Jurnal Pendidikan, Bahasa dan Budaya Vol.2, No.1 Maret 2023 e-ISSN: 2962-1143; p-ISSN: 2962-0864, Hal 71-85
Received Januari 30, 2022; Revised Februari 20, 2022; Maret 01, 2023
*Cici Puspa, [email protected]
Penerapan Metode Wahdah Dan Kitabah Dalam Pembelajaran Al-Qaur’an Hadits
Di Ponpes Darussalam Pinagar
Cici Puspa
Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi
Email: [email protected]
Pendi Hasibuan
Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi
Email: [email protected]
Iswantir M
Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi
Email: [email protected]
Arman Husni
Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi
Email: [email protected]
Abstract. This research is motivated by the problems found at the Darussalam Pinagar Islamic Boarding School. Based on the observations that the author has made, before applying the Wahdah and Kitabah methods, students had a lot of difficulty memorizing the Qur'an on the grounds that there was no time to memorize and there were even students who could not read the Qur'an. , so that during learning there were some students who did not enter because they were afraid of memorization, whereas when the teacher delivered the material they were busy with their respective jobs such as sleeping in class, making noise and some reading novels in class so that the results of learning were not achieved. The purpose of this research is so that the writer can find out how to apply the Wahdah and Kitabah methods in learning the Al-Qur'an Hadith at Darussalam Pinagar Islamic Boarding School. This research is a field research (file research) using a qualitative descriptive method, namely a method that systematically describes the conditions that occur in the field. This study describes how the Wahdah and Kitabah methods are applied in learning the Al-Qur'an Hadith at Darussalam Pinagar Islamic Boarding School. Data collection in this study was carried out through observation, interviews and documentation. The informants in this study were Al-Qur'an Hadith teachers as key informants, students and curriculum assistants as supporting informants. From the results of the research that the writer has done, the writer can describe that the Al-Qur'an Hadith teacher has applied the Wahdah and Kitabah methods according to the steps. Guru Al-Qur'an Hadith refers to the steps found by Wiwi Alawiyah Wahid and Muhammad Fadhly Ilyas. The Wahdah method starts from memorizing one by one the verses that they want to memorize and repeating it 3-5 times when students feel they have memorized the verses, then proceed with the Kitabah method, which is writing the memorized verses into a notebook without
Penerapan Metode Wahdah Dan Kitabah Dalam Pembelajaran Al-Qaur’an Hadits Di Ponpes Darussalam Pinagar
72 JPBB - VOLUME 2, NO. 1, MARET 2023
looking at the text. In the learning process, the results of the learning process have been realized and the learning objectives have been achieved.
Keywords: Application, Wahdah and Kitabah Methods, Al-Qur'an Hadith Learning
Abstrak. Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya permasalahan yang ditemukan di Ponpes Darussalam Pinagar. Berdasarkan observasi yang telah penulis lakukan bahwa guru Al-Qur’an Hadits sebelum menerapkan metode Wahdah dan Kitabah siswa banyak kesulitan dalam menghafal Al-Qur’an dengan alasan tidak ada waktu untuk menghafal bahkan ada siswa yang memang belum bisa membaca Al-Qur’an, sehingga saat pembelajaran ada beberapa siswa yang memang tidak masuk karna takut pada hafalan, sedangkan pada saat guru menyampaikan materi mereka sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing seperti, tidur dikelas, meribut serta ada yang membaca novel dikelas sehingga tidak tercapailah hasil dari pembelajaran. Tujuan penelitian ini agar penulis dapat mengetahui bagaimana penerapan metode Wahdah dan Kitabah dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits di Ponpes Darussalam Pinagar. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (file research) dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu metode yang menggambarkan keadaan yang terjadi di lapangan secara sistematis. Penelitian ini menggambarkan bagaimana penerapan metode Wahdah dan Kitabah dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits di Ponpes Darussalam Pinagar. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Yang menjadi informan pada penelitian ini adalah guru Al-Qur’an Hadits sebagai informan kunci, siswa dan waka kurikulum sebagai informan pendukung. Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan, penulis dapat menggambarkan bahwa guru Al-Qur’an Hadits telah menerapkan metode Wahdah dan Kitabah sesuai dengan langkah-langkahnya. Guru Al-Qur’an Hadits mengacu pada langkah-langkah yang ditemukan oleh Wiwi Alawiyah Wahid dan Muhammad Fadhly Ilyas. Metode Wahdah dimulai dari menghafal satu persatu terhadap ayat-ayat yang hendak dihafalnya dan di ulang-ulang sebanyak 3- 5 kali ketika siswa merasa sudah hafal ayat maka dilanjutkan dengan metode Kitabah yaitu menulis ayat yang dihafal ke dalam buku catatan tanpa melihat teks.
