optimal pada tanah dengan pH 5,5 – 6,8. Namun, tanaman tomat masih toleran pada derajad keasaman hingga dengan pH 5 hingga 7 (Pracaya, 1998).
Sifat biologis tanah.
Sifat biologis tanah sangat dipengaruhi oleh sifat fisis tanah yang akan berpengaruh baik terhadap sifat biologis tanah. Sifat biologis tanah yang baik membantu melarutkan unsur-unsur hara yang tidak larut, dan dapat menyimpan kelebihan
unsur hara. selain itu juga dapat membantu proses nutrifikasi, dapat menyuburkan tanah dan membantu melancarkan peredaran udara didalam tanah (aerasi) (Pracaya, 1998).
c. Cahaya
Tanaman tomat membutuhkan tempat terbuka dan penyinaran penuh sepanjang hari, kekurangan sinar matahari akan menyebabkan pertumbuhan memanjang, lemah dan pucat (Rismunandar, 2001)
d. Suhu dan Kelembapan
Menurut Rismunandar (2001), suhu yang baik bagi tanaman tomat adalah 18ᵒC – 27ᵒC pada siang hari, sedangkan pada malam hari suhunya 15ᵒC – 20ᵒC. Suhu yang tinggi diikuti kelembaban yang relatif tinggi dapat menyebabkan berkembangnya penyakit, sedangkan kelembaban yang relatif rendah dapat mengganggu pertumbuhan buah.
e. Curah Hujan
Curah hujan yang optimum untuk tanaman tomat yaitu 100 – 200 mm/bulan. Waktu penanaman tanaman tomat yang baik adalah 2 bulan sebelum musim hujan atau awal musim kemarau dan diusahakan pada waktu musim hujan atau awal musim kemarau, dan diusahakan pasat musim hujan tiba tanaman tomat dapat dipanen (Rismunandar, 2001) D. Komposisi dan Nilai Gizi Tomat
Tomat mengandung nutrisi seperti vitamin A, vitamin C, patasium, fosfor, magnesium dan kalsium (USA 2009), disamping itu tomat juga mengandung antioksidan yang dapat mengurangi serangan penyakit kanker (Miller et al. 2002 dalam Srinivasan, 2010).
Tanaman tomat (Solanum lycopersicum) sudah dikenal sebagai tanaman sayuran yang paling tinggi tingkat penggunaannya. Tomat layak menyandang julukan sebagai komoditas multi
manfaat yang komersial. Sebagian masyarakat menggunakan buah tomat untuk terapi pengobatan karena mengandung karotin yang berfungsi sebagai pembentuk provitamin A dan lycoppen yang mampu mencegah kanker (Wiyanta,B.T.W., 2005 dalam Santi, 2006).
Tomat merupakan salah satu jenis buah yang sangat bermanfaat bagi manusia. Tomat memiliki cita rasa yang lezat dan memiliki komposisi zat pada tomat yang cukup lengkap dan baik.
Berdasarkan hasil penelitian, ternyata tomat mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi sebagaimana ditunjukkan oleh tabel berikut:
Tabel 1. Kandungan Gizi tanaman Tomat/100 Gram Kandungan Gizi Jumlah
Air 0,3 g
Protein 1 g
Lemak 0,1 g
Karbohidrat 4 g
Serat 0,6 g
Abu 1 g
Kalori 21 kal
Kapur 15 mg
Fosfor 30 mg
Besi 0,4 mg
Vitamin A 1000 IU
Vitamin B1 (Thiamin) 50 μg Vitamin B2 (Ribovlavin) 40 μg
Vitamin PP (Niacin) 0,7 mg Vitamin C (Ascorbic acid) 25 mg
Tomat juga mempunyai kandungan senyawa fenolat. Senyawa fenolat, khususnya kelompok flavonoids diketahui memiliki sifat sebagai antioksidan yang berperan sebagai anti kanker (Terry et al. 2001 dalam Pardede, 2013), anti mikrobia dan memiliki sifat melindungi terhadap penyakit jantung (Gorinstein et al., 2002 dalam Pardede, 2013).
Bagaimana senyawa ini dapat berperan sebagai anti oksidan menjadi bahan kajian yang berkembang dewasa ini. Kelompok senyawa asam fenolat terdiri dari dua kelompok besar yakni asam hidrobenzoat (Hydroxybenzoic acid) dan asam hidrosinamat (Hydroxycinnamic acid).
Termasuk dalam kelompok ini adalah asam firulat (ferulic acid), asam kafeinat (caffeic acid) dan asam kumarat (coumaric acid), yang secara alami jumlahnya sangat kecil dalam tanaman, juga asam d-kuinat (dquinic acid) yang terdapat pada apel (Pardede, 2013).
E. Media Tanam
Media tanam merupakan tempat berpijak atau sebagai wadah tempat tinggal tanaman.
Media tanam memiliki kemampuan mengikat air dan menyuplai unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Selain itu media tanam juga mampu mengontrol kelebihan air serta memiliki sirkulasi dan ketersedian udara yang baik serta tidak mudah lapuk atau rapuh. Dikatakan media tanam berfungsi apabila tanaman dapat melekatkan akarnya dengan baik. Namun, untuk pertumbuhan akar yang sempurna media tanam harus didukung dengan drainase dan aerasi yang memadai.
Media tanam yang lazim dijumpai untuk bercocok tanam berupa tanah.
Tanah adalah suatu benda alam yang terdapat di permukaaan kulit bumi, yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan batuan, dan bahan-bahan organik sebagai hasil pelapukan sisa-sisa tumbuhan dan hewan, yang merupakan medium atau tempat tumbuhnya tanaman dengan sifat-sifat tertentu, yang terjadi akibat dari pengaruh kombinasi faktor-faktor iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pembentukan. Tanah terdiri dari empat macam komponen utama, yaitu bahan mineral, bahan organik, air dan udara (Yulipriyanto, 2010 dalam Oktaviani, 2017).
Menurut Sudomo (2007), tanah memiliki dua fungsi utama yaitu sebagai sumber hara bagi tumbuhan dan sebagai matrik tempat akar tumbuh berjangkar dan air tanah tersimpan, serta tempat unsur –unsur hara dan air. Tanah secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan penyuplai kebutuhan air dan udara yang secara kimiawi berfungsi sebagai gudang penyuplai nutrisi senyawa organik dan anorganik sederhana
dan unsur-unsur esensial dan secara biologis berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara dan zat-zat adiktif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman (Hanafiah, 2013 dalam Oktaviani, 2017).
F. Pupuk Kandang Ayam
Pupuk organik adalah pupuk yang dibuat menggunakan bahan-bahan alami. Pupuk organik merupakan sumber unsur hara terpenting dalam pertanian organik. 9 Strategi pertanian organik adalah memindahkan hara secepatnya dari sisa tanaman, kompos, dan pupuk kandang menjadi biomassa tanah yang selanjutnya telah mengalami proses mineralisasi akan menjadi hara dalam larutan tanah (Sutanto, 2002).
Pupuk organik telah lama digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah. Sampai tahun 1850 kesuburan tanah seluruhnya hanya didukung oleh pupuk organik, karena belum ada pupuk anorganik seperti urea. Selain menambah unsur hara makro dan mikro di dalam tanah, pupuk organik ini sangat baik dalam memperbaiki struktur tanah pertanian. Pupuk organik tidak lain adalah bahan yang dihasilkan dari pelapukan sisa-sisa tanaman, hewan, dan manusia (Sumarni dkk, 2010).
Beberapa kelebihan dari pupuk organik sehingga sangat disukai petani, diantaranya sebagai berikut: memperbaiki struktur tanah, meningkatkan daya serap tanah terhadap air, menaikkan kondisi kehidupan organisme di dalam tanah, dan sebagai sumber hara bagi tanaman.
Pupuk organik cair yang diaplikasikan melalui daun, pemberiannya akan lebih merata sehingga dapat menanggulangi defisiensi hara secara cepat. Bahan organik sangat berperan pada pembentukan struktur tanah yang baik dan stabil sehingga infiltrasi dan kemampuan menyiram air.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan Simatupang (2005) bahwa pemberian pupuk kandang dengan nyata menurunkan besarnya aliran permukaan karena pupuk kandang memperbaiki sifat fisik tanah terutama struktur sehingga permeabilitas meningkat. Pupuk kandang yang biasa digunakan untuk memproduksi sayuran organik adalah pupuk kandang ayam.
Pupuk kandang ayam memiliki kandungan N dan P yang lebih tinggi dari pupuk kandang lainnya. Kandungan nitrogen pada pupuk 10 kandang ayam ras sebesar 3,17% lebih tinggi dibandingkan pupuk kandang sapi yang hanya terkandung 2,41% atau kerbau sebesar 1,09%
(Sutanto, 2002). Berdasarkan analisis pupuk kandang yang dilakukan oleh Melati et al. (2008) kandungan hara yang terdapat pada pupuk kandang ayam adalah 1,14% N, 0,68% P, dan 1,65%
K. Pupuk kandang ayam relatif lebih cepat terdekomposisi serta mempunyai kadar hara yang cukup, jika dibandingkan dengan jumlah unit yang sama dengan jenis pupuk kandang lainnya (Widowati dkk., 2005)
G. Pupuk NPK Holland
Pupuk NPK Holand /Pupuk NPK 15-15-15 adalah murni pupuk seimbang tanpa tambahan hara sekunder dan mikro lainnya. Pupuk NPK Holand 15-15-15 bisa digunakan untuk pupuk dasar maupun susulan untuk tanaman pangan, palawijaya, hortikultura, maupun tanaman perkebunan.
Salah satunya digunakan pada tanaman tomat,dengan digunakan pupuk NPK Holland dan tersedianya unsur hara tersebut dapat memacu pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat yang selanjutnya dapat memberikan hasil yg tinggi pada tanaman tomat.
Pupuk NPK Holland merupakan pupuk anorganik majemuk yang mengandung 3 unsur yaitu N, P dan K (Sutejo, 2002). Pupuk NPK Holland sering digunakan dalam pertanian sebab memberikan keuntungan dalam hal penghematan tenaga kerja dan waktu mencapai 50%
(Reinsema, 1993).
Menurut IPNI (2014), pupuk majemuk mengandung bermacam kandungan didalam setiap butirannya. Hal ini berbeda dengan mencampurkan berbagai macam pupuk tunggal sehingga kandungannya akan sama seperti pupuk majemuk. Perbedaan ini karena pupuk majemuk dalam setiap butiran sudah mengandung beberapa nutrisi yang ada, sehingga senyawa pupuk dapat tersebar secara merata. Distribusi microntrients yang merata pada zona perakaran adalah salah satu keunggulan menggunakan pupuk majemuk.
Pemberian pupuk pada tanaman diperlukan untuk mempercepat pertumbuhan serta meningkatkan kualitas tanaman. Salah satu pupuk yang dapat digunakan adalah pupuk majemuk NPK. Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk yang mengandung unsur hara utama lebih dari dua jenis. Dengan kandungan unsur hara Nitrogen 16%, Fosfor 16%, dan Kalium 16%. Pemberian pupuk NPK terhadap tanah dapat berpengaruh baik pada kandungan hara tanah dan dapat berpengaruh baik bagi tanaman karena unsur hara makro yang terdapat dalam unsur hara N, P, dan K diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Sutedjo, 2002). Nitrogen, Fosfor, dan Kalium merupakan unsur hara penting dan harus selalu tersedia bagi tanaman, karena berfungsi sebagai proses metabolisme dan biokimia sel tanaman (Nurtika dan Sumarni, 1992).
