PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Sasaran Tindakan
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Dan Hasil Penelitian
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Kajian Pustaka
- Metode
- Peer Tutoring (teman sebaya)
- Kesulitan Belajar
- Makharijul Huruf
Jika dikaitkan dengan pendidikan, maka strategi ini harus diwujudkan dalam proses pendidikan dalam rangka pengembangan sikap mental dan kepribadian, agar peserta didik mendapatkan materi pembelajaran dengan mudah, efektif dan baik untuk diamati. Metode dapat diartikan sebagai salah satu cara yang digunakan guru untuk menjalin hubungan dengan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu langkah atau strategi dalam proses pembelajaran yang memerlukan partisipasi dan kerjasama dalam kelompok dimana kerjasama dapat meningkatkan cara kerja siswa menjadi lebih baik, dan menumbuhkan sikap gotong royong dalam perilaku sosial.7.
Setiap kelompok minimal memiliki satu siswa yang lebih pandai untuk menjadi tutor sebaya. Dalam memahami suatu kurikulum pendidikan, kini telah dijelaskan berbagai pengertian tentang kesulitan belajar sehingga dapat dipahami makna dari kesulitan yang dialami oleh anak. Dengan demikian dapat dijelaskan suatu pernyataan kesulitan belajar yang merupakan terjemahan dari bahasa Inggris yaitu: “Learning trouble” yang berarti ketidakmampuan atau ketidakmampuan belajar. Kesulitan belajar merupakan hal yang dirasakan oleh sebagian siswa di sekolah dasar, bahkan mereka yang sedang menempuh pendidikan di jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Kesulitan belajar operasional dapat dilihat dari fakta empiris bahwa ada siswa yang tinggal di dalam kelas, atau. Kesulitan belajar yaitu kesulitan yang dialami siswa dalam menerima atau menguasai pelajaran, kesulitan belajar yang dihadapi siswa terjadi pada saat mengikuti pelajaran yang diadakan atau ditugaskan oleh seorang guru.
Hipotesis Tindakan
Action research ini dilakukan pada 15 orang mahasiswa Iqra' TPQ At-Tin moncok telaga mas angkatan 2019/2020 dengan rincian 11 perempuan dan 4 laki-laki. Guru memotivasi siswa melalui tanya jawab tentang permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan membaca Al-Qur'an (huruf makharijul). Guru mengecek pekerjaan rumah pada siklus II pertemuan pertama c) Guru memberikan kuis siklus II sebagai ingatan siswa.
Hasil evaluasi siswa dapat dilihat pada kemampuan kognitif dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Dari analisis data kuantitatif terdiri dari proses analisis untuk mengetahui tes ketuntasan belajar siswa. Subyeknya adalah 15 siswa dalam kelompok .. iqra' dengan rincian 11 anak perempuan dan 4 anak laki-laki.
Hal ini membuktikan bahwa siswa sedang dalam penguasaan belajar, oleh karena itu harus ditindaklanjuti pada pertemuan kedua siklus I. Refleksi tindakan kelas siklus I pertemuan pertama. Membuat alat evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa d.1) Guru mengucapkan salam dan membaca doa 2) Guru mengambil lembar absensi siswa. Guru membagi kelompok dan menunjuk salah satu siswa sebagai tutor sebaya untuk mendiskusikan materi bacaan makhraj yang benar dipandu oleh teman sebayanya.
Guru menunjuk salah satu siswa untuk menjelaskan materi yang disampaikan oleh temannya. Memberikan nilai tertinggi dan penghargaan kepada siswa yang menjawab dengan baik dan benar 3. Aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan metode tutor sebaya sangat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dan.
Metode tutor sebaya ini dapat digunakan sebagai motivasi bagi siswa lain dan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam meningkatkan pemahamannya terhadap mata pelajaran.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Dsain PTK
Rencana Tindakan
Guru memperingatkan siswa jika penjelasan siswa salah, dan memerintahkan siswa lainnya untuk maju secara bergiliran.
Jenis Instrument Dan Cara Penggunaannya
Pelaksanaan Tindakan
Cara Pengamatan (Monitoring) / Evaluasi
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis dengan tes evaluasi siswa pada akhir siklus pembelajaran, hasil data siswa pada setiap siklus dapat dilihat dari persentase ketuntasan belajar siswa. Kemudian data yang diperoleh pada setiap siklus dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan menghitung persentase koreksi. Terlihat bahwa ketuntasan belajar, jika siswa mendapat lebih dari atau sama dengan KKM yang ada yaitu > 65 b.
Indikator keberhasilan ketuntasan belajar secara klasikal ditentukan apabila nilai rata-rata yang diperoleh siswa lebih besar dari KKM dan paling sedikit 75% dari jumlah siswa di kelas tersebut mendapat nilai minimal 65,18.
Indikator Keberhasilan
Berdasarkan tabel di atas terlihat rata-rata skor hasil tes formatif siswa sebesar 82,33%, hal ini menunjukkan bahwa hasil tes siswa sangat memuaskan, namun masih ada beberapa siswa yang kurang serius dalam makharijul. huruf. Penerapan metode peer teaching dapat meningkatkan kreatifitas siswa untuk saling bertukar pikiran dan saling membantu untuk memahami pelajaran, sehingga kesulitan dalam memahami dalam pembelajaran dapat diatasi bersama, khususnya kesulitan dalam belajar membaca huruf makharijul.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Hasil Penelitian
- Sejarah Berdirinya TPQ AT-Tin
- Profil TPQ AT-Tin
- Visi Dan Misi TPQ AT-Tin
- Sarana Dan Prasarana TPQ AT-Tin
- Daftar Nama Ustadz/Ustadzah TPQ AT-Tin
- Daftar Nama Santri TPQ AT-Tin
Hasil Penelitian
- Siklus I
Mencapai target sesuai dengan rencana yang telah disusun, proses belajar mengajar dilakukan melalui metode tutor sebaya. Hasil observasi kegiatan metode tutor sebaya dalam kegiatan belajar mengajar dapat tercermin pada kasus-kasus berikut: Terlihat dari nilai rata-rata 60,21%, kegiatan pembelajaran dengan metode tutor sebaya tidak berhasil dan dapat dilaksanakan dan dilanjutkan pada pertemuan kedua siklus tindakan pertama siklus pertama pertemuan kedua.
Berdasarkan hasil observasi kegiatan pembelajaran mengamati aktivitas siswa di KBM, dapat dicerminkan bahwa kegiatan pembelajaran dengan metode tutor sebaya dinyatakan aktif, namun beberapa siswa belum optimal. Keaktifan siswa dalam pembelajaran dengan metode tutor sebaya sangat mendukung dan aktif Hal ini terlihat pada hasil tes siswa pada siklus I pertemuan ke-2 nilai rata-rata 82,33%, hal ini dapat ditindaklanjuti pada siklus II. Dari hasil observasi atau pengamatan tutor sebaya dalam KBM yang direncanakan pada siklus II pertemuan ke-3 dapat dilihat pada tabel berikut.
Dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam belajar mengajar lebih aktif dibandingkan siklus I pertemuan ke-2. Berdasarkan hasil observasi kegiatan pembelajaran, yaitu mengamati aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar, dan hasil pertemuan pertemuan ke-3 II. tujuan dapat tercapai.
Pembahasan
Dengan metode peer teaching, mereka dapat berkompetisi secara sehat untuk menimba ilmu dengan teman sebayanya, membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar serta melafalkannya sesuai dengan tempat keluarnya huruf hijaiyah. Tindakan kelas melalui penerapan metode tutor sebaya dinyatakan berhasil dan tujuan pembelajaran yang ditetapkan tercapai. Hal ini dibuktikan dari hasil pelaksanaan siklus I pertemuan I sebesar 60,21%, dan siklus I pertemuan II sebesar 82,33% meningkat dari hasil sebelumnya dan pada siklus II pertemuan III meningkat menjadi 89,33%.
Dengan demikian terjadi peningkatan nilai rata-rata tes formatif dari siklus I pertemuan pertama ke siklus II pertemuan ketiga. Hasil tes belajar siswa dari siklus I ke siklus II dapat ditingkatkan secara rinci, pertemuan pertama siklus I hasil tes belajar siswa mencapai 60,21% dan pertemuan kedua 82,33% hasil tersebut belum tercapai. indikator yang diharapkan, maka diadakan pertemuan kembali dalam siklus tersebut. Pertemuan ketiga mencapai 89,33% hasil yang ditentukan sesuai indikator, dengan penerapan metode pengajaran dengan peningkatan rekan kerja. Maka dapat dikatakan kesulitan belajar membaca huruf mekarijul mencapai indikator dengan menggunakan metode peer teaching.
Untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan penguasaan materi khususnya dalam membaca makhraj, maka siswa perlu menggunakan metode yaitu. Siswa selalu memiliki tahapan kerja prosedural, untuk itu siswa perlu menyelesaikan tugas sesuai dengan tahapan penyelesaiannya, agar setiap langkah mencerminkan pemahaman siswa. Subki, Ahmad Busyairi, Dirasah Qur'an Dasar Pengajaran Tajwid Al-Qur'an, Laboratorium Al-Qur'an: IAIN Mataram, 2014.
PENUTUP
Kesimpulan
Saran