• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS EKSPOSISI BAHASA INGGRIS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KAMPAR-RIAU.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS EKSPOSISI BAHASA INGGRIS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KAMPAR-RIAU."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

x

C. Definisi Operasional………..………... 9

D. Tujuan Penelitian ……….….……….. 11

E. Manfaat Penelitian ………... 11

F. Anggapan Dasar ……….………….. 12

G. Hipotesis Penelitian ………... 13

H. Variabel Penelitian ………..……….………. 14

BAB II. LANDASAN TEORI ………….……….……… 16

A. Konsep Metode Field Trip ………... 17

1. Pengertian Metode ………... 18

2. Karakteristik/Ciri-ciri Metode Field Trip ………... 21

3. Tujuan Metode Field Trip ……….. 22

4. Langkah-Langkah dalam Metode Field Trip ………. 23

5. Keunggulan dan Kelemahan Metode Field Trip ……… 25

B. Pembelajaran Menulis Metode Field Ttrip ……….. 28

1. Pengertian Pembelajaran ………. 28

2. Penerapan Pe,belajaran ………..………. 31

(2)

xi

4. Komponen-Komponen Karangan ………. 43

5. Menulis Paragraf ……….. 45

6. Pengertian Field Trip ……… 48

C. Hakekat Menulis Eksposisi dengan Metode Field Trip... 50

1. Pengertian dan Konsep Menulis ... 50

2. Proses Pembelajaran Menulis ………... 54

3. Fungsi Menulis ... 63

4. Tujuan Menulis ... 65

5. Manfaat Menulis ... 70

6. Menulis Sebagai Keterampilan berbahasa ... 71

7. Karangan Sebagai Hasil Keterampilan Menulis ... 73

a. Pengertian Karangan ... 73

D. Teori Kurikulum Dalam Pembelajaran Metode Field Trip …. 75 1. Konstruktivistik Sebagai Landasan Pengembangan Metode Field Trip ... 76

2. Pandangan Konstruktivistik Terhadap Beberapa Aspek Dalam Proses Pembelajaran Metode Field Trip ... 51

E. Pembelajaran dengan Metode Field Trip Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Bahasa Inggris ... 82

1. Tujuan Pembelajaran Menulis Eksposisi ... 83

2. Ruang Lingkup Pembelajaran Menulis Eksposisi ……….... 83

3. Proses Menulis Eksposisi ... 84

4. Karakteristik/Ciri-Ciri Karangan Eksposisi ... 85

5. Langkah-langkah Menulis Karangan Eksposisi ... 85

(3)

xii

BAB III. METODE PENELITIAN ... ... 101

A. Metode …………. …….………... 101

B. Variabel Penelitian ………. 104

C. Populasi dan Sampel Penelitian ………. 106

1. Populasi Penelitian ………. 106

2. Sampel Penelitian ………... 107

D. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data ……….. 108

1. Teknik Pengumpulan Data ……….... 108

E. Instrumen Penelitian ... 112

1. Instrumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 112

2. Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran ... 114

F. Skenario Pembelajaran ... 114

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 115

A. Bagaimana Penerapan Pembelajaran Menulis Bahasa Inggris Selama Ini Dilaksanakan Pada SMA Negeri 1 Kampar ... 115

1. Kondisi Pembelajaran Bahasa Inggris di SMA Negeri 1 Kampar ... 115

2. Pandangan dan Persepsi Guru Terhadap Metode Field Trip ………..………... 117

3. Persepsi Siswa Mengenai Pembelajaran Menulis bahasa Inggris ... 117

4. Ketersediaan dan Pemanfaatan Sarana dan Prasarana SDM ... 118

(4)

xiii

B. Bagaimanakah Hasil Pembelajaran Menulis Siswa dengan

Menggunakan Metode field trip ………. 118

C. Bagaimanakah Hasil Pembelajaran Menulis Siswa dengan Menggunakan Metode yang Selama ini digunakan Guru ….... 125

D. Bagaimanakah Perbedaan Hasil Belajar Menulis siswa yang Menggunakan Metode field trip dengan yang digunakan oleh guru (Konvensional) ……… 130

BAB IV. SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 145

A. Simpulan ... 145

B. Rekomendasi ……… 148

Daftar Pustaka ... 149

(5)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan global, seperti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni dan budaya. Perubahan secara terus menerus ini menuntut perbaikan sistem pendidikan nasional untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman. Untuk itu, upaya peningkatan mutu pendidikan harus dilakukan secara menyeluruh yang mencakup pengembangan dimensi manusia Indonesia seutuhnya, yakni aspek-aspek moral, ahlak, budi pekerti, pengetahuan, keterampilan, seni, olah raga, dan perilaku. Pengembangan aspek-aspek tersebut bermuara pada peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup (life skill) yang diwujudkan melalui pencapaian kompetensi siswa untuk bertahan hidup, menyesuaikan diri, dan berhasil di masa datang. dengan demikian siswa memiliki ketangguhan, kemandirian, dan jati diri yang dikembangkan melalui pembelajaran dan atau pelatihan yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan.

(6)

pejabat pendidikan, pengusaha serta unsur-unsur masyarakat lainnya. Rancangan ini dimaksud untuk memberi pedoman kepada para pelaksana pendidikan, dalam proses pembimbingan perkembangan siswa, mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh siswa, keluarga maupun masyarakat.

Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat sentral dalam seluruh kegiatan pendidikan, menentukan proses pelaksanaan dan hasil pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan hidup manusia, maka penyusunan kurikulum tidak dapat disusun secara sembarangan. Menurut Sukmadinata (2005:38), ”penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang kuat yang didasarkan atas hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. dalam mengevaluasi kurikulum juga membutuhkan kecakapan yang sama sebagaimana menyusun kurikulum”. Untuk dapat merencanakan atau mengembangkan kurikulum harus didasarkan pada evaluasi kurikulum yang telah terlaksana, agar dalam mengimplementasikan kurikulum tersebut tidak terjadi lagi kesalahan atau kekeliruan yang sama.

