• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) motivasi belajar siswa berpengaruh signifikan negatif terhadap perilaku menyontek

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) motivasi belajar siswa berpengaruh signifikan negatif terhadap perilaku menyontek"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KEPERCAYAAN DIRI DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP PERILAKU MENYONTEK SISWA

KELAS XI IPS PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMAN 3 LUBUK BASUNG

JURNAL

Oleh :

NENENG SUMARNI (12090012)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG 2017

(2)

TIALAMAN P.ENGESAIIAN JT]RNAL

PENGARUH MOTIVASI BELAJA& KEPERCAYAAN DIRI DAN ZOCUS OF CONTROZ TERIIADAP PERILAKU MEI\TYONTEK SISWA

KELAS XI IPS PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMAN 3 LUBT]K BASTING

Nama NPM

Program Studi Institusi

Neneng Sumami 120900t2

Pendidikan Ekonomi

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat

Padang, Februari 2017

Disetujui Oleh:

Pembimbing

II

(Jolianis, S.Pd, M.E)

irW-

(Erita, SE, M.Pd.E) mbing

I

(3)

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KEPERCAYAAN DIRI DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP PERILAKU MENYONTEK SISWA

KELAS XI IPS PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMAN 3 LUBUK BASUNG

Oleh :

, , . , . , , , . .

Jl. Gunung Panggilun No.1 Padang Sumatera Barat

1Mahasiswa-prodi-pendidikan-ekonomi

2.3Dosen STKIP PGRI Sumbar

e-mail : sumarnineneng10@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of the research is to analyze the effect of learning motivasion, self- confidence and locus of control to the behavior students cheating of class X1 IPS on economy subjects in SMAN 3 lubuk basung. The results of this research show that: (1) student’s learning motivation have significant negative effect on the behavior of cheating.

Where show by the coefficient value of -0,259. This coefficient value significant because the value thitung -5,175 > ttable (-1,992); (2) student’s self-confidence have significant negative effect on cheating behavior show by the coefficient value of -0,272 thitung-7.536

> ttable (-1,992); (3) locus of control have significant negative effect on the cheating behavior show by coefficient vlue calculated -0,118 this coefficient value significant because the value thitung -4,146 > ttable (-1,992); (4) student’s learning motivation, student’s self-confidence and locus of control simultaneously a negative effect on the cheating behavior with Fhitung45.583 > dari Ftable(2,73).

Keywords: motivation, self-confidence, locus of control and cheating behavior

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh motivasi belajar, kepercayaan diri, danlocus of controlterhadap perilaku menyonteksiswa kelas X1 IPS pada mata pelajaran ekonomi di SMAN 3 lubuk basung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) motivasi belajar siswa berpengaruh signifikan negatif terhadap perilaku menyontek. Dimana ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar -0,259. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung -5,175 > ttabel(-1,992); (2) kepercayaan diri siswa berpengaruh signifikan negatif terhadap perilaku menyontek ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar -0,272. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung -7.536 > ttabel (-1,992); (3) locus of control berpengaruh signifikan negatif terhadap perilaku menyontek ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar -0,118. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung-4,146 > ttabel(- 1,992); (4) motivasi belajar siswa, kepercayaan diri siswa, dan locus of control secara simultan berpengaruh signifikan terhadap perilaku menyontek dengan Fhitung45.583 > dari Ftabel(2,73).

Kata Kunci: motivasi belajar, kepercayaan diri, locus of control, perilaku menyontek

(4)

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan sarana dan berperan penting dalam menciptakan generasi intelektual suatu bangsa yang cerdas, jujur, disiplin, kompetitif, berakhlak mulia, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kreatif, bertanggung jawab dan siap menghadapi tantangan dan tuntutan dunia global, serta kemajuan teknologi, dan juga ikut berperan serta untuk membawa perubahan terhadap perkembangan sosial ekonomi masyarakat suatu bangsa.

Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia pada dasarnya adalah mengupayakan pengembangan kemampuan peserta didik agar berkembang secara optimal. Hal ini sesuai dengan fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional yang ada pada Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyebutkan bahwa:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan, membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab”.

