• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Penerapan pendidikan karakter profil Pelajar Pancasila dalam Buku Bahasa Indonesia SMP kelas VII

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of Penerapan pendidikan karakter profil Pelajar Pancasila dalam Buku Bahasa Indonesia SMP kelas VII"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Available Online: https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/caraka

Penerapan pendidikan karakter profil Pelajar Pancasila dalam Buku Bahasa Indonesia SMP kelas VII

Nanda Dewi Saputri 1, a *, Desy Rufaidah 1, b, Regine Aguilar Principe 2, c

1 Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. Jl. Batikan UH-III/1043 Yogyakarta 55167, Indonesia

2 Famy National Integrated High School. Famy Municipality, Laguna Province, Philippines

a nndewisaputri@gmail.com; b desy.rufaidah@ustjogja.ac.id; c regine.aquilar@deped.gov.ph

* Corresponding Author

Received: 7 April 2023; Revised: 12 April 2023; Accepted: 2 June 2023

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan penerapan profil pelajar Pancasila (1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, (2) berkebhinekaan global, (3) bergotong royong, (4) mandiri, (5) bernalar kritis, (6) kreatif. Data dalam penelitian ini berupa kata, frasa, kalimat, paragraf, dan wacana yang menunjukkan penerapan profil pelajar Pancasila. Sumber data dalam penelitian ini berupa buku Bahasa Indonesia SMP kelas VII. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua dimensi kunci profil pelajar Pancasila diterapkan dalam buku Bahasa Indonesia SMP kelas VII. Penerapan profil pelajar Pancasila tercemin pada teks cerita, materi, penugasan, apersepsi, dan penutup pembelajaran.

Kata Kunci: Buku Teks, Profil Pelajar Pancasila, Penerapan

Implementation of character education profile of Pancasila Students in Indonesian Language Book of Junior High School

grade VII

Abstract: This study aims to describe and explain the application of Pancasila student profiles (1) have faith, fear of God Almighty, and have noble character, (2) global diversity, (3) work together, (4) independent, (5) critical reasoning, (6) creative. The data in this study are in the form of words, phrases, sentences, paragraphs, and discourses that show the application of the Pancasila student profile. The source of the data in this study was an Indonesian language book for grade VII junior high school. The results showed that all the key dimensions of the Pancasila student profile were applied in class VII Indonesian Middle School books. The application of Pancasila student profiles is reflected in story texts, materials, assignments, apperceptions, and closing lessons.

Keywords: Textbooks, Student Profiles of Pancasila, Application

How to Cite: Saputri, N. D., Rufaidah, D., & Principe, R. A. (2023). Penerapan pendidikan karakter profil Pelajar Pancasila dalam Buku Bahasa Indonesia SMP kelas VII. Caraka: Jurnal Ilmu Kebahasaan, Kesastraan, Dan Pembelajarannya, 9(2), 133–146.

https://doi.org/10.30738/caraka.v9i2.14649

PENDAHULUAN

Kurikulum Merdeka adalah terobosan yang membantu guru dan kepala sekolah mengubah proses belajar menjadi jauh lebih relevan, mendalam, dan menyenangkan.

Menurut Barlian dkk., (2022) Kurikulum Merdeka dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel, sekaligus berfokus pada materi esensial dan pengem- bangkan karakter dan kompetensi peserta didik. Di dalam Kurikulum Merdeka terdapat Profil Pelajar Pancasila yang merupakan upaya untuk terus menerapkan pendidikan karakter kepada peserta didik. Hal tersebut dapat menjadi solusi terhadap

(2)

dampak buruk merosotnya pendidikan karakter pada peserta didik akibat pandemi Covid-19.

Profil pelajar Pancasila merupakan salah satu pelaksanaan pelajar Indonesia yang secara terus menerus diharapkan dapat memiliki kemampuan secara global dan ber- watak sesuai dengan nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila. Pelajar Pancasila yang dimaksudkan adalah pelajar yang mampu menerapkan karakter dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan secara langsung dengan apa yang terkandung dalam sila- sila Pancasila (Kurniastuti dkk., 2022: 288).

Profil Pelajar Pancasila memiliki peranan yang sangat penting sebagai acuan utama yang mengarahkan kebijakan-kebijakan pendidikan termasuk menjadi acuan untuk para pendidik dalam membangun karakter serta kompetensi peserta didik. Menurut Kurniastuti dkk., (2022: 288) pentingnya profil pelajar Pancasila dibentuk yaitu dapat memberikan kemampuan kepada para siswa dalam berkarakter sesuai denga apa yang terkandung di dalam sila-sila Pancasila. Keberadaan profil pelajar Pancasila ini diharapkan berjalan dengan lancar dan terealisasi dengan baik sehingga menghasil- kan pelajar-pelajar Indonesia yang berakhlak mulia, memiliki kualitas yang dapat bersaing secara nasional maupun global, mampu bekerjasama dengan siapapun dan dimanapun, mandiri dalam melaksanakan tugasnya, memiliki nalar yang kritis, serta mempunyai ide-ide kreatif untuk dikembangkan (Kahfi, 2022: 139). Selain itu juga dengan adanya profil pelajar Pancasila dapat memberikan kemampuan kepada siswa untuk menyesuaikan diri terhadap karakter yang dibutuhkan sebagai seorang pelajar dalam memperbaiki diri dan belajar lebih mandiri.

Di dalam Profil Pelajar Pancasila, mempunyai enam dimensi kunci yang saling berkaitan sehingga mampu menguatkan upaya dalam mengembangkan Profil Pelajar Pancasila. Enam dimensi kunci tersebut, yaitu (1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, (2) berkebinekaan global, (3) bergotong royong, (4) mandiri, (5) bernalar kritis, (6) kreatif.

Pendidikan karakter memiliki peranan yang sangat penting dalam menjadikan peserta didik yang bermoral dan memiliki kepribadian yang unggul. Menurut Rochmiyati (2017: 2) pendidikan karakter merupakan sebuah pedagogi yang bertujuan agar setiap pribadi semakin menghayati personalitasnya, memahami bahwa kebebasannya dibatasi oleh kebebasan orang lain, semakin berkembang sebagai pri- badi maupun sebagai warganegara yang bebas dan bertanggung jawab, bahkan sam- pai pada tanggung jawab moral integritas atas kebersamaan hidup dengan orang lain di dunia dan dipertanggungjawabkannya kepada Tuhan. Karakter baik perlu diajar- kan, ditanamkan, dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat (Rufaidah dkk., 2021: 2). Terlebih ketika kita melihat kondisi peserta didik saat ini, masih banyak pendidikan karakter yang kurang tertanam di dalam individu setiap peserta didik sehingga masih banyak peserta didik yang kurang berkarakter, misalnya tidak jujur, bertanggung jawab, disiplin, saling menghargai, menghormati, bekerja keras, dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, adanya fenomena tersebut di dalam Kurikulum Merdeka ini kemendikbudristek menerapkan pendidikan karakter yang termuat di dalam Profil Pelajar Pancasila.

Pendidikan karakter Profil Pelajar Pancasila ini dapat diterapkan melalui berbagai cara. Salah satunya menerapkan pendidikan karakter Profil Pelajar Pancasila melalui buku teks Bahasa Indonesia. Menurut Rufaidah, dkk (2021: 1) buku teks merupakan

(3)

variabel penting dalam proses pembelajaran. Dalam buku teks, memuat materi yang dapat membantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran (Rochmiyati &

Rufaidah, 2018: 171). Materi-materi yang terdapat di dalam buku teks Bahasa Indo- nesia, memuat nilai-nilai pendidikan karakter yang juga memiliki peranan penting dalam menerapkan pendidikan karakter kepada peserta didik.

Melihat pentingnya Pendidikan Karakter bagi peserta didik sehingga nilai-nilai Pendidikan Karakter harus diterapkan melalui buku Bahasa Indonesia yang dibalut dalam enam dimensi Profil Pelajar Pancasila. Oleh karena itu, peneliti akan menelaah pendidikan karakter Profil Pelajar Pancasila yang terdapat di dalam buku Bahasa Indonesia kelas VII SMP.

METODE

Jenis penelitian ini yaitu penelitian deskriptif kualitatif dengan data berupa kata, frasa, kalimat, paragraf, dan wacana yang menunjukkan penerapan profil pelajar Pancasila yang tertuang dalam buku Bahasa Indonesia SMP kelas VII. Sumber data dalam penelitian ini berupa buku Bahasa Indonesia SMP kelas VII, instrumen yaitu peneliti itu sendiri dengan dibekali definisi operasional dan kartu data yang memuat indikator dari profil pelajar Pancasila. Teknik pengumpulan data menggunakan analisis dokumentasi yang dilakukan dengan teknik baca dan catat, teknik keabsahan data pada penelitian ini diawali dengan validasi instrumen yang dilakukan oleh ahli atau expert judgement. Selain expert judgement, keabsahan data juga dilakukan dengan teknik pemeriksaan teman sejawat melalui diskusi atau Focus Group Discussion (FGD).

Teknik analisis data menggunakan teknik analisis interaktif Miles dan Huberman dengan tiga tahapan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan/

verifikasi (Milles & Huberman, 2014: 16-19).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Profil Pelajar Pancasila diterapkan dalam buku Bahasa Indonesia SMP kelas VII meliputi (1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, (2) berkebhinekaan global, (3) bergotong royong, (4) mandiri, (5) bernalar kritis, dan (6) kreatif yang terdapat di dalam buku ajar Bahasa Indonesia SMP kelas VII.

Penerapan Profil Pelajar Pancasila terdapat pada setiap bab dalam buku Bahasa Indonesia SMP kelas VII. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Sebaran Penerapan Profil

No. Aspek PPP Bab

I II III IV V VI 1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan

berakhlak mulia X

2. Berkebhinekaan global X X X X

3. Bergotong royong

4. Mandiri

5. Bernalar Kritis

6. Kreatif

Keterangan: tanda (√) menunjukkan bahwa profil pelajar Pancasila diterapkan

tanda (x) menunjukkan bahwa profil pelajar Pancasila tidak diterapkan.

(4)

Penerapan Profil Pelajar Pancasila Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia

Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia merupakan landasan penting yang mendasari lima dimensi lainnya. Dengan berketuhanan, profil yang lain akan mudah dibentuk dan diterapkan dalam diri Pelajar Indonesia (Kurniasih, 2022: 77-78).

Berikut contoh penerapan profil pelajar Pancasila beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia.

(1) “Syukurlah. Ibu pergi dahulu, ya. Jangan lupa, antar adik-adikmu ke sekolah.”

(Halaman 50)

(2) “Ayah! Syukurlah!” Ivan segera tersadar dan memeluk ayahnya erat. (Halaman 51)

Kutipan (1) dan (2) yang terletak pada teks cerita yang berjudul “Bola-Bola Waktu”

menunjukkan penerapan profil pelajar Pancasila dimensi beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia yang mengajak peserta didik untuk selalu bersyukur atas segala keadaan dan nikmat yang telah Tuhan berikan kepada kita.

(3) Kami akan pergi segera setelah salat subuh. (Halaman 4)

(4) Sampai hari ini Mbaru Niang masih digunakan untuk berkumpul, melakukan ritual, dan berdo’a bersama setiap hari minggu pagi. (Halaman 25)

Kutipan (3) dan (4) menunjukkan penerapan profil pelajar Pancasila dimensi ber- iman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia. Kutipan (3) yang terletak di bagian teks cerita berjudul “Pantan Terong yang Instagramable” mengajak peserta didik untuk terbiasa melaksanakan ibadah sesuai dengan kepercayaannya.

Pada kutipan (3) mengajarkan untuk terbiasa melaksanakan ibadah wajib, yaitu me- laksanakan salat subuh terlebih dahulu sebelum pergi. Kutipan (4) yang terletak pada teks cerita berjudul “Jelajah Wae Rebo” mengajak peserta didik untuk terbiasa melak- sanakan ibadah secara rutin sesuai dengan kepercayaannya.

