• Tidak ada hasil yang ditemukan

Apakah Penerapan Alat Perga Manik-Manik dalam Model Pembelajaran dengan Cara Perseorangan dan Kelompok Kecil (PPKK) dapat Meningkatakan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Operasi Hitung Bilangan Bulat di Kelas V SDN 2 Tolai ? - Karya Tulis Ilmiah

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Apakah Penerapan Alat Perga Manik-Manik dalam Model Pembelajaran dengan Cara Perseorangan dan Kelompok Kecil (PPKK) dapat Meningkatakan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Operasi Hitung Bilangan Bulat di Kelas V SDN 2 Tolai ? - Karya Tulis Ilmiah"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

Berdasarkan uraian di atas, peneliti mencoba menggunakan alat peraga mutiara dalam model pembelajaran individu dan kelompok kecil (PPKK). Model pembelajaran dengan metode individu dan kelompok kecil (PPKK) terdiri dari lima tahapan pembelajaran, yaitu: 1) Pembukaan/perkenalan, 2) informasi, demonstrasi dan kegiatan individu, 3) informasi dan kegiatan kelompok, 4) kuis evaluasi dan 5) Kesimpulan (Jaeng, 2008: 69 ).

Tinjauan Materi Operasi Hitung Bilangan Bulat

Penjumlahan Bilangan Bulat Contoh

Setelah melalui proses join langsung di demo box, kini sudah ada 8 manik-manik bertanda negatif. Selanjutnya, kita dapat melepas manik-manik yang dipasangkan (yang netral) dan menempatkannya di kotak (tempat) demonstrasi yang lain.

Pengurangan Bilangan Bulat

Jika a dan b ialah nombor positif dan a kurang daripada b, maka sebelum mengasingkan sebilangan manik b yang bilangannya lebih besar daripada a, anda mesti terlebih dahulu menggabungkan beberapa manik neutral dalam set manik a, dan jumlahnya bergantung kepada di mana ramai yang hilang. mutiara untuk dipisahkan. Jika a dan b ialah nombor negatif dan a kurang daripada b, maka pisahkan terus sebilangan manik b daripada kumpulan manik yang sepadan dengan a.

Setting dan Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa kelas V SDN 2 Tolai dengan kualifikasi kemampuan rendah berdasarkan pretest dan hasil wawancara dengan guru kelas V SDN 2 Tolai untuk melihat perkembangannya. Dalam penelitian ini peneliti sebagai instrumen utama, berperan sebagai pemberi tindakan, pengamat, pengumpul data dan analisis data.

Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data

Lembar observasi guru bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan perangkat pembelajaran manik model PPKK. Lembar observasi siswa digunakan untuk mengetahui keaktifan siswa selama penerapan alat peraga dengan manik-manik pada model PPKK.

Teknik Analisis Data

Tahap – Tahap Penelitian

Aktiviti pada peringkat ini adalah melaksanakan pengajaran mengikut rancangan pengajaran yang menggunakan Prop Manik Model PPKK Asas Operasi Mengira Nombor Bulat di Kelas V SD Negeri 2 Tolai. Pemerhatian berlaku semasa tindakan, bagi memerhatikan aktiviti murid dan guru semasa pengaplikasian Prop Manik-Manik dalam Model PPKK. Hasil analisis data yang diperolehi dalam fasa refleksi digunakan sebagai rujukan untuk merancang tindakan selanjutnya.

Kriteria Keberhasilan Tindakan

Hasil Pra tindakan

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 2 Tolai, pada hari Jum'at tanggal 18 Juli 2008 peneliti menemui kepala sekolah dan guru kelas V SD Negeri 2 Tolai di desa Suli. Hasil pertemuan dengan kepala sekolah pada dasarnya menyetujui dan memberikan izin untuk melakukan penelitian di kelas V SD Negeri 2 Tolai, dengan menerapkan alat ajar mutiara pada model PPKK dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran operasi hitung bilangan bulat. di kelas V SD Negeri 2 Tolai. Sebelum melakukan operasi, peneliti melakukan tes awal untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam menyelesaikan operasi.

Dari tes awal peneliti memilih 4 mahasiswa sebagai subjek penelitian yaitu I Made Suarsana (S1), I Gusti Putu Irawan (S.2), Kadek Andre Wijaya (S3) dan I Gede Adi Purnawan (S4. Masing-masing memiliki rendah memiliki kemampuan). berdasarkan pre test dan wawancara dengan guru kelas 5 SD Negeri 2 Tolai. Berdasarkan hasil pre-test, peneliti membentuk delapan kelompok kecil yang membentuk kelompok berdasarkan tempat duduk terdekat.

Hasil Tindakan

Kuis (Tes Tindakan Akhir) diberikan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi penjumlahan bilangan bulat.Waktu yang digunakan adalah 25 menit. c) Fase terakhir. Berdasarkan tabel di atas nilai LKS individu (LKS-P) keempat mata pelajaran yaitu S1, S2 dan S3 mencapai skor 90, dengan daya serap individu mencapai 90%. Dari tabel di atas terlihat bahwa skor lembar kerja kelompok (LKS-K) keempat subjek penelitian yakni S1 mencapai skor 80 dengan daya serap individu mencapai 80%.

