1
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THE POWER OF TWO TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA
KELAS VII SMP NEGERI 3 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT
JURNAL
NONI MARDIA SARI NIM. 11010104
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2016
2
1
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THE POWER OF TWO TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII
SMP NEGERI 3 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT
Oleh:
Noni Mardia Sari
1, Gustina Indriati
2, Vivi Fitriani
3Mahasiswi Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat
[email protected] [email protected]
ABSTRACT
This Research was taught by the low of students’ outcomes in biology which was seen from the average of student’s value in under of Criterion Minimal at class VII Junior High School 3 Kinali West Pasaman County. It was caused by low motivation and less participation in learning process which is related to the teacher learning centre. The Learning model in type the power of two is never yet impemented at Junior High School 3 Kinali. As a result, student more passive in learning process. The purpose of this research is wether the cooperative learning in type the power of two effective toward students’ outcomes in biology at class VII Junior High School 3 Kinali.
The kind of this research was experimental research which using “Randomized Control Group Posttest Only Design”. The population of this reserach was all student of class VII Junior High School 3 Kinali. The sampling was purposive samping, class VII.5 as experimental class and VII.4 as control class. The instrument was the test sheets as student outcomes.The result of this research shown the average value in cognitive at the experimental class was 69.50 and the control class 58.75. The data analysis shown t-test= 2.48> t-table= 1.67. It means that hypothesis was accepted. The assessment in affective competence at the experimental class was 3.10 and the control class was 3.07. So, the average values in affective both of sampling class were good predicate. It can be conluded that the learning model of Cooperative in type The Power of Two was effective toward students’ outcomes in biology both the assessment cognitive and affective at Junior High School 3 Kinali West Pasaman in study year of 2015/2016.
Key word:Learning The Power of Two,outcomes
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia. Manusia menjadi berguna dan berkarakter positif, sehingga mampu memberikan ilmu dan pengetahuan kepada manusia lainnya.
Berbagai kajian pendidikan dipelajari membuat kinerja manusia semakin cakap dan berkompeten di bidang keahliannya.
Berkat adanya profesionalisme manajemen pendidikan, lembaga pendidikan mampu melaksanakan setiap proses pendidikan secara tertib dan terencana. Hal ini berkaitan dengan proses pembelajaran yang akan
dilakukan di sekolah dan bagaimana peran seorang guru sebagai tenaga pendidik.
Guru selalu ingin berhasil dalam mengajar, oleh karena itu guru harus berusaha agar pelajaran yang diberikan dapat dimengerti dan dipahami oleh siswa.
Salah satu usaha yang dapat dilakukan guru adalah menerapkan berbagai model mengajar yang diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran dan menunjang tercapainya tujuan pembelejaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar yang diperoleh siswa.
Berbagai usaha dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan agar lebih
2 baik, diantaranya memperbaiki sarana prasarana, mengembangkan dan memperbaharui kurikulum.
Usaha yang telah dilakukan belum memperlihatkan hasil yang diharapkan, hasil belajar siswa masih relatif rendah, ditandai dengan masih banyaknya nilai siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Hal ini juga terjadi di kelas VII SMP Negeri 3 Kinali Kabupaten Pasaman Barat tahun pelajaran 2014/2015.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di SMP Negeri 3 Kinali, pada tanggal 1 Maret 2016 diketahui bahwa nilai rata-rata ulangan harian IPA pada materi pencemaran lingkungan kelas VII SMP Negeri 3 Kinali pada tahun pelajaran 2014/2015 yaitu kelas VII1 (75,23), kelas VII2 (70,73), kelas VII3 (74,20), kelas VII4 (70,25), dan kelas VII5 (72,25). Nilai ini menunjukkan bahwa hasil belajar IPA siswa SMP Negeri 3 Kinali masih rendah dan masih berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM yang ditetapkan di sekolah yaitu 76.
Masalah lain yang ditemukan pada saat proses pembelajaran berlangsung yaitu kurangnya motivasi siswa dalam belajar, serta berkaitan dengan kecenderungan siswa yang pasif dalam pembelajaran. Hal tersebut terlihat pada saat diskusi, dimana anggota kelompok diskusi terdiri atas 4-5 orang tetapi tidak semua anggota kelompok yang aktif berdiskusi, diskusi kelompok hanya didominasi 2-3 orang anggota kelompok, sedangkan anggota kelompok yang lain asyik bermain dan membicarakan hal-hal yang tidak berhubungan dengan materi pembelajaran. Selain itu, guru lebih banyak menjelaskan materi sehingga proses pembelajaran menjadi teacher centered learning.
Dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa perlu diterapkan model pembelajaran yang dapat memotivasi siswa dalam belajar. Salah satu model yang dapat digunakan adalah model pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran Kooperatif Tipe The Power of Two merupakan yang anggota kelompoknya terdiri dari dua orang siswa.
Model pembelajaran ini diawali dengan guru memberikan pertanyaan, siswa menjawab secara perorangan, siswa mencari pasangannya, siswa berdiskusi dengan
pasangannya untuk mencari jawaban baru, siswa membandingkan jawaban kelompoknya dengan kelompok yang lain, dan di akhir pembelajaran siswa mempersentasikan jawabannya didepan kelas.
Model pembelajaran Kooperatif Tipe The Power of Two ini memiliki beberapa kelebihan. Kelebihan-kelebiha tersebut menurut Lie (dalam Rifa’i 2009:
21) meningkatkan partisipasi siswa, lebih banyak kesempatan untuk konstribusi masing-masing anggota kelompok, interaksi lebih mudah, lebih mudah dan cepat dalam pembentukan kelompok.
Berdasarkan masalah di atas maka penulis telah melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe The Power of Two Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Kinali Kabupaten Pasaman Barat Tahun Pelajaran 2015/2016 ”
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe The Power of Two terhadap hasil belajar IPA siswa kelas VII SMP Negeri 3 Kinali Kabupaten Pasaman Barat.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni tahun 2016 di kelas VII SMP Negeri 3 Kinali, Kabupaten Pasaman Barat tahun pelajaran 2015/2016. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen.
Pada penelitian ini siswa di kelompokan menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Rancangan penelitian yang digunakan model randomized control–group posttest only design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 3 Kinali Kabupaten Pasaman Barat yang terdiri dari empat kelas pada tahun pelajaran 2015/2016. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu berdasarkan pertimbangan kesamaan nilai rata-rata. Secara umum prosedur penelitian dapat dibagi atas tiga bagian, yaitu:
1.Tahap persiapan a) Mengurus surat izin penelitian. b)Menentukan jadwal penelitian. c)Menentukan tempat penelitian.
d)Mempersiapkan silabus, rencana pelaksaan pembelajaran (RRP) dan kisi- kisi soal tes akhir sebagai evaluasi yang digunakan dalam penelitian.
3 e)Mempersiapkan soal tes akhir. 2.Tahap pelaksanaan dimaksudkan siswa melaksanakan proses pembelajaran. 3.Tahap penyelesaian ini guru memberikan tes akhir untuk melihat tingkat keberhasilan siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah lembar hasil belajar pada ranah kognitif dan berupa lembaran observasi pada ranah afektif. Untuk mendapatkan hasil tes yang berkualitas, maka dilakukan analisis tes hasil belajar.
Analisis tes hasil belajar dilakukan dengan uji validitas, reliabilitas, memiliki daya beda dan indeks kesukaran yang tinggi maka dilakukan uji coba terhadap soal yang akan diuji coba pada kelas sampel.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh data hasil belajar biologi siswa pada kedua kelas sampel, berdasarkan data perhitungan tes hasil belajar siswa yang terlihat pada Gambar 1 1. Ranah Kognitif
Gambar 1. Nilai Rata- Rata Kognitif Kedua Kelas Sampel
Berdasarkan gambar 1. Dapat diketahui bahwa hasil belajar biologi pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe The Power of Two lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar kelas kontrol yang diberikan metode ceramah.
2. Ranah Afektif
Gambar 2. Nilai Rata-rata Afektif Kelas Eksperimen dan Kontrol
Berdasarkan gambar 2. Terlihat bahwa penilaian afektif pada kelas eksperimen yaitu 3,10 lebih tinggi dan berada pada predikat B (Baik), sedangkan penilaian afektif pada kelas kontrol yaitu 3,07 lebih rendah dari kelas eksperimen juga berada pada predikat B (Baik).
