PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS KARANGAN
DESKRIPSI PADA SISWA KELAS V-4 SD NEGERI MANGKURA II MAKASSAR
SKRIPSI
MARIANA ASTRID MINJA NIM 4512103010
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR 2016
PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS KARANGAN
DESKRIPSI PADA SISWA KELAS V-4 SD NEGERI MANGKURA II MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Serjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh
MARIANA ASTRID MINJA NIM 4512103010
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR 2016
Tuhan segalanya bagiku, yang telah memberiku rahmat hidup, bakat atau talenta, iman, dan ilmu sepanjang menapaki siarah hidupku di dunia ini, kendatipun banyak cobaan yang hadir sebagai seni variasi hidup yang kujalani.
Berhentilah mengutuk kegelapan Alangkah baiknya nyalakan lilin Karena kuyakin
Sedikit sinar yang dipancarkan oleh lilin Mampu memberikan cahaya
PERSEMBAHAN...
Skripsi ini kupersembahkan kepada semua keluarga, khususnya kepada yang tercinta Bapak Kanisius Japung, Ibu Fabiola Miming, Adikku tersayang Nasarius Salsus Yadus dan Yulianus Salsus Jadur, serta Almamaterku.
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Penerapan Metode Field Trip Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Menulis Karangan Deskripsi pada Siswa Kelas V-4 SD Negeri Mangkura II Makassar”
beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, bukan karya hasil plagiat. Saya siap menanggung risiko/sanksi apabila ternyata ditemukan adanya perbuatan tercela yang melanggar etika dan keilmuan dalam karya saya ini, termasuk adanya klaim dari pihak lain terhadap keaslian dari karya saya ini.
Makassar, 17 Maret 2016 Yang membuat pernyataan,
Mariana Astrid Minja
iv
ABSTRAK
Mariana Astrid Minja. 2016. Penerapan Metode Field Trip untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Menulis Karangan Deskripsi pada Siswa Kelas V-4 SD Negeri Mangkura II Makassar. Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bosowa Makassar.
(Dibimbing oleh Dra Hj. A. Hamsiah, M. Pd. dan Jaja Jamaludin, S. Pd., M. Si).
Penelitian ini bertujuan memperoleh data dan informasi mengenai Peningkatan kemampuan menulis karangan deskripsi dengan menggunakan penerapan metode field trip siswa kelas V-4 SD Negeri Mangkura II Makassar.
Teknik yang dilakukan untuk mengumpulkan data yaitu observasi dan tes.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Field Trip.
Pelaksanaan penelitian terdiri atas dua siklus yaitu siklus I dan II yang tiap siklus terdapat empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, refleksi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode Field Trip dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi siswa. Hal ini dibuktikan dengan terjadinya peningkatan dari siklus I (66,48) dan siklus II (89,18).
Kata kunci: Menulis, Karangan Deskripsi, Metode Field Trip.
v
ABSTRACT
Mariana Astrid Minja. 2016. The implementation of Field Trip Method to Improving Students’ Ability in Writing Descriptive Text at Class V-4 SD Negeri Mangkura II Makassar. Early Childhood Teacher Education Program. Faculty of Teacher Training and Education. (Supervised by Hj. A. Hamsiah. and Jaja Jamaludin).
The aim of this research was to know the improving Students’ Ability in Writing Descriptive Text at Class V-4 SD Negeri Mangkura II Makassar.
In this research, the writer used class room action research method. The research consists two cycles were cycle I and cycle II, each cycle consists four steps namely planning, action, observation and reflection. The instruments of this research were observation and test.
The finding of this study showed that there was an improvement in students’ ability especially writing descriptive text. It can be seen from the mean of cycle I (66,48) and cycle II (89,18).
Key words : Writing, Descriptive Text, Field Trip Method.
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah memberikan rahmat dan kasih-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi ini diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd ) pada Program Studi Pendidikan Guru Sekola Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bosowa Makassar.
Menyadari bahwa kita lahir sebagai mahluk individu dan mahluk sosial, seseorang dapat berhasil apabila adanya bantuan dari pihak lain. Untuk itu, dalam menyelesaikan tulisan ini pun penulis banyak memperoleh masukan berupa ide atau pikiran demi merampung dan menulis skripsi ini. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan serta arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Muhammad Saleh Pallu, M. Eng. selaku Rektor yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di Perguruan Tinggi Universitas Bosowa Makassar.
2. Dr. Mas’ud Muhammadiah, M. Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bosowa Makassar yang telah membina dan memotifasi penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
3. St. Muriati, S. Pd., M. Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
vii
4. Dra Hj. A. Hamsiah, M. Pd. dan Jaja Jamaludin, S. Pd., M. Si. selaku Dosen Pembimbing I dan II yang selalu setia dan sedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran guna memberikan masukan-masukan berupa ide dan pikiran penting dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
5. Segenap dosen dan staf fakultas yang telah mencurahkan ilmunya kepada penulis.
6. Kepala SD Negeri Mangkura II Makassar, yang telah memberikan waktu kepada penulis untuk melakukan penelitian pada sekolah yang dipimpinnya.
7. Kedua orang tuaku tercinta Ayahanda Kanisius Japung dan Ibunda Fabiola Miming, yang selama ini telah membiayai, mendidik dan memberikan motivasi serta limpahan kasih sayang selama penulis menuntut ilmu di bangku kuliah.
8. Sahabatku tercinta Charles Yoskardi Baru serta teman yang lain yang belum sempat cantumkan namanya, yang telah memberikan ide dan pikiran demi kesempurnaan skripsi ini.
9. Rekan seperjuangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, khususnya angkatan 2012 di Universitas Bosowa Makassar.
10. Semua keluarga besar Biting yang telah membantu sejak mengikuti perkuliahan serta memberikan motivasi bagiku demi tercapainya keberhasilan hingga selesainya skripsi ini. Atas segala kebaikan dan atensinya akan kukenang selalu dalam hidupku.
viii
Tuhan segalanya bagiku, yang telah memberiku rahmat hidup, bakat atau talenta, iman, dan ilmu sepanjang menapaki siarah hidupku di dunia ini, kendatipun banyak cobaan yang hadir sebagai seni variasi hidup yang kujalani.
Semoga segala bantuan dan kebaikan dari semuanya mendapat limpahan rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari bahwa meskipun skripsi ini telah dibuat dengan usaha yang maksimal, tidak menutup kemungkinan masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran konstruktif untuk penyempurnaan skripsi ini senantiasa penulis harapkan. Penulis mengaharapkan skripsi ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi penulis dan pembaca.
Makassar, 17 Maret 2016
Mariana Astrid Minja
ix
DAFTAR ISI
Halaman PERNYATAAN ... Iv ABSTRAK ... V ABSTRACT ... Vi KATA PENGANTAR ... Vii DAFTAR ISI ... X DAFTAR TABEL ... Xii DAFTAR GAMBAR ... Xiii DAFTAR GRAFIK ... Xiv DAFTAR LAMPIRAN ... Xv
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7
A. Keterampilan Menulis ... 7
B. Fungsi Menulis ... 9
C. Tujuan Menulis ... 10
D. Manfaat Menulis ... 11
E. Pengertian Karangan ... 12
F. Pengertian Deskripsi ... 14
G. Pengertian Karangan Deskripsi ... 18
H. Hakikat Metode Pembelajaran Field Trip ... 22
I. Keranngka Pikir ... 24
x
BAB III. METODE PENELITIAN ... 26
A. Jenis Penelitian ... 26
B. Lokasi Penelitian ... 27
C. Subjek Penelitian ... 28
D. Rencana Tindakan ... 28
E. Faktor-Faktor yang Diselidiki ... 32
F. Teknik Pengumpulan Data ... 32
G. Teknik Analisis data ... 33
H. Indikator Keberhasilan ... 33
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34
A. Hasil Penelitian ... 34
B. Pembahasan ... 53
BAB V. PENUTUP ... 57
A. Simpulan ... 57
B. Saran ... 58
DAFTAR PUSTAKA ... 59
LAMPIRAN ... 61
RIWAYAT HIDUP ... 90
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Kriteria penilaian kemampuan menulis karangan deskripsi ... 33
2. Hasil observasi selama proses belajar berlangsung pada siklus I ... 36
3. Skor perolehan nilai pada siklus I ... 39
4. Ketuntasan belajar siklus I ... 41
5. Hasil observasi selama proses belajar pada siklus II ... 45
6. Skor perolehan nilai pada siklus II ... 48
7. Ketuntasan belajar siklus II ... 51
8. Ketuntasan menulis karangan deskripsi dengan menggunakan metode field trip siklus I dan siklus II ... 53
9. Perbandingan hasil belajar siklus I dan siklus II ... 55
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman 1. Gambar Bagan Kerangka Pikir ... 25 2. Gambar Siklus Kegiatan PTK ... 31
xiii
DAFTAR GRAFIK
Halaman
1. Grafik Hasil Observasi Siklus I ... 38
2. Grafik Ketuntasan Belajar Siklus I ... 42
3. Grafik Hasil Observasi Siklus II ... 47
4. Grafik Ketuntasan Belajar Siklus II ... 51
5. Grafik Ketuntasan Menulis Karangan Deskripsi Dengan Menggunakan Metode Field Trip Siklus I dan Siklus II ... 53
6. Grafik Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II ... 55
7. Grafik Persentase Hasil Tes Siklus I dan Siklus II ... 56
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 62
2. Lembaran Hasil Kerja Siswa Siklus I ... 74
3. Lemabaran Hasil Kerja Siswa Siklus II ... 79
4. Lembaran Observasi Siklus I dan Siklus II ... 83
5. Lembaran Rekapitulasi Nilai Siklus I dan Siklus II ... 85
6. Gambar Aktivitas Siswa dan Guru (peneliti) Selama Proses Pembelajaran ... 87
7. Surat Keterangan Izin Penelitian ... 89
8. Daftar Riwayat Hidup ... 90
xv xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi, mengingat bahasa merupakan sarana komunikasi dalam masyarakat. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan benar. Pembelajaran tersebut akan lebih baik manakala dipelajari sejak dini dan berkesinambungan. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa disertakan dalam kurikulum. Hal ini berarti setiap peserta didik di tuntut untuk mampu menguasai bahasa yang mereka pelajari terutama bahasa resmi yang dipakai oleh negara yang ditempati peserta didik. Begitu pula di Indonesia, bahasa Indonesia menjadi materi pembelajaran yang wajib diberikan di setiap jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Hal itu dilakukan supaya peserta didik mampu menguasai bahasa Indonesia dengan baik dan benar serta mampu menerapkannya dalam kehidupan masyarakat.
Menulis sebagai suatu kegiatan berbahasa yang bersifat aktif dan produktif merupakan kemampuan yang menuntut adanya kegiatan encoding yaitu kegiatan untuk menghasilkan atau menyampaikan bahasa kepada pihak lain melalui tulisan. membaca dan menyimak merupakan kegiatan decoding kegiatan reseptif.
1
Kegiatan berbahasa yang produktif adalah kegiatan menyampaikan gagasan, pikiran, atau perasaan oleh pihak penutur, dalam hal ini penulis.
Sebenarnya kegiatan produktif terdiri dari dua macam yaitu berbicara dan menulis. Meskipun sama-sama merupakan kegiatan produktif, kegiatan tersebut mempunyai perbedaan yang utama, yaitu pada media dan sarana yang digunakan. Berbicara menggunakan sarana lisan, sedangkan menulis menggunakan sarana tulisan. Di samping itu, berbicara merupakan aktivitas memberi dan menerima bahasa, yaitu menyampaikan gagasan pada lawan bicara pada waktu yang bersamaan menerima gagasan yang disampaikan lawan bicara. Jadi dalam berbicara terjadi komunikasi timbal-balik, hal yang tidak dapat ditemui dalam menulis. Sementara itu, menulis adalah kegiatan menyampaikan gagasan yang tidak dapat secara langsung diterima dan direaksi oleh pihak yang dituju.
Aktivitas menulis merupakan salah satu manifestasi kemampuan dan keterampilan berbahasa paling akhir yang dikuasai pembelajar bahasa setelah mendengarkan, membaca, dan berbicara (Nurgiyantoro, 2000:296).
Dalam buku yang sama juga dijelaskan apabila dibandingkan dengan keterampilan berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai oleh pembelajar bahasa karena kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai aspek lain di luar bahasa, untuk menghasilkan paragraf atau wacana yang runtut dan padu.
Kegiatan menulis, khususnya menulis deskripsi dalam dunia persekolahan termasuk dalam aktivitas pembelajaran yang
memprihatinkan. Dalam arti siswa diberi sebuah teori menulis deskripsi kemudian siswa melihat contoh dan akhirnya siswa ditugasi untuk membuat paragraf atau wacana deskripsi baik secara langsung atau dengan jalan melanjutkan tulisan yang ada. Kesimpulan tersebut diperkuat dengan adanya fakta bahwa media atau sumber belajar yang variatif tidak dimunculkan oleh guru. Sumber belajar di luar guru yang dapat dimanfaatkan oleh siswa yaitu buku teks dan LKS bahasa Indonesia. Oleh karena itu, suasana belajar mengajar tentang keterampilan menulis menjadi membosankan dan siswa merasa jenuh mengikuti proses pembelajaran tersebut. Selain itu siswa belum mampu mengidentifikasikan sebuah peristiwa atau pun gambaran yang ada dalam pikiran masing-masing untuk dirangkai ke dalam bentuk tulisan atau dalam kata lain siswa kurang dapat menggali ide dan gagasan. Padahal guru sudah menentukan tema tulisan secara jelas.
Fenomena yang saat ini terjadi dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi di sekolah, khususnya SD Negeri Mangkura II Makassar Kelas V-4 Berdasarkan hasil pengamatan peneliti rendahnya keterampilan menulis siswa, khususnya menulis karangan deskripsi disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya, (1) adanya minat dan motivasi siswa yang masih rendah, (2) kurangnya pembiasaan terhadap tradisi menulis menyebabkan siswa menjadi terbebani apabila mendapatkan tugas untuk menulis, (3) sebagian siswa membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat menuangkan ide dan gagasannya, (4) siswa belum mampu dalam
menuangkan ide/gagasan dengan baik, (5) siswa kurang bisa mengembangkan bahasa, (6) hasil tulisan siswa belum mencapai ketuntasan belajar.
Melihat kondisi demikian, akhirnya peneliti berusaha memberikan solusi alternatif dalam pembelajaran menulis supaya segala permasalahan serta kendala yang terdapat pada siswa maupun guru dapat teratasi.
Akhirnya setelah adanya diskusi antara pihak peneliti dan guru bahasa Indonesia setempat penelitian tentang permasalah dalam menulis karangan deskripsi perlu dilakukan.
Metode yang tepat agar dapat memperbaiki dan meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis. Selain itu cara mengajar guru harus menggunakan teknik pembelajaran yang bervariasi secara kreatif.
Menujukan pada segala permasalahan di atas, guru bersama peneliti membuat berbagai solusi dalam pembelajaran menulis salah satunya pada penggunaan metode.
Penelitian tentang peningkatan keterampilan menulis karangan deskripsi dengan menggunakan metode field trip dilakukan karena melihat kondisi siswa dalam menerima materi menulis belum sesuai dengan harapan.
Selain itu, peneliti beranggapan metode pengajaran dan pembelajaran yang digunakan oleh guru dengan metode ceramah dan media contoh-contoh belum mengalami perubahan terhadap hasil pekerjaan siswa dalam menulis.
Masalah lain yang muncul siswa akan berpersepsi negatif terhadap materi
menulis, karena metode dan media yang digunakan terkesan membosankan dan membingungkan.
Adapun menurut Roestriyah (2001:85) tujuan teknik ini adalah dengan melaksanakan field trip diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari objek yang dilihatnya, dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang serta dapat bertanggung jawab. Mungkin dengan jalan demikian mereka mampu memecahkan persoalan yang dihadapi dalam pembelajaran. Selain itu dengan metode ini akan membuat siswa lebih nyaman dan senang ketika pembelajaran berlangsung dan dapat melatih siswa untuk menggunakan waktu secara efektif. Berdasarkan diskusi antara peneliti dan guru bahasa Indonesia metode field trip digunakan sebagai salah satu sarana dalam memilih judul sebagai bahan untuk penelitian “Penerapan Metode Field Trip Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menulis karangan deskripsi pada siswa kelas V-4 SD Negeri Mangkura II Makassar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah penerapan metode field trip dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis karangan deskripsi siswa kelas V-4 SD Negeri Mangkura II Makassar ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah Untuk meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis karangan deskripsi siswa kelas V-4 SD Negeri Mangkura II Makassar melalui penerapan metode field trip.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoretis hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai:
a) Bahan kajian dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis karangan deskripsi.
b) mengenai Memberikan sumbangan wawasan dan pengetahuan pembelajaran menulis karangan deskripsi.
2. Manfaat praktis a) Bagi siswa:
1) Memberi kemudahan bagi siswa dalam menemukan ide dalam tulisan.
2) Menjadikan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa.
3) Meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi siswa.
b) Bagi guru:
1) Mengatasi kesulitan pembelajaran menulis karangan deskripsi yang dialami guru.
2) Menjadi acuan bagi guru untuk membuat pembelajaran menulis karangan deskripsi lebih kreatif dan inovatif.
c) Bagi Peneliti:
Hasil penelitian ini, diharapkan menjadi salah satu sumber informasi atau referensi tambahan bagi peneliti lain, untuk melakukan penelitian-penelitian yang sejenis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Keterampilan Menulis
Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa.
Menulis bukanlah hal yang sulit namun tidak juga dikatakan mudah. Menulis dikatakan bukan hal yang sulit bila menulis hanya diartikan sebagai aktivitas mengungkapkan gagasan melalui lambang-lambang grafis tanpa memperhatikan unsur penulisan dan unsur di luar penulisan seperti pembaca. Sementara itu, sebagian besar orang berpendapat bahwa menulis bukan hal yang mudah sebab diperlukan banyak bekal bagi seseorang untuk keterampilan menulis.
Nurgiyantoro (2001:273) mengungkapkan bahwa menulis adalah aktivitas mengungkapkan gagasan melalui media bahasa. Batasan yang dibuat Nurgiantoro sangat sederhana, menurutnya menulis hanya sekedar mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat dalam bahasa tulis, lepas dari mudah tidaknya tulisan tersebut dipahami oleh pembaca. Pendapat senada disampaikan oleh Semi (1993:47) menyatakan menulis sebagai tindakan pemindahan pikiran atau perasaan dalam bahasa tulis dengan menggunakan lambang-lambang.
The Liang Gie (2002:3) berpendapat bahwa menulis di istilahkan mengarang yaitu segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami. Dengan mencermati pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa
7
menulis tidak hanya mengungkapkan gagasan melalui media bahasa tulis saja tetapi juga melalui tulisan tersebut agar dapat dipahami oleh pembaca.
Abdurahman dan Waluyo (2000:23) berpendapat bahwa menulis adalah pengambar visual tentang pikiran, prasaan, dan ide. dengan menggunakan bahasa tulis untuk keperluan komonikasi atau penyampaian pesan tertentu. Pengertian menulis juga dikemukan oleh Suparno dan Yunus (2007:4) menyatakan bahwa, menulis adalah aktivitas penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan sebagai medianya.
Akhadiah (2004:2) berpendapat bahwa kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat kompleks, yang menuntut sejumlah pengetahuan dan keterampilan.
Iskandar Wassid dan Dadang (2008:248-249) menyebutkan bahwa seperti halnya kemampuan berbicara, kemampuan menulis mengandalkan kemampuan berbahasa yang bersifat aktif dan produktif. Kedua keterampilan berbahasa ini merupakan usaha untuk mengukapkan pikiran dan perasaan yang ada pada diri sesorang pemakai bahasa melalui bahasa. Perbedaanya terletak pada cara yang digunakan untuk mengukapkanya. Penyampaian pesan dalam menulis dilaksanakan secara tertulis. dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2007:1219), menulis adalah membuat huruf (angka dsb) dengan pena (pensil, kapur, dsb), melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan.
Tarigan (1983:21) yang menyatakan bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa
yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang- lambang grafik tersebut, kalau mereka memahami bahasa dan gambar grafik yang sama, lambang-lambang grafik yang dimaksud oleh Tarigan adalah tulisan disertai gambar-gambar dan simbol-simbol.
Dari pendapat di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa ada tiga hal yang ada dalam aktivitas menulis yaitu adanya ide atau gagasan yang melandasi seseorang untuk menulis, adanya media berupa bahasa tulis, dan adanya tujuan menjadikan pembaca memahami pesan atau informasi yang disampaikan oleh penulis.
B. Fungsi Menulis
Menurut D’Angelo melalui Tarigan (2008:22), bahwa pada prinsipnya fungsi utama dari menulis adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung.
D’Angelo juga merumuskan fungsi lain menulis, yaitu (1) menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir, (2) menolong berpikir secara kritis, (3) dapat memudahkan merasakan dan menikmati hubungan- hubungan, (4) memperdalam daya tanggap atau persepsi, (5) memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, (6) menyusun urutan bagi pengalaman, (7) membantu menjelaskan pikiran-pikiran yang belum jelas.
Menurut Gie (2002:5), kegiatan menulis mempunyai fungsi penting sebagai berikut. Pertama, menulis sebagai sarana untuk menemukan sesuatu.
Kedua, menulis berguna untuk menemukan ide baru. Ketiga, menulis berguna untuk mengorganisasikan dan menjernihkan berbagai konsep.
C. Tujuan Menulis
Semi (2003:14-15) mengemukakan bahwa tujuan menulis secara umum adalah sebagai berikut: pertama, untuk menceritakan sesuatu agar orang lain tahu apa yang dialami, diimpikan, dikhyalkan, dan dipikirkan. kedua, untuk memberi petunjuk, maksudnya apabila seseorang mengajar orang lain bagimana mengerjakan sesuatu dengan tahapan yang benar, maka ia telah memberi petunjuk atau pengarah. Ketiga untuk menjelaskan sesuatu pada pembaca sehingga pengetahuan dan pemahaman pembaca bertambah. Keempat, untuk meyakinkan orang lain tentang pendapat atau pandanganya. Kelima, untuk merangkum sesuatu.
Elina Zulkarnaini dan Sumarno (2009:6) menyatakan bahwa tujuan menulis adalah: a) menginformasikan, b) membujuk, c) mendidik, d) menghibur.
Sedangkan menurut Panuju (dalam Kusumaningsih dkk. 2013:69), ada lima tujuan utama dalam menulis, yaitu:
a. Tujuan menghibur: penulis bermaksud menghibur kepada pembaca sehingga pembaca merasa senang dan mengurangi kesedihan dari pembacanya.
b. Tujuan meyakinkan dan berdaya bujuk: karangan atau tulisan bertujuan meyakinkan dan berdaya bujuk yang termuat dalam isi.
c. Tujuan keterangan: Isi karangan memberikan keterangan (informasi tentang segala hal kepada pembaca dan bersifat inovatif).
d. Tujuan pernyataan diri: pernyataan diri ini bertujuan untuk memperkenalkan atau menyatakan diri.
e. Tujuan Kreatif: tujuan kreatif ini berkaitan erat dengan tujuan.
Berdasarkan uraian diatas, penulis menyimpulkan bahwa tujuan menulis merupakan bagaimana seseorang mampu memberikan informasi kepada orang lain melalui tulisan. Tujuan menulis memberikan informasi tentang apa yang dirasakan, dilihat dan yang terjadi.
D. Manfaat Menulis
Dewasa ini, kegiatan menulis dalam kehidupan manusia bukanlah hal yang istimewa khususnya pada kalangan mahasiswa, namun aktivitas menulis atau kadang disebut mengarang, kurang diminati oleh banyak orang tetapi ketika disadari ternyata begitu banyak manfaat yang dapat dipetik dari kehidupan manusia itu sendiri (Asdam dan Rustan, 2009:4). Manfaat menulis yakni: (1) Sarana untuk pengungkapan diri, (2) sarana untuk memahami sesuatu, (3) sarana untuk mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan, dan rasa percaya diri, (4) sarana untuk meningkatkan kesadaran dan penyerap terhadap lingkungan sekeliling, (5) saran melibatkan diri dengan penuh semangat, (6) sarana untuk mengembangkan pemahaman dan kemampuan mempergunakan bahasa (Nursisto, 1999:6).
Akhadiah (2004:1-2) juga menyebutkan bahwa manfaat yang dapat dipetik dari pelaksanaan kegiatan menulis, yaitu:
1. Mengenali kemampuan dan potensi diri.
2. Mengembangkan beberapa gagasan.
3. Memperluas wawasan.
4. Dapat menjelaskan permasalahan yang semula masih samar.
5. Dapat meninjau serta menilai gagasan sendiri secara lebih Objektif.
6. Lebih mudah memecahkan permasalahan.
7. Mendorong diri belajar secara aktif.
8. Membiasakan diri berpikir serta berbahasa secara tertib.
Dari beberapa manfaat menulis yang telah diungkapkan oleh para ahli, pada hakikatnya memiliki kesamaan. Apabila ditarik secara garis besar, penulis menyimpulkan manfaat menulis bagi seorang penulis adalah dapat meningkatkan pemahaman dan wawasan tentang hal yang ditulisnya.
E. Pengertian Karangan
Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan sesorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah, 1) narasi, 2) deskripsi, 3) exposisi, 4) argumentasi, dan 5) persuasi.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:629), karya atau karangan adalah tulis yang didasarkan pada fakta maupun fiksi serta kaidah tertentu.
Calsum, dkk (2006:342-343), mengarang adalah pekerjaan tulis menulis karangan, mengada-ada dalam menceritakan sesuatu. Mohamad Yunus (2008:1.3), menulis atau mengarang adalah suatu kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai medianya.
Semua pendapat tersebut sama-sama mengacu pada menulis sebagai proses melambangkan bunyi-bunyi ujaran berdasarkan aturan-aturan tertentu.
Artinya, segala ide, pikiran, dan gagasan yang ada pada penulis disampaikan dengan cara menggunakan lambang-lambang bahasa yang terpola. Melalui
lambang-lambang tersebutlah pembaca dapat memahami apa yang yang dikomonikasikan.
Dari pendapat di atas penulis menyimpulkan, karangan adalah sebuah tulisan yang ditulis dalam kertas dari apa yang kita lihat dan kita rasa dalam tulisan tangan.
1. kriteria karangan yang baik a) Tema
Tema adalah hal yang mendasari karangan/tulisan kita untuk membuat karangan yang baik diperlukan tema atau topik. Keberhasilan mengarang banyak ditentukan oleh tepat atau tidaknya tema/topik yang dipilih.
b) Ketepatan isi dalam paragraf
Paragraf yang baik harus memenuhi tiga syarat tiga syarat sebagai berikut:
(1) Kesatuan,
kesatuan dalam paragraf adalah semua kalimat yang membina paragraf harus secara bersama-sama menyatakan suatu hal atau tema tertentu. Di dalam karangan di atas adanya keterkaitan antarparagraf pertama dengan kedua.
(2) Kepaduan,
kepaduan dalam paragraf adalah kekompakan hubungan antarkalimat yang satu dengan yang lain dan membentuk paragraf.
(3) Perkembangan,
perkembangan karangan adalah penyusunan atau perincian ide yang membina karangan.
2. Kesesuaian isi dengan judul, karangan yang baik harus memiliki kesesuaian antara isi dengan judul. Judul sebuah karangan akan menggambarkan isi karangan secara keseluruhan.
3. Ketepatan susunan kalimat, struktur sebuah kalimat sangat penting,hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pembaca menangkap ide pokok dalam paragraf.
4. Ketepatan Penggunaan Ejaan, penggunaan ejaan dalam karangan hendaknya berpedoman pada buku pedoman umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD). Hal ini berarti bahwa ejaan memegang peranan penting.
F. Pengertian Deskripsi
Hakikat deskipsi berasal dari kata ”decription” yang bearti uraian atau lukisan. Proses deskripsi adalah karangan yang sifatnya melukiskan suatu situasi, tempat, orang atau benda dengan kata-kata sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, merasakan sendiri, objek yang dilukiskan. Untuk mencapai tujuan ini dilukiskan apa yang dilihat, didengar, dirasakan dengan sejelas-jelasnya. Lukisan akan menjadi lebih hidup jika disertai dengan rincian dan harus membantu mencapai tujuan penulisnya. Sesuatu yang dihayati dan diminati dapat menjadi deskripsi. Kesibukan pasar, upacara bendera disekolah, watak sesorang, warung kopi didepan rumah dan sebagainya. Deskripsi ditulis untuk dijawab, bagimana keadaan suatu data atau fakta yang dikemukan digunakan dengan tujuan merinci hal-hal yang akan dilukiskan (Keraf, 2005).
Sumarlam (2003:210) wacana deskripsi pada dasarnya berupa rangkaian tuturan yang memaparkan atau melukiskan sesuatu baik berdasarkan pengalaman maupun pengetahuan penuturnya. Tujuan yang ingin dicapai oleh wacana ini adalah tercapainya pengalaman yang agak imajinatif terhadap sesuatu, sehingga pembaca atau pendengar merasa seolah-olah ia mengalami atau mengetahuinya secara langsung. Sedangkan dalam menulis efektif deskripsi adalah tulisan yang tujuannya memberikan perincian atau detail tentang objek sehingga dapat memberi pengaruh pada sensitivitas dan imajinasi pembaca atau pendengar.
Bagaimana mereka ikut melihat atau mendengar merasakan atau mengalami sendiri secara langsung objek tersebut.
Deskripsi merupakan salah satu teknik dalam menulis karya sastra. Dalam karya sastra terdapat berbagai ragam pengetahuan dan pengalaman manusia.
Karya sastra juga merekam berbagai kebudayaan dan kearifan yang diperlukan untuk menyikapi kehidupan. (Hasanuddin, 2001:170).
Atmazaki (2006:88), tulisan deskripsi adalah salah satu bentuk tulisan yang melukiskan suatu objek (tempat, benda, dan manusia) seolah-olah pembaca ikut mendengarkan, mencium, meraba, merasakan, atau melihat segala sesuatu yang diceritakan kembali.
Calsum, dkk (2006:192), deskripsi adalah pemaparan dengan kata-kata secara jelas dan terperinci, penguraian dengan kata-kata secara mendetail. Mohamad Yunus (2008:4.6), deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya.
Berdasarkan pendapat diatas penulis menyimpulkan deskripsi merupakan penjelasan atau paparan tentang sesuatu yang ditangkap oleh panca indra.
Deskripsi adalah jenis karangan yang melukiskan objek sesuai dengan keadaan sebenarnya. penulis mencoba melukiskan apa yang ditangkap oleh panca indranya itu lewat kata-kata agar dapat dihayati oleh orang lain (pembaca) dan orang tersebut bisa membayangkan seolah-olah dia juga menyaksikan langsung apa yang dilukiskan penulis tersebut lewat karanganya.
Fungsi utama deskripsi adalah membuat para pembacanya melihat barang- barang atau objek, atau menyerap kualitas khas dari barang-barang itu.
1. Macam-macam deskripsi
Menurut Akhadiah (1997:35) macam-macam deskripsi mencakup dua macam yaitu:
a) Deskripsi tempat,
tempat memegang peranaan yang sangat penting dalam setiap peristiwa.
tidak ada peristiwa yang terlepas dari lingkungan dan tempat. Semua kisah akan selalu mempunyai latar belakang tempat, jalanya sebuah peristiwa akan lebih menarik kalau dikaitkan dengan tempat terjadinya peristiwa tersebut.
b) Deskripsi orang
Ada berapa cara untuk menggambarkan atau mendeskripsikan seseorang tokoh yaitu:
1) Pengambaran fisik, yang bertujuan memberikan gambaran yang sejelasnya tentang keadaan tubuh sesorang tokoh. Deskripsi ini banyak bersifat objektif
2) Pengambaran tindak-tanduk sesorang tokoh. Dalam hal ini pengarang mengikuti dengan cermat semua tindak-tanduk, gerak-gerik sang tokoh dari tempat ke tempat lain, dan dari waktu ke waktu lain.
3) Penggambaran keadaan yang mengelilingi sang tokoh, misalnya, penggambaran tentang pakaian, tempat, kediaman, kendaraan, dan sebagainya.
4) Penggambaran perasaan dan pikiran tokoh. Hal ini memang tidak dapat diserap oleh pancaindra manusia. Namun, antara perasaan dan unsur fisik mempunyai hubungan yang sangat erat. Pancaran wajah, pandangan mata, gerak bibir, gerak tubuh merupakan petunjuk tentang keadaan perasaan sesorang pada waktu itu.
5) Penggambaran watak sesorang. Aspek perwatakan ini paling sulit dideskripsikan. Pengarang harus mampu manafsirkan lahir yang terkandung di balik fisik manusia.
2. Langkah-langkah menyusun deskripsi
a) Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan b) Tentukan tujuan
c) Mengumpulkan data dengan mengamati objek yang akan dideskripsikan d) Menyusun data tersebut kedalam urutan yang baik (sistematis) atau
membuat kerangka karangan
e) Menguraikan/mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan deskripsi yang sesuai dengan tema yang ditentukan
G. Pengertian Karangan Deskripsi
Menurut Dalman (2015:93) Karangan deskripsi merupakan salah satu jenis karangan yang harus dikuasai siswa. Karangan ini sudah diperkenalkan sejak SD kelas IV. Oleh sebab itu, siapa pun orang yang akan menjadi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia menguasai materi tentang karangan deskripsi.
Menurut Finoza dalam Dalman, (2015:93) deskripsi adalah bentuk tulisan yang bertujuan memperluas pengetahuan dan pengalaman pembaca dengan jalan melukiskan hakikat objek yang sebenarnya. Deskripsi ini berasal; dari kata
“descrebe” yang berarti menulis tentang, atau membeberkan hal dalam bidang karang mengarang, deskripsi dimaksudkan sebagai suatu karangan yang digunakan penulis untuk memindahkan kesan-kesannya, memindahkan hasil pengamatan dan perasaannya, dan disajikan kepada para pembaca.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa karangan deskripsi merupakan karangan yang melukiskan atau menggambarkan suatu objek atau peristiwa tertentu dengan kata-kata secara jelas dan terperinci sehingga si pembaca seolah-olah turut merasakan atau mengalami langsung apa yang dideskripsikan si penulisnya.
1. Ciri-ciri karangan deskripsi
Karangan deskripsi mempunyai ciri-ciri khas, yaitu sebagai berikut:
a) Deskripsi lebih memperlihatkan detail atau perincian tentang objek
b) Deskripsi bersifat memberi pengaruh sensitivitas dan membentuk imajinasi pembaca.
c) Deskripsi disampaikan dengan gaya yang memikat dan dengan pilihan kata yang menggungah.
d) Deskripsi memaparkan tentang sesuatu yang dapat didengar, dilihat, dan dirasakan. Misalnya: benda, alam, warna, dan manusia.
Adapun ciri-ciri karangan yang baik menurut Keraf (dalam Dalman, 2015:95) adalah sebagai berikut:
1. Berisi tentang perincian-perincian sehingga objeknya terpandang di depan mata.
2. Dapat menimbulkan kesan dan daya padang pembaca.
3. Berisi penjelasan yang menarik minat serta orang lain/pembaca.
4. Menyampaikan sifat dan perincian wujut yang dapat ditemukan dalam objek itu.
5. Menggunakan bahasa yang cukup hidup, kuat dan bersemangat serta konkret.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ciri- ciri karangan deskripsi adalah suatu karangan yang berisi perincian-perincian yang jelas tentang suatu objek, dapat menimbulkan pesan dan kesan bagi pembaca, menarik minat, menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, menimbulkan daya imajinasi dan sensitivitas pembaca, serta membuat si pembaca seolah-olah mengalami langsung objek yang dideskripsikan.
2. Jenis-jenis Karangan Deskripsi Berdasarkan Teknik Pendekatan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
a) Deskripsi Ekpositoris
Deskripsi Ekspositoris adalah deskripsi yang sangat logis, yang isinya merupakan daftar, rincian, semuanya, atau yang menurut penulisnya hal yang penting-penting saja, yang disusun menurut system dan urutan-urutan logis objek yang diamati itu.
Dalam deskripsi ini dipergunakan pendekatan secara realistis artinya penulis berusaha agar deskripsi yang dibuatnya terhadap objek yang tengah diamatinya itu, harus dapat dituliskan subjektif, objektifnya sesuai dengan keadaan nyata yang dilihatnya. Perincian-perincian perbandingan antara satu dengan bagian lain, harus dipaparkan sedemikian rupa sehingga tampak seperti dipotret. Pendekatan yang realistis dapat dinamakan dengan kerjanya sebuah alat kamera yang dihadapkan dengan sebuah keadaan sebenarnya.
Contoh
Angkutan Kota
Angkutan kota di Jakarta banyak yang sudah reyot kebersihanya pun tidak terpelihara. Dilantai bis banyak berserakan segala macam sampah dan debu. Asap hitam yang biasanya dalam bis. Para penumpang selalu berjubel, dan mereka biasanya meludah seenaknya di lantai bis.
Para penumpang dengan profesi yang berbeda biasanya membawa barang- barang dan segala perlengkapan lainya yang berbeda-beda pula.
Mereka tidak pilih bulu. Lelaki, wanita, tua, muda, semua yang lengah pasti dicopet.
Banyak terlihat penjual makanan dan minuman serta mainan anak-anak yang masuk kedalam bis. Juga tidak jarang biasanya satu atau dua orang pengamen yang dengan sengaja melantunkan lagu-lagunya untuk menghibur para penumpang dengan harapan imbalan uang kecil dari pendengarnya. Selain itu biasanya ada pula penjaja majalah, yang menawarkan majalah yang mereka jual adalah terbitan tahun lalu.
b) Deskripsi Impresionistis
Deskripsi Impresionistis atau deskripsi simulatif adalah deskripsi yang mengambarkan inpirasi penulisnya, atau untuk menstimulus pembacanya.
deskripsi impresiontis ini merupakan pendekatan yang berusaha menggambarkan sesuatu secara subjektif. Pendekatan ini dapat diumpamakan atau dibandingkan dengan gambar yang dibuat oleh para pelukis. Para pelukis bebas menginterpretasi bagian-bagian yang dilihatnya.
Contoh
Penjual Majalah
Ketika saya sedang menaiki bis kota kemarin, di pintu saya dihadang dua orang tukang copet. mereka berpakian perlente, salah-salah liat seperti mahasiswa, karena membawah buku dan map-map. Ketika saya melewati mereka, mereka mencoba meraba saku saya, tapi saya cukup waspada. Seorang wanita naik dibelakang saya tiba-tiba menjerit kehilangan dompet. Kedua
“mahasiswa” itu segera turun dan menghilang diantara kerumunan orang-orang Di lantai bis banyak berserakan sampah. Udara didalam bis sangat panas karena penupangnya penuh sesak. Untung saya mendapat tempat di dekat jendela.