(7)

arah yang harmonis antara guru dan siswa. Ketika kegiatan belajar mengajar itu berproses, guru harus dengan ikhlas dalam bersikap dan berbuat, serta mau memahami siswanya dengan segala konsekuensinya.

Aktivitas guru ini akan tercermin melalui kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Berbagai pendekatan/metode yang digunakan dalam pembelajaran selayaknya membawa siswa mencapai tujuan sesuai yang diharapkan. Demikian pula terjadi pada pembelajaran bahasa Inggris. Penggunaan metode dalam pembelajaran bahasa Inggris terutama untuk pembelajaran menulis, peranan guru sangat penting.

Kompetensi menulis yang harus dimiliki siswa dalam pembelajaran menulis, menjadikan pembelajaran ini dikemas dengan perencanaan yang baik, karena kompetensi menulis merupakan aplikasi dari apa yang dipikirkan ditambah dengan aspek-aspek bahasa dan teknik penulisan yang harus dikuasainya.

(8)

berpikir lebih baik dan dengan demikian ia juga merupakan latihan terus menerus untuk memelihara akal sehat Dan ”menulis tidaklah gampang jika hanya satu atau dua kali mencoba”. Menulis memerlukan keterampilan karena itu diperlukan latihan-latihan yang berkelanjutan dan terus menerus. Ada tiga komponen yang tergabung dalam perbuatan menulis, yaitu: (1) penguasaan bahasa tulis, yang akan berfungsi sebagai media tulisan, meliputi: kosakata, struktur kalimat, paragraf, ejaan, pragmatik, dan sebagainya; (2) penguasaan isi karangan sesuai dengan topik yang akan ditulis; dan (3) penguasaan tentang jenis-jenis tulisan, yaitu bagaimana merangkai isi tulisan dengan menggunakan bahasa tulis sehingga membentuk sebuah komposisi yang diinginkan, seperti esai, artikel, cerita pendek, makalah, dan sebagainya.

(9)
(10)

Berbagai fenomena di atas mengindikasi adanya kekeliruan dalam proses pembelajaran menulis yang dilakukan guru yang berimbas kepada siswa. ”Kekeliruan dalam pembelajaran menulis menurut Alwasilah ( 2005:47) karena siswa lebih banyak diajari tata bahasa atau teori menulis dan sedikit sekali berlatih menulis”. Siswa tidak memiliki keberanian untuk menulis karena takut berbuat salah dan ditertawakan orang. Guru cenderung menilai hasil akhir paragraf eksposisi sehingga fokus kepada kualitas dan ketepatan gramatikal, para siswapun menganggap tugas mereka hanyalah memproduksi paragraf eksposisi dan tugas guru adalah memberi nilai. Bagi siswa, menulis dianggap sebagai kegiatan menyendiri dan hanya dibaca oleh guru saja. Guru tidak mengetahui benar-salahnya tulisan mereka karena tidak ada yang memberitahu. Berbagai hal yang dikemukakan di atas terjadi dalam pembelajaran menulis di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kampar.

Berdasarkan pengamatan dan pengalaman selama ini masih banyak terlihat siswa kelas X yang telah dinyatakan naik ke kelas XI belum mampu menulis/paragraf eksposisi dengan baik. Mereka belum mampu menuangkan ide, imajinasi, atau menceritakan pengalaman meskipun dalam bentuk paragraf eksposisi sederhana.

(11)

diminta untuk melanjutkan wacana yang ada di dalam LKS. Bahkan dalam pembelajaran menulis karangan guru memberi tema yang tidak sesuai dengan pengetahuan yang tidak pernah dialami oleh siswa. Kemudian siswa disuruh untuk menulis. Setelah selesai, hasil pekerjaan siswa dikumpulkan, dikoreksi dan dinilai oleh guru. Kegiatan ini terus menerus terjadi sehingga para siswa merasa jenuh dan kurang menyukai pembelajaran menulis.

Berdasarkan kondisi di atas, dapat dipahami bahwa pembaharuan dalam proses pembelajaran menulis sudah menjadi suatu keharusan. Hal di atas memerlukan suatu tindakan nyata dari guru sebagai ujung tombak pendidikan. Guru dituntut agar selalu berupaya mengevaluasi diri, mencarikan berbagai solusi, demi tercapainya hasil yang lebih optimal. Dalam rangka itulah penulis mencoba melakukan upaya penyempurnaan pembelajaran menulis dengan menggunakan pendekatan/metode yang relevan dan sesuai dengan kemampuan siswa.

(12)

kreatifitas dan dapat menggunakan bahasa sebagai sarana menyalurkan kreativitasnya.

Metode field Trip menjadi pilihan karena metode ini, menjadikan pengalaman sebagai landasan dalam proses menulis siswa, dan untuk menulis dibutuhkan pengalaman baik pengetahuan tentang isi karangan maupun tentang teknik menulis. Dengan metode ini siswa mengekspresikan gagasan-gagasan mereka berdasarkan pengalaman yang secara logis, jelas dan ditata secara menarik, namun masih ada guru yang beranggapan bahwa metode field trip adalah metode yang membawa siswa untuk berpergian jauh padahal, field trip dapat dilaksanakan di lingkungan sekolah seperti di pasar, perpustakaan, toko kelontong, toko serba ada, bengkel dan sebagainya yang ada disekitar sekolah.

(13)

B. Rumusan Masalah

1. Masalah Umum

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

“Bagaimanakah penerapan metode field trip dibandingkan dengan metode yang selama ini digunakan guru (konvesional) dalam

pembelajaran menulis eksposisi pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kampar?”

