• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Model Discovery Learning dalam Pembelajaran Bahasa Arab di Kelas VII Pondok Pesantren Darul Aman Takalar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Penerapan Model Discovery Learning dalam Pembelajaran Bahasa Arab di Kelas VII Pondok Pesantren Darul Aman Takalar"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI KELAS VII

PONDOK PESANTREN DARUL AMAN TAKALAR

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Jurusan Pendidikan Bahasa Arab

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Oleh:

AMIRAH SALSABILA YUNITRA NIM : 20200119077

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

2023 Halaman Judul

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Mahasiswa yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Amirah Salsabila Yunitra

NIM : 20200119077

Tempat/Tanggal Lahir : Makassar, 18 Mei 2000 Program Studi : Pendidikan Bahasa Arab

Alamat : Makassar

Judul : “Penerapan Model Discovery Learning Dalam Pembelajaran Bahasa Arab di Kelas VII Pondok Pesantren Darul Aman Takalar”

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya sendiri, jika kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain atau seluruhnya, maka skripsi ini dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Makassar, 06 Oktober 2023 Penyusun,

Amirah Salsabila Yunitra NIM. 20200119077

(3)

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Pembimbing penulisan skripsi Saudari Amirah Salsabila Yunitra, NIM:

20200119077, Mahasiswa Jurusan pendidikan Bahasa Arab pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar, setelah meneliti dan mengoreksi secara saksama skripsi berjudul “Penerapan Model Discovery Learning dalam Pembelajaran Bahasa Arab di Kelas VII Pondok Pesantren Darul Aman”

memandang bahwa skripsi tersebut telah memenuhi Syarat-syarat ilmiah dan dapat disetujui untuk diseminarkan.

Demikian persetujuan ini diberikan untuk diproses lebih lanjut.

Samata-Gowa, 18 Agustus 2023

Pembimbing I Pembimbing II

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan

(4)

iv

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi berjudul, “Penerapan Model Discovery Learning Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Di Kelas VII Pondok Pesantren Darul Aman Takalar, yang disusun oleh Saudari Amirah Salsabila Yunitra NIM:

20200119077, mahasiswa Jurusan/Prodi Pendidikan Bahasa Arab, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Alauddin Makassar, telah diuji dan dipertahankan dalam sidang Ujian Skripsi/Munaqasyah yang diselenggarakan pada hari Senin, tanggal 09 Oktober 2023 M, bertepatan dengan 23 Rabiul Awal 1445 H, dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan/Prodi Pendidikan Bahasa Arab dengan beberapa perbaikan.

(5)

v

KATA PENGANTAR

ِمْي ِحهرلا ِنَمْحهرلا ِ هاللَّ ِمْسِب

اَّيِإ ، ُيْيِثُولا ُّقَحلا ُكِلَولا ، َيْيِوَل اَعلا ِّبر ِالله ُدْوَحلا اَّيِإ َّ ُدُثْعًَ ٍُ

ُمَلاَّسلا َّ ُجَلاَّصلا َّ ، ُيْيِعَتْسًَ ٍُ

ىلَع

َوْخَأ ُالله ِقْلَخ ِزْي َخ ِم َْْي ىَلِإ ٍىاَسْح ِإِت نَعِثَت ْيَه َّ َِِثْحَص َّ َِِلآ ىَلَع َّ ٍدَّوَحُه اٌَِت َّ ْدُق َّ اٌَْيِثًَ ، َيْي ِع

ِيْيِّدلا

Puji syukur penulis lantunkan kehadirat Allah swt. atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Salam dan shalawat tetap tercurah kepada Rasulullah saw. karena berkat perjuangannyalah sehingga Islam masih kokoh sampai sekarang ini.

Atas berkat dan petunjuk dari Allah, akhirnya peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “Penerapan Model Discovery Leaning dalam Pembelajaran Bahasa Arab Di Kelas VII Pondok Pesantren Darul Aman Takalar” sebagai salah satu syarat yang dibutuhkan untuk mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan, Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Peneliti menemui banyak kendala dalam penelitian skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak, peneliti dapat memprosesnya hingga penelitian skripsi ini selesai dengan baik. Dengan demikian peneliti menyampaikan terima kasih kepada kedua orangtua, ayahanda “Heldy Yunitra, S.Kom.” dan ibunda “Fitriani, A.md.” atas segala doa dan motivasinya sehingga sampai pada tahapan ini.

Peneliti menyadari bahwa proses penyelesaian studi hingga mencapai tingkat pendidikan formal, khususnya dalam penyelesaian skripsi penelitian ini, telah

(6)

vi

melibatkan banyak pihak, oleh karena itu penyusun menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Prof. Dr. Hamdan Johanis, M.A., Ph.D., Rektor UIN Alauddin Makassar beserta Wakil Rektor I, Prof. Dr. H. Kamaluddin Abu Nawas, M.Ag., Wakil Rektor II, Dr. Andi Aderus, Lc., M.Ag., Wakil Rektor III, Prof. Dr. Muhammad Khalifa Mustami, M.Pd., dan Wakil Rektor IV, Prof. Dr. H. Muhammad Amri, Lc., M.Ag., yang telah membina dan memimpin UIN Alauddin Makassar menjadi tempat bagi peneliti untuk memperoleh ilmu baik dari segi akedemik maupun ekstrakurikuler.

2. Prof. Dr. H. A. Achruh Ab Passinringi, M.Pd.I., Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar, Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr. Muh.

Rapi, M.Pd., Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, Dr. M. Rusdi, M.Ag., dan Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Dr. Ridwan Idris, S.Ag., M.Pd. yang telah membina penyusun selama proses penyelesaian studi.

3. Dr. Rappe, S.Ag, M.Pd.I., dan Dr. Azizul Hakim, M.Pd.I., selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa Arab UIN Alauddin Makassar yang telah memberikan petunjuk dan arahannya selama penyelesaian kuliah.

4. Dr. Awaliah Musgamy, M.Ag. dan Drs. Mappasiara, M.Pd.I. pembimbing I dan Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktunya, memberikan petunjuk, nasehat, dan bimbingannya sejak awal sampai rampungnya skripsi.

5. Dr. Muh Rusydi Rasyid. M.Ed., dan Dr. Rappe, S.Ag, M.Pd.I., penguji I dan Penguji II yang telah membantu dan membimbing hingga saya selesai menulis skripsi ini.

(7)

vii

6. Keluarga Besar Pondok Pesantren Darul Aman Takalar yang telah membantu selama peneliti melakukan penelitian dalam rangka penyelesaian skripsi.

7. Terima kasih saya ucapkan kepada tante saya yaitu “Minarni Dahlan, S.Pd.”

beliau adalah saudara dari ibunda saya yang sudah seperti orangtua kedua bagi saya karena sudah membantu membiayai kuliah sehingga saya tetap terus melanjutkan studi saya.

8. Dan teruntuk semua teman-temanku Mahasiswa angkatan 2019 jurusan Pendidikan Bahasa Arab, terima kasih yang sebanyak-banyaknya atas ilmu, pengalaman, kenangan, motivasi, serta bantuan yang telah diberikan hingga sampai saat ini.

9. Dan terakhir, teruntuk diri sendiri yang telah berjuang menyelesaikan tugas terakhir hingga bisa mendapatkan gelar tersebut, terimakasih atas kesadarannya, terima kasih karena sudah melewatinya dengan perjuangan yang terbaik.

Akhirnya kepada semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu, semoga semua karya kita bernilai Ibadah di sisi Allah swt. dan semoga skripsi ini bermanfaat adanya sebagaimana mestinya. Aamiin.

Makassar, 06 Oktober 2023 Penyusun,

Amirah Salsabila Yunitra NIM. 20200119077

(8)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

PENGESAHAN SKRIPSI ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

ABSTRAK ... xii

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Hipotesis Tindakan... 4

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

E. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian ... 6

F. Kajian Pustaka ... 7

BAB II ... 10

TINJAUAN TEORETIS ... 10

A. Model Pembelajaran Discovery Learning ... 10

1. Pengertian Model Discovery Learning ... 10

2. Tujuan Model Discovery Learning ... 12

3. Karakteristik model pembelajaran Discovery Learning ... 13

4. Langkah – langkah Model Pembelajaran Discovery Learning ... 14

5. Kelebihan dan Kekurangan Discovery Learning ... 15

B. Pembelajaran Bahasa Arab ... 17

1. Pengertian Pembelajaran Bahasa Arab...18

(9)

ix

2. Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab...20

3. Orientasi Pembelajaran Bahasa Arab...21

4. Faktor Keberhasilan Pembelajaran Bahasa Arab...22

BAB III ... 24

METODOLOGI PENELITIAN ... 24

A. Jenis dan Desain Penelitian ... 24

B. Lokasi Penelitian ... 25

C. Populasi dan Sampel ... 25

D. Metode Pengumpulan Data ... 26

E. Instrumen Penelitian... 27

F. Teknik Analisis Data ... 28

G. Sistematika Penulisan... 30

BAB IV ... 32

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 32

A. Hasil Penelitian ... 32

B. Pembahasan ... 51

BAB V ... 56

PENUTUP ... 56

A. Kesimpulan ... 56

B. Implikasi Penelitian ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 58

LAMPIRAN-LAMPIRAN...61

RIWAYAT HIDUP...65

DAFTAR ISI

(10)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Hasil Pre-Test ... 33

Tabel 4.2 Analisis Deskriptif Data Hasil Pre-Test ... 35

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Data Hasil Pre-Test... 36

Tabel 4.4 Kategorisasi Data Hasil Pre-Test ... 36

Tabel 4.5 Data Hasil Post-Test... 38

Tabel 4.6 Analisis Deskriptif Data Hasil Post-Test ... 40

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Data Hasil Post -Test ... 40

Tabel 4.8 Data Hasil Post-Test... 41

Tabel 4.9 Perbandingan Hasil Pre – Test dan Post - Test ... 42

Tabel 4.10 Mencari Nilai D (Pre-Test) ... 45

Tabel 4.11 Mencari Nilai T3 (Pre-Test) ... 45

Tabel 4.12 Mencari Nilai D (Post-Test) ... 46

Tabel 4.13 Mencari Nilai T3 (Post-Test) ... 47

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Persuratan...59 Lampiran II : Instrumen Penelitian...61 Lampiran III : Dokumentasi...64

(12)

xii ABSTRAK Nama : Amirah Salsabila Yunitra

Nim : 20200119077

Judul : “Penerapan Model Discovery Learning Dalam Pembelajaran Bahasa Arab di

Kelas VII Pondok Pesantren Darul Aman Takalar.”

Pokok masalah penelitian ini adalah bagaimana Penerapan Model Discovery Learning dalam Pembelajaran Bahasa Arab di kelas VII Pondok Pesantren Darul Aman Takalar. Pokok masalah tersebut selanjutnya di-breakdown ke dalam beberapa submasalah atau pertanyaan penelitian, yaitu 1) bagaimana pembelajaran bahasa Arab di kelas VII Pondok Pesantren Darul Aman Takalar sebelum penerapan model Discovery Learning? 2) bagaimana pembelajaran bahasa Arab di kelas VII Pondok Pesantren Darul Aman Takalar setelah penerapan model Discovery Learning? 3) apakah penerapan model Discovery Learning dapat meningkatkan pembelajaran bahasa Arab di kelas VII Pondok Pesantren Darul Aman Takalar?

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif Pra-Eksperimen. Desain yang digunakan yaitu One Grup Pretest-Postest yang merupakan desain penelitian yang menggunakan satu kelompok tanpa adanya kelompok pembanding. Sampel penelitian ini adalah kelas VII yang berjumlah 22 peserta didik. Metode pengumpulan yang digunakan yaitu tes dan dokumentasi dan instrumen penelitian berupa dokumentasi dan tes pilihan ganda sebanyak 20 nomor. Serta teknik analisa data yang digunakan adalah Analisis Deskriptif dan Analisis Statistik Inferensial dengan Uji-t.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif bahwa hasil penelitian sebelum penerapan model Discovery Learning, diperoleh nilai rata-rata secara keseluruhan yaitu 37. Sedangkan hasil penelitian sesudah penerapan model Discovery Learning, diperoleh nilai rata-rata secara keseluruhan yaitu 87. Kemudian, berdasarkan hasil analisis statistik inferensial menggunakan Ms.Excel dengan Uji Paired Sample Test, dapat dilihat dari t-hitung (15,9326) lebih besar dari t- tabel (1,7171). Dengan demikian, Hipotesis Alternatif (Ha) diterima dan Hipotesis Nihil (Ho) di tolak. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya model Discovery Learning ini dapat meningkatkan pembelajaran bahasa Arab di kelas VII Pondok Pesantren Darul Aman Takalar.

Implikasi dalam penelitian ini yaitu 1) model Discovery Learning dapat dijadikan sebagai salah satu alternative dalam proses pembelajaran. 2) bagi peserta didik untuk menambah pengetahuan akan pentingnya program pengembangan Discovery Learning dalam pembelajaran bahasa Arab. 3) bagi peneliti selanjutnya, agar dapat mengembangkan model pembelajaran ini dengan mengkaji lebih dalam lagi sehingga memperoleh hasil penelitian yang jauh lebih baik.

Kata kunci: Penerapan, Discovery Learning, Pembelajaran Bahasa Arab.

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bahasa Arab merupakan salah satu mata pelajaran yang banyak diselenggarakan di sekolah yang berbasis keislaman, karena mata pelajaran bahasa Arab sangat penting dipelajari peserta didik untuk berbekal pengetahuan agar dapat memahami Al-Qur’an dan Hadis. Dalam hal ini telah disebutkan dalam QS. Yusuf/12 : 2.

ْزُق ٌََُْل َزًَْأ اًَِّا يِت َزَع اأ ً

َى ُْْلِقْعَت ْنُكَّلَعَّلاا Terjemahnya:

Sesungguhnya kami menurunkannya berupa Al-Qur’an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.1

Dari ayat tersebut dapat kita pahami bahwa seseorang yang ingin memahami Al-Qur’an, maka dari itu dia harus menguasai bahasa Arab. Oleh karena itu, mempelajari Al-Qur’an dan mempelajari bahasa Arab adalah satu paket yang harus di lakukan agar bisa memahami Al-Qur’an dengan baik dan benar. Bagi kaum muslimin, bahasa Arab merupakan alat komunikasi seorang muslim dengan Allah swt.

Menurut Abdul Mu’in, bahasa Arab dipelajari karena dua alasan. Pertama, karena ia bahasa komunikasi yang harus dipelajari bila kita ingin bergaul dengan pemakai bahasa tersebut. Kedua, karena ia bahasa agama yang mengharuskan para

1Al-Qur’an, Surat Yusuf ayat 2, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, (Semarang, PT. Karya Toha Putra 2002), h.235.

(14)

2

pemeluknya mempelajarinya minimal untuk kesempurnaan amal ibadahnya, sebab kitab sucinya berbahasa Arab.2

Pendidikan mempunyai fungsi yang harus diperhatikan, seperti dapat dilihat pada UU No. 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk perkembangan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat ilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.3

Pada kegiatan belajar mengajar memerlukan model pembelajaran yang sesuai.

Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang menggambarkan kegiatan dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Tanpa model yang sesuai dan tepat tentu akan menjadi sulit dalam mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang diinginkan. Menentukan model yang tepat untuk pembelajaran bukanlah suatu hal yang mudah, karena banyak kelebihan dan kekurangan yang harus dipertimbangkan. Dengan model yang sesuai dan tepat, maka diharapkan sasaran dan tujuan pembelajaran bahasa Arab dapat tercapai dengan maksimal. Model pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap pembelajaran bahasa. Hal inilah yang membuat pengajaran di sekolah mencari model pembelajaran yang cocok dalam mengembangkan pembelajaran bahasa.

2Abdul Mu’in, Analisis Kontrastif Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia (Telaah terhadap Fonetik dan Morfologi), (Jakarta: Pustaka Al Husna Baru 2004), h.7.

3Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301 Tahun 2003).

(15)

Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Melalui pengalaman peserta didik dapat memahami tingkat kemampuan belajar peserta didiknya dan dari hasil belajar ini digunakan peserta didik untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu pendidikan. Hal ini dapat terjadi apabila semua unsur yang terlihat dalam pembelajaran diformulasikan dengan baik. Seperti faktor internal dan eksternal dan memengaruhi proses dan hasil belajar itu sendiri. Maka dari untuk mengetahui bagaimana hasil yang diperoleh peserta didik dalam setiap proses pembelajarannya terutama dalam pembelajaran bahasa Arab maka digunakanlah suatu model yakni model pembelajaran Discovery Learning untuk membantu hal tersebut.

Berdasarkan latar belakang di atas, dari hasil observasi awal peneliti melakukan wawancara dengan guru bahasa Arab, bahwa ada faktor utama yang memicu peserta didik yaitu kurangnya memahami materi bahasa Arab pada kelas VII yaitu pada proses pembelajaran berlangsung, karena guru lebih menggunakan metode Sam’iyah Syafahiyah secara monoton dalam kegiatan pembelajaran di kelas sehingga membuat mata pelajaran ini sangat sulit untuk dipahami dan membuat peserta didik menjadi jenuh dalam mempelajarinya.

Peneliti bermaksud untuk menggunakan model pembelajaran discovery learning dalam pembelajaran bahasa Arab yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Darul Aman kelas VII, dikarenakan dalam pembelajaran bahasa sangat bagus menggunakan model discovery learning ini, sehingga peserta didik dapat menemukan atau memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh peserta didik pada saat pembelajaran bahasa Arab, Model pembelajaran ini adalah salah satu model untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif, maka hasil yang diperoleh akan setia dan

(16)

4

tahan lama dalam ingatan, dan tidak akan mudah dilupakan oleh peserta didik. Model pembelajaran ini juga melatih peserta didik dapat berpikir analisis. Maka dari itu peneliti mengambil judul “Penerapan Model Discovery Learning Dalam Pembelajaran Bahasa Arab kelas VII Pondok Pesantren Darul Aman”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, perlu dilakukan langkah-langkah penelitian untuk mempelajari permasalahan, yaitu

1. Bagaimana pembelajaran bahasa Arab di kelas VII Pondok Pesantren Darul Aman Takalar sebelum penerapan model Discovery Learning ? 2. Bagaimana pembelajaran bahasa Arab di kelas VII Pondok Pesantren

Darul Aman Takalar sesudah penerapan model Discovery Learning ? 3. Apakah penerapan model Discovery Learning dapat meningkatkan

pembelajaran bahasa Arab di kelas VII Pondok Pesantren Darul Aman Takalar?

C. Hipotesis Tindakan

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap jawaban atas rumusan masalah penelitian, dimana masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.4 Adapun jawaban sementara dari rumusan masalah yang penulis kemukakan adalah “Penerapan Model Discovery Learning dapat meningkatkan pembelajaran bahasa Arab peserta didik di kelas VII Pondok Pesantren Darul Aman Takalar”.

4Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif dan R & D (Bandung: CV. Alvabeta, 2009) h.

64.

(17)

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang dapat dicapai dalam penelitian ini yaitu:

a. untuk mengetahui pembelajaran bahasa Arab di kelas VII Pondok Pesantren Darul Aman Takalar sebelum penerapan model Discovery Learning.

b. untuk mengetahui pembelajaran bahasa Arab di kelas VII Pondok Pesantren Darul Aman Takalar sesudah penerapan model Discovery Learning.

c. Untuk mengetahui penerapan model Discovery Learning dapat meningkatkan pembelajaran bahasa Arab di kelas VII Pondok Pesantren Darul Aman Takalar.

2. Manfaat Penelitian a. Bagi Guru

Mampu digunakan sebagai suatu bahan ajar yang bisa digunakan sebagai evaluasi dan pertimbangan akan pentingnya model Discovery Learning di Pondok Pesantren Darul Aman.

b. Bagi Peserta Didik

Untuk menambah pengetahuan akan pentingnya program pengembangan model Discovery Learning dalam pembalajaran bahasa Arab.

c. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini menambah pengalaman, keterampilan dan pengetahuan serta memahami model Discovery Learning dalam pembelajaran bahasa Arab.

(18)

6

E. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian 1. Definisi Operasional

Disini peneliti ingin memperjelas penafsiran mengenai pembahasan sesuai dengan judul di atas untuk menghindari kesalahpahaman oleh pembaca maka perlu dijelaskan istilah-istilah yang terkandung dalam judul penelitian ini. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

a. Pembelajaran Bahasa Arab

Dalam pembelajaran bahasa Arab ini peneliti menggunakan materi mufrodat (kosa-kata), dikarenakan peserta didik kelas VII masih kurang mengetahui mufrodat dalam kehidupan sehari-hari.

b. Discovery Learning

Discovery Learning ialah proses mental dimana peserta didik mampu menyesuaikan suatu konsep atau prinsip. Proses mental yang dimaksud antara lain:

mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya. Dengan teknik ini perserta didik dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan intruksi. Dengan demikian pembelajaran discovery ialah suatu pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan berdiskusi, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri.5

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Model Discovery Learning yang dimaksud yaitu peserta didik aktif dalam belajar, menyelidiki sendiri,

5Septian Wahyu Tumurun, Model Pembelajaran Discovery Learning, Jurnal Pena Ilmiah:

Vol. 1, No. 1 Mact-Agustus 2016.

(19)

dan hasil yang diperoleh akan bertahan lama dalam ingatan, serta tidak akan mudah dilupakan oleh peserta didik. Jadi model pembelajaran ini juga melatih peserta didik bisa berpikir analisis dan mencoba memecahkan sendiri masalah yang dihadapi dan dapat meningkatkan pemahaman peserta didik pada pembelajaran bahasa Arab.

2. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian bertujuan agar penelitian lebih fokus dan tetap berada dalam pembahasan yang dimaksud, maka penelitian ini membatasi ruang lingkup pada pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan model Discovery Learning di kelas VII Pondok Pesantren Darul Aman.

F. Kajian Pustaka

Pada bagian ini, peneliti akan menguraikan beberapa penelitian terdahulu dan kajian teoretis kaitannya dengan penelitian yang akan dilakukan. Adapun beberapa penelitian terdahulu yang akan diteliti oleh para peneliti yaitu :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Moh Zainul Muttaqin membahas tentang Penerapan Discovery Learning Dengan Media Kartu Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Arab.6 Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian penulis yaitu sama-sama jenis penelitian kuantitatif. Perbedaannya penulis tidak menggunakan alat bantu media sedangkan pada penelitiannya menggunakan alat bantu berupa media kartu.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Fina Khairunisa membahas tentang Penggunaan Model Discovery Learning Pada Materi Mubtada Khabar Kelas VII. Dalam penelitiannya dia lebih fokus pada pelajaran bahasa Arab

6Moh. Zainul Muttaqin, “penerapan discovery learning dengan media kartu untuk meningkatkan motivasi belajar bahasa Arab”, Jurnal Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam (Palangka Raya: Prodi Pendidikan Profesi Guru IAIN, 2022).

(20)

8

khususnya pada materi mubtada khabar dengan menggunakan media kartu.7 Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian penulis yaitu sama-sama membahas tentang model discovery learning. Perbedaannya penulis menggunakan jenis penelitian kuantitatif sedangkan penelitiannya menggunakan jenis penelitian kualitatif, dalam penelitiannya lebih fokus pada materi mubtada khabar dan menggunakan media kartu, sedangkan penulis tidak menggunakan media alat bantu apapun.

3. Adapula penelitian yang dilakukan oleh Rusni Yanti membahas tentang Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Pada Materi Bangun Datar Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Peserta Didik. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran discovery learning pada materi bangun datar untuk meningkatkan kemampuan kognitif peserta didik.8 Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian penulis yaitu sama-sama menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Perbedaannya yaitu dalam penelitiannya menggunakan metode penelitian quasi eksperimen, sedangkan penulis menggunakan metode penelitian pre eksperimen.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Theresia Inovia astuti, dkk membahas tentang Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Materi Biologi Siswa kelas VII SMPN 15 kota Bengkulu.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aktivitas guru dan peserta

7Fina Khairunisa, “Penggunaan Model Pembelajaran Discovery Learning Pada Materi Mubtada Khabar Kelas VII”, Skripsi (Bandung,2019)

8Rusni Yanti. “Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Pada Materi Bangun Datar Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Peserta Didik”. Skripsi (Banda Aceh, Fak. Tarbiyah dan Keguruan, UIN Ar-Raniry Darussalam, 2022).

(21)

didik serta meningkatkan hasil belajar peserta didik.9 Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian penulis yaitu sama-sama menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Perbedaannya yaitu dalam penelitiannya lebih fokus kepada aktivitas guru, sedangkan penulis hanya fokus pada peserta didik.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Dyah Afifah Andari membahas tentang Implementasi Model Discovery Learning Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Menumbuhkan Karakter Kreatif Siswa Kelas 1 SDN Turi 1 Blitar.10 Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian penulis yaitu sama-sama membahas tentang model discovery learning. Perbedaannya penulis menggunakan jenis penelitian kuantitatif sedangkan penelitiannya menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis studi kasus.

9Theresia Inovia Astuti, dkk. “Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Materi Biologi Siswa kelas VII SMPN 15 kota Bengkulu”. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 2, 2018.

10Dyah Afifah Andari. “Implementasi Model Discovery Learning Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Menumbuhkan Karkter Kreatif Siswa kelas 1 SDN Turi 1 Blitar”. Skripsi (Malang, Fak. Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Maulana Malik, 2020).

(22)

10 BAB II

TINJAUAN TEORETIS A. Model Pembelajaran Discovery Learning

1. Pengertian Model Discovery Learning

Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan oleh guru. Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut model pembelajaran merupakan satu kesatuan dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan pembelajaran. Kegiatan belajar-mengajar hendaknya tidak hanya berfokus pada guru, tetapi juga harus melibatkan peserta didik. Artinya pembelajaran harus melibatkan kemampuan peserta didik secara maksimal untuk menggali dan mengindentifikasi sehingga mereka dapat menemukan pengetahuan dengan sendiri. Pembelajaran ini disebut pembelajaran penemuan atau biasa disebut Discovery Learning.

Discovery ialah proses mental dimana peserta didik mampu menyesuaikan suatu konsep atau prinsip. Proses mental yang dimaksud antara lain: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya. Dengan teknik ini peserta didik dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan intruksi. Dengan demikian pembelajaran discovery ialah suatu pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam proses kegiatan mental

(23)

melalui tukar pendapat, dengan berdiskusi, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri.11

Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan bentuk siasat guru yang digunakan sebagai pedoman dalam proses pembelajaran dengan mempertimbangkan karakter muatan mata pelajaran, kompetensi guru dan kondisi peserta didik. Hal ini dilakukan untuk mengantarkan peserta didik pada perubahan kompetensi yang terdiri dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

Adapun pendapat dari beberapa ahli tentang model discovery learning yaitu:

a. Discovery learning merupakan salah satu model instruksional kognitif dari Jerome Brunner yang sangat berpengaruh. Menurut Brunner, discovery learning sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia dan dengan sendirinya memberikan hasil yang baik. Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya akan menghasilkan pengetahuan yang bermakna .12

b. Menurut Hamalik discovery merupakan proses pembelajaran yang menitikberatkan pada mental intelektual para anak didik dalam memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi sehingga menemukan suatu konsep atau generalisasi yang dapat diterapkan dilapangan.13

11Septian Wahyu Tumurun, Model Pembelajaran Discovery Learning, Jurnal Pena Ilmiah:

Vol. 1, No. 1 Mact-Agustus 2016.

12Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktifistik, (Surabaya:

Prestasi Pustaka Publisher, 2007), h.26.

13Tumurun Septiani Wahyu, Dkk. “Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Pada Materi Sifat-Sifat Cahaya,” Jurnal Pena Ilmiah I, no. I (2016) h. 102-103.

(24)

12

c. Menurut Salmon dalam pengaplikasiannya model Discovery Learning mengembangkan cara belajar peserta didik aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan, serta posisi guru dikelas sebagai pembimbing dan mengarahkan kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan.14

d. Menurut Anitah Discovery merupakan suatu pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam pemecahan masalah untuk pengembangan pengetahuan dan keterampilan.15

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Discovery Learning merupakan suatu model pembelajaran yang lebih membuat peserta didik aktif karena peserta didik melakukan penemuan sendiri, yaitu dengan diberikan stimulus hingga melakukan penarikan kesimpulan dengan bimbingan guru selama proses pembelajaran agar hasil pembelajaran dapat membekas diingatan peserta didik dan dapat mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik.

2. Tujuan Model Discovery Learning

Menurut Bell sebagaimana yang dikutip oleh M. Hosnan16 mengemukakan beberapa tujuan spesifik dari pembelajaran penemuan, yakni sebagai berikut: Dalam penemuan peserta didik memiliki kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam

14Nurdin Muhamad, “pengaruh Metode Discovery Learning Untuk Meningkatkan Representasi Matematis Dan Percaya Diri Siswa”, Jurnal Pendidikan Universitas Garut IX, no. I (2016) h. 12.

15Istiana Galuh Arika, Dkk. “Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Pokok Bahasan Larutan Penyangga Pada siswa Kelas XI”, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) IV, no II (2015), h. 22.

16M. Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21; Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013, (bogor: Ghalia Indonesia, 2016) h. 284.

(25)

pembelajaran. Kenyataan menunjukkan bahwa partisipasi banyak peserta didik dalam pembelajaran meningkatkan ketika penemuan digunakan.

a. Melalui pembelajaran dengan penemuan, peserta didik belajar menemukan pola dalam situasi konkrit maupun abstrak, juga peserta didik banyak meramalkan (extrapolate) informasi tambahan yang diberikan

b. Peserta didik juga belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancu dan menggunakan tanya jawab untuk memperoleh informasi yang bermanfaat dalam menemukan.

c. Pembelajaran dengan penemuan membantu peserta didik membentuk cara bekerja bersama yang efektif, saling membagi informasi, serta mendengar dan menggunakan ide-ide orang lain.

d. Terdapat beberapa fakta yang menunjukkan bahwa keterampilan, konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang dipelajari melalui penemuan lebih bermakna.

e. Keterampilan yang dipelajari dalam situasi belajar penemuan dalam beberapa kasus, lebih mudah ditransfer untuk aktifitas baru dan diaplikasikan dalam situasi belajar yang baru.

Tujuan di atas, memberikan penegasan bahwa model discovery learning ingin mengarahkan peserta didik agar lebih aktif baik secara individu maupun kelompok untuk belajar, karakter peserta didik lebih diutamakan agar keterampilan dapat terbangun secara efektif.

3. Karakteristik model pembelajaran Discovery Learning

Pada pembelajaran discovery, terdapat ciri utama yaitu: 1). mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan, dan menggeneralisasikan pengetahuan. 2). berpusat pada peserta didik.3). Kegiatan untuk

(26)

14

menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada.

Mengenai hubungan guru dan peserta didik, peranan guru dalam pembelajaran dengan discovery (penemuan), yaitu dengan merencanakan pembelajaran terlebih dahulu, dilanjut dengan menyediakan materi pelajaran yang diperlukan. Ketika proses pembelajaran di kelas berlangsung guru berperan sebagai pembimbing dan kemudian menilai hasil belajar peserta didik.

4. Langkah – langkah Model Pembelajaran Discovery Learning

Discovery Learning merupakan suatu pembelajaran yang berfokus pada penemuan masalah yang berasal dari pengalaman-pengalaman peserta didik yang nyata. Langkah-langkah pada model pembelajaran discovery learning yaitu sebagai berikut:17

a. Simulation (Stimulasi atau Pemberian Rangsangan)

Pada tahap ini guru mengajukan persoalan atau meminta peserta didik untuk membaca atau mendengarkan uraian yang memuat persoalan.

b. Problem Statement (Pernyataan atau Indentifikasi Masalah)

Dalam hal ini, peserta didik diberikan kesempatan untuk mengindentifikasi berbagai permasalahan. Pada tahap ini guru harus membimbing mereka untuk memilih masalah yang dipandang paling menarik dan fleksibel untuk dipecahkan, kemudian permasalahan tersebut dirumuskan menjadi bentuk pertanyaan.

c. Data Collection (Pengumpulan Data) Dalam tahap ini, untuk menjawab pertanyaan yang telah diberikan, anak atau peserta didik diberi kesempatan untuk

17Joko Tri Ahmadi, Abu Prasetya, Strategi Belajar Mengajar Untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK (Bandung: Pustaka Setia, 2005), h. 22.

(27)

mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan, seperti membaca literatur, mengamati objek, melakukan uji coba sendiri, wawancara dan sebagainya.

d. Data Processing (Pengolahan Data)

Semua informasi hasil bacaan wawancara, observasi diklasifikasikan dan ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu.

e. Verification (Pembuktian)

Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran atau informasi yang ada, pertanyaan yang dirumuskan sebaiknya dicek terlebih dahulu apakah jawaban terbukti dengan baik sehingga jawaban akan memuaskan.

f. Generalization (Penarikan Kesimpulan)

Pada tahap ini peserta didik belajar untuk menarik kesimpulan dan generalisasi tertentu. Setelah menarik kesimpulan peserta didik harus memperhatikan proses generalisasi yang menekankan pentingnya penguasaan pelajaran atas makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas yang mendasari pengalaman- pengalaman itu.

5. Kelebihan dan Kekurangan Discovery Learning a. Kelebihan Model Pembelajaran Discovery Learning

Ada banyak kelebihan dari penggunaan model pembelajaran discovery learning yaitu:18

1) Mengembangkan potensi intelektual. Pada model pembelajaran discovery learning peserta didik menggunakan pikirannya sendiri untuk memecahkan persoalan.

18Paul Suparno, Metadologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik & menyenangkan (Yogyakarta: Universitasi Sanata Dharma, 2007) h. 75.

(28)

16

2) Belajar untuk menemukan sesuatu. Pada penggunaan model pembelajaran discovery learning ini peserta didik menemukan sesuatu yang dapat memperkaya peserta didik dalam menemukan hal-hal yang lain di kemudian hari.

3) Mengembangkan motivasi peserta didik. Dengan menemukan sendiri maka peserta didik akan merasa puas secara intelektual, dan kepuasan ini akan menjadi penghargaan dalam diri sendiri dan akan lebih memacu untuk menekuni sesuatu.

4) Dapat melatih peserta didik dalam memecahkan persoalan secara mandiri dan melatih peserta didik untuk mengumpulkan lalu menganalisa data sendiri.

5) Dapat menimbulkan keingintahuan peserta didik dan memotivasi peserta didik untuk berusaha menemukan sesuatu sampai mendapatkan apa yang diinginkan.

6) Membuat ingatan lebih lama dikarenakan peserta didik menemukan sendiri dan peserta didik akan ingat akan apa yang telah dipelajari.

b. Kekurangan Model Pembelajaran Discovery Learning

Meski terdapat banyak kelebihan dalam penggunaan model pembelajaran discovery learning tetapi masih ada pula kekurangan dari penggunaan model pembelajaran discovery learning yaitu:19

1) Peserta didik harus memiliki kesiapan dan kematangan mental untuk belajar menggunakan metode ini, peserta didik harus memiliki sikap berani dan keingininan yang besar untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik.

2) Bila ruang kelas terlalu besar maka penggunaan teknik ini akan kurang berhasil.

19Mohammad Takdir Ilahi, Pembelajaran Discovery Strategy & Mental Vocational Skill, ed.

Oleh Nawang Sawitri, I (Yogyakarta: Diva Press, 2012), h. 72-73.

(29)

3) Pada pembelajaran menggunakan model discovery learning akan menggunakan waktu yang lebih lama dari pada pembelajaran konvensional.

4) Bagi peserta didik yang berusia muda, kemampuan berpikir rasionalnya masih terbatas.

5) Bagi anak yang berkemampuannya kurang maka akan mengalami kesulitan untuk berfikir abstrak sehingga membuat peserta didik menjadi frustasi.

6) Faktor kebiasaan peserta didik dan guru yang terbiasa menggunakan model pembelajarn konvensional dari pada menggunakan model pembelajaran yang lebih inovatif.

Berdasarkan penjabaran di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa dalam model pembelajaran discovery learning kegiatan belajar mengajar yang biasanya teacher oriented menjadi student oriented karena peserta didik akan aktif selama pembelajaran dan menemukan penemuannya sendiri, meskipun begitu setiap model pembelajaran juga memiliki kekurangan dan tidak selamanya mempermudah pembelajaran, misalnya dengan anak yang berkemampuan kurang pandai akan mengalami kesulitan untuk berfikir secara abstrak sehingga peserta didik akan tertinggal pembelajaran dan merasa frustasi bukannya menambah minat belajar peserta didik.20

B. Pembelajaran Bahasa Arab

1. Pengertian Pembelajaran Bahasa Arab

20Mariza Delina Fitri, “Pengaruh Model pembelajaran Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu Dan Kalor.” Jurnal Inpafi III (2015) h. 95.

(30)

18

Pembelajaran adalah suatu sistem, yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Keempat komponen pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memiliki dan menentukan media, metode, strategi, dan pendekatan apa yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran.21 Komponen- komponen inilah yang menjadi bagian dari pembelajaran. Apabila komponen tersebut dapat seimbang maka akan memperoleh pembelajaran yang baik dan memperoleh hasil sesuai harapan. Jika sebaliknya maka timbul permasalahan yang dihadapi oleh guru.

