• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of PENERAPAN MODEL PROJECT BASE LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "View of PENERAPAN MODEL PROJECT BASE LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SEKOLAH DASAR"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1026 PENERAPAN MODEL PROJECT BASE LEARNING DALAM MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Arika Nur Mayasari1, Rosita Ambarwati2, Harmi3

1,2Pendidikan Profesi Guru Sekolah Dasar Universitas PGRI Madiun

3SDN Bukur 01

1arikanurmayasari@gmail.com ,2rosita@unipma.ac.id

3harmi.spd1965@gmail.com

ABSTRACT

The researcher made observations of a class and obtained data that the learning outcomes of students were still low in mathematics at SDN Bukur 01. The reason this happened was that students were less enthusiastic, did not like and found it difficult to learn mathematics. The goal to be achieved in this study is to improve student learning outcomes in mathematics by applying the Project Base Learning Learning model. The type of research carried out by researchers in this study was classroom action research (PTK). The approach used by researchers in this study is mixed methods. The techniques used to obtain data in this study are observation, interviews, documentation and learning achievement tests. The subjects of this study were 5th grade students at SDN Bukur 01, totaling 7 people. The results of this study were in the initial conditions of the 7 students who passed the KKM (≥ 70), namely 2 students (28.6%) while those who had not completed were 5 students (71.4%). In cycle 1 the increase was not very significant but had experienced an increase, namely there were 3 (42.9%) students who had met the passing criteria and 4 students (57.1%) who had not completed. Cycle II has seen a fairly good increase, namely the number of students who have met the criteria reaches 6 students (85.7%) while there is 1 student (14.3%) who has not completed it. Thus it can be concluded that the application of the Project Base Learning learning model can improve student learning outcomes in grade 5 SDN Bukur 01 Jiwan.

Keywords: Project Based Learning; mathematics; learning outcomes

ABSTRAK

Peneliti melakukan observasi terhadap sebuah kelas dan didapatkan data bahwa hasil belajar peserta didik yang masih rendah pada mata pelajaran matematika di SDN Bukur 01. Penyebab hal ini terjadi yaitu siswa yang kurang antusia, tidak menyenangi dan merasa kesulitan dalam belajar mata pelajaran matematika.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dengan menerapkan model Pembelajaran Project Base Learning. Jenis penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti pada penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas (PTK). Pendekatan yang diterapkan peneliti dalam penelitian ini yaitu mixed methodes. Teknik yang digunakan untuk memperoleh data pada penelitian ini yaitu dengan observasi, wawancara, dokumentasi dan tes hasil belajar. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 5 SDN Bukur 01 yang berjumlah 7 orang. Hasil penelitian ini pada kondisi awal dari 7 siswa yang lulus KKM (≥ 70) yaitu sejumlah 2 siswa (28,6%) sedangkan

(2)

1027 yang belum tuntas sebanyak 5 siswa (71,4%). Pada siklus 1 kenaikan belum terlalu signifikan namun sudah mengalami peningkatan yaitu terdapat 3 (42,9%) siswa yang sudah memenuhi kriteria kelulusan dan 4 siswa (57,1%) yang belum tuntas.

Siklus II sudah terlihat kenaikan yang cukup baik yaitu jumlah siswa yang sudah memenuhi kriteria mencapai 6 siswa (85,7%) sedangkan terdapat 1 siswa (14,3%) yang belum tuntas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Project Base Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 SDN Bukur 01 Jiwan.

Kata Kunci: Project Base Learning; matematika; hasil belajar

A. Pendahuluan

Mata pelajaran matematika sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari selain sebagai sebuah mata pelajaran, matematika diterapkan pada setiap kegiatan dalam kehidupan kita misalnya perdagangan, membangun rumah, menghitung waktu, membuat baju dan banyak aktivitas lain. Untuk itu mata pelajaran ini sangat penting untuk menjadi dasar peserta didik dalam melakukan kegiatan baik disekolah maupun dimasyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Zainil,dkk. (2019) “Pembelajaran matematika di sekolah dasar memiliki tujuan yang berguna bagi kehidupan suatu Negara”. Pembelajaran matematika yang berkesinambungan menjadikan pembelajaran matematika menjadi pembelajaran dasar untuk melanjutkan ketingkat yang lebih tinggi (Masniladevi, dkk. 2018)

Mata pelajaran matematika merupakan pelajaran yang

menakutkan dan kurang disukai bagi sebagian peserta didik. Atusiasme peserta didik terhadap mata pelajaran matematika dapat mempengaruhi terhadap hasil belajar siswa.

Kurangnya ketertarikan siswa dalam mengikuti pelajaran tersebut berimbas pada hasil belajar peserta didik menjadi rendah. Sejalan dengan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 dalam lampiran 1 bahwa mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.

Guru sebagai pendidik dituntut untuk melakukan inovasi dan perlu memilih model pembelajaran yang mampu meningkatkan keaktifan peserta didik sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Menurut Mulyati, (2020) Upaya untuk meningkatkan ketuntasan belajar

(3)

1028 maka proses pembelajaran sangat

bergantung kepada model pembelajaran yang digunakan guru karena model pembelajaran memuat rencana yang akan guru lakukan di dalam kelas. Pada saat ini pembelajaran ditekankan untuk berpusat pada peserta didik sehingga menuntut siswa untuk aktif baik dalam sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Model pembelajaran yang cocok untuk kriteria tersebut adalah model pembelajaran Project Base Learning.

Model pembelajaran Project Base Learning merupakan model yang didalamnya ada kegiatan yang harus menciptakan karya bermakna melalui kegiatan mendorong siswa untuk menunjukkan kreativitas.

Menurut Ardianti dalam Amarullah, (2019) model Project Based Learning (PjBL) merupakan salah satu model pembelajaran dengan ciri khusus adanya kegiatan merancang dan melakukan sebuah proyek didalamnya untuk menghasilkan sebuah produk. Model pembelajaran ini sangat cocok untuk meningkatkan antusiasme siswa dalam belajara matematika karena siswa diajak untuk membuat projek yang bisa dikemas secara menyenangkan sehingga harapannya dapat meningkatkan hasil

belajar siswa. Menurut Theresia Warsini (2019) Penerapan Model PJBL Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Ruang Sisi Datar. Bayu Sugiarti, Edi Irawan (2020) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa Implementasi Model Pembelajaran Project Based Learning (Pjbl) Pada Pelajaran Matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Project Based Learning Pada Siswa Sekolah Dasar juga dikemukakan oleh Richard Adony Natty, dkk. (2019). Menurut Rani, dkk. (2021) juga mengemukakan bahwa Metode PJBL Terhadap Hasil Belajar Matematika di Sekolah Dasar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dari penelitian terdahulu diatsas diperoleh kesimpulan bahwa PJBL dapat meningkatkan hasil belajar matematika.

Kondisi siswa kelas 5 di SDN Bukur 01 terhadap mata pelajaran matematika berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap guru maupun siswa yaitu mereka kurang antusias karena merasa matematika adalah pemalajaran yang

(4)

1029 sulit,dan kurang menyenangi

pelajaran tersebut. Menurut Tyas (2016) siswa yang kurang menyukai pelajaran matematika menyebabkan kecemasan yang membuat kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan dan berdampak pada rendahnya prestasi belajar matematika. Pernyataan ini dikukung juga oleh Slameto (2015:185) bahwa siswa dengan tingkat kecemasan yang tinggi tidak berprestasi sebaik siswa dengan tingkat kecemasan yang rendah. Kesulitan belajar menunjuk pada sekelompok kesulitan yang dimanifestasikan dalam bentuk kesulitan yang nyata dalam kemahiran dan penggunaan kemampuan mendengarkan, bercakap-cakap, membaca, menulis, menalar, atau kemampuan dalam bidang matematika (Abdurrahman, 2010:7).

Hal ini disebabkan karena siswa yang kurang memahmi konsep dan masih binggung dalam membedakan bangun ruang dan membuat jaring- jaring bangun ruang. Karena kurang menyenangi mata pelajaran matematika ini siswa cenderung menganggap pelajaran matematika kurang menarik dan sulit sehingga guru harus memberikan variasi dan inovasi melalui model pembelajaran

yang inovatif bagi siswa. Rasa senang dapat menimbulkan keinginan kuat pada diri siswa untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan sebaik-baiknya. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2015:57) yang menyatakan bahwa “rasa senang berkaitan dengan minat siswa terhadap pelajaran”. Keterbatasan sarana dan prasarana sekolah juga mempengaruhi proses pembelajaran di SD tersebut sehingga kurang meningkatkan antusiasme siswa dalam belajar. Siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika mempunyai beberapa karakteristik.

Siswa berkesulitan belajar sering melakukan kekeliruan dalam belajar berhitung, kekeliruan dalam belajar geometri, dan kekeliruan dalam menyelesaikan soal cerita (Runtukahu dan Kandou, 2014: 252). Keadaan ini dapat mempengaruhi hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika.

Berdasarkan hasil pengamatan, observasi dan wawancara, hasil belajar mata pelajaran matematika siswa kelas 5 di SDN Bukur 01 tergolong masih rendah. Pada kondisi awal dari 7 siswa yang lulus KKM (≥

70) yaitu sejumlah 2 siswa (28,5%) sedangkan yang belum tuntas

(5)

1030 sebanyak 5 siswa (71,4%). Pada

siklus 1 kenaikan belum terlalu signifikan namun sudah mengalami peningkatan yaitu terdapat 3 (42,9%) siswa yang sudah memenuhi kriteria kelulusan dan 4 siswa (57,1%) yang belum tuntas. Siklus II sudah terlihat kenaikan yang cukup baik yaitu jumlah siswa yang sudah memenuhi kriteria mencapai 6 siswa (85,7%) sedangkan terdapat 1 siswa (14,2%) yang belum tuntas.

Adapun perbedaan yang terdapat pada penelitian ini dan penelitian lain yaitu tempat dan responden penelitian disini peneliti melaksanakan penelitian di SDN Bukur 01 jiwan. Seperti yang kita ketahui bahwa tempat, kondisi dan karakteristik yang berbeda tentu juga menjadihan hasil penelitian yang berbeda. Selain itu pada penelitian ini menggunakan materi bangun ruang kubus dan balok yang difokuskan pada mengenal jaring-jaring balok sehingga penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian lain yang terdahulu.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti merumuskan tujuan penelitian ini adalah: untuk mengetahui peningkatan hasi belajar Jaring-jaring Bangun ruang kubus

dan balok menggunakan model pembelajaran Project Based Learning pada siswa kelas 5 SDN Bukur 01 Jiwan semester 2 Tahun pelajaran 2022/2023.

B. Metode Penelitian

Penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas.

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini menggunakan 4 langkah yaitu: plan (perencanaan), act (tindakan), observation (pengamatan), reflect (perenungan) yang dilakukan dengan intensif dan sistematis (Sukardi, 2010:213). Apabila keempat langkah tersebut masih belum maksimal maka dilanjutkan pada siklus 2. Penelitian berpedoman pada metode Kemmis dan Mc. Tanggarat (dalam Sukayati, 2008:16). Dalam proses ini bersifat dinamis dimana ada 4 tahapan yang harus dilaksanakan yaitu: 1) Perencanaan Tindakan, peneliti menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian 2)

Pelaksanaan Tindakan,

melaksanakan perencanaan yang telah disusun dalam sebuah tindakan dikelas 3) Observasi, melakukan pengukuran terhadap hasil pelaksanaan tindakan 4) Refleksi,

(6)

1031 mengkaji hasil tindakan yang

dilakukan apakah sudah sesuai dengan tujuan dan capaian yang diinginkan, apabila belum sesuai dilanjutkan dengan kegiatan perencanaan siklus kedua dengan alur yang sama dengan siklus 1.

Keempat langkah yang dilakukan pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas Arikunto ( 2015:42)

Penelitian dilaksanakan di SDN Bukur 01 Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun pada semester 2 tahun pelajaran 2022/2023 pada rentang waktu bulan maret sampai April 2023. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 5 SDN Bukur 01 yang berjumlah 7 siswa yang terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 1 siswa perempuan.

Pendekatan yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu mixed methods. Menurut Nadirah, dkk (2022:68) Metode penelitian kombinasi (mixed methods) adalah suatu pendekatan penelitian yang

menggabungkan atau

mengkolaborasikan antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif, sehingga hasil data yang diperoleh lebih valid, reliable dan obyektif, Mixed Method yaitu suatu pendekatan untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan untuk selanjutnya akan dianalisis oleh peneliti apakah atau seberapa besar tingkat keberhasilan suatu penerapan metode, model atau pendekatan yang digunakan dalam suatu penelitian atau serangkaian penelitian untuk peneliti. Peneliti menggunakan pendekatan ini supaya memperoleh kesimpulan yang memperjelas gambaran objek yang diteliti.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu 1) wawancara yang dilakukan pada guru kelas maupun kepada siswa, 2) Observasi yaitu pengumpulan data proses belajar yang dilakukan baik prasiklus atau pada saat siklus berlangsung, 3) Dokumentasi yaitu menyelidiki benda-benda tertulis Siklus II

Perencanaa n

Refleksi Siklus I Pelaksanaa Pengamata

n Perencanaa

n

Pelaksanaa Pengamata

n Refleksi

?

(7)

1032 Arikunto (2015:158), disini peneliti

menggunakan dokumen berupa raport dan dokumen hasil belajar peserta didik, 4) Tes dalam penelitian ini tes yang dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa terdiri dari 10 soal pilihan ganda pada mata pelajaran matematika. Data yang dianalis yaitu skor hasil belajar siswa pada kondisi awal dan skor hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran Project Base Learning selanjutnya dibandingkan dengan kriteria hasil belajar yang telah ditentukan.

C.Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada bagian ini akan dipaparkan hasil analisi dan data penelitian tentang hasil belajar mata pelajaran matematika siswa kelas 5 SDN Bukur 01 Jiwan. Hasil yang akan diparkan dalam kegiatan pra siklus, siklus I dan siklus II.

Pada kegiatan pra siklus diperoleh hasil bahwa hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika pada materi bangun ruang masih rendah. masih banyak siswa yang belum memahami konsep tentang bangun ruang terutama tentang jaring-jaring bangun ruang kubus dan balok. Beberapa siswa

masih binggung membedakan antara bangun ruang kubus dan balok. Pada kegiatan pra siklus siswa terlihat bahwa banyak siswa yang kurang menyenangi mata pelajaran matematika kurang antusias dalam belajar. Penggunaan media pembelajaran yang kurang masimal dan kurangnya variasi dalam penerapan model pembelajaran juga mempengaruhi daya tangkap siswa dalam memahami meteri, berikut adalah table dari hasil belajar pra siklus:

Tabel 1 Kriteria hasil belajar Pra siklus Kategori Rentangan

Skor

Jumlah siswa

(%)

Sangat baik 80-100 0 0

Baik 70-79 2 28,6

Cukup Baik 60-69 4 57,1

Kurang Baik

40-59 1 14,3

Sangat Kurang

0-39 0 0

Dari table di atas, diperoleh data bahwa hasil belajar pra siklus masih tergolong kurang baik. Sari 7 siswa terdapat 2 siswa (28,6%) dengan kategori baik dan sudah memenuhi KKM, sedangkan 5 siswa (71,4%) dalam kategori cukup baik dan kurang baik atau belum tuntas karena belum memenuhi KKM.

(8)

1033 Hasil analisis pada proses

pembelajaran dikelas 5 SDN Bukur 01, menunjukan bahwa perlu melaksanakan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan hasil belajar dan pemahaman sisw, serta mengajak siswa lebih aktif selama proses pembelajaran berlangsung.

Model pembelajaran yang cocok untuk meningkatkan antusias siswa dalam pelajaran matematika yaitu peneliti memilih model pembelajaran Project Base Learning (PjBL) untuk diterapkan pada penelitian ini.

Pelaksanaan siklus I dilakukan oleh peneliti yang bertindak sebagai guru dengan menerapkan model pembelajaran Project Base Learning (PjBL). Berikut adalah table dari hasil belajar pada siklus I

Tabel 2 Kriteria hasil belajar Siklus I Kategori Rentangan

Skor

Jumlah siswa

(%)

Sangat baik

80-100 1 14,3

Baik 70-79 2 28,6

Cukup Baik

60-69 3 42,9

Kurang Baik

40-59 1 14,3

Sangat Kurang

0-39 0 0

Pada siklus I ini dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan.

Berdasarkan dari tabel diatas diperoleh data bahwa dari 7 siswa, terdapat 3 (42,9%) siswa sudah tuntas memenuhi KKM dengan kategori kasil belajar baik dan sangat baik, sedangkan 4 siswa (57,1%) masih belum tuntas dengan kategori hasil belajar cukup baik dan kurang baik.

Berdasarkan pemaparan hasil siklus I, pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Project Base Learning (PjBL) sudah terlaksana dengan cukup baik. Hasil belajar siswa menunjukkan peningkaan dari pra siklus ke siklus I dari awalnya hanya 2 siswa (28,6%) yang tuntas KKM menjadi 3 siswa (42,9%) naik sebanyak 14,3%.

Penerapan model pembelajaran ini jarang dilakukan dan tergolong baru sehingga siswa masih memerlukan penyesuaian. Melalui model pembelajaran ini siswa diajak untuk berlatih untuk kreatif, aktif dan berfikir kritis dalam memecahkan masalah yang disajikan. Proses bejar menggunakan model pembelajaran ini juga meningkatkan kemampuan kolaboratif siswa dalam belajar berkelompok. Walaupun demikian pada siklus I ini masih belum memenuhi indikator keberhasilah

(9)

1034 yang ditetapkan yaitu tuntas 80%

sehingga peneliti melanjutkan penelitian pada siklus II untuk perbaikan dan meningkatkan hasil belajar siswa.

Berikut adalah table dari hasil belajar pada siklus II

Tabel 3

Kriteria hasil belajar Siklus II Kategori Rentanga

n Skor

Jumlah siswa

(%)

Sangat baik

80-100 4 57,1

Baik 70-79 2 28,6

Cukup Baik

60-69 1 14,3

Kurang Baik

40-59 0 0

Sangat Kurang

0-39 0 0

Berdasarkan table siklus II diperoleh data bahwa dari 7 siswa, terdapat 4 siswa (57,1%) dengan kategori hasil belajar sangat baik dan 2 (28,6%) siswa dengan kategori hasil belajar baik sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat 6 (85,7%) siswa yang sudah tuntas memenuhi KKM, sedangakan 1 (14,3%) siswa belum tuntas KKM dengan kategori hasil belajar cukup baik.

Pembahasan

Sebelum diterapkanya tindakan menggunakan model pembelajaran Project Base Learning (PjBL), didapatkan bahwa data bahwa hasil belajar mata pelajaran matematika siswa masih belum memenuhi KKM.

Anggapan siswa yang merasa mata pelajaran matematika adalah pelajaran yang sangat sulit dan banyak siswa yang tidak senang terhadap pelajaran tersebut. Hal ini berdampak pada siswa salah satunya yaitu siswa yang kurang aktif saat proses pembelajaran berlangsung dan hasil belajar siswa belum memenuhi capaian yang telah ditetapkan. Karena kurang menyenangi mata pelajaran matematika ini siswa cenderung menganggap pelajaran matematika kurang menarik dan sulit sehingga guru harus memberikan variasi dan inovasi melalui model pembelajaran yang inovatif bagi siswa. Rasa senang dapat menimbulkan keinginan kuat pada diri siswa untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan sebaik-baiknya. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2015:57) yang menyatakan bahwa

“rasa senang berkaitan dengan minat siswa terhadap pelajaran”. Kesulitan

(10)

1035 belajar menunjuk pada sekelompok

kesulitan yang dimanifestasikan dalam bentuk kesulitan yang nyata dalam kemahiran dan penggunaan kemampuan mendengarkan, bercakap-cakap, membaca, menulis, menalar, atau kemampuan dalam bidang matematika (Abdurrahman, 2010:7). Hal ini disebabkan karena siswa yang kurang memahmi konsep dan masih binggung dalam membedakan bangun ruang dan membuat jaring-jaring bangun ruang.

Berdasarkan permasalahan tersebut dipilihlah model pembelajaran Project Base Learning (PjBL) untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah terjadi peningkatan presentase hasil belajar siswa mencapai 80% dari skor maksimal 100%. Presentase peningkatan dari pra siklus ke siklus I menunjukan bahwa hasil belajar siswa menunjukan kenaikan sebesar 14,3% dari 28,6% menjadi 42,9%.

Pada siklus II presentase hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 42,9% menjadi 85,7

% pada siklus II meningkat sebesar 42,8%. Akan dijelaskan secara rinci

melalui table 4 dan gambar 2 sebagai berikut:

Tabel 4 Indikator kenaikan Hasil Belajar

Kategori (%)

Pra siklus 28,6

Siklus I 42,9

Siklus II 85,7

Gambar 2. Diagram peningkatan hasil belajar

Berdasarkan pembahasan diatas memperlihatkan bahwa melalui model pembelajaran Project Base Learning (PjBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran matematika kelas 5 di SDN Bukur 01.

D. Kesimpulan

Aktivitas guru dengan menerapkan model pembelajaran Project Base Learning (PjBL) terlihat adanya peningkatan. Dapat dilihat dari uraian hasil dan pembahasan bahwa kenaikan hasil belajar dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan yang

28,6 42,9

85,7

0 50 100

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Diagram Peningkatan

Hasil Belajar

(11)

1036 signifikan. Dengan menerapkan

model pembelajaran Project Base Learning (PjBL) dapat mengajak siswa untuk aktif, kreatif dan berpikir kritis sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Pembelajaran berbasis proyek juga mengajak siswa tidak hanya menghafal tapi juga mengalami secara langsung selama proses pengerjaan proyek berlangsung sehingga pembelajaran tidak monoton dan membosankan dan dapat meningkatkan antusiasme siswa dalam belajar matematika.

Berdasarkan dari penelitian yang telah dilaksanakan dapt disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Project Base Learning (PjBL) dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran matematika siswa kelas 5 SDN Bukur 01.yang dianggap perlu ataupun penelitian lanjutan yang relevan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2010.

Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:

Rineka Cipta.

Adony Natty, R., Kristin, F., Anugraheni, I., Kristen Satya Wacana, U., & Tengah, J.

(2019). PENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI

MODEL PEMBELAJARAN

PROJECT BASED LEARNING PADA SISWA SEKOLAH DASAR (Vol. 3, Issue 4).

https://jbasic.org/index.php/basi cedu

Arikunto, S., Suhardjono, dan Supardi. 2015. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Masniladevi, dkk. 2018. Instrumen Hots Matematika Bagi Mahasiswa PGSD. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Unversitas Riau.

Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran). Vol 2 No 6. ISSN Cetak: 2580-8435. ISSN Online:

2614-1337.

Mulyati, S. (2020). IMPLEMENTASI MODEL PROJECT BASED LEARNING PADA SISWA SD NEGERI 7 WONOGIRI (Vol. 2, Issue 2).

Nadirah, dkk. METODOLOGI PENELITIAN Kualitatif, Kuantitatif, Mix Method (Mengelola Penelitian Dengan Mendeley dan Nvivo). N.p., CV.

AZKA PUSTAKA, 2022.

Rustikkabu, 1 Tombekkan. (2014).

Pembelajaran Matematika Dasar bagi Anak Berkesulitan Belajar.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Slameto. 2015. Belajar dan Faktor- Faktor Yang Mempengaruhinya.

Jakarta: Rinneka Cipta.

Sukardi. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta. PT Bumi Aksara

Sukayati, 2008. Penelitian Tindakan Kelas di SD. Yogyakarta: Pusat

(12)

1037

Pengembangan dan

Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika

Tyas, Ni’mah Mulyaning. 2016.

Analisis Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Matematika Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang.

Semarang: Unversitas Negeri Semarang

Warsini SMP, T. N. (2019). Penerapan

Model PJBL Untuk

Meningkatkan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Ruang Sisi Datar Kelas VIII C SMP Negeri 4 Sumbang Semester 2 Tahun Pelajaran 2016/2017. In AlphaMath Journal of Mathematics Education (Vol. 5, Issue 1).

Zainil, Melva, dkk. (2019).

Mathematical Connection Of Elementary School Students To Solve Mathematical Problems.

Journal On Mathematics Education. ISSN 2087-8885 EISSN 2407-0610 Vol 10, No.1, January, Pp. 69-80.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) dapat disimpulkan bahwa penerapan model cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XII

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4 Sd.. Penerapan Model Pembelajaran Problem