2. Masalah Khusus

Masalah khusus penelitian ini adalah:

a. Bagaimana Penerapan pembelajaran menulis bahasa Inggris selama ini dilaksanakan pada SMA Negeri 1 Kampar ?

b. Bagaimanakah hasil belajar menulis siswa dengan menggunakan metode Field Trip?

c. Bagaimanakah hasil belajar menulis siswa dengan menggunakan metode yang selama ini digunakan oleh guru (konvesional)?

d. Bagaimanakah perbedaan hasil belajar menulis siswa yang menggunakan metode Field Trip dengan yang menggunakan metode yang selama ini digunakan oleh guru (konvesional)?

C. Definisi Operasional

(14)

1. Field Trip adalah cara penyajian dengan membawa siswa mempelajari materi pelajaran di luar kelas. Field trip memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, yang dapat merangsang kreativitas siswa, informasi dapat lebih luas dan aktual, siswa dapat mencari dan mengolah sendiri informasi. 2. Penerapan Metode Field Trip adalah keberhasilan pembelajaran yang dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai melalui metode field trip. Penerapan metode field trip dapat diukur dengan tingkat pencapaian hasil belajar siswa. Reigeluth dan Merill (Gipayana, 1998:8) menyatakan bahwa “pengukuran efektifitas metode pembelajaran harus selalu dikaitkan dengan pencapaian tujuan pembelajaran”. Sementara Degeng (1989:165) mengemukakan tiga indikator lain yang berhubungan dengan penerapan metode pembelajaran yakni, (1) kesesuaian dengan prosedur, (2) kuantitas unjuk kerja, (3) kualitas hasil.

(15)

pertama menyangkut isi tulisan, sedangkan pengetahuan kedua menyangkut aspek-aspek kebahasaan dan teknik penulisan” (Akhdiah, 2003:2).

D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah menguji penerapan metode Field Trip dibandingkan dengan metode konvesional yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis eksposisi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kampar.

2. Tujuan Khusus

Penelitian ini mempunyai tujuan khusus, yakni mendeskripsikan:

a. Bagaimana Gambaran tentang penerapan metode pembelajaran menulis bahasa Inggris yang selama ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kampar b. Bagaimanakah hasil belajar menulis eksposisi siswa kelas XI SMA Negeri

1 Kampar dengan menggunakan metode Field Trip.

c. Bagaimana hasil belajar menulis eksposisi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kampar dengan menggunakan metode konvesional.

d. Bagaaimana perbedaan hasil belajar menulis eksposisi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kampar yang menggunakan metode Field Trip dengan yang menggunakan metode yang selama ini digunakan guru (konvesional). E.Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

(16)

metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas pembelajaran keterampilan berbahasa dan memberikan sumbangan untuk meningkatkan penerapan pembelajaran menulis.

Hal ini penting bagi keperluan kajian teoritis mengingat masih langkanya bahan referensi yang membahas tentang metode field Trip dalam mengembangkan keterampilan menulis siswa.

2. Manfaat Secara Praktis a. Bagi guru

Bagi guru MA/SMA hasil penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan mutu pembelajaran menulis terutama pada mata pelajaran bahasa Inggris. b. Bagi Kepala Sekolah

Bagi kepala sekolah hasil penelitian ini bermanfaat dalam melakukan pembinaan kemampuan guru dalam merancang, mengimplementasikan dan mengevaluasi pembelajaran .

c. Bagi Peneliti

Peneliti memperoleh pengalaman praktis penelitian dan penerapan metode pembelajaran sebagai bahan untuk meningkatkan kemampuan akademik dalam bidang pengembangan kurikulum.

F. Anggapan Dasar

(17)

baik bagi dirinya maupun bagi orang lain. Pengalaman individu sebagai sumber belajar ini bukan hanya dimiliki oleh orang dewasa, tetapi juga para pelajar. Dengan demikian ada beberapa hal yang dijadikan anggapan dasar, yang dapat peneliti kemukakan berkenaan dengan penelitian ini sebagai berikut:

1. Pengalaman merupakan sumber atau bahan tulisan siswa dalam pembelajaran menulis pada mata pelajaran Bahasa Inggris.

2. Metode Field Trip adalah pendekatan berbasis pengalaman merupakan metode pendekatan yang menjadikan pengalaman siswa sebagai landasan untuk menulis.

3. Setiap siswa memiliki kemampuan menulis dan kemampuan kreatif yang berbeda-beda, kemampuan ini dapat dilatih.

4. Kemampuan menulis dengan menggunakan metode Field Trip dapat diukur melalui tes membuat karangan/paragraf eksposisi.

5. Tinggi rendahnya kemampuan menulis melalui metode Field Trip dan kemampuan berpikir kreatif siswa dipengaruhi oleh faktor linguistik, faktor psikologis dan faktor kognitif.

6. Pemanfaatan metode field Trip dalam pelajaran bahasa Inggris khususnya keterampilan menulis memberikan peluang yang besar kepada siswa untuk berlatih menulis sehingga dapat meningkatkan kemampuan menulis.

G.Hipotesis

(18)

Ho1: Metode field trip tidak efektif untuk meningkatkan kemampuan menulis eksposisi bahasa Inggris siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kampar.

Ha1: Metode field trip efektif untuk meningkatkan kemampuan menulis eksposisi bahasa Inggris siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kampar. Ho2: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan menulis

eksposisi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kampar antara yang menggunakan metode field trip dengan menggunakan metode yang selama ini digunakan oleh guru.

Ha2: Terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan menulis eksposisi bahasa Inggris siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kampar antara yang menggunakan metode field trip dengan yang menggunakan metode yang selama ini digunakan oleh guru.