Nitrogen sebagai pembangun asam nukleat, protein, bioenzim dan klorofil (Sumiati,1989). Fosfor sebagai pembangun asam nukleat, fosfolipid, bioenzim, protein, senyawa metabolik, dan merupakan bagian dari ATP yang penting dalam transfer energi (Sumiati, 1983). Kalium mengatur keseimbangan ion-ion dalam sel, yang berfungsi dalam pengaturam sebagai mekanisme metabolik seperti fotosintesis, metabolisme karbohidrat dan translokasinya, sintetik protein berperan dalam proses respirasi dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit (Hilman & Noordiyati, 1988).
Pupuk NPK majemuk memiliki komposisi unsur hara yang seimbang dan dapat larut secara perlahan-lahan. Pupuk NPK majemuk memiliki beberapa keunggulan antara lain sifatnya yang lambat larut sehingga dapat mengurangi kehilangan unsur hara akibat pencucian, penguapan, dan penjerapan oleh koloid tanah. Salah satu cara untuk mengurangi biaya produksi serta meningkatkan kualitas lahan dan hasil tanaman adalah dengan pemberian pupuk majemuk seperti pupuk NPK majemuk. Keuntungan menggunakan pupuk majemuk adalah penggunaannya yang lebih efisien baik dari segi pengangkutan maupun penyimpanan (Pirngadi, 2005 dalam Putri, 2016).
Pupuk majemuk memiliki keunggulan dibandingkan dengan pupuk tunggal yaitu mengandung lebih dari dua jenis hara, lebih praktis dalam pemesanan, transportasi, penyimpanan, aplikasi, dan lebih homogen dalam penyebaran pupuk (Purnomo, 2010 dalam Siswanto, (2014).
Kerugian dari penggunaan pupuk NPK majemuk adalah sukar untuk memenuhi kebutuhan rekomendasi pupuk secara tepat apabila hanya menggunakan pupuk NPK majemuk saja (Gunadi, 1997 dalam Siswanto, 2014). Hal ini sejalan dengan pendapat Hartatik dkk., (2015) bahwa pupuk organik atau pupuk kimia buatan hanya mampu menyediakan satu (pupuk tunggal) sampai beberapa jenis (pupuk majemuk) hara tanaman, namun tidak menyediakan senyawa karbon yang berfungsi memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah. Dengan demikian penggunaan pupuk anorganik yang tidak diimbangi dengan pemberian pupuk organik dapat merusak struktur tanah dan mengurangi aktivitas biologi tanah.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola ini dikenal sebagai pengacakan lengkap atau pengacakan dengan tidak ada pembatasan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada 3 yaitu variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol.
Variabel merupakan semua hal yang digunakan menjadi objek pengamatan dalam sebuah penelitian.
B. Tempat dan waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan September - Desember 2022 di Kebun SMA Negeri 10 Batam Kecamatan Galang Kota Batam Propinsi Kepulauan Riau.
Tabel 2. Jadwal Penelitian
Kegiatan September Oktober November Desember 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5
Persiapan Awal
Pengadaan Bibit
Penyemaian
Penyediaan Media Tanam (Polybag)
Pemindahan benih ke polybeg
Penyiraman
Pemupukan
Penyemprotan Hama
Pengukuran Tinggi Tanaman
Pengukuran Jumlah Daun
Pengolahan Data dan Penyusunan Karya Ilmiah
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi yang digunakan dalam peneltian ialah tanaman tomat (Solanum lycopersicum) 2. Sampel
Sampel yang digunakan ialah biji dari tanaman tomat (Solanum lycopersicum) yang ditumbuhkan di polybag sebanyak 15 polybag.
D. Variabel Penelitian a) Variabel bebas
Variabel bebas (X) merupakan variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dari variabel terikat dan memiliki hubungan negatif dan positif.
Variabel bebas atau variabel independent pada penelitian ini adalah dosis Pupuk NPK Holland.
b) Variabel terikat
Variabel terikat (Y) atau biasa disebut dengan variabel dependent merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat.
Variabel terikat dalam penelitian ini meliputi tinggi tanaman dan jumlah daun.
Variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga variabel bebas dan variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti disebut dengan variabel kontrol.
c) Variabel control
Variabel Kontrol digunakan peneliti untuk membandingkan. Variabel kontrol pada penelitian ini adalah intensitas cahaya, tempat menanam, pemberian tanah dan pemberian air.
E. Parameter Penelitian
Parameter penelitian adalah suatu nilai atau kondisi yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam menemukan segala sesuatu untuk mengisi kekosongan atau kekurangan yang ada, menggali lebih dalam apa yang telah ada, mengembangkan dan memperluas, serta menguji kebenaran dari apa yang telah ada namun kebenarannya masih diragukan.