S3 mendapat skor 100, dengan daya serap individu mencapai 100% sedangkan S4 mendapat skor 75 dengan daya serap individu mencapai 75%. Hal ini menunjukkan bahwa keempat subjek penelitian saat mengerjakan LKS kelompok mencapai tingkat penyerapan rata-rata kelompok belajar individu mencapai 86,25%. Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai kuis evaluasi empat mata pelajaran yaitu S1 dan S2 mendapatkan nilai 78, dengan daya serap individu mencapai 78%.

Sedangkan untuk siswa secara keseluruhan, ketuntasan belajar klasikal siswa kelas V mencapai 75% dengan daya serap klasikal mencapai 75,41%.

Tabel 4.1 Skor perolehan subyek pada lembar kerja siswa perseorangan (LKS- (LKS-P) tindakan I.
Tabel 4.1 Skor perolehan subyek pada lembar kerja siswa perseorangan (LKS- (LKS-P) tindakan I.

Hasil Observasi

Dari hasil observasi tersebut, dihitung tingkat reliabilitasnya dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Grinell (Jaeng, 2005) yaitu PA = AAD X 100% PA = Proportion of Agreement A = Agreement D = Disagreement . Berdasarkan data observasi kedua observer menunjukkan bahwa secara umum semua aspek kegiatan belajar mengajar terlaksana dan kelas terkelola dengan baik (Part of Agreement R = 100%). Hasil observasi kedua observer menunjukkan bahwa aktivitas guru dalam penerapan alat peraga manik-manik model PPKK pada aktivitas individu dan aktivitas kelompok terlaksana dengan baik.

Sesuai dengan sintaks pengajaran model PPKK maka dapat dikatakan kegiatan guru telah berhasil. Berdasarkan pengamatan kedua observer, terhadap aktivitas siswa, penerapan alat peraga manik-manik pada model pembelajaran individu dan kelompok kecil (PPKK) pada aktivitas individu dan kelompok terwujud dengan baik, sesuai dengan sintaks pada model PPK. Berdasarkan hasil observasi dua orang observer, dilakukan aktivitas psikomotor subjek penelitian dalam penggunaan alat peraga.

Berdasarkan hasil observasi observer I dan observer II tentang aktivitas psikomotor subjek penelitian, kegiatan kelompok dalam penggunaan alat peraga dapat dilakukan dengan baik, sesuai dengan yang peneliti jelaskan di papan tulis.

Tabel 4.6 Hasil pengamatan aktivitas guru pada penerapan alat peraga manik- manik-manik dalam model pembelajaran dengan cara perseorangan dan  kelompok kecil (PPKK).
Tabel 4.6 Hasil pengamatan aktivitas guru pada penerapan alat peraga manik- manik-manik dalam model pembelajaran dengan cara perseorangan dan kelompok kecil (PPKK).

Hasil Wawancara Tindakan I

Setelah mencermati hasil tes tindakan akhir LKS-P, LKS-K dan LKP, guru (peneliti) melakukan wawancara pada hari Kamis tanggal 24 Juli 2008 pukul 08.00 s/d 09.00 dengan subyek penelitian. Semua siswa senang belajar dengan penerapan alat peraga model PPKK, karena memudahkan dan aktif dalam proses ini. Siswa senang mengerjakan LKS secara mandiri karena materi pertemuan dibagikan sebagai pedoman atau acuan dalam menyelesaikan soal.

Siswa senang mengerjakan lembar kerja kelompok karena dengan kerja kelompok siswa dapat berdiskusi dengan temannya dalam satu kelompok dan hasil dari setiap kelompok bisa sama.

Refleksi Hasil Tindakan I

Dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa, memberikan prosentase atau demonstrasi penerapan alat peraga manik-manik pada kain. Pengelolaan pembelajaran dengan menerapkan perangkat pembelajaran manik-manik pada model PPKK berjalan dengan baik, meskipun penguasaan kelas belum optimal, siswa terlihat masih bermain ketika guru (pemeriksa) sedang menjelaskan di papan tulis. Namun secara umum siswa senang belajar dengan menggunakan alat peraga manik-manik pada model PPKK.

Karena semua siswa terlibat langsung dan aktif dalam penggunaan alat peraga baik secara individu maupun kelompok. Sebelum mengerjakan LKS individu, siswa diminta untuk membuka handout dan siswa diharapkan memperhatikan guru (peneliti) dalam menyajikan/mendemonstrasikan materi dan cara kerja alat peraga manik-manik dalam mereduksi jumlah langkah demi langkah yang lengkap, kemudian siswa diminta mengerjakan lembar kerja individu secara mandiri. Untuk mengerjakan LKS dan LKP mengikuti cara atau langkah-langkah yang dijelaskan oleh guru (peneliti) dalam penggunaan alat peraga manik-manik dalam pengurangan bilangan bulat, sehingga hasil belajar siswa meningkat.

Berdasarkan hasil observasi dari observer I dan observer II menunjukkan bahwa aktivitas guru dalam menggunakan alat peraga mutiara model PPKK pada kegiatan individu dan kegiatan kelompok terlaksana dengan baik sesuai dengan sintaks pembelajaran model PPKK. Berdasarkan hasil observasi dua orang observer terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran menggunakan alat peraga mutiara pada model PPKK. Hasil observasi observer I dan observer II terhadap aktivitas psikomotorik subjek dalam kegiatan kelompok menggunakan alat peraga dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan yang telah peneliti jelaskan di papan tulis.

Hasil Wawancara Tindakan II

Data Penilaian Sikap

Berdasarkan tabel 4.20, hasil pengukuran sikap keempat subjek penelitian S1, S2, S3 dan S4 memperoleh skor dan 46 dengan kategori sikap terhadap pembelajaran matematika Tinggi. Sedangkan dari 24 siswa kelas V, 23 siswa termasuk kategori sikap tinggi terhadap matematika dan satu siswa termasuk kategori sikap sedang terhadap matematika. Karena subjek penelitian dan seluruh siswa kelas V memiliki sikap yang tinggi sehingga memperoleh hasil belajar yang cukup baik atau optimal.

Data Penilaian Minat

Berdasarkan tabel 4.22 dapat dikatakan bahwa hasil pengukuran minat peneliti tergolong tinggi karena rata-rata pengukuran minat keempat peneliti memperoleh skor 42,5 dengan kategori tinggi. Sedangkan untuk seluruh siswa kelas V SD Negeri 2 Tolai, dari 24 siswa, semua siswa dikategorikan memiliki minat belajar matematika tinggi atau 100%. Siswa yang masuk kategori memiliki minat belajar matematika sedang yaitu tidak ada atau 0% sedangkan untuk siswa yang memiliki minat belajar matematika rendah tidak ada atau 0%.

Jika dikaitkan dengan tes akhir tindakan siswa maka diperoleh hubungan bahwa siswa yang memiliki minat tinggi akan memiliki hasil belajar yang tinggi pula.

Tabel 4.21  Kategori Hasil Pengukuran Minat
Tabel 4.21 Kategori Hasil Pengukuran Minat

Data Penilian Diri Siswa

Refleksi Tindakan II

Hasil tes tindakan akhir siklus II siswa kelas V SD Negeri 2 Tolai menunjukkan daya serap kalsium 80,25% dan kesempurnaan klasikal 87,5%.

Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil yang diperoleh sesuai dengan yang terdapat pada tabel 4.1 halaman 35, bahwa subjek penelitian S1 S2 S3 dan S4 masing-masing mencapai individu dan daya serap 75%. Pada kegiatan individu ini keempat subjek tidak mencapai 100% karena keempat subjek tidak memahami soal. Setelah guru (peneliti) menyampaikan kepada subjek penelitian dan seluruh siswa untuk saling membantu agar nilai yang diperoleh maksimal.

Dalam kegiatan kuis evaluasi, subjek penelitian dan seluruh siswa mengikuti LKP dengan sungguh-sungguh hingga batas waktu yang ditentukan. 4 telah mencapai skor 100, namun secara keseluruhan keempat subjek penelitian telah mampu menyelesaikan LKS-P secara mandiri dan tepat waktu. Hasil yang diperoleh untuk tes tindakan akhir keempat subjek adalah S1 mencapai skor 78 dengan daya serap individu 78%, Magister mencapai skor 85 dengan daya serap individu.

Hal ini menunjukkan bahwa keempat subjek penelitian dan seluruh mahasiswa tahun kelima lulus dengan baik.

Perkembangan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil tabel 4.23 dapat disimpulkan bahwa penerapan alat manik perga dalam model pembelajaran dengan cara perorangan dan kelompok kecil (PPKK) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran operasi hitung bilangan bulat. di kelas V SD Negeri. 2 Tolai.

KESIMPULAN

SARAN

Dalam proses pembelajaran, guru harus mencari alternatif pembelajaran yang dapat melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa lebih aktif dalam belajar. Pembelajaran dengan metode interaksi multijalur menggunakan metode ekspositori pada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel di kelas X SMA Negeri 5 Palu. Meningkatkan kemampuan siswa kelas VIIG SMP Negeri 2 Palu dalam menyelesaikan soal operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan garis bilangan melalui pembelajaran kooperatif tipe Stad. Tesis belum dipublikasikan.

Sebagai upaya menuntaskan pembelajaran siswa dalam menyelesaikan sistem persamaan linier dua variabel di Kelas VIII B SMP Negeri 4 Sindue.

Gambar

Gambar 1  Diagram Alur Desain Penelitian
Tabel 4.1 Skor perolehan subyek pada lembar kerja siswa perseorangan (LKS- (LKS-P) tindakan I.
Tabel 4.2 Skor perolehan subyek pada lembar kerja siswa kelompok (LKS-K)  tindakan I.
Tabel 4.3 Skor perolehan subyek pada lembar kuis perseorangan (LKP)  tindakan I
+7

Referensi

Dokumen terkait

The study also recommended that the current women empowerment policy be reviewed to reflect the actual situation and that government should also establish a