• Tidak ada hasil yang ditemukan

penerapan metode resitasi berwawasan lingkungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "penerapan metode resitasi berwawasan lingkungan"

Copied!
224
0
0

Teks penuh

Data hasil belajar siswa diperoleh dengan tes hasil belajar berupa tes pilihan ganda, sedangkan lembar observasi digunakan untuk data aktivitas siswa selama pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa pada tingkat I memperoleh rata-rata nilai 68,2, nilai tertinggi 80, terendah 43, dan standar deviasi 12,2. Sedangkan pada II. siklus, nilai rata-rata hasil akademik siswa sebesar 76,0, nilai tertinggi 87, nilai terendah 57, dan standar deviasi 8,1.

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar fisika siswa kelas VII dapat ditingkatkan melalui penerapan metode resitasi berwawasan lingkungan.

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah 1. Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

  • Metode Resitasi

Misalnya saja aktif dalam proses pembelajaran, seperti siswa mengajukan pertanyaan tentang gaya gesek yang belum dipahami. Hasil belajar yang dicapai siswa erat kaitannya dengan rumusan pembelajaran yang direncanakan oleh guru sebelumnya. Menurut Gagne dan Driscoll, hasil belajar adalah keterampilan yang dikuasai siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.

Berdasarkan uraian di atas, yang dimaksud dengan hasil belajar fisika dalam makalah ini adalah tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai materi pelajaran fisika setelah mengikuti proses pembelajaran.

KerangkaPikir

Jenis Penelitian

Prosedur Penelitian

Untuk lima pertemuan pada siklus I, proses pembelajaran dilakukan dengan menerapkan metode resitasi, sedangkan untuk pertemuan terakhir dilakukan dengan melakukan tes terhadap hasil belajar siswa. Tahap observasi dilakukan selama proses pembelajaran dengan bantuan lembar observasi yang telah disiapkan yaitu lembar observasi penerapan metode tajwid berwawasan lingkungan dan lembar observasi aktivitas siswa. Hasil observasi yang dilakukan kemudian dianalisis dan direfleksikan untuk mengetahui hasil proses pembelajaran yang dilaksanakan pada Siklus I, baik dari segi pelaksanaan pembelajaran dengan metode resitasi berwawasan lingkungan maupun aktivitas siswa.

Pada lima pertemuan di II. siklusnya, proses pengajaran berlangsung dengan menggunakan metode resitasi, dan pada pertemuan terakhir dilakukan pengecekan hasil belajar siswa.

Tabel 3.1. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran pada Siklus I  No.  Hari/Tanggal  Pertemuan
Tabel 3.1. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran pada Siklus I No. Hari/Tanggal Pertemuan

Definisi Oprasional Variabel

Hasil observasi yang dilakukan kemudian dianalisis dan direfleksikan untuk mengetahui hasil proses pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II, baik dari segi pelaksanaan pembelajaran dengan metode resitasi maupun aktivitas siswa. tahap refleksi, seluruh kekurangan pada siklus I telah diperbaiki dan menunjukkan keaktifan dan respon siswa yang lebih baik dari sebelumnya. Variabel keluaran dari tindakan ini adalah peningkatan penguasaan guru dalam menggunakan metode tajwid yang benar lingkungan serta peningkatan hasil belajar mengenai pembahasan usaha dan energi dalam pembelajaran fisika.

Instrumen Penelitian

Lembar observasi digunakan untuk memantau aktivitas guru dan siswa, dalam melakukan proses belajar mengajar, dan dalam melaksanakan pendidikan fisika dengan metode resitasi berwawasan lingkungan. Lembar observasi ini terdiri dari lembar observasi aktivitas siswa dan lembar observasi aktivitas guru. Lembar observasi ini digunakan dari awal siklus I sampai selesai. Observer yang mengisi lembar observasi ini adalah Nurhasnah, S.Pd. Tes hasil belajar pada penelitian ini berbentuk tes pilihan ganda dengan jumlah soal dua puluh setiap siklusnya.

Tes hasil belajar ini diujikan pada kelas lain sebelum digunakan di kelas. Butir soal tes hasil belajar ini merupakan hasil eksperimen dan validasi yang dilakukan peneliti.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik Analisis Data

Data kualitatif merupakan data yang berupa informasi berupa kalimat-kalimat yang memberikan gambaran mengenai kemampuan siswa berkaitan dengan tingkat pemahaman suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap pendekatan pembelajaran baru (afektif), aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, semangat belajar, rasa percaya diri, motivasi belajar, dan sejenisnya yang dapat dianalisis secara kualitatif. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis statistik deskriptif dan uji gain ternormalisasi untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. a) Analisis Deskriptif. Teknik analisis deskriptif yang digunakan adalah hasil tes belajar siswa dan penyajian data berupa skor rata-rata, standar deviasi, skor ideal, skor terendah, dan skor tertinggi.

Tingkat ketuntasan sikap (KD pada KI-1 dan KI-2) ditetapkan berdasarkan kriteria acuan dengan rentang persentase sikap siswa 70% sampai dengan 100%.

Tabel  3.3  Kategorisasi  Standar  Penilaian  Hasil  Belajar  Fisika  Siswa    berdasarkan    ketetapan  Menteri  Pendidikan  dan  Kebudayaan  Nomor 59 Tahun 2014
Tabel 3.3 Kategorisasi Standar Penilaian Hasil Belajar Fisika Siswa berdasarkan ketetapan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014

Indikator Keberhasilan

Hasil Penelitian

Pengelompokan nilai afektif siswa ke dalam 4 kategori menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase nilai afektif siswa pada Siklus II seperti terlihat pada Tabel 4.14. Hasil observasi peneliti dan siswa pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.17 dan 4.18. Aktivitas siswa yang tidak sesuai dengan rancangan peneliti pada saat pembelajaran terjadi pada Siklus I mengalami penurunan pada Siklus II.

Berdasarkan tabel 4.21, grafik perbandingan distribusi frekuensi nilai psikomotorik siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar 4.3.

Tabel 4.1 Statistik nilai tes hasil belajar peserta didik pada siklusI  Statistik  Nilai Statistik
Tabel 4.1 Statistik nilai tes hasil belajar peserta didik pada siklusI Statistik Nilai Statistik

Pembahasan

Pada tes hasil belajar, nilai siswa dari siklus I ke siklus II menunjukkan peningkatan, dibuktikan dengan rata-rata nilai tes hasil belajar yang diperoleh siswa yang mencapai QSM. Persentase siswa yang mencapai KKM juga meningkat dari siklus satu ke siklus dua, dengan jumlah siswa yang mencapai KKM pada siklus satu sebanyak 23 dan pada siklus dua sebanyak 30 siswa. Gambar 4.2 menunjukkan bahwa pada siklus I terdapat 8 siswa yang memperoleh nilai D karena ketidakbiasaan siswa terhadap metode resitasi dan kehadiran siswa tersebut di dalam kelas.

Namun pada siklus II tidak ada lagi siswa yang mendapat nilai D, sehingga jumlah siswa yang mendapat nilai A pun bertambah dari siklus I sebanyak 1 orang menjadi 9 orang pada siklus II. Dari segi psikomotor, rata-rata nilai siswa meningkat dari siklus I ke siklus II, standar deviasinya menurun yang berarti semakin baik peningkatan psikomotorik siswa selama dua siklus. Gambaran hasil belajar siswa selama pembelajaran menggunakan penerapan metode resitasi berwawasan lingkungan dapat dilihat dari data tes penilaian hasil belajar siswa yang dilakukan pada penelitian ini (lihat lampiran.

Dalam melakukan penelitian, peneliti juga membuat jurnal harian siswa untuk memperhatikan kondisi siswa saat diberikan perlakuan dengan metode pengajian ramah lingkungan. Penelitian dilaksanakan selama dua siklus, pada siklus I terlihat persentase ketuntasan belajar fisika siswa mencapai 62,2%. Pada siklus ini siswa juga aktif dalam proses pembelajaran sebagaimana data hasil observasi aktivitas siswa.

