LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan Nama : Natalia Seran, S.Pd
No UKG : 201698285682
Asal Sekolah : SMA Negeri Harekakae LPTK : Universitas Negeri Medan
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
Akar penyebab
masalah Analisis akar penyebab masalah
Masalah terpilih yang akan diselesaikan
1 Guru kurang
maksimal
menerapkan model pembelajaran yang inovatif pada materi sifat keperiodikan unsur
1. Metode yang digunakan tidak sesuai dengan karakteristik materi sifat keperiodikan unsur
2. Pemahaman guru terhadap pembelajaran inovatif yang masih kurang.
3. Guru sudah terbiasa dan nyaman dengan metode ceramah.
Materi yang disajikan pada kegiatan belajar mengajar sifat keperiodikan unsur masih memakai cara belajar yang lebih didominasi oleh guru.
Pemahaman guru terhadap pembelajaran inovatif masih kurang merupakan akar penyebab Guru belum maksimal dalam pemanfaatkanmodel-model pembelajaran yang inovatif berdasarkan karakteristik materi pelajaran.
Hasil Analisisnya Sebagai berikut:
Hal ini diperkuat berdasarkan jurnal milik Kurnia, R. E., Herawati, N., & Makmur. 2022.
Penerapan Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Keaktifan Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Kimia. Jurnal Pendidikan dan Profesi Keguruan, 2 (1) : 100-101.
https://ojs.unm.ac.id/progresif/article/download/30229/17443
1. Penggunaan model pembelajaran yang sesuai oleh guru dapat menciptakan suatu proses belajar mengajar yang efektif serta peserta didik dapat berperan aktif selama pembelajaran berlangsung (Kurnia, R. E., dkk, 2022 : 100).
2. Model pembelajaran yang digunakan harus disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan supaya pelajaran itu bisa dipahami, diterima dan diaplikasikan dengan benar pada peserta didik melalui kegiatan belajar mengajar (Kurnia, R. E., dkk, 2022 : 100).
3. Penggunaan model pembelajaran yang tidak sesuai oleh guru menjadi pemicu kurang aktifnya peserta didik selama proses pembelajaran Kimia berlangsung. Oleh karena itu, guru perlu menggunakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan peserta didik (Kurnia, R. E., dkk, 2022 : 100
1. Metode yang digunakan tidak sesuai dengan karakteristi k materi sifat
keperiodik an unsur.
2. Media pembelajar an yang digunakan tidak sesuai dengan karakteristi k materi sifat keperiodik an unsur.
2. Guru masih belum mengoptimalkan pemanfaatan
Pemanfaatan TIK dalam
pembelajaran
Kurangnya Pemahaman guru tentang penggunaan teknologi dalam media pembelajaran.
merupakan akar penyebab Guru masih belum mengoptimalkan pemanfaatan Teknologi Informasi (TIK) dalam pembelajaran.
Teknologi Informasi
(TIK) dalam
pembelajaran kimia terutama pada materi Sifat Keperiodikan Unsur.
1. Kurangnya ketersediaan teknologi di sekolah
2. Guru sudah terbiasa dengan pembelajaran konvensional.
3. Kurangnya Pemahaman guru tentang
penggunaan
teknologi sebagai media pembelajaran.
4. Kurangnya pelatihan-
pelatihan yang mendukung
tentang
pemahaman teknologi.
belum optimal.
Hasil analisisnya sebagai berikut:
Hal ini diperkuat berdasarkan jurnal milik Ambarwati, D., dkk. 2021. Peran Inovasi Pendidikan pada Pembelajaran Berbasis Teknologi Digital. Universitas Negeri Yogyakarta, 8 (2) : 173
https://journal.uny.ac.id/index.php/jitp/article/view/43560
1.Dunia pendidikan memerlukan inovasi untuk terus berkembang dan dapat mengikuti perkembangan bidang lainnya (Dewi Ambarwati,dkk, 2021 : 173)
2.Peran inovasi pendidikan pada pembelajaran berbasis teknologi digital sangatlah penting. Inovasi dibutuhkan agar pemanfaatan teknologi digital bisa dilakukan secara optimal dan menyeluruh (Dewi Ambarwati,dkk, 2021 : 173)
3.Kehadiran teknologi saat ini, harapannya dapat dimanfaatkan dengan baik oleh semua pihak seperti guru dan pelaku pendidikan lainnya (Dewi Ambarwati,dkk, 2021 : 173)
3. Kurangnya motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Kimia terutama
materi sifat
keperiodikan unsur :
Saat guru
Kurangnya motivasi atau dukungan yang diberikan oleh guru kepada
Pembelajaran yang dilakukan tidak berpusat pada siswa. (Teacher Sentris) dan Gaya guru mengajar kurang menantang dan menyenangkan merupakan akar penyebab motivasi belajar yang rendah.
Hasil analisisnya sebagai berikut:
Hal ini diperkuat berdasarkan jurnal milik Mulatsih, B.2019.Peningkatan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Kimia Peserta Didik Kelas XI MIPA dengan Model Pembelajaran Kooperatif STAD. SMAN 1 Banguntapan Bantul, 4 (2) : 1-9.
menjelaskan materi kimia tentang sifat keperiodikan
unsur
beberapa peserta didik kurang antusias dan tidak konsentrasi
bahkan merasa acuh.
Peserta didik mengeluhkan materi kimia terutama materi sifat keperiodikan
unsur juga
kesulitan membedakan sifat-sifat keperiodikan unsur.
Kurangnya
motivasi atau dukungan yang diberikan oleh guru kepada peserta didik
Di akhir
pembelajaran guru memberikan evaluasi terkait
materi
peserta didik https://jurnal- dikpora.jogjaprov.go.id/index.php/jur nalideguru/article/download/88/103 1. Motivasi peserta didik untuk belajar kimia masih kurang. Hal ini tampak pada perilaku
peserta didik yang kurang semangat dalam belajar, kurang tekun dalam mengerjakan (Mulatsih, B. 2019 : 2)
pembelajaran dalam bentuk post test dan masih banyak peserta didik yang remedial.
4. Kemampuan
pemecahan pada soal- soal HOTS masih rendah
Peserta didik kesulitan
menyelesaikan soal- soal HOTS
Peserta didik
masih belum
terbiasa
menganalisis dan mengerjakan soal- soal HOTS
Guru sering memberikan soal
LOTS kepada
peserta didik karena dirasa lebih mudah dikerjakan dan dipahami peserta didik.
Peserta didik
masih belum
terbiasa
menganalisis dan mengerjakan soal- soal HOTS
Kurangnya pemahaman guru tentang konsep dan penerapan HOTS. merupakan akar penyebab Pembelajaran yang dilakukan di kelas masih belum berbasis HOTS.
Hasil analisisnya sebagai berikut:
Hal ini diperkuat dengan Jurnal milik Sofyan (2019). Berjudul Implementasi HOTS pada
kurikulum 2013.
https://jurnal.unipasby.ac.id/index.php/jurnal_inventa/article/download/1803/1625/5119 1. Dalam menghadapi tantangan yang akan menimpa dunia pendidikan, kurikulum 2013
dianggap mampu untuk menjawab persoalan dan implementasi HOTS sangat dibutuhkan untuk membenahi kinerja pendidikan yang jauh tertinggal dengan negara- negara maju di dunia.
2. Selanjunya berdasarkan Usaha tersebut mesti dilakukan demi menciptakan generasi masa depan, bukan hanya berkarakter, produktif, kreatif, dan inovatif namun juga yang memahami jati diri bangsanya dan menciptakan anak yang unggul dan mampu bersaing di dunia internasional.
5. Membangun relasi/hubungan
dengan siswa dan orang tua siswa.
Kurangnya
komunikasi yang baik antara guru dan orangtua
Kurangnya kolaborasi antara guru dan orang tua terkait
Pembelajaran merupakan akar penyebab Hubungan komunikasi antar guru dan orangtua siswa terkait pembelajaran yang masih kurang dan terbatas.
Hasil analisisnya sebagai berikut:
Kebanyakan orangtua sibuk dengan
pekerjaannya tanpa memperhatikan pendidikan
anaknya. Hal ini disebabkan karena orangtua peserta didik menganggap bahwa pendidikan anaknya merupakan tanggungjawab guru.
Kurangnya
komunikasi yang baik antara guru
dan orangtua
peserta didik
peserta didik Hal ini diperkuat dari jurnal milik Kholil,A. (2021). Berjudul Kolaborasi Peran serta Orang Tua dan Guru dalam Pembelajaran.
https://jurnal.literasikitaindonesia.com/index.php/jurpendigu/article/view/191
1. Pendidikan saat ini menuntut adanya kolaborasi dengan berbagai pihak dalam berbagai kegiatan pendidikan. Kolaborasi adalah kegiatan di mana terjadi kerjasama antara berbagai pihak dalam mewujudkan tujuan pendidikan, baik pihak dari dalam maupun dari luar lembaga pendidikan.
2. Dalam pembelajaran ini diperlukannya kolaborasi yang baik antara orangtua dan guru dalam menciptakan suatu proses pembelajaran yang baik yang dapat membuat para peserta didik memahami materi pelajaran dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari- hari