• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor – faktor apa yang menyebabkan Strategi Manajemen Kepolisian Dalam Peningkatan Kesadaran Berlalu-lintas di Polres Metro Tangerang Kota belum berjalan dengan optimal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor – faktor apa yang menyebabkan Strategi Manajemen Kepolisian Dalam Peningkatan Kesadaran Berlalu-lintas di Polres Metro Tangerang Kota belum berjalan dengan optimal"

Copied!
141
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Identifikasi Masalah

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

DESKRIPSI TEORI

Manajemen Strategi

Karena strategi adalah sesuatu yang mungkin, maka sesuatu yang layak untuk diimplementasikan harus diciptakan. f) Strategi harus memperhitungkan risiko yang tidak terlalu besar. Oleh karena itu, strategi harus selalu diperhatikan. g) Strategi harus dikembangkan berdasarkan keberhasilan yang dicapai. h) Tanda-tanda keberhasilan strategi dibuktikan dengan dukungan dari pihak-pihak terkait, dari para eksekutif, dari seluruh pimpinan unit di organisasi.

Pengertian Lalu Lintas dan Angkutan Jalanan

Jika dilihat lebih jauh, perilaku lalu lintas ini nampaknya merupakan hasil kerja gabungan antara manusia, kendaraan, dan jaringan jalan. Menurut buku Pedoman Praktik Lalu Lintas yang diterbitkan oleh Direktorat Lalu Lintas Polri, Direktorat Lalu Lintas Polri.

Pengertian Kendaraan Bermotor

Istilah Polisi dan Kepolisian

Hukum kepolisian di Indonesia mengikuti ideologi Belanda yaitu “Politea Recht” yang berarti sejumlah peraturan hukum yang mengatur urusan kepolisian, termasuk seluruh tugas, fungsi dan badan. Makna dalam hukum kepolisian ada dua, yaitu: Hukum Kepolisian dalam arti substantif adalah undang-undang yang mengatur kepolisian secara fungsi dan Hukum Kepolisian dalam arti formal adalah undang-undang yang mengatur kepolisian sebagai suatu badan. Istilah hukum polisi di Indonesia adalah Istilah hukum polisi merupakan kata majemuk yang terdiri dari kata hukum dan polisi.

Oleh karena itu, menurut pengertian bahasa hukum, polisi adalah undang-undang yang mengatur segala sesuatu yang berkaitan dengan kepolisian.

Tugas dan Wewenang Kepolisian

Kepolisian Negara Republik Indonesia mempunyai tujuan mewujudkan keamanan dalam negeri yang meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, ketertiban dan penegakan hukum, pemberian perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, serta terpeliharanya kesejahteraan masyarakat. perdamaian dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia.” Tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah: . A. menjaga keamanan dan ketertiban umum; . B. untuk menerapkan hukum; Dan . C. memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Tata cara pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah.

Pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia melaksanakan tugas dan wewenangnya di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, khususnya di wilayah hukum tempat pejabat yang bersangkutan ditugaskan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Landasan Yuridis Kepolisian NRI

Akibat penggabungan tersebut, terjadi kesimpangsiuran dan tumpang tindih antara peran dan fungsi TNI sebagai kekuatan pertahanan negara dengan peran dan tugas Polri sebagai aparat keamanan dan ketertiban masyarakat. Melihat kenyataan tersebut, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) kemudian memutuskan agar TNI dan polisi NRI dipisahkan secara kelembagaan sesuai peran dan fungsinya masing-masing. Ketika ada keterkaitan antara kegiatan pertahanan dan kegiatan keamanan, maka TNI dan Polri harus bekerja sama dan saling membantu.

VII/MPR/2000 mengeluarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (UU Kepolisian) yang kini juga menjadi landasan hukum normatif keberadaan Kepolisian NRI.

Peraturan Mengemudi

Pasal 287 “Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan dan melanggar peraturan wajib atau larangan yang tercantum pada rambu lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat empat huruf a, atau marka jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat empat huruf b , diancam dengan pidana penjara paling lama dua (dua) bulan atau denda paling banyak Rp. lima ratus ribu rupiah).' Pasal 307 “Barangsiapa mengemudikan kendaraan bermotor untuk angkutan barang umum dan tidak menaati ketentuan mengenai tata cara pemuatan, daya dukung, ukuran kendaraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 169 ayat 1, dipidana dengan pidana penjara. pidana penjara paling lama dua (dua) bulan atau denda paling banyak Rp lima ratus ribu rupiah)”.

Penelitian Terdahulu

Meningkatkan kesadaran berlalu lintas di kalangan pengemudi kendaraan bermotor dan menurunkan angka kecelakaan lalu lintas di Kota Tangerang. Kasatlantas Polresta Tangerang Kota, Satlantas Polresta Tangerang Kota, dan Kasatlantas Satlantas Polres Metro Tangerang. Selain itu, bentuk data lainnya adalah foto-foto kegiatan terkait Manajemen Strategi Kepolisian dalam Meningkatkan Kesadaran Berlalu Lintas Bermotor di Polres Metro Tangerang Kota.

Sejumlah upaya dilakukan Polres Metro Kota Tangerang untuk menekan angka pelanggaran lalu lintas.

Kerangka Pemikiran

Asumsi Dasar

Setelah peneliti menjelaskan permasalahan penelitian pada bab sebelumnya, selanjutnya peneliti harus memberikan asumsi yang kuat mengenai posisi permasalahan. Jadi, dalam penelitian tentang Manajemen Strategi Kepolisian dalam Meningkatkan Kesadaran Berlalu Lintas pada Pengendara Kendaraan Bermotor di Polres Metro Kota, peneliti mempunyai asumsi bahwa penerapan strategi Kepolisian dalam meningkatkan kesadaran berlalu lintas pada pengemudi kendaraan bermotor belum optimal. Hal ini terlihat dari terjadinya permasalahan seperti yang telah dijelaskan oleh peneliti pada bab sebelumnya.

METODOLOGI PENELITIAN

Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian penulis adalah implementasi strategi Polres Metro Kota Tangerang dalam meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berkendara dan sejauh mana strategi yang diterapkan berdampak terhadap perubahan perilaku masyarakat. Sesuai dengan objek penelitian, penulis melakukan penelitian di Polres Metro Tangerang Kota.

Lokasi Penelitian

Tangerang merupakan kota terbesar di provinsi Banten dan terbesar ketiga di wilayah Jabodetabek setelah Jakarta dan Bekasi di provinsi Jawa Barat. Pada tahun 2001, ketika namanya diubah dari Kotamadya menjadi Kota, terbentuklah 7 kecamatan baru dan beberapa kecamatan baru yang merupakan pemekaran dari kabupaten induknya. Penelitian ini dilakukan berdasarkan pengalaman yang peneliti alami selama tinggal di Kota Tangerang.

Hal ini menimbulkan terjadinya pelanggaran lalu lintas di perkotaan karena masih banyak masyarakat yang belum sadar akan pentingnya keselamatan jalan raya dan banyak terjadi pelanggaran pada saat berlalu lintas seperti perlengkapan berkendara yang tidak lengkap sehingga mengakibatkan terjadinya kecelakaan lalu lintas yang merugikan banyak pihak terutama pihak-pihak yang berkepentingan. masyarakat umum dan pejalan kaki yang menjadi korban kecelakaan tersebut.

Fenomena Penelitian

  • Definisi Konsep
  • Definisi Operasional

Untuk menyusun strategi suatu perusahaan atau organisasi secara efektif, diperlukan informasi mengenai kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang berkaitan dengan keadaan dan kedudukan perusahaan atau organisasi tersebut. Salah satu cara untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman suatu perusahaan atau organisasi adalah analisis SWOT. Analisis SWOT adalah penilaian yang dilakukan secara cermat terhadap kekuatan dan kelemahan internal organisasi, serta penilaian terhadap peluang dan ancaman lingkungan. Kekuatan merupakan keunggulan sumber daya yang belum dimanfaatkan secara optimal sehingga memberikan peluang bagi suatu organisasi untuk lebih meningkatkan kinerjanya.

Ancaman adalah unsur negatif dalam lingkungan eksternal (politik, ekonomi, sosial dan ilmu pengetahuan dan teknologi) yang menghambat pelayanan transportasi.

Instrumen Penelitian

  • Teknik Pengumpulan Data
  • Metode Pengumpulan Data

Peneliti dalam penelitian kualitatif adalah orang-orang yang secara teliti, teratur dan bebas membuka, meneliti dan mengeksplorasi keseluruhan ruang, bahkan ada yang menyebutnya sebagai alat kunci (Satori dan Komariah, 2010:61). Dalam penelitian kualitatif tidak digunakan istilah populasi, melainkan situasi sosial atau disebut juga “situasi sosial” yang terdiri dari tiga unsur, yaitu: tempat, pelaku, dan aktivitas yang berinteraksi secara sinergis. Sampel dalam penelitian kualitatif tidak disebut sebagai responden, melainkan sebagai sumber atau partisipan, informan (Sugiono.

Dalam penelitian ini peneliti merupakan instrumen sentral yaitu alat pengumpul data yang utama, baik untuk mengidentifikasi sumber data maupun untuk menggali data yang belum diketahui secara jelas kaitannya dengan penelitian yang akan diteliti yaitu strategi kepolisian dalam meningkatkan perilaku sadar lalu lintas di kalangan masyarakat. pengendara oleh Polres Metro Kota Tangerang.