Pada proses pembelajaran anak-anak sudah menampakkan hasil dalam proses pembelajaran dan tercapailah tujuan pembelajaran tersebut.
Kata Kunci: Penerapan, Metode Wahdah dan Kitabah, Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
Jurnal Pendidikan, Bahasa dan Budaya Vol.2, No.1 Maret 2023
e-ISSN: 2962-1143; p-ISSN: 2962-0864, Hal 71-85
LATAR BELAKANG
Al-Qur’an merupakan ayat-ayat Allah yang diturunkan kepada Rasulullah, Nabi Muhammad SAW dengan perantaraan kalam yang diturunkan secara berangsur-angsur dan berbahasa Arab, yaitu satu-satunya bahasa yang terjaga dengan baik. Menjadi suatu kewajiban bagi manusia khususnya kita yang beragama Islam untuk dapat menguasai, memelihara dan mengamalkan Al-Qur’an. Dengan demikian usaha-usaha yang harus dilaksanakan adalah dengan cara mempelajari, menghafal, dan memahami Al-Qur’an. Seperti yang telah dijelaskan dalam Q.S Al- Hijr ayat 9:
“Sesungguhnya kamilah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya kami benar-benar menjaganya” Departemen Agama,2014)
Ayat di atas menunjukkan bahwa Allah sebagai pemelihara kemurnian Al- Qur’an.Ketentuan.Allah telah menetapkan bahwa Allah menjamin terjaganya Al- Qur’an secara utuh dan murni. Kata memelihara dapat juga dimaknakan sebagai bahwa Al-Qur’an harus ditanamkan ke dalam dada seorang beriman. Sehingga dengan demikian seseorang akan memiliki kekuatan dan kepribadian qur’ani dalam kehidupan sehari-hari.( Retna Fitri,dkk,2020)
Al-Qur’an adalah kitab suci yang didalamnya terdapat berbagai petunjuk untuk kehidupan manusia yaitu ajaran hukum, akidah, etika, hubungan sosial, dan sebagainya. Keseluruhan isi Al-Qur’an pada dasarnya mengandung beberapa pesan. Pertama, masalah tauhid, di dalamnya mencakup juga masalah kepercayaan terhadap hal gaib. Kedua, masalah ibadah, yaitu kegiatan-kegiatan dan perbuatan- perbuatan yang mewujudkan dan menghidupkan di dalam hati dan jiwa.
Ketiga, masalah ancaman dan janji, yaitu ancaman bagi mereka yang mengingkari larangan gtyang diperintahkan oleh Allah SWT, dan janji balasan baik bagi mereka yang mengerjakan perintah Allah SWT., janji akan memperoleh kebahagiaan dunia akhirat, dan ancaman akan mendapat kesengsaraan dunia akhirat, janji dan ancaman di akhirat berupa surga dan neraka. Keempat, perihal jalan menuju kebahagiaan dunia-akhirat, yaitu ketentuan-ketentuan dan norma- norma yang wajib dikerjakan agar dapat mencapai keridhoan Allah. Dan kelima,
Penerapan Metode Wahdah Dan Kitabah Dalam Pembelajaran Al-Qaur’an Hadits Di Ponpes Darussalam Pinagar
74 JPBB - VOLUME 2, NO. 1, MARET 2023
riwayat dan cerita, yaitu sejarah orang-orang terdahulu, baik sejarah bangsa-bangsa, tokoh-tokoh, maupun Nabi dan Rasul Allah.(Abdul Wahhab Khallaf,2014)
Al-Qur’an dipelajari bukan hanya susunan redaksi dan pemilihan kosa katanya, tapi juga kandungannya baik yang tersurat maupun yang tersirat, bahkan sampai kepada kesan yang ditimbulkannya. Semua hasil kajian yang telah dituangkan dalam jutaan jilid buku, dari generasi ke generasi dengan berbagai perbedaan pendekatan sesuai dengan perbedaan kemampuan dan kecenderungan para ilmuwan. Namun demikian fakta menunjukkan bahwa semua kajian dari berbagai sudut disiplin ilmu mengandung kebenaran.
