• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE AL-MIFTAH LIL ULUM DALAM PEMBELAJARAN KITAB KUNING (FATHUL QARIB) DI PONDOK PESANTREN MIFTAHUL HIKMAH CUPEL NEGARA BALI TAHUN 2021/2022 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PENERAPAN METODE AL-MIFTAH LIL ULUM DALAM PEMBELAJARAN KITAB KUNING (FATHUL QARIB) DI PONDOK PESANTREN MIFTAHUL HIKMAH CUPEL NEGARA BALI TAHUN 2021/2022 SKRIPSI"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE AL-MIFTAH LIL ULUM DALAM PEMBELAJARAN KITAB KUNING (FATHUL QARIB) DI

PONDOK PESANTREN MIFTAHUL HIKMAH CUPEL NEGARA BALI TAHUN 2021/2022

SKRIPSI

Oleh

BAGUS IRAWAN NIM : T20181354

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JUNI 2022

(2)

PENERAPAN METODE AL-MIFTAH LIL ULUM DALAM PEMBELAJARAN KITAB KUNING (FATHUL QARIB) DI

PONDOK PESANTREN MIFTAHUL HIKMAH CUPEL NEGARA BALI TAHUN 2021/2022

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

untuk memenuhi dalah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana pendidikan (S.Pd)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu keguruan Pendidikan Agama Islam

Oleh

BAGUS IRAWAN NIM : T20181354

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JUNI 2022

(3)

ii

PENERAPAN METODE AL-MIFTAH LIL ULUM DALAM PEMBELAJARAN KITAB KUNING (FATHUL QARIB) DI

PONDOK PESANTREN MIFTAHUL HIKMAH CUPEL NEGARA BALI TAHUN 2021/2022

SKRIPSI

diajukan kepada Universitas Islam Negeri

Kiaai Haji Achmad Siddiq untuk memenuhi dalah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana pendidikan (S.Pd)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu keguruan Pendidikan Agama Islam

Oleh BAGUS IRAWAN

NIM : T20181354

Disetujui Pembimbing:

Dr. SUBAKRI, M.PD.I NIP : 19750721 200701 1 032

(4)

iii

PENERAPAN METODE AL-MIFTAH LIL ULUM DALAM PEMBELAJARAN KITAB KUNING (FATHUL QARIB) DI

PONDOK PESANTREN MIFTAHUL HIKMAH CUPEL NEGARA BALI TAHUN 2021/2022

SKRIPSI

Telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana pendidikan (S.Pd)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu keguruan Pendidikan Agama Islam

Hari : Selasa Tanggal : 21 Juni 2022

Tim Penguji

Menyetujui

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Prof. Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I NIP. 196405111999032001

(5)

iv MOTTO

َكَّبَر َّنِا ُُۗن َسْحَا َ ِهِ ْ ِتَِّل ِبِ ْمُهْلِداَجَو ِةَن َ سَحْلا ِة َظِعْوَمْلاَو ِةَ ْكِْحْل ِبِ َكِ بَر ِلْيِب َس ىلِٰا ُعْدُا

1

َنْيِدَتْهُمْل ِبِ َُلَْعَا َوُهَو ٖ ِلِْيِب َس ْنَع َّل َض ْنَمِب َُلَْعَا َوُه

Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalannya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.

1Departemen Agama Republik Indonesia, Alquran dan Terjemah (Bandung: Cv Mikraj Khazanah Ilmu, 2014) 46:30

(6)

v

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi Robbil ‘Alamiin. Dengan segala kerendahan hati dan rasa syukur, peneliti persembahkan skripsi ini kepada:

1. Kepada Orang Tuaku tercinta, Bapak Supadi dan Ibu Maisarah. Terimakasih atas kasih dan sayang yang kalian berikan kepada anakmu yang nakal ini.

Pengorbananmu untuk anakmu ini sungguh tak ternilai dengan apapun. Semua yang bapak ibu lakukan tak lain hanya untuk kesuksesanku, semoga allah permudah jalan kedua orang tuaku. Aamiin.

2. Untuk pakdeku, Bapak Tukidi yang senantiasa mendukung dan menyemangatiku.

3. Teruntuk dua orang temanku, Robi’anto dan Nur Izza Fauziyah, yang memberi semangat dikala gempuran pamer ayang, meskipun kalian menyesatkanku tapi aku bahagia ketika bersama kalian.

4. Para guru yang senantiasa memberi dukungan dan motivasi sehingga aku bisa berdiri sampai titik ini.

5. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Agama Islam A8 angkatan 2018 senantiasa bisa menemani dan memberikan semangat dari awal hingga akhir perkuliahan.

6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas segala bantuan yang diberikan selama penyelesaian skripsi ini secara langsung dan tidak langsung.

(7)

vi

KATA PENGANTAR

ِْيِحَّرلا ِنى ْحَّْرلا ِ ى للّا ِم ْسِب

Alhamdulillah segala puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT., yang telah melimpahkan waktu, kekuatan dan kesehatan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan terlaksan dengan lancar.

Shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW., keluarga dan para sahabat Nabi yang telah mendidik kita akan nilai-nilai agama islam.

Banyak pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis ucapkan terimakasih, semoga Allah memberikan limpahan rahmat dan hidayahnya Jazakumullah khususnya kepada :

1. Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE, MM selaku rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang telah mengayomi Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

2. Prof. Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang telah membimbing Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

3. Dr. Hj. Fathiyaturrahmah, M.Ag selaku ketua program studi Pendidikan Agama Islam yang telah melancarkan proses persetujuan dalam skripsi.

4. Dr. Subakri, M.Pd.I selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing dan mengarahkan dalam penyelesaian skripsi ini.

(8)

vii

5. Bapak Ustadz Muhammad Saliman Shalih, S.Pd.I selaku kepala Madrasah Diniyah Pondok Pesantren Miftahul Hikmah Cupel Negara Bali.

6. Almamater Universitas Islam Negeri (UIN) Kiai Haji Achmad Siddiq Jember, Semua dosen dan civitas akademik tanpa terkecuali.

Dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk perbaikan dimasa mendatang.

Akhirnya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca, semoga Allah SWT., selalu melimpahkan rahmat, taufiq serta hidayahnya kepada kita semua. Amin Ya Robbal Alamin.

Cupel, 1 Mei 2022

Penulis

(9)

viii ABSTRAK

Bagus Irawan, 2022 : Penerapan Metode Al-Miftah Lil Ulum dalam Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren Miftahul Hikmah Cupel Negara Bali Tahun 2021/2022.

Kata Kunci : Metode Al-Miftah Lil Ulum, Pembelajaran Kitab Kuning (Fathul Qarib).

Metode Al-Miftah Lil Ulum merupakan metode cepat dalam membaca kitab kuning. Kitab Al-Miftah Lil Ulum terdiri dari jilid 1-4 berserta satu kitab nazham yang menggunakan lagu modern agar mudah di ingat dan difahami. Metode Al- Miftah Lil Ulum dirintis oleh Ahmad Qusyairi Isma’il dan dikembangkan Batartama (Badan Tarbiyah dan Ta’lim Madrasah) setelah mendapat mandat dari pihak pengasuh pesantren Sidogiri. Pondok pesantren Miftahul Hikmah Cupel Negara Bali mengadopsi metode Al-Miftah Lil Ulum, dengan adanya pembelajaran metode Al-Miftahil Ulum menjadikan Pondok pesantren Miftahul Hikmah mencapai standarisasi kualitas pemahaman dalam membaca kitab kuning.

Fokus penelitian ini adalah : 1) Bagaimana Penerapan Metode Al-Miftah Lil Ulum dalam Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren Miftahul Hikmah Cupel Negara Bali Tahun 2021/2022 ?: 2) Bagaimana Faktor Penghambat dan Pendukung Penerapan Metode Al-Miftah Lil Ulum dalam Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren Miftahul Hikmah Cupel Negara Bali Tahun 2021/2022 ?,

Sedangkan tujuan penelitian ini adalah 1) mendeskripsikan Penerapan Metode Al-Miftah Lil Ulum dalam Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren Miftahul Hikmah Cupel Negara Bali Tahun 2021/2022: 2) mendeskripsikan Faktor Penghambat dan Pendukung Penerapan Metode Al-Miftah Lil Ulum dalam Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren Miftahul Hikmah Cupel Negara Bali Tahun 2021/2022.

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi, wawancara serta dokumentasi. Sementara teknik analisis datanya menggunakan kualitatif deskriptif dengan tiga tahapan yaitu, Reduksi data, Penyajian data , menarik kesimpulan dan verifikasi.

Hasil penelitian ini yaitu, 1) Penerapan metode Al-Miftah Lil Ulum dalam Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren Miftahul Hikmah Cupel Negara Bali sesuai dengan apa yang terdapat didalam buku jilid metode Al-Miftah Lil Ulum yaitu, pembukaan, apersepsi, penyampaian materi, pemahaman materi, latihan, evaluasi serta penutup. 2) Peneliti menemukan faktor yang mempengaruhi dalam penerapan Al-Miftah Lil Ulum dalam Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren Miftahul Hikmah Cupel Negara Bali. Faktor Penghambat ada dua yaitu, faktor internal dan faktor eksternal, faktor internal yaitu, motivasi, minat, karakteristik santri yang berbeda-beda. Faktor Eksternal yaitu, keluarga, perhatian orang tua. Faktor pendukung yaitu sumber daya manusia yang profesional, materi yang mudah difahami, sarana prasarana yang memadai, Ketekunan belajar santri.

(10)

ix DAFTAS ISI

HALAMAN JUDUL --- i

HALAMAN PERSETUJUAN --- ii

HALAMAN PENGESAHAN --- iii

HALAMAN MOTO --- iv

HALAMAN PERSEMBAHAN --- v

KATA PENGANTAR --- vi

ABSTRAK --- viii

DAFTAR ISI --- ix

DAFTAR TABEL --- xi

BAB I PENDAHULUAN --- 1

A. Kontekis Penelitian--- 1

B. Fokus Penelitian --- 5

C. Tujuan Penelitian --- 5

D. Manfaat Penelitian --- 5

E. Devinisi Istilah --- 7

F. Sistematika Pembahasan --- 9

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN --- 10

A. Penelitian Terdahulu --- 10

B. Kajian Teori --- 15

1. Metode Al-Miftah Lil Ulum--- 15

a. Pengertian Metode Al-Miftah Lil Ulum --- 15

b. Tahap-Tahap pelaksanaan Metode Al-Miftah Lil Ulum --- 17

c. Tahap-Tahap pelaksanaan Metode Al-Miftah Lil Ulum dalam Pembelajaran Kitab Kuning (Fathul Qarib) di Pondok Pesantren Miftahul Hikmah Cupel Negara Bali --- 23

(11)

x

d. Faktor Penghambat dan Pendukung Penerapan Metode Al- Miftah Lil Ulum dalam Pembelajaran Kitab Kuning (Fathul

Qarib) --- 29

2. Pembelajaran Kitab Kuning --- 32

3. Kitab Kuning Fathul Qarib --- 36

BAB III METODE PENELITIAN --- 38

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian --- 38

B. Lokasi Penelitian --- 39

C. Subjek Penelitian --- 39

D. Teknik Pengumpulan Data --- 41

E. Analisis Data --- 43

F. Keabsahan Data --- 46

G. Tahap-Tahap Penelitian --- 46

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA --- 50

A. Gambaran Objek Penelitian --- 50

B. Penyajian Data Analisis --- 56

C. Pembahasan Temuan --- 71

BAB V PENUTUP --- 82

A. KESIMPULAN --- 82

B. SARAN --- 83

DAFTAR PUSTAKA --- 85 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

Metode merupakan sebuah langkah yang turut membantu terealisasikannya proses kegiatan yang maksimal, efektif dan efisien.2 Dalam proses pembelajaran peranan metode sangat dibutuhkan sekali, yakni sebagai sub sistem yang turut menghadirkan pembelajaran yang aktif, kreatif dan memancing minat peserta didik dalam belajar secara serius. Jadi “metode” lebih menggambarkan pada teknik atau langkah-langkah.3

Menurut Abudin memberikan definisi metode yang tidak jauh berbeda dengan pakar lain, yakni berhubungan dengan cara yang mesti ditempuh sehingga sasaran bisa terpenuhi.4

Menurut Nana Sudjana, metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan pendidik dalam melakukan hubungan dengan peserta didik pada saat berlangsungnya proses pembelajaran.5

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan cara atau pola mengajar yang dipergunakan oleh guru untuk

2 Moch Agus Krisno Budiyanto, Sintaks 45 Metode Pembelajaran dalam Student Centeed Learning, (Malang : Universitas Muhammadiyah Malang pers, 2019), 43

3Ariep Hidayat, “Maemunah Sa’diyah, Santi Lisnawati, Universitas Ibnu Khaldun Bogor, 2020, Metode Pembelajaran Aktif dan Kreatif pada Madrasah Diniyah Takmiliyah di Kota Bogor.”

Jurnal Pendidikan Islam 09, no 1 (Februari 2020) : 71-73. https://jurnal.staialhidayahbogor.ac.id

4Agus Nur Qowim, “Fakultas Tarbiyah, Institut PTIQ Indonesia, 2020, Metode Pendidikan Islam Perspektif Alquran.” Jurnal Pendidikan Islam 3, no 1 2020 : 35-38 https://doi.org/10.37542/iq.v3i01.53

5Hidayat, sa’diyah, lisnawati, “Universitas Ibnu Khaldun Bogor,” 71-73.

(13)

mengoptimalkan proses pembelajaran yang bertujuan untuk mencapai tujuan dalam pembelajaran.

Alquran tidak memberikan eksplanasi tentang metode pendidikan secara gamblang. Akan tetapi, kata At-Thariqah yang diterjemahkan sebagai metode tersurat dalam beberapa ayat Alquran.6 Kata tersebut disandingkan dengan kata lain yang menjadi sifat dari metode, seperti Tariqin Mustaqim, yang dimaknai sebagai jalan atau metode yang lurus, sebagaimana firman Allah Surah Al- Ahqaf Ayat 30 sebagai berikut :

ِ قَحْلا َلِٰا ْٓيِدْ َيَ ِهْيَدَي َ ْيَْب اَم ِل اًقِ د َصُم ىسٰ ْوُم ِدْعَب ْْۢنِم َلِزْنُا اًبىتِك اَنْعِ َسَ َّنَِّا ٓاَنَمْوَقىي اْوُلاَق

7

ٍْيِقَت ْ سُّم ٍقْيِر َط ىلِٰاَو

Artinya : Mereka berkata, Hai kaum kami, Sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (Alquran) yang Telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus. (Al-Ahqaf 46:30).

Berdasarkan ayat tersebut Ayat tersebut An-Nawawi menjelaskan bahwa metode bisa disorot berdasarkan fungsi, objek, dapat dijelaskan bahwa metode oleh Alquran dilihat dari sudut objeknya, fungsinya, akibatnya, dan sebagainya.

Bisa ditangkap sebuah pola pikir, bahwa Alquran memberikan arahan tentang metode pendidikan islam. Metode hanya berperan sebagai kendaraan menuju sasaran. Pelaksanaannya harus mengacu kepada asas-asas yang mendasarinya, terutama asas agama dan asas-asas yang lain.8 Metode merupakan hal yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Apabila dalam proses pendidikan

6Qowim, Fakultas Tarbiyah, Institut PTIQ Indonesia 35-38

7Departemen Agama Republik Indonesia, Alquran dan Terjemah. 46:30

8Qowim, Fakultas Tarbiyah, Institut PTIQ Indonesia 35-38

(14)

tidak menggunakan metode tepat maka harapan akan tercapainya tujuan pendidikan akan sulit diraih. Sesuai dengan tujuan pendidikan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 57 Pasal 12 Tahun 2021 yang berbunyi :

Pelaksanaan pembelajaran harus diselenggarakan dalam suasana belajar yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpatisipasi aktif dan memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan pendidik dengan memberikan keteladanan, pendampingan dan fasilitas.9

Maka metode pembelajaran dalam perspektif islam bersangkut paut dengan Peraturan Pemerintah Nomor 57 Pasal 12 Tahun 2021 yaitu mencetak jiwa yang berakhlakul karimah serta berakidah ahli sunnah wal jamaah.

Metode pembelajaran yang sering digunakan dalam pondok pesantren pada umumnya mengikuti pola tradisional, yaitu sorogan dan bondongan. Baik dengan model sorogan maupun bondongan keduanya dilakukan dengan pembacaan kitab kuning yang dimulai dengan pembacaan terjemah, syarah dengan analisis gramatikal, peninjau morfologi dan uraian sistematik.10 Namun seiring berkembangnya zaman banyak bermunculan metode baru dalam pondok pesantren khususnya dalam pembelajaran memahami kaidah bahasa arab serta nahwu sharaf agar bisa memahami dan membaca kitab kuning, diantaranya metode Amsilati, I’lal, I’rob, Jurumiyah, Al-Miftah Lil Ulum dan lain sebagainya. Metode yang disebutkan diatas merupakan metode pembelajaran

9 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2021, Tentang Standar Nasional Pendidikan, 102501. 1–49. https://jdih.kemdikbud.go.id/arsip/Salinan

10Abdul Adib, IAIN An-Nur Lampung, 2021, Metode Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren, Jurnal Mubtadiin, Vol 7, no 01 2021. 232-246. https://journal.an-nur.ac.id

(15)

cara cepat dalam membaca dan memahami kitab kuning, dimana setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.11

Metode Al-Miftah Lil Ulum merupakan metode cara cepat dalam membaca kitab kuning dengan menekankan pembelajaran kaidah-kaidah nahwu sharaf dan bahasa arabnya yang dikemas secara praktis dan disampaikan dengan cara yang menarik. Kitab Al-Miftahil Ulum terdiri dari jilid 1-4 berserta satu kitab nazham yang lagu nazhamnya menggunakan lagu modern agar mudah di ingat dan difahami oleh yang mempelajari.12

Pondok pesantren Miftahul Hikmah Cupel Negara Bali merupakan pondok pesantren yang menerapkan metode pembelajaran Al-Miftah Lil Ulum. Hal ini tentu berbeda dengan pondok pesantren yang ada di Bali. Serta menjadi satu- satunya pondok yang menerapkan metode Al-Miftah dalam belajar kitab kuning. Biasanya apabila seseorang yang berasal dari Bali khususnya desa Cupel, ingin bisa membaca kitab Kuning, kebanyakan lulusan pondok yang ada di pulau Jawa karena pembelajaran pondok-pondok yang ada di Pulau Jawa sangat diakui. Dengan adanya pembelajaran metode Al-Miftah Lil Ulum di pondok pesantren Miftahul Hikmah Cupel mencapai standarisasi kualitas pemahaman membaca kitab kuning.

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk membahas lebih dalam menganai “Penerapan Metode Al-Miftahul Ulum dalam Pembelajaran Kitab

11 Adib, , IAIN An-Nur Lampung, 232-246

12 Choirul Mala Muzaky, Nurhafid Ishari, Madrasah Aliyah Syekh Tambuh Pasirian Lumajang Indonesia, Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang Indonesia, 2020, Implementasi Metode Al-Miftah Lil Ulum dalam Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan https://doi.org/10.35393/1730-006-002-014

(16)

Kuning (Fathul Qarib) di Pondok Pesantren Miftahul Hikmah Cupel Negara Bali Tahun 2021/2022”.

B. Fokus Penelitian

1. Bagaimana Penerapan Metode Al-Miftah Lil Ulum dalam Pembelajaran Kitab Kuning Di Pondok Pesantren Miftahul Hikmah Cupel Negara Bali Tahun 2021/2022 ?

2. Bagaimana Faktor Penghambat Dan Pendukung Penerapan Metode Al- Miftah Lil Ulum dalam Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren Miftahul Hikmah Cupel Negara Bali Tahun 2021/2022 ?

C. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan Penerapan Metode Al-Miftah Lil Ulum dalam Pembelajaran Kitab Kuning Di Pondok Pesantren Miftahul Hikmah Cupel Negara Bali Tahun 2021/2022.

2. Mendeskripsikan Faktor Penghambat dan Pendukung Penerapan Metode Al-Miftah Lil Ulum dalam Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren Miftahul Hikmah Cupel Negara Bali Tahun 2021/2022.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis, berupa pengetahuan tentang Penerapan Metode Al-Miftah Lil Ulum Pada Pemberlajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren Miftahul Hikmah Cupel Negara Bali, serta dapat bermanfaat sebagai kontribusi

(17)

pemikiran peningkatan pengetahuan tentang Penerapan Metode Al- Miftah Lil Ulum dalam Pemberlajaran Kitab Kuning.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar bagi pelaksanaan penelitian lebih lanjut.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta pemahaman penulis tentang Penerapan Metode Al-Miftah Lil Ulum dalam Pemberlajaran Kitab Kuning sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk diterapkan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan Islam di lembaga-lembaga pendidikan, baik formal, nonformal dan informal.

b. Bagi Lembaga Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan serta sebagai bahan pertimbangan untuk diterapkan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan Islam di lembaga-lembaga pendidikan, baik formal, nonformal dan informal.

c. Bagi Ilmu Pengetahuan

1) Menambah pengetahuan menganai konsep pendidikan dasar mengenai konsep dasar dalam pemahaman membaca kitab kuning melalui metode Al-Miftah Lil Ulum.

2) Sebagai bahan referensi dalam ilmu pendidikan terutama ilmu pendidikan islam, sehingga dapat memperkaya dan menambah

(18)

wawasan di bidang tersebut khususnya dan bidang ilmu pengetahuan lain pada umumnya.

d. Bagi Institusi

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi fakultas Tarbiyah dan ilmu Keguruan dan penelitian ini berguna sebagai sumber tambahan dalam memperoleh informasi bagi calon peneliti lain yang akan melakukan penelitian pada kajian yang sama.

Serta dapat digunakan sebagai tambahan wawasan khazanah keilmuan islam.

e. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi yang aktual dan dapat menambah wawasan serta kesadaran masyarakat mengenai pendidikan dasar khususnya Pendidikan Agama Islam sehingga dapat meningkatkan keimanan seorang muslim.

E. Definisi Istilah

1. Metode Al-Miftah Lil Ulum

Al-Miftah Lil Ulum merupakan metode cepat membaca kitab kuning dengan menekankan pembelajaran kaidah-kaidah nahwu sharaf dan bahasa arabnya yang dikemas secara praktis dan disampaikan dengan cara yang menarik. Kitab Al-Miftah Lil Ulum terdiri dari jilid 1-4 berserta satu kitab nazham yang lagu nazhamnya menggunakan lagu modern agar mudah di ingat dan difahami oleh yang mempelajari.

(19)

Metode Al-Miftah Lil Ulum di pondok pesantren Miftahul Hikmah Cupel merupakan metode dengan sistem cara cepat dalam memahami dan membaca kitab kuning. Kitab kuning yang digunakan dalam penerapan metode Al-Miftah Lil Ulum di pondok pesantren Miftahul Hikmah Cupel yaitu kitab Fathul Qarib.

Metode Al-Miftah Lil Ulum hanya diterapkan di kelas khusus Al- Miftah yang dibentuk oleh tim guru pondok Pesantren Miftahul Hikmah Cupel Negara Bali dengan sasaran minimal anak yang berusia 12-15 tahun (usia SMP).

2. Pembelajaran Kitab Kuning

Pembelajaran Kitab klasik (kuning) ialah pembelajaran tentang kitab jaman dulu yang dikarang oleh ulama’ dan banyak digunakan sebagai pedoman serta rujukan pendidikan di pesantren. Kitab kuning adalah kitab yang dipelajari bagi orang yang mondok di pesantren. Di Pondok Pesantren Miftahul Hikmah Cupel, kitab kuning yang diajarkan dikategorikan delapan golongan yaitu, Nahwu Shorof, Fiqh, Usul Fiqh, Hadits, Aqidah, Tauhid, Ushuludin, Tafsir (pengetahuan makna dan kandungan Alquran), Tasawuf (etika tentang sufi atau filsafat Islam) dan Tarikh. Kitab Adapun kitab kuning yang digunakan di pondok pesantren Miftahul Hikmah Cupel penerapannya menggunakan metode Al-Miftah Lil Ulum adalah kitab Fathul Qarib.

(20)

F. Sistematika Pembahasan

Bab satu pendahuluan, yang berisi tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, definisi istilah, dan sistematika pembahasan.

Bab dua berisi kajian kepustakaan yang meliputi kajian penelitian terdahulu dan kajian teori yang erat kaitannya dengan masalah-masalah yang diteliti.

Bab tiga berisi metode penelitian meliputi pendekatan, jenis penelitian, sumber data, analisis data dan tahap-tahap penelitian.

Bab empat berisi tentang penyajian data, analisis data serta pembahasan temuan.

Bab lima berisi penutup yaitu, kesimpulan, saran dan hasil penelitian

(21)

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

1. Achmad Ainur Ridho, dengan judul Skripsi “Implementasi Metode Al- Miftah Dalam Membaca Kitab Kuning di SMPIT Darul Quran Pakis Kabupaten Malang”.13

Tujuan penelitian ini adalah : mengetahui tata cara penggunaan metode Al-Miftah dalam kitab kuning di SMPIT Darul Quran Pakis Malang.

Mengetahui hambatan selama penggunaan metode Al-Miftah serta mengetahui pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran Al-Miftah di SMPIT Darul Quran Kecamatan Pakis Malang.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dikaji oleh peneliti adalah sama-sama membahas jalannya metode Al-Miftah Lil Ulum pada kitab klasik (kuning), seperti langkah-langkah yang mengandung perencanaan, penerapan dan evaluasi. Metode yang digunakan juga menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian studi kasus.

Perbedaannya terletak pada pembahasan kajian di SMPIT Darul Quran hanya mengkaji hambatan tetapi tidak mengkaji faktor pendukung dalam pelaksanaan metode Al-Miftah Lil Ulum. Akan tetapi peneli peneliti lengkap mengkaji antara faktor pendukung dan faktor penghambat

13Ahmad Ainur Ridha, ”Implementasi Metode Al-Miftah dalam dalam Membaca Kitab Kuning di SMPIT DAAR El-Quran Pakis Kabupaten Malang” Skripsi, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang 2019), 41

(22)

penerapan metode Al-Miftah dalam pembelajaran kitab kuning (Fathul Qarib).

2. Adzkiyatul Banat, dengan Judul Skripsi “Pembelajaran Qowa’id dengan Menggunakan Kitab Almiftahil Ulum di Pondok Pesantren Nurul Iman Pasir Wetan Karanglewas Banyumas”.14

Temuan ini mengungkapkan bahwa pembelajaran Qowa'id menggunakan metode ini menjadi sangat menyenangkan berkat pembelajaran yang dilandasi mengasah otak kiri dan kanan. Belajar qowa'id dengan teknik Al-Miftah Lil Ulum mengikuti proses yang sama seperti tahapan pada umumnya. Yaitu, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

Santri putri berkeinginan untuk menguasai Kitab Al-Miftahil Ulum dan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang pengetahuan qowa'id hasilnya dapat membaca kitab klasik (kuning) dengan benar. Teknik ceramah, tanya jawab, berpasangan, kelompok, dan latihan semuanya digunakan untuk menyajikan konten. Faktor yang mempersulit belajar Qowa'id menggunakan Kitab Al-Miftah Lil Ulum karena kurangnya jam pelajaran di lingkungan yang tidak mendukung, dan kelelahan siswa.

Perbedaan kajian ini dengan yang peneliti lakukan adalah skripsi terdahulu membahas Qowa’id dengan teknik Al-Miftah, sedangkan yang

14 Adzkiyatul Banat, “Pembelajaran Qowa’id dengan Menggunakan Kitab Almiftahil Ulum di Pondok Pesantren Nurul Iman Pasir Wetan Karanglewas Banyumas”, (Skripsi, IAIN Purwokerto 2021). 36

(23)

peneliti lakukan yaitu Penerapan Metode Al-Miftah dalam Pembelajaran Kitab Kuning (Fathul Qarib).

3. Muhammad Khairul Anam Ma’ruf, dengan Judul Skripsi “Penggunaan Metode Al-Miftah Lil Ulum dalam Meningkatkan Kualitas Baca Kitab Kuning Pada Santri di Madrasah Diniyah Pondok Pesantren Putri Salafiyah Al-Hasani Pakis Malang”.15

Kajian ini membahas pelaksanaan metode Al-Miftah serta urgensinya pada peningkatan kualitas membaca kitab kuning pada santri Madin Ponpes Al-Hasani Pakis Malang. Pembahasan selanjutnya adalah kendala yang dihadapi selama pelaksanaan metode Al-Miftah.

Persamaan dengan penelitian yang peneliti kaji adalah terletak pada metode yang digunakan serta pembahasan yang hampir serupa, akan tetapi peneliti lebih fokus pada jalannya metode Al-Miftah ditempat penelitian serta faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan metode Al- Miftah tersebut.

4. Ibnu Ubaidillah dan Ali Rif’an : Efektivitas Metode Al-Miftah Lil Ulum dalam Menungkatkan Kualitas Membaca Kitab Kuning Pada Santri Madrasah Diniah.16

15 Muhammad Khairul Anam Ma’ruf, “Penggunaan Metode Al-Miftah Lil Ulum dalam Meningkatkan Kualitas Membaca Kitab Kuning Pada Santri Madrasah Diniah Diniyah Pondok Pesantren Putri Salafiyah Al-Hasani Pakis Malang”, (Skripsi, Universitas Islam Malang 2020). 45

16Ibnu Ubaidillah, Ali Rif’an, Efektivitas Metode Al-Miftah Lil Ulum dalam Meningkatkan Kualitas Membaca Kitab Kuning Pada Santri Madrasah Diniah, 2019, Jurnal Piwulang 2, 1 2019.

35-48

(24)

Madrasah Diniyah Hidayatullah merupakan lembaga yang menerapkan metode Al-Miftah dalam semua pembelajaran kitab kuning, lebih pada efektifitas metode tersebut diterapkan pada kitab kuning, tidak terkhusus pada satu kitab, adapun persamaannya sama-sama membahas metode Al-Miftah serta fokus masalah yang sama yaitu penerapan serta hambatan.

5. Lathifah Inten Mahardika, judul penelitian “Implementasi Metode Amtsilati dalam Menerjemahkan Alquran Studi Kasus di Yayasan Pesantren Darul Falah, Bangsri Jepara”.17

Temuan yang dilakukan oleh Lathifah ini membahas pelaksanaan metode Amsilati sebagai teknik dalam menerjemahkan Alquran dengan latihan memaknai, mengkolaborasikan Amsilati dengan Tafsir Al-Mubarak.

Evaluasi dengan menunjukkan kompetensi siswa dalam menerjemahkan Alquran menggunakan teknik Amsilati, penilaian menghafal memiliki nilai 87,5 sedangkan praktik makna kata demi kata memeiliki nilai rata-rata 74,96.

Perbedaan jelas pada metode yang digunakan berbeda serta pembahasan dari fokus masalah juga berbeda, dan objek kajian pada penelitian terdahulu menggunakan Alquran sedangkan yang peneliti lakukan menggunakan kitab kuning (Fathul Qarib).

17 Lathifa Inten Mahardika, “Implementasi Metode Amtsilati dalam Menerjemahkan Alquran Studi Kasus di Yayasan Pesantren Darul Falah, Bangsri Jepara”, (Skripsi UIN Sunan Ampel Surabaya 2019). 37

(25)

Tabel 2.1

Persamaan dan perbedaan No Nama Penelitian Tahun

dan Judul Penelitian

Persamaan Perbedaan

1 2 3 4

1 Achmad Ainur Ridho 2019, Implementasi Metode Al-Miftah Dalam Membaca Kitab Kuning di SMPIT DAAR El- Quran Pakis Kabupaten Malang.

Metode Kualitatif Jenis Penelitian Studi Kasus Metaode Al-Miftah Lil Ulum

Perbedaan terletak pada kajian yang dibahas oleh penelitian terdahulu yaitu hanya mengkaji hambatan serta permasalahan yang muncul dalam penerapan metode, tetapi tidak membahas faktor pendukung dalam pelaksanaan metode Al- Miftah

2 Adzkiyatul Banat 2021, Pembelajaran Qowa’id dengan Menggunakan Kitab Al-Miftah Lil Ulum di Pondok Pesantren Nurul Iman Pasir Wetan

Karanglewas Banyumas.

Metode Kualitatif Jenis Penelitian Studi Kasus Metaode Al-Miftah Lil Ulum

Pembahasan pada temuan ini perbedaannya hanya pada kajian yang digunakan, penelitian terdahulu menerapkan pembelajaran Qowaid menggunakan teknik Al-Miftah, dengan memanfaatkan metode Al- Miftah sebagai dasar dalam melatih otak kana dan kiri santri.

3 Muhammad Khairul Anam 2020, Penggunaan Metode Al-Miftah Lil Ulum dalam

Meningkatkan Kualitas Baca Kitab Kuning Pada Santri di Madrasah Diniyah Pondok

Pesantren Putri Salafiyah Al-Hasani Pakis Malang.

Metode Kualitatif Jenis Penelitian Studi Kasus Metaode Al-Miftah Lil Ulum

Pembeda dalam kajian ini adalah terdapat kata meningkatkan kualitas membaca kitab kuning serta

outputnya mengetahui perkembangan santri dalam membaca kitab kuning

menggunakan praktek Al-Miftah Lil Ulum.

4

Ibnu dan Rifan Ali, Efektivitas Al-Miftah Dalam Meningkatkan Kualitas Baca Kitab Klasik (Kuning) Pada Santru Madin

Jenis Penelitian Studi Kasus Metaode Al-Miftah Lil Ulum

Temuan yang dilakukan oleh peneliti terdahulu ini membahas seberapa efektif penggunaan metode Al-Miftah, urgensinya pada

peningatan kualitas membaca kitab kuning serta penelitian yang

digunakan kualitatif semi kuantitatif 5 Lathifah Inten Mahardika

2019. Implementasi Metode Amtsilati dalam Menerjemahkan Alquran Studi Kasus di Yayasan Pesantren Darul Falah, Bangsri Jepara

Metode Kualitatif Jenis Penelitian Studi Kasus

Teknik Amtsilati telah digunakan untuk menerjemahkan Alquran dengan Metode Amtsilati, menurut peneliti terdahulu metode ini bagus untuk pemula yang baru belajar dari nol, perbedaan terletak pada objek kajian serta metode yang digunakan.

(26)

Oleh karena itu peneliti menyimpulkan perbedaan temuan yang dilakukan peneliti terhadap skripsi sebelumnya adalah, peneliti mengacu pada perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi (jalan metode), Serta mengetahui faktor penghambat dan pendukung penerapan Metode Al-Miftah Lil Ulum di Pondok Pesantren Miftahul Hikmah Cupel Negara Bali.

B. Kajian Teori

1. Metode Al-Miftah Lil Ulum

a. Pengertian Metode Al-Miftah Lil Ulum

Metode merupakan sebuah langkah yang turut membantu terealisasikannya proses kegiatan yang maksimal, efektif dan efisien.18 Dalam proses pembelajaran peranan metode sangat dibutuhkan sekali, yakni sebagai sub sistem yang turut menghadirkan pembelajaran yang aktif, kreatif dan memancing minat peserta didik dalam belajar secara serius. Jadi “metode” lebih menggambarkan pada teknik atau langkah- langkah.19 Metode dan teknik memiliki perbedaan dalam pengertian serta prosesnya. Menurut L. James Havey teknik adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan dengan lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai

18 Moch Agus Krisno Budiyanto, Sintaks 45 Metode Pembelajaran. 43

19Ariep Hidayat, “Maemunah Sa’diyah, Santi Lisnawati, 71-73.

(27)

suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.20

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode merupakan cara atau jalan dalam mencapai suatu tujuan, sedangkan teknik merupakan langkah-langkah serta rangkaian proses dalam mencapai suatu tujuan khususnya dalam pembelajaran.

Al-Miftah Lil Ulum ialah metode membaca kitab yang mengandung hukum-hukum dasar nahwu dan sharaf. Hampir semua isinya diadaptasi dari kitab Jurumiyah, dengan beberapa informasi dari tulisan Alfiyah Ibn Malik dan Nazham Imriti dimasukkan untuk ukuran yang baik. Kata-kata metode ini pada dasarnya identik dengan yang ditemukan dalam manual nahwu lainnya. Akibatnya, metode ini tidak merubah pada kaidah ilmu nahwu.21

Terlebih lagi, pendekatan ini disajikan dalam bahasa Indonesia, kesimpulannya sederhana dan sistematis, Untuk memudahkan anak- anak, desainnya menggabungkan musik yang sesuai dengan usia.

Metode pengajaran Al-Miftah Lil Ulum dirancang, diproduksi, dan digunakan sebagai model, strategi, dan pendekatan pembelajaran, dan dikelola secara khusus agar guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih efektif dan efisien. Al-Miftah Lil Ulum berkaitan dengan Matan Al-Jurumiyah dan menggunakan empat jilid kitab sebagai

20 Hartono, Kamus Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta : Rineka Cipta, 1992). 161

21 Tim Al-Miftah Lil Ulum Pondok Pesantren Sidogiri, Panduan Pengguna Al-Miftah Lil Ulum Pondok Pesantren Sidogiri,(Pasuruan : Batartama PPS 2018), 9.

(28)

pedoman. Mengatur buku dalam konteks dunia anak, menggunakan tipografi warna-warni untuk merangsang otak kanan siswa, dan menyajikannya sebagai sebuah lagu.22 Adapun rincian 4 jilid kitab Al- Miftah Lil Ulum Sebagai Berikut :

1) Kalimat (Isim, Fiil, dan huruf), Isim Ghairu Munssharif (Illat 1 dan Illat 2), (sifat dan alam) dibahas dalam Jilid 1

2) Isim (Nakirah, Isim Ma'rifat, Isim Mudzakkar dan Isim Mu'annas, Isim Jamid dan Isim Musytaq) dibahas dalam Jilid 2.

3) Fiil (Madhi, Mudhari', Amr Mujarrod dan Mabni, Lazim dan Mutaaddi, Ma'lum dan Majjhul, Sahih dan Mu'tal) pembahasan dalam Jilid 3.

4) Marfuatul Asma' (Maf'ul, Khal, Tamyiz, Isimnya Inna, Khabarnya Kana, Maf'ulnya Dhanna, Mustasna Bi Ila, Munaddi, dan Tawabi') dan Makhfudhatul Asma' (Majrur Bi Harfi, Mudhaf Ilaih, dan Tawabi' ) adalah pembahasan bab 4.

b. Tahapan-Tahapan Penerapan Metode Al-Miftah dalam Pembelajaran Kitab Kuning

1) Perencanaan

Perencanaan adalah proses menentukan langkah-langkah yang harus diambil untuk mencapai tujuan tertentu. Guru harus

22 Zainul Hakim, Universitas Darul Ulum Lamongan, 2021, Efektivitas Metode Al-Miftah Lil Ulum Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Kitab Kuning Santri Di Pondok Pesantren Matholi’ul Anwar Lamongan, Jurnal Studi Keagamaan Pendidikan dan Humainiora vol 8, no 2 (2021) http://e-jurnal.unisda.ac.id

(29)

mempersiapkan rencana pembelajaran sebelum memulai pembelajaran.23

Definisi lain menyebutkan bahwa perencanaan adalah suatu cara untuk mengantisipasi dan menyeimbangkan perubahan. Dari rumusan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa perencanaan merupakan suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Berikut ini adalah prosedur perencanaan yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran Al-Miftah Lil Ulum.

a) Menentukan Tujuan Belajar

Tujuan sangatlah penting, karena dengan adanya tujuan pembelajaran maka proses belajar mengajar menjadi jelas, tujuan yang dicapai adalah agar anak didik mampu menguasai dan memahami materi yang diajarkan.

Tujuan pembelajaran juga disampaikan kepada santri supaya lebih mengetahui maksud dari belajar metode Al-Miftah Lil Ulum terlebih mempelajari ilmu Nahwu Sharaf dan bisa membaca kitab kuning.

b) Mempersiapkan Bahan Ajar

23Abd Hakim, IAI Al Khoziny Buduran Sidoarjo, 2020, Perencanaan Sistem Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Indonesia, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan vol 2, no 2 (2020) https://jurnal.stitnualhikmah.ac.id

(30)

Mempersiapkan bahan ajar adalah mempersiapkan Materi yang diajarkan. Persiapan dalam Kitab Al-Miftah Lil Ulum meliputi nahwu dan sharaf. materi yang terdapat dalam setiap jilid Kitab Al-Miftah Lil Ulum.

c) Mempersiapkan Evaluasi

Tugas guru adalah menyusun evaluasi baik evaluasi formatif dan sumatif, dalam metode Al-Miftah Lil Ulum evaluasi formatif terdapat di buku panduan sedangkan evaluasi sumatif dirancang oleh guru.

2) Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan implementasi tindakan tertentu yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan dalam pembelajaran.

a) Pembukaan

Pembukaan adalah kegiatan pengkondisian santri dalam rangka menyiapkan secara utuh keadaan peserta didik untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pembukaan disini terdiri salam, kemudian guru membacakan doa khusus serta mengajak peserta didik membaca doa sebelum melaksanakan proses pembelajaran.24

b) Apersepsi (pengulangan)

Apersepsi merupakan kegiatan mengulang kembali materi atau pembahasan yang telah diajarkan sebelumnya untuk dapat

24Abd Hakim, IAI Al Khoziny Buduran Sidoarjo, 31-33

(31)

dikaitkan atau disinkronkan dengan materi yang akan diajakarkan hari ini. Didalam pelaksanaannya guru selalu melakukan kegiatan tersebut setiap hendak memberikan materi yang baru. Dengan memberikan contoh materi yang telah diajarkan pada halaman sebelumnya atau memberikan pertanyaan seputar materi yang telah diajarkan ataupun memberi contoh yang sama kemudian dihubungkan dengan materi yang hendak diajarkan sekarang. Dengan begitu, anak didik akan secara tidak langsung berlatih dalam berfikir dan akan terlibat aktif dalam pembelajaran.

c) Penyampaian Materi

Penyampaian materi merupakan proses dalam menjelaskan materi yang akan diajarkan pada hari ini. Akan tetapi sebelum penyampaian materi dilaksanakan, guru akan mengajak para santri menyanyikan nadzom an yang telah dihapal. Tujuannya agar suasana kelas semakin hidup dan bersemangat dan juga menguatkan hapalan mereka terhadap nadzom tersebut.25

d) Pemahaman Materi

25Fatimah, Ratna Dewi Kartika Sari, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Indraprasta PGRI, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Jakarta, 2020, Strategi Belajar &

Pembelajaran Dalam Meningkatkan Keterampilan Bahasa, Jurnal Pendidikan bahasa dan sastra ondonesia vol 2, no 1 (2020), Pena Literasi (umj.ac.id)

(32)

Pemahaman materi merupakan memahamkan anak terhadap materi yang telah diajarkan dengan cara melatih anak untuk membaca contoh-contoh yang tertulis didalam pokok bahasan.

e) Penutup

Penutup adalah kegiatan akhir dalam proses pembelajaran biasanya penutup berisi pengkondisian peserta didik. Dalam penutup ini meliputi pengulangan materi yang telah diajarkan pada saat pembelajaran, pemberian nasihat, pesan dan motivasi, doa penutup dan salam. Doa yang dibaca untuk mengakhiri pelajaran Al-Miftah Lil Ulum adalah doa Kafarotul Majlis.

3) Evaluasi

Evaluasi adalah Tindakan yang direncanakan untuk mengukur, menilai, dan mengevaluasi keberhasilan suatu pembelajaran. Secara bahasa "evaluasi" berasal dan bahasa Inggris yaitu evaluation dari akar kata value yang berarti nilai atau harga. Nilai dalam bahasa Arab disebut Al-Qiamah atau Al-Taqdir yang bermakna penilaian (evaluasi). Sedangkan secara istilah, evaluasi pendidikan dalam bahasa Arab sering disebut dengan Al-Taqdir Al-Tarbiyah yang

(33)

diartikan sebagai sebuah proses penilaian mengenai kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran.26

Evaluasi yang dilakukan dalam pembelajaran Al-Mifah Lil Ulum adalah evaluasi hasil dimana evaluasi ini bertujuan menilai hasil pembelajaran. Penilaian yang dilakukan meliputi penilaian formatif dan penilaian sumatif. Penilaian formatif merupakan penilaian yang dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung.

Sedangkan penilaian sumatif dilakukan setelah seluruh materi pembelajaran dianggap telah selesai.

Penilaian yang dilakukan secara formatif selalu diadakan setelah selesai membahas suatu materi. Hal ini digunakan sebagai nilai harian santri dan untuk mengukur kefahaman santri terhadap suatu materi. Apabila hasil penilaian sebagian besar santri masih rendah, maka guru akan mengulang kembali materi yang telah diajarkan.

Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk kenaikan jilid berupa tes tulis dan tes lisan. Tes tulis yang diberikan kepada santri itu materinya sesuai dengan jilid yang sudah dipelajari, begitu juga dengan tes lisan.

Dari hasil evaluasi pembelajaran, dapat diketahui sejauh mana para anak didik yang faham dengan materi yang diajarkan sehingga

26Fatimah, Ratna Dewi Kartika Sari, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Indraprasta PGRI, 23-27

(34)

pengajar mengetaui kesiapan anak didik untuk mempelajari materi berikutnya. Apabila hasil evaluasi pembelajaran masih kurang baik, maka hal itu dapat diartikan bahwa anak didik belum siap untuk mempelajari materi selanjutnya karena materi yang sudah diajarkan masih kurang faham.

b. Tahapan-Tahapan Penerapan Metode Al-Miftah di Pondok Pesantren Miftahul Hikmah Cupel Negara Bali

Landasan yang digunakan oleh pondok pesantren Miftahul Hikmah dalam penerapan metode Al-Miftah Lil Ulum pada kitab kuning (Fathul Qarib) sudah sesuai dengan kurikulum pondok pesantren dimana dalam pelaksanaannya menekankan asas kesesuaian, maka penerapannya mengandung 3 aspek, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

1) Perencanaan

Berikut ini adalah tahap perencanaan yang dilakukan oleh guru di Pondok Pesantren Miftahul Hikmah Cupel Negara Bali untuk melaksanakan metode Al-Miftah:

a) Menentukan Tujuan Belajar

Tujuan yang dicapai oleh pondok pesantren Miftahul Hikmah Cupel adalah supaya santri mampu menguasai dan membaca kitab kuning.

Mengetahui maksud dari belajar metode Al-Miftah Lil Ulum dan mempelajari ilmu Nahwu Sharaf merupakan Tujuan pembelajaran Al-Miftah Lil Ulum.

(35)

b) Mempersiapkan Bahan Ajar Atau Materi

Nahwu dan sharaf merupakan materi yang diajarkan dalam setiap jilid Kitab Al-Miftah Lil Ulum di Pondok Pesatren Miftahul Hikmah Cupel Negara Bali.

c) Mempersiapkam Evaluasi

Evaluasi pada metode Al-Miftah ini yaitu menggunakan tes tulis dan tes lisan.

2) Pelaksanaan

Pelaksanaan metode Al-Miftah di Pondok Pesatren Miftahul Hikmah Cupel Negara Bali. Akan terlaksana setelah semua perangkat dan kebutuhan kegiatan pembelajaran terpenuhi. Dan langkah selanjutnya melaksanakan apa yang sudah direncanakan sebelumnya. Tahap pelaksanaan ini lebih menekankan terhadap bagaimana guru dapat memahamkan santri lebih dalam dan rinci terhadap metode Al-Miftah Lil Ulum.

a) Pembukaan

Adapun taawassul dan doa yang dibacakan sebelum memulai pembelajaran adalah sebagai berikut:

ِه ِج ا َوْزَاَو ِ ِلَِاَو ََّلَ َسَو ِهيَلَع ُالله َّلَّ َص ىَف َط ْصُمْلا ِ ِبَّنلا ِةَ َضََح َلِٰا

27 ْةَحِتَفْلا ِهِت َّيَِّ رُذَو ِهِد َلا ْوَاَو

27Badan Tarbiyah Wa Taklim Madrasi, Al-Miftah Lil Ulum Mudah Belajar Baca Kitab, (Pasuruan : Pustaka Sidogiri, 2018). 3

(36)

ُماَمِلااَو ٌّ ِلَِؤ ُلدا ِدَو ْسديَلاَاْوُبَا : ْمُ ْنِْم َ ْيَْيِوْحَّنلَا راَبِك ِحاَوْرَا َلِٰا َّ ُثُ

ِكلا ِهْيَوَبْي ِس

ُماَمِلااَو ٌّئي ا َس ُبِحا َص لكم نب ُدَّمَحُم ْخْي َّ شلا ُةَمَّلاَعلا ِءاَمَلاُعْلا ِعْيِ َجَ َلٰاَو ٌّيِطَرْعِلما َيْ َيَ ِنْيِ لدا ُفَ َشَ ْخْي َّ شلاَو ِةَّيِفْلَلاا ْةَحِتَفْلا َ ْيِْفِ ن َصُمْلاَو َنْيِ ِ سَّفُمْلاَو َ ْيِْثِ دَحُمْلاَو َ ْيَْيِوْحَّنلاَو

َّ ُثُ

ْةَحِتَفْلا اًقِحَلااَو اًقِئا َس ِرِقْوُد ِس ْخِيا َشَم ِعْيِ َجَ ِحا َوْرَا َلِٰا

28 َنِتاَهَّمُاَو اَنِتَذِتا َسَاَو اَنِ ِيِا َشَم ِعْيِمَجىَلِاَو (3x) ِ ى للّا ُلو ُسَر ٌدَّمَحُم ُ ى للّا َّلا ا َ ىلِ ِ

ِ ا َلا ِْيِحَّرلا ِنَ ْحَّْرلا ِ للّا ِم ْسِب ِلِ ْحَ ْشَا ِ بَر ِنِا َسِل ْنِم ًةَدْقُع ْلُلْحاَو يِرْمَأ ِلِ ْ ِ سَّيَو يِر ْد َص

َ ْيِْحِلا َّصلا َنِم ْ ِنِْلَعْجاَو اًمْهَف ْ ِنِْق ُزْراَو ،اًمْلِع ِنِْدِز ِ بَيرِلْوَق اوُهَقْفَي (3x) ِر ْوُنِب َضْرَلاا َت ْرَّوَن َ َكَم َكِتَيَدِه ِر ْوُنِب ْ ِبْلَق ْرِ وَن َّمُهلَلَا

َك ِسْ َشَ

(1x) َ ْيِْ ِحْاَّرلا َمَحْرَا َيَّ َكِتَ ْحَْرِب

28Badan Tarbiyah Wa Taklim Madrasi, 3

(37)

(1x) َّللّا ِتاَمِ َكَ َءَلاْعِلاا َُّلََعَّتلا ُتْيَوَن

b) Apersepsi

Apersepsi ialah mengulang materi yang pernah diajarkan sebelumnya. Di Pondok Pesantren Miftahul Hikmah Cupel selalu melakukan kegiatan tersebut setiap akan melangkah ke materi baru. Dengan melontarkan contoh materi yang telah diajarkan sebelumnya atau memberikan pertanyaan atau contoh lalu dikaitkan pada materi yang akan dibahas sekarang. Maka dengan demikian, santri akan berlatih dalam berfikir dan semua santri akan terlibat aktif. Hal ini bertujuan supaya santri bisa lebih konsisten dan melatih kekuatan ingatan, serta menjadi tolak ukur sejauh mana santri faham tentang materi yang telah diajarkan.

c) Penyampaian Materi

Proses dalam menerangkan pembelajaran yang akan dibahas. Akan tetapi sebelum penyampaian materi dilaksanakan, guru akan mengajak para santri menyanyikan nadzom an yang telah dihapal, hal ini bertujuan agar suasana pembelajaran aktif dan menyenangkan.29

d) Pemahaman Materi

29Fatimah, Ratna Dewi Kartika Sari, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Indraprasta PGRI.

(38)

Memahami topik adalah melatih anak untuk membaca contoh-contoh yang tertulis dalam mata pelajaran untuk memahami hal-hal yang telah diajarkan..

e) Latihan

Latihan adalah tindakan seorang guru mengajukan pertanyaan acak dan berkelanjutan kepada siswa tentang mata pelajaran yang telah diajarkan agar guru dapat menentukan seberapa baik siswa telah belajar dan menghafal materi.30 Dalam latihan ini, santri akan disuguhkan dengan teks klasik, yang akan dibawakan oleh guru, setelah itu mereka akan meniru dan diberikan pertanyaan tentang letak suatu frase.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membantu santri dalam mengintegrasikan dan menyerap informasi baru dalam beberapa cara.. Seperti ketika pembelajaran, , pemecahan suatu masalah dalam pembelajaran dan lain sebagainya.

Dan, lebih khusus lagi, dalam metode Al-Miftah, ada soal latihan di akhir setiap topik yang dapat digunakan siswa untuk membantu mereka memahami subjek dan menerapkannya pada masalah lain.

f) Penutup

30Hasbullah, Juhji, Ali Maksum, Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Indonesia, 2019, Strategi Belajar Mengajar Dalam Upaya Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam, Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol 3, no 1Januari-Juni (2019 https://ejournal.unuja.ac.id

(39)

Penutup yang dilakukan yaitu dengan membaca doa bersama antara guru dan santri:

ُبْوُتَأَو ، َكُرِفْغَت ْ سَأ ، َتْنَأ َّلا ا َهىـَل ِ ا َلا ْنَأ ُدَه ْشَأ ، َكِدْمَ ِبَِو َّمُهَّللا َكَناَحْب ُ س ِ َكْيَل ا ِ

3) Evaluasi

Evaluasi dilakukan untuk mengetahui perkembangan dan peningkatan yang terjadi pada santri. Pembelajaran Al-Miftah Lil Ulum di Pondok Pesantren Miftahul Hikmah ini dilakukan evaluasi baik secara tertulis maupun lisan. Penilaian yang dilakukan secara formatif selalu diadakan setelah selesai membahas suatu materi. Hal ini digunakan sebagai nilai harian santri dan untuk mengukur kefahaman santri terhadap suatu materi. Apabila hasil penilaian sebagian besar santri masih rendah, maka ustadz akan mengulang kembali materi yang telah diajarkan. Sedangkan evaluasi yang dilakukan untuk kenaikan jilid berupa tes tulis dan tes lisan. Tes tulis yang diberikan kepada santri itu materinya sesuai dengan jilid yang sudah dipelajari, begitu juga dengan tes lisan. Dikatakan lulus tes tulis apabila hasilnya mendapatkan nilai minimal 70, dan bisa dilanjutkan dengan tes lisan. Apabila hasil tes tulis santri kurang dari 70, maka santri mengulang tes tulis lagi dan masih belum bisa mengikuti tes lisan.

(40)

Begitu pula dengan penilaian sumatif yang dilakukan untuk kenaikan jilid. Ada dua jenis tes dalam kenaikan jilid yaitu tes tulis dan tes lisan. Tes tulis dilakukan dengan cara santri diberikan soal pilihan ganda dan uraian. Sedangkan penilaian lisan, santri dites satu persatu oleh ustadz dan disuguhkan suatu kalimat dalam Kitab Fathul Qarib dan santri harus menjawab pertanyaan dari ustadz seputar tarkib kalimat tersebut.

c. Faktor Penghambat dan Pendukung enerapan metode Al-Miftah di Pondok Pesantren Miftahul Hikmah Cupel Negara Bali.

Dalam penerapan metode Al-Miftah di Pondok Pesantren Miftahul Hikmah Cupel Negara Bali terdapat faktor yang mempengaruhi, yaitu faktor pendukung dan faktor penghambat dalam penerapan metode Al- Miftah dalam Pembelajaran Kitab Kuning.

1) Faktor Penghambat

Hambatan yang dimaksud peneliti adalah hambatan untuk mempelajari teknik Al-Miftah yang dihadapi santri. Berdasarkan hasil temuan wawancara, observasi, dan dokumentasi yang dilakukan peneliti, terdapat berbagai faktor penghambat yang terjadi selama proses pembelajaran metode Al-Miftah.. Diantara hambatan-hambatan yang terjadi adalah :

a) Faktor Penghambat

(41)

Faktor internal Yang menjadi penghambat dalam pembelajaran metode Al-Miftah Lil Ulum yaitu, motivasi, minat, karakteristik santri yang berbeda-beda.

Titik tekan metode Al-Miftah itu lebih pada target yang dikejar, sedangkan karakteristik santri yang berbeda-beda serta setiap santri memiliki IQ yang berbeda menjadi salah satu faaktor penghambat dalam penerapan metode Al-Miftah Lil Ulum di pondok pesantren Miftahul Hikmah Cupel.

b) Faktor Eksternal

Faktor penghambat dari lingkungan eksternal adalah dari luar pesantren yaitu, keluarga, perhatian orang tua. Keluarga yang tidak memperhatikan program metode Al-Miftah ini, Akan tetapi orang tua lebih memperhatikan pelajaran-pelajaran formal putra-putri mereka.

2) Faktor pendukung

Faktor pendukung dalam penerapan metode Al-Miftah Lil Ulum di Pondok Pesantren Miftahul Hikmah Cupel Negara Bali ialah :

a) Sumber daya manusia yang profesional.

Pondok Pesantren Miftahul Hikmah Cupel Negara Bali tergolong serius membina guru dalam menguasai metode Al- Miftah Lil Ulum. Dikarenakan awal mula pondok pesantren hendak mengadopsi metode ini, pihak pondok pesantren

(42)

mengirim beberapa guru yang kemampuanya diatas rata-rata untuk mengikuti kursus Al-Miftah di pondok pesantren sidogiri, serta pondok pesantren Miftahul Hikmah mengambil guru tugas dari Sidogiri rutin setiap tahunnya. Oleh karenanya sumber daya manusia atau guru yang profesional menjadi salah satu fakktor pendukung dalam penerapan metode Al-Miftah Lil Ulum dalam pembelajaran kitab kuning di pondok pesantren Miftahul Hikmah Cupel Negara Bali.

b) Materi yang mudah difahami

Metode Al-Miftah dikatakan mudah difahami karena meramu pembelajaran ilmu nahwu sharaf dalam satu kajian, dimana kajian itu dinamakan Al-Miftah. Di buku pedoman Al- Miftah disesain menarik dilengkapi warna bervariasi, serta kaidah Nazham nahwu sharaf yg dinyanyikan menggunakan lagu modern. Sehingga metode ini mudah difahami oleh pemula, dari usia muda sampai tua.

c) Sarana prasarana yang memadai

Diawal adanya metode Al-Miftah di pondok pesantren Miftahul Hikmah Cupel Negara Bali, pembelajaran Al-Miftah terbilang efektif karena belajar dalam tempat yang jauh dari kelas diniah, tetapi belajarnya berpindah tempat, hal ini awalnya menjadi hambatan, seiring berjalannya waktu pondok pesantren dapat membangun beberapa kelas baru memang di

(43)

khususkan untuk anak yang belajar Al-Miftah Lil Ulum agar memberi kenyamanan bagi para santri dan guru.

d) Ketekunan belajar santri

Faktor ketekunan santri juga menjadi pendukung dalam jalannya metode Al-Miftah Lil Ulum, dikarenakan pesantren menekankan target pada santri, yang menjadi alasan adalah pembelajaran yang ada di Miftahul Hikmah berbeda dengan yang ada di Sidogiri, keterbatasan waktu menjadikan materi yang disampaikan kurang maksimal, maka santri dituntut untuk tekun dan lebih ekstra, serta semua masih dalam jangkauan ustadz pengajar Al-Miftah, ini menjadi alasan mengapa diawal adanya metode Al-Miftah di pondok pesantren miftahul hikmah santri yang dipilih hanya santri yang dianggap mampu dalam menerima materi dan dirasa tekun.

2. Pembelajaran Kitab Kuning

Pesantren merupakan lembaga yang menyelenggarakan pendidikan nonformal dan berperan penting dalam membimbing, mengembangkan, serta melahirkan generasi yang siap bersaing di era baru (global). Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang dapat digunakan untuk memperbaharui dan menambah ilmu sekaligus mengembangkan akhlak

(44)

mulia pada anak didiknya. Kitab kuning merupakan salah satu kualitas utama yang membedakan pesantren dari lembaga pendidikan lainnya.31 Pengajaran Islam di pesantren Jawa dan lembaga lain yang sebanding di luar Jawa dan semenanjung Melayu adalah salah satu tradisi utama Indonesia. Alasan utama pendirian pesantren ini adalah guna menyalurkan Islam seperti yang didokumentasikan dalam literatur berusia berabad- abad.32 Di Indonesia kitab-kitab tersebut dikenal dengan kitab kuning. Pada prinsipnya, jumlah teks klasik yang diakui pesantren (Al-Kutub Al- Mu'tabarah) dibatasi. Ilmu yang bersangkutan diterima dengan baik dan tidak dapat ditambahkan, sebaliknya, itu hanya dapat diklarifikasi dan disusun kembali. Meskipun ada penambahan karya baru, isinya tetap tidak berubah..33

Kitab kuning klasik diberikan sebagai upaya melanjutkan tujuan mendasar pesantren untuk mendidik generasi masa depan yang berkomitmen untuk pandangan Islam tradisional dari awal. Teks-teks Islam klasik terkait erat dengan prinsip dan perspektif pesantren. Istilah "kitab kuning" paling sering digunakan untuk merujuk pada literatur Islam klasik di dunia pesantren, tetapi asal-usulnya tidak diketahui.34

31Ar Rasikh, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Uin Mataram, 2018, Pembelajaran Kitab Kuning pada Pondok Pesantren Khusus Al-Halimi Desa Sesela Kabupaten Lombok Barat, Jurnal Penelitian Keislaman Vol 14, no 1 (2018), 71-84, https://journal.uinmataram.ac.id

32Rasikh, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Uin Mataram, 71-78

33Ahmad Helwani Syafi’i, Uin Mataram, 2020, Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren Al-Halimi Sesela, Jurnal Ummat 5, no 2 (2020) https://journal.ummat.ac.id

34Lailatul Fitriyah, Marlina, Suryani, STKIP Nurul Huda, 2019, Pendidikan Literasi Pada Pembelajaran Kitab Kuning, Jurnal Ilmiah Multi Sciences 11, no 1 (2019), 20-30 https://journal.unha.ac.id

(45)

kitab kuning semestinya jadi sebutan kitab yang berbahasa arab tanpa huruf vokal, artinya kertas biasanya berwarna kuning, tetapi sekarang ada kitab yang disebut kitab kuning dan kitab putih, dan kitab kuning yang disebut kitab kuning. adalah kitab yang digunakan oleh pondok pesantren.

Santri yang dipimpin langsung oleh Kiai atau ustadz mempelajari pondok salaf. Yang disebut kitab putih, di sisi lain, adalah kitab yang sering diperdebatkan oleh perguruan tinggi yang mempelajari hukum ekonomi, munakahat, dan mata pelajaran terkait lainnya.35

Kitab kuning hampir selalu mempelajari isi yang dibagi menjadi dua bagian. Matan adalah yang pertama, sedangkan syarah adalah yang kedua.

Matan adalah topik utama yang akan dibahas Syarah dalam tata letaknya.

Di luar garis persegi panjang yang mengelilingi syarah, ditempatkan Matan.

Keistimewaan lain dari kitab-kitab cetakan lama adalah sering diikat dengan sistem korasan (Karasan Arab), di mana lembaran-lembarannya dapat dibagi sehingga pembaca dapat mempelajarinya sambil bersantai atau berbaring tanpa harus membawa seluruh buku, yang dapat menjadi ratusan halaman.36

Kitab-kitab salaf yang diajarkan di pesantrendapat di klasifikasikan menjadi 8 kategori :

a. Fiqih.

35Fitriyah, Marlina, Suryani. 20-30.

36Khairul Umam, Studi Atas Metode Al-Fâtih Dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca Kitab Kuning di Madrasah Aliyah 1 Annuqayah, 2020, Ku Urgensi Metodologi Pembelajaran Kitab Kuning, Jurnal Al-Ulum 7, no 1 (2020). https://journal.uim.ac.id

(46)

b. Nahwu dan Shorf.

c. Hadis d. Ushul fiqih.

e. Tafsir.

f. Taswuf.

g. disiplin ilmu Balaghoh.

h. Sejarah (tarikh).

Dari segi tingkatan, karya-karya ini berkisar dari teks yang sangat singkat hingga banyak teks tebal dalam kategori Hadis, fiqh, ushul fiqh, dan Tasawwuf. Kitab-kitab tersebut dibagi menjadi tiga kategori:

a. Kitab tingkatan dasar.

b. Kitab tingkatan menengah.

c. Kitab tingkatan tinggi (besar).

Di pesantren-pesantren se-Jawa, kitab-kitab yang diajarkan sebagian besar sama. Banyaknya cara pandang tentang kehidupan, budaya, dan praktik keagamaan di kalangan santri di seluruh pulau Jawa disebabkan oleh keseragaman teks yang diajarkan dan sistem pembelajarannya..37

Adapun Pembelajaran Kitab Kuning Yang digunakan di Pondok Pesantren Miftahul Hikmah cupel adalah Nahwu dan Shorf (Imriti), Fiqh (Fathul Qarib), Hadis (Bulugul Maram). Taswuf (Kifayatul Awam), Tafsir,

37Fitriyah, Marlina, Suryani. 20-30.

(47)

Akhlak dan Tarikh. Sedangkan Kitab yang digunakan dalam pembelajaran Metode Al-Miftah Lil Ulum adalah kitab Fathul Qarib.

3. Kitab Fathul Qarib dan Sejarah Kitab Fathul Qarib

Kitab Fathul Qarib merupakan kitab klasik yang membahas tentang hukum dasar dalam ilmu fiqih, berbahasa arab tanpa harakat dan terjemah, kitab ini biasanya disebut kitab gundul.

Kitab fikih bermazhab Asy-Syafi’i ini disusun oleh Ibnu Qosim Al Ghazi dengan sangat ringkas dan sistematis. Kitab Fathul Qarib merupakan syarah atau penjelasan dari kitab yang dikarang oleh Al Qadhi Abu Syuja, yaitu Al-Ghayah wa At-Taqrib. Dalam sebagian naskah kitab Abu Syuja tersebut, terkadang dinamai At Taqrib dan terkadang pula dengan Ghayatul Ikhtishar. Karena itu, Al-Ghazi manamai kitab Fathul Qorib ini dengan dua nama, yaitu Fathul Qorib Al Mujib Fi Syarhi Alfadzi At Taqrib dan Al Qaul Al Mukhtar Fi Syarhi Ghayatil Ikhtishar.38

Pendahuluan kitab Fathul Qorib ini, Al Ghazi berharap para pemula bisa mengambil manfa’at dalam masalah cabang syari’at dan agama. Selain itu, kitab ini juga diharapkan bisa menjadi media bagi umat Islam yang ingin mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Karena, sesungguhnya Allah sangat dekat. Sesuai dengan ayat Alquran Surah Al Baqaroh ayat 186 sebagai berikut :

38 Fathul Qarib Sangat Populer Dikalangan Santri, DOK MQ, Februari 18 2020, https://www.republika.co.id

(48)

اْوُبْيِجَت ْ سَيْلَف ِِۙناَعَد اَذِا ِعاَّلدا َةَوْعَد ُبْيِجُا ُۗ ٌبْيِرَق ْ ِ نِِاَف ْ ِ نَِع ْيِداَبِع َ َلََا َس اَذِاَو َن ْو ُد ُشْرَي ْمُهَّلَعَل ْ ِبِ اْوُنِمْؤُيْلَو ْ ِلِ

Artinya : Dan apabila hamba-hambaku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku.

Hendaklah mereka itu memenuhi (perintahku) dan beriman kepadaku, agar mereka memperoleh kebenaran.

Sebelum membahas isi dalam kitab ini, sebaiknya mengenal pengarangnya terlebih dahulu. Nama lengkapnya adalah Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin Qasim Al Ghazi. Ulama ini dilahirkan di Ghaza Palestina, pada bulan Rajab 859 Hijriyah.

Di kota itu pula Al Ghazi tumbuh menjadi dewasa. Namun, pada 881 Hijriah ia kemudian memutuskan hijrah ke Mesir untuk menuntut ilmu sampai akhirnya menjadi ulama yang dihormati karena kealimannya.

Selama menuntut ilmu, Al Ghazi belajar kepada banyak ulama untuk memperdalamilmu fikih, ilmu qiraat, mempelajari tata bahasa Arab, dan ilmu-ilmu agama lainnya. Bahkan, Al Ghazi juga mempelajari ilmu umum seperti matematika.

Al Ghazi juga merupakan salah satu ulama yang hafal Alquran.

Suaranya merdu sekali sehingga orang yang salat bermakmum di belakangnya tidak akan bosan mendengar ayat-ayat Alquran yang dilantunkannya. Al Ghazi wafat pada malam Rabu, 6 Muharram 918 Hijriah, tapi ada juga versi lainnya yang menyatakan wafat pada Jumat 15 Muharram.

Gambar

Gambar 4.2  Dokumentasi setelah wawancara

Referensi

Dokumen terkait

Dari wawancara yang telah dilakukan peneliti kepada beberapa narasumber di Pondok Pesantren Darul Fatwa Kwanyar Bangkalan Madura dengan mengacu kepada teori yang telah dijabarkan di

Jauh dari itu sebenarnya jika penggunaan metode-metode pembalajaran kitab kuning di pondok pesantren di seluruh Indonesia pada umumnya dan di pondok pesantren Sunan

Oleh MOH.. Wadi, 2018, Potensi dan Peran Pesantren dalam Mengembangkan Ekonomi Masyarakat studi pada Pondok Pesantren Miftahul Ulum Panyeppen Pamekasan, Pembimbing:

Di pondok pesantren miftahul ulum metode yang digunakan santri dalam kegiatan Muhadharah adalah menggunakan pembagian kelompok dan masing- masing santri dapat

Pada aspek ini, kinerja nazhir dalam pengelolaan dan pengembangan wakaf pada Pondok Pesantren Miftahul Hikmah Wanareja Cilacap bisa dikatakan efektif apabila tugas

Berdasarkan hasil yang telah dilakukan dalam pelatihan pemanfaatan Google Classroom selama 3 hari bersama pondok pesantren Miftahul Ulum Al-Islamy, maka dapat disimpulkan

Pondok pesantren al-Hikmah sebagai lembaga pendidikan Islam memiliki 5 gedung utama, yaitu Masjid, gedung kantor pondok pesantren, gedung asrama putra dan asrama

Metode Tawidiyah Pembiasaan Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Ulum Taman Sari Jember menggunakan metode pembiasaan kepada santri untuk melatih santri agar memiliki Akhlak Al-Karimah,