Parameter dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tinggi tanaman
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan menggunakan meteran/penggaris mulai dari pangkal batang hingga titik tumbuh. Pengukuran dilakukan pada umur 1 Minggu Setelah Pindah Tanam (MSPT) atau 14 hari setelah tanam sampai akhir masa vegetatif yaitu umur 44 Hari Setelah Tanam (HST)
2. Jumlah daun
Jumlah daun diamati dengan cara menghitung jumlah daun sejati yang telah berkembang (membuka) sempurna pada setiap sampel, tidak termasuk kuncup daun. Pengamatan dilakukan 4 Minggu dari umur 14 HST
F. Alat Dan Bahan Penelitian
1. Alat 2. Bahan
Polybeg berukuruan 40 x 40 cm
Ember
Sekop Tanah
Alat Penyiraman/Handspyer
Gunting
Cangkul
ATK
Alat Dokumentasi (HP)
Timbangan
Tali
Penggaris
Pisau
Bibit Tanaman Sawi
Tanah Hitam
Pupuk Kotoran Ayam
Pupuk NPK Holland
Kertas Label
Air
Pestisida
G. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK). Rancangan Acak Kelompok (RAK) memiliki nama lain yaitu Randomized Complete Block Design atau Single Group Experiment. Rancangan ini menurut Hanafiah (2004:43) merupakan rancangan untuk percobaan lapangan yang paling sederhana di antara yang lainnya. RAK diterapkan karena sulit untuk mendapatkan kondisi yang homogen yang merupakan syarat dari RAL. Karena RAK diterapkan di lapangan, maka perlu adanya lokal kontrol dalam percobaan yang akan dilakukan. Lokal kontrol yang dimaksud adalah berupa pengelompokan perlakuan dalam kelompok – kelompok, blok-blok, atau lokal-lokal, misalnya menggunakan areal atau lahan yang memiliki tingkat kesuburan, kemiringan, atau kemasaman yang sama (Hanafiah, 2004:43).
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktor yaitu:
1. Faktor Komposisi Media Tanam dengan 3 taraf:
Perlakuan A : Kontrol Tanah : Pupuk Kotoran Ayam (1 : 14), artinya 2.800 Gram Tanah : 200 Gram Pupuk Kotoran Ayam
Perlakuan B : Kontrol Tanah : Pupuk Kotoran Ayam (1 : 6,5), artinya 2.600 Gram Tanah : 400 Gram Pupuk Kotoran Ayam
Perlakuan C : Kontrol Tanah : Pupuk Kotoran Ayam (1 : 4), artinya 2.400 Gram Tanah : 600 Gram Pupuk Kotoran Ayam.
2. Faktor Pemberian Pupuk NPK Holland dengan 3 Taraf:
Perlakuan A: Tanpa Pemberian Dosis Pupuk NPK Holland
Perlakuan B: Pemberian Dosis Pupuk NPK Holland sebanyak 2 Gram tiap Polybeg pada perlakuan B
Perlakuan C: Pemberian Dosis Pupuk NPK Holland sebanyak 4 Gram tiap Polybeg pada perlakuan C
Rancangan/Desain Penelitian di gambarkan sebagai berikut:
Gambar 3. Desain Penelitian H. Prosedur Penelitian
1. Persiapan lahan
Persiapan lahan penelitian berupa pembersihan dan perataan areal sekitar lahan serta pembuatan pagar dan pengecoran lahan yang akan digunakan untuk penempatan polybag dari semak belukar, sampah-sampah dan gundukan kayu. Persiapan lahan dilakukan selama 3 minggu.
2. Persemaian
Bibit tanaman tomat di peroleh buah tomat segar yang dibeli di pasar. Kemudian buah tomat tersebut, di ambil bijinya lalu dikeringkan selama 24 jam lalu disemaikan kedalam kantong plastik kecil yang berisi tanah subur. Persemain dilakukan selama 14 hari.
A1 A2 A3 A4 A5
B5
B5 B5 B5 B5
C5
C5 C5 C5 C5
100 cm 50 cm
3. Persiapan Media
Tanah yang digunakan adalah tanah yang diambil dari lahan Pertanian di daerah Desa Air Naga Dapur 3 Kelurahan Sijantung Kecamatan Galang, Kemudian tanah tersebut diisikan kedalam polybag yang berukuran 20 x 20 cm. Persiapan media dilakukan setelah persiapan lahan.
4. Pemberian Label
Pemberian label pada polybag dilakukan satu minggu setelah persiapan media (sebelum pemindahan benih tanaman tomat kedalam polybag). Pemberian label bertujuan untuk membedakan perlakuan yang akan diberikan pada masing- masing tanaman tomat.
5. Pemindahan benih
Pemindahan Benih Tanaman Tomat 10 Hari Setelah Tanam. Pemindahan Benih ke dalam polybag ukuran 20 x 20 cm. Tiap polybag 1 Bibit Tanaman Tomat. Terdapat 3 Perlakuan dan 5 kali ulangan, dimana Perlakuan A : Kontrol Tanah : Pupuk Kotoran Ayam (1 : 14 ), artinya 2.800 Gram Tanah : 200 Gram Pupuk Kotoran Ayam, Perlakuan B : Kontrol Tanah : Pupuk Kotoran Ayam (1 : 6,5), artinya 2.600 Gram Tanah : 400 Gram Pupuk Kotoran Ayam, Perlakuan C : Kontrol Tanah : Pupuk Kotoran Ayam (1 : 4), artinya 2.400 Gram Tanah : 600 Gram Pupuk Kotoran Ayam.
6. Pemeliharaan a. Penyiraman
Penyiraman dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari atau sesuai dengan kebutuhan tanaman dengan menggunakan gembor (tidak dilakukan jika hari hujan).
b. Penyiangan
Penyiangan dilakukan sekali dalam seminggu untuk menghindari persaingan dan tempat inang bagi hama penyakit yaitu dengan cara mencabut gulma yang tumbuh di dalam polybag.
c. Pemupukan
Pemupukan dilaksanakan setelah 1 minggu tanaman dipindahkan kedalam polybag, Pemberian pupuk dengan dosis berbeda sesuai Perlakuan A: Tanpa Pemberian Dosis Pupuk NPK Holland, Perlakuan B: Pemberian Dosis Pupuk NPK Holland sebanyak 2 Gram tiap Polybeg, Perlakuan C: Pemberian Dosis Pupuk NPK Holland sebanyak 4 Gram tiap Polybeg. Pemupukan dilaksanakan setiap seminggu sekali setelah dilakukan penyiraman
d. Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan pada tanaman tomat per polybag umur 14 hari setelah tanam adalah:
1) Tinggi tanaman (cm)
Pengukuran tinggi tanaman dimulai dari pangkal batang sampai titik tumbuh batang utama dari tanaman. Pengukuran tinggi tanaman menggunakan meteran/Penggaris.