Belajar Al-Qur’an dapat dibagi pada beberapa tingkatan, yaitu (1) belajar membaca sampai lancar dan baik, sesuai kaidah-kaidah yang berlaku dalam qira’at dan tajwid, (2) belajar arti dan maksud ayat sampai mengerti apa yang terkandung di dalamnya, dan (3) belajar menghafal di luar kepala sebagaimana dikerjakan oleh para sahabat pada masa Rasulullah, pada masa tabi’in hingga saat ini.
Rosulullah SAW. menyuruh para sahabat-sahabatnya untuk menghafal dan menulis ayat-ayat Al-Qur’an, Rosulullah juga menerangkan bagaimana ayat tersebut disusun dalam suatu surat, yakni mana ayat yang dahulu dan mana ayat yang berikutnya, hingga perintah ini dijadikan sebagai peraturan yaitu Al-Qur’an sajalah yang ditulis, larangan ini dengan tujuan agar Al-Qur’an itu tetap terpelihara keutuhannya. Di samping menulis, Nabi juga menganjurkan supaya Al-Qur’an itu tetap dibaca dan dihafal juga diwajibkan dalam shalat.
Tradisi menghafal Al-Qur’an juga dilakukan oleh para ulama atau cendekiawan muslim di zaman keemasan Islam, seperti Imam Syafi’i, Ibnu Sina, dan para ilmuwan muslim lainnya. Para cendekiawan muslim saat itu, apapun bidang keahliannya tetap berpijak di atas pondasi tahfīdz Al-Qur’an yang kuat.
Imam Syafi’i telah hafal Al-Qur’an sejak usia tujuh tahun. Begitu juga dengan Ibnu Sina, seorang pakar kedokteran, sudah hafal Al-Qur’an sejak usia sembilan tahun.(M. Sonhadji, et. Al,1990).
Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang membawa misi dakwah dalam rangka mewujudkan nilai-nilai Islam bagi lulusannya. Pondok
Jurnal Pendidikan, Bahasa dan Budaya Vol.2, No.1 Maret 2023
e-ISSN: 2962-1143; p-ISSN: 2962-0864, Hal 71-85
Pesantren Darussalam Pinagar, merupakan lembaga pendidikan yang secara konsisten memberikan perhatian khusus di dalam mewujudkan lulusan yang memiliki kualitas hafalan Al-Qur’an.
Banyak metode menghafal Al-Qur’an telah dikembangkan oleh para ulama dan umat Islam. Ahsin Wijaya mengemukakan bahwa metode menghafal Al- Qur’an tersebut antara lain adalah metode tahfidz, metode Wahdah, metode kitabah, metode gabungan Wahdah dan kitabah, metode jama’, metode talaqqi, metode jibril, metode isyarat, dan metode takrir.(Ahsin Wijaya,2005)
Sebuah metode dirancang sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu.Karena itu untuk mewujudkan kualitas hafalan Al-Qur’an tidak cukup hanya menggunakan satu metode, tetapi menggabungkan beberapa metode sekaligus seperti penggabungan metode Wahdahdan kitabah dalam satu waktu.Metode Wahdah adalah menghafal satu-persatu terhadap ayat-ayat yang sedang dihafalnya untuk mencapai hafalan awal. Setiap ayat dapat dibaca sebanyak sepuluh kali atau lebih, sehingga proses ini mampu membentuk pola dalam bayangan.(Ahsin Wijaya,2005) Sedangkan metode kitabah yaitu metode dengan cara sipenghafal terlebih dahulu menulis ayat-ayat yang akan dihafal pada buku atau selembar kertas, kemudian ayat tersebut dibaca sampai lancar dan benar bacaannya, lalu dihafalkan.
Dengan metode kitabah atau menulis ini ia dapat sambil memperhatikan dan sambil menghafal dalam hati. Berapa banyak ayat tersebut yang ditulis itu tergantung pada kemampuan menghafal. Penerapan gabungan beberapa metode tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti perbedaan usia anak, perbedaan tingkat kecerdasan anak, perbedaan kecenderungan anak, perbedaan kondisi fisik anak, perbedaan latar belakang kehidupan keluarga, dan perbedaan komunitas sosial.
Penerapan Metode Wahdah Dan Kitabah Dalam Pembelajaran Al-Qaur’an Hadits Di Ponpes Darussalam Pinagar
76 JPBB - VOLUME 2, NO. 1, MARET 2023
METODE PENELITIAN
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.(Sugiyono,2010) Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan pendekatan kualitatif. Kualitatif yaitu sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau pelaku yang diamati.
Menurut Moleong, sumber data penelitian kualitatif adalah tampilan yang berupa kata-kata lisan atau tertulis yang dicermati oleh peneliti, dan benda-benda yang diamati sampai detailnya agar dapat ditangkap makna yang tersirat dalam dokumen atau bendanya. Penelitian ini berupaya mengolah data menjadi informasi sehingga karakteristik data tersebut dapat dipahami dan bermanfaat untuk solusi permasalahan terutama yang berkaitan dengan penelitian.(Maulana,2020).
Lokasi Penelitian Penulis melakukan penelitian di Pondok Pesantren Darussalam Pinagar di Jl. Tuanku Imam Bonjol, Nagari Aua Kuniang, Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat 265666. Telp: 0812-6744- 9441.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Penerapan Metode Wahdah dalam Pembelajaran Al-Qur’an Hadits di Ponpes Darussalam Pinagar
Pada bagian ini, penulis akan memaparkan data yang ada di lapangan yang sebelumnya telah penulis dapatkan melalui kegiatan wawancara dengan narasumber. Berdasarkan fokus masalah dalam penelitian yang penulis lakukan, maka diperoleh data sebagai berikut:
Sebelum membahas tentang penerapan metode Wahdah dan Kitabah dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits, peneliti perlu membahas mengenai alasan dalam penggunaan suatu metode hafalan pada mata pelajaran Qur’an Hadits, Di dalam pemilihan metode, tentu terdapat alasan tersendiri dalam penggunaannya.
Jurnal Pendidikan, Bahasa dan Budaya Vol.2, No.1 Maret 2023
e-ISSN: 2962-1143; p-ISSN: 2962-0864, Hal 71-85
Hal ini seperti yang diutarakan oleh Bu Ernia Lista selaku guru Qur’an Hadits di Ponpes Darussalam Pinagar mengenai alasan penggunaan metode hafalan, Beliau menuturkan:
“Dalam setiap melakukan pembelajaran saya selalu menggunakan metode-metode tertentu sesuai dengan materi yang akan saya sampaikan. Jika tidak menggunakan metode pembelajaran dalam menyampaikan materi saya akan kesulitan. Begitu juga dengan metode hafalan, jika saya tidak menerapkan suatu metode hafalan kepada siswa, siswa akan lambat dalam menghafalkan target hafalannya. Akan tetapi selain itu saya juga harus mengetahui kondisi siswa, bagaimana efek yang akan terjadi jika saya menerapkan metode tertentu.”(Ernia Lista.2022)
Bu Ernia Lista juga menuturkan alasan lain dalam menerapkan metode hafalan dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits:
“Alasan lain saya menggunakan metode hafalan dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits karena supaya pembelajaran itu dapat berjalan dengan efektif, sesuai dengan silabus, sesuai dengan KD yang diharapkan. Jadi intinya alasan saya menggunakan metode pembelajaran atau hafalan untuk mencapai hasil yang maksimal.” (Ernia Lista.2022)
“Berdasarkan hasil observasi penulis dilapangan dapat diketahui bahwa memang setiap pembelajaran Al-Qur’an Hadits guru menggunakan metode baik terhadap materi maupun hafalan”.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang penulis lakukan dengan guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadits dapat diketahui bahwa guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadits menggunakan metode tertentu pada setiap materi pelajaran, terutama pada materi yang banyak mengandung ayat dan hadits. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tentunya guru harus selalu aktif dalam memilih metode pembelajaran. Dikarenakan daya tampung siswa atau daya serap siswa sangatlah berbeda, siswa satu dengan siswa yang lainnya tentunya ada perbedaan tidak semuanya bisa dikatakan sama rata. Di sini tuntutan guru dalam memilih metode pembelajaran maupun metode hafalan supaya siswa dapat menyerap semua materi dan lebih
Penerapan Metode Wahdah Dan Kitabah Dalam Pembelajaran Al-Qaur’an Hadits Di Ponpes Darussalam Pinagar
78 JPBB - VOLUME 2, NO. 1, MARET 2023
mudah untuk menghafal target hafalan secara sempurna dan bisa dikatakan pembelajaran yang berhasil.
Bu Ernia Lista menuturkan mengenai pentingnya dalam memilih dan menggunakan metode-metode tertentu demi terwujudnya pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai:
Metode pembelajaran dan metode hafalan sangatlah penting dalam proses belajar mengajar Qur’an Hadits. Siswa tidak akan berhasil dalam belajarnya jika metode yang digunakan kurang tepat dengan kata lain siswa kurang tertarik dengan proses belajarnya.
Sebenarnya tidak ada mata pelajaran yang di benci siswa, cuma metode yang digunakan kurang menarik oleh siswa. Jika siswa sudah senang/nyaman dengan metode pelajaran yang dibawakan oleh guru maka siswa akan mudah untuk menerima pelajaran dengan baik. Kita bisa menggabungkan metode-metode yang lain.
Dengan metode satu tidak jalan maka dari itu guru bisa menggunakan 2 atau 3 metode sekaligus seperti metode Wahdah dan kitabah(Ernia Lista.2022)
Bapak Arman selaku Waka Kurikulum juga menuturkan tentang pentingnya pemilihan metode-metode tertentu sebagai berikut:
Begini ya nak, dalam pemilihan metode ya kita sesuaikan dengan KD nya, indikatornya seperti apa, sehingga proses pembelajaran bisa berjalan dengan sesuai tujuan yang ingin dicapai. Kita tidak bisa menggunakan satu metode saja ya nak karena itu akan kaku.
Metode dibuat bervariasi dan dimodivikasi agar anak-anak tidak bosan. Walaupun di RPP sudah kita tuliskan metodenya tetapi terkadang kita harus memodifikasi ketika kita melihat suasana di dalam kelas. Jadi misalnya tahun ini saya mengajar di kelas 7 menurut RPP saya, saya menggunakan metode A, tahun berikutnya bisa jadi saya menggunakan metode B, kenapa begitu, saya belajar dari tahun kemarin. Misal saya ajar dengan metode seperti ini tapi mungkin responnya anak-anak mungkin tidak maksimal. Jadi memang rill pastinya di kelas itu terkadang tidak sama persis dengan apa yang kita tulis di RPP. Itu kondisi rill. Kalau kita mau idealis ya yang ada di RPP itu saya apa adanya ini, tapi kenyataanya di jam pertama saya bisa menggunakan RPP saya, tapi di jam terakir ini bisa jadi kurang efektif. Ya penyesuaiannya karena kita membuat RPP kita kan tidak bisa melihat kondisi anak, kita kan membuat RPP nya di awal, dan anak-anak yang kita hadapi berganti-ganti setiap tahun, bukan kita keluar dari RPP dengan metode lain agar proses pembelajaran menjadi efektif(Arman,2022)
Jurnal Pendidikan, Bahasa dan Budaya Vol.2, No.1 Maret 2023
e-ISSN: 2962-1143; p-ISSN: 2962-0864, Hal 71-85
Melihat dari observasi yang penulis lakukan dilapangan dapat diketahui bahwa dalam memilih metode pembelajaran guru menyesuaikan dengan keadaan siswa baik dari suasana belajar, materi yang akan diajarkan kemudian juga disesuaikan dengan RPP, KD beserta Indikatornya.
Dengan menggunakan metode yang pas, akan membantu siswa supaya lebih mudah untuk menghafal tarjet hafalannya dan siswa akan menerima materi pelajaran dengan baik sehingga siswa menunjukan hasil yang bagus. Dengan demikian dalam penggunaan metode hafalan yang tepat siswa tidak kesulitan dan jarang sekali siswa yang mengeluh.
Bu Ernia Lista menuturkan sebagai berikut:
Waktu saya menerapkan metode hafalan jarang sekali ada siswa yang mengeluh, kebanyakan siswa bisa menyesuaikan dengan yang saya berikan, namun tetap ada siswa yang mengeluh, Ya namanya juga siswa pasti karakternya berbeda-beda, tetapi mereka tetap mau berusaha menghafalkan tarjet yang saya berikan, yang mana ketika jam pelajaran saya dia tidak masuk, setelah menerapkan metode hafalan dia perlahan mulai giat menghafal ayat(Ernia Lista,2022) Penuturan bu Ernia Lista juga diperkuat oleh Salsabilla selaku siswa kelas VII Ponpes Darussalam Pinagar.
