• Tidak ada hasil yang ditemukan

penerapan model pembelajaran tipe problem based

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "penerapan model pembelajaran tipe problem based"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Antos Riyal, Siska Nerita, Abizar

1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan BiologiSTKIP PGRI Sumatera Barat

2 Dosen Program Studi Pendidikan BiologiSTKIP PGRI Sumatera Barat [email protected]

ABSTRACT

Learning Model Model Problem Based Instruction is a learning model that exposes students to a problem and students are asked to solve the problem. This research is based on the low learning result of biology of class X students in SMAN 2 Koto XI Tarusan. This is because the interest in learning and reading of students is low and students are less active in the learning process, the lesson model applied by teachers is less precise, the learning process is still focused on the teacher, the teacher has never used the media in learning. This study aims to find out the application of the model of Problem Based Instruction (PBI) model with video to the students' biology learning result at SMAN 2 Koto XI Tarusan.

This research type is experiment with Randomized Control Group Posttest Only Design research design. The population of this research is all students of class X and sample using purposive sampling that is experiment class X.2 and control X.1. . Instruments in this study on the affective domain in the form of attitude observation, the instrument in the cognitive domain is a matter of multiple choice through written test, and instrument on psychomotor in the form of prodak observation report. From the analysis of research data for all research domains obtained hypothesis that is accepted by t count> ttable. From the results of this study, it can be concluded that the application of Problem Based Instruction (PBI) Model with Video can improve Biology learning result on affective, cognitive and psychomotor assessment of grade X SMAN 2 Koto XI Tarusan students

Keywords : Problem Based Instruction Model, Media Video, Student Learning Results

PENDAHULUAN

Proses pembelajaran merupa- kan suatu proses interaksi dua arah antara siswa dan guru. Pembelajaran merupakan suatu hal yang kompleks, dimana disana terdapat tujuan,

materi, metode serta evaluasi dalam sebuah pembelajaran.

Menurut Lufri (2007 : 18) menyatakan bahwa “Materi atau bahan pelajaran biologi pada dasarnya berupa fakta, konsep, prinsip dan teori yang dirancang

1

(2)

menarik dan mudah dipahami anak didik”. Selain model yang sesuai dengan materi, model yang akan diterapkan tentunya juga harus tepat supaya siswa tidak merasa bosan dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada saat Program Pengalaman Lapangan (PPL) tahun ajaran 2016/2017 yang telah penulis lakukan pada salah satu guru biologi di SMA N 2 Koto XI Tarusan pada kelas X didapatkan bahwa kurikulum yang dipakai di sekolah tersebut adalah kurikulum KTSP 2006. Pada saat proses pembelajaran guru hanya menggunakan metode pembelajaran yaitu menggunakan metode ceramah, dan adapun guru menggunakan model, tetapi model pembelajaran yang diterapkan guru kurang tepat dan guru tidak ada menggunakan media dalam pembelajaran. Minat belajar dan membaca siswa rendah, siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran, proses pembelajaran masih terfokus pada guru, sehingga siswa sulit dalam memahami konsep pada materi pembelajaran. Salah satu materi yang sulit dipahami siswa kelas X adalah materi pencemaran

lingkungan dan limbah, karena pada materi ini siswa diminta untuk dapat mengkaitkan masalah lingkungan dengan kegiatan manusia akan tetapi siswa kesulitan dalam mengkaitkan hal tersebut karena model pembelajaran yang diterapkan guru kurang tepat dengan materi yanga akan diajarkan, sehingga menyebabkan rendahnya hasil belajar Biologi siswa kelas X di SMA N 2 Koto XI Tarusan, ini terlihat dari rata-rata nilai ulangan harian kelas X SMA N 2 Koto XI Tarusan Tahun Pelajaran 2015/2016 yang masih banyak berada dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)

Menurut Istarani (2011 : 32) Problem Based Instruction adalah salah satu model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan cara menghadapkan para peserta didik tersebut dengan berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupannya.