Kosasih (dalam Dalman, 2015:100) menyarankan bahwa langkah-langkah menyusun karangan deskripsi sebagai berikut:
1. Menetukan topik, tema, dan tujuan karangan.
2. Merumuskan judul karangan.
3. Meyusun kerangka karangan.
4. Mengumpulkan bahan/data.
5. Mengembangkan kerangka karangan.
6. Membuat cara mengakhiri dan menyimpulkan tulisan.
7. Menyempurnakan karangan.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam menyusun karangan deskripsi tidak boleh sembarangan, melainkan ada cara atau langkah-langkah dalam menyusun karangan deskripsi, sehingga dalam membuat karangan deskripsi dapat tersusun dengan baik dan isi yang terkandung di dalamnya dapat diterima oleh pembaca dan seolah-olah pembaca dapat melihat dan merasakanya.
H. Hakikat Metode Pembelajaran Field Trip
Roestriyah (2001:85) field trip bukan sekedar rekreasi, tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajaran dengan melihat kenyataan. Karena itu dikatakan teknik field trip yaitu cara mengajar yang dilakukan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu.
Sagala (2006:214) field trip adalah pesiar yang dilakukan oleh para peserta didik untuk melengkapi pengalaman belajar tertentu dan merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah. Dengan field trip sebagai metode belajar mengajar, anak didik dibawah bimbingan guru mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan maksud untuk belajar. Adapun tujuan teknik ini adalah dengan melaksanakan field trip diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari objek yang dilihatnya, dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang serta dapat bertanggung jawab. Mungkin dengan jalan demikian mereka mampu memecahkan persoalan yang dihadapi dalam pembelajaran (Roestriyah, 2000:85).
Metode field trip mempunyai beberapa kebaikan, antara lain ialah 1) anak didik dapat mengamati kenyataan-kenyataan yang beragam dari dekat, 2) anak didik dapat menghayati pengalaman-pengalaman baru dengan mencoba turut serta di dalam suatu kegiatan, 3) anak didik dapat menjawab masalah-masalah atau pertanyaan-pertanyaan dengan melihat, mendengar, mencoba, atau membuktikan secara langsung, 4) anak didik dapat memperoleh informasi dengan jalan mengadakan wawancara atau mendengarkan ceramah yang diberikan, 5) anak didik dapat mempelajari sesuatu secara internal dan komprehensif (Sagala, 2006:215).
Roestriyah (2001:87) keunggulan metode field trip antara lain sebagai berikut:
1. Siswa dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan petugas pada objek karyawisata itu, serta mengalami dan menghayati langsung apa pekerjaan mereka.
2. Siswa dapat melihat berbagai kegiatan para petugas secara individu maupun secara kelompok dan dihayati secara langsung yang akan memperdalam dan memperluas pengalaman mereka.
3. Dalam kesempatan ini siswa dapat bertanya jawab, menemukan sumber informasi yang pertama untuk memecahkan segala persoalan yang dihadapi.
4. Dengan objek yang ditinjau itu siswa dapat memperoleh bermacam-macam pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi (pembauran).
I. Kerangka Pikir
Pembelajaran menulis, khususnya menulis karangan deskripsi terkadang menjadi pembelajaran yang membosankan apa lagi jika metode dan media yang digunakan bersifat konvensional. Akibat dari hal itu, siswa menjadi tidak tertarik dan pasif sehingga kemampuan menulis siswa rendah. Adanya penggunaan metode Field Trip diasumsi dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran yang berlangsung dimesjid. Field trip sebagai salah satu metode pembelajaran diasumsi dapat meningkatkan aktivitas tersebut, terutama menulis karangan deskripsi siswa.
Deskripsi merupakan tulisan yang tujuannya memberi perincian atau detail tentang objek sehingga dapat memberikan pengaruh sensivitas dan imajinasi pembaca atau pendengar. Field trip yang merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan di luar kelas merupakan salah satu sarana untuk mendekatkan siswa dengan objek yang dituju. Hal ini dilakukan karena pembelajaran menulis deskripsi perlu adanya observasi langsung pada suatu objek yang akan dijadikan sumber deskripsi. Dengan penggunaan metode field trip diharapkan kemampuan menulis karangan deskripsi siswa meningkat.
Bagan Kerangka Pikir
Berbicara Membaca Menulis Menyimak
Eksposisi Narasi Argumentasi Deskripsi
Penerapan Metode Field Trip
Analisis
Temuan
Persuasi Keterampilan Berbahasa
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas (Arikunto, 2007: 58).
PTK memiliki ciri khusus yang membedakan dengan jenis penelitian lain.
Berkaitan dengan ciri khusus tersebut, Arikunto, dkk. (2007:62) menjelaskan ada beberapa karakteristik PTK tersebut, antara lain:
1. Adanya tindakan yang nyata yang dilakukan dalam situasi yang alami dan ditujukan untuk menyelesaikan masalah.
2. Menambah wawasan keilmiahan dan keilmuan.
3. Sumber permasalahan berasal dari masalah yang dialami guru dalam pembelajaran.
4. Permasalahan yang diangkat bersifat sederhana, nyata, jelas, dan penting.
5. Adanya kolaborasi antara praktikan dan peneliti.
6. Ada tujuan penting dalam pelaksanaan PTK, yaitu meningkatkan profesionalisme guru, ada keputusan kelompok, bertujuan untuk meningkatkan dan menambah pengetahuan.
Prinsip utama dalam PTK adalah adanya pemberian tindakan yang diaplikasikan dalam siklus-siklus yang berkelanjutan. Siklus yang berkelanjutan tersebut digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis. Dalam siklus tersebut,
27
penelitian tindakan diawali dengan perencanaan tindakan. Tahap berikutnya adalah pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi (Arikunto dkk, 2007:104).
Keempat aspek tersebut berjalan secara dinamis. PTK merupakan penelitian yang bersiklus. Artinya, penelitian ini dilakukan secara berulang dan berkelanjutan sampai tujuan penelitian dapat tercapai.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V-4 SD Negeri Mangkura II Makassar. SD Negeri Mangkura II letaknya di Jln. Botolempangan No. 65 Makassar.
SD Negeri Mangkuar II Makassar
Sekolah SD Negeri Mangkura II Makassar merupakan salah satu sekolah unggulan yang terletak di jalan Botolempangan No. 65 Makassar. Dibagian depan Sekolah SDN mangkura II terdapat pagar indah yang bercat warna biru.
Di SD Negeri Mangkura II memiliki satu pintu masuk utama, dan bangunan gedung SD Negeri Mangkura II bertingkat dua dan warna tembok gedung SDN Mangkura II berwarna putih, dan berlantai yang dipasangi keramik berwarna putih.
SD Negeri mangkura II memiliki delapan buah ruangan kelas, ruangan kelas tersebut terdapat dilantai 1 yang terdiri atas lima ruangan kelas, dan dilantai 2 terdiri atas tiga ruangan kelas. Dilantai 2 juga terdapat ruangan guru, ruangan administrasi, ruangan kepala sekolah, dan dapur.
SD Negeri Mangkura II memiliki toilet, didepan toilet terdapat tempat untuk pengambilan air wudhu dan disamping kanan tempat pengambilan air wudhu terdapat ruangan penyimpanan alat olahraga. Disamping kiri SD Negeri Mangkura II terdapat SD Negeri Mangkura III dan di samping kanan terdapat SD Negeri Mangkura I.
Di depan gedung sekolah terdapat taman bunga, dan disamping kiri taman bunga terdapat green house. Disamping kiri SD Negeri Mangkura III terdapat perpustakaan SD Negeri Mangkura II.
C. Subjek penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (PTK). yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas V-4 SD Negeri Mangkura II Makassar, dengan jumlah siswa 37 orang, yang terdiri dari 11 laki-laki dan 26 perempuan.
D. Rencana Tindakan
Dalam rencana tindakan ini, peneliti menguraikan tentang langkah langkah yang dilakukan dalam tindakan. Langkah-langkah tersebut dilakukan dengan menggunakan siklus yang di dalamnya terdiri atas perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Penggunaan siklus harus dilakukan dua kali atau lebih apabila peningkatan hasil belum tercapai.
Pelaksanaan siklus dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut:
1. Siklus I
Pada siklus I ini di uraikan dalam bentuk empat bagian yaitu tahap perencanaan, tindakan, observasi, refleksi.
a. Perencanaan
Tahap perencanaan ini tediri dari: (1) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam PBM, (2) Menentukan pokok bahasan, (3) Mengembangkan skenario pembelajaran, (4) Menyiapkan sumber belajar, (5) Melakukan field trip kesuatu tempat yang telah ditentukan, (6) Menyusun lembar pengamatan, (7) Mengembangkan format evaluasi, (8) Mengembangkan observasi pembelajaran.
b. Tindakan
Tindakan adalah menerapkan metode field trip dalam keterampilan menulis karangan deskripsi siswa kelas V-4 SD Negeri Mangkura II Makassar.
c. Observasi/pengamatan Pengamat terdiri dari:
1) Melakukan observasi dengan menggunakan format observasi.
2) Penilaian hasil tindakan dengan menggunakan lembar pengamatan.
d. Refleksi
Hasil yang dapat pada tahap, observasi akan merefleksikan diri dengan melihat data observasi dan tes akhir, hasil analisis dan data dilaksanakan dalam tahap ini akan dipergunakan sebagai acuan untuk melaksanakan siklus berikutnya.
Adapun perbaikan-perbaikan yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa antara lain menyesuaikan waktu yang tersedia dengan materi pembelajaran yang akan diberikan, motivasi atau dorongan kepada siswa yang masih berada pada tingkat pengusaan materi yang sangat rendah.
2. Siklus II
Kegiatan yang di lakukan pada siklus kedua ini adalah mengulang kegiatan-kegiatan yang telah di lakukan pada Siklus I. Tiap siklus di laksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai. Untuk dapat melihat hasil belajar serta membaca pemahaman siswa maka di berikan tes pada akhir siklus. Siklus II merupakan kelanjutan dan perbaikan dari siklus I.
Prosedur penelitian yang dilakukan terdiri atas empat komponen yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Secara lebih rinci
langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini sebagai berikut:
1) Melakukan diskusi dengan guru mata pelajaran bahasa indonesia untuk mengatasi masalah yang terjadi pada siklus I.
2) Merumuskan strategi tambahan untuk membantu meningkatkan keaktifan siswa, seperti memberikan pujian dan penghargaan bagi siswa yang berprestasi.
3) Menetukan pokok bahasan yang akan diajarkan.
4) Mempersiapkan prangkat pembelajaran yakni rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
5) Membuat format observasi untuk melihat bagimana kondisi belajar siswa dalam menulis karangan deskripsi.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
1) Mengidentifikasi kesiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran.
2) Membahas materi pelajaran sesuai dengan rancangan yang telah dirancangkan.
3) Memberikan dan mengajukan pertanyaan sebagai masalah untuk mengaktifkan siswa yang tidak semangat.
4) Tahap Observasi
Tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah mengamati setiap aktivitas siswa selama proses belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi.
c. Tahap Refleksi
Pada tahap ini, peneliti bersama guru mendiskusikan hasil pengamatan tindakan-tindakan yang telah di laksanakan. Kegiatan meliputi:
1) Menganalisis hasil pengamatan yang di peroleh dan penerapan metode field trip dalam menulis karangan deskripsi
2) Membuat kesimpulan hasil belajar siswa yang telah dicapai dari pembelajaran dengan penerapan metode field trip dalam menulis karangan deskripsi.
Catatan: apabila pada siklus kedua belum terjadi peningkatan maka dilanjutkan pada siklus berikutnya.
Gambar Siklus Kegiatan PTK (Arikunto, dkk, 2007:74) Siklus I
Siklus II
Pelaksanaan Tindakan I Perencanaan
Tindakan I
Perencanaan Tindakan II
Refleksi II observasi /
Pengumpulan data II
Dilanjutkan kesiklus berikutnya Permasalahan
Permasalah baru refleksi
Apa bila permasalah belum selesai
Refleksi I observasi /
Pengumpulan data I
Pelaksanaan tindakan II
E. Faktor- Faktor yang Diselidiki
Ada tiga faktor yang diselidiki dalam penelitian ini yaitu:
1. Input: yaitu menyelidiki presentase kehadiran, keseriusan siswa, keaktifan bertanya, kemampuan siswa menjawab pertanyaan, perilaku siswa dalam kelas, dan kemampuan awal siswa.
2. Proses: yaitu pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas yang melibatkan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar untuk mencapai hasil dan tujuan yang diharapkan.
3. Ouput: yaitu hasil belajar yang diperoleh siswa dalam proses pembelajaran, setelah di berikan tes hasil belajar.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah observasi dan tes.
1. Teknik Observasi
Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap aktivitas observasi sebagai peneliti, guru, dan siswa selama proses tindakan berlangsung. tujuan penggunaan teknik ini adalah untuk memperoleh data berupa tindakan observasi dan guru dalam mengarahkan dan mengontrol siswa serta tindakan siswa dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan metode field trip.
2. Teknik Tes
Pada lembaran tes ini akan dilampirkan beberapa bentuk tes menulis karangan deskripsi dengan menggunakan metode field trip untuk menguji kemampuan
dan keberhasilan siswa memahami materi dalam proses pembelajaran yang telah berlangsung.
G. Teknik Analisis Data
Skala penilaian yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0-100. Jadi, pemberian nilai minimal yang harus dicapai siswa dalam menulis karangan deskripsi adalah 82 keatas dengan nilai klasikal 85% dari keseluruhan sampel.
Untuk mengelola skor mentah menjadi skor digunakan rumus sebagai berikut:
Skor Skor yang diperoleh siswa
umlah sampel 00 usmiati, 200 :2
Tabel 3.1
Kriteria Penilaian Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi
No Aspek yang dinilai Bobot
1 Kesusaian judul dengan isi 20
2 Ejaan dan tanda baca 15
3 Kohesi dan koherensi 15
4 Keterlibatan panca indra 20
5 Menunjukan opjek yang ditulis 15
6 Pemilihan kata yang tepat (diksi) 15
Jumlah 100
( Tolla dan Hartini, 1991:31) H. Indikator Keberhasilan
Indikator kinerja yang digunakan berdasarkan (KKM) yang telah ditentukan di sekolah tersebut. Dalam indikator kinerja ini, jika KKM di sekolah besangkutan 82 keatas, menulis karangan deskripsi dengan menggunakan metode field trip dikatakan meningkat apabila 85% keatas mencapai nilai 82 keatas.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini akan dipaparkan hasil penelitian secara rinci dari data yang diperoleh di lapangan. Data ini kemudian akan dibahas secara detail untuk menjawab rumusan masalah yang peneliti angkat. Yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah ”Apakah penerapan metode field trip dapat meningkat kualitas hasil pembelajaran menulis karangan deskripsi siswa kelas V-4 SD Negeri Mangkura II Makassar”?
Hasil penelitian ini akan dibahas data kuantitatif. Hasil analisis data kuantitatif yang dimaksud adalah gambaran kemampuan siswa menulis karangan deskripsi dengan menggunakan metode field trip yang dinyatakan dalam bentuk angka. Dari hasil kuantitatif skor yang diperoleh siswa akan diolah dan dianalisis menurut teknik persentase yang ditentukan. Data yang diolah dan dianalisias adalah data skor kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi dengan menggunakan metode field trip pada siswa kelas V-4 SD Negeri Mangkura II Makassar.
1. Pelaksanaan siklus I
Siklus I dibagi dalam tahap perancanaan, tindakan, observasi, dan refleksi a. Perencanaan
Siklus tindakan I, rencana pembelajaran dilaksanakan empat (4) kali pertemuan dengan waktu 4x90 menit. Standar kompetensi:
51
mengungapkan informasi dalam bentuk karangan deskripsi dengan menggunakan metode field trip. Kompotensi dasar: menyusun karangan deskripsi dengan menggunakan metode field trip. Tujuan pembelajaran sebagai berikut:
1) Guru menetukan topik atau tema yang dapat dikembangkan oleh siswa menjadi sebuah karangan deskripsi.