Informan Penelitian

Dalam teknik ini peneliti bermaksud agar mereka yang akan diambil sebagai anggota sampel diserahkan pada pertimbangan pengumpulan data sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. Dimana informasi yang diperoleh dari informan kunci dicek silang dengan beberapa sumber yang berbeda. Sedangkan informan kunci penelitian ini adalah Kasatlantas Resor Metro Jaya Kota Metro Tangerang, AKBP Ojo Ruslani, S.Sos., M.Si, Kasatlantas Resor Metro Jaya Kota Tangerang, Kompol L.

Alasan pemilihan informan kunci ini didasarkan pada pertimbangan pengumpulan data yang sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui strategi kepolisian dalam meningkatkan kesadaran perilaku berlalu lintas pada pengemudi kendaraan bermotor di Polres Tangerang Kota.

Teknik Analisis Data

Uji Keabsahan Data

Teknik triangulasi merupakan teknik pengujian kredibilitas yang dilakukan dengan cara mengecek data terhadap sumber yang sama dengan menggunakan teknik yang berbeda. Triangulasi penyidik, yaitu teknik pengujian reliabilitas yang dilakukan dengan menggunakan pengamat lain untuk memeriksa derajat keandalan data. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa cocok data yang kita peroleh dengan apa yang diberikan oleh penyedia data.

Jika data yang kita temukan disetujui oleh penyedia data valid maka akan lebih kredibel (dapat diandalkan).

Jadwal Penelitian

Deskripsi Objek Penelitian

  • Deskripsi Wilayah Kota Tangerang
  • Deskripsi Polisi Lalu Lintas
  • Strategi Polisi Polres Metro Tangerang

Manajer Lalu Lintas Polres Bawah Tanah Kota Tangerang adalah unsur eksekutif di tingkat Mabes Polri yang membidangi organisasi dan pelaksanaan fungsi teknis di seluruh wilayah hukum Polres Bawah Tanah Kota Tangerang. Untuk melaksanakan tugas tersebut diatas memperhatikan petunjuk Kapolres Metro Kota dan petunjuk teknis pengembangan fungsi Satuan Lalu Lintas Polres Metro Kota Tangerang. Dalam penelitian ini, kaitannya dengan strategi manajemen kepolisian dalam meningkatkan kewaspadaan lalu lintas kendaraan bermotor di Polres Metro Kota Tangerang, maka dalam pemilihan informan penelitian ini peneliti menggunakan teknik akusisi sumber data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif. penelitian yaitu Puposive.

Informan penelitian ini antara lain Kepala Satlantas Polres Metro Kota, Satlantas Polres Metro Kota, Masyarakat dan pelanggar Surat Izin Mengemudi (Calo) palsu.

Deskripsi Data

  • Deskripsi Data Penelitian
  • Strategi Polisi Polres Metro Tangerang
  • Faktor-Faktor Yang Menjadi Hambatan Dalam
  • Upaya Yang Dapat Dilakukan Untuk Mengurangi Angka

Alternatif strategi pemolisian dalam meningkatkan kewaspadaan berlalu lintas pada pengendara kendaraan bermotor di Polres Metro Kota Tangerang. Penulis mewawancarai anggota Satuan Lalu Lintas Polres Metro Kota Tangerang, Ibu Kompol Triyani selaku Wakapolres Metro Tangerang, penulis menanyakan bagaimana pelaksanaan patroli lalu lintas di Polres Metro Tangerang Kota dan beliau menjawab. Satlantas Metro Tangerang hanya melakukan 2 bentuk patroli yaitu patroli sepeda motor dan mobil, sedangkan pejalan kaki sering dilakukan oleh Satsabhara.

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari Polres Metro Tangerang Kota, jumlah fasilitas yang dimiliki Satlantas masih sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah personel dan jumlah orang yang harus dilindungi.

Pembahasan

Hal senada juga disampaikan oleh Bapak Aiptu Tony Efendi selaku Polisi Lalu Lintas POLRESTA Kota Tangerang I1-3 sebagai berikut :. Objek penegakan kebijakan terdiri dari segala sesuatu yang diperlukan dalam proses penegakan kebijakan lalu lintas. Hal serupa juga disampaikan oleh Pak. Aiptu Tony Efendi selaku Polisi Lalu Lintas Polres Metro Tangerang Kota I1-3 sebagai berikut :.

Hal senada juga disampaikan oleh Bapak Aiptu Tony Efendi selaku Polisi Lalu Lintas Polres Tangerang I1-3 sebagai berikut :. Dukungan terhadap partisipasi positif masyarakat dalam pengawasan konstruktif terhadap operasional polisi lalu lintas semakin meningkat. Faktor bahayanya yaitu (1) Masih banyaknya perantara dalam pembuatan kartu SIM sehingga menyebabkan kurangnya jaminan terhadap kualitas pemegang SIM. 2) Perhatian komponen pemerintah dan masyarakat terhadap keselamatan lalu lintas dan kepatuhan hukum masyarakat belum menjadi perhatian bersama bahkan dianggap sebagai sebuah kecelakaan.

PENUTUP

Saran

Referensi

Dokumen terkait