2) Jumlah Daun Tanaman (helai)
Perhitungan jumlah daun dengan cara menghitung berapa banyaknya jumlah daun tanaman tomat pada umur 14 Hari Setelah Tanam sampai 42 Hari (Selama 4 Minggu).
I. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil percobaan yang menggunakan RAK, kemudian disajikan pada Tabel berikut ini.
Tabel 4. Penataan Data Hasil Pengamatan pada RAK (Rancangan Acak Kelompok)
Perlakuan Ulangan Jumlah
1 2 3 4 5
A A1 A2 A3 A4 A5 ΣYAj
B B1 B2 B3 B4 B5 ΣYBj
C C1 C2 C3 C4 C5 ΣYCj
Jumlah ΣYi1 ΣYi2 ΣYi3 ΣYi4 ΣYi5 GT Sumber : Hanafiah (2004: 45)
Keterangan :
A ... i = perlakuan yang diujicobakan
1 ... j = kelompok dari masing-masing perlakuan Yij = datum hasil perlakuan ke-i ulangan ke-j ΣYij = jumlah total hasil perlakuan ke-i
GT = Grand Total, merupakan jumlah seluruh data hasil percobaan
Berdasarkan data hasil pengamatan/pengukuran yang telah masukkan ke dalam kemudian dilakukan perhitungan nilai dispersi. Hal ini karena data yang diperoleh tidak memusat.
Perhitungan nilai dispersi tersebut dilakukan dengan menggunakan rumus berikut ini.
a. FK = (GT)2 /kt
b. Jumlah kuadrat total (JKt)
JKt = (YA1)2 + (YA2)2 + ... + (Yij)2 – FK c. Jumlah Kuadrat perlakuan (JKp)
1) JKp, jika“kelompok semua perlakuan sama”
JKp = ΣYAj2+ ΣYBj2+ . . . + ΣYij2 k - FK 2) JKp, jika “kelompok perlakuan tidak sama”
JKp = ΣYAj2kA+ ΣYBj2kB+ . . . .+ΣYij2ki – FK d. Jumlah Kuadrat kelompok (JKk)
JKk = ΣYi12+ ΣYi22+ . . . + ΣYij2 t - FK e. Jumlah Kuadrat galat (JKg)
JKg = JKt – JKk – JKp
Selanjutnya, untuk mempermudah pengujian, maka data hasil pengamatan/pengukuran yang telah diperoleh tersebut kemudian disusun dalam tabel Analysis of Variance (ANOVA).
Contoh Tabel ANOVA pada RAK disajikan pada Tabelberikut.
Tabel 5. ANOVA pada RAK No Sumber
Keragaman
Derajat Bebas (DB)
Jumlah Kuadrat (JK)
Kuadrat Total (KT)
F hitung (Fh)
F Tabel 0,05 0,01 1 Perlakuan/ antar
perlakuan (between treatment
DBp = t – 1 JKp KTp =
JKp/DBp Fh=
KTp/KTg F(DBp, DBg) 2 Kelompok/Group DBk = k – 1 JKk KTk =
JKk/DBk
Fh = KTk/KTg
F(DBk, DBg) 3 Galat dalam
perlakuan/ within treatment/ error
DBg = (t – 1)(k – 1)
JKg KTg=
JKg/DBg 4 Total DBt= tk – 1 JKt
Sumber : Diambil dari Munawar (1995:53) & Hanafiah (2004:36) Keterangan :
* = nyata (F hitung > F 0,05)
** = sangat nyata (F hitung > F 0,01)
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan Tabel 5 maka didapatlah nilai F hitung. Nilai F hitung tersebut kemudian digunakan untuk penarikan kesimpulan atau pengujian hipotesis. Kaidah penarikan kesimpulan mengenai diterima atau ditolaknya suatu hipotesis dapat dilihat pada Tabel berikut
Tabel 6. Kaidah Penarikan Kesimpulan atau Pengujian Hipotesis No Hasil Analisis Nilai F Kesimpulan
Analisis/Statistika Kesimpulan Penelitian 1
F hitung < F 0,05 Tidak nyata (non significant), biasanya diberi simbol “ns”
atau “tn”
Ho diterima, artinya tidak ada pengaruh atau perbedaan yang berarti antar perlakuan/grup.
2
F 0,05 ≤ F hitung ≤ F 0,01 Nyata (significant), biasanya diberi simbol *
Ho ditolak, artinya ada pengaruh atau perbedaan yang berarti antar perlakuan/grup.
3
F hitung > F 0,01
Sangat nyata (highlysignificant), biasanya
diberi simbol **
Ho ditolak, artinya ada pengaruh atau perbedaan yang sangat berarti antar perlakuan/grup.
Sumber: Munawar (1995:48)
Berdasarkan Tabel, diketahui bahwa penarikan kesimpulan atau pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai F hitung dengan F tabel pada sumber keragaman perlakuan kelompok. Selain itu, juga diketahui bahwa penarikan kesimpulan atau pengujian hipotesis juga bergantung pada derajat ketelitian yang dipilih peneliti, yaitu 5% atau 1%.