1. Ranah Kognitif
Hasil belajar siswa pada kelas eksperimen rata-rata nilai 69,50. Persentase siswa yang tuntas adalah 26, 31% atau sebanyak 5 siswa dari 19 siswa yang mengikuti tes sedangkan yang tidak tuntas 73, 68%. Kelas kontrol dengan rata-rata nilai 58,75. Persentase siswa yang tuntas adalah sebesar 12,5% atau sebanyak 3 siswa dari 24 siswa yang mengikuti tes sedangkan siswa yang tidak tuntas adalah sebesar 87,5% siswa yang tidak tuntas. Hal ini diperkuat oleh teori menurut Mulyasa (2014: 130) seorang peserta didik dipandang tuntas jika mampu menyelesaikan, menguasai kompetensi, dan karakter atau mencapai tujuan pembelajaran minimal 65% dari seluruh tujuan pembelajaran.
Peningkatan hasil belajar IPA biologi siswa dengan model pembelajaran kooperatif The Power of Two disebabkan karena diterapkannya suatu diskusi yang melibatkan siswa melalui tahap-tahap The Power of Two mulai dari menjawab pertanyaan secara individu hingga evaluasi.
Pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok dapat menimbulkan sifat berkerjasama saat siswa mengerjakan LDS 69,50
58.75
50 55 60 65 70 75
Kontrol Eksperimen
3,10 3.07
3.05 3.06 3.07 3.08 3.09 3.1 3.11
Kontrol Eksperimen
4 mereka saling membantu untuk menjawab pertanyaan yang ada pada LDS, sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar dan aktif dalam proses pembelajaran.
Hal ini sesuai dengan pendapat Sanjaya (2008: 194) setiap individu akan membantu mereka memiliki motivasi untuk keberhasilan kelompok, sehingga setiap individu akan memiliki kesempatan untuk berkontribusi demi keberhasilan kelompoknya. Dalam proses pembelajaran siswa juga mempunyai tanggung jawab dalam mengerjakan tugas berdasarkan subtopik masing-masing dalam LDS, sehingga siswa dilatih untuk menemukan hal-hal yang baru pada saat diskusi berlangsung dan siswa mampu mengeluarkan ide dan gagasan masing- masing dalam kelompok untuk mendapatkan hasil yang optimal bagi kelompok. Menurut Lufri (2007: 1) untuk mencapai hasil belajar yang optimal harus adanya interaksi edukatif, artinya interaksi ini terjadi antara guru dengan anak didik dan antara anak didik dengan anak didik lainya serta anak didik dengan lingkungannya.
Sedangkan pada kelas kontrol guru hanya menggunakan metode pembelajaran yaitu metode ceramah tanpa melakukan variasi. Dalam metode ceramah, pengajar memegang peranan utama dalam menentukan isi dan urutan langkah dalam menyampaikan materi tersebut kepada peserta didik. Sementara peserta didik mendengarkan secara teliti serta mencatat pokok-pokok penting yang dikemukakan pengajar sehingga pada pembelajaran ini kegiatan proses belajar mengajar didominasi oleh pengajar. Hal ini mengakibatkan peserta didik bersifat pasif, karena peserta didik hanya menerima apa yang disampaikan oleh pengajar, akibatnya peserta didik mudah jenuh, kurang inisiatif, dan bergantung pada pengajar.
Hal ini sesui dengan pendapat Lufri (2010:
31) meskipun metode ini lebih banyak dikritik karena guru yang aktif sementara anak didik pasif, tetapi tetap tidak bisa untuk dihilangkan dalam proses pembelajaran, karena masih tetap diperlukan karena metode ini masih punya keunggulan dalam kondisi tertentu.
2. Ranah Afektif
Hasil penelitian pada ranah afektif secara umum menunjukkan bahwa nilai rata-rata kedua kelas sampel memiliki predikat sama. Dimana di kelas eksperimen menggunakan model kooperatif tipe The Power of Two didapatkan nilai rata-rata sikap menurut predikat baik, begitu juga dengan kelas kontrol dengan menggunakan metode ceramah didapatkan nilai rata-rata sikap menurut predikat baik.
Menurut Permendikbut nomor 104 (2014: 11) nilai ketuntasan kompetesi afektif dituangkan dalam bentuk predikat. Adapun predikat nilai ketuntasan kompetensi sikap dalam bentuk sikap yakni Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan K (Kurang).
Konversi skor dan predikat untuk penilaian sikap sebagai berikut predikat sangat baik 4,00, baik 3,00, cukup 2,00 dan kurang 1,00.
Adapun rata-rata modus penilaian dengan indikator menghargai pendapat teman dalam proses pembelajaran dan indikator santun berkomunikasi dalam proses pembelajaran. Rata-rata nilai afektif kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol, indikator menghargai pendapat teman dalam proses pembelajaran pada kelas eksperimen yaitu 3,07 predikat B (baik). Hal ini dapat terlihat dari diskusi, siswa saling membantu untuk menjawab pertanyaan yang ada pada LDS, saling menghargai pendapat teman, pada saat presentasi hasil diskusi mereka, saling membantu dalam menjawab pertanyaan kelompok lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Hamalik (2012: 154) proses kelompok memiliki atau segi-segi relasi, interaksi, partisipasi, kontribusi, afeksi, dan dinamika. Tiap individu memberikan sumbangan pikiran, setiap individu mempengaruhi, setiap individu ikut aktif, dan setiap individu mendapatkan pembagian tugas.
Indikator santun berkomunikasi pada kelas eksperimen yaitu 3,10 predikat B (baik). Hal ini terlihat pada saat diskusi mereka saling berbagi informasi yang didapat, ketika kelompok mempresentasikan hasil diskusinya ke depan kelas maka kelompok lain menanggapi hasil diskusinya.
Hal ini sesuai dengan pendapat Asma (2012:
26) pada saat diskusi fungsi ingatan siswa menjadi lebih aktif, lebih bersemangat, dan berani mengemukakan pendapat serta
5 mereka dilibatkan secara aktif dalam meningkatkan perhatian. Sedangkan indikator menghargai pendapat teman pada kelas kontrol yaitu 2,82 dengan predikat B (baik). Hal ini terlihat saat siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, siswa saling menghargai pendapat teman yang menjawab pertanyaan tersebut. Indikator santun berkomunikasi saat proses pembelajaran pada kelas kontrol yaitu 3,03 berada pada predikat B (baik). Hal ini terlihat pada presentasi mereka sudah saling berbagi informasi yang didapat serta dapat berkomunikasi dengan guru dan teman yang lain walau hanya saja kurang maksimal.
Dari data di atas dapat kita lihat adanya perbedaan nilai afektif dari kedua kelas sampel, nilai afektif pada kelas eksperimen dilihat dari skor rata-rata perindikator lebih tinggi dibandingkan pada kelas kontrol, begitu juga dilihat dari jumlah indikator secara keseluruhan penilaian afektif pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe The Power of Two dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa pada materi pencemaran dan kerusakan lingkungan baik pada penilaian ranah kognitif maupun ranah afektif di kelas VII SMP Negeri Kinali Kabupaten Pasaman Barat Tahun Pelajaran 2015/2016.
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis dapat memberikan saran-saran sebagai berikut.
1. Guru biologi dapat menerapkan model pembelajaran koopereatif tipe The Power of Two sebagai alternatif untuk meningkatkan hasil belajar biologi khususnya pada pencemaran dan kerusakan lingkungan.
2. Peneliti selanjutnya dapat mencoba meneliti model pembelajaran kooperatif tipe The Power of Two pada mata pelajaran dan meteri biologi lain yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
Asma, Nur. 2012. Model Pembelajaran Kooperatif. Padang: UNP Press.
Hamalik, O. 2012. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Lufri. 2010. Strategi Pembelajaran
Biologi. Padang: Universitas Negeri Padang.
Lufri. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi:
Teori Praktek dan Penelitian. Padang:
UNP Press.
Permendikbut. 2014. Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta.
Mulyasa. 2014. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013.
Bandung:PT. Remaja Rosdakarya Rifai, Muhammad. 2009. Efektifits
Pembelajaran Bahasa Arab
Dengan Metode The Power of Two Kelas X MAN Manguarjo.Online.(http.// kumpulan skripsi.Com. Diakses 20 Maret 2016).
Sanjaya, Wina. 2011. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran.
Jakarta: Kencana
6