Selain itu model pembe- lajaran ini juga didukung oleh media video untuk memotivasi minat belajar siswa untuk bisa berfikir aktif, kreatif serta inovatif. Menurut

(3)

Anshor (2015 :4) Video merupakan salah satu dari media audio-visual, dimana media ini menggabungkan dari beberapa indra manusia, siswa tidak hanya mendengarkan apa yang dijelaskan gurunya saja tetapi juga melihat kenyataan-kenyataan apa yang ditampilkan oleh gurunya dalam media tersebut. Sedangkan menurut Arsyad (2014 : 50) film atau gambar hidup merupakan gambar- gambar dalam frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Hasil Belajar Biologi

Siswa Kelas X Dengan

Menggunakan Penerapan Model Pembelajaran Tipe Problem Based Instruction (PBI) Disertai Video di SMAN 2 Koto XI Tarusan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Mai 2017 di SMA N 2 Koto XI Tarusan kelas X semester II Tahun Pelajaran 2016/2017.

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Dalam penelitian eksperimen digunakan dua

kelas sampel, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Proses pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) disertai Video sedangkan pada kelas kontrol pembelajaran dengan metode ceramah. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Randomized Control Group Posttest Only Design (Lufri, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA N 2 Koto XI Tarusan yang terdaftar pada tahun Pelajaran 2016/2017. Dalam penelitian ini menggunakan dua kelompok sampel yaitu satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Untuk menentukan kelompok sampel dilakukan dengan teknik Purposive Sampling. Teknik Purposive Sampling dilakukan dengan pertimbangan bahwa kemampuan siswa dapat dikatakan sama. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran biologi pada materi pencemaran lingkungan dan limbah yang dilaksankan dengan model pembelajaran tipe Problem Based Intruction (PBI) disertai Video pada

(4)

78.28 88.89

78.79 66.67

83.63

57.14

Disiplin Bertanggung Jawab

Komunikasi 0

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Rata-rata

kelas eksperimen dan pembelajaran biologi pada materi pencemaran lingkungan dan limbah yang dilaksanakan dengan metode cera- mah pada kelas kontrol. Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar biologi siswa kelas X SMA N 2 Koto XI Tarusan yang telah melakukan tes akhir penelitian.

Prosedur penelitian dibagi menjadi tiga tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan dan tahap akhir.

Instrumen penilaian yang digunakan pada ranah kognitif adalah berupa soal pilihan ganda yang dilaksanakan melalui tes akhir. Ranah afektif berupa lembar observasi sikap siswa yang diamati oleh observer. Ranah psikomotor berupa penilaian produk.

(laporan hasil pengamatan).

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Ranah Afektif

Gambar. 1 Penilaian Afektif Siswa

Nilai rata-rata kelas eksperimen adalah 81,99 dan nilai rata-rata kelas kontrol adalah 69,31.

Pada masing-masing aspek penga- matan didapatkan nilai rata-rata ranah afektif pada aspek disiplin kelas eksperimen didapatkan rata- rata 78,28 sedangkan kelas kontrol 66,67. Pada aspek bertanggung jawab kelas eksperimen didapatkan rata-rata 88,89 sedangkan kelas kontrol 83,63. Pada aspek komunikasi pada kelas eksperimen didapatkan rata-rata 78,79 sedangkan pada kelas kontrol 57,14.

Berdasarkan rata-rata nilai sikap yang diperoleh tersebut, dapat kita ketahui bahwa nilai sikap siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Setelah dilakukan uji hipotesis menggunakan uji-t, diperoleh hasil bahwa hipotesis diterima yang berarti terdapat perbe- daan signifikan penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction yang disertai dengan video terhadap hasil belajar biologi siswa pada ranah afektif SMAN 2 Koto XI Tarusan.

Pada ranah afektif ada tiga aspek pengamatan yaitu disiplin,

(5)

bertanggung jawab dan komunikasi.

Berdasarkan data yang diperoleh pada uji analisis aspek pengamatan ranah afektif, nilai yang diperoleh pada aspek disiplin kelas eksperimen memiliki predikat baik (B) sedang- kan pada kelas kontrol memiliki predikat cukup (C). Aspek disiplin pengamatan sikap pada kelas eksperimen dan kelas kontrol terlihat pada saat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru yang sesuai dengan waktu yang ditentukan. Pada kelas eksperimen terlihat pada saat siswa mengerjakan laporan hasil pengamatan, sedangkan pada kelas kontrol terlihat pada saat siswa mengerjakan ringkasan hasil pembe- lajaran. Pada aspek disiplin terlihat bahwa pada kelas eksperimen lebih menunjukkan sikap disiplinnya dibandingkan kelas kontrol yang terlihat dari lembaran observasi sikap siswa. Pada kelas eksperimen siswa lebih disiplin dalam mengerjakan tugas belajar yang diperintahkan oleh guru sesuai dengan tahapan pembelajaran yang diberikan guru dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, sedangkan pada kelas kontrol disiplin siswa masih belum

terlihat, karena siswa banyak yang tidak mengikuti tahapan pembe- lajaran dengan baik dan masih banyak siswa yang terlambat dalam mengumpulkan tugas ringkasannya.

Pada aspek bertanggung jawab pada kelas eksperimen memiliki predikat sangat baik (A) sedangkan pada kelas kontrol memiliki predikat baik (B). Aspek bertanggung jawab merupakan aspek yang memiliki nilai tertinggi dibandingkan aspek lainnya.

Tingginya aspek tanggung bertang- gung jawab pada kelas sampel dapat dilihat dari lembaran penilaian observasi sikap siswa, pada kelas eksperimen dimana hampir semua siswa mengikuti langkah-langkah proses pembelajaran, fokus menga- mati video, aktif mengidentifikasi masalah dalam video dan aktif mencarikan solusi dari masalah tersebut. Sedangkan untuk kelas kontrol pada aspek bertanggung jawab juga menunjukan nilai yang baik karena sebagian besar siswa dapat mengikuti langkah-langkah proses pembelajaran dengan baik seperti memperhatikan guru,

(6)

membuat ringkasan dan mengumpulkan ringkasan.

Pada aspek komunikasi kelas eksperimen memiliki predikat baik (B) sedangkan pada kelas kontrol memiliki predikat cukup (C). Aspek komunikasi pada kelas eksperimen terlihat pada saat siswa mempresentasikan hasil tugas belajar yang diberikan guru. Sedangkan pada kelas kontrol terlihat pada saat siswa aktif dalam proses pembelajaran. Rendahnya aspek komunikasi pada kelas kontrol disebabkan karena siswa pada kelas kontrol masih kurang percaya diri dan mersa bosan dengan mendengarkan metode ceramah yang diberikan guru, sehingga siswa tidak termotivasi untuk aktif dalam proses pembelajaran. Menurut Basuki dan Hariyanto (2014 : 184) menyatakan bahwa sasaran hasil belajar afektif adalah sikap, nilai, preferensi, konsep diri akademik, kontrol diri, pengembangan emosi, lingkungan kelas, minat, opini, motivasi, hubungan sosial dan pengembangan moral.

2. Ranah Kognitif

82.79 72.14

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Rata-rata

Gambar. 2 Rata-rata Nilai Kognitif Kedua Kelas Sampel

Data yang diperoleh dari hasil penelitian pada ranah kognitif yaitu melalui tes akhir yang berupa soal objektif. Nilai rata-rata ranah kog- nitif dengan melakukan tes akhir.

Nilai rata-rata yang didapatkan pada ranah kognitif kelas eksperimen adalah 82,79 dan kelas kontrol adalah 72,14.

Berdasarkan uji normalitas dan uji homogenitas yang telah diuraikan di atas menunjukkan data berdis- tribusi normal dan homogen dimana uji normalitas L0 < Lt maka data distribusi normal dan uji homogenitas Fh < Ft maka data bervarians normal. Karena kedua data berdistribusi normal dan bervarians homogen, maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji t. Dari uji t yang dilakukan pada ranah kognitif didapatkan th = 3,94 dan tt =1,67 maka hipotesis H0

(7)

ditolak dan H1 diterima. Dimana penerapan model pembelajaran tipe Problem Based Instruction (PBI) disertai video dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa pada ranah kognitif di SMAN 2 Koto XI Tarusan.