H.Variabel Penelitian

Menurut Best dalam (Narbuko dan Achmadi, 2009:118). bahwa yang disebut dengan variabel penelitian adalah kondisi-kondisi atau serenteristik-serenteristik yang oleh peneliti dimanipulasikan, dikontrol atau diobservasi dalam suatu penelitian. Variabel penelitian tersebut, akan menjelaskan faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan dimanipulasi, dikontrol atau diobservasi, yaitu: variabel independen dan variabel dependen. 1. Variabel Independen atau variabel bebas adalah variabel yang

(19)

variabel dependen. Variabel Independen atau variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode field trip.

2. Variabel Dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kemampuan menulis.

Dalam penelitian ini, variabel independen dapat disimbolkan dengan X dan variabel dependen disimbolkan dengan Y, sehingga dapat dikatakan:

X = Metode Field Trip dan

(20)

1011 1

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian eksprimen kuasi atau eksprimen semu, dengan model desain randomized pretest-posttest control group design. Penelitian ini berisikan metode, variabel penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan dan pengolahan data, instrumen penelitian, skenario pembelajaran, menulis, di bawah ini akan diuraikan sebagai berikut.

A.METODE

Metode merupakan suatu cara yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan, sedangkan penelitian merupakan sarana untuk mencari kebenaran. Pada dasarnya penelitian adalah upaya mengumpulkan data yang akan dianalisis. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas pembelajaran menulis dengan menggunakan penerapan metode field trip. Oleh rarena itu, digunakan metode penelitian eksperimen kuasi. Ali (1992:140) mengatakan Kuasi Eksprimen hampir mirip dengan eksprimen yang sebenarnya, perbedaanya terletak pada penggunaan subjek yaitu pada kuasi eksprimen tidak dilakukan penugasan random melainkan dengan menggunakan kelompok yang telah ada.

(21)

1 1

suatu metode/pendekatan. Hasil dari kegiatan eksperimen ini tentunya akan terlihat jelas, sehingga variabel-variabel yang diselidiki dapat dimanfaatkan atau malah sebaliknya tidak bermanfaat jika diimplementasikan dalam proses pembelajaran.

Model desain penelitian eksperimen kuasi yang digunakan peneliti adalah model desain randomized pretest-posttest control-group design. Penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.

Group Treatment/perlakuan R O X1 O

Group control R O X2 O

(Sugiono 2009:76)

Keterangan : R = Random Assigment untuk kelas eksprimen dan kelas kontrol

0 = Pengukuran Pretest dan post test

X1 = Perlakuan pembelajaran Menulis dengan menggunakan metode field trip.

X2 = perlakuan pembelajaran menulis tanpa menggunakan metode field trip

Model desain penelitian ini digunakan untuk menguji efektivitas metode field trip dalam pembelajaran menulis eksposisi pada siswa kelas XI SMA Negeri 1Kampar.

(22)

1 1

t =

Keterangan :

M d = Mean dari deviasi (d) antara post test dan pre test Xd = Perbedaan deviasi dengan mean deviasi

N = Banyaknya subjek df = atau db adalah N-1

Untuk mengetahui sejauh mana tingkat efektivitas penerapan metode pembelajaran dan hasil pembelajaran pada waktu yang berbeda. Sejalan dengan penelitian yang digunakan, maka langkah-langkah yang dilakukan dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Langkah pertama yaitu menetapkan kelompok mana yang akan dijadikan kelompok eksprimen dan kelompok mana yang dijadikn kelompok kontrol. Kelompok yang menggunkan metode feld trip ditetapkan sebagai kelompok eksprimen sedangkan kelompok yang menggunakan metode konvensional ditetapkan sebagai kelompok kontrol.

2. Memberi pretest pada kedua kelompok yaitu kelompok ekprimen dan kelompok kontrol yang tujuannya adalah untuk mengetahui pengetahuan dan kemampuan awal siswa sebelum diberikan perlakuan.

3. Memberikan perlakukan terhadap kelompok eksprimen yaitu dengan menggunakan metode pembelejaran field trip.

(23)

1 1

menulis eksposisi bahasa Inggris yang diperoleh siswa setelah diberikan perlakuan.

Penelitian yang akan digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif didasarkan atas pengolahan data secara statistik. Artinya data yang terkumpul merupakan hasil observasi melalui tes awal dan tes akhir dalam bentuk angka kemudian pengolahannya dengan menggunakan statistik. yaitu teknik uji t atau t-tes untuk dua sampel berpasangan dicari gain atau perbedaan anatar rata-rata prettest dan posttest baik dari kelompok ekprimen maupun kelompok kontrol. Teknik uji t atau t-tes menguji hipotesa komperatif dua sampel berpasangan bila datanya berbentuk interval dan ratio (sugiyono, 2009:152).

Di samping pengolahan data menggunakan statistik atau secara kuantitatif, penelitian ini juga mengolah data secara deskriptif melalui penelitian kualitatif.

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai observer yaitu mengamati jalannya proses penerapan metode field trip dalam pembelajaran menulis eksposisi.

B.VARIABEL PENELITIAN

(24)

1 1

Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Sugiyono (2009:6-62) menggemukakan mengenai variabel tersebut yaitu :

1. Variable independent (variabel bebas), atau disebut juga dengan nama variabel stimulus, predictor, antecedent. Variabel ini merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (dependent).

2. Variable dependent (variabel terikat), disebut juga dengan variabel out put, criteria, konsekuen. Variabel ini merupakan variabel yang dipengaruhi oleh atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

Untuk memperjelas variabel yang diteliti, maka peneliti membuat desain penelitian sebagai berikut:

Pada variabel di atas terdapat variabel yang dikaji, yaitu variabel sebab dengan menggunakan metode field trip (X1) pada kelas eksprimen dan metode

Metode1

Field Trip1 (X1)1

Metode1 Konvensional1

(X2)1

Hasil1

Kemampuan1 Menulis1

(25)

1 1

konvensional (X2) pada kelas kontrol. Untuk variabel terikat adalah kemampuan menulis eksposisi bahasa Inggris. Sedangkan keterkaitan antara variabel bebas dan variabel terikat adalah perbedaan antara X1 Y degan X2 Y.

Untuk melihat efektivitas kedua metode tersebut, skor yang diperoleh dari kelompok kontrol dan kelompok eksprimen dibandingkan rata-rata pencapaian terhadap skor kreteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan. Metode pembelajaran field trip dapat dikatakan efektif apabila rata-rata skor yang diperoleh telah mencapai atau melebihi KKM.

C. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kampar tahun pelajaran 2010-2011 yang terdiri atas delapan kelas. Masing-masing kelas diberi nama mulai kelas XI 1, kelas XI 2, kelas XI 3, kelas XI 4, kelas X1 5, Kelas X1 6, Kelas X1 7, dan kelas X1 8. Sedangkan jumlah siswa kelas XI yang ada di sekolah tersebut sebanyak 307 orang siswa.

(26)

1 1

Tabel .1

Daftar Populasi Penelitian

No Urut Nama Kelas Jumlah Siswa

1 X1 1 37

2 X1 2 38

3 X1 3 39

4 X1 4 38

5 X1 5 38

6 X1 6 38

7 X1 7 39

8 X1 8 40

Jumlah 307

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. (Sugiono, 2009:81-82). Lebih lanjut Sugiyono menyatakan, Simple Random Sampling dikatakan sederhana karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.

(27)

1 1

menuliskan kelas XI 1, kelas XI 2, kelas XI 3, kelas XI 4, kelas X1 5, kelas X1 6, kelas X1 7, dan kelas X1 8 pada lembaran kertas kecil kemudian digulung. Kedelapan gulungan kertas kecil itu dikocok beberapa saat, selanjutnya salah seorang guru diminta untuk mengambil satu gulungan kertas kecil sambil memejamkan mata. Gulungan kertas pertama yang diambil ditetapkan sebagai kelas (kelompok) eksperimen dan gulungan kertas kedua yang terambil ditentukan sebagai kelas (kelompok) kontrol. Pengundian ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa semua kelas akan berpeluang sama untuk terpilih menjadi kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Karena data yang akan diteliti adalah kemampuan menulis. Dari hasil pengundian ditetapkan kelas XI 3 (kelas IPA) sebagai kelompok eksperimen dan kelas XI 5 (kelas IPS) sebagai kelompok kontrol.

D. TEKNIK PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

1 Teknik Pengumpulan Data

(28)

1 1

a. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data, di mana peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2008:220). Dengan demikian observasi dilakukan untuk mengamati secara langsung berbagai peristiwa yang terjadi berkaitan dengan penelitian. Melalui teknik ini peneliti dapat mencatat secara teliti dan runtut, berbagai aktivitas yang berkaitan dengan pelaksanaan metode field trip dalam pembelajaran menulis. Secara khusus, observasi dilakukan untuk mencermati beberapa hal yang berkaitan dengan proses belajar mengajar dengan menggunakan, field trip antara lain: (1) kegiatan pembelajaran yang dimulai dari pembukaan, kegiatan inti dan akhir kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode field trip, (2) kegiatan interaksi dalam proses pembelajaran antara guru dengan siswa, antara siswa dengan siswa, serta partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran field trip.

b. Tes

(29)

1 1

digunakan adalah tes membuat karangan eksposisi. Tes dilakukan dalam bentuk tes awal (Pretes) dan tes akhir (posttest). Pretes dilakukan untuk kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen sebelum pembelajaran. Tes akhir dilakukan untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah pembelajaran berakhir.

2 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan salah satu langkah penting dalam kegiatan penelitian untuk mengaplikasi data dalam bentuk simpulan. Data yang diperoleh dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan statistik, data yang diolah selisih antara skor pretes dan post test dengan langkah langkah sebagai berikut.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menunjukkan apakah data yang akan diuji statistik itu membentuk kurva normal. Menurut santoso (2005:209), ada beberapa cara menguji normalitas, yakni: 1) menggunakan histogram dan stem-left, 2) menggunakan rasio skewness dan kurtosis, dan 3) uji kolmogorov-Smirnov. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji kolmogorov-Smirnov karena normalitas data akan langsung terlihat.

(30)

1 1

Keterangan:

= kuadrad chi yang dicari

" = frekuansi yang tampak

= frekuansi yang diharapkan (Luhut Panggabean, 2000:144).

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk menentukan apakah populasi itu homogen. Hal ini merupakan prasyarat untuk dilakukannya uji t. Uji homogenitas dapat dilakukan dengan statistik pada SPSS 18.

F =

# $

#

(Luhut Panggabean, 2000: 151) Keterangan:

F = harga varians yang akan diuji

% & = varians yang lebih besar

% ' = varians yang lebih kecil

c. Uji Hipotesis

Uji t digunakan untuk mengetahui perbedaan dua rata-rata. Dengan menggunakan asumsi data berdistribusi normal dan dengan kondisi tidak jika diketahui serta diketahui sama maka statistik yang digunakan dalam pengujian ini adalah uji t. Uji t ini dilakukan untuk menguji data kuantitatif. Uji perbedaan dua rata rata ini dilakukan terhadap rata-rata yang dihasilkan. a. Antara hasil pretest dan posttest pada kelompok eksperimen.

(31)

1 1

c. Antara hasil pretest kelompok eksperimen dan pretest kelompok kontrol. d. Antara hasil posttest pada kelompok eksperimen dan posttest pada

kelompok kontrol.

Pengujian data melalui uji t dilakukan dengan menggunakan SPSS 18.

t =

() * + *)

(Luhut Panggabean, 2000:166)

Keterangan :

, = Mean sampel kelompok eksprimen

, = Mean sampel kelompok kontrol

- = Jumlah sampel kelompok eksprimen

- = Jumlah sampel kelompok kontrol

% = Variansi sampel kelompok eksprimen

% = Variansi sampel kelompok kontrol

E. INSTRUMEN PENELITIAN

Salah satu sarana yang sangat penting untuk mengumpulkan data dalam penelitian adalah instrumen. Instrumen yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. INSTRUMEN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

(32)

1 1

field trip yang dirumuskan oleh peneliti dan guru. Penyusunan instrumen tersebut meliputi:

a. Merumuskan standar kompetensi dan kompetensi dasar b. Penentuan topik pembelajaran

c. Penentuan alokasi waktu

d. Penentuan materi pembelajaran dan pengalaman belajar e. Penentuan indikator pembelajaran

f. Penentuan kegiatan pembelajaran

g. Penentuan sumber, bahan dan alat pembelajaran h. Penentuan penilaian

Dalam melaksanakan penilaian, dilakukan dengan mengadakan serangkaian tes pada siswa. Tes ini dilakukan sebanyak dua kali, yaitu tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Tes awal diberikan kepada siswa dengan maksud untuk mengetahui kemampuan awal dalam menulis karangan eksposisi sebelum menerima perlakuan atau treatment metode field trip.

Sedangkan tes akhir (post test) diberikan setelah siswa mendapat perlakuan treatment metode field trip. Hasil tes akhir ini sangat penting untuk mengetahui kemampuan pembelajaran setelah mendapat perlakuan metode field trip. Dengan melihat hasil tes ini dapat diketahui apakah ada peningkatan atau perubahan dalam menulis eksposisi sebelum dan sesudah mendapat perlakuan.

(33)

1 1

maksud untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam menulis eksposisi dengan pembelajaran biasa/konvensional. Sedangkan tes akhir dilakukan dengan dengan menggunakan metode biasa yang digunakan oleh guru.

2. Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran

Instrumen yang digunakan dalam mengamati pelaksanaan proses pembelajaran yaitu lembar observasi. Instrumen observasi digunakan peneliti untuk mendapatkan data tentang kualitas pembelajaran yang dilakukan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan motode field trip, dimulai dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup yang merupakan akhir pembelajaran. Lembar instrumen observasi ini dapat dilihat pada lampiran.

F. SKENARIO PEMBELAJARAN

Skenario pembelajaran merupakan salah satu kelengkapan yang wajib dipergunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Dalam penelitian ini akan penulis tampilkan contoh skenario pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam menerapkan metode field trip.

(34)

146

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil temuan dan hasil analisis yang diperoleh dari tahapan

kegiatan, pertama menetapkan kelompok mana yang dijadikan kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol, kemudian memberikan pretes pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol lalu, memberikan perlakuan terhadap kelompok

eksperimen dengan menggunakan metode field trip, dan terakhir memberikan

postes untuk kedua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok Kontrol.

Tes ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kecamatan Kampar

Kabupaten Kampar Propinsi Riau dalam upaya penerapkan metode Field Trip

yang dapat meningkatkan kemampuan menulis eksposisi, dalam pembelajaran

bahasa Inggris dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut.

1. Bagaimana Penerapan Pembelajaran Menulis Bahasa Inggris yang Selama ini Dilakukan pada SMA Negeri 1 Kampar ?

Kondisi awal guru sebelum penerapkan metode field trip ini dilakukan

bahwa proses pembelajaran yang dilakukan masih kurang menarik, tidak kreatif,

dan tidak inovatif. Hal tersebut ditandai dengan dominannya peran guru dalam

proses pembelajaran (teacher centred) guru lebih banyak menggunakan metode

ceramah dan diskusi, pembelajaran lebih cenderung untuk mengejar target

(35)

proses pembelajaran lebih banyak diam. Hasil belajar siswa diukur dengan tes.

Siswa dalam belajar hanya menerima informasi, latihan dalam bentuk tugas di

rumah/PR. Dalam proses belajar mengajar menulis para guru menjadikan buku

pakat yang diterbitkan oleh pemerintah dan swasta sebagai media pembelajaran,

dan terungkap bahwa guru mengalami kesulitan dalam mengajarkan bahasa

khususnya pembelajaran menulis bahasa inggris. Kesulitan ini disebabkan karena

guru tidak dapat membangkitkan motivasi dan minat siswa dalam belajar, guru

kesulitan dalam memilih metode yang tepat untuk menerapkan metode yang

cocok.

2. Bagaimanakah Hasil Belajar menulis Eksposisi Siswa XI SMA Negeri 1 Kampar dengan Menggunakan Metode Field Trip?

Berdasarkan hasil tes kemampuan menulis karangan/paragraf dapat

disimpulkan bahwa ada peningkatan/gain yang sangat signifikan antara skor tes

awal dengan tes akhir, peningkatan skor ini terjadi pada semua aspek menulis

yakni Isi karangan dari 14,4 menjadi 19,6, Organisasi Isi dari 13,6 menjadi 16,9,

Tata bahasa dari 12,7 menjadi 14,5, Kosa kata dari 10,5 menjadi 11,6 dan ejaan

dari 7,9 menjadi 8,1 dan dari rata 59,0 menjadi 71,0. Dengan demikian maka

metode field trip efektif untuk meningkatkan kemampuan menulis eksposisi

bahasa Inggris. Dari 39 siswa hanya 7 siswa yang mendapat nilai dibawah 65 dan

32 siswa mendapat nilai di atas 65. Artinya ada peningkatan 82,1 % dari sebelum

dilakukannya metode field trip yaitu 8 orang siswa yang mencapai nilai KKM

(36)

3. Bagaimanakah Hasil Belajar menulis Eksposisi Siswa XI SMA Negeri 1 Kampar dengan Menggunakan Metode yang Selama ini Digunakan Oleh Guru?

Berdasarkan hasil tes kemampuan menulis karangan/paragraf dapat

disimpulkan bahwa ada sedikit peningkatan/gain antara skor tes awal dengan tes

akhir, peningkatan skor ini terjadi pada semua aspek menulis yakni isi karangan

dari 17,0 menjadi 17,6, Organisasi Isi dari 14,9 menjadi 15,3, Tata bahasa dari

12,4 menjadi 13,2, Kosa kata dari 9,5 menjadi 10,8 dan ejaan dari 7,3 menjadi 7,8

dari rata-rata 61,2 menjadi 64,7. Dengan demikian maka metode yang selama ini

digunakan oleh guru dapat meningkatkan kemampuan menulis, namun

peningkatan ini tidak sebanding dengan peningkatan metode field trip.

4. Perbedaan Kemampuan Menulis Siswa yang Menggunakan Metode Field

Trip dengan Metode yang Selama ini Digunakan Guru

Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan awal dan

kemampuan akhir menulis siswa dengan menggunakan metode Field Trip yaitu

t-hitung (-15,970) > t-tabel (2.042). Artinya ada perbedaan antara hasil pretes yang

dilaksanakan sebelum dan setelah perlakuan. Terdapat perbedaan antara pretes dan

postes pada kelompok kontrol. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara

pretes kelompok eksprimen dan pretes kelompok kontrol, dan terdapat perbedaan

yang singnifikan antara hasil postes kelompok eksprimen dan postes kelompok

kontrol. Dengan metode field trip sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan

(37)

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat dibuat rekomendasi sebagai berikut:

1. Guru Bahasa Inggris

Guru diharapkan dapat menggunakan metode field trip sebagai alternatif dari

berbagai metode yang ada khususnya pembelajaran menulis eksposisi guna untuk

meningkatkan kreativitas dan aktivitas siswa dalam belajar.

2. Sekolah

Pihak sekolah diharap dapat memberikan pengertian dan pemahaman kepada

guru-guru agar menggunakan berbagai metode pembelajaran guna meningkatkan

motivasi siswa untuk belajar dan tidak terpaku pada metode yang sudah ada atau

satu metode saja.

3. Dinas Pendidikan Kabupaten Kampar

Dinas Pendidikan Kabupaten Kampar hendaknya dapat meningkatkan

kinerja guru khususnya guru bahasa Inggris dan hendaknya mengalokasi waktu,

dan dana untuk mengikuti program pendidikan dan pelatihan agar dapat

menunjang profesinya.

4. Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan penelitian ini dapat mengembangkan

(38)

150

DAFTAR PUSTAKA

Akhdiah, Sabarti dkk. (2003). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa. Jakarta: Erlangga.

Ali, Muhamad. (1992). Startegi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa

Allan R. Tom, (1997). Re Design Teacher Education.USA: State University of New York.

Alwasilah, A.Chaedar. (2000). Perspektif Pendidikan Bahasa Inggris di Indonesia dalam Konteks Global. Bandung: Andira.

Alwasilah, Suzana.S. (2005). Pokoknya menulis. Bandung: PT. Kiblat Buku Utama.

Anderson. W. Lorin. (2001). A Taxonomy for Learning Teaching and Assessing. New York: Addison Wesley Longman, Inc.

Arikunto, S., (1999). Manajemen Penelitian, Jakarta, Rineka Cipta.

Arikunto, (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Borg, W. R., dan Gall, M.D., (1983). Educational Research And Introduction

Fourth Edition, New York, Longman.

Brown , H. Douglas. (1994). Teaching by Principles. An Interactive Approach to Language Pedagogy. New Jersey : Prentice Hall Inc.

_________ (1984). Principles of Language Learning and Teaching. New Jersey: Prentice Hall Inc.

Budiningsih, C. Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Costa, A.L.(1985). Developing Mind (A Resource Book for Teaching Thinking).

Alexsadria, Virginia: The Association for Supervision and Curriculum Development

Degeng, I.N. S. (1989). Ilmu Pengajaran Taksonomi Variabel. Jakarta: Depdikbud

Dewey, John. (1966). Democracy and Education. New York: A Free Press Paperback Macmillan Publishing Co., Inc.

Dimyati dan Mudjiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, S. D., dan Zain, A. (2010). Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka

(39)

Djamarah, S.B. (2005). Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif Suatu Pendekatan Teoritis Psikologi. Jakarta: Rineka Cipta

Edwards. (1983). Rough draft. The Process of Writing. New Jersey Houghton Mifflin Company

Erfizal, S. Budiarti, (2005). Membuat Karangan Eksposisi. Departemen Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.

Fahlawi, Rizal. (2005). Keefektifan Pembelajaran Menulis dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual. (Eksprimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Tembilahan-Riau). Tidak diterbitkan.

Finoza, Lamuddin. (2006). Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi insan Mulia.

Gipayana, Muhana (1998). Efektivitas Pembelajaran Bahasa Menulis dengan Pendekatan bertahap dan Penilaian Portofolio Tesis IKIP Bandung. Tidak diterbitkan.

Hammer,Jeremy. (2007). How to Teach Writing. England: Edinbergh gate harlon CM 20 2 Je.

Hardjono, Sartinah. (1988). Prinsip-Prinsip Pengajaran Bahasa dan Sastra. Jakarta: Depdikbud

Hasmidi, J. (2008). Pengembangan Model Pembelajaran Tuntas Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Dalam Mata Pelajaran Fiqih Pada Madrasah Aliyah. Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

Ibrahim, R. dan Nana Syaodih. (2010). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Joyce, Bruce, Masrsha Weil, Emily Calhoun. (2000). Models Of Theaching Boston : Allyn and Bacon.

Keraf,G. (1981). Eksposisi dan Deskripsi. Ende Flores : Nusa Indah. Keraf,G. (1985). Argumentasi dan Narasi. Ende Flores : Nusa Indah. Keraf,G. (1994). Eksposisi. Ende Flores : Nusa Indah.

(40)

Leeman D. (1974). Comment Apprendre à Rédiger.Canada: Lerousse

Logan, Lillian M. (1972). Creative Communication: Teaching the Language Arts. Toronto: Mc Graw-Hill Ryerson Limited.

Mc Crimmon, James M. (1984). Writing With a Purpose. Boston: Houghton Mifflin Company.

Narbuko, C. dan Achmadi, A. (2009). Metodelogi Penelitian, Jakarta, Bumi Aksara.

Nurgiyantoro, Burhan. (2010). Penilaian Dalam Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE.

Ornstein C. Allan. (1998). Curriculum Foundation, Principles, And Issues. USA: Aviacon company 160 ground street.

Panggabean, P. Luhut. (2000). Statistika Dasar. Bandung Jurusan Pendidikan Fisika, FPMIPA UPI Bandung.

Parera, Jos Daniel. (1993) Menulis Tertib dan Sistematik. Jakarta : Erlangga. Putrayasa, Bagus. (2009). Jenis Kalimat Dalam Bahasa Indonesia. Bandung: PT

Refika Aditama.

Rifai, Mien A. (1997). Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan, dan Penerbitan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Roestiyah. dkk. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Press. Rusman (2010). Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme

guru. Bandung : Mulia Mandiri Press.

______ (2007). Manajemen Kurikulum: Seri Manajemen Sekolah Bermutu. Bandung: SPS Universitas Pendidikan Indonesia.

Rusyana, Y. (1984). Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung. Sagala, Syaiful. (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabet. Sanjaya, Wina (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

(41)

Semi, M. Atar. (2007). Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Padang: Angkasa Raya.

Subyakto, Sri Utami dan Nababan. (1993). Metodologi Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Santoso, Singgih. (2005). Menguasai Statistik di Era Informasi dengan SPSS 12. Jakarta: Gramedia.

Siti Zulaikhoh (2009). Penerapan Metode Field Trip Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Deskripsi Pada Siswa Kelas X-1 Sma Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Boyolali skripsi S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Universitas Muhammadiah Surakarta Http://Docstoc.Com/Docs/Penerapan-Metode-Field-Trip-Untukm

Meningkatkan-Kemampuan-Menulis.

Sudjana, N. Dan Ibrahim, R. (2007). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sudjana, (2009). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Sugiyono, (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung:

Alfabeta.

________ (2009). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2004). Kurikulum & Pembelajaran. Bandung: Yayasan Kesuma Karya.

_______ (2008). Metode Penelitian Pendidikan, Bandung, Rosdakarya.

Suryabrata, Sumadi. (2009). Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Suryosubroto, (2002). Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta Sutiamiharja, Agus. Dkk., (1997). Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta: Dirjen

Dikti Dekdikbud.

Syafi’ie, Imam. (1988). Retorika Dalam Menulis. Jakarta: Depdikbud

Tarigan, Hendry Guntur. (1991). Metodologi Pengajaran Bahasa 1, Bandung, Angkasa.

(42)

__________ (2008). Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Angkasa: Bandung.

Tarhuri, (2005). Penerapan Model Interaktif Type Sindikat Pada Pembelajaran Kosa Kata Studi Quasi Eksprimen Di Kelas 2 SMA Negeri Sukahaji Majalengka. Desertasi Bahasa Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Tidak diterbitkan.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Sinar Grafika.

Vigotsky, L.S. (1962). Language and Thought. Canbridge: Mass The MIT Press Widyamartaya, BA. (1986). Kreatif Mengarang. Yogyakarta: Kanisius

Wiesolek, K, Katerine. (2008). Reading and writing to learn Strategies across the Curriculum.USA : Greenwood Publishing Group.

Wiliam, W. West. (1980). Developing Writing Skill. Prantice Hall Coledge Dev. Zuchdi, Darmiyati. (1997). “Pembelajaran Menulis dengan Pendekatan Proses”,

Gambar

Tabel .1

Referensi

Dokumen terkait

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI TEKNIK MOZAIK (Penelitian Tindakan Kelas usia 4-5 tahun di RA Nurul Huda Bandung Tahun Ajaran 2015-2016). Universitas

penyusunan Buku Harian Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Muhammadiyah.. Magelang dapat

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI TEKNIK MOZAIK (Penelitian Tindakan Kelas usia 4-5 tahun di RA Nurul Huda Bandung Tahun Ajaran 2015-2016). Universitas

Hasil penelitian dengan menggunakan regresi sederhana menunjukkan bahwa: 1, Gambaran efektivitas pemanfaatan sumber belajar berada pada kategori efektif; 2, Gambaran

Berdasarkan analisis terhadap hasil penelitian ini, maka penulis berkesimpulan bahwa pendidikan politik yang dilaksanakan oleh Pemuda Katolik Komisariat Daerah Sumatera Utara

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Disusun

Dalam rangka usaha untuk menyamakan persepsi tentang bimbingan dan konseling mahasiswa pada dosen wali di lingkungan FMIPA Universitas Diponegoro,

1) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan pembelajaran dan media yang telah disiapkan. 2) Melakukan tes siklus I untuk mendapatkan data mengenai peningkatan