Hamalik, (2010:77) menyatakan bahwa pendidikan dikatakan berkualitas bila proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar, efektif, efisien dan ada interaksi antara komponen- komponen yang terkandung dalam sistem pengajaran yaitu tujuan pendidikan dan pengajaran, peserta didik atau mahasiswa, tenaga kependidikan atau dosen, kurikulum, strategi pembelajaran, media pengajaran dan evaluasi pengajaran.

Fenomena sosial yang terjadi dikalangan pelajar di atas, menunjukkan bahwa bangsa ini perlahan-lahan kehilangan jati dirinya menjadi bangsa yang memiliki nilai-nilai luhur, yang bermartabat, jujur, saling menghargai dan menghormati serta toleransi yang tinggi. Pendidikan yang berlangsung di sekolah tidak hanya dapat menghasilkan lulusan yang memiliki intelektual tinggi saja, akan tetapi juga harus bisa menghasilkan lulusanyang berakhlak mulia dan bertanggung jawab.

Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang berfungsi sebagai sarana bagi pengembangan potensi siswa seoptimal mungkin. Kegiatan utama bagi siswa di sekolah adalah belajar. Belajar adalah proses mental dalam diri seseorang sehingga menyebabkan munculnya perubahan prilaku. Hal ini merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa setiap hari dengan kemauan dan kesadaran yang tinggi. Siswa memandang sekolah sebagai lembaga yang dapat mewujudkan cita-cita mereka, sementara orang tua menaruh harapan kepada sekolah untuk mendidik anaknya agar menjadi orang cerdas, terampil dan berahklak mulia.

Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menilai kualitas suatu lembaga pendidikan atau sekolah dapat dilihat dari pencapaian prestasi belajar siswa secara umum dapat dilihat dari prestasi belajar dan mutu lulusannya.

Kita dapat mengetahui kesuksesan proses belajar mengajar yang telah dilakukan melalui pemberian tugas dan ujian. Suatu kesuksesan pembelajaran dapat dilihat bila setiap siswa di sekolah itu mengerti dan berhasil mendapatkan nilai yang tinggi dalam pengerjaan tugas dan ujiannya. Cara yang harus dilakukan untuk mencapai keberhasilan tersebut adalah belajar dengan giat dan memahami setiap literatur kerja yang diberikan pada tugas dan ujian yang harus di kerjakan.

(5)

Setiap siswa pasti ingin mendapatkan nilai yang terbaik dalam setiap tugas dan ujiannya, maka dari itu berbagai cara dilakukan siswa untuk mencapai tujuan tersebut. Kebiasaan buruk yang sering dilakukan siswa dalam mengerjakan tugas dan ujiannya berupa: menjiplak pekerjaan teman, bertanya langsung pada teman saat ujian, membuka catatan kecil, membuka buku, mencari bocoran soal ulangan, meminta teman mengerjakan tugasnya.

perilaku menyontek merupakan perilaku yang kompleks (rumit) menurut triyan, dkk (2008:30), menunjukkan bahwa antara motivasi belajar, kepercayaan diri dan locus of control sekolah, memiliki hubungan yang signifikan terhadap perilaku seseorang untuk menyontek.

Menurut Pincus dan Schemelkin (dalam Mujahidah, 2009:178) menjelaskan bahwa: Perilaku menyontek merupakan suatu tindakan curang yang sengaja dilakukan ketika seseorang mencari dan membutuhkan adanya pengakuan atas hasil belajarnya dari orang lain meskipun dengan cara tidak sah seperti memalsukan informasi terutama ketika dilaksanakannya evaluasi akademik Menyontek berarti mengakui karya orang lain sebagai

karyanya sendiri dengan cara-cara tertentu seperti menyalin karya orang lain tanpa sepengetahuan orang tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap dua puluh siswa kelas X1 IPS di SMAN 3 lubuk basung Kabupaten agam, Para siswa yang berada disekolah tersebut tidak mengingkari bahwa diantara mereka sering melakukan kegiatan yang sebenarnya telah dilarang oleh sekolahnya yaitu kegiatan menyontek saat ujian dan saat mengerjakan tugas.

Namun tidak sedikit dari mereka yang masih melakukan kegiatan tersebut agar nilai yang mereka dapatkan menjadi tinggi dan memuaskan.

Untuk memperkuat bukti dilakukan juga wawancara pada Guru Bimbingan Konseling (BK) yang menyatakan bahwa lebih separuh dari jumlah siswa seringkali menyontek.

Media yang paling banyak digunakan sebagai sarana menyontek adalah teman 45%, meja tulis 30%, membuat catatan kecil menggunakan kertas 20% dan 5%

sisanya masih banyak lagi media yang sering digunakan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Data Media yang Sering Digunakan Siswa Saat Menyontek No Media Persentase

1 Teman 45%

2 Meja tulis 30%

3 Catatan kecil 20%

4 Dll 5%

Sumber: guru BK SMAN 3Lubuk Basung,2016

(6)

Dari tabel diatas terlihat bahwa banyak cara-cara menyontek yang dilakukan oleh para siswa baik itu dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru dan bahkan pada saat ujian berlangsung.

Seorang siswa menyontek dengan tujuan ingin mendapatkan nilai yang baik, menurut pemahaman siswa dengan memperoleh nilai yang tinggi dan memuaskan akan membuat mereka dibanggakan oleh orang tuanya bahkan guru dan teman-temannya. Itulah yang membuat mereka mencari cara agar nilai yang mereka dapatkan menjadi besar dan memuaskan. Mereka tidak peduli lagi cara yang digunakan itu baik atau buruk untuk kedepannya. Hal-hal itulah yang memicu kegiatan menyontek semakin sering dilakukan.

Sejalan dengan itu, prilaku menyontek sangat terkait dengan moral dan kondisi psikologis. Salah satu kondisi yang terkait dengan prilaku menyontek adalah motivasi pelaku menyontek akan berpengaruh terhadap bagaimana mereka memerankan dirinya dan merespon segala pembaharuan yang akan datang dari luar. Oleh karna itu motivasi diri ini mempunyai peranan penting dalam perkembangan siswa terutama dalam dunia pendidikan.

Motivasi belajar di sekolah menunjukkan keinginan atau dorongan yang dimiliki siswa untuk mencapai tujuan dalam kegiatan pembelajaran yaitu menguasai dan memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.

Menurut Ngalim, (2010:73) motivasi adalah untuk menggerakkan atau mengubah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. Motivasi harus ditanamkan pada siswa agar siswa memiliki hasrat dalam belajar dan keinginan untuk berhasil seperti tekun membuat tugas untuk mendapatkan nilai yang memuaskan.

selain karena kurangnya motivasi siswa dalam belajar, kepercayaan diri siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yang berlangsungpun juga turut mempengaruhi. Banyak siswa merasa rendahnya tingkat kepercayaan diri yang mereka miliki dalam proses belajar mengajar. Siswa merasa takut jika ada seorang guru yang menuntut untuk berdiskusi kelompok dan tampil di depan kelas. Siswa jarang mengajukan pertanyaan ataupun mengeluarkan pendapatnya pada saat proses belajar, siswa tersebut lebih memilih diam.

Selanjutnya jika ada tugas dari guru siswa tersebut mengerjakannya dengan cara menyalin pekerjaan temannya yang telah selesai.

Permasalahan lain selain kurangnya motivasi dan tingkat kepercayaan diri siswa, yang dapat mempengaruhi prilaku menyontek adalah locus of control.

merupakan keyakinan individu dalam memandang faktor penyebab keberhasilan maupun kegagalan yang di alami, termasuk hadiah dan hukuman yang diterimanya. Perbedaan internal locus of control pada seseorang ternyata dapat menimbulkan perbedaan pada aspek-aspek kepribadian yang lain.

siswa yang memiliki locus of control memiliki keyakinan bahwa dirinya dapat mengatur dan mengarahkan hidupnya serta bertanggung jawab terhadap pencapaian penguat apapun yang diterimanya. siswa yang memiliki locus of control eksternal memiliki keyakinan bahwa pengendali dari segala aspek dalam kehidupannya dan penguat diterimanya adalah keberuntungan, nasib atau orang lain di luar dirinya.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian adalah apakah motivasi belajar siswa berpengaruh terhadap perilaku menyontek siswa kelas XI IPS pada mata pelajaran ekonomi di SMAN 3 lubuk basung, apakah kepercayaan diri siswa berpengaruh terhadap perilaku menyontek siswa kelas XI IPS pada mata pelajaran ekonomi di SMAN 3

(7)

lubuk basung, apakah locus of control berpengaruh terhadap perilaku menyontek siswa kelas XI IPS pada mata pelajaran ekonomi di SMAN 3 lubuk basung, apakah motivasi belajar, kepercayaan diri dan locus of control secara bersama-sama berpengaruh terhadap perilaku menyontek siswa kelas XI IPS pada mata pelajaran ekonomi di SMAN 3 lubuk basung.

KAJIAN PUSTAKA Perilaku Menyontek

Menurut Pincus dan Schemelkin (dalam Mujahidah, 2009:178) menjelaskan bahwa perilaku menyontek merupakan suatu tindakan curang yang sengaja dilakukan ketika seseorang mencari dan membutuhkan adanya pengakuan atas hasil belajarnya dari oranglain rneskipun dengan cara tidak sah seperti memalsukan informasi terutama ketika dilaksanakannya evaluasi akademik.

Menurut Bushway (dalam Hartanto D, 2012:37) menyebutkan bahwa ada beberapa indikator dari perilaku menyontek tersebut, antara lain adalah:

1. Adanya tekanan untuk mendapatkan nilai yang tinggi.

2. Keinginan untuk menghindari kegagalan.

3. Adanya persepsi bahwa sekolah melakukan hal yang tidak adil.

4. Kurangnya waktu untuk menyelesaikan tugas di sekolah.

5. Tidak adanya sikap yang menentang perilaku menyontek di sekolah.

Motivasi Belajar

Menurut Sadirman, (2014:73) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Menurut Sardiman, 2011:83 indikator motivasi belajar antara lain:

1. Tekun menghadapi tugas

2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa)

3. Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah

4. Lebih senang bekerja mandiri 5. Tidak cepat bosan terhadap tugas-

tugas rutin.

6. Adanya usaha untuk mencapai tujuan.

Kepercayaan Diri

Menurut Fatimah, (2006:149) kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan /situasi yang dihadapinya.

Menurut Fatimah, (2006:149) yang menjadi indikator kepercayaan diri siswa dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Percaya akan kompetensi atau kemampuan diri, hingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan, ataupun hormat orang lain.

2. Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis atau pengetahuan demi diterima oleh orang lain atau kelompok.

3. Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain dan berani menjadi diri sendiri.

4. Punya pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosinya stabil).

5. Memiliki internal locus of control 6. Mempunyai cara pandang yang

positif terhadap diri sendiri, orang lain, dan situasi diluar dirinya.

7. Memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri.

(8)

Locus Of Control

Menurut (Robbins, 2008:138) locus of control adalah individu yang yakin bahwa mereka adalah pemegang kendali atas apapun yang terjadi pada diri mereka.

Menurut Kreitner dan Kinicki (dalam Vrista, 2013:23) Indicator locus of control antara lain:

1. menyukai hal-hal yang bersifat kompetifif 2. suka bekerja keras

3. merasa dikejar

waktu/disiplin

4. ingin berusaha lebih baik daripada kondisi sebelumnya.

METDE PENELITIAN

Penelitian ini digolongkan kepada penelitian deskriptif dan asosiatif.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X1 IPS SMAN 3 lubuk basung. dan jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 77 orang.

Adapun variabel dalam penelitian ini adalah perilaku menyontek(Y), motivasi belajar(X1), kepercayaan diri(X2) dan locus of control(X3) sebagai variabel bebasnya.

Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesisadalah analisis regresi berganda.

HASIL PENELITIAN

Deskriptif Perilaku Menyontek(Y) Diketahui bahwa variabel perilaku menyontek memiliki skor rata-rata skor sebesar 3,20 dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar 63,99%. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku menyontek berada pada kategori agak rendak Perilaku siswa menyontek kelas X1 IPS SMAN 3 Lubuk Basung pada mata pelajaran ekonomi dikategorikan sudah agak rendah.. Tanggapan responden yang tertinggi terdapat pada indikator keinginan untuk menghindari kegagalan dengan rata-rata skor sebesar 3,47 dengan TCR 69,35% berada pada ketegori cukup tinggi, Sedangkan tanggapan yang terendah berada pada indikator adanya persepsi bahwa sekolah melakukan hal yang tidak adil dengan rata-rata skor sebesar 3,09 dengan TCR 61,73% berada pada ketegori agak rendah.