Untuk mengetahui perbedaan antara perlakuan satu dengan perlakuan yang lainnya maka dilakukan uji Beda Nyata Terkecil (BNT)
BNT = (α ; DBG) √𝟐𝟐.𝑲𝑲𝑲𝑲𝑲𝑲 𝒓𝒓 α : taraf nyata yang dikehendaki
DBG : Derajat Bebas Galat KTG : Kuadrat Tengah Galat r : Jumlah Ulangan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengamatan Pemberian Pupuk NPK Holland terhadap pertumbuhan tanaman tomat (Solanum lycopersicum) yang dilakukan dari tanggal 10 September 2022 sampai 15 Januari 2023, diperoleh data yang meliputi tinggi tanaman dan jumlah daun. Data hasil penghitungan diteliti dan dianalisis menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK).
a) Tinggi Tanaman (cm)
Rata-rata tinggi tomat (Solanum lycopersicum) pada masing-masing perlakuan dengan perbedaan konsentrasi pemberian pupuk NPK Holland dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 7. Rata-rata Tinggi Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum)
PERLAKUAN ULANGAN
TOTAL RATA-RATA
1 2 3 4 5
A 51 56 50 46,5 43 246,5 49,3
B 53 59,5 58 57 52 279,5 55,9
C 62 85,5 62 60,5 59 329 65,8
TOTAL 166 201 170 164 154 855
Hasil perhitungan rata-rata tinggi tanaman tomat (Solanum lycopersicum) disajikan dalam bentuk grafik yang dapat dilihat pada grafik sebagai berikut:
Dari grafik di atas menunjukan bahwa pemberian pupuk NPK Holland terhadap pertumbuhan Tomat (Solanum lycopersicum) pada tinggi tanaman menunjukan hasil tertinggi yaitu pada perlakuan C dengan rata-rata 65,8 cm sedangkan perlakuan yang paling rendah yaitu A dengan rata-rata 49,3 cm.
b) Jumlah Daun (Helai)
Rata-rata jumlah daun tanaman tomat (Solanum lycopersicum) dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 8. Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum)
PERLAKUAN ULANGAN
TOTAL RATA-RATA
1 2 3 4 5
A 77 65 86 63 71 362 72,4
B 83 86 93 77 78 417 83,4
C 93 120 101 90 81 485 97
TOTAL 253 271 280 230 230 1264
Hasil perhitungan rata-rata jumlah helai daun tanaman tomat (Solanum lycopersicum) disajikan dalam bentuk grafik yang dapat dilihat pada grafik sebagai berikut:
0 10 20 30 40 50 60 70
PERLAKUAN
Grafik Rata-rata Pengaruh Dosis Pupuk NPK Holland dengan Media Tanam yang Tepat Terhadap Tinggi Tanaman Tomat
(Solanum lycopersicum)
A B C
Dari grafik di atas menunjukan bahwa pemberian pupuk NPK Holland terhadap pertumbuhan Tomat (Solanum lycopersicum) pada jumlah helai daun tanaman menunjukan hasil rata-rata tertinggi yaitu pada perlakuan C dengan rata-rata 97 helai sedangkan perlakuan yang paling rendah yaitu A dengan rata-rata 72,4 helai
2. Analisis Data Hasil Penelitian
a) Analisis Data Hasil Penelitian Terhadap Tinggi Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum)
Data hasil penelitian selanjutnya dianalisis dengan analisis sidik ragam yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 9. Analisis Sidik Ragam Pengaruh Perlakuan terhadap Tinggi Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum)
Sumber Ragam
Derajat Bebas (DB)
Jumlah Kuadrat
(JK)
Kuadrat Tengah
(KT)
FHitung FTabel Notasi
Kelompok 4 421,33 105,33 6,07 3,26 **
Perlakuan 2 689,7 344,85 19,89 3,89 **
Galat 12 208 17,33
Total 18
Berdasarkan analisis sidik ragam diperoleh nilai signifikan Fhitung perlakuan 19,89 lebih besar dibandingkan Ftabel 0,05 (3,89) dari analisa di atas ternyata pengaruh dosis pupuk NPK Holland dengan Media Tanam yang tepat terhadap pertumbuhan tanaman tomat (Solanum lycopersicum) berpengaruh sangat nyata terhadap laju pertumbuhan tinggi
0 50 100 150
PERLAKUAN
Grafik Rata-rata Pengaruh Dosis Pupuk NPK Holland dengan Media Tanam yang Tepat Terhadap Jumlah Helai Daun
Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum)
A B C
tanaman tomat (Solanum lycopersicum). Karena nilai Fhitung > dari pada Ftabel dapat dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) seperti tabel berikut ini:
Tabel 10. Hasil Uji BNT Pengaruh Pemberian Pupuk NPK Holland dengan Media Tanam yang Tepat Terhadap Pertambahan Tinggi Tanaman Tomat
(Solanum lycopersicum)
Perlakuan Rata-Rata + BNT Simbol Notasi
A 49,3 + 10,24 = 56,54 a *
B 55,9 + 10,24 = 65,75 b *
C 65,8 + 10,24 = 76,04 c *
Keterangan:
* : Berbeda nyata
** : Berbeda sangat nyata tn : Berbeda tidak nyata
Dari Tabel di atas hasil uji BNT tinggi tanaman tomat (Solanum lycopersicum) menunjukan bahwa masing-masing perlakuan berbeda nyata. Perlakuan A berbeda nyata terhadap perlakuan B nyata terhadap Perlakuan C.