(5) Membawa bekal menjauhkan kalian dari ancaman boraks, formalin, dan zat berbahaya lainnya. Kalian mengurangi peluang masuk berita sebagai korban keracunan makanan. (Halaman 74)

(6) Selain makanan, kegiatan fisik juga baik untuk melatih kelenturan dan sta- mina tubuh. Bacalah dan amati gambar di bawah ini, ya. (Halaman 78)

Kutipan (5) dan (6) menunjukkan penerapan profil pelajar Pancasila dimensi ber- iman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia. Kutipan (5) yang terletak pada materi gambar 3.3 Lebih Baik Bawa Bekal yang mengajak kepada peserta didik untuk bisa merawat dirinya, salah satunya dengan membawa bekal sendiri ke sekolah karena dengan membawa bekal sendiri akan menjauhkan peserta didik dari penyakit dan bahaya yang dapat merusak fisiknya. Kutipan (6) yang terletak pada teks materi yang berjudul “Tetap Rileks Saat di Kelas” yang mengajak kepada peserta didik untuk selalu menjaga tubuhnya dengan melakukan kegiatan-kegiatan fisik yang dapat menjaga tubuhnya supaya tetap sehat.

(5)

(7) Itam mengamati Cik Lam yang kini diam terus memperbaiki jala. Perlahan Itam mendekati Cik Lam dan meraih ujung jala. “Aku boleh bantu, Cik Lam?”

tanya Itam. (Halaman 145)

Kutipan (7) yang terletak pada teks cerita yang berjudul “Itam dan U” menunjuk- kan penerapan profil pelajar Pancasila dimensi beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia. Kutipan (7) mengajak kepada peserta didik untuk selalu memiliki rasa empati kepada orang lain, salah satu contohnya yaitu ketika kita sedang melihat orang lain kesulitan, kita harus peduli, menawarkan bantu- an, dan membantu orang tersebut dengan ikhlas dan senang hati.

(8) Aktivitas kepedulian terhadap lingkungan tersebut bermula dari keresahan mahasiswa Ilmu Kelautan Undip terhadap kerusakan ekosistem mangrove di Teluk Awur, Jepara yang menjadi tempat praktik dan penelitian mata kuliah mereka. Mereka tidak ingin hanya meresahkan sesuatu. Mereka ingin melakukan tindakan nyata. (Halaman 105)

(9) Belajar tentang mangrove dan ikut andil dalam pelestarian dan konservasi mangrove yang sekarang ini sudah rusak parah menjadi alasan mahasiswa Ilmu Kelautan 2014 bergabung dengan KeSeMat. (Halaman 106)

Kutipan (8) dan (9) yang terletak pada teks berita berjudul “Gerakan Pasukan Muda Pelindung Bumi” menunjukkan penerapan profil pelajar Pancasila dimensi beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia. Kutipan tersebut mengajak peserta didik untuk dapat memahami dan mengidentifikasi berbagai sebab yang dapat memberikan dampak baik atau buruk, langsung atau tidak langsung, ter- hadap alam semesta. Selain itu, kutipan (8) dan (9) juga mengajak peserta didik untuk dapat mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di lingkungan hidup sekitarnya dan melakukan hal-hal konret yang dapat dilakukan untuk menghindari kerusakan dan menjaga keharmonisan ekosistem di lingkungan alam sekitarnya.

Pada kutipan (8) mereka menyadari akan adanya kerusakan ekosistem bumi dan mereka mencoba untuk melakukan tindakan nyata yang dapat menghindari kerusak- an ekosistem bumi. Kutipan (9) mereka dapat mengidentifikasi masalah yang terjadi di lingkungan alam sekitarnya, yaitu ekosistem mangrove yang sudah rusak parah dan mereka memulai melakukan langkah-langkah konkret yang dapat menjaga eko- sistem bumi supaya tidak rusak.

(10) Mereka melakukan aksi nyata dengan cara menanam mangrove di pinggir pantai, memunguti sampah gunung, sampai program reuse, reