• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Tugas Polisi Khusus Pemasyarakatan Di Lapas Kelas I Kota Makassar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Penerapan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Tugas Polisi Khusus Pemasyarakatan Di Lapas Kelas I Kota Makassar"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENINGKATKAN TUGAS POLISI KHUSUS PEMASYARAKATAN DI LAPAS KELAS I KOTA MAKASSAR

Oleh:

Alfin

Nomor Induk Mahasiswa : 105610542415

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

(2)

i SKRIPSI

Penerapan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatakan Tugas Polisi Khusus Pemasyarakatan Di Lapas Kelas I Kota Makassar

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara (S.Sos)

Disusun dan Diajukan Oleh:

Alfin

Nomor Stambuk: 10561 0542415

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv

HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Alfin

Nomor Induk Mahasiswa : 105610542415

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyatakan bahwa benar skripsi ini adalah karya saya sendiri dan bukan hasil plagiat dari sumber lain. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar akademik dan pemberian sanksi lainnya sesuai dengan aturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 14 Februari 2020 Yang Menyatakan,

Alfin

(6)

v

ABSTRAK

Alfin, Abd Mahsyar dan Jaelan Usman. Penerapan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Tugas Polisi Khusus Pemasyarakatan Di Lapas Kelas I Kota Makassar.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Penerapan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Tugas Polisi Khusus Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Kota Makassar. Hasil penelitian ini nantinya diharapkan menjadi masukan bagi pemerintah dalam hal ini lembaga pemasyarakaytan kelas I kota makassar dalam rangka meningkatkan tugas polisi khusus pemasyarakatan sehingga membina dengan baik para narapidana. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif yakni suatu bentuk penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran umum sebagai macam data yang dikumpul dari lapangan secara objektif dengan tipe fenomenologi.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara terhadap sejumlah informan. Analisis data dengan menggunakan model analisa interaktif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa di lembaga Pemasyarakatan Kelas I Kota Makassar belum secara sepenuhnya menerapkan dan mengelola secara baik manajemen sumber daya manusia dalam hal ini peningkatan tugas polsuspas yang berdasarkan pada acuan pengawasan yang belum dilakukan secara baik atau maksimal bagi polsuspas dalam mengawasi narapidana.oleh karna itu perlu kiranya pemerintah dalam hal ini kementrian hukum dan ham menambah jumlah pegawai polsuspas dan Perlunya peningkatan kesejahteraan Petugas Pemasyarakatan agar dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya mereka semakin giat bekerja dan disiplin, mengingat pengabdian yang mereka berikan untuk kepentingan bangsa dan Negara,dan mengadakan pelatihan secara berkesinambungan dalam meningkatkan kualitas para polsuspas,sehingga tidak ada lagi masalah-masalah yang terjadi dalam lembaga pemasyarakatan.

Kata Kunci : Penerapam Fungsi MSDM, Peningkatan Tugas, POLSUSPAS Lembaga Permasyarakatan

(7)

vi

KATA PENGANTAR

ِِمي ِح َّرلٱِن َٰ م ۡح َّرلٱِهَّللٱِم ۡسِب

Assalamu ‘Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Penulis panjatkan rasa syukur yang tidak terhingga kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Tugas Polisi Khusus Pemasyarakatan Di Lapas Kelas I Kota Makassar”.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Dr. Abdul Mahsyar, M.Si selaku Pembimbing I dan Dr, Jaelan Usman, M.Si selaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Ibu Dr. Ihyani Malik, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar

3. Kakanda Nasrul Haq, S.Sos., M.PA selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara dan Kakanda Nurbiah Tahir, S.Sos., M.AP selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah sudi berbagi ilmunya kepada penulis selama ini.

5. Segenap Dosen yang berada di ruangan Tata Usaha, Simak, LP3M Unismuh Makassar yang telah membantu pengurusan berkas selama ini.

(8)

vii

Selanjutnya peneliti tidak lupa pula mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan tidak terhingga kepada :

1. Kedua orang tua penulis, ayahanda tercinta Abdul Salam dan Ibunda tercinta Jurani Atas dukungan, semangat serta doa-nya yang tidak pernah berhentinya diberikan kepada penulis agar selalu diberikan kemudahan dan kelancaran untuk setiap segala urusannya. Terima Kasih atas segala perjuangan dan pengorbanannya, Semoga ayahanda dan ibunda senantiasa di rahmati oleh Allah SWT. Banyaknya rintangan dan tantangan yang harus penulis hadapi dalam penyelesaian skripsi ini dan menyadari bahwa hal ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak yang selalu mengarahkan penulis untuk mencapai dan memperoleh kebenaran untuk menyelesaikan skripsi ini.

2. Ucapan Terima kasih kepada segenap keluarga kecil kuliah Kerja Profesi angkatan XVIII Kelurahan Takalar, Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar Terima kasih atas persaudaraan, pengalaman berharga dan kebersamaan dalam memaknai hidup.

3. Seluruh teman-teman kelas ADN.F 015 BEFORE dan ADN.F 015 AFTER yang selama ini selalu bersama-sama mengikuti jadwal kuliah yang selalu punya cerita dan pengalamannya tersendiri didalam kelas.

4. Kepada seluruh keluarga besar SOSPOL Universitas Muhammadiyah Makassar terutama kepada satu angkatan penulis EXECUTIVE 2015 yang selalu memberikan semangat dan dorongan dalam penyelesaian skripsi ini.

(9)

viii

Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi penelitian ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Makassar, 14 Februari 2020 Penulis,

Alfin

(10)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN PENGAJUAN SKRIPSI ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENERIMAAN TIM ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Konsep Dan Teori ... 8

1. Teori Manajemen Sumber Daya Manusia ... 8

2. Konsep Peningkatan Atau pengembangan Sumber Daya Manusia ... 13

3. Konsep POLSUSPAS (Polisi Khusus Pemasyarakatan) ... 14

4. Lembaga Pemasayarakatan Kelas I Kota Makassar ... 15

5. Peneliti Terdahulu ... 17

B. Kerangka Fikir ... 21

C. Fokus Penelitian... 23

D. Defenisi Fokus Penelitian ... 24

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu Dan Lokasi Penelitian ... 27

B. Jenis Dan Tipe Penelitian ... 27

C. Sumber Data ... 28

D. Informasi Penelitian ... 28

E. Teknik Pengumpulan Data ... 29

(11)

x

F. Teknik Analisi Data ... 30 G. Pengabsahan Data ... 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian ... 33 B. Hasil Penelitian Penerapan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Dalam Meningkatkan Tugas Polisi Khusus Pemasyarakatan Di Lapas Kelas I Kota Makassar ... 55 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 70 B. Saran ... 72 DAFTAR PUSTAKA ... 74 LAMPIRAN

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Informan ... 29

Tabel 4.1 Data Luas Bangunan Blok Hunian... 36

Tabel 4.2 Data Jumlah Wbp Lapas Kelas I Kota Makassar ... 38

Tabel 4.3 Data Rekap Jumlah Lantai I ... 39

Tabel 4.4 Data Rekap Jumlah WBP Lantai 8 ... 40

Tabel 4.5 Data Petugas Di Lapas Kelas I Kota Makassar... 41

Tabel 4.6 Data Petugas Di Lapas Kelas I Kota Makassar... 42

Tabel 4.7 Data Kepangkatan Petugas Lapas Kelas I Kota Makassar ... 43

Tabel 4.8 Data Jenjang Pendidikan Petugas Lapas Kelas I Kota Makassar .... 44

Tabel 4.9 Data Pendidikan Dan Pelatihan Petugas ... 45

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir ... 22

Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi ... 50

Gambar 4.2 Bagan Alur Masuknya Narapidana ... 51

Gambar 4.3 Bagan Alur Keluarnya Narapidana ... 52

Gambar 4.4 Bagan Alur Kunjungan... 53

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kualitas dan kemampuan sumber daya manusia yang ada dalam suatu organisasi sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya. Suatu kebijakan dapat dijalankan dengan adanya sumber daya manusia yang memadahi Manajemen sumber daya manusia merupakan fokus yang sangat penting dalam pengembangan sebuah organisasi untuk mencapai keunggulan yang kompetitif. Sumber daya manusia mempunyai peranan yang sangat besar dalam suatu organisasi. Manajemen sumber daya manusia harus dipandang sebagai perluasan dari pandangan tradisional untuk mengelola orang secara efektif dan dan untuk itu membutuhkan pengetahuan tentang perilaku manusia dan kemampuan mengelolanya. Begitu pentingnya kedudukan sumber daya manusia sehingga menjadi tercapai tidaknya tujuan organisasi. Manajemen sumber daya manusia merupakan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja, agar efektif dan efisien dalam membantu terwujudnya tujuan organisasi. Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari manajemen keorganisasian yang memfokuskan diri pada sumber daya manusia.

Tugas dari manajemen sumber daya manusia itu sendiri adalah untuk mengelola unsur manusia menjadi unsur pekerja yang baik dan puas akan pekerjaannya dengan bidangnya masing-masing. Manusia merupakan unsur terpenting dalam suatu organisasi. Tanpa peranan manusia mustahil suatu organisasi akan berjalan dengan baik. Osei dan Ackah (2015) mengatakan kompetensi pegawai memiliki

(15)

2

pengaruh yang besar terhadap kinerja, baik kinerja individu maupun kinerja organisasi. Mencapai efektivitas dan efisiensi di dalam suatu organisasi, diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas dalam rangka mencapai kinerja organisasi yang optimal kualitas dan peranan sumber daya manusia dalam suatu organisasi merupakan asset yang sangat menentukan dan secara signifikan dapat menentukan berhasil atau tidaknya organisasi tersebut mencapai tujuan hampir semua pimpinan yang berhasil dan visioner dalam suatu organisasi selalu konsisten memperhatikan bagaimana mengelola sumber daya manusia agar memiliki komitmen dan kesetian terhadap organisasi. Dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia ini dibutuhkan suatu pegawai yang terampil dan mumpuni yang menguasai bidang tugasnya agar dapat memberikan pelayanan yang optimal dan maksimal dalam suatu organisasi. Sebaik apapun suatu organisasi apabila tidak ditunjang dengan SDM pegawai yang berkualitas tidak akan menjadikan organisasi tersebut tumbuh dan berkembang. Seperti halnya Sistem Pemasyarakatan yang dianut oleh Indonesia, diatur dalam UU NO.12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, hal ini merupakan Pelaksanaan dari pidana penjara., yang merupakan perubahan ide secara yuridis filosofis dari sistem kepenjaraan ke sistem pemasyarakatan. Sistem pemenjaraan yang sangat menekankan pada unsur balas dendam dan penjeraan yang disertai dengan lembaga “rumah penjara” secara berangsur- angsur dipandang sebagai suatu sistem dan sarana yang tidak sejalan dengan konsep rehabilitasi dan reintegrasi sosial, agar Narapidana menyadari kesalahannya, tidak lagi berkehendak untuk

(16)

3

melakukan tindak pidana dan kembali menjadi warga masyarakat yang bertanggung jawab bagi diri, keluarga, dan lingkungannya.

Tempat untuk melaksanakan pidana penjara bagi narapidana adalah Lembaga Pemasyarakatan. Lembaga Pemasyarakatan sebagai sebuah organisasi besar di bawah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Departeman Hukum dan Ham RI mempunyai tugas pokok dan fungsi yang sesuai dengan amanat UU No.12 Tahun 1995 tentang Pemsyarakatan (pasal 1 ayat 3) yaitu sebagai tempat untuk melaksanakan pembinaan dan anak didik Pemasyarakatan pembinanan yang dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan pada hakekatnya adalah berorentasi pada perubahan manusia seutuhnya dan seluruh masyarakat,sehingga diharapkan setelah menjalani masa pidana diharapkan tidak lagi melanggar hukum serta nantinya dapat ikut serta berpartisipasi dalam pembangunan. Lembaga Pemasyarakatan menjadi rujukan bagi pelaksanaan pembinaan terhadap narapidana yang memiliki masa pidana panjang.

Adapun tupoksi dari petugas Pemasyarakatan atau POLSUSPAS, sebagai pejabat fungsional penegak hukum sesuai dengan amanat UU No.12 tahun 1995 tentang Pemasyarakatan Pasal 8 yang melaksanakan tugas di bidang pembinaan, pengamanan, dan pembimbingan narapidana. Pejabat fungsional yang diangkat dan diberhentikan oleh Menteri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Seperti halnya lembaga pemasyarakatan di kelas I Kota makassar yang dimana petugas Pemasyarakatan sebagai pekerja sosial berusaha menjadikan mereka mau menerima kenyataan yang ada, menyesali dan menyadari

(17)

4

kesalahannya serta memberikan motivasi untuk menghadapi kenyataan yang sedang dialaminya yaitu menjalani pidana penjara seumur hidup. Dalam rangka melaksanakan pembinaan dan pembimbingan terhadap narapidana seumur hidup ini,maka petugas Pemasyarakatan ini harus memiliki sikap mental yang baik, kemampuan Atau keterampilan yang memadai serta bekal pengetahuan yang cukup agar dapat melaksanakan proses pembinaan dengan baik, namun dalam pelaksanaan pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I kota makassar selama ini belum berjalan dengan baik atau maksimal dikarenakan masih banyaknya permasalahan yang ditemui baik itu secara realitas yang ada dari media maupun dari pengakuan masyarakat sendiri yaitu hasil observasi dilapangan ditemukan bahwa masih banyaknya kasus penyelundupan barang elektronik seperti Handpone serta masih kurangnya jumlah pegawai SIPIR atau pegawai POLSUSPAS yang tidak sebanding dengan jumlah narapidana yang harus diawasi, Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Bidang Pembinaan Narapidana Lapas Klas I Kota Makassar, Soni Sopyan saat ditemui pada acara pemberian remisi bagi narapidana dan anak pidana di Lapas Klas I Kota Makassar, Jumat (17/8/18), yang diunduh melalui berita website HARIAN FAJAR.co.id. oleh SUL/FAJAR (17 Agustus 2018) dalam beritanya terdapat fakta yang mengatakan bahwa Keamanan pada Lembaga Pemasyarakatan (Lapas Kelas I Kota Makassar) tidak selamanya dapat dikendalikan. Itu terbukti dengan banyaknya kasus penyelundupan barang elektronik, ia juga mengatakan bahwa dengan jumlah penghuni Lapas yang hampir seribu, ditambah kekuatan petugas yang terbatas dapat memungkinkan terjadinya penyelundupan. Dikarenakan tidak bisa

(18)

5

menjangkau secara detil setiap kamar. Adapun hasil wawancara jurnalis tersebut kepada salah satu pegawai lapas kelas 1 Kota makassar yang bernama SONI (Jumat 17/8/18) mengatakan bahwa Disisi lain, keterbatasan alat deteksi untuk narkotika menjadi kendala dalam memberantas peredaran narkotika di Lapas.

Alat deteksi saat ini yang dipakai hanya memiliki body scan X-ray untuk deteksi barang tertentu saja. Para pelaku ini kian licik, kadang mereka selipkan di makanan dan ditubuh mereka. Jadi seperti barang elektronik kita pasti kecolongan, tapi kita juga konsisten untuk barang yang kita larang tetap tidak boleh masuk. Dan kita juga sampaikan kepada petugas untuk tidak mencoba mengakomodir atau memfasilitasi warga binaan.

Permaslahan tersebut diatas menjadi gambaran bahwa tidak efektifnya cara penanganan yang ada oleh POLSUSPAS di Lapas Kelas I Kota Makassar, yang menandakan masih banyaknya masalah yang terjadi didalam lapas tersebut. Oleh karena itu perlunya penanganan khusus bagi suatu lembaga dan para pegawainya dalam hal ini POLSUSPAS Dalam rangka peningkatan kualitas penjagaan dan kualitas sumber daya manusia pegawai yang terampil dan mumpuni yang menguasai bidang tugasnya agar dapat memberikan pelayanan yang optimal dan maksimal dalam suatu organisasi agar menjadikan organisasi tersebut tumbuh dan berkembangl, sehingga pegawai POLSUSPAS dalam proses pembinaan dalam sistem pemasyarakatan menjadi efektif dan efisien dalam memberikan pembinaan, utamanya melalui pendekatan pembinaan mental, agama, Pancasila, dan sebagainya serta pembimbingan berupa pendidikan, pelatihan kerja produksi dan keterampilan lainnya diharapkan menjadi upaya peningkatan diri bagi para warga

(19)

6

binaan pemasyarakatan ketika kembali ke masyarakat dan tidak kembali melakukan kejahatan.

Namun dalam kenyataannya masih ada saja masalah yang dihadapi dalam proses pelaksanaan pembinaan, selai itu Overcapacity cenderung berimplikasi negatif terhadap beberapa hal antara lain rendahnya tingkat pengamanan atau pengawasannya, karena pengamanan yang rendah dapat memicu berbagai masalah antara lain kaburnya narapidana, banyak terjadi keributan dan tidak terlaksananya proses pembinaan narapidana sebagaimana yang seharusnya terjadi.

Berdasarkan penjelasan dan permasalahan tersebut di atas, maka penulis berkeinginan mengkaji dan mengangkat permasalahan tersebut dengan judul :

“Penerapan Fungsi MSDM dalam Meningkatkan Tugas Polisi Khusus Pemasyarakatan (POLSUSPAS) Di LAPAS Kelas 1 Kota Makassar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian permasalahan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Penerepan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Tugas Polisi Khusus Pemesyarakatan di Lapas Kelas I Kota Makassar.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian permasalahan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui Bagaimana Penerepan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Tugas Polisi Khusus Pemesyarakatan di Lapas Kelas I Kota Makassar?

(20)

7 D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari hasil penelitian ini antara lain:

1. Manfaat Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi pemikiran atau informasi awal bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan p- enelitian berkaitan dengan tugas polsuspas dil lapas kelas I kota makassar.

2. Manfaat Praktis, diharapkan dapat menjadi masukan bagi Lapas Klas I Kota Makassar dalam upaya mencegah narapidana agar tidak mengidap gangguan psikologis dan melakukan pencegahan terhadap penyelundupan barang yang seharusnya tidak dapat masuk dalam lembaga pemasyarakatan, serta mencegah gangguan psikologis dan gangguan sosial bagi narapidana yang dijatuhi hukuman seumur hidup

3. manfaat akademik, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai tambahan litelaturatau bahan kajian dalam Studi Ilmu Administrasi Negara dan sebagai bahan informasi ilmiah bagi peneliti yang imgim mengetahui bagaimana penerpan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Tugas Polisi Khusus Pemasyarakatan Di Lapas Kelas I Kota Makassar.

(21)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian,Konsep dan Teori

1 Teori Manajemen Sumber Daya Manusia

Dalam suatu organisasi ataupun lembaga peranan manajemen sumber daya manusia sangatlah penting. Hal ini dapat kita mengerti karena tanpa sumber daya manusia, suatu organisasi tidak akan berjalan. Manusia merupakan penggerak dan pengelola faktor-faktor produksi lainnya seperti modal, bahan mentah, peralatan, dan lain-lain untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan semakin berkembangnya suatu organisasi maka makin sulit pula perencanaan dan pengendalian pegawainya. Oleh karena itu maka, sangatlah dibutuhkan manajemen personalia yang mengatur dan mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan kepegawaian, baik dalam hal administrasi, pembagian tugas, maupun pada kegiatan personalia lainnya.

MSDM memiliki beberapa pengertian yang disampaikan oleh beberapa ahli, diantaranya di sampaikan oleh Mondy dan Noe mendefenisikan sumber daya manusia (human resource manegement) sebagai pendayagunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Hasibuan menyampaikan bahwa MSDM adalah ilmu dan seni mengatur mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu mewujudkan tujuan perusahaan, kariayawan dan masyarakat.

Semenrata itu Hani Handoko mengatakan bahwa MSDM adalah penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan dan penggunaan sumber daya manusia

(22)

9

unuk mencapai tujuan-tujan individu dan organisasi/perusahaan,serta Boone dan Kurtz mengatakan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah fungsi untuk menarik, mengembangkan dan mempertahankan karyawan yang memiliki kulifikasi untuk melaksanakan aktivitas yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan- tujuan organisasi.

Demikian juga Simamora menyampaikan bahwa, manajemen sumber daya manusia (Human Resources Management) adalah pendayagunaan, pengembangan, penilaian dan pengelolaan individu anggota organisasi atau kelompok karyawan, Ada sejumlah definisi tentang manajemen sumber daya manusia yaitu manajemen sumber daya manusia sebagai pendekatan stratejik dan koheren untuk mengelola aset paling berharga milik organisasi orang-orang yang bekerja di dalam organisasi, baik secara individu maupun kolektif, guna memberi sumbangan untuk pencapaian sasaran organisasi (Amstrong dalam Hasibuan, 2011:37).

G.R. Terry (Principles of management) menyatakan bahwa fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia meliputi hal-hal sebagai berikut:

- Planning (Perencanaan) - Organizing (Pengorganisasian) - Actuating (Menggerakkan) - Controlling (Mengawasi)

(23)

10 a) Planning (Perencanaan)

Perencanaan adalah menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai selama suatu masa yang akan datang dan apa yang harus diperbuat agar dapat mencapai tujuan-tujuan itu.

Jadi masalah perencanaan adalah masalah “memilih” yang terbaik dari beberapa alternatif yang ada

Perencanaan harus mampu menyesuaikan diri terhadap kebutuhan- kebutuhan, memprediksi apa yang mungkin akan terjadi dimasa yang akan datang sesuai prakiraan atau analisis yang dilakukan yang dapat dipertanggungjawabkan dan menjadi penjelas dari tahap-tahap yang dikehendaki dengan melibatkan sumber daya pendidikan dalam pembuaan keputusan.

Banghart dan Trull menjelaskan bahwa perencanaan dalam institusi pendidikan merupakan kegiatan penyeleksi kebutuhan dana, memilih dan melatih tenaga dan menilai performance (unjuk kerja) organisasi untuk memenuhi tujuan- tujuan yang telah ditentukan. Dengan demikian perencanaan adalah proses menentukan sasaran, alat, tuntutan-tuntutan, taksiran, pos-pos tujuan, pedoman dan kesepakatan (comitment) yang menghasilkan program pendidikan yang terus berkembang.

b) Organizing (Pengorganisasian)

Pengorganisasian merupakan kegiatan dasar manajemen. Pengorganisasian dilakukan untuk menghimpun dan menyusun semua sumber yang disyaratkan dalam rencana, terutama sumber daya manusia.sedemikian rupa sehingga kegiatan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan secara efisien dan

(24)

11

efektif. Dengan pengorganisasian, orang-orang dapat disatukan dalam satu kelompok atau lebih untuk melakukan berbagai tugas. Tujuan pengorganisasian adalah membantu orang-orang untuk bekerjasama secara efektif dalam wadah organisasi atau lembaga

c) Actuating (Menggerakkan)

Actuating diartikan sebagai penggerakan adalah manajemen untuk membuat orang lain suka dan dapat bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk bekerjasama dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi sesuai dengan rencana dan pengorganisasian.

Tingkah laku pimpinan yang menggerakkan organisasi secara efektif adalah melakukan peran aktif dalam kegiatan pengembangan staf, memperbaiki unjuk kerja, melakukan kepemimpinan pengajaran langsung, meyakinkan bahwa unjuk kerja para pengajar di kelas harus di evaluasi dan guru adalah merupakan model tokoh yang efektif.

d) Controlling (mengawasi)

Yaitu mengukur pelaksanaan dengan tujuan-tujuan, menentukan sebab- sebab penyimpangan-penyimpangan dan mengambil tindakan-tindakan korektif dimana perlu.

Pengawasan, evaluasi maupun supervisi memeiliki arti yang sama, yaitu menilai hasil kerja. Pelaksanaan pengawasan dilakukan oleh pihak-pihak yang kedudukannya lebih senior dari yang melaksanakan pekerjaan atau tugas.

Perusahaan yang menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 di haruskan memiliki strategi, keberhasilan suatu organisasi dimulai dari kecakapan

(25)

12

potensi sumber daya yang dimiliki, keterlibatan karyawan, sumber daya manusia sangat penting perannya dalam suatu perusahaan maka kita perlu tahu keterlibatan kerja kariawan atau job involement. Pendekatan proses sebuah hasil yang hendak di capai akan lebih efisien diraih ketika kegiatan-kegiatan dan sumber daya terkait dikelola sebagai suatu kesatuan proses yang tidak dapat di pisahkan.

Pendekatan pada sistem manajement, mengidentifikasikan memahami dan mengelola proses yang saling berkaitan sebagai suatu sistem memberikan konstribusi pada efektifitas dan efesien organisasi dalam mencapai tujuan organisasi. Perbaikan yang terus menerus, perbaikan berkesinambungan dari kinerjakeseluruhan organisasi harus menjadi tujuan tetap organisasi.

Dalam hal ini, kompetensi SDM memiliki peran yang sangat penting dan menentukan dalam upoaya mengubah dan meningkatkan kinerja organisasi.

Manajemen sumber daya manusia berbasis kompetensi dilakukan agar dapat memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan dan sasaran organisasi denganstandar kinerja yang ditetapkan. Kompetensi menyangkut kewenangan individu untuk melakukan tugas atau mengambil keputusan sesuai dengan perannya dalam organisasi yang relevan dengan keahlian, pengetahuan, dan kemampuan dan kemampuan yang dimiliki dan mampu memiliki pegawai secara individu harus mampu mendukung pelaksanaan strategi organisasi dan setiap perubahan yang dilakukan oleh manajemen. Pentingnya kontribusi sumber daya manusia sebagai slah satu pilar utama pendukung kesuksesan organisasi harus sejek dini didasari oleh pimpinan puncak, oleh sebab itu organisasi ditutut untuk melakukan pengembangan berkesinambungan terhadap kuantitas dan kualitas

(26)

13

sumber daya manusianya melalui berbagai pelatihan atau merangsang sumber daya manusianya nantinya berkualitas.

Keberhasilan manusia yang sangat populer dengan sebuah sumber daya manusia dalam organsisasi memiliki posisi yang sangat vital keberhasilan organisasi sangat ditentukan oleh kualitas sdm yang ada di organisasi perubahan lingkungan yang begitu cepat menurut kemampuan sdm dalam menangkap berbagai fenomena perubahan, menganalisisdampaknya terhadap organisasi.

2. Konsep peningkatan atau pemngembangan Sumber Daya Manusia

Peningkatan atau Pengembangan sumber daya manusia bertujuan menghasilkan kerangka kerja yang bertalian secara logis dan komprehensif untuk mengembangkan lingkungan dimana karyawan didorong belajar berkembang (Sedarmayanti, 2008:167).

Peningkatan atau Pengembangan sumber daya manusia adalah upaya berkesinambungan meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam arti yang seluas-luasnya, melalui pendidikan, latihan, dan pembinaan (Silalahi, 2000:249).

Jadi Peningkatana atau Pengembangan merupakan suatu cara efektif untuk menghadapi beberapa tantangan yang di hadapi oleh banyak organisasi besar.

Tantangan-tantangan ini mencakup keusangan karyawan, perubahan-perubahan sosioteknis dan perputaran tenaga kerja. Kemampuan untuk mengatasi tantangan- tantangan tersebut merupakan faktor penentu keberhasilan departemen personalia dalam mempertahankan sumber daya manusia yang efektif.

(27)

14

3 .Konsep POLSUSPAS (Polisi Khusus Pemasyarakatan)

POLSUSPAS (Polisi Khusus Pemasyarakatan) merupakan Sebuah Korps Polisi Khusus (Special Police) sekaligus PNS (Pegawai Negeri Sipil) Pusat dibawah Kementerian Hukum dan HAM yang bertugas dengan tanggung jawab pengawasan, pembinaan, keamanan, dan keselamatan narapidana dan tahanan.

Anggota Polsuspas tersebar di berbagai Instansi Pemerintah seperti Rutan( Rumah Tahanan Negara), Lapas (Lembaga Pemasyarakatan), Bapas (Balai Pemasyarakatan), Rutan Denim (Detensi/Tahanan Imigrasi). Sebelum menjadi Anggota Polsuspas, seseorang harus melalui seleksi yang ketat mulai dari tes CAT (Computer Assist Tes), Tes Kemampuan Jasmani dan sebagainya. Kemudian setelah dinyatakan lulus seleksi, Anggota Polsuspas dididik dengan kemampuan semimiliter seperti kemampuan fisik, kemampuan menembak/menggunakan senjata api, bela diri dan lain-lain.

Dalam melaksanakan tugasnya Anggota Polsuspas dipersenjatai dengan berbagai jenis senjata api mulai dari senjata api laras pendek sampai senjata api laras panjang. Anggota Polsuspas juga memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) Kepolisian Khusus dan lisensi kemampuan menggunakan senjata api dari Mabes Polri. Dahulu Polsuspas dikenal dengan nama Sipir (Polisi Penjara) karena masih menggunakan sistem Penjara dalam memberikan hukuman bagi orang yang dinyatakan bersalah oleh pengadilan yang berkekuatan hukum tetap. Kemudian semenjak tahun 1956 sistem Penjara di Indonesia diubah oleh pemerintah menjadi sistem Lapas (Lembaga Pemasyarakatan) yang mengedepankan HAM (Hak Asasi Manusia) dalam melakukan pembinaan pada narapidana maupun tahanan.

(28)

15

Sebagian besar Anggota Perusahaan swasta. olsuspas bekerja pada pemerintahan negara tempat mereka mengabdi, meskipun ada pada negara-negara tertentu, Anggota Polsuspas bekerja pada perusahaan swasta.

Penjelasan tentang dasar hukum Kepolisian Khusus yaitu salah satunya PP NOMOR 43 TAHUN 2012 tentang tata cara pelaksanaan Koordinasi, Pengawasan, dan Pembinaan Teknis terhadap Kepolisian Khusus, Penyidik Pegawai Negeri Sipil, dan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa serta penjelasan tentang Polsus dan Tupoksi dari Kepolisian Khusus , dimana Polsus adalah instansi dan/atau Badan Pemerintah yang oleh atau atas kuasa undang-undang diberi wewenang untuk melaksanakan fungsi kepolisian di bidang teknisnya masing-masing , memiliki fungsi melaksanakan fungsi kepolisian khusus dan terbatas dalam rangka penegakan peraturan perundang-undangan di bidang masing-masing dan tugas melaksanakan pengamanan, pencegahan, penangkalan,

& penindakan nonyustisiil sesuai dgn bidang teknisnya masing-masing yg diatur dlm perundang-undangan yg menjadi dasar hukumnya.

4. Lembaga Pemasyarakatan kelas I Kota Makassar

Dalam kamus besar bahasa indonesia, lembaga merupakan badan atau organisasi yang tugasnya mengadakan penelitian atau pengembangan ilmu. Dan disebutkan pada Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang pemasyarakatan “Pemasyarakatan adalah kegiatan untuk melakukan pembinaan warga binaan pemasyarakatan berdasarkan sistem, kelembagaan, dan cara pembinaan yang merupakan bagian akhir dari sistem pemidanaan dalam tata peradilan pidana.

(29)

16

Menurut Sudarto (1993), istilah pemasyarakatan dapat disamakan dengan

“resosialisasi”, dengan pengertian bahwa segala sesuatu tata budaya indonesia.

Sementara menurut Kamus Hukum, lembaga pemasyarakatan adalah suatu lembaga yang berfungsi untuk melaksanakan pembinaan narapidana dan anak didil pemasyarakatan.

Dalam Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan ditentukan bahwa “Sistem Pemasyarakatan adalah suatu tatanan mengenai arah dan batas serta cara pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan berdasarkan Pancasila yang dilaksanakan secara terpadu antara pembina, yang dibina, dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas Warga Binaan Pemasyarakatan agar menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan, dan dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab.

Kemudian dalan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 12 tentang Pemasyarakatan ditegaskan bahwa “Sistem pemasyarakatan diselenggarakan dalam rangka membentuk Warga Binaan Pemasyarakatan agar menjadi manusia seutuhnya, menyadari kesaiahan, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan, dan dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab.”

Lembaga pemasyarakatan di Indonesia tidak terlepas dari sejarah yang menjadi background lembaga tersebut. Pada awalnya, penjara merupakan istilah

(30)

17

yang digunakan untuk tempatt kurungan bagi orang yang telah melakukan kejahatan. Namun saat ini, istilah penjara sudah tidak digunakan dan diganti menjadi lembaga pemasyarakatan atau lapas. Hal ini berdasarkan pandangan Suhardjo, bahwa “tentang hokum sebagai pengayoman, dan dimana diperlukan suatu jalan untuk perlakuan terhadap narapidana dengan carra pemayarakatan sebagai tujuan pidana penjara.

Lembaga Pemasyarakatan (disingkat Lapas) adalah tempat untuk melakukan pembinaan terhadap narapidana. Penghuni Lembaga Pemasyarakatan biasa disebut narapidana (napi) atau Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) bisa juga yang statusnya masih tahanan, maksudnya orang tersebut masih berada dalam proses peradilan dan belum ditentukan bersalah atau tidak oleh hakim. Pegawai negeri sipil yang menangani pembinaan narapidana dan tahanan di lembaga pemasyarakatan kelas 1 makassar. Adapun tugas atau fungsi adari kepenjaraan bukan hanya melaksanakan hukuman, melainkan juga tugas yang jauh lebih berat adalah mengembalikan orang-orang yang dijatuhi pidana ke dalam masyarakat.

Hukum pidana merupakan bagian/ subsistem yang terdiri dari sistem hukum yang terdiri legal substance, legal structure sebagai tujuan pidana di artikan sebagai pemulihan kesatuan hubungan hidup, kehidupan dan penghidupan yang hakiki, yang terjadi antara individu pelanggar hukum dengan masyarakat serta lingkungannya.(farhan hidayat 2005:27).

5. Peneliti Terdahulu

Adapun penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dalam mendukung penelitian ini, di antaranya;

(31)

18

1. Tren penilitian abdul rahman (2015) dengan judul : pembinaan narapidana anak ( study pada lembaga pemasyarakatan kelas 1 di kota makassar).

Tujuan penelitian ini sejauh mana pembinaan narapidana anak, khususnya yang berada dalam lingkup lembaga pemasyarakatan kelas 1 makassar terhadap sistem pembinaan narapidana yang ditempuh pada petugas lapas makassar. Penelitian ini juga ditujukan untuk mengetahui perihal menyangkut tentang pembinaan narapidana anak.

Penelitian ini menggumnakan metode deskriptif kualitatif. Populasi dalam penelitian ini seluruh narapidana anak yang saat ini menjalani masa hukuman dalam lembaga pemasyarakatan kelas 1 makassar berjumlah 112 orang dan pegawai berjumlah adapun sampel yang dipilih sebanyak 6 anak dan pegawai 3 orang di bagian staf pembinaan pem masayarakatan.

Mengenai penanganan pembinaan narapidana.yang menjalani masa hukuman selama 8 bulan penjara berdasarkan vonis pengadilan negri makassar. Penarikan sampel dalam penelitian ini di tempuh dengan teknik wawancara.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa di bidang spritual seperti pembinaan mengaji dan pembinaan ceramah. Dibidang moral/ahlak seperti pembinaan kedisiplinan. Dibidang fisik seperti pembinaan olahraga. Serta dibidang skil/keterampilan kreativitas narapidana dalam membuat karya contoh;

bingkai foto, kapal finis, dan menggambar.

Hal yang membedakan antara penelitian ini dengan penelitian penelitian yang dilakukakan oleh saya terletak pada fokus penelitian dimana Abdul rahman (2015)

(32)

19

menfokuskan pada sejauh mana sistem pembimnaan narapidana anak yang ditempuh para petugas lapas kelas I Kota makassar, sedangkan penulis menfokuskan penelitian pada penerapan fungsi msdm di lapas kelas I Kota makassar agar tercipta sdm yang berkompeten dalam membina narapidana.

2. Tren penelitian oleh Puspitasari (2017) dengan judul; pembinaan narapidana di rumah tahanan negara (studi dirumah tahanan negara kelas IIB Watansoppeng). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembinaan narapidana dirumah tahan kelas IIB watansoppeng dan untuk mengetahui kendala apa yang dihadapi dalam pelaksanaan pembinan narapidana dirumah tahanan negara kelas IIB Watansoppeng.

Penelitian ini dilakukan dirumah tahanan negara kelas IIB watansoppeng.

Data yang diperoleh berasal dari data prier dan data sekunder dengan menggunakan teknik pengumpulan data mwlalui wawancara, dan pengamatan/obserfasi kemudian diolah dan dianalisis berdasarkan rumusan masalah secara kualitatif.

Hasil penelit8ian ini menunjukan bahwapembinaan yang dilakukan dirumah tahanan negara kelas IIB watansoppeng dilaksanakan berdasarkan sistem pemasyarakatan yang telah sesuai dengan undang-undang nomor 12 tahun 1995 tentang pemasyarakatan. Penerapan pembinaan narapidana dirumah tahan negara kelas IIB watansoppeng berdasarkan peraturan pemerintah nomor 31 tahun1999 tentang pembinaan dan pembimbingan warga bina belum dilaksanakan secara efektif. Adapun kendala dalam pelaksanaan

(33)

20

pembinaan narapidana yaitu faktor pendidikan , sarana prasarana, jumlah petugas dan pemasaran hasil keterampilan yang terbatas.

Hal yang membedakan antara penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh saya terletak pada fokus penelitian dimana puspitasari (2017) memfokuskan penelitian pada penerapan pembinaan narapidana dirumah tahanan negara kelas IIB watansoppeng yang berdasarkan peraturan pemerintah no 31 tahun 1999.

sedangkan penulis menfokuskan penelitian pada penerapan fungsi msdm di lapas kelas I kota makassar agar tercipta sdm yang berkompeten dalam membina narapidana.

3. Tren penelitian oleh ovilia felicia dagi (2017) dengan judul pemenuhan hak pelayanan kesehatan terhadap narapidana di lembaga pemasyarakatan klas IIA sungguminasa kabupaten gowa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pemenuhan hak pelayanan kesehatan terhadap narapidana dilembaga pemasayarakatan kelas IIA sungguminasa kabupaten gowa dan untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh aparat lembaga pemasyarakatan dalam melaksanakan pemenuhan hak mendapatkan pelayanan kesehatan terhadap narapidana di lembaga pemasayarakatan klas IIA sungguminasa kabupaten gowa.

Penelitian ini dilaksanakan dilembaga pemasyarakata kelas IIA sungguminasa kabupaten gowa. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan membandinmgkan pelaksanaan pemenuaan hak mendapatkan pelayanan kesehatan di lembaga pemasyarakatan kelas IIA sungguminsa gowa.

(34)

21

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pemenuhan hak mendapatkan pelayanan kesehatan dilembaga pemasyarakatan kelas IIA sungguminasa kabupaten gowa belum cukup baik karena pengadaan dan penyediaan obat yang terbatas, tenaga kerja petugas yang minim, serta peralatan medis yang belum memadai (2) kendala-kendala yang dihadapi oleh aparat lembaga pemasyarakatan dalam melaksanakan pemenuhan hak mendapatkan pelayanan terhadap narapidana dilembaga pemasyarakatan kelas IIA sungguminasa kabupaten gowa adalah fasilitas, kualitas, dan kuantitas pegawai.pembenaan terhadap lapas harus didukung oleh peningkatanh kualitas dan kemampuan aparatnya yang diarahkan untuk lebih profesional, memiliki integrasi , kepribadian sebagai panutan dan moral yang tinggi.

Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh saya terletak pada fokus penelitian dimana Ovilia felycia dagi (2017) memfokuskan penelitian ini pada menganalisis pelaksanaan pemenuhan hak untuk mendapatakan pelayanan kesehatan bagi narapidana. sedangkan penulis menfokuskan penelitian pada penerapan fungsi msdm di lapas kelas I kota makassar agar tercipta sdm yang berkompeten dalam membina narapidana.

B. Kerangka Pikir

Menurut G.R Terry Manajemen sumber daya manusia adalah suatu ilmu atau cara bagaimana bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya atau tenaga kerja yang dimiliki individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapapai tujuan bersama perusahaan atau

(35)

22

karir. Penelitian ini berjudul Penerapan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Meningkatkan Tugas Polisi Khusus Pemasyarakatan di Lapas Kelas I Kota Makassar. Penelitian ini akan dianalisis melalui fungsi MSDM menurut George terry, adapun indikator atau variabelnya yaitu : Planning (perencanaan), Organizaing (Pengorganisasian), Actuating (Menggerakkan), Controlling (Pengawasan). Adapun gambaran bagan sebagai berikut:

Gambar 2.1

Menurut G.R Terry Penerapan Fungsi MSDM dalam

Meningkatkan Tugas POLSUSPAS

Peningkatan Kompetensi Dalam Menjalankan Tupoksi POLSUSPAS di LAPAS Kelas 1

KotaMakassar Organizing

Planning Actuating Controlling

(36)

23 C .Fokus Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan ini terfokuskan pada Penerapan Fungsi MSDM Dalam Meningkatkan Tugas Polisi Khusus Pemasyarakatan (POLSUSPAS) di LAPAS Kelas I Kota Makassar.

Fokus penelitian ini ditempatkan pada Lapas Kelas I Kota Makassar khususnya dalam Penerapan Fungsi MSDM dalam Meningkatkan Tugas Polisi Khusus Pemasyarakatan di Lapas Kelas I Makassar, sehingga SDM dalam hal ini Polsuspas mempunyai kompetensi dalam tupoksinya masing-masing dalam melakukan atau melaksanakan tugas mereka dalam menanggulangi masalah- masalah lainnya yang terjadi di lapas kelas 1 kota Makassar yang sesuai dengan pembahasan sebelumnya di latar belakang, adapun yang menjadi indikator dalam yang akan saya jadikan acuan untuk melakukan penelitian nantinya di lapas yaitu;

Menurut G,R. Terry menyatakan bahwa fungsi-fungsi manajemen sumber daya manuisa meliputi beberapa hal;

a. Planning (perencanaan)

Perencanaan adalah menentukan tujuan-tujuan yang hendak di capai selama satu masa yang akan datang dan apa yang harus di perbuat agar dapat mencapai tujuan-tujuan itu, jadi masalah perencanaan adalah masalah memilih yang terbaik dari beberapa alternatif yang ada.

b. Organizing (Pengorganisasian)

Pengorganisasian merupakan kegiatan dasar manajemen.

Pengorganisasian dilakukan untuk menghimpun dan menyusun seumur

(37)

24

yang disyaratkan dalam rencana, terutama sumber daya manusia.

Sedemikian rupa sehingga kegiatan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan secara efesien dan efektif.

c. Actuating (Menggerakkan)

Actuating diartikan sebagai menggerakkan adalah manajemen untuk membuat orang lain suka dan dapat bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk bekerja sama dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi sesuai dengan rencana dan pengorganisasian.

d. Controling (Mengawasi)

Controling yaitu mengukur pelaksanaan dengan tujuan-tujuan menentukan sebab-sebab penyimpangan-penyimpangan dan mengambil tindakan-tindakan korektif dimana perlu, pengawasan, evaliasi maupun supervisi memiliki arti yang sama, yaitu menilai hasil kerja. Pelaksanaan pengawasan dilakukan oleh pihak-pihak yang kedudukannya lebih senior dari yang melaksanakan pekerjaan atau tugas.

C. Deskripsi Fokus Penelitian

Berdasarkan dari kerangka pikir yang terdapat di atas, maka dapat kita temukian deskripsi fokus penelitian sebagai berikut:

1. Planning (Perencanaan), yaitu berkaitan dengan perencanaan yang menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai selama suatu masa yang akan datang dalam sebuah institusi, seperti di Lapas kelas 1 Kota Makassar, yang dimana kegiatan penyeleksi calon Polsuspas dari awal seharusnya lebih baik seperti memilih jenis jurusan yang memang dibutuhkan dalam organisasi dan

(38)

25

memilih calon yang berintegritas tinggi serta inovatif dan mampu berdedikasi dalam menjalankan tugas, agar nantinya tidak salah penempatan dengan tugas dan fungsinya sehingga kompeten dalam bidang yang di embannya , memilih sebaik mungkin dan melatih tenaga sdm serta menilai performance (unjuk kerjanya) agar memenuhi tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Dengan demikian proses menentukan sasaran, alat, tuntutan-tuntutan, taksiran, pos- pos tujuan, pedoman dan kesepakatan (comitment) yang menghasilkan tenaga kerja atau pegawai yang berkompeten dalam bidangnya untuk membina secara baik narapidana yang ada di Lapas Kelas 1 Kota makassar, agar outcome dari narapidana tersebut berkualitas atau berdayaguna nantinya ketika mereka keluar dari lapas.

2. Organizing (Pengorganisasian), yaitu berkaitan dengan sistem pembagian tugas atau kelompok dari polsuspas itu sendiri yang dilakukan oleh kepala lapas agar lebih efektif dan efisien dalam melakukan berbagai tugas.

Sehingga mereka melakukan berbagai tugas atau kegiatan secara bersama- sama dalam membina narapidana dan saling berkommitmen untuk bekerja secara ikhlas dan penuh dedikasi dalam beranggapan untuk semata-mata mendidik dan memberdayakan narapidana agar ketika keluar narapidana betul-betul bisa berubah dan berdaya guna dimasyarakat. Karena selama ini masih banyak mantan narapidan yang kembali melakukan kebiasaan menyimpang yang pernah mereka lakukan sehingga mereka bisa masuk ke lapas dan direhab.

(39)

26

3. Actuating (Menggerakkan), yaitu berkaitan dengan peran aktif pemimpin atau manajemen yang seharusnya dilakukan oleh kalapas untuk membuat pegawai polsuspas suka dan dapat bekerja secara ikhlas serta bergairah seperti melakukan pengajaran atau pemberian masukan secara langsung kepada bawahan atau pegawai lapas untuk bekerjasama dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi sesuai dengan rencana dan pengorganisasian.

4. Controlling (Pengawasan), yaitu berkaitan dengan pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan dalam hal ini Kalapas dan mengukur pelaksanaan dengan tujuan-tujuan dan menentukan sebab-sebab penyimpangan- penyimpangan yang terjadi seperti penyimpangan yang terjadi di Lapas kelas Kota I Makassar bahwa masih banyaknya penyelundupan barang elektronik yang menjadikan citra Lapas Kelas I Kota Makassar tercemar di masyarakat, serta mengambil tindakan-tindakan korektif atasa permasalahan yang terjadi agar tidak terulamng kembali. Pimpinan atau kalapas Juga harus melakukan evaluasi maupun supervisi dengan tujuan menilai hasil kerja para pegawai lapas agar kejadian-kejadian yang ada di dalam lapas dapat diminimalisir atau bahkan dapat di antisipasi dan melakukan sanksi disiplin bahkan sampai pemberhentian ketika ada pegawai lapas yang kedapatan bekerjasama dengan narapidana dalam melakukan hal-hal yang menyimpang dari yang seharusnya.

(40)

27 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian berlangsung selama selama 2 Bulan. Dimulai dari tanggal 09 november sampai 09 januari 2020. Guna memperoleh data penelitian maka lokasi yang dipilih yaknki Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Kota Makassar. Dengan tujuan untuk mengetahui Bagaimana Penerapan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Tugas Polisi Khusu Pemasyarakatan Di Lapas Kelas I Kota Makassar.

Alasan penentuan lokasi karena peneliti melihat masih banyaknya kasus atau permasalahan-permasalahan yang terjadi di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Kota Makassar yaitu masih adanya penyelundupan-penyeludupan barang elektronik seperti handpone.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Penerapan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Tugas Polisi Khusus Pemasyarakatan Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Kota Makassar berdasarkann permasalahan yang dibahas yaitu permasalahan yang terjadi di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Kota Makassar. Adapun tipe penelitian ini adalah deskriftif kualitatif. Alasan peneliti menggunakan tipe ini adalah untuk menggambarkan secara deskriftif bagaimana penerapan fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia. Deskriftif digunakan

(41)

28

sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan deskrpsi kata-kata tertulis atau lisan dari informan.

C. Sumber Data

Adapun sumber data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang ingin diperoleh adalah data empiris yang di dapatkan dari informan berdasarkan hasil wawancara.

Jenis data yang ingin di peroleh adalah mengenai Penerapan Fungsi Manajemen Sumber Daya Dalam Meningkatkan Tugas Polisi Khusus Pemasayarakatan Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Kota Makassar. Sedangkan data sekunder adalah berupa dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil penelitian yang terwujud laporan dan sebagainya.

D. Informan Penelitian

Informan yang diambil dari lingkungan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Makassar. Tujuan dipilihnya Informan penelitian adalah orang yang menurut peneliti paling banyak mengetahui atau terlibat langsung dalam melaksanakan proses pembinaan terhadap narapidana. Untuk memilih informan dalam penelitian, peneliti mendapatkannya dengan menggunakan metode purposive sampling yang berdasarkan pertimbangan peneliti. Pemilihan informan yang dipilih secara sengaja untuk memperoleh data informasi penelitian (purposive sampling) yang tujuannya untuk mengambil sampel secara subjektif dengan anggapan bahwa sampel yang dipilih merupakan keterwakilan (refresentatif) bagi peneliti, sehingga data yang dikumpulkan akan didapat langsung pada sumbernya

(42)

29

yang dapat dilakukan secara profesional demi keakuratan penelitian. Adapun yang menjadi sumber informasi dalam penelitian yakni;

2. Tabel 3.1 Informan Penelitian

No. Informan Inisial Jabatan

1. Mutzaini Amd.Ip, SH,MH MU Kepala Petugas Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KaKPLP)

2. Jawahir,SH,MH JA Seksi Bimkemas

3. Rusdi RU Staf Seksi Keamanan

4. Emmang EM Narapidana

5. Asrul AS Narapidana

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik dalam mengumpulkan data dengan menggunakan alat bantu buku untuk mencatat informasi serta kamera untuk menjadi bukti yang konkrit mengenai wawancara dengan pihak yang memahami permasalahan dalam hal ini dari KaKPLP Lapas, Bimkes, Staff Seksi Keamanan dan narapidana

b. Observasi

(43)

30

Untuk mendapat gambaran mengenai Penerapan fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Tugas Polisi Khusus Pemasyarakatan Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Kota Makassar maka peneliti melakukan observasi. Dimana peneliti datang di lokasi dan mengamati secara langsung kegiatan yang dilakukan serta mencatat gejala-gejala yang di selidiki.

c. Dokumentasi

Dokumentasi bisa berupa tulisan atau berita dari media online, arsip-arsip tertulis dari dinas yang terkait untuk membantu penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah langkah berikutnya untuk mengelola data dimana data yang di gunakan dikerja dan di manfaatkan sedemikian rupa untuk menyimpulkan persoalan yang diajukan dalam menyusun hasil penelitian. Menurut Miles dan Huberman (Sugiyono, 2017: 247) terdapat 3 (tiga) jenis model yaitu:

1. Reduksi Data (data reduction)

Data yang di peroleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, semakin lama penliti dilapangan, maka jumlah data akan semakin banyak. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data, mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutny, dan mencarinya bila diperlukan.

(44)

31 2. Penyajian Data (data display)

Dalam penelitian kulitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya.

3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi (conclusion drawing and verification) Langkah ketiga dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang di kemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

G. Pengabsahan Data

Salah satu cara yang dilakukan oleh peneliti dalam pengujian kredabilitas data adalah denga triangulasi. Triangulasi dapat di artikan sebagai penegecekan kembali data dan berbagai sumber dengan berbagai tahap dan berbagai waktu.

Menurut Sugiyono, (2017: 274) ada 3 (t BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Objek Penelitian

1. Kondisi Geografis Kota Makassar

Kota Makassar sebagai salah satu daerah Kota di lingkungan Provinsi Sulawesi Selatan, secara yuridis formil didasarkan pada Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah - daerah Tingkat II di Sulawesi, sebagaimana yang tercantum dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

(45)

32

1959 Nomor 74 dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia .Nomor 1822 Selanjutnya Kota Makassar menjadi Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1965, (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 94), dan kemudian berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1965 Daerah Tingkat II Kotapraja Makassar diubah menjadi Daerah Tingkat II Kotamadya Makassar.

Kota Makassar yang pada tanggal 31 Agustus 1971 berubah nama menjadi Ujung Pandang, wilayahnya dimekarkan dari 21 km2 menjadi 175,77 km2 dengan mengadopsi sebagian wilayah kabupaten tetangga yaitu Gowa, Maros, dan Pangkajene Kepulauan, hal ini berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1971 tentang Perubahan Batas-batas Daerah Kotamadya Makassar dan Kabupaten-kabupaten Gowa, Maros dan Pangkajene dan Kepulauan dalam lingkup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.

Pada perkembangan selanjutnya nama Kota Ujung Pandang dikembalikan menjadi Kota Makassar lagi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 1999 tentang Perubahan Nama Kotamadya Ujung Pandang menjadi Kota Makassar, hal ini atas keinginan masyarakat yang didukung DPRD Tk.II Ujung Pandang saat itu, serta masukan dari kalangan budayawan, seniman, sejarawan, pemerhati hukum dan pelaku bisnis. Hingga saat ini Kota Makassar memasuki usia 406 tahun sebagaimana Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2000 yang menetapkan hari jadi Kota Makassar yaitu tanggal 9 Nopember 1597.

2. Sejarah Berdirinya Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Kota Makassar

(46)

33

Pada mulanya Lembaga Pemasyarakatan Klas I Kota Makassar berlokasi di tengah kota tepatnya di jalan Ahmad Yani Makassar, tetapi sejalan dengan berlaku dan diterapkannya sistem Pemasyarakatan sebagai satu-satunya sistem pembinaan warga binaan di Indonesia. Maka berdasarkan pertimbangan-- pertimbangan yaitu bentuk bangunan sudah tidak sesuai dengan sistem pemasyarakatan, sarana dan prasarana yang dibutuhkan bagi pelaksanaan pembinaan narapidana sangat terbatas dan tidak mungkin untuk dikembangkan lagi mengingat letaknya yang ditengah kota, lokasi atau letak Lembaga Pemasyarakatan sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan dan keindahan tata kota yang semakin meningkat. Untuk menghindari warga binaan dan pikiran atau keinginan-keinginan negatif mengingat letak Lembaga Pemasyarakatan berada di pertengahan atau berdekatan dengan pusat pertokoan dan perkantoran serta berdekatan dengan pusat hiburan.

Dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka pada tanggal 16 Oktober 1975 Lembaga Pemasyarakatan yang lama tersebut dipindahkan kepinggiran kota, tepatnya di jalan Sultan Alauddin Makassar yang pemakaiannya diresmikan oleh Walikota Ujung Pandang pada waktu itu, yaitu H. M. Dg.

Patompo.Pada awal berdirinya dan penggunaannya Lembaga Pemasyarakatan Klas I Makassar mempunyai sarana dan prasarana yang terdiri dari : 7 ruang kantor, 4 blok hunian untuk warga binaan dan tahanan, 1 blok pengasingan dan 1 ruang peribadatan.

3. Kondisi Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Kota Makassar

(47)

34

Pada akhir Oktober 1983, Lembaga Pemasyarakatan Klas I Kota Makassar telah memiliki sarana dan prasarana fisik yang memadai bagi pelaksanaan pembinaan narapidana, antara lain sarana perkantoran, yang terdiri dari dua unit masing-masing unit terdiri dari beberapa ruang kantor, sarana perawatan, yang terdiri dari satu untuk balai pengobatan dan satu unit dapur, sarana peribadatan, yang terdiri dari satu bangunan mesjid dan satu bangunan gereja, sarana pendidikan, yang terdiri dari tiga ruang belajar dan ruang perpustakaan, sarana kerja, yang terdiri dari satu aula bengkel kerja, tiga ruangan bengkel kerja, tanah pertanian yang terletak disamping kiri dan kanan tembok luar Lembaga Pemasyarakatan, sarana olah raga, yang terdiri dari satu lapangan sepak bola, satu lapangan bulu tangkis, dua lapangan bola volley, dua lapangan sepak takraw dan dua meja tenis meja, sarana sosial, terdiri dari tempat kunjungan keluarga, aula pertemuan, dan ruang konsultasi/interview, sarana transportasi, terdiri dari empat mobil dinas.

Selanjutnya pada tahun 1999 Lembaga Pemasyarakatan Klas I Makakssar mengalami musibah kebakaran dan menghanguskan hampir seluruh bangunan yang ada. Dan pada tahun 2000 Lembaga Pemasyarakatan Klas I Kota Makassar melaksanakan proyek rehabilitasi phisik.

Hingga akhirnya pada saat ini bangunan Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Kota Makassar dengan prototype bangunan Lapas standar yaitu Blok hunian yang terdiri dari 9 blok bertingkat, disebelah kiri dan kanan atau depannya terdapat lapangan sepak bola/volley dan bisa juga digunakan untuk tempat senam serta lapangan upacara. Bagian belakang membentang bangunan untuk bengkal

(48)

35

kegiatan kerja dan gudang hasil produksi, dibagian depan membentang bangunan kantor tidak bertingkat yang ditepi-tepinya terdapat pintu gerbang (Portir) serta pertamanan di antara ruang–ruang perkantoran yang berhadapan. Pos penjagaan yang terletak diatas dinding terdapat 6 buah yang berjarak 60 M s/d 80 M satu sama lain. Sedangkan didalam Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Makassar terdapat 1 ruang untuk sandera pajak, Ruang dokter dan klinik rawat inap 2 buah, Ruang keterampilan dan ruang pendidikan, 1 bangunan Mesjid, 1 bangunan gereja, Dapur dan gudang beras, Tempat besukan berada dibelakang pintu IV pada tempat yang rimbun.

Adapun luas bangunan blok hunian Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Makassar dapat dilihat pada table berikut.

Tabel 4.1 Luas bangunan Blok Hunian

Blok Hunian Luas Bangunan Jumlah

A 528,44 M2 X 2 1.056,88 M2

B 528,44 M2 X 2 1.056,88 M2

C 528,44 M2 X 2 1.056,88 M2

D 528,44 M2 X 2 1.056,88 M2

E 528,44 M2 X 2 1.056,88 M2

F 240 M2 Lt.1 240 M2 Lt.1

G 528,44 M2 X 2 1.056,88 M2

H 528,44 M2 X 2 1.056,88 M2

(49)

36

I 528,44 M2 X 2 1.056,88 M2

Jumlah Keseluruhan

8.695,04 M2

Sumber: Bagian Umum Lapas Kelas I Makassar 9 Desember 2019

Sesuai dengan tebel diatas, Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Kota Makassar Memiliki 9 blok Hunian, setiap Blok Hunian mempunyai luas sebesar 1.056,88 M2. Hanyak Blok F yang memiliki luas yang berbeda yaitu sebesar 240 M2 dikarenakan digabung dengan lantai 1.

4. Kapasitas Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Kota Makassar

Kapasitas Lembaga Pemasyarakatan Klas I Kota Makassar saat ini bisa menampung penghuni 740 orang. Pada tanggal 9 Desember 2019 jumlah penghuni lapas sebanyak 991 orang, jumlah tahanan sebanyak 239 0rang, sedangkan jumlah narapidana sebanyak 732 orang, pidana mati sebanyak 4 orang, seumur hidup 18 orang, serta teroris 2 orang. Hal ini mengakibatkan Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Kota Makassar sedang over kapasitas sebanyak 251 orang. Adapun keadaan warga binaan pemasyarakatan Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Kota Makassar pada tanggal 9 Desember 2019 dapat dilihat pada tabel berikut;

Tabel 4.2

Jumlah WBP Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Kota Makassar

STATUS JENIS KELAMIN

LAKI-LAKI PEREMPUAN

NARAPIDANA

Seumur Hidup 18 -

(50)

37

B.1 660 -

B.II a 39 -

B.II b 2 -

B.III k - -

B.III s 5 -

JUMLAH 732

TAHANAN

A.I 13 -

A.II 66 -

A.III 114 -

A.IV 40 -

A.V 6 -

JUMLAH 239

PIDANA MATI 4 -

Terorris 2 -

JUMLAH

KESELURUHAN

991

Sumber: Bag. Registrasi Lapas Kelas I Kota Makassar,9 Desember 2019 Keterangan:

- A.I : Tahanan Kepolisian - A.II : Tahanan Kejaksaan

- A.III : Tahanan Pengadilan Negeri - A.IV : Tahanan Pengadilan Tinggi - A.V : Tahanan Mahkamah Agung - B.I : Pidana 1 Tahun Keatas

- B.IIa : Pidana 3 bulan hingga 1 tahun - B.IIb : Pidana 3 bulan kebawah - B.IIIk : Pidana kurungan

- B.IIIs : Pidana bersyarat

Sesuai dengan tabel diatas, dapat diketahui bahwa jumlah penghuni lapas warga binaan pemasyarakatan sejumlah 991 orang, dengan jumlah narapidana

(51)

38

sebanyak 732 orang, sedangkan tahanan sebanyak 239 orang, jumlah seumur hidup sebanyak 18 orang, pidana mati 4 orang, dan terroris sebanyak 2 orang.

Selanjutnya Jumlah narapidana berdasarkan Blok dan Kamar pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Kota Makassar dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3

Rekap Jumlah WBP Lantai 1 Blok

A1 B1 C1 D1 E1 F G1 H1 I1

Kamar

1. 3 3 2 2 2 3 2 4

2. 3 8 8 7 3 8 10 11

3. 3 8 7 10 1 9 2 11

4. 3 10 8 7 2 9 10 12

5. 3 12 13 8 2 8 10 12

6. 4 9 10 8 2 9 10

7. 3 9 9 9 4 2 9 9 8

8. 3 3 4 4 1 3 5

9. 2

10. 3 2

11. 4 2

12. 4 2

13. 5 2

14. 13 1

15. 5 4

16. 2

Jumlah 61 62 61 55 5 29 58 43 74

Sumber: Bag. Registrasi Lapas Kelas I Kota Makassar, 9 Desember 2019

Tabel 4.4

Rekap Jumlah WBP Lantai 2 Blok

A2 B2 C2 D2 E2 G2 H2 I2

Kamar

1. 5 3 3 1 3 2 3 3

2. 4 9 8 13 12 10 11 11

3. 3 10 9 10 12 10 10 10

4. 5 9 10 10 12 11 11 12

5. 5 10 10 11 15 11 10 11

6. 3 9 10 10 13 10 11 11

(52)

39

7. 3 9 10 9 11 10 9 11

8. 3 4 5 7 6 2 5 3

9. 1

10. 3

11. 4

12. 3

13. 10

14. 1

15.

16.

Jumlah 53 63 65 71 84 67 68 72

Sumber: Bag. Registrasi Lapas Kelas I Kota Makassar, 9 Desember 2019 Sesuai dengan tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah blok hunian di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Kota Makassar sebanyak 9 blok dengan jumlah kamar sebanyak 16 kamar. Pada tabel diatas menunjukkan banyak kamar yang kosong, hal ini disebabkan oleh perbaikan kamar. Untuk blok A1 dan A2 merupakan kamar kecil dan ditempati oleh narapidana mati, seumur hidup dan teroris, Sedangkan untuk kamar 1 di tempati oleh komandan blok atau biasa disebut tamping blok/keamanan. Tiap-tiap kamar Normalnya dihuni maksimal 8 orang.

Petugas Pemasyarakatan atau dulunya disebut dengan istilah sipir penjara merupakan Pegawai negeri sipil yang menangani pembinaan narapidana dan tahanan di Lembaga Pemasyarakatan. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia memberikan defenisi tentang Petugas pemasyarakatan yaitu merupakan pegawai negeri sipil di lingkungan kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang menyelenggarakan tugas dan fungsi di bidang pemasyarakatan.

Pasal 8 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan menegaskan bahwa “Petugas Pemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat 1 merupakan Pejabat Fungsional Penegak Hukum yang melaksanakan

Gambar

Tabel 4.1  Luas bangunan Blok Hunian
Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi
Gambar 4.2 Bagan Alur Masuknya Narapidana
Gambar 4.3 Bagan Alur Keluarnya Narapidana  9.   Alur Kunjungan
+6

Referensi

Dokumen terkait

r-.'-:eeision-1 -"e i'esults of 156 students of BBA, MBA, EMBA, CSE and English in the faculties of Business .idmrr stration Modern Science and Arts and Modern Language authenticated