Pencapaian ketuntasan belajar dan keaktifan siswa dalam belajar pada siklus I memang mengalami peningkatan pada setiap pertemuannya, namun menurut peneliti peningkatan tersebut belum maksimal sesuai target, oleh karena itu peneliti melanjutkan penelitian setelah siklus II. Pada siklus ini persentase ketuntasan belajar fisika siswa meningkat menjadi 81,1%, begitu pula aktivitas belajar siswa yang mengalami peningkatan pada setiap pertemuannya.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

  • Materi Pelajaran
  • Materi Pelajaran E. Energi Potensial
  • Materi Pelajaran H. Pengertian Usaha

Menjelaskan hubungan bentuk-bentuk energi dan perubahannya, prinsip kerja dan energi serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Menjelaskan hubungan bentuk-bentuk energi dan perubahannya, prinsip kerja dan energi serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Siswa dapat menyebutkan penerapan konsep energi potensial dan energi kinetik dalam kehidupan sehari-hari.

Menjelaskan hubungan bentuk-bentuk energi dan perubahannya, prinsip “Usaha dan Energi” serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Siswa dapat menyatakan penerapan konsep bisnis pada pesawat terbang sederhana dan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari, penggunaan permukaan miring banyak dijumpai pada tangga, lereng gunung, dan jalan di daerah pegunungan.

TUJUAN PENILITIAN

LEMBAR KERJA SISWA 1

LKS_ ENERGI DAN USAHA)

LEMBAR KERJA SISWA 2

LKS PESAWAT SEDERHANA )

LEMBAR KERJA SISWA 3

LKS BIDANG MIRING)

TesHasil Belajar Siklus I dan II

SMP MUHAMMADIYAH 14 MAKASSAR

Pertemuan I

Siswa tersebut hanya memperhatikan pembelajaran, merespon motivasi guru, namun tidak aktif dalam kegiatan pembelajaran lainnya, termasuk merangkum materi. Siswa tersebut tampak aktif berpartisipasi dalam pembelajaran, memperhatikan pembelajaran, aktif merangkum materi pelajaran, dan meminta bimbingan ketika mengerjakan tugas kelompok. Siswa yang demikian memperhatikan pembelajaran, memberikan respon ketika guru memberikan motivasi, dan aktif dalam merangkum materi pelajaran.

Siswa tersebut tampak aktif dalam mengikuti pembelajaran, sadar akan pembelajaran, aktif merangkum materi dan.

25 Oktober 2019)

Siswa tersebut terlihat aktif dalam mengikuti pembelajaran, memperhatikan pembelajaran, aktif merangkum materi, menanyakan arahan saat mengerjakan tugas kelompok, menyelesaikan soal di papan tulis dengan benar. Hasnidar Para siswa ini mulai beradaptasi dengan metode pengajaran yang digunakan dan mengajukan pertanyaan saat menyusun rangkuman 18 Hesti Hijra Yanti. 20 Karina Siswa ini terlihat aktif dalam belajar, memperhatikan pembelajaran, aktif merangkum materi, 21.

29 Siti Nuraeni Arfiati Siswa memperhatikan jalannya pembelajaran, namun kaku dalam berkomunikasi. 30 Sri Wahyuni ​​​​​​Para siswa ini berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Siswa-siswa ini dengan tenang memperhatikan dan mendengarkan apa yang disampaikan dan mengerjakan soal-soal yang diajukan. 35 Dewi Hastuti Siswa ini kurang fokus saat belajar dan sesekali terlihat membuka ponsel.

Siswa ini pilih-pilih dalam proses pembelajaran dan terkadang mendiskusikan hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan pembelajaran. 37 A. Chairun Nisa.

29 Oktober 2019)

20 Karina Siswa ini tampak aktif mengikuti pembelajaran, memperhatikan pembelajaran, aktif merangkum materi, 21 Nurfajriani.

1 November 2019)

Siswa tersebut tampak aktif berpartisipasi dalam pembelajaran, memperhatikan pembelajaran, aktif merangkum materi, meminta bimbingan dalam mengerjakan tugas kelompok, dan menanggapi presentasi kelompok lainnya. Siswa tersebut tampak aktif berpartisipasi dalam pembelajaran, memperhatikan pembelajaran, aktif merangkum materi, dan menanggapi pernyataan kelompok lain. 31 Sri Windi Saputri Siswa ini aktif dalam kelompoknya dan mempunyai semangat belajar. 32 Suryani Siswa ini selalu bertanya.

35 Dewi Hastuti Siswa ini aktif dalam kelompoknya dan mempunyai rasa ingin tahu yang baik 36 Dewi Aryani Siswa ini aktif dalam mengajukan pertanyaan terkait.

5 November 2019)

Siswa tersebut tampil aktif dalam mengikuti pembelajaran, penuh perhatian terhadap pembelajaran, dan aktif dalam kerja kelompok. Siswa-siswa ini bekerja dengan baik dengan teman kelompoknya dan memiliki rasa ingin tahu. Siswa tersebut menanggapi presentasi dari kelompok lain dan mencoba bertanya tentang hal-hal yang belum mereka pahami dalam pembelajaran.

Siswa ini disiplin dan mempunyai rasa ingin tahu yang baik karena aktif bekerja sama dengan teman kelompoknya. Siswa ini memiliki rasa ingin tahu dan kedisiplinan yang baik selama proses pembelajaran.

Pertemuan VI (12 November 2019)

Haerul Nisa Siswa ini mempunyai rasa ingin tahu yang baik dan disiplin dalam belajar. Siswa ini terlihat aktif dalam pembelajaran, memperhatikan pembelajaran, dan aktif merangkum materi pelajaran. Siswa ini tampak aktif dalam belajar, bekerjasama dengan teman sebayanya, dan disiplin dalam belajar.

Siswa tersebut mengalami perkembangan yang baik, disiplin dalam belajar dan mempunyai rasa ingin tahu yang baik. 31 Sri Windi Saputri Siswa ini disiplin dalam belajar dan mempunyai rasa ingin tahu yang baik.

15 November 2019)

36 Dewi Aryani Siswa ini aktif bertanya tentang hal-hal yang tidak diketahuinya.

19 November 2019)

Siswa mengikuti seluruh proses pembelajaran dengan baik dan mampu merangkum materi pelajaran. 37 A. Chairun Nisa Siswa rajin belajar, disiplin dan mempunyai rasa ingin tahu yang baik.

22 November 2019)

Siswa mengalami kemajuan yang baik dalam belajar, terlihat mereka bekerja sama dengan kelompoknya dalam pembelajaran.

26 November 2019)

Siswa mengalami kemajuan yang baik, aktif dalam belajar dan bertanya tentang apa yang belum dipahaminya selama belajar. 31 Siswa Sri Windi Saputri rajin belajar dan mempunyai rasa ingin tahu yang baik. 35 Dewi Hastuti Siswa ini disiplin dalam belajar dan mempunyai rasa ingin tahu yang baik.

SMP MUHAMMADIYAH 14 MAKASSSAR PERTEMUAN PERTAMA

3 = Jika siswa menunjukkan sikap yang dinilai 3 kali 2 = Jika siswa menunjukkan sikap yang dinilai 2 kali 1 = Jika siswa menunjukkan sikap yang dinilai 1 kali.

SMP MUHAMMADIYAH 14 MAKASSAR PERTEMUAN KEDUA

Gambar

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir
Tabel 3.1. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran pada Siklus I  No.  Hari/Tanggal  Pertemuan
Tabel 3.2. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran pada Siklus II  No.  Hari/Tanggal  Pertemuan
Tabel  3.3  Kategorisasi  Standar  Penilaian  Hasil  Belajar  Fisika  Siswa    berdasarkan    ketetapan  Menteri  Pendidikan  dan  Kebudayaan  Nomor 59 Tahun 2014
+7

Referensi

Dokumen terkait

faktor eksternal (faktor dari luar peserta didik), yakni kondisi lingkungan peserta didik. faktor pendekatan belajar yakni jenis upaya belajar peserta didik yang