b) Analisis Data Hasil Penelitian Terhadap Jumlah Helai Daun Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum)
Data hasil penelitian selanjutnya dianalisis dengan analisis sidik ragam yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 11. Analisis Sidik Ragam Pengaruh Perlakuan Jumlah daun Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum)
Sumber Ragam
Derajat Bebas (DB)
Jumlah Kuadrat
(JK)
Kuadrat Tengah
(KT)
FHitung FTabel Notasi
Kelompok 4 703,606 175,901 3,095 3,26 **
Perlakuan 2 1,518,54 759,27 13,36 3,89 **
Galat 12 681,92 56,826
Total 18 1368,73
Keterangan:
* : Berbeda nyata
** : Berbeda sangat nyata tn : Berbeda tidak nyata
Berdasarkan analisis sidik ragam diperoleh nilai signifikan Fhitung perlakuan 15,015 lebih besar dibandingkan Ftabel 0,05 (3,89) dari analisa di atas ternyata pengaruh dosis pupuk NPK Holland dengan Media Tanam yang tepat terhadap pertumbuhan tanaman tomat (Solanum lycopersicum) berpengaruh sangat nyata terhadap laju pertumbuhan jumlah helai daun tanaman tomat (Solanum lycopersicum). Karena nilai Fhitung > daripada
Ftabel dapat dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji Beda Nyata Terkecil (BNT)
seperti tabel berikut ini:
Tabel 12. Hasil Uji BNT Pengaruh Pemberian Pupuk NPK Holland dengan media tanam yang tepat Terhadap Jumlah helai daun Tanaman Tomat Selama Penelitian
Perlakuan Rata2 + BNT Sampel Notasi
A 72,4 + 18,54 = 90,94 a *
B 83,4 + 18,54 = 101,94 b *
C 97,0 + 15,84 = 115,54 c *
Keterangan:
* : Berbeda nyata
** : Berbeda sangat nyata tn : Berbeda tidak nyata
Dari tabel di atas hasil uji BNT jumlah helai tanaman tomat (Solanum lycopersicum) menunjukan bahwa masing-masing perlakuan berbeda nyata. Perlakuan A berbeda nyata terhadap perlakuan B nyata terhadap Perlakuan C.
B. Pembahasan
1) Pengaruh Pupuk NPK Holland
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan menunjukan bahwa pemberian pupuk NPK Holland berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman tomat (Solanum lycopersicum) yang di amati 14 hari setelah penanaman.
Hal ini diduga bahwa pupuk NPK Holland berpengaruh pada berbagai perlakuan karena, kebutuhan hara yang diberikan sudah tersedia di dalam tanah, dengan perbedaan yang dekat saling
menampakan perbedaan, tetapi bila dilihat dari hasil penelitian didapat bahwa dosis 4 gr/tanaman lebih membaik, bila dibandingkan dengan dosis perlakuan lainnya.
Hal ini sejalan dengan pendapat Suhardi (1993) menyatakan bahwa kekurangan dan kelebihan unsur hara menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi terganggu. Tanaman tomat (Solanum lycopersicum) dapat tumbuh sehat jika tanah tempat tumbuhnya cukup tersedia hara makro dan mikro. Hara makro yang banyak dibutuhkan seperti Nitrogen (N), Fospofor (P), dan Kalium (K). unsur N, P dan K ini tersedia dalam bentuk pupuk tunggal ataupun majemuk (Anonymous, 2008).
2) Pengaruh Media Tanam.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan menunjukan bahwa media tanam berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun setelah 14 hari ditanam.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pertumbuhan tanaman tomat (solanum lycorpesicum) terbaik ditunjukan pada perbandingan media tanam 1:4 (2400 Gram tanah : 600 Gram Pupuk Kotoran ayam). Hal ini menunjukan bahwa pemberian media tanam pupuk kotoran ayam pada perbandingan ini telah dapat meningkatkan pH tanah sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil produksi tanaman tomat.
Menurut Syefani dan Laila (2003). Pupuk kotoran ayam adalah jenis pupuk yang diberikan pada tanah dan membawa unsur-unsur penting untuk pertumbuhan tanaman tomat (solanum lycorpesicum). Pupuk kotoran ayam mempunyai banyak kelebihan diantaranya, mengandung zat tertentu seperti mikroorganisme. Pupuk kotoran ayam apabila dicampur dengan pupuk organik padat lain dapat mengaktifkan unsur hara yang ada pada dalam pupuk organik lain tersebut. Pupuk kotoran ayam dapat memperbaiki sifat kimia tanah Mengandung unsur hara makro maupun unsur
hara mikro walaupun jumlahnya Lebih rendah jika dibandingkan dengan pupuk anorganik (Musnamar, 2005).
Penambahan pupuk kotoran ayam pada tanah dapat memperbaiki sifat fisik tanah seperti kemampuan mengikat air, porositas dan berat volume tanah. Interaksi antara pupuk kotoran ayam dan mikroorganisme tanah dapat memperbaiki agreat dan struktur tanah. Hal ini dapat terjadi karena hasil dekomposisi oleh mikroorganisme tanahseperti polisakarida dapat berfungsi Sebagai lema tau perekatantar partikel tanah.Keadaan ini berpengaruh langsung terhadap porositas tanah.
Pada tanah berpasir, Pupuk kotoran ayam dapat berperan sebagai pemantapan agregat yang lebih besar dari pada tanah liat (Hartatik dan Widowati,2002). Selain itu pupuk kotoran ayam sebagai sumber bahan organik Memiliki kelebihan jika di banding kan dengan pupuk anorganik seperti,
1. Papat meningkatkan kadar bahan organik tanah.
2. Peningkatkan nilai tukar kation, 3. Memperbaiki strutur tanah,
4. Peningkatkan aerasi dan kemampuan tanah dalam memegang air
5. Penyediakan lebih banyak macam unsur hara seperti nitrogen,fosfor,kalium dan unsur mikro lainnya dan, Penggunaannya tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan (Sutanto, 2008).
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa:
1. Pemberian pupuk NPK Holland berpengaruh nyata pada pertumbuhan tanaman meliputi tinggi tanaman dan jumlah daun pada umur 14 Hari Setelah Tanam dengan perlakuan terbaik 4 Gram/Polibeg.
2. Pemberian pupuk kotoran ayam berpengaruh nyata pada pertumbuhan tanaman meliputi tinggi tanaman dan jumlah daun pada seluruh waktu pengamatan.
3. Terdapat interaksi antara pemberian pupuk NPK dan Media Tanam yang di beri perlakuan dengan perbandingan (4:1) artinya 2400 Gram Tanah dan 600 Gram Pupuk Kotoran Ayam terhadap Tinggi Tanaman dan Jumlah dau Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum)
C. Saran
Disarankan untuk memperoleh pertumbuhan tanaman tomat yang sangat optimal perlu menjaga kadar suhu air ketika melakukan penyiraman terhadap tanaman tomat (Solanum lycopersicum) serta kecukupan akan cahaya matahari yang membantu proses fotosintesis.
DAFTAR PUSTAKA
Afandie & Nasih Widya Yuwono,2002 Ilmu Kesuburan Tanah, Gramedia:Yogyakarta,
Astuti, Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Ayam Dan NPK Mutiara Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Dan Generatif Tanaman Cabe Besar (Capsicum annuum L) Pada Tanah Gambut Pedalaman. Skripsi: Universitas Palangka Raya, 2004.
Bhermana, Andy Dkk., Potensi Pengmbangan Wilayah Untuk Pertanian, Perkebunan, Hortikultura, dan Perternakan Di Kalimantan Tengah
B Salisbury, Fank & Cleon W Ross. 1995, Fisiologi tumbuhan jilid 3, Bandung: ITB Campbell A Neil Dkk.2003, Biologi Edisi Kelima Jalid II, Jakarta: Erlangga
Dimiati A. 2012. Uji Daya Hasil 9 Genotipe Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) pada Budidaya Dataran Rendah (Tajur, Bogor). Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura Institut Pertanian Bogor. Bogor
Fitria Y. 2011. Pengaruh Alelopati Gulma Cyperus rotundus, Ageratum conyzoides Dan Digitaria adscendens terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat (Lycopersicon esculentum Miil) Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Hanafiah, Kemas Ali. 1995, Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi, Jakarta: Grafindo Persada, Pangaribuan, Darwin. H. 2010. Daftar Peubah Penelitian Tomat. Jakarta
Sutedjo, M.M. 2010. Pemupukan dan cara pemupukan. Penerbit. Rineka. Cipta
Yuliarta, B. 2014. Pengaruh Biourine Sapi dan Berbagai Dosis Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada Krop (Lactuca Sativa L). Jurnal Produksi Tanaman1(6):1-10
Lampiran 1: Tabel Pengamatan Tinggi Tanaman selama 4 minggu dalam satuan (cm)
Minggu ke- Ulangan Perlakuan
A B C
I
1 4 4 4
2 3 3,5 6
3 3 4 4
4 2 3 5
5 3 4 5
Jumlah 15 18,5 24
Rata-rata 3 3,7 4,8
II
1 7 8 8
2 7 7 10
3 5 7 7
4 5,5 7 8
5 5 6 7,5
Jumlah 29,5 35 40,5
Rat-rata 5,9 7 8,1
III
1 17 18 23
2 20 22 30,5
3 19 20 23
4 17 22 21,5
5 15 19 21,5
Jumlah 88 101 119,5
Rata-rata 17,6 20,2 23,8
IV
1 23 23 27
2 66 27 39
3 23 27 28
4 22 25 26
5 20 23 25
Jumlah 114 125 145
Rata-rata 22,8 25 29
Rata-rata Akhir Perhitungan Tinggi Tanaman Setiap Ulangan dalam Perlakuan
Perlakuan Ulangan Jumlah Rata-rata
1 2 3 4 5
A 51 56 50 46,5 43 246,5 49,3
B 53 59,5 58 57 52 279,5 55,5
C 62 85,5 62 60,5 59 329 65,8
Jumlah 166 201 170 164 154 855
Lampiran 2: Analisis ANOVA Tinggi Tanaman pada Rancangan Acak Kelompok (RAK) 1. Menghitung Faktor Koreksi (FK)
𝐅𝐅𝐅𝐅=(855)152= 731.025
15 = 48.735
2. Mencari Jumlah Kuadrat Total (JKT)
JKT = (51)2 + (56)2 + (50)2 + (46,5)2 + (43)2 + (53)2 + (59,5)2 + (58)2 + (57)2 + (52)2 + (62)2 + (85,5)2 + (62)2 + (60,5)2 + (59)2 – 48.735
= 2.601 + 3.136 + 2.500 + 2.162,25 + 1.849 + 2.809 + 3.540,25 + 3.364 + 3.249 + 2.704 + 3.844 + 7.310,25 + 3.844 + 3.660,25 + 3.481
= 50.054 – 48.735 JKT = 1319
3. Mencari Jumlah Kuadrat Kelompok (JKK) 𝐉𝐉𝐅𝐅𝐅𝐅= (166)2 +(201)2 + (170)3 2+ (164)2 +(154)2 – FK
=27.556 + 40.401+ 28.900 + 26.896 + 23.716
3 − 48.735
= 147.469
3 – 48.735
= 49.156,33 – 48.735 JKK= 421,33
4. Mencari Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP)
𝐉𝐉𝐅𝐅𝐉𝐉= (246,5)2 + (279,5)2 + (329)2
5 − 𝐹𝐹𝐹𝐹
=
60.762,25 +7.8120,25 +10.82415 - 48.735