Deskriptif Motivasi Belajar (X1) Diketahui bahwa variabel motivasi belajar memiliki skor rata-rata skor sebesar 3.49 dengan tingkat capaian

responden (TCR) sebesar 69.81%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel motivasi belajar berada pada kategori Cukup baik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa motivasi belajar (X1) di kelas X1 IPS SMAN 3 Lubuk Basung pada mata pelajaran ekonomi dikategorikan cukup baik. Tanggapan responden yang tertinggi terdapat pada indikator menunjukkan minat terhadap macam masalah dengan rata-rata skor sebesar 4.12 dengan TCR 82.34%

berada pada ketegori baik, Sedangkan tanggapan yang terendah berada pada indikator tidak cepat bosan terhadap tugas tugas rutin dengan rata-rata skor sebesar 3.32 dengan TCR 66.41%

berada pada ketegori cukup baik.

Deskriptif Kepercayaan diri (X2) Diketahui bahwa variabel kepercayaan diri memiliki skor rata-rata skor sebesar 3.53 dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar 70.69%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kepercayaan diri berada pada kategori cukup baik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kepercayan diri (X2) di kelas X1 IPS SMAN 3 Lubuk Basung pada mata pelajaran ekonomi cukup

(9)

baik. Tanggapan responden yang tertinggi terdapat pada indikator tidak terdorong untuk menunjukkan sikas konformis demi diterima orang lain dengan rata-rata skor sebesar 4,02 dengan TCR 80,39% berada pada ketegori baik, Sedangkan tanggapan yang terendah berada pada indikator mempunyai cara pandang yang positif dengan rata-rata skor sebesar 3.12 dengan TCR 62,34% berada pada ketegori kurang baik.

Deskriptif locus of control (X3)

Diketahui bahwa variabel locus of control memiliki skor rata-rata skor sebesar 3,48 dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar 69.50%. Hal ini menunjukkan bahwa indikator locus

of control kategori cukup Baik.

Tanggapan responden yang tertinggi terdapat pada indikator menyukai hal- hal yang bersifat kompetifif dengan rata-rata skor sebesar 3,64 dengan TCR 72.81% berada pada ketegori cukup baik, Sedangkan tanggapan yang terendah berada pada indikator suka bekerja keras dengan rata-rata skor sebesar 3.25 dengan TCR 64,94%

berada pada ketegori kurang baik.

Dari model persamaan regresi linear berganda dibawah dapat diketahui bahwa nilai konstanta sebesar 5,411 yang berarti bahwa tanpa adanya pengaruh dari variabel motivasi belajar, kepercayaan diri dan locus of control maka perilaku menyontek telah mencapai 5,411.

Analisis Regresi Berganda

No Variabel Koefisien Regresi thitung Sig keterangan

1 (Constant) 5,411 23,598 0,00 Signifikan

2 X1 -0,259 -5,175 0,00 Signifikan

3 X2 -0,272 -7,536 0,00 Signifikan

4 X3 -0,118 -4,146 0,00 Signifikan

Fhitung = 45,583 Sig = 0,00 Rsquare = 0,652

Sumber: Olahan Data Primer, 2017 Koefisien regresi variable motivasi

belajar (X1) sebesar -0,259 yang bertanda negatif. Hal ini berarti adanya pengaruh negatif motivasi belajar terhadap perilaku menyontek, apabila nilai variabel motivasi belajar meningkat sebesar satu satuan maka perilaku menyontek akan turun sebesar satu satuan dalam setiap satuannya.

Dengan asumsi variabel lain mengalami perubahan atau konstan

Koefisien regresi variabel kepercayaan diri (X2) sebesar -0,272 yang bertanda negatif. Hal ini berarti adanya pengaruh kepercayaan diri

terhadap perilaku menyontek, apabila nilai variabel kepercayaan diri meningkat sebesar satu satuan perilaku menyontek akan turun dalam satuannya.

Dengan asumsi variabel lain mengalami perubahan atau konstan

Koefisien regresi variable locus of control (X3) sebesar -0,118 yang bertanda negatif. Hal ini berarti adanya pengaruh negatif terhadap perilaku menyontek apabila nilai variabel locus of control meningkat sebesar satu satuan maka akan menurunkan perilaku menyontek sebesar -0,118 dalam setiap satuannya.

(10)

Koefisien determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin- Watson

1 .807a .652 .638 .392 1.726

a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2

Sumber: Olahan Data Primer, 2017 Berdasarkan hasil pada Tabel diatas

pengolahan data yang dapat dilihat pada tabel model summary diperoleh hasil nilai Adjusted R Square sebesar 0,652 yang artinya 65,2% perubahan pada variabel dependen (perilaku menyontek)

dapat dijelaskan oleh variabel independen (motivasi belajar, kepercayaan diri dan locus of control) sedangkan sisanya sebesar 34,8%

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 5.411 .229 23.598 .000

X1 -0.259 .050 -.376 -5.175 .000

X2 -0.272 .036 -.550 -7.536 .000

X3 -0.118 .029 -.312 -4.146 .000

a. Dependent Variable: Y

Sumber: Olahan Data Primer, 2017 Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari dua macam yaitu uji t (parsial) dan uji F (simultan).

Dari Tabel di atas dapat dilihat pengaruh masing-masing variabel bebas yang mempengaruhi perilaku menyontek adalah:

1) Hipotesis 1, terdapat pengaruh negaif dan signifikan antara motivasi belajar (X1) terhadap perilaku menyontek (Y) diperoleh nilai thitung sebesar -5,175 < ttabel

sebesar 1,992 dengan nilai

signifikan 0,000 < 0,05, berarti Ha

diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang negatif signifikan secara parsial antara motivasi belajar terhadap perilaku menyontek pada mata pelajaran ekonomi siswa kelas X1 IPS SMAN 3 lubuk basung.

2) Hipotesis 2, terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara kepercayaan diri (X2) terhadap perilaku menyontek (Y) diperoleh Variabel kepercayaan diri diperoleh nilai thitung sebesar -7,536 < ttabel

(11)

sebesar 1,992 dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05, berarti Ha

diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang negatif signifikan secara parsial antara kepercayaan diri terhadap perilaku menyontek.

3) Hipotesis 3, terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara locus

of control X3) terhadap perilaku menyontek (Y)

Variabel locus of control diperoleh nilai thitung sebesar -1,146 < ttabel

sebesar 1,992 dengan nilai signifikan 0,005 < = 0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang negatif signifikan secara parsial locus of control terhadap perilakumenyontek.

Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 20.984 3 6.995 45.583 .000a

Residual 11.202 73 .153

Total 32.186 76

Sumber: Olahan Data Primer, 2017 Dari hasil pengolahan data dengan

menggunakan program SPSS versi 16.0, dapat dilihat pada tabel di atas menunjukkan bahwa nilai Fhitung 45,583

> Ftabel 2,73 dan nilai signifikan 0,000 <

0,05. Hal ini berarti H0 ditolak dan Ha

diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa motivasi belajar, kepercayaan diri dan locus of control berpengaruh signifikan terhadap prilaku menyontek pada mata pelajaran ekonomi siswa kelas X1 IPS SMAN 3 lubuk basung.

PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Motivasi belajar berpengaruh signifikan negatif terhadap perilaku menyontek pada mata pelajaran ekonomi siswa kelas X1 IPS SMAN 3 lubuk basung. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa nilai thitung(-

5.175) < ttabel (1,992), artinya Ho1

ditolak Ha1 diterima. Koefisien regresi menunjukkan bahwa perilaku menyontek akan turun sebesar 0,259 satuan jika motivasi belajar siswa meningkat sebesar satu satuan sedangkan variabel bebas lain tetap.

2. Kepercayaan diri siswa berpengaruh signifikan negatif terhadap perilaku menyontek pada mata pelajaran ekonomi siswa kelas X1 IPS SMAN 3 lubuk basung. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa nilai thitung (- 7.536 < ttabel (1,992), artinya Ho2

ditolak Ha2 diterima. Koefisien regresi menunjukkan bahwa prilaku menyontek akan turun sebesar 0,272 satuan jika kepercayaan diri siswa meningkat sebesar satu satuan sedangkan variabel bebas lain tetap.

3. Locus of control berpengaruh signifikan negatif terhadap prilaku menyontek pada mata pelajaran ekonomi siswa kelas X1 IPS SMAN 3 lubuk basung. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa nilai thitung (-

(12)

4.146) < ttabel (1,992), artinya Ho3

ditolak Ha3 diterima. Koefisien regresi menunjukkan bahwa prilaku menyontek akan turun sebesar 0,118 satuan jika locus of control meningkat sebesar satu satuan sedangkan variabel bebas lain tetap.

4. Motivasi belajar siswa, kepercayaan diri siswa, dan locus of control secara simultan berpengaruh signifikan terhadap prilaku menyontek pada.

Dimana Fhitung(45.583) > dari Ftabel

(2,73) dan Sig (0,000) < Alpha (0,05) artinya H04ditolak dan Ha4 diterima.

Dari hasil analisa koefisien determinasi yang dilakukan diperoleh nilia Rsquare sebesar 0,652. Hal ini berarti 65,2% perilaku menyontek pada mata pelajaran ekonomi siswa kelas X1 IPS SMAN 3 lubuk basung dipengaruhi variabel motivasi belajar siswa, kepercayaan diri siswa, dan locus of control, sedangkan sisanya 34,2% jelas dipengaruhi faktor - faktor lain yang ada di luar penelitian.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan sebelumnya, peneliti mengemukakan saran yang diharapkan dapat bermanfaat adapun saran-saran tersebut ditunjukan kepada:

1. Bagi guru, diharapkan senantiasa memotivasi siswa untuk belajar.

Pendorongan motivasi belajar siswa dapat dilakukan dengan melakukan suatu pembaharuan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran yang interaktif dan menarik, memberi tantangan bagi siswa untuk mencari informasi terbaru yang menyangkut materi pelajaran. Selain itu guru juga diharapkan mampu mendorong siswa untuk percaya akan kemampuan diri sendiri.

2. Bagi Siswa perlu menyadari bahwa tanpa adanya motivasi belajar, rasa

percaya diri dan kepribadian yang baik terhadap diri proses belajar tidak akan berjalan dengan baik. Untuk itu sebagai seorang siswa yang ingin sukses dalam pendidikan haruslah mampu meningkatkan ketiga aspek tersebut. Selanjutnya siswa juga harus menanamkan bahwa sikap prilaku menyontek adalah hal yang tidak sepatutnya dilakukan karena melanggar aturan sekolah.

3. Penelitian Selanjutnya, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan membahas hal yang sama pada tempat lain. Selanjutnya, bagi peneliti yang ingin meneliti tentang prilaku menyontek pada tempat yang sama disarankan mengaitkannya dengan variabel, yang lain dari motivasi belajar, kepercayaan diri siswa, dan locus of controlsekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Dody Hartanto. (2012). Bimbingan dan Konseling Menyontek

Mengungkapkan Masalah dan Solusinya. indeks Jakarta Barat.

Fatimah. (2006). Psikologi

Perkembangan Peserta Didik.

Bandung: Pustaka setia Hamalik, O. (2010). proses belajar

mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

Mujahidah. (2009). Kesuksesan Anda di Masa Depan. PT. Gramedia Pustaka Umum jakarta.

Ngalim, P. (2010). Psikologi

Pendidikan. Bandung :PT. Remaja Rosdakarya.

Robbins, P. S. & T. A. J. (2008). Prilaku Organisasi. Salemba Empat : Jakarta.

Sadirman, A. . (2014). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta:

(13)

PT Raja Grafindo Persada.

Triyan Kurniasari Aryani. (2008).

kecendrungan menyontek dalam kaitannya dengan kepercayaan diri dan motivasi diri pada pelajar smk pgri 1 pacitan jawa timur.

Vrista, Y. L. (2013). Pengaruhakan Prestasi, Lokus Kendali dan Efikasi Diri terhadap Minat Berwirausaha Survey Pada Mahasiswa Fakultas Ekonimi Universitas Negeri Padang. (Tesis) Magister

Universitas Pendidikan Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Namun, jika probabilitas nilai t atau signifikansi &gt; 0,05, maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara masing- masing variabel

Berdasarkan regresi data cross section dapat dilihat nilai t-statistic dari masing-masing variabel bebas yaitu:  Variabel Indeks Kesehatan Ketiga memiliki pengaruh yang signifikan