2) Siswa menyusun kerangka karangan deskripsi.
3) Siswa mengembangkan kerangka karangan yang telah disusun menjadi sebuah karangan deskripsi.
b. Pelaksanaan tindakan
Tindakan ini dilaksanakan pada hari jumat, 23 februari 2016.
Pembelajaran pada tahap ini, dilaksanaakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah disusun sebelumnya.
Pada kegiatan awal peneliti mengajak siswa berdoa kemudian memeriksa kesiapan dan persiapan siswa mengikuti proses pembelajaran, peneliti memberikan informasi SK/KD, indikator yang akan dicapai, mengajukan materi yang akan diajarkan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengetahuan yang dimiliki siswa tentang materi yang diajarkan. Kegiatan selanjutnya, peneliti memberikan penjelasan tentang materi yang diajarkan.
c. Observasi
Tahap ini peneliti mengamati hasil kemampuan siswa dalam proses pembelajarn menulis karangan deskripsi dengan menggunakan metode field
trip, berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti selama pelaksanaan siklus I berlangsung.
Tabel 4.1
Hasil Observasi Selama Proses Belajar Berlangsung Pada Siklus I No Nama siswa L/P Kehadiran Keseriusan
siswa
Keaktifan bertanya
Keaktifan menjawab 1 Adhitya
Anugerah
L - - -
2 Justin Henderawan
L - - -
3 Kili sirapanji L - -
4 Muh Hidayat L - - -
5 Muh Pribadi L - - -
6 Muh
Anugrah
L - - -
7 Muh
Febriansyah
L - - -
8 Muh. Fadil L -
9 Aqilah Kamila
P -
10 Azzah Alfiyah
P -
11 Daffina D P -
12 Fadhillah M -
13 Kaylah Fasyah
P -
14 Maya Fitriana
p -
15 Latifa Nasyirah
P
16 Naurah Riswari
P -
17 Nur fadillah P
18 Jusmin Tawallah
P -
19 Nur Aisyah P -
20 Nurul Aras P -
21 Putri Qadri P
22 Putri Aulia P -
23 Qaylah Yuniar
P -
24 Siti Malik P -
25 Siti Antariska P
26 Yuni Kohar P -
27 Zahra Salsabila
P -
28 Zyalwa Mutiara
P - -
29 Thessalonica P
30 Sabrina Putri P
31 Muh Habsy L - -
32 Rian basyasya
L - -
33 Argya Nabila P -
34 Taufik Abdi L - - -
35 Najwa Amalia
P -
36 Andi Maharani
P - -
37 Aulia Najwa P - -
Persentase 100% 56.7% 59.4% 45.9%
Grafik Hasil Observasi Siklus I
Data di atas, peneliti menyimpulkan bahwa siswa belum begitu antusias dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dan siswa juga masih kurang aktif dalam proses pembelajaran. Mereka masih ragu untuk bertanya atau menjawab pertanyaan yang disampaikan peneliti. Hasil observasi siswa pada siklus I persentase kehadiran 100% dari 37 siswa, keseriusan siswa 56.7% dari 37 siswa, keaktifan bertanya 59.4% dari 37 siswa, keaktifan menjawab 45.9% dari 37 siswa.
d. Refleksi
Setelah kegiatan belajar mengajar selesai maka peneliti mengkaji pelaksanaan pembelajaran dan kekurangan yang terdapat pada siklus I akan diperbaiki pada siklus II. Hasil yang diperoleh pada siklus I belum menunjukan hasil yang diharapkan, hal ini merupakan kekurangan yang harus dibenahi pada siklus lanjutan. Adapun perbaikan yang dilakukan sebagai berikut:
1) Pelaksanaan proses belajar mengajar harus lebih maksimal untuk berusaha meningkatkan aktivitas siswa
2) Penggunaan alokasi waktu sesuai dengan skenario yang disusun
100 %
56,7 % 59,4 %
45,9 %
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
1 2 3 4
Kehadiran Keseriusan Siswa
Keaktifan Bertanya
Keaktifan Menjawab
3) Peningkatan pengelolahan kelas lebih tertip dan kondusif agar tidak menggangu proses belajar mengajar
4) Bimbingan kepada siswa lebih ditingkatakan agar siswa dapat memahami materi pembelajaran serta dapat memberi pendapat dalam usaha pemecahan masalah
5) Penyampaian materi lebih kontekstual sesuai dengan pengetahuan awal siswa yaitu dengan memulai dari hal-hal konkrit baru keabstrak atau masalah yang dipecahkan.
Tabel 4.2
Skor Perolehan Nilai Pada Siklus I
No Nama siswa L /P Aspek yang dinilai Nilai siklus
I
1 2 3 4 5 6
1 Adhitya Anugerah
L 14 10 5 10 10 5 54
2 Justin Henderawan
L 15 5 10 12 5 5 52
3 Kili sirapanji L 15 10 12 11 11 11 70
4 Muh Hidayat L 15 5 5 5 10 10 50
5 Muh Pribadi L 14 5 5 10 11 5 50
6 Muh Anugrah L 12 5 5 5 5 5 37
7 Muh.
Febriansyah
L 14 5 5 10 11 5 50
8 Muh. Fadil L 15 10 10 12 12 10 69
9 Aqilah .Kamila P 15 10 12 10 14 12 73 10 Azzah Alfiyah P 15 12 14 14 14 13 82
11 Daffina D. P 15 14 14 13 12 11 79
12 Fadhillah M P 15 11 12 11 12 12 73 13 Kaylah Fasyah P 15 11 10 12 13 11 72 14 Maya Fitriana P 15 14 13 11 10 5 68
15 Latifa Nasyirah P 12 5 5 5 5 5 37
16 Naurah Riswari P 17 12 16 14 12 13 84
17 Nur fadillah P 13 11 10 10 11 12 67
18 Jusmin Tawallah P 14 11 11 11 12 10 69
19 Nur Aisyah p 15 12 11 12 12 10 72
20 Nurul Aras P 15 10 14 11 12 12 74
21 Putri Qadri P 10 9 10 15 10 12 66
22 Putri Aulia P 15 5 5 10 12 5 52
23 Qaylah Yuniar P 15 5 5 10 10 10 55
24 Siti Malik P 15 12 12 13 12 11 75
25 Siti Antariska P 15 12 11 11 12 11 72
26 Yuni Kohar P 15 14 14 13 14 13 83
27 Zahra Salsabila P 15 10 10 11 12 5 63 28 Zyalwa Mutiara P 15 14 13 14 14 13 83
29 Thessalonica P 15 10 12 15 14 10 76
30 Sabrina Putri P 15 13 13 14 14 13 82
31 Muh Habsy L 12 5 5 5 5 5 37
32 Rian basyasya L 12 5 5 5 5 5 37
33 Argya Nabila P 17 12 16 13 14 12 84
34 Taufik Abdi L 14 12 12 12 13 12 75
35 Najwa Amalia P 17 12 12 14 14 13 82
36 Andi Maharani P 15 13 14 14 14 13 83
37 Aulia Najwa P 15 12 14 12 10 10 73
Total 2460
Rata–rata 66,48%
Jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran ini adalah 37 orang. Pada siklus I, menulis karangan deskripsi dengan menggunakan metode field trip yang diterapkan belum sempurna. Hal tersebut berdampak pada kemampuan siswa melaksanakan kegiatan menulis karangan deskripsi dan berakibat terhadap rendahnya prestasi siswa pada perolehan skor hasil tes. Skor rata-rata menulis karanga deskripsi dengan menggunakan metode field trip Siswa kelas V-4 SD Negeri Mangkura II Makassar 66.48% dari 37 siswa. Ini menunjukan bahwa prestasi tingkat penerimaan dan pengetahuan siswa belum memadai.
Tabel 4.3
Ketuntasan Belajar Siklus I
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
82-100 Tuntas 8 21,7%
0-81 Tidak tuntas 29 78,3%
Jumlah 37 100%