Berdasarkan hasil analisis data tes akhir di dapat rata-rata hasil belajar biologi siswa pada kedua kelas sampel menunjukkan perbe- daan. Pada kelas eksperimen hasil belajar siswa yang di atas KKM sebanyak 29 orang dengan persentase ketuntasan 87,88% , sedangkan kelas kontrol hasil belajar siswa yang di atas KKM sebanyak 15 orang dengan persentase ketuntasan 53,57%.

Berdasarkan persentase ketuntasan pada kedua kelas sampel, tingkat keberhasilan yang diperoleh kelas kontrol pada tingkat kurang karena pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai siswa (Djamarah, 2010:107).

Berdasarkan pengamatan peneliti, tingginya hasil belajar kelas eksperimen yang menggunakan model Problem Based Instruction (PBI) dibandingkan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah

disebabkan beberapa faktor, dian- taranya siswa kelas eksperimen lebih siap untuk melakukan proses pembelajaranan, karena sebelum siswa mengisi laporan hasil penga- matan, siswa terlebih dahulu dihadapkan pada suatu permasalahan yang bersifat realistis sesuai dengan tujuan pembelajaran melalui video, karena itulah siswa termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan dengan menggu- nakan video tujuan pembelajaran dapat diputarkan. Setelah siswa dapat mengamati permasalahan-perma- salahan tersebut siswa juga mampu untuk menganalisis penyebab dari permasalahan lingkungan tersebut bersama dengan kelompoknya dan termotivasi untuk mencarikan solusi pemecahan masalah tersebut yang terlihat dari laporan hasil penga- matan yang telah dikerjakan siswa.

Setelah siswa menyelesaikan laporan hasil pengamatan guru mendorong siswa untuk berpartisipasi menyam- paikan hasil pengamatan yang telah dilakukannya didepan kelas dan siswa harus mampu untuk menyam- paikan ide-ide untuk solusi peme- cahan masalah tersebut ke teman-

(8)

temannya. Menurut Istarani (2011 : 34) kelebihan model pembelajaran Problem Based Instruction adalah, model ini dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dengan dunia kerja, proses belajar mengajar melalui pemecahan masa- lah dapat membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil, apabila menghadapi permasalahan di dalam kehidupan dalam keluarga, ber- masyarakat, dan bekerja kelak, suatu kemampuan yang sangat bermakna bagi kehidupan manusia, model ini merangsang pengembangan kemam- puan berfikir siswa secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses belajarnya, siswa banyak melakukan mental dengan menyoroti perma- salahan dari berbagai segi dalam rangka mencari masalah.

3. Ranah Psikomotor

91.92

76.26 80.05

78.27 76.49 77.68

Kelengkapan isi laporan/ringkasan

Kebersihan penulisan

Kesesuaian isi dengan tujuan 0

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Rata-rata

Gambar .3 Penilaian Psikomotor Siswa

Data yang diperoleh dari hasil penelitian pada ranah psikomotor yaitu melalui lembaran observasi psikomotor. Indikator yang dinilai pada ranah psikomotor terdiri dari tiga indikator penilaian. Nilai rata- rata ranah psikomotor melalui lembar observasi ranah psikomotor. Nilai rata-rata kelas eksperimen adalah 81,99 dan nilai rata-rata kelas kontrol adalah 63,34. Pada masing-masing aspek pengamatan didapatkan nilai rata-rata ranah psikomotor pada aspek kelengkapan isi laporan /ringkasan kelas eksperimen didapat- kan rata-rata 91,92 sedangkan kelas kontrol 78,27. Pada aspek kebersihan penulisan kelas eksperimen di- dapatkan rata-rata 76,26 sedangkan

(9)

kelas kontrol 76,49. Pada aspek kesesuaian isi dengan tujuan pada kelas eksperimen didapatkan rata- rata 80,05 sedangkan pada kelas kontrol 77,68.

Berdasarkan hasil penilaian lembar observasi psikomotor diper- oleh rata-rata nilai keterampilan siswa pada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran tipe Problem Based Instruction (PBI) disertai video yaitu 89,90 dan rata- rata nilai keterampilan pada kelas kontrol menggunakan metode ceramah bervariasi yaitu 84,23.

Berdasarkan rata-rata nilai kete- rampilan yang diperoleh tersebut, dapat kita ketahui bahwa nilai keterampilan siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi di- bandingkan kelas kontrol. Setelah dilakukan uji hipotesis menggunakan uji-t, diperoleh hasil bahwa hipotesis diterima yang berarti terdapat perbedaan signifikan penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction yang disertai dengan video terhadap hasil belajar biologi siswa pada ranah psikomotor SMAN 2 Koto XI Tarusan.

Pada aspek pengamatan pada ranah psikomotor terdiri dari tiga aspek yaitu kelengkapan isi laporan, kebersihan penulisan dan kesesuaian isi dengan tujuan. Berdasarkan data yang diperoleh pada uji analisis aspek pengamatan ranah psikomotor, nilai yang diperoleh pada aspek kelengkapan isi laporan/ringkasan kelas eksperimen memiliki predikat sangat baik (A) sedangkan pada kelas kontrol memiliki predikat baik (B). Aspek kelengkapan isi laporan/ringkasan merupakan salah satu aspek yang memiliki nilai tertinggi karena semua siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, pada kelas eksperimen siswa dapat membuatkan rincian identitas dalam membuat laporan/ringkasan dengan lengkap serta isi laporan/ringkasan- nya juga tersusun secara sistematis dan lengkap dibandingkan kelas kontrol yang masih ada beberapa orang yang masih kurang lengkap.

Pada aspek kebersihan penulisan pada kelas eksperimen memiliki predikat baik (B) sedangkan pada kelas kontrol memiliki predikat baik (B). aspek kebersihan penulisan meruapak

(10)

aspek yang terlihat kebersihan penulisan siswa pada produk yang dibuat siswa. Pada kelas eksperimen dan kontrol memiliki nilai rata-rata relative sama dengan kelas kontol.

Pada aspek kesesuaian isi dengan tujuan kelas eksperimen memiliki predikat baik (B) sedangkan pada kelas kontrol memiliki predikat baik (B). pada kelas eksperimen penulisan laporan- nya lebih terarah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai guru, karena pada kelas eksperimen langkah-langkah proses pembelajarannya tersusun dengan baik yang menyebabkan tingginya rata-rata nilai kelas eksperimen dibandingkan kelas kontrol.

Penilaian ranah kognitif dan ranah afektif pada siswa mem- pengaruhi ranah psikomotor siswa.

Pengetahuan yang memadai mem- pengaruhi bentuk laporan hasil pengamatan tertulis dan ringkasan yang dibuat siswa. Menurut kunandar (2013 : 249) hasil belajar psikomotor tampak dalam bentuk ketrampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan maka dapat disimpulkan bahwa, penerapan model pembelajaran tipe Problem Based Instruction (PBI) disertai video dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas X pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor di SMAN 2 Koto XI Tarusan.

DAFTAR PUSTAKA

Anshor. S. 2015. Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Video Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Geografi. Jurnal :Universitas Lampung.

Arsyad, A. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta:

Rajawali Pers.

Djamarah, S. B dan Aswan, Z. 2010.

Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta : Rineka Cipta.

Hariyanto. 2014. Asesmen Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media persada.

Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan

(11)

Kurikulum 2013). Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Lufri. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi. Padang: UNP Press.

Sudjana, Nana. 2004. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar.

Bandung : Sinar Baru Algensido Offset

Referensi

Dokumen terkait

Tingginya hasil belajar kelas dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw dibandingkan kelasyang menggunakan model pembelajaran Talking Stickdapat dilihat dari aktifitas yang