• Tidak ada hasil yang ditemukan

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII

SMP N 1 V KOTO KAMPUNG DALAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN TAHUN

PELAJARAN 2016

Yulia Fitri, Gustina Indriati , Febri Yanti

Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected]

ABSTRACT

Many of the problems found in the learning process of biological results in lower student learning outcomes. This is because the learning process is centered on the teacher. Although teachers already use the lecture method. However, do not give better results as well as the interest and motivation of students is still low. This study aims to determine the effect of the application of cooperative learning model Jigsaw accompanied the learning outcomes biology class VII SMP Negeri 1 V Koto Kampung Dalam Padang Pariaman district. This type of research is experimental research with the study design Randomized Control Group Posttest-Only Design, its population was all students of class VII SMPN 1 V Koto Kampung Dalam enrolled in the academic year 2015/2016. Sampling by using purposive sampling technique in order to obtain a sample that is class VII_5 as an experimental class and class VII_4 as the control class. The instrument used was a written test to shape an objective matter. Analysis of the data used is the t-test. Based on the results of test scores of students studying biology, gained an average of 66.33 experimental class and the average value of the control class is 61.48. T-test results obtained T_ (arithmetic) (1.36)

<T_ (table) (1.68) means that the hypothesis is rejected. From this study it can be concluded that the use of cooperative learning model Jigsaw does not improve learning outcomes biology class VII SMP N 1 V Koto Kampung Dalam Padang Pariaman district.

Key word : Jigsaw, Cooperatif, Learning outcomes.

PENDAHULUAN

Proses pembelajaran merupakan sebuah rangkaian kegiatan yang terdiri dari beberapa komponen yaitu guru, siswa dan lingkunganya. Dalam pembelajaran ini akan terjadinya interaksi antara komponen- komponen tersebut sehingga terciptanya suatu kondisi yang kondusif dan tercapainya tujuan pembelajaran serta mencapai hasil belajar sesuai yang diharapkan. Guru harus mampu mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik khususnya pada pembelajaran biologi.

Dalam proses pembelajaraan guru dituntut untuk berperan sebagai fasilitator, mediator dan motivator. Guru tidak hanya sebagai penyampai materi, tetapi juga bertanggung jawab dalam memotivasi dan membimbing siswa. Sebagai salah satu komponen utama dalam proses pembelajaran, guru harus lebih mampu menciptakan suatu kondisi belajar yang optimal sehingga dapat menantang siswa untuk berfikir lebih lanjut dan dapat

mendorong siswa untuk belajar sehingga penguasaan konsepnya semakin baik. Guru diharapkan lebih dapat memilih dan menggunakan strategi mengajar yang melibatkan keaktifan siswa secara menyeluruh sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.

Untuk memenuhi harapan tersebut bukanlah sesuatu yang mudah, karena setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda baik dari segi minat, potensi kecerdasan dan usaha siswa itu sendiri. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya hasil belajar siswa yang sering terjadi dalam dunia pendidikan, begitu juga yang terjadi pada SMP N 1 V Koto Kampung Dalam.

Berdasarkan observasi yang penulis lakukan di SMP N 1 V Koto Kampung Dalam, diperoleh informasi bahwa masih kurang minat dan motivasi siswa dalam belajar sehingga pembelajaran bersifat pasif.

Dalam pembelajaran guru menggunakan beberapa strategi, namun kreativitas siswa masih kurang dan masih banyak siswa yang tidak mengerjakan tugas yang diberikan.

(2)

2 Pada saat siswa diminta untuk mempresentasikan hasil tugas yang diberikan hanya beberapa siswa yang mau bertanya atau memberikan pendapatnya.

Pada saat guru menjelaskan pembelajaran siswa hanya mendengarkan semua yang disampaikan guru dan hanya sedikit siswa yang mau bertanya atau menjawab pertanyaan yang diberikan guru tentang materi yang dipelajari. Sehingga tidak terciptanya interaksi dalam pembelajaran dan pembelajaran bersifat menghafal.

Rendahnya minat dan motivasi siswa dalam belajar disebabkan karena mereka kurang menguasai konsep-konsep dasar dengan baik pada mata pelajaran biologi. Disamping itu, siswa belum terlatih untuk memecahkan konsep-konsep yang belum dipahaminya, sehingga menyebabkan hasil belajar siswa rendah dan berada di bawah KKM.

Salah satu cara yang dapat di terapkan guru untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menerapkan model- model pembelajaran yang bervariasi. Hal ini diharapkan dapat menarik minat dan motivasi siswa dalam belajar. Salah satu model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah model kooperatif tipe Jigsaw. Model pembelajaran ini bertujuan membentuk kelompok yang mempunyai tugas atau tanggung jawab tertentu berkaitan dengan materi pelajaran sehingga akan diperoleh partisipasi aktif siswa dan dapat memecahkan konsep-kosep yang kurang dipahami serta terjadinya interaksi selama proses pembelajaran berlangsung.

Model Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw juga dapat memandirikan siswa dalam individu maupun kelompok. Bisa dilihat dengan siswa berada di tim asal ke tim ahli, dan kembali lagi ke tim asal lagi untuk mencari suatu informasi. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat membuat siswa aktif dan bekerjasama dengan temannya, pada pembelajaran biologi ini mampu meningkatkan minat belajar siswa, dimana setiap siswa dilatih untuk bekerjasama dan aktif dalam kelompok untuk mencari informasi dan memecahkan masalah.

Dari berbagai uraian masalah di atas penulis telah melakukan penelitian tentang “Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 V Koto Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman”.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Rancangan penelitian ini adalah Randomized Control Group Postest Only Design. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan kelas VII SMP Negeri 1 V Koto Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman yang terdaftar pada Tahun Pelajaran 2015/2016.

Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel ini adalah purposive random sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas VII5 dan . VII4 SMP Negeri 1 V Koto Kampung Dalam pada kelas VII yang terdiri dari 2 kelas untuk jurusan IPA. Kelas ini dapat dijadikan kelas sampel setelah dilakukan uji homogenitas. Hasil uji homogenitas menunjukkan kedua kelas ini memiliki varians yang homogen, maka kedua kelas ini dapat dijadikan sebagai sampel. Penentuan kelas eksperimen dan kontrol dilakukan dengan pengundian. Kelas yang terambil pada lot pertama ditetapkan sebagai kelas eksperimen yaitu VII5, dan yang tidak terambil sebagai kelas kontrol yaitu VII4.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Gambar. Rata-rata Nilai Hasil Belajar Kelas Sampel

Uji normalitas untuk kedua kelas sampel, diperoleh hasil bahwa uji normalitas kelas eksperimen = 0,0214, =0 ,173 dan kelas kontrol = -0,1724, = 0,181 maka Data terdistribusi normal, pada uji homogenitas = 0,39, =

0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00

Kelas VII 5 Kelas VII 4

Nilai Rata-rata

Kontrol Eksperimen 66,33

61,48

(3)

3 2,03, < Kedua kelas sampel memiliki Varians yang homogen, dan pada uji hipotesis = 1,36, = 1,68, < maka Hipotesis ditolak.

Pembahasan

Berdasarkan nilai rata-rata hasil belajar biologi siswa yang dapat dilihat pada gambar diatas, bahwa nilai rata-rata siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Setelah dilakukan uji-t diperoleh hasil bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw tidak meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas VII SMPN 1 V Koto Kampung Dalam. Pada kelas eksperimen, dari 25 siswa yang mengikuti tes akhir ada 5 siswa yang tuntas dengan persentase 20%

dan yang tidak tuntas ada 20 siswa dengan persentase 80%.

Menurut Djamarah dan Zian (2010 : 107) tingkatan keberhasilan tersebut dikatakan kurang apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa. Dalam penelitian yang telah dilakukan pada kelas eksperimen berarti belum berjalan maksimal, hasil belajar siswa tidak meningkat dari sebelumnya.

Pada kelas eksperimen belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, dalam proses pembelajaran yang berlangsung selama penelitian terlihat bahwa siswa kurang tertarik dengan model ini untuk beberapa kali pertemuan, siswa hanya tertarik pada satu kali pertemuan saja. Siswa banyak yang tidak senang saat diskusi kelompok karena ia tidak suka dengan teman kelompoknya.

Siswa menitikberatkan tugas yang diberikan pada siswa yang pandai sehingga tidak terjadi kerja sama yang baik. Menyelesaikan pekerjaan kelompok pada satu anggota menyebabkan kurang tertariknya siswa terhadap proses pembelajaran. Hal ini mengakibatkan kurangnya pemahaman siswa terhadap materi dan inilah yang menjadi penyebab rendahnya persentase ketuntasan siswa dalam belajar yaitu hanya 20% dan dibuktikan secara statistik penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw tidak meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas VII SMPN 1 V Koto Kampung Dalam.

Menurut Istarani (2012 : 21) salah satu kelemahan model Jigsaw ini adalah Karena kelompok ini bersifat heterogen, maka

adanya ketidakcocokan diantara siswa dalam satu kelompok, sebab siswa yang lemah merasa minder ketika digabungkan dengan siswa yang kuat dan dalam diskusi adakalanya hanya dikerjakan oleh beberapa siswa saja, sementara yang lainya hanya sekedar pelengkap saja.

Kenyataan yang ditemukan siswa belum bisa menjalin kerja sama yang baik dengan teman kelompoknya. Ada kecenderungan kedekatan dengan teman tertentu untuk bisa memotivasi mereka belajar, namun penulis tidak memberikan pertimbangan ini dalam membagi kelompok, sehingga pembelajaran kelompok juga tidak berjalan secara optimal. Pemberian LDS pada saat diskusi kurang memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa karena buku yang dimiliki siswa untuk mengerjakan lembar diskusi siswa terbatas sehingga dalam diskusi kurang optimal.

Pada kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah dan diskusi memberikan hasil sedikit lebih rendah dari kelas eksperimen. Hal ini terjadi karena kondisi yang penulis temukan selama proses pembelajaran berlangsung, dimana dalam proses diskusi, siswa tidak bekerjasama dengan baik dan hanya menitikberatkan pada satu orang temannya saja. Dilihat dari persentase ketuntasan kelas eksperimen dan kontrol didapatkan hasil bahwa kelas kontrol memiliki persentase yang lebih rendah 13,63%) dibandingkan kelas eksperimen (20%).

Hal ini dapat disebabkan karena pada kelas kontrol, siswa sudah biasa menerapkan metode tersebut dan dia tidak termotivasi lagi untuk belajar sedangkan pada kelas eksperimen model yang digunakan belum terbiasa bagi siswa. Selain itu juga dapat dipengaruhi oleh kendala yang penulis temukan saat pembelajaran yaitu penulis merasa sulit dalam mengatur waktu dalam proses pembelajaran seperti pada saat siswa mengerjakan lembar diskusi dan pada saat

perwakilan kelompok harus

mempresentasikan masing-masing sub topik yang berbeda di depan kelas Dengan kurangnya waktu tersebut membuat proses pembelajaran kurang efektif dan efisien . Pada kelas eksperimen dan kelas kontrol ini jam pelajaran biologi setelah istirahat dan jam terakhir. Khususnya pada jam terakhir siswa banyak yang tidak bisa fokus terhadap

(4)

4 pembelajaran. Dari 22 siswa yang mengikuti tes akhir ada 3 siswa yang tuntas dengan persentase 13,63% dan 19 siswa yang tidak tuntas dengan persentase 86,36%.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa pada kelas ekperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, namun tidak berbeda jauh.

Menurut Sudjana (2013:46) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa ada dua yaitu faktor dari dalam diri siswa itu sendiri dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya, kemampuan ini sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Sedangkan faktor yang mempengaruhi hasil belajar yang berasal dari luar diri siswa yaitu lingkungan yang juga akan menentukan hasil belajar yang dicapai.

SIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka penerapan model pembelajaran Kooperaif tipe Jigsaw tidak meningkatkan hasil belajar biologi siswa

pada materi ekosistem kelas VII SMPN 1 V Koto Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Djamarah, Syaiful Bahri & Zain, Aswar.

2010. Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: Rineka Cipta.

Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.

Lufri, Arlis, & Sudirman. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi. Padang:

UNP.

Lie, Anita. 2010. Cooperative Learning:

Mempraktekkan Cooperative di Ruang-ruang Kelas. Grasindo : Jakarta.

Rusman.2011.Model-Model Pembelajaran Kooperatif.Jakarta:Rajagrafindo Persada.

Slameto. 2010. Belajar dan Fakto – Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 2013. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Sinar Baru Algensindo.

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan masalah yang diteliti, maka tujuan ini adalah untuk “Mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar siswa kelas X pada materi

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mulia 2015 dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Disertai Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa