• Tidak ada hasil yang ditemukan

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "penerapan model pembelajaran kooperatif tipe"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DISERTAI KUIS TERHADAP

PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS XI IPS SMAN 15 PADANG

Rezi Falevi*), Zulfitri Aima**), Melisa**)

*) Mahasiswa Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

**) Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This research is motivated by the cooperation of students in the group while studying mathematics remains low and low student understanding of mathematical concepts. This study aims to determine whether the understanding of mathematical concepts students with the implementation of cooperative learning model Make a Match with quizzes better than understanding of the mathematical concepts of students by applying conventional learning and knowing how the development of the understanding of mathematical concepts class XI IPS SMAN 15 Padang learning model application Make a Match type cooperative with the quiz. This type of research experiments, the research design Random Against subject. The instrument used in this study and the final test quiz essay form with the final test reliability of 0.89. Data analysis techniques used by t-test, while for the quiz seen from the average value of each meeting. Based on the results obtained hypothesis test P-value = 0.0001 <0.05 so that it can be concluded that the students 'understanding of mathematical concepts that apply cooperative learning model Make a Match with quizzes better than students' understanding of mathematical concepts that apply conventional learning. The development of students' mathematical understanding of the concept of class XI IPS SMAN 15 Padang overall increased although there was a decline.

Keywords: Understanding of Mathematical Concepts, Make a Match, Quiz

PENDAHULUAN

Matematika merupakan salah satu ilmu yang mempunyai peranan penting dalam dunia pendidikan. Hal ini disebabkan karena matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang dapat diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan. Oleh karena itu, matematika dijadikan sebagai salah satu mata pelajaran wajib pada setiap

jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah hingga perguruan tinggi.

Salah satu tujuan yang diharapkan tercapai dalam pembelajaran matematika adalah siswa mampu memahami konsep matematis.

Pemahaman terhadap konsep tersebut dapat melatih cara berpikir siswa

(2)

dalam bernalar kemudian mengumpulkan, mengaitkan, dan menganalisa suatu bukti dengan bukti lainnya dalam menyelesaikan suatu persoalan yang diberikan.

Pemahaman konsep merupakan salah satu indikator dalam melihat tingkat pencapaian standar kompetensi yang telah ditetapkan begitupun dengan pemecahan masalah dan komunikasi.

Pemecahan masalah dan komunikasi tidak dapat dikuasai siswa dengan baik jika pemahaman konsep yang mereka miliki masih rendah. Jadi pemahaman terhadap suatu konsep berperan penting dalam pembelajaran matematika.

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada tanggal 14-19 September 2015 beberapa penyebab rendahnya hasil belajar matematika siswa di SMAN 15 Padang adalah pembelajaran matematika di kelas masih didominasi oleh guru, dimana siswa hanya menunggu dan mendengar penjelasan guru tanpa mau bertanya meskipun konsep- konsep yang diberikan guru belum dipahami. Pembelajaran juga dilaksanakan dengan kerja kelompok, namun siswa kurang berinteraksi

dengan teman kelompoknya sehingga kerja sama masing-masing siswa tidak optimal akibatnya tugas yang diberikan berkelompok tersebut sering hanya siswa tertentu saja yang mengerjakan. Masih banyak siswa yang hanya mencatat dan mendengar serta siswa kurang berdiskusi atau memberikan pertanyaan sehingga ketika guru menanyakan atau mereview tentang materi sebelumnya masih banyak siswa yang tidak menjawab. Selain itu jika diberikan pekerjaan rumah siswa malas mengerjakannya atau hanya menyalin pekerjaan rumah temannya di sekolah. Dengan kata lain motivasi siswa dalam belajar masih rendah.

Guru sangat berperan penting dalam mengatasi permasalahan di atas. Guru dituntut kreatif dalam memilih metode mengajar sehingga dapat memudahkan siswa mengingat materi, mengembangkan pola pikir dan melibatkan siswa aktif, kreatif dan termotivasi dalam belajar.

Metode pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa adalah metode pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning).

(3)

Menurut Shaw dalam Suprijono (2009: 57) mengemukakan bahwa

“Salah satu ciri yang dipunyai oleh semua kelompok yaitu anggotanya saling berinteraksi, saling mempengaruhi antara satu dengan yang lain”.

Pembelajaran kooperatif tipe Make a Match merupakan salah satu alternatif solusi. Pembelajaran kooperatif tipe Make a Match merupakan pencarian pasangan dengan cara menemukan pasangan kartu yang sesuai.

Pencarian pasangan akan menuntut siswa berdiskusi dan saling berbagi pengetahuan serta dapat meningkatkan partisipasi dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Menurut Suprijono (2009: 94) hal-hal yang perlu dipersiapkan jika pembelajaran kooperatif tipe Make a Match ini diterapkan adalah kartu-kartu. Kartu- kartu tersebut terdiri dari kartu berisi pertanyaan-pertanyaan dan kartu- kartu yang lainnya berisi jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Untuk melihat kemampuan siswa dalam pembelajaran maka diakhir jam pelajaran ditambahkan kuis.

Kuis pada strategi ini bertujuan untuk membuat siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru dengan sungguh-sungguh. Jika pada setiap akhir pertemuan diadakan kuis, maka siswa akan lebih serius dalam mengikuti proses pembelajaran.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemahaman konsep matematis siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match disertai kuis lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional siswa kelas XI IPS SMAN 15 Padang dan mengetahui

bagaimana perkembangan

pemahaman konsep matematis siswa kelas XI IPS SMAN 15 Padang dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match disertai kuis.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian random terhadap subjek.

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 September sampai 15 Oktober 2015 di SMAN 15 Padang.

(4)

Populasi penelitian adalah seluruh kelas XI IPS SMAN 15 Padang.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah secara acak.

Kelas sampel yang terpilih adalah kelas XI IPS 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPS 1 sebagai kelas kontrol.

Variabel pada penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match disertai kuis sebagai variabel bebas dan pemahaman konsep matematis siswa sebagai variabel terikat. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah tes yaitu tes pemahaman konsep matematis siswa dan kuis berbentuk soal essay. Sebelum diadakan tes akhir dilakukan uji coba tes di kelas XI IPS 2 SMAN 9 Padang pada tanggal 13 Oktober 2015. Hasil uji coba tes menunjukkan semua soal dipakai dengan reliabilitas 0,89.

Teknik analis data yang dipakai adalah analisis dengan uji-t satu pihak yang dikemukakan oleh Sudjana (2005: 239), sedangkan untuk kuis dilihat dari nilai rata-rata tiap pertemuan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Mengetahui hasil tes pemahaman konsep matematis siswa dilakukan tes akhir dan kuis. Kelas eksperimen diikuti oleh 25 orang siswa dan pada kelas kontrol diikuti oleh 28 orang siswa. Hasil tes akhir siswa pada kedua kelas ini diperoleh rata-rata (𝑥 ), standar deviasi (S), nilai maksimum (Xmaks), dan nilai minimun (Xmin) seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Perhitungan Rata-Rata (𝒙 ), Simpangan Baku (S), Skor Tertinggi (𝒙𝒎𝒂𝒙), Skor Terendah (𝒙𝒎𝒊𝒏) Tes Akhir Kelas Sampel

Kelas

Sampel (𝒙 ) S Xmak Xmin

Eksperimen 71,04 15,49 96,36 40,00

Kontrol 50,67 16,77 89,10 25,45 Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari pada rata-rata hasil belajar siswa pada kelas kontrol. Selain itu simpangan baku kelas eksperimen lebih kecil dari pada kelas kontrol. Hal ini berarti umumnya nilai siswa kelas eksperimen tersebar tidak terlalu jauh dari nilai rata-rata kelas.

Berdasarkan penilaian yang telah dilakukan pada lembar kuis siswa diperoleh perkembangan pemahaman

(5)

konsep matematis siswa seperti yang terlihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rata-rata Nilai Kuis Siswa Setiap Pertemuan

Kuis I II III IV Rata

-rata 76.21 76.24 69.88 78.33 Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa pemahaman konsep matematis dari kuis siswa mengalami peningkatan dan penurunan. Hal ini dapat dilihat bahwa pada pertemuan kedua hasil dari kuis siswa mengalami peningkatan dari hasil kuis pertemuan pertama. Pada pertemuan ketiga hasil kuis siswa juga mengalami penurunan dari pertemuan kedua, ini disebabkan karena siswa masih kewalahan dalam melengkapi tabel distribusi kelompok sehingga siswa belum mampu menyelesaikan permasalahan tersebut.

Namun, pada pertemuan keempat hasil dari kuis siswa mengalami peningkatan dari pertemuan sebelumnya karena guru telah menjelaskan kembali tentang melengkapi tabel distribusi kelompok sehingga siswa telah paham dan mampu menyelesaikannya.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan uji-t satu pihak dengan bantuan program MINITAB, diperoleh bahwa P-value

= 0,0001 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match disertai kuis lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa yang menerapkan pembelajaran konvensional. Sedangkan Perkembangan pemahaman konsep matematis siswa kelas XI IPS SMAN 15 Padang secara keseluruhan mengalami peningkatan meskipun ada penurunan. Hal ini disebabkan tingkat kesukaran tiap soal pada setiap pertemuan yang berbeda.

KESIMPULAN dan SARAN

Berdasarkan hasil analisis data dapat mengambil disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match disertai kuis lebih baik dari pada pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional di SMAN

(6)

15 Padang. Perkembangan pemahaman konsep matematis siswa kelas XI IPS SMAN 15 Padang secara keseluruhan mengalami peningkatan meskipun ada penurunan.

Sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, maka ada beberapa saran yang dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Guru bidang studi matematika SMAN 15 Padang dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match disertai kuis sebagai salah satu alternatif strategi dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

2. Karena penelitian ini hanya dilakukan pada pokok bahasan statistika, untuk itu disarankan agar dapat dilakukan pada pokok bahasan lain.

DAFTAR RUJUKAN

Sudjana. (2005). Metode Statistik.

Bandung: Tarsito.

Suprijono, Agus. (2010). Cooperative learning teori dan aplikasi PAIKEM. Yogyakarta.:

Pustaka Pelajar.

Suriani, Irma. (2009). Penerapan Metode Make a Match dalam Pembelajaran Matematika pada Siswa Kelas VIII SMPN 27 Padang (skripsi). STKIP PGRI Sumatera Barat: Padang

Referensi

Dokumen terkait

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token dapat meningkatkan hasil belajar

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair