• Tidak ada hasil yang ditemukan

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student team

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student team"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DISERTAI LKS

TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP N 11 SOLOK SELATAN

Irdawati, RRP.Megahati dan Ria Kasmeri

Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat Irdawati@gmail.com

ABSTRAK

The low yield study biology class VIII SMP N 11 Solok south caused by several factors, including the learning teacher using the lecture method and not use the media, teachers only explain the subject matter and the students heard later noted the explanation of the teacher. lack of interest and motivation of students in the learning process difficult materials by students of class VIII is material motion systems in humans. This study aims to determine student learning outcomes with the implementation of cooperative learning model type STAD with LKS on learning outcomes biology eighth grade N 11 Solok selatan.Jenis research is experimental design was randomized control group posttest only design. The study population was all students of class VIII SMPN 11 South Solok. Sampling using purposive sampling. Data were analyzed using t-test.

The average value of 46.56 experimental class and control class 39.69. T test results obtained T_

(table) = 1.67, while t_hitung = 1.64 means T_ (count) <T_ (table) then the hypothesis is rejected.

Affective values obtained experimental class with a 3.00 overall modus predicates B and controls 2.92 predicate B. psychomotor domain of experimental classes obtain optimum performance with the predicate B of 3.15 and 2.95 with the predicate control B. It can be concluded with the adoption of the model type of cooperative learning (STAD) with LKS not berpenggaruh on learning outcomes biology class VIII SMPN 11 South Solok.

Keywords:Model, Cooperative Learning, STAD, LKS, Students PENDAHULUAN

Pembelajaran biologi merupakan bagian dari pendidikan sains yang bertujuan agar siswa memahami konsep-konsep biologi dan saling keterkaitannya serta mampu menggunakan metode ilmiah.

Pembelajaran biologi mempunyai karakteristik yang berbeda dengan ilmu lainnya, baik dalam hal objek, persoalan, maupun metodenya. Guru hendaknya memotivasi siswa dengan berbagai strategi pembelajaran dan memiliki keterampilan untuk menciptakan variasi-variasi baru dalam proses pembelajaran sehingga mampu meningkatkan aktivitas belajar siswaBerdasarkan hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan pada bulan Mei 2016 dengan guru bidang studi biologi di SMPN 11 Solok Selatan didapatkan informasi bahwa masih kurangnya minat dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran terjadi satu arah.

Dalam pembelajaran guru menggunakan metode ceramah dan tidak menggunakan

media pembelajaran, sehingga siswa merasa bosan dan kurang menyukai pembelajaran biologi. Sehingga tidak ada interaksi antara guru dengan siswa Sehingga mereka kurang aktif dalam proses pembelajaran disebabkan nilai siswa dibawah kriteria ketuntasan minimal KKM yaitu 75.

Salah satu cara yang dianggap cocok yang siswa aktif dalam proses pembelajaran yaitu dengan penerapan model pembelajaran student team achievement divisison (STAD) yang disertai dengan lembar kerja siswa (LKS). Gagasan utama STAD adalah memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan oleh guru. (Istarani,2014:23) LKS merupakan salah satu sarana untuk membantu dan mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar sehingga akan terbentuk interaksi yang efektif antara siswa dengan guru sehingga dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam peningkatan prestasi

(2)

dalam belajar.. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe (STAD) disertai LKS terhadap hasil belajar biologi siswa kelas VIII SMP N11 Solok Selatan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan permasalahan diatas maka pada penelitian ini digolongkan jenis penelitian eksperimen. Dalam penelitian ini siswa dibedakan menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan model rancangan penelitian yang digunakan adalah randomized control group posttest only design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP 11 Solok Selatan yang terdaftar tahun ajaran 2016/ 2017 terdiri dari 4 kelas Pengambilannya dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik analisa data dalam penelitian ini yaitu uji normalitas dan uji homogenitas yang hasilnya berdistribusi normal dan sampel memiliki varians yang homogen dapat dilakukan uji hipotesis menggunakan uji t uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah hipotesis penelitian diterima atau ditolak.

HASIL DAN PEMBAHASAN Ranah Kognitif

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student team achievement division (STAD) disertai lembar kerja siswa (LKS) yang dilakukan di SMP N 11 Solok Selatan maka diperoleh data tentang hasil belajar siswa untuk ranah kognitif

VIII2 VIII3

0 10 20 30 40 50

Kelas Eksperimen Column1

Gambar 2. Nilai rata-rata kognitif

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapat hasil rata-rata nilai kelas eksperimen yaitu 46,56 dan kelas kontrol didapatkan rata-rata nilai 39,69, diketahui bahwa hasil belajar biologi siswa kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran STAD di sertai LKS tidak berpengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa. Hal ini terlihat dari rata-rata hasil belajar biologi siswa pada kedua kelas sampel tidak menunjukkan perbedaan yang berarti sehingga hipotesis ditolak.

Pada kelas eksperimen dengan menggunakan pembelajaran STAD disertai LKS tidak dapat meningkatkan hasil belajar siswa hal ini dapat dilihat dari saat proses pembelajaran dimana pada langkah model pembelajaran) STAD ada pretest dan posttest. Pretest dan posttest yang dilakukan setiap kali pertemuan dan diberi skor pengembangan didapatkan hasil belajar tidak meningkat.

Pada kelas eksperimen terlihat bahwa nilai rata-rata siswa tidak mengalami peningkatan dan masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini dapat terjadi karena disaat diskusi berlangsung ada beberapa siswa yang tidak terlibat langsung dalam melakukan diskusi dan mereka asik bercerita dengan temannya sehingga kelas menjadi ribut, ada beberapa siswa yang kurang akur didalam kelompok sehingga mereka tidak terlalu serius dalam melaksanakn diskusi. Hal ini terlihat pada salah satu kelemahan model pembelajaran STAD menurut istarani (2014:28-29) adanya siswa yang tidak akur dalam kelompoknya karena ia dikelompokan dengan anggota yang ia senangi. Menurut megahati (2015:49) tidak semua siswa yang ikut

(3)

berkerja, sebagian siswa tidak peduli sama sekali dengan tugas yang diberikan. Hal ini disebabkan karena siswa tidak mempunyai buku pegangan sebagai pedoman sehingga siswa tidak tahu apa yang akan dikerjakan, teteapi ada juga siswa yang memiliki buku sumber yang mereka pinjam dari pustaka, sehingga kelompok yang memiliki buku saja yang mengerjakan LKS yang diberikan.

Pada kelas kontrol dengan menerapkan metode ceramah nilai hasil belajar lebih rendah jika dibandingkan dengan kelas eksperimen nilai rata-rata 39,69 siswa yang mencapai KKM Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan karena pada kelas kontrol proses pembelajaranya hanya menggunakan metode cerama, disini guru hanya menjelaskan materi siswa mendengarkan dan mencatat apa yang dijelaskan oleh guru.

Ranah Afektif

Penilaian afektif sikap siswa berupa lembar abservasi yang bertujuan untuk melihat sikap dan minat siswa selama proses pembelajaran dapat dilihat pada gambar 3

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4

kelas eksperimen Column1

Gambar 3. Nilai rata-rata Afektif Penilaian kompetensi sikap dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Penilaian sikap pada kelas eksperimen dan kelas kontrol terdiri atas tiga indikator yaitu disipli , berkomunikasi dan percaya diri. Hasil penelitian menunjukkan secara umum bahwa sikap siswa selama proses pembelajaran menggunakan model pembelajatan tipe

student tean achievement division STAD di sertai LKS dengan ceramah dan diskusi sama-sama mendapat predikat yang baik.

Kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata modus (3,00) berada pada predikat B sedangkan kelas kontrol nilai rata-rata modus (2,92) berada pada predikat B.

Menurut Kunandar (2013) sikap menentukan keberhasilan seseorang yang tidak memiliki minat dan belajar yang sulit untuk mencapaai keberhasilan secara optimal.

Seseorang yang berminat dalam suatu mata pelajaran diharapkan akan mencapai hasil pembelajaran yang optimal.

Ranah Psikomotor

Penilaian ranah psikomotor siswa dilakukan pada kedua kelas sampel, pada kelas eksperimen dilnilai dari hasil lembar kerja siswa (LKS) setelah melakukan diskusi sedangkan pada kelas kontrol yang dinilai adalah catatan siswa setiap kali pertemuan yang dibuat setelah guru menerangkan materi pembelajaran. Data nilai psikomotor dapat pada Gambar 4.

2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8

2.9 kelas eksperimen

Column1

Gambar 4. Nilai rata-rata psikomotor Penilaian keterampilan pada kelas eksperimen ini lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, pada kelas eksperimen nilai capaian optimum 3,15 pada predikat B sedangkan pada kelas kontrol capaian optimumnya 2,95 pada predikat B. Penilaian pada ranah psikomotor yang dinilai pada kelas eksperimen adalah penilaian LKS dan pada kelas kontrol yang dinilai adalah berupa catatan siswa selama proses Indikator ranah afektif

2,92

(4)

pembelajaran yaitu tiga kali pertemuan.

Penilaian psikomotor menggunakan tiga indikator yang terdiri atas kerapian tulisan, kebersihan laporan dan kelengkapan materi.

Tingginya nilai psikomotor siswa pada kelas eksperimen dapat terjadi karena pada kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran STAD disertai pembagian LKS kepada masing-masing siswa. Dengan diterapkan model tersebut ternyata memberikan pengaruh yang positif terhadap hasil psikomotor siswa ditambah lagi dengan pemberian LKS karena dengan adanya LKS siswa bisa lebih terarah dan lebih lancar lagi dalam menyelasaikan tugasnya karena salah satu fungsi LKS menurut Prastowo (2011:80) adalah untuk memperlancar dan memberikan bantuan informasi atau materi pembelajaran sebagai pegangan peserta didik. Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa dengan adanya LKS bisa membantu siswa dalam menyelesaikan tugasnya dengan baik sehingga siswa bisa lebih terampil lagi dalam menyelesaikan tugasnya. sedangkan menurut Megahati, dkk

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penelitian penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar biologi biologi siswa kelas VIII2 SMPN 11 Solok Selatan tidak terdapat pengaruh model pembelajaran student team achievement division (STAD) disertai lembar kerja siswa (LKS).

Berdasarkan hasil yang diperoleh 1. Bagi penulis sebagai bakal

pengetahuan dan pengalaman dalam mempersiapkan diri sebagai calon guru.

2. Penerapan model pembelajaran menggunakan student team achievement division (STAD) di sertai LKS bukan tidak baik digunakan tetapi mungkin karena suatu keadaan sehingga model ini tidak berpengaruh terhadap siswa. Untuk sekolah yang lain mungkin cocok digunakan model student team achievement division (STAD) di sertai LKS ini

DAFTAR PUSTAKA

Istarani & Muhamad Ridwan. 2014. 50 Tipe Pembelajaran Kooperatif. Iscom Medan:Media Persada

Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013).Jakarta :Raja Grafindo Persada

Megahati,RRP,2015. Strategi pembelajaran aktif tipe learning star wiyh question (LSQ) disertai handout pada materi sistem gerak kels VIII di SMPN 22 padang. Jurnal bioconcetta 1 (1) : 45-50

Prastowo, A. 2011. Panduan Kreatif

Membuat Bahan Ajar

Inovatif.DIVA Press.

Referensi

Dokumen terkait

Pembelajaran matematika dengan menerapkan model kooperatif tipe TSTS berorientasi kultur kepesantrenan adalah efektif, karena memenuhi kriteria: 1 diperolehnya skor kemampuan komunikasi

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat mental workload satgas Covid-19, sehingga dari hasil penelitian dapat diberikan usulan untuk meminimalkan beban psikologi