• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE QUATUM LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN METODE QUATUM LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF "

Copied!
87
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Metode Quantum Learning

  • Pengertian Metode Quantum Learning

Menurut Poter dan Hernacki, Quantum Learning adalah seperangkat metode atau filosofi pembelajaran yang telah terbukti efektif di sekolah dan bisnis untuk semua jenis orang dan segala usia. Dalam Quantum Learning, guru harus memberikan kebebasan kepada siswanya untuk belajar dan tidak terpaku pada satu gaya belajar saja. Kedelapan langkah di atas dilakukan dalam proses belajar mengajar yang terintegrasi untuk mengefektifkan penerapan metode Quantum Learning.

Menulis

  • Pengertian Menulis
  • Tujuan Menulis
  • Manfaat Menulis
  • Hakikat Menulis

Menulis dapat menjadi sarana bercerita kepada orang lain sehingga orang lain dapat mengetahui maksud penulis. Tujuan penulisan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menjelaskan sesuatu kepada orang lain dalam bahasa tulisan sehingga orang lain mengerti maksud penulis. Gamal Komandoko (2006:17) mengatakan bahwa menulis adalah menyampaikan gagasan kepada orang lain agar orang lain mengerti maksud yang dimaksudkan.

Paragraf

  • Pengertian Paragraf
  • Syarat-syarat Paragraf
  • Perkembangan Paragraf
  • Pembagian Paragraf

Paragraf adalah rangkaian kalimat yang membahas suatu gagasan atau topik (Paragraf Arifin dan Tasai adalah bahasa tulis yang terdiri dari beberapa kalimat yang tersusun secara runtut, logis menjadi satu kesatuan gagasan yang dirangkai secara lengkap, utuh, dan padu (Widjoyo, 2007). . Pikiran diungkapkan dalam kalimat topik, didukung oleh beberapa kalimat penjelas, untuk membentuk satu kesatuan yang utuh dan paragraf yang lengkap. Paragraf yang terencana dengan baik selalu logis dan sistematis. Kalimat penjelas ganda. adalah uraian yang menjelaskan gagasan utama .

Jadi, sebuah paragraf yang memiliki kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam paragraf tersebut saling berkaitan dalam hal membangun tema, tidak ada kalimat yang lepas atau tidak konsisten, semuanya utuh dan menyatu. Paragraf pembuka atau pengantar adalah jenis paragraf yang mengarahkan pembaca pada topik yang akan dibahas. Paragraf deduktif adalah paragraf yang disusun dari umum ke khusus, atau dengan kata lain gagasan pokok terletak di awal paragraf dan diikuti beberapa kalimat penjelas.

Paragraf induktif adalah paragraf yang dibentuk khusus setelah umum atau paragraf yang kalimat utamanya terletak di akhir dan di awal beberapa kalimat penjelas. Paragraf dengan pola pengembangan campuran adalah paragraf yang kalimat utamanya diletakkan di tengah-tengah paragraf. Paragraf deskriptif adalah paragraf yang menggambarkan suatu objek, tempat, atau peristiwa tertentu kepada pembaca secara jelas dan terperinci sehingga pembaca seolah-olah melihat dan merasakan apa yang penulis uraikan.

Paragraf ekspositori disebut juga paragraf pengantar.Paragraf ekspositori adalah karangan yang tujuan utamanya adalah untuk menunjukkan, menggambarkan, mengeksplorasi, dan menjelaskan sesuatu.

Kerangka Pikir

METODE PENELITIAN

  • Jenis dan Lokasi Penelitian
  • Variabel dan Definisi Oprasional Variabel
  • Subjek Penelitian
  • Desain Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Instrumen Penelitian
  • Teknik Analisis Data
  • Indikator Keberhasilan

Observasi dalam penelitian ini adalah observasi terhadap hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran menulis paragraf deskriptif dengan menggunakan metode Quantum Learning. Tes yang digunakan berupa lembar penulisan paragraf deskriptif, siswa diminta untuk menulis paragraf deskriptif dengan menggunakan metode Quantum Learning. Pembelajaran melalui metode Quantum learning dalam meningkatkan kemampuan menulis paragraf deskriptif pada siswa kelas VIII-B SMP Negeri 35 Makassar dikaitkan dengan ketuntasan belajar.

Pada siklus 1 kemampuan siswa dalam menulis paragraf deskriptif dengan menggunakan metode pengajaran yang digunakan belum sempurna. Hasil belajar menulis paragraf deskriptif dengan menggunakan metode pembelajaran kuantum pada siswa kelas VIII-B SMP Negeri 35 Makassar belum mencapai standar kesempurnaan yang ditetapkan sebesar 75. Pada siklus II kemampuan menulis deskriptif paragraf untuk siswa dengan menggunakan metode pengajaran terapan, sudah sempurna.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis paragraf deskriptif siswa pada siklus II mengalami peningkatan. Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam melaksanakan pembelajaran khususnya pembelajaran bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan menulis paragraf deskriptif dengan menggunakan metode quantum learning. Guru dalam mengajar hendaknya menggunakan metode pembelajaran kuantum untuk belajar menulis paragraf deskriptif dan tidak hanya belajar bahasa Indonesia.

Penggunaan metode pembelajaran kuantum diharapkan membuat pembelajaran lebih bermakna dan membantu siswa menulis paragraf deskriptif.

Gambar 1: Model Arikunto(2008)
Gambar 1: Model Arikunto(2008)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Hasil Penelitian

Pada bab ini disajikan hasil penelitian dengan menggunakan metode Quantum Learning sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan menulis paragraf deskriptif.Hasil yang disajikan meliputi data hasil proses, data hasil kegiatan yang diperoleh dari hasil pemantauan dengan kegiatan lapangan, hasil observasi terhadap kegiatan peneliti dan mahasiswa serta dokumentasi hasil karya mahasiswa. Secara rinci proses penelitian ini dapat diuraikan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pada Siklus I peneliti membuat RPP yang dimaksudkan untuk memandu pembelajaran selama pembelajaran berlangsung, karena peneliti berperan langsung sebagai guru selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

Dalam pelaksanaan siklus I difokuskan pada pemahaman siswa terhadap materi yang berkaitan dengan menulis paragraf deskriptif, seperti pemahaman menulis paragraf deskriptif.Tujuan pembelajaran adalah agar siswa dapat mengetahui dan memahami tentang paragraf deskriptif dan Siswa dapat. Pada kegiatan inti, pertama-tama peneliti menjelaskan secara singkat tentang pengertian paragraf deskriptif, dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis paragraf deskriptif, setelah itu siswa diminta untuk menulis paragraf deskriptif yang telah disiapkan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan. Rencana pelaksanaan siklus II dilaksanakan dalam satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 2x45 menit Pada perencanaan siklus II peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang bertujuan sebagai pedoman pelaksanaan proses pembelajaran dan merupakan Hasil Perbaikan pada Siklus I.

Perencanaan pembelajaran menulis paragraf deskriptif pada siklus II difokuskan pada pemahaman siswa tentang menulis paragraf deskriptif dan jenis-jenis paragraf deskriptif, menjelaskan pengertian metode pembelajaran kuantum dan langkah-langkah metode pembelajaran kuantum. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis paragraf deskriptif adalah kesesuaian topik dengan isi paragraf, organisasi paragraf, tata bahasa, ejaan, dan tanda baca. Pembelajaran berlangsung pada hari Senin, 23 Januari 2018, dimulai dari pembelajaran siklus II sesuai RPP yang telah disusun sebelumnya.

Pada kegiatan kunci, peneliti kembali menjelaskan materi yang telah disampaikan sebelumnya, mengaktifkan siswa dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa berdasarkan materi yang telah dijelaskan, dan menginstruksikan mereka untuk menulis paragraf deskriptif. C. Seluruh kegiatan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang dilaksanakan pada Siklus II menunjukkan hasil yang sangat baik atau terjadi peningkatan pola pikir siswa saat menulis esai deskriptif. Hal ini berdampak positif terhadap kemampuan siswa dalam melakukan kegiatan menulis deskripsi paragraf untuk meningkatkan kinerja siswa.

Tabel  4.1  menunjukan  bahwa  Aktifitas  guru  pada  kategori  tindak  lanjut    sebanyak  6,  dan      kategori  tidak  tindak  lanjut   sebanyak  4
Tabel 4.1 menunjukan bahwa Aktifitas guru pada kategori tindak lanjut sebanyak 6, dan kategori tidak tindak lanjut sebanyak 4

Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil yang dicapai pada siklus II mengalami peningkatan yaitu siswa yang mendapat nilai sangat baik dengan kategori 90-100 sebanyak 6 siswa atau 17,64%, dan siswa yang masuk kategori baik dengan skor 80-89 sebanyak 27 siswa atau 79,42% dan siswa yang mendapat kategori cukup yang terdiri dari skor 75-79 sebanyak 1 siswa atau 2,94% kurang dan sangat kurang dari hasil penilaian LKS. Hal ini terlihat dari aktivitas guru pada kategori tindak lanjut sebanyak 8 dan tidak sebanyak 2, sedangkan aktivitas siswa pada kategori tindak lanjut sebanyak 7 dan pada kategori tidak tindak lanjut sebanyak 3. data observasi aktivitas siswa dan data unjuk kerja kategori nilai siswa pada siklus I masih belum mencapai KKM karena siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran, sedangkan pada siklus II dari data observasi aktivitas siswa dan data pencapaian kategori nilai siswa sudah mencapai KKM karena siswa sangat antusias dalam menulis paragraf deskriptif.

Pembahasan hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh pada siklus I adalah siswa yang tidak mendapat nilai 90-100, 18 siswa yang mendapat nilai 80-89 atau 52,94%, dan 13 siswa yang mendapat nilai 75 mendapat nilai -79. atau 38,23%, serta siswa yang mendapat nilai 51-74 sebanyak 3 siswa atau 8,83% dan siswa yang mendapat nilai 0-50 tidak ada, dari hasil penilaian pada lembar kerja siswa, sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan sebesar , yaitu siswa yang mendapat nilai kategori sangat baik 90-100 sebanyak 6 siswa atau 17,64%, dan siswa yang mendapat nilai kategori baik terdiri dari nilai 80-89 sebanyak 27 siswa atau 79,42%. Hasil analisis data pada siklus I menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai 80 ke atas sebanyak 18 siswa atau 52,94%. Sedangkan hasil analisis data pada siklus II menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai 80 ke atas sebanyak 33 siswa atau 97%, dan jumlah siswa yang mendapat nilai kurang dari 80 sebanyak 1 orang atau 2,94%.

Hal ini terlihat dari lembar observasi pada siklus I aktivitas guru dalam kategori tindak lanjut 6, dan 4 kategori tidak ada tindak lanjut, dan 5 aktivitas siswa dalam kategori tindak lanjut, dan 5 kategori tidak ada tindak lanjut. ke atas. tindak lanjut, sedangkan aktivitas guru meningkat pada Siklus II. Hal ini tercermin dari aktivitas guru pada kategori tindak lanjut sebanyak 8 dan pada kategori non lanjutan sebanyak 2, sedangkan aktivitas siswa pada kategori tindak lanjut sebanyak 7 dan pada kategori tidak lanjut. kategori lanjutan sebanyak 3. kemampuan memahami kosa kata melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas V SDN 5 Pengotan Bangli tahun pelajaran 2010/1011.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

  • Aspek Penilaian Menulis Paragraf Deskripsi
  • Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I
  • Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
  • Nilai Menulis Karangan Deskripsi Siklus I
  • Kategori Nilai Siklus I
  • Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II
  • Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II
  • Nilai Menulis Karangan Deskripsi Siklus II
  • Kategori Nilai Siswa Siklus II

Variabel penelitian ini adalah peningkatan kemampuan menulis paragraf deskriptif dengan menggunakan metode pembelajaran kuantum pada siswa kelas VIII-B SMP Negeri 35 Makassar. Tindakan yang dilakukan pada siklus II berbeda dengan tindakan pada siklus I. Pada tahap ini peneliti memberikan umpan balik terhadap hasil yang diperoleh pada siklus I, melaksanakan proses pembelajaran menulis paragraf deskriptif dengan menggunakan metode quantum learning sesuai kurikulum, termotivasi siswa untuk lebih aktif dan serius dalam belajar menulis. Dengan demikian, refleksi bermanfaat untuk mengetahui keefektifan penggunaan metode tersebut dalam pembelajaran menulis paragraf deskriptif, melihat peningkatan keterampilan menulis dan mengidentifikasi perubahan perilaku siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.

Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, kecerdasan, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Dalam hal ini, penulis menggunakan tes untuk mengumpulkan data kemampuan menulis paragraf deskriptif. Tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis paragraf deskriptif, baik sebelum maupun sesudah melakukan tindakan. Instrumen non tes yang digunakan berupa observasi atau observasi, tes dan studi dokumentasi aspek keterampilan menulis yang akan digunakan untuk menilai kemampuan menulis paragraf deskriptif siswa yang diteliti dengan menggunakan indikator agar siswa mahir dalam menulis. paragraf deskriptif dengan menggunakan metode Quantum learning, 2. Instrument notes.

Kemudian data tersebut diharapkan dapat saling mendukung karena fokus observasi adalah keaktifan guru dan siswa selama proses pembelajaran menulis paragraf deskriptif dengan menggunakan metode Quantum Learning yang disusun sedemikian rupa agar sesuai dengan aspek-aspek yang akan dibahas. dinilai. Prosedur setelah reduksi data adalah penyajian data.Pada tahap ini data hasil observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran menulis paragraf deskriptif dengan metode Quantum Learning disajikan dalam bentuk tabel dan naratif.

Gambar

Gambar 1: Model Arikunto(2008)
Tabel 3.1 Aspek penilaian  No
Tabel  4.1  menunjukan  bahwa  Aktifitas  guru  pada  kategori  tindak  lanjut    sebanyak  6,  dan      kategori  tidak  tindak  lanjut   sebanyak  4
Tabel  4.2  menunjukan  bahwa  Aktifitas  siswa  pada  kategori  tindak  lanjut  sebanyak  5  dan  kategori  tidak  tindak  lanjut  mendapatkan  sebanyak 5
+4

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan: (1) kualitas proses pembelajaran menulis puisi, dan (2) kemampuan menulis puisi dengan menerapkan metode Quantum

3 SMA Muhammadiyah 1 Pekajangan di Pekalongan Tahun Ajaran 2011/2012 dengan menerapkan metode widyawisata; (2) kualitas hasil pembelajaran menulis paragraf deskripsi siswa

Skripsi yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi Ragam Krama Melalui Metode Pemodelan dan Media Gambar Tematik pada Siswa Kelas X IIS 2

Tujuan dari penelitian ini adalah me- ningkatkan keterampilan menulis paragraf deskripsi pada siswa kelas III SD Negeri Mijen Surakarta tahun ajaran 2016/2017 me-

Karena pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan metode pemodelan kurang diperhatikan oleh guru, maka melalui hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi

Keberhasilan tindakan ini terlihat dari adanya peningkatan hasil kemampuan menulis paragraf mahasiswa yang signifikan berdasarkan perubahan nilai dan argumen fakta yang

Pada bab ini akan dibahas hasil penelitian mengenai peningkatan pembelajaran keterampilan menulis paragraf deskripsi dengan menggunakan media visual yang didahului

Pesisir Selatan untuk indikator B memaparkan sesuatu yang dapat dilihat, didengar, dan dirasakan tergolong Baik B karena M-nya sebesar 76,67.Ketiga, Kemampuan menulis paragraf deskripsi