Benar kak, setelah guru menerapkan metode dalam pelajaran terutama pada materi yang mengandung ayat, teman-teman saya yang kesulitan dalam menghafal ayat perlahan mulai mampu menghafal ayat yang ditugaskan.(Salsabilah,2022)
Selanjutnya dalam proses upaya guru untuk meningkatkan kualitas hafalan siswa dengan mengunakan metode Wahdah pada pembelajaran Qur’an Hadits tentu ada langkah-langkah yang perlu diperhatikan. Pertama dengan persiapan, guru memerlukan persiapan yang matang sebelum penyajian maupun pelaksanaannya di dalam kelas. Itu semua dimaksudkan agar tujuan dapat tercapai secara maksimal.
Penerapan Metode Wahdah Dan Kitabah Dalam Pembelajaran Al-Qaur’an Hadits Di Ponpes Darussalam Pinagar
80 JPBB - VOLUME 2, NO. 1, MARET 2023
Hal tersebut di tuturkan oleh Bu Ernia Lista yaitu:
Langkah-langkah metode Wahdah pada proses pembelajaran Al- Qur’an Hadits pada awal jam masuk, yaitu pertama saya membacakan terlebih dahulu satu surat atau Hadits yang akan dihafalkan di depan siswa, dengan becaan tartil. Cara ini biasanya diulang 3 sampai 5 kali dan siswa dilarang untuk membuka buku LKS atau Juz ‘Ama agar konsentrasi tidak terpecah. Kemudian saya mengajak siswa untuk menirukan surat yang sedang dihafalkan, ayat per ayat atau potongan ayat, diulang antara 3 sampai 5 kali per ayat atau per potongan ayat. Kemudian saya menguji kemampuan tiap siswa dengan menunjuk secara acak setiap selesai menirukan ayat yang dihafal Ernia Lista,2022)
Berdasarkan dari hasil observasi yang penulis lakukan dilapangan dapat diketahui bahwa langkah-langkah metode Wahdah yang diterapkan oleh guru Al-Qur’an Hadits terhadap hafalan siswa sesuai dengan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan guru Al-Qur’an Hadits tersebut.
Jadi, Tujuan siswa tidak boleh membuka LKS waktu di bacakan oleh guru yaitu agar siswa terfokus pada ayat yang di bacakan oleh guru. Dengan langkah pertama yang dipaparkan di atas maka siswa sudah memiliki gambaran atau pandangan ayat seperti apa yang akan di hafalkannya.
B. Penerapan Metode Kitabah dalam Pembelajaran Al-Qur’an Hadits di Ponpes Darussalam Pinagar
Salah-satu bentuk upaya lain seorang guru dalam meningkatkan kualitas hafalan siswa yaitu dengan menggunakan metode Kitabah. Metode Kitabah merupakan metode menghafal ayat-ayat dengan langkah setelah siswa hafal ayat yang ditugaskan dengan metode Wahdah maka selanjutnya siswa diminta untuk menulis ayat tersebut kedalam buku catatan/selembar kertas, kemudian ayat yang telah ditulis diserahkan kepada guru untuk dinilai ketepatan penulisan dengan ayat yang dihafal. Setelah siswa benar- benar hafal dan dapat menuliskannya, barulah siswa melanjutkan hafalan ke ayat selanjutnya dengan cara yang sama.
Jurnal Pendidikan, Bahasa dan Budaya Vol.2, No.1 Maret 2023
e-ISSN: 2962-1143; p-ISSN: 2962-0864, Hal 71-85
Metode Kitabah merupakan metode dasar yang digunakan. Karena metode ini dapat digunakan kapanpun, dan menggunakan alat bantu yang mudah bagi siswa. Setiap guru bisa menggunakan metode ini untuk hafalan mata pelajaran Qur’an Hadits karena metode ini sangat mudah digunakan.
metode ini tidak membutuhkan prosedur yang rumit. Dengan adanya metode ini guru bisa mempermudah siswa untuk menghafalkan tarjet hafalan Qur’an Hadits.
(contoh tulisan arab siswa kelas VII Ponpes Darussalam Pinagar) Dari observasi dan data yang penulis dapatkan memang benar bahwa ada beberapa siswa yang terkadang tidak bisa membaca tulisan arabnya sendiri, alasan mereka karena sebelum sekolah di Pondok Pesantren mereka jarang meulisdengan tulisan arab.
Jadi, inti dari hasil wawancara dan observasi yang penulis dapatkan bahwa tujuan dari penerapan metode Kitabah ini adalah supaya dapat menambah kualitas tulisan siswa agar tulisan yang mereka tulis bisa dibaca oleh siswa itu sendiri.
Penerapan Metode Wahdah Dan Kitabah Dalam Pembelajaran Al-Qaur’an Hadits Di Ponpes Darussalam Pinagar
82 JPBB - VOLUME 2, NO. 1, MARET 2023
Menurut Analisis Peneliti :
1. Penerapan Metode Wahdah dalam Pembelajaran Al-Qur’an Hadits.
Berdasarkan analisis penulis bahwa metode Wahdah sudah diterapkan oleh guru kepada peserta didik terhadap proses hafalan dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits, seperti guru membaca ayat terlebih dahulu lalu diikuti oleh siswa dan dibaca berulang kali, kemudian siswa menghafal dengan melihat mushaf atau buku sambil sesekali memejamkan mata, setelah itu mengulang hafalan kembali dengan mata yang terbuka. Tujuan mengulang-ngulang ayat agar siswa tidak mudah lupa terhadap ayat yang dihafalnya.
2. Penerapan Metode Wahdah dalam Pembelajaran Al-Qur’an Hadits.
Berdasarkan analisis penulis bahwa metode Kitabah telah diterapkan terhadap proses hafalan siswa dalam pembelajaran, seperti guru meminta siswa menulis ayat yang telah dihafalnya kedalam buku catatan/kertas selembar tanpa melihat teks, tujuannya agar guru dapat melihat kualitas tulisan siswa dan ketepatan penulisan siswa terhadap ayat yang dihafalnya, dan tujuan melarang siswa melihat teks agar siswa focus terhadap apa yang telah dihafalnya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan di Ponpes Darussalam Pinagar bahwa guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadits telah menggunakan metode Wahdah dan Kitabah cukup baik, guru dan siswa telah mengenal metode Wahdah dan sudah diterapkan oleh guru kepada peserta didik terhadap proses hafalan dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits, seperti:
a. Membaca ayat yang hendak dihafalkan dengan mushafnya sebanyak 10 kali, dan membacanya dengan suara agar terekam oleh indera pendengaran.
b. Terus mengulang-ulang membaca ayat yang dihafalkan dengan melihat Al- Qur’an dan sekali-kali memejamkan mata dengan memasukkannya ke otak sebanyak 10 kali dengan penuh konsentrasi penuh.
Jurnal Pendidikan, Bahasa dan Budaya Vol.2, No.1 Maret 2023
e-ISSN: 2962-1143; p-ISSN: 2962-0864, Hal 71-85
c. Selanjutnya, membaca ayat tersebut dengan cara memejamkan mata, dan tidak melihat Al-Qur’an dengan konsentrasi.
d. Kemudian, bacalah ayat tersebut dengan membuka mata tanpa terpejam dan tanpa melihat Al-Qur’an sebanyak 10 kali dengan konsentrasi penuh
Begitu juga dengan metode Kitabah, siswa telah mengenal dan guru telah menerapkannya terhadap proses hafalan siswa dalam pembelajaran, seperti:
a. Menghafal sedikit demi sedikit ayat yang akan dihafal secara berulang 10, 20 kali (Wahdah) sampai hafal
b. Setelah hafal ayat yang ditargetkan, penghafal menulis ayat tersebut dalam selembar kertas/catatan
c. Materi hafalan yang sudah ditulis diserahkan pada guru untuk menilai ketepatan penulisan dengan ayat yang sudah dihafal.
d. Setelah benar-benar hafal dan dapat menuliskanya, barulah melanjutkan hafalan ke ayat yang selanjutnya dengan cara yang sama.
Dari langkah-langkah penerapan metode Wahdah guru mengacu pada langkah- langkah yang ditemukan oleh Wiwi Alawiyah Wahid. Sedangkan untuk metode Kitabah guru mengacu terhadap langkah-langkah yang ditemukan oleh Muhammad Fadhli Ilyas.
Urgensi Manajemen Pendidikan dalam Pembentukan Karakter Siswa
84 JPBB - VOLUME 2, NO. 1, MARET 2023
DAFTAR REFERENSI
Ahmad, Muhammad dan Mudzakir. 2000. Ulumul Hadits. Bandung: CV Pustaka Setia Al-Hafidz, Ahsin. et. Al. 2019. Tabungan Akhirat. Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia Ali, Muhammad. 2006. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern. Jakarta: Pustaka
Anmani
Anwar, Rosihun. 2015. Ulum Al-Quran. Bandung: Pustaka Setia
Aprison, Wedra. et. al. Penerapan Metode Tahfidz Al-Qur’an di Pondok Pesantren Modern I’aanatuth Thalibiin Perawang, Kec. Tualang, Kab. Siak, Provinsi Riau.
Jurnal Pendidikan Tambusai. Vol. 6 No. 2 Tahun 2022
Bungin, Burhan. 2009. Penelitian Kualitatif:Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana
Departemen Agama. 1984. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Penafsir alqur’an
Departemen Agama. 2004. Kompetensi Standar. Jakarta
Dirjen Pendidikan Islam. 2013. Modul Kajian Kurikulun Al-Qur’an dan Hadits Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta
Faisal, Sanafiyah. 2004. Metode Penelitian Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional Fitri, Rena, Supratman Zakir, et. Al. Penggunaan CIPP Model Dalam Mengevaluasi
Pelaksanaan Tahfiz Qur’an Di Pondok Pesantren, Jurnal Educative, Vol. 5, No.
1, Januari-Juni 2020
Handayani, Trisaksi dan Sugiarti. 2006. Konsep dan Teknik Penelitian Gender. Malang.
UMM Press
Ilyas, Fadly Muhammad. 2017. Peranan Metode Wahdah Terhadap Prestasi Hafalan Santri Tahfizhul Qur’an Pesantren Darul Istiqamah Maros. Kepustakaan UIN Alauddin Makassar
Iswantir, Raihan M.I, Pelaksanaan Metode Pembelajaran Akidah Akhlak Pada Masa New Normal Di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) Arsyad Kelurahan Nankodok Kota Payakumbuh, Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia. Vol. 2 Special Issue 2 2002.
Khoirunnisa, Tutik. 2016. Penerapan Metode Wahdah dalam Meningkatkan Hafalan Al- Qur’an Santri Pondok Pesantren Al-Muntaha Cebongan Argomulyo Salatiga.
Institut Agama Islam Negeri Salatiga
M. Sonhadji, et. al. 1990. Al-Qur’an dan Tafsirnya Jilid V. Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf
Majid, Abdul. 2014. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Masagus, et. al. 2010. Quantum Tahfiz (Siapa Bilang Menghafal Al- Qur’an Susah?).
Bandung: YKM Press
Jurnal Pendidikan, Bahasa dan Budaya Vol.2, No.1 Maret 2023
e-ISSN: 2962-1143; p-ISSN: 2962-0864, Hal 71-85
Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 000291 Tahun 2013 Tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran PAI dan B. Arab.
Peraturan Menteri Agama RI. 2018. Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam
Peraturan Mentri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008
Qomariyah, Nurul dan Mohammad Irsyad.2006. Metode Cepat dan Mudah Agar Anak Hafal Al-Quran. Klaten: Semesta Hikmah
Rahmiati, et. al. 2021. Pengembangan Inkuiri Sosial dalam Pembelajaran Al-Qur’an Hadits: Penelitian Pengembangan di Madrasah Tsanawiyah. Jurnal Ilmiah Didaktika Agustus 2021, Vol. 22, No. 1
Rulam Ahmadi, 2021. Memahami Metodologi. Malang: Universitas Islam Malang Sa’adulloh. 2017. 9 Cara Praktis Menghafal Al-Qur’an. Jakarta: Gema Insani Shihab, Quraish. 2002. Tafsir al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati
Sugianto, Agus Ilham. 2004. Kiat Praktis Menghafal Al-Qur’an. Bandung: Mujahid Press Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Sukardi.2005. Metodologi Penelitian Pendidikan kompetensi dan prakteknya.
Jakarta:Bumi Aksara
Wahid, Alawiyah. W. 2018. Cara Cepat Bisa Menghafal Al-Qur’an. Jogjakarta: Diva Press
Wardana, Djamaluddin Ahdar. 2009. Belajar dan Pembelajaran 4 Pilar Peningkatan Kompetensi Pedagogis. Sulawesi Selatan: CV Kaaffah Learning Center
Wijaya, Ahsin. 2005. Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Yahya, Harun. 2003. Beberapa Rahasia dalam al-Qur’an. Surabaya: Risalah Gusti Yunus, Mahmud. 2002. Tafsir Qur’an Karim. Jakarta: PT. Hidakarya Agung
Zulhimma. 2013. Dinamika Perkembangan Pondok Pesantren di Indonesia. Jurnal: Darul
‘Ilmi Vol. 01, No. 02