• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI ASMAUL HUSNA PADA SISWA KELAS IV SDN 99 SELUMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PENERAPAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI ASMAUL HUSNA PADA SISWA KELAS IV SDN 99 SELUMA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 1 No 1 (2023) , Desember P-ISSN: ....-...., E-ISSN: ....- ....

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License

1

Penerapan Metode Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Materi Asmaul Husna Pada Siswa Kelas Iv Sdn 99 Seluma

Sina Wati1

E-mail: wsina7600@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Asmaul Husna dengan menggunakan metode make a match pada siswa kelas IV SDN 99 Seluma tahun pelajaran 2023-2024. Metode make a match merupakan metode pembelajaran kooperatif yang melibatkan aktivitas siswa untuk mencari pasangan antara dua hal yang memiliki keterkaitan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah 17 siswa kelas IV SDN 99 Seluma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode make a match dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Asmaul Husna. Pada siklus I, nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 73,4 dengan ketuntasan klasikal 64,7%. Pada siklus II, nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat menjadi 79 dengan ketuntasan klasikal 88

%. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa metode make a match merupakan metode pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Asmaul Husna. Metode ini dapat meningkatkan aktivitas dan motivasi belajar siswa, serta menumbuhkan kerja sama dan interaksi antar siswa.

Kata kunci: metode make a match, hasil belajar, Asmaul Husna

1. Pendahuluan

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran tersebut perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien. Pembelajaran pada setiap satuan pendidikan harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi secara aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarya, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Jasiah, 2018).Guru harus menggunakan metode yang tepat dalam pembelajaran.

(2)

2

Metode akan berpengaruh terhadap tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Permasalahan yang terjadi dalam materi Asmaul Husna dan artinya, yaitu pada kemampuan menghafal setiap peserta didik yang berbeda- beda.Berdasarkan observasi di kelas IV, masih ada peserta didik yang belum mampu menghafal Asmaul Husna alMalik, al-Aziz, al-Quddus, As-Salam, al- Mu’min dan artinya. Hanya beberapa peserta didik yang mampu menghafal Asmaul Husna al-Malik, al-Aziz, al-Quddus, As-Salam dan al-Mu’min dengan tepat.

Penyebab permasalahan tersebut, karena metode yang digunakan tidak efektif, kurang menyenangkan dan menarik, bahkan cenderung membosankan,sehingga peserta didik kurang termotivasi dan kurang antusias untuk mengikuti proses pembelajaran. Pembelajaran materi Asmaul Husna dan artinya akan berhasil dengan baik jika disertai kemampuan menghafal peserta didik. Menghafal erat hubungannya dengan proses mengingat. Dalam menghafal sendiri membutuhkan kekuatan memori dan mengingat yang tinggi.

Menurut KBBI menghafal artinya berusaha meresapkan ke dalam pikiran agar selalu ingat. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan menghafal peserta didik yang berbeda-beda dikelompokkan menjadi dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi motivasi, minat, bakat dan usia peserta didik. Sedangkan faktor eksternal meliputi metode yang digunakan, waktu untuk menghafal dan lingkungan yang mendukung untuk menghafal. Permasalahan dalam penelitian ini difokuskan pada bagaimana penerapan metode Make a Match dalam meningkatkan Hasil Belajar Pada Materi Asmaul Husna Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 99 Seluma.

(3)

3

2. Metode

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif, karena datanya berupa ungkapan kata-kata dan tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis, tetapi hanya menggambarkan suatu gejala atau keadaan yang diteliti secara apa adanya serta diarahkan untuk memaparkan fakta-fakta, kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang berlangsung dalam latar alamiah karena memahami fenomena-fenomena yang terjadi dalam subjek penelitian. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas {PTK}. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan di dalam kelas yang menggunakan suatu tindakan untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar agar diperoleh hasil yang lebih baik dari sebelumnya.

Identifikasi Subbagian

Peserta berjumlah 17 orang peserta didik SD Negeri 99 Seluma. Sedangkan sampel yang digunakan merupakan kelas IV. Dalam pelaksanaannya, PTK diawali dengan mendiagnosis masalah, yaitu kesadaran akan permasalahan yang di rasakan, dianggap menghambat pencapaian tujuan pembelajaran sehingga dapat berdampak kurang baik terhadap proses pembelajaran. Secara umum langkah-langkah PTK akan membentuk siklus sampai dirasa ada perubahan kearah yang lebih baik. Secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim untuk dilalui, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Karakteristik Peserta (Subjek)

Subjek berasal dari peserta didik kelas IV SD Negeri 99 Seluma . Berjumlah 17 orang. Terdiri dari 8 orang laki-laki dan 9 orang perempuan. Berdasarkan observasi di kelas IV, masih ada peserta didik yang belum mampu menghafal Asmaul Husna al-Malik, al-Aziz, al-Quddus, As-Salam, al- Mu’min dan artinya.

Hanya beberapa peserta didik yang bisa menghafal Asmaul Husna al-Malik, al-Aziz, al-Quddus, As-Salam dan al-Mu’min dengan tepat.

Desain penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Variabel penelitian yang

(4)

4

digunakan ada dua, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas berupa solusi yaitu metode make a match dan variabel terikat berupa masalah yaitu kemampuan menghafal Asmaul Husna dan artinya. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kualitatif berupa deskripsi.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, tes dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan setiap kali pemberian tindakan berakhir dan sesudah pengumpulan data. Berdasarkan data dari lembar observasi, serta daftar nilai Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, kemudian dilakukan analisis. Analisis data dilakukan selama proses penelitian berlangsung dan sampai penelitian selesai.

3. Hasil

Setelah dilakukan uji instrumen siklus I terhadap proses pembelajaran dengan menerapkan metode make a match, maka ditemukan adanya peningkatan kemampuan sebelum dilaksanakan tindakan. Hasil belajar pada materi Asmaul Husna dan artinya pada siklus I dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1

Hasil Belajar Peserta Didik pada Siklus I

NO Keterangan

Nama Peserta Didik KKM Nilai Keterangan (x)

Tuntas Belum Tuntas

1 ARYA ADI SAPUTRA 70 65 Belum Tuntas

2 JESIKA MARSASELA 70 80 Tuntas

3 KELVIN SABRIAN TITANI

70 85 Tuntas

4 KENI UTRIANA 70 83 Tuntas

5 KEMBANG DARA TISTA

70 75 Tuntas

6 LUKY ADEM 70 65 Belum Tuntas

(5)

5 BAKISAMI

7 NIKEN 70 70 Tuntas

8 NAILA PUTRI AISA 70 74 Tuntas

9 PADLI PRASETIO 70 77 Tuntas

10 M. PADIL ALMASER 70 73 Tuntas

11 M. PERDI SUSANTO 70 65 Belum Tuntas

12 ROZAK RAIS 70 65 Belum Tuntas

13 M.AZIZUL RASYID 70 84 Tuntas

14 SANGKUT JELITA PUTRIANI

70 75 Tuntas

15 SINTA OKTAPIANI PUTRI

70 65 Belum Tuntas

16 YESI DWI SAPUTRI 70 65 Belum Tuntas

17 LYIANA ZAHIRA APRILIA

70 82 Tuntas

Jumlah 1248

Rata-Rata 73,4 Peserta Didik yg tuntas 64,7%

Peserta Didik yg tidak tuntas

35,3%

Dari hasil belajar peserta didik pada pelaksanaan siklus I, Nilai rata- rata adalah 73,4 dengan nilai terendah 65 dan nilai tertinggi 85, diantaranya 6 peserta didik mendapat nilai dibawah 70 dan 11 peserta didik yang mendapat nilai di atas 70. Jika dihitung berdasarkan persentase ketuntasan belajar maka hanya 64,7% peserta didik yang tuntas, dan 35,3% peserta didik yang tidak tuntas belajar.

Untuk lebih jelasnya, persentase ketuntasan belajar siklus I dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

(6)

6

Tabel 2

Persentase Ketuntasan Belajar siklus I

No Nilai

Jumlah Peserta Didik

Persentase Ketuntasan Belajar

Kategori Ketuntasan Belajar

belajar

1 ≥

70 11 64,7 % Tuntas

2 ≤

70

6 35,3 % Belum tuntas

Dari uraian di atas, maka dapat diketahui bahwa dengan menerapkan metode make a match, dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada siklus I masih tergolong sedang. Sudah ada peningkatan hasil belajar akan tetapi masih di bawah target yang diinginkan yaitu 80% dari jumlah peserta didik.

Untuk itu penelitian ini akan dilanjutkan ke siklus II untuk meningkatkan hasil belajar berdasarkan target yang ingin dicapai.

Setelah dilakukan uji instrumen siklus II terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan metode make a match, maka ditemukan adanya peningkatan kemampuan hasil belajar. Hasil belajar pada materi Asmaul Husna dan artinya pada siklus II dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3

Hasil Belajar Peserta Didik pada Siklus II

NO Keterangan

Nama Peserta Didik KKM Nilai Keterangan (x)

Tuntas Belum Tuntas

1 ARYA ADI SAPUTRA 70 75 Tuntas

2 JESIKA MARSASELA 70 85 Tuntas

3 KELVIN SABRIAN TITANI

70 90 Tuntas

4 KENI UTRIANA 70 85 Tuntas

(7)

7 5 KEMBANG DARA

TISTA

70 80 Tuntas

6 LUKY ADEM BAKISAMI

70 75 Tuntas

7 NIKEN 70 75 Tuntas

8 NAILA PUTRI AISA 70 78 Tuntas

9 PADLI PRASETIO 70 80 Tuntas

10 M. PADIL ALMASER 70 75 Tuntas

11 M. PERDI SUSANTO 70 75 Tuntas

12 ROZAK RAIS 70 67 Belum Tuntas

13 M.AZIZUL RASYID 70 89 Tuntas

14 SANGKUT JELITA PUTRIANI

70 80 Tuntas

15 SINTA OKTAPIANI PUTRI

70 70 Tuntas

16 YESI DWI SAPUTRI 70 66 Belum Tuntas

17 LYIANA ZAHIRA APRILIA

70 90 Tuntas

Jumlah 1335

Rata-Rata 79 Peserta Didik yg tuntas 88%

Peserta Didik yg tidak tuntas

12%

Dari hasil belajar peserta didik pada pelaksanaan siklus II, nilai rata-rata adalah 79 dengan nilai terendah 66 dan nilai tertinggi 90, diantaranya 2 peserta didik mendapat nilai dibawah KKM dan 15 peserta didik yang mendapat nilai di atas 70. Jika dihitung berdasarkan persentase ketuntasan belajar maka 88 % peserta didik yang tuntas, dan hanya 12% peserta didik yang tidak tuntas belajar.

(8)

8

Untuk lebih jelasnya, persentase ketuntasan belajar siklus II dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4

Persentase ketuntasan belajar siklus II

Dari data yang peneliti hitung maka hasil belajar peserta didik yang tuntas belajarnya pada siklus II didapat nilai 88 %. Hal ini menandakan bahwa hasil belajar peserta didik tergolong sangat tinggi, dan tindakan yang telah dilakukan sudah sesuai dengan perencanaan yang telah disusun sebelumnya dan telah mencapai hasil belajar yang diharapkan. Atas hasil yang telah dicapai pada siklus II, maka tidak perlu diadakan siklus III.

4. Pembahasan

1. Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik

Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode make a match memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar pada peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman peserta didik terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I, II,) yaitu 64,7%, 88%.

2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh bahwa aktivitas peserta didik dalam proses belajar mengajar dengan menerapkan metode make a match dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar peserta didik yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata peserta didik pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.

(9)

9

3. Aktivitas Guru dan Peserta Didik Dalam Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada pokok bahasan Teladan mulia Asmaul Husna dengan metode make a match yang paling dominan adalah bekerja dengan sesama teman kelompok mendengarkan / memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar peserta didik/antara peserta didik dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas peserta didik dapat dikategorikan aktif.

Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan metode make a match dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep, menjelaskan materi yang sulit, memberi umpan balik/tanya jawab dimana presentase untuk aktivitas di atas cukup besar.

5. Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap penerapan metode make a match pada materi Asmaul Husna dan artinya kelas IV di Sekolah Dasar Negeri 99 Seluma, maka peneliti menyimpulkan bahwa: keberhasilan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di Sekolah Dasar Negeri 99 Seluma dilihat dari hasil belajar peserta didik, dapat ditingkatkan melalui metode make a match. Hal ini terlihat dari hasil tes belajar dari siklus I dan siklus II yang meningkat dari 64,7 % menjadi 88%. Hasil observasi dalam penerapan metode make a match dalam meningkatkan kemampuan menghafal peserta didik pada materi Asmaul Husna dan artinya yang diikuti oleh peserta didik, menunjukkan adanya peningkatan aktivitas peserta didik yang berkategori baik pada siklus II. Penggunaan penerapan metode make a match juga dapat meningkatkan efisiensi pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di Sekolah Dasar Negeri 99 Seluma dan membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dan menarik bagi peserta didik

(10)

10

Daftar Pustaka

Al-Badr, Syaikh Abdur Razzaq bin Abdul Muhsin. 2016. Ensiklopedi Asmaul Husna. Jakarta: Pustaka Imam Syafi’I. ←Book

Fauzan, Ahmad dan Jamaluddin. 2021. Buku Panduan Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SD kelas IV. Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. ←Book

Fauzan, Ahmad dan Jamaluddin. 2021. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SD kelas IV. Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. ←Book

Hamdayama, Jumanta. 2016. Metodologi Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.←Book

Hudah, Abu Imamil. 2014. Belajar Akhlak dengan 99 Asmaul Husna. Surakarta:

al-Ǫudwah Publishing. ←Book

Jasiah. 2017. Pemanfaatan Internet pada Matakuliah Ilmu Pendidikan di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Palangka Raya. Palangka

Raya: Rumah Jurnal IAIN Palopo,

https://doi.org/10.24256/jpmipa.v5i1.267 ←Journal

Masduki, Yusron. 2018. Implikasi Psikologi Bagi Penghafal Al-Qur’an. Jurnal Radenfatah: volume 18 nomor 18 tahun 2018, https://doi.org/https://doi.org/10.19109/medinate.v14i1.2362←Journal Nuruddin, Muhammad. 2021. Hal-Hal yang Membingungkan Seputar

Tuhan.Depok: Keira. hlm. 61. ISBN 978-623-7754-64-0 ←Book

Syafril dan Zelhendri Zen, 2017. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Depok : Prenada Media Group. ←Book

Syah, Muhibbin. 2017. Psikologi Belajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. ←Book

Setyanto, N. Ardi. 2017. Interaksi dan Komunikasi Efektif Belajar- Mengajar. Yogyakarta: Diva Press. ←Book

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisis data menunjukkan adanya peningkatan kemampuan pemahaman materi IPS melalui penerapan metode pembelajaran make a match pada siswa kelas IV SD Negeri

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui proses pelaksanaan penerapan metode pembelajaran make a match untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pemerintahan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran active learning metode card sort dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Asmaul Husna

UPAYA MENINGKATKAN SIKAP TANGGUNG JAWAB DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI BILANGAN ROMAWI MELALUI METODE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SDN 04 SIKASUR..

Penelitian ini adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari penerapan metode make a match untuk peningkatan hasil belajar bagi siswa – siswi kelas IV

Jadi dengan penerapan strategi pembelajaran kooperatif make a match materi Surah Al-Fiil dilaksankan dalam pembelajaran dalam setiap siklus yaitu siklus I dan siklus II

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada kelas IV SD 5 Karangbener Kudus dapat disimpulkan bahwa penerapan model Make A Match

Pada penelitian ini, indikator yang menjadi pedoman keberhasilan adalah meningkatnya kreativitas siswa melalui penerapan strategi pembelajaran make a match pada IPS siswa kelas IV