Proses pembelajaran tidak dapat dipisahkan dengan aktifitas belajar, karena belajar sudah menjadi bagian penting sebab aktifitas ini membuat individu atau peserta didik memiliki usaha untuk memahami pengetahuan dan dapat menerapkannya dikehidupan nyata. Belajar juga dapat diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku secara keseluruhan pada individu yang bersifat relatif.

Perubahan tersebut dihasilkan dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar ialah tahapan perubahan individu yang diperoleh dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang berhubungan dengan perilaku. Jika dihubungkan dengan pembelajaran bahasa Arab, individu dapat memperoleh pengalaman dalam mempelajari bahasa Arab serta mampu menggunakan kemampuan bahasa Arabnya untuk berinteraksi dengan lingkungan.22

21Rusman dkk. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi;

Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta;Rajagrafindo Persada, 2013), h. 15.

22Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Jogjakarta: Ar Ruzz Media,2008), h. 229.

(31)

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar ialah tahapan perubahan individu yang diperoleh dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang berhubungan dengan perilaku. Jika dihubungkan dengan pembelajaran bahasa Arab, individu dapat memperoleh pengalaman dalam mempelajari bahasa Arab serta mampu menggunakan kemampuan bahasa Arabnya untuk berinteraksi dengan lingkungan. Materi bahasa Arab dengan materi pelajaran lain memiliki kesamaan yaitu memiliki komponen yang terdiri dari tujuan, materi, metode dan evaluasi. Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran bisa sesuai dengan rencana yang dibuat oleh pendidik. Maka terlebih dahulu harus memahami komponen dari pembelajaran bahasa Arab.

2. Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab

Tujuan pembelajaran bahasa arab adalah membekali peserta didik agar mampu membaca dan menulis dalam bahasa Arab sehingga mereka mengerti sejarah, masa depan, dan dapat memetik pelajaran dari generasi sebelumnya. Secara umum, tujuannya adalah membekali peserta didik yaitu:23

a. Menyimak

Menyimak merupakan keterampilan yang pertama kali dikuasi oleh manusia.

Sejak manusia lahir, bahkan sejak dalam kandungan seseorang sudah mulai belajar menyimak.24

b. Berbicara

Kemahiran berbicara merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa yang ingin dicapai dalam pengajaran bahasa Arab. Berbicara adalah keterampilan yang

23Fathur Rohman, Strategi Pengolahan Komponen Pembelajaran Bahasa Arab, Jurnal Arabiyat; Vol.1, No 1 juni 2014, h. 67.

24Saepudin, Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab Teori dan Aplikasi, h. 53.

(32)

20

selalu digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk berkomunikasikan kepada orang-orang yang berada disekitar.

c. Membaca dan Menulis

Kemahiran membaca yaitu peserta didik dapat membaca dan memahami teks bahasa Arab. Sedangkan menulis (Al-Kitabah) memiliki dua aspek yang berbeda, yaitu kemahiran membentuk huruf dan menguasai ejaan, kemahiran melahirkan fikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan Arab. Menulis merupakan kemampuan puncak seserang untuk dikatakan terampil berbahasa. Menulis juga merupakan media untuk melestarikan dan menyebar luaskan informasi dan ilmu pengetahuan.25

Adapun tujuan pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah yaitu peserta didik mampu memahami dan mempraktekkan bahasa Arab dengan lancar seperti mereka mampu mempraktekkan bahasa asing yang lainnya dalam kehidupan sehari-harinya dengan berbicara atau menulis.

Selain itu tujuan umum dari pembelajaran bahasa Arab khususnya di Indonesia adalah untuk memahami Al-Qur’an, Hadits, kitab-kitab kuning yang ditulis oleh ulama klasik.26 Tujuan ini dibentuk sebagai arahan yang akan dicapai pada setiap materi pelajaran termasuk bahasa Arab. Sehingga pendidik mengetahui kemampuan peserta didik dalam menguasai materi bahasa Arab.

3. Orientasi Pembelajaran Bahasa Arab

Pembelajaran bahasa arab pada zaman sekarang banyak mengalami perkembangan. Mulai dari pendidikan usia dini sampai perguruan tinggi beserta lembaga-lembaga pendidikan Islam lainnya. Masa sekarang, orientasi pembelajaran

25Daeng Nurjamal dkk, Terampil Berbahasa (Cet. VII; Bandung: Alfabeta, 2017), h. 4.

26 Juwariyah Dahlan, Paradigma Baru dalam Pembelajaran Bahasa Arab (Kajian Teoritis dan Praktis), (yogyakarta: Sumbangsih,2003), h. 8.

(33)

bahasa Arab tidak hanya sekedar untuk memahami teks agama saja, akan tetapi ada beberapa orientasi lainnya seperti :

a. Orientasi Religius

Tujuan dari religious ini untuk mempelajari bahasa Arab ialah berupa keterampilan pasif, yaitu mendengarkan dan membaca, dan ada juga keterampilan aktifnya yaitu berbicara dan menulis.

b. Orientasi Akademis

Tujuan dari akademis ini untuk mempelajari bahasa Arab ialah untuk bisa memahami ilmu-ilmu yang ditulis menggunakan bahasa Arab, atau lebih mengarah pada penempatan bahasa Arab sebagai sebuah disiplin ilmu yang dijadikan mata pelajaran atau matakuliah yang harus dikuasai.

c. Orientasi Profesionalisme

Tujuan dari profesionalisme ini untuk menekankan pada sesuatu yang berhubungan dengan profesi, dan praktis. Jika dihubungkan dengan kebahasaan maka kecakapan dalam berbicara dan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang dikuasainya atau bahasa resmi dari negaranya, termasuk bahasa Arab. Hal ini dilakukan bagi orang-orang turis atau untuk melanjutkan studi ke wilayah timur tengah.

4. Faktor Keberhasilan Belajar Bahasa Arab

Ada yang beberapa hal yang dapat mempengaruhi seseorang untuk berhasil dalam mempelajari bahasa Arab, yaitu :

a. Metode

Pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan dilihat dari berbagai sudut, namun yang penting bagi guru metode mana pun yang digunakan harus jelas tujuan

(34)

22

yang akan dicapai.27 Seorang guru harus memperhatikan dalam pembelajaran yang saat ini dilakukan. Guru tidak hanya menerapkan satu metode yang dikuasainya akan tetapi perlu juga melakukan metode lain dengan mencoba seberapa efektif metode lain yang digunakannya.

b. Kurikulum

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.28 Adanya kurikulum ini mengajarkan kita akan kemudahan hasil atau tujuan dari sebuah pembelajaran.

c. Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran merupakan seperangkat informasi yang berkaitan dengan suatu mata pelajaran. Isi materi pembelajaran menyesuaikan dari kurikulum yang sudah direncanakan. Hal ini dilakukan agar dapat mengetahui materi apa yang akan disampaikan sesuai dengan tingkatannya dan bisa menjadi bahan evaluasi seberapa kemampuan dari peserta didik sendiri.

Isi dari materi pembelajaran tersebut menyesuaikan kebutuhan dari peserta didik dan materi pembelajaran yang akan diberikan memiliki kriteria tertentu sebagai berikut:29

1) Relavan dengan standar kompetensi mata pelajaran dan kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik.

27Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru (Depok: Raja Grafindo Persada,2012), Cet. 5, h.78.

28Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2013) Cet.13, h.18.

29Iskandarwassid dan Dadang Surendar, Strategi Pembelajaran Bahasa (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2013). Cet.4, h.172.

(35)

2) Bahan ajar merupakan isi pembelajaran dan penjabaran dari standar kompetensi dasar tersebut.

3) Memberikan motivasi peserta didik untuk belajar lebih jauh.

4) Berkaitan dengan bahan ajar sebelumnya.

5) Bahan disusun secara sistematis dari yang sederhana menuju kompleks.

6) Praktis.

7) Bermanfaat bagi peserta didik.

8) Dapat diperoleh dengan mudah.

9) Menarik minat peserta didik

10) Mempunyai sudut pandang yang jelas.

11) Menghargai perbedaan pribadi para peserta didik.

Jika materi pembelajaran sesuai dengan kriteria diatas maka, akan dapat mencapai hasil yang sesuai dengan rencana yang dilakukan sebelumnya dan dapat memahami kemampuan peserta didik dalam menyerap pembelajaran.

(36)

24 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian

Berdasarkan dengan permasalahan yang akan diteliti, maka penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Eksperimen. Menurut, Sugiyono menyebutkan bahwa metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakukan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.30

Sedangkan jenis penelitiannya adalah Pre Experimental Design dengan One Group Pretest and Posttest Design. Adapun model desainnya adalah sebagai berikut:

Pre Experiment One Group Pre test-Post test Design

Keterangan: 01 = nilai pre-test (sebelum perlakuan) 02 = nilai post-test (setelah perlakuan)

X = treatment/perlakuan (model Discovery Learning)

Hal pertama dalam pelaksanaan eksperimen menggunakan desain subyek tunggal ini dilakukan dengan memberikan tes kepada subjek yang belum diberi perlakukan disebut pre test (O1). Setelah didapat data siswa yang memiliki masalah dalam belajar, maka dilakukan treatment (X). Setelah dilakukan perlakuan kepada

30Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: CV. Alvabeta, 2010), h. 107.

0

1

X 0

2

(37)

siswa, maka akan diberikan post test (O2). Lalu akan didapatkan data hasil dari eksperimen dimana dalam penerepan model Discovery Learning berhasil diterapkan atau tidak ada perubahan sama sekali. Bandingkan O1 dan O2 untuk menentukan seberapa besar perbedaan yang timbul, jika sekiranya ada sebagai akibat diberikannya eksperimen. Kemudian data tersebut dianalisis dengan menggunakan t-test.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Pondok Pesantren Darul Aman, yang berlokasi di Dusun Tamaona, lengkese, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, 92261. Sekolah tersebut dipimpin oleh kepala MTs, yakni Muhammad Kabir, S.Pd. Dalam penelitian ini peneliti bekerja sama dengan guru mata pelajaran bahasa Arab yaitu Ibu Nur Alia Putri.

Dipilihnya Pondok Pesantren Darul aman Takalar sebagai lokasi penelitian karena beberapa alasan, di antaranya adalah:

1. Kelayakan objek yang sangat memungkinkan untuk mendapatkan informasi yang akan menunjang tercapainya tujuan penelitian.

2. Pihak pondok pesantren utamanya kepala sekolah Madrasah sangat mendukung dengan dilaksanakannya penelitian lapangan ini, karena untuk meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran bahasa Arab.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan dari objek maupun subjek penelitian yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

(38)

26

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.31 Maka, yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VII MTs Pondok Pesantren Darul Aman.

Sedangkan Sampel adalah bagian dari populasi dan karakteristik yang menjadi sumber data dalam penelitian tersebut.32 Dalam penentuan sampel, ada beberapa cara yang ditempuh. Adapun cara yang digunakan oleh peneliti adalah menggunakan teknik Purposive Sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VII yang berjumlah 22 peserta didik, yaitu itu terdiri dari 10 laki-laki dan 12 perempuan.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam sebuah penelitian sangat dibutuhkan dengan menggunakan beberapa metode di dalamnya. Hal ini dikarenakan baik buruknya hasil penelitian sangat ditentukan oleh teknik pengumpulan datanya. Dalam pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan Tes dan dokumentasi dengan tujuan agar penulis memperoleh data yang akurat sehingga mempermudah dalam penyusunan proposal ini.

1. Tes

Tes adalah seperangkat pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik untuk mengukur tingkat pemahaman dan penguasaannya terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan dan sesuai dengan tujuan pengajaran tertentu.33 Teknik ini

31Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h.134.

32Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (Cet. VII; Bandung: CV Alfabeta, 2009), h.81.

33Hamzah B. Uno dan Satria Koni, Assessment Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 3.

(39)

dilakukan untuk melengkapi data yang dibutuhkan, yaitu untuk uji coba instrumen penelitian berupa soal test, nilai post test dan pre tes.

2. Dokumentasi

Dokumentasi dapat digunakan sebagai pengumpul data apabila informasi yang dikumpulkan dari dokumen : buku, jurnal, surat kabar, majalah, laporan kegiatan, notulen rapat, daftar nilai, kartu hasil studi, transkrip, prasasti, dan yang sejenisnya.34

E. Instrumen Penelitian

Penjelasan dari setiap jenis instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tes

Tes ini digunakan untuk menerapkan pembelajaran Discovery Learning yang akan peneliti ajarkan. Adapun perangkat penelitiannya yaitu pre test dan post test.

Pre test diadakan sebelum siswa mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model Discovery Learning, hasil dari pretest ini digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Hasil dari Post test digunakan untuk mengetahui berhasil atau tidaknya penerapan model Discovery Learning di kelas VII Pondok Pesantren Darul Aman. Teknik tes yang digunakan menggunakan bentuk tes objektif. Tes objektif merupakan tes yang terdiri dari item-item yang dijawab dengan jalan memilih salah satu alternatif jawaban tersedia atau mengisi jawaban yang benar.

Adapun jenis tes objektif yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis tes pilihan

34Khalifa Mustami, Metedologi Penelitian Pendidikan (Yogyakarta: Cv.Arti Bumi Intaran, 2015), h. 49.

(40)

28

ganda, yaitu dengan empat pilihan jawaban, yaitu : A, B, C, dan D dengan hanya satu jawaban yang paling benar.

2. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan dalam penelitian ini sebagai penguat data yang diperoleh selama observasi. Dokumentasi berupa dokumen daftar nama peserta didik, serta berupa foto-foto pelaksanaan pembelajaran maupun aktivitas peserta didik saat pembelajaran.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan agar data yang sudah terkumpul tersebut dapat dianalisis untuk kemudian ditarik kesimpulan akhir. Analisa data dalam penelitian ini yaitu:

1. Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif disini dimaksudkan untuk menjawab rumusan masalah pertama dan kedua. Selain itu, analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan hasil belajar dengan menggunakan model Discovery Learning yang diperoleh peserta didik. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Menentukan Range (jangkauan) : Nilai tertinggi – Nilai terendah b. Menentukan jumlah kelas interval : 1+(3,3)log N

c. Menentukan Panjang Kelas : Range/jumlah Kelas d. Menentukan Persentase (%) : P = x 100%

e. Membuat tabel distribusi frekuensi

Adapun kategori pemahaman konsep siswa menurut Departemen Pendidikan Nasional sebagai berikut:

(41)

Kategori Hasil Belajar Rumus

Sangat Rendah X ≤ M – 1,5SD

Rendah M – 1,5SD < X ≤ M – 0,5SD

Sedang M – 0,5SD < X ≤ M + 0,5SD

Tinggi M + 0,5SD < X ≤ M +1,5SD

Keterangan :

M : Mean (rumus

) SD : Standar Deviasi

2. Analisis Statistik Inferensial

Statistik Inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji kebenaran dan menjawab rumusan masalah yang ke-3. Berikut langkah-langkah analisis statistik inferensial:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil test peserta didik itu berdistribusi normal atau tidak. Untuk Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan metode (Shapiro Wilk) berdasarkan Ms. Excel (dengan taraf signifikan t-tabel Shapiro Wilk = 0,91).

Dasar pengambilan keputusan Shapiro Wilk yaitu jika nilai T3 > dari t-tabel Shapiro Wilk, maka data berdistribusi normal. Tapi jika nilai T3 < dari t-tabel Shapiro Wilk, maka data berdistribusi tidak normal.

b. Uji hipotesis

(42)

30

Bila sampel berkolerasi/berpasangan (Uji Paired Sampel Test), misalnya membandingkan sebelum dan sesudah eskperimen. Dalam penelitian ini, hipotesis dengan menggunakan Ms.Excel. Adapun kriteria pengujiannya adalah membandingkan besarnya t-hitung hasil test peserta didik dengan t-tabel pada taraf signifikansi 1,7171.

a. Jika t-hitung > t-tabel, maka Hipotesis Alternatif (Ha) diterima.

b. Jika t-hitung < t-tabel, maka Hipotesis Nihil (Ho) ditolak G. Sistematika Penulisan

Adapun skripsi ini terdiri dari 5 bab, secara garis besar yang meliputi beberapa bagian, sebagai berikut:

1. Bab Pertama

Bab pertama berisi pendahuluan, yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, hipotesis, defenisi oprasional dan ruang lingkup penelitian, kajian pustaka.

Pada Pada latar belakang membahas tentang problematika pendidikan lebih khusus pada pembelajaran bahasa Arab. Pada rumusan masalah diperoleh setelah membaca latar belakang, pada penelitian ini terdapat 1 masalah yang telah ditulis dalam bentuk pertanyaan. Hipotesis berisi dugaan sementara peneliti. defenisi oprasioanal dan ruang lingkup penelitian untuk membatasi penelitian ini dan membahas tentang defenisi dari masing-masing variable yang merupakan pendapat peneliti itu sendiri sedangkan kajian pustaka berisi penelitian yang telah dilakukan perbedaan dan juga persamaan penelitian yang telah dilakukan dan yang akan dilakukan.

2. Bab kedua

Bab kedua yaitu berisi tentang landasan teori yang membahas tentang model Discovery Learning dan Pembelajaran bahasa Arab. Pada bab ini dijelaskan tentang

(43)

apa itu metode dan dijelaskan juga bagaimana pelaksanaan pembelajaran Discovery Learning dan kelebihan dan kekuranganya.

3. Bab ketiga

Bab ketiga yaitu berisi tentang metodologi penelitian, bagaimana penelitian ini akan dilakukan, jenis, desain metode penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan jenis metode yang digunakan adalah Pre experiment design, instrument pada penelitian ini menggunakan pretest dan posttest one group design yang berisi lembar soal. Di bab ini juga membahas tentang tujuan dan manfaat dilakukannya penelitian ini, dan meliputi daftar pustaka.

4. Bab Empat

Pada bab keempat berisi hasil penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, pada bab inilah akan diketahui apakah peneliti berhasil menerapkan model Discovery Learning atau tidak kepada siswa

5. Bab Lima

Pada bab kelima berisi penutup yang meliputi kesimpulan, implikasi dan lampiran-lampiran.

(44)

32 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

MTs Pondok Pesantren Darul Aman merupakan salah satu Pesantren yang ada di Kabupaten Takalar, yang berdiri pada tahun 2011. Pondok Pesantren Darul Aman Takalar ini berupa cabang dari Pondok Pesantren Darul Aman yang ada di Makassar. Adapun belajar mengajar di pesantren ini menggunakan kurikulum yang berlaku di tambah dengan ilmu agama.

MTs Pondok Pesantren Darul Aman Takalar memiliki staf pengajar dan guru yang kompeten pada bidang pelajarannya masinga-masing. Tersedia juga berbagai fasilitas seperti ruang kelas, asrama, perpustakan, lapangan olahraga, lab. Komputer, kantin, masjid dan lainnya.

MTs Pondok Pesantren Darul Aman Takalar yang berlokasi di Dusun Tamaona, lengkese, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, 92261. Suasananya sangat nyaman dalam hidup berdampingan dengan masyarakat sekitar.

MTs Pondok Pesantren Darul Aman Takalar sebagai lembaga pendidikan di wilayah kabupaten Takalar memiliki visi dan misi, visinya adalah “Pembaharuan Pemberdayaan dan Kemandirian menuju Pencerahan sehingga unggul dalam prestasi, berakar pada nilai-nilai Al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW serta budaya bangsa”.

Sedangkan misinya adalah sebagai berikut : “a) Meningkatkan mutu Pendidikan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan IPTEK. b) Meningkatkan

(45)

prestasi dibidang kurikuler dan ekstrakurikuler. c) Mencetak generasi yang berakhlaq mulia, cakap, cerdas, terampil, sehat, percaya pada diri, berguna bagi diri, Pondok Pesantrennya, Masyarakat, Bangsa dan Negara.”

2. Deskripsi data hasil penelitian

Hasil penelitian ini merupakan jawaban dari ketiga rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya yang kemudian dapat menguatkan hipotesis atau jawaban sementara. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti di Pondok Pesantren Darul Aman Takalar, maka diperoleh data sebagai berikut:

a) Hasil Test Peserta didik Sebelum Penerapan Model Discovery Learning Berdasarkan penelitian yang dilakukan di kelas VII Pondok Pesantren Darul Aman Takalar. Peneliti mengumpulkan data dari instrumen berupa tes pilihan ganda melalui hasil Pre-Test peserta didik, didapatkan data sebagai berikut:

Tabel 4.1

DATA HASIL PRE TEST

No. Nama Nilai Pre – Test

1. Irma yanti 40

2. Nurul Najwa Syahrir 60

3. Ameliah Nur Fadillah 50

4. Atika Azahra 30

5. Safira Muyassarah Salam 45

Gambar

Gambar 4.1 Diagram Kategorisasi Hasil Pre-Test Peserta Didik
Gambar 4.2 Diagram Kategorisasi Hasil Post-Test Peserta Didik
Tabel 4.10 Mencari Nilai D (Pre-Test)
Tabel 4.12 Mencari Nilai D (Post-Test)
+3

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga dengan model pembelajaran yang telah diterapkan, Pondok Pesantren Darul Ihsan Muhammadiyah Sragen sudah mampu untuk menjawab tuntutan masyarakat yang

Yang dimaksud perencanaan anggaran dalam penelitian ini adalah kegiatan penyusunan biaya yang diperlukan untuk pengadaan bahan makanan di Pesantren Darul Aman

Sedangkan metode yang digunakan dalam pondok pesantren Darul Qur’an sementara ini belum ada sampai sekarang dan baru-baru ini pondok pesantren Darul Qur’an akan

Khadiq Muakrom (063311042) Pola Kepemimpinan Pengasuh Pondok Pesantren Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Formal Di Pondok Pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo

Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi komunikasi pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren Al-Istiqomah dilakukan melalui pelatihan guru dalam kegiatan micro teaching,

Penerapan thaiqah al-qawaid wa al-tarjamah dalam pembelajaran bahasa Arab di pondok pesantren Al-Munawwarah Wawolemo terlaksana atas dukungan pimpinan pondok pesantren yang telah

Musdalifah, Pengaruh Metode Audiolingual Terhadap Penguasaan Mufradat Bahaa Arab Peserta Didik Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah (MTs) Muhammadiyah Pondok Pesantren Darul Arqam

Penilitian ini dilakukan bertujuan untuk mendeskripsikan tentang implementasi standar proses dalam pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam