• Tidak ada hasil yang ditemukan

penerapan metode activity based costing

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "penerapan metode activity based costing"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

95 PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING

DALAM PENENTUAN TARIF RAWAT INAP

(STUDI KASUS PADA RSUD KONDOSAPATA KABUPATEN MAMASA)

Risa Rukmana

STIE Tri Dharma Nusantara Makassar Email : [email protected] ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan penerapan metode Activity Based Costing (ABC) dalam kaitannya dengan penentuan tarif jasa rawat inap pada RSUD Kondosapata Kabupaten Mamasa. Sumber data yang digunakan data primer dan data sekunder. Jenis data yang digunakan data kualitatif dan data kuantitatif. Metode analisis yang digunakan metode deskriptif komparatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tarif rawat inap pada RSUD Kondosapata lebih rendah dibandingkan dengan tarif rawat inap dengan menggunakan metode Activity Based Costing (ABC).

Kata Kunci : Activity Based Costing

Risa Rukmana

STIE Tri Dharma Nusantara Makassar Email : [email protected] ABSTRACT

This study aims to determine the comparison of the application of the Activity Based Costing (ABC) method in relation to the determination of inpatient services rates in RSUD Kondosapata Mamasa District. The data source used is primary data and secondary data. The type of data used is qualitative data and quantitative data. The analytical method used is comparative descriptive method. The results showed that inpatient rates at the RSUD Kondosapata Mamasa District were lower than inpatient rates using the Activity Based Costing (ABC) method.

Key Words : Activity Based Costing

PENDAHULUAN

Rumah sakit adalah salah satu organisasi yang memberikan jasa pelayanan sosial di bidang klinis, selain itu rumah sakit juga merupakan organisasi nirlaba (non profit). Tugas utama rumah sakit adalah memberi jasa pengobatan, perawatan dan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang diberikan rumah sakit mendapat imbalan jasa (penghasilan). Salah satu pelayanan kesehatan dalam hal ini adalah rawat inap. Pasien yang mendapatkan pelayanan rawat inap dibebankan tarif yang berbeda- beda di setiap kelasnya. Penentuan tarif jasa rawat inap merupakan suatu keputusan yang sangat penting, karena dapat mempengaruhi profitabilitas suatu rumah sakit.

Dengan adanya berbagai macam fasilitas pada tarif jasa rawat inap, serta jumlah biaya overhead yang tinggi, maka semakin menuntut ketetapan dalam pembebanan biaya yang sesungguhnya (Budiman, 2012). Rumah sakit memerlukan suatu strategi yang dapat membantu meningkatkan daya saing yang unggul dan dapat melakukan efisiensi dalam melakukan aktivitasnya. Efisiensi dapat dicapai dengan melakukan aktivitas yang bernilai tambah (value added activity) secara lebih baik dengan menghilangkan aktivitas yang tidak bernilai tambah (non value added) dan pemborosan lainnya. Oleh karena itu rumah sakit dalam penentuan tarif jasa rawat inap harus kompetitif dan melakukan efisiensi biaya agar dapat memenangkan persaingan dengan

(2)

96 cara menentukan tarif yang lebih rendah dan kualitas atau jasa yang lebih tinggi dari pada pesaing, dan hal tersebut dapat dilakukan dengan menghitung secara akurat biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan oleh perusahaan (Saputri, 2012).

Penelitian ini memilih RSUD Kondosapata Kabupaten Mamasa sebagai objek penelitian karena RSUD Kondosapata Kabupaten Mamasa menghitung tarif rawat inap atas dasar unit cost. Perhitungan unit cost dilakukan secara terpisah untuk setiap jenis kelas rawat inap. Cara perhitungan yakni dengan menjumlahkan biaya tetap, biaya semi variabel, dan biaya variabel sehingga diperoleh total biaya, kemudian total biaya akan dibagi dengan jumlah hari rawat inap. Penelitian ini ingin melihat perbandingan antara perhitungan rawat inap yang digunakan oleh RSUD Kondosapata Kabupaten Mamasa dengan perhitungan tarif rawat inap dengan menggunakan metode berdasarkan aktivitas Activity Based Costing (ABC).

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah apakah tarif rawat inap RSUD Kondosapata telah menggunakan metode Activity Based Costing (ABC)?

TINJAUAN PUSTAKA Konsep Biaya

Semua biaya atau beban yang dikeluarkan untuk memperolehnya atau telah memberi manfaat merupakan pengorbanan sumber daya ekonomi suatu perusahaan (Masiyah, 2009). Biaya dan beban memiliki arti yang berbeda. Biaya (cost) adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan beban (expense) adalah expired cost yaitu pengorbanan yang diperlukan atau dikeluarkan untuk merealisasi hasil, beban ini dikaitkan dengan revenue pada periode yang berjalan (Mulyadi, 2005).

Lebih lanjut biaya diartikan sebagai sumber daya yang keluarkan untuk tujuan tertentu.

(Blocher et al, 2014).

Akuntansi Biaya

Bustamin (2009), menyatakan akuntansi biaya adalah bidang ilmu akuntansi yang mempelajari bagaimana mencatat, mengukur dan melakukan pelaporan biaya yang digunakan. Lebih lanjut akuntansi biaya dapat digunakan unuk membantu manajemen dalam melaksanakan tugasnya baik berkaitan dengan pengumpulan, penyajian, dan analisis yang berhubungan dengan biaya, selain itu juga dapat digunakan manajemen dalam membuat anggaran, pengendalian, penentuan harga, penentuan laba, pemilihan alternatif untuk pengambilan keputusan (Siregar, 2014). Sehingga akuntansi biaya dapat digunakan untuk menghasilkan informasi biaya yang diperlukan oleh manajemen untuk memenuhi berbagai macam tujuan.

Activity Based Costing

Metode Activity Based Costing (ABC) merupakan pendekatan perhitungan biaya yang membebankan biaya sumber daya ke objek biaya seperti produk, jasa, atau pelanggan berdasarkan aktivitas yang dilakukan untuk objek biaya (Blocher et al, 2014).

Activity Based Costing (ABC) adalah suatu sistem akuntansi yang berfokus pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk menghasilkan produk atau jasa (Indra Bastian, 2013). Dalam metode Activity Based Costing (ABC) terlebih dahulu harus mengidentifikasi setiap aktivitas yang terjadi. Aktivitas ini yang menjadi penghimpunan biaya. Sedangkan setiap aktivitas (kejadian atau kegiatan) yang memicu biaya disebut cost driver yakni bertindak sebagai faktor penyebab dalam pengeluaran biaya. Dalam Activity Based Costing (ABC), biaya ditelusuri ke aktivitas dan kemudian ke produk.

Ada tiga tahap dalam pengembangan sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (Blocher, et al, 2014).

(3)

97 1. Mengidentifikasi biaya sumber daya dan aktivitas.

2. Membebankan biaya sumber daya ke aktivitas.

3. Membebankan biaya aktivitas ke objek biaya.

Manfaat dan Keterbatasan Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

1. Pengukuran profitabilitas yang lebih baik, Activity Based Costing (ABC) menyajikan biaya produk yang lebih akurat dan informatif.

2. Pengambilan keputusan yang lebih baik, Activity Based Costing (ABC) menyajikan pengukuran yang lebih akurat.

3. Perbaikan proses, Activity Based Costing (ABC) menyediakan informasi untuk mengidentifikasi bidang-bidang dimana perbaikan proses dibutuhkan.

4. Estimasi Biaya.

5. Biaya dari kapasitas yang digunakan.

Selain manfaat yang didapatkan dari perhitungan biaya berdasarkan aktivitas, Activity Based Costing (ABC) juga memiliki keterbatasan.

1. Alokasi, beberapa biaya dialokasikan secara sembarangan.

2. Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan cukup sulit dan terlalu banyak metode pengumpulan biaya untuk menggunakan sistem Activity Based Costing (ABC).

3. Sistem ini melaporkan biaya dengan membebankan pada suatu periode penuh dan tidak mempertimbangkan amortisasi long term payback expense.

4. Memerlukan biaya yang mahal dan waktu yang lama.

METODE PENELITIAN Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif komparatif yakni membandingkan dan menjelaskan berbagai kondisi, situasi dan variabel yang timbul pada objek penelitian berkaitan dengan perhitungan tarif rawat inap pada RSUD. Kondosapata Kabupaten Mamasa.

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada RSUD. Kondosapata Kabupaten Mamasa yang terletak di Jalan Poros Mamasa-Polewali, Kecamatan Balla, Kabupaten Mamasa.

Jenis Data

1. Data kuantitatif adalah data-data berupa angka seperti laporan keuangan yang ada pada RSUD. Kondosapata Kabupaten Mamasa khususnya laporan laba rugi.

2. Data kualitatif adalah data yang diperoleh dari objek penelitian berupa informasi baik lisan maupun tulisan.

Sumber Data

1. Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan dengan melalui wawancara langsung dengan pihak manajemen RSUD. Kondosapata Kabupaten Mamasa.

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil data dokumentasi dari berbagai informasi tertulis mengenai situasi dan kondisi yang berkaitan dengan penelitian ini.

Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu :

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research), yakni mengumpulkan teori dari referensi, serta penelitian yang berhubungan dengan objek penelitian ini.

2. Penelitian Lapangan (Field Research), yakni meninjau langsung ke tempat yang menjadi objek penelitian dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif komparatif, yakni membandingkan dan menjelaskan perhitungan tarif rawat inap pada

(4)

98 RSUD. Kondosapata Kabupaten Mamasa dengan metode Activity Based Costing (ABC).

Ada tiga tahap yang dilakukan dalam menghitung tarif rawat inap dengan menggunakan metode Activity Based Costing (ABC) yakni :

1. Tahap Pertama

Mendokumentasi data-data tentang daftar tarif rawat inap yang digunakan oleh pihak RSUD Kondosapata Kabupaten Mamasa.

2. Tahap Kedua

Menghitung tarif rawat inap dengan pengumpulan biaya dalam cost pool yang memiliki aktivitas homogen, dengan cara :

a. Mengidentifikasi dan menggolongkan biaya ke dalam berbagai aktivitas.

Mengklasifikasi aktivitas biaya ke dalam berbagai tingkat aktivitas, yakni terdiri dari : unit level aktivitas, product sustaining activities dan facility sustaining activities.

b. Mengidentifikasi cost driver yang dimaksudkan untuk memudahkan dalam penentuan tarif per unit cost driver.

Menentukan tarif per unit cost driver yang artinya biaya per unit cost driver dihitung untuk suatu aktivitas. Tarif per unit cost driver dapat dihitung dengan rumus :

Tarif/unit cost driver = jumlah aktivitas cost driver

c. Penelusuran dan pembebanan biaya aktivitas ke masing-masing produk yang digunakan cost driver. Pembebanan biaya overhead pada setiap aktivitas dihitung dengan rumus :

BOP yang dibebankan = Tarif/unit cost driver x cost driver yang dipilih (Supriyono, 2002).

3. Tahap Ketiga

Membandingkan tarif rawat inap RSUD Kondosapata Kabupaten Mamasa berdasarkan metode Activity Based Costing (ABC) dengan metode harga pokok tradisional kemudian menganalisis tarif rawat inap antara kedua tarif tersebut dan membuat kesimpulan.

HASIL PENELITIAN

Dalam penentuan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan metode Activity Based Costing (ABC), dibutuhkan data-data yang berhubungan dengan jasa rawat inap, diantaranya biaya rawat inap, data pendukung jumlah pasien rawat inap, lama hari pasien rawat inap, jumlah kamar rawat inap per kelas. Tarif untuk rawat inap pada RSUD Kondosapata Kabupaten Mamasa diberikan berdasarkan ketentuan pemerintah.

Tujuannya adalah diharapkan terjadi subsidi silang di rumah sakit swasta dan swadana.

Tarif untuk rumah sakit daerah tentu saja dapat subsidi dari pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah. Adapun tarif rawat inap berdasarkan kelas yang ada pada RSUD Kondosapata Kabupaten Mamasa adalah :

Tabel 1.

Tarif Rawat Inap RSUD Kondosapata No Tipe Kamar Tarif/Hari (Rp)

1 Kelas VIP 250.000

2 Kelas I 180.000

3 Kelas II 150.000

4 Kelas III 100.000

Sumber : RSUD Kondosapata (2018)

(5)

99 Tabel 2.

Lama Hari Pasien Rawat Inap RSUD Kondosapata

Bulan Kelas

VIP I II III

Januari 80 110 332 221

Februari 53 156 217 312

Maret 73 112 215 224

April 100 107 306 214

Mei 75 155 230 311

Juni 61 139 238 278

Juli 59 162 153 323

Agustus 67 213 222 427

September 61 123 158 246

Oktober 62 237 208 473

November 37 139 103 278

Desember 53 135 202 278

Jumlah 781 1.788 2.584 3.585 Sumber : RSUD Kondosapata (2018)

Tabel 3.

Jumlah Pasien Rawat Inap RSUD Kondosapata

Bulan Kelas

VIP I II III

Januari 33 71 134 59

Februari 30 88 97 96

Maret 35 77 87 94

April 52 57 99 79

Mei 40 79 74 102

Juni 30 91 91 83

Juli 37 103 69 121

Agustus 29 87 112 130

September 30 55 76 97

Oktober 35 112 98 113

November 20 65 55 67

Desember 36 70 65 81

Jumlah 407 995 1.057 1.122

Sumber : RSUD Kondosapata (2018)

Perhitungan biaya berdasarkan metode Activity Based Costing (ABC) Tabel 4.

Perhitungan Tarif Rawat Inap Kelas VIP Aktivitas

Tarif/Unit Cost Driver

(Rp)

Driver Jumlah (Rp) Aktivitas Pelayanan

Administrasi dan Umum 37.632,74 407 orang 15.316.525,18 Aktivitas Pelayanan

Perawatan Pasien 74.158,85 781 hari 57.918.061,85 Aktivitas Visit Dokter 52.872,51 781 hari 41.239.403,31

Aktiva Penginapan Pasien 34.592.616

(6)

100 Aktivitas Pelayanan

Pencucian (Laundry) 4.917,13 407 orang 2.001.217,91 Aktivitas Pelayanan

Pembersihan Kamar 20.864,89 120 m2 2.503.786,8 Aktivitas Pelayanan

Pemberian Makanan 100.536,26 781 hari 78.518.819,06 Aktivitas Pemeliharaan Bangunan 166.751.226

120 1.584

= 0.075

12.632.666,63 Total Biaya Aktivitas Dibebankan ke Kelas VIP 244.177.179,74

Jumlah Hari Pakai 781 hari

Tarif Rawat Inap per Kamar Kelas VIP 312.646,83 Sumber : data diolah (2019)

Tabel 5.

Perhitungan Tarif Rawat Inap Kelas I Aktivitas

Tarif/Unit Cost Driver

(Rp)

Driver Jumlah (Rp) Aktivitas Pelayanan

Administrasi dan Umum 37.632,74 995 orang 37.444.576,3 Aktivitas Pelayanan

Perawatan Pasien 74.158,85 1.788 hari 132.596.023,8 Aktivitas Visit Dokter 52.872,51 1.788 hari 94.536.047,88

Aktiva Penginapan Pasien 45.601.706

Aktivitas Pelayanan

Pencucian (Laundry) 4.917,13 995 orang 4.892.544,35 Aktivitas Pelayanan

Pembersihan Kamar 20.864,89 160 m2 3.338.382,4 Aktivitas Pelayanan

Pemberian Makanan 100.536,26 1.788 hari 179.758.832,88 Aktivitas Pemeliharaan Bangunan 166.751.226

160 1.584

= 0.101

16.843.558,18 Total Biaya Aktivitas Dibebankan ke Kelas I 499.852.471,79

Jumlah Hari Pakai 1.788 hari

Tarif Rawat Inap per Kamar Kelas I 279.599,54 Sumber : data diolah (2019)

Tabel 6.

Perhitungan Tarif Rawat Inap Kelas II Aktivitas

Tarif/Unit Cost Driver

(Rp)

Driver Jumlah (Rp) Aktivitas Pelayanan

Administrasi dan Umum 37.632,74 1.057

orang 39.777.806,18 Aktivitas Pelayanan

Perawatan Pasien 74.158,85 2.584 hari 191.626.468,4 Aktivitas Visit Dokter 52.872,51 2.584 hari 94.536.047,88

Aktiva Penginapan Pasien 29.801.032,2

Aktivitas Pelayanan 4.917,13 1.057 5.197.406,41

(7)

101

Pencucian (Laundry) orang

Aktivitas Pelayanan

Pembersihan Kamar 20.864,89 240 m2 4.256.437,56 Aktivitas Pelayanan

Pemberian Makanan 100.536,26 2.584 hari 259.785.695,84 Aktivitas Pemeliharaan Bangunan 166.751.226

240 1.584

= 0.129

21.475.536,68 Total Biaya Aktivitas Dibebankan ke Kelas II 688.542.946,11

Jumlah Hari Pakai 2.584 hari

Tarif Rawat Inap per Kamar Kelas II 266.463,98 Sumber : data diolah (2019)

Tabel 7.

Perhitungan Tarif Rawat Inap Kelas III Aktivitas

Tarif/Unit Cost Driver

(Rp)

Driver Jumlah (Rp) Aktivitas Pelayanan

Administrasi dan Umum 37.632,74 1.122

orang 42.223.934,28 Aktivitas Pelayanan

Perawatan Pasien 74.158,85 3.585 hari 265.859.477,25 Aktivitas Visit Dokter 52.872,51 3.585 hari 189.547.948,35

Aktiva Penginapan Pasien 5.653.533,70

Aktivitas Pelayanan

Pencucian (Laundry) 4.917,13 1.122

orang 4.892.544,35 Aktivitas Pelayanan

Pembersihan Kamar 20.864,89 436 m2 9.097.092,04 Aktivitas Pelayanan

Pemberian Makanan 100.536,26 3.585 hari 360.422.492,10 Aktivitas Pemeliharaan Bangunan 166.751.226

436 1.584

= 0.275

21.475.536,68 Total Biaya Aktivitas Dibebankan ke Kelas III 688.542.946,11

Jumlah Hari Pakai 3.585 hari

Tarif Rawat Inap per Kamar Kelas III 257.802,00 Sumber : data diolah (2019)

Untuk melihat hasil perbandingan perhitungan tarif rawat inap RSUD Kondosapata Kabupaten Mamasa dengan perhitungan biaya dengan metode Activity Based Costing (ABC) berikut disajikan tabel perbandingan antara kedua metode perhitungan tarif rawat inap.

Tabel 8.

Perbandingan Tarif Rawat Inap

Kelas Tarif RS (Rp) Tarif ABC (Rp) Selisih Hasil Perbandingan VIP 250.000 312.646,83 62.646,83 Lebih Mahal

I 180.000 279.599,54 99.599,54 Lebih Mahal

II 150.000 266.463,98 116.463,98 Lebih Mahal III 100.000 257.802,00 157.802,00 Lebih Mahal

Pada metode akuntansi biaya tradisional, biaya overhead pada masing-masing produk hanya dibebankan pada satu cost driver saja, yaitu jumlah hari rawat inap pasien

(8)

102 sehingga dalam perhitungan harga pokok tidak memperoleh hasil yang tepat. Akibatnya cenderung terjadi distorsi pada pembebanan biaya overhead. Sedangkan pada metode Activity Based Costing (ABC), biaya overhead pada masing-masing produk dibebankan pada banyak cost driver. Sehingga dalam metode Activity Based Costing (ABC), telah mampu mengalokasikan biaya aktivitas ke setiap kamar secara tepat berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas, yaitu : jumlah hari rawat inap, jumlah pasien dan luas ruang per kelas sehingga perhitungan harga pokok dan harga jual jasa lebih tepat dan akurat, sehingga mempermudah bagi pengguna data keuangan seperti, para manajer untuk membuat keputusan yang tepat dalam mengendalikan biaya ke sistem operasional pelayanan dan mengevaluasi kinerja manajer rumah sakit. Dan metode Activity Based Costing (ABC) pun tidak menjamin kalau hasilnya lebih murah, tetapi metode Activity Based Costing (ABC) hanya dapat menjamin menghindari terjadinya undercosting atau overcosting.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa perhitungan tarif rawat inap yang digunakan oleh RSUD Kondosapata menyebabkan distorsi biaya karena hanya menggunakan satu cost driver dalam menentukan tarif yaitu jumlah hari rawat inap pasien. Hal ini menyebabkan tarif rawat inap yang dikenakan ke pasien lebih murah sedangkan metode Activity Based Costing (ABC) menggunakan beberapa cost driver, yaitu jumlah pasien, jumlah hari dan luas kamar untuk semua aktivitas yang dilakukan. Sehingga hal ini menyebabkan tarif rawat inap dengan metode Activity Based Costing (ABC) lebih mahal.

Saran

Adapun saran yang diberikan dalam penelitian ini adalah pihak rumah sakit sebaiknya mengklasifikasi aktivitas biaya ke dalam berbagai aktivitas terlebih dahulu, agar lebih mudah dalam melakukan analisa serta lebih akurat mengetahui semua aktivitas yang menimbulkan biaya pada rawat inap. Khusus untuk RSUD Kondosapata, data ini dijadikan referensi penentuan tarif metode Activity Based Costing (ABC) dalam menentukan tarif rawat inap oleh pihak manajemen, sehingga dalam pengajuan bantuan anggaran untuk RSUD Kondosapata sesuai dengan kebutuhan.

DAFTAR PUSTAKA

Budiman, Riadi. 2012. Implementasi Metode Activity Based Costing System dalam Menentukan Besarnya Tarif Rawat Inap. Jurnal Elkha, Vol. 4, No. 2, Oktober 2012.

Bustami, Nurlela. 2009. Akuntansi Biaya Tingkat Lanjut Kajian Teori dan Aplikasi.

Graha Ilmu. Yogyakarta.

Blocher, Edward J, Stout, David E., Cokins, Gary. 2014. Manajemen Biaya (Penekanan Strategis). Jakarta : Salemba Empat.

Saputri, Dani. 2012. Penerapan Metode Activity Based Costing dalam Menentukan Tarif Jasa Rawat Inap pada RS Hikmah. Skripsi. Makassar : Universitas Hasanuddin Makassar.

Supriyono, R. A. 2002. Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen. Cetakan Kedua.

Yogyakarta : BPFE.

Masiyah Kholmi dan Yuningsih. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi Revisi. Malang : UMM Press.

Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya. Edisi 5. Yogyakarta : UPP STIM YKPN.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini membandingkan perhitungan biaya metode tradisional dengan perhitungan biaya berdasar aktivitas (ABC) dalam menentukan tarif kamar rawat inap pada Rumah Sakit

permasalahan tarif yang telah dilakukan di instalasi rawat inap RSUD Kayuagung dengan menggunakan metode penghitungan biaya berdasarkan aktivitas ( activity based

Hasil penelitian menunjukan bahwa dari perhitungan tarif rawat inap dengan menggunakan activity based costing system, apabila dibandingkan dengan tarif yang digunakan oleh

Metode ABC sangat direkomendasi sebagai metode dalam perhitungan tarif jasa rawat inap di rumah sakit, karena menggunakan pemicu biaya (cost driver) berdasarkan pada aktivitas

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perhitungan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan metode Activity Based Costing System memberikan hasil yang

Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya distorsi biaya rawat inap dan menghasilkan informasi yang kurang akurat sebagai dasar dalam menentukan tarif rawat inap, oleh

Kedua melakukan analisis tarif rawat inap rumah sakit dan mengidentifikasi aktivitas dengan menggunakan rumus sebagai berikut : “ Tarif per unit = Total Biaya Aktivitas /

45 Perhitungan Metode Activity Based Costing untuk Menentukan Tarif Kamar Rawat Inap pada RSUD HAMBA Kabupaten Batanghari Anjeli Putri Rahmadani1, Evada Dewata2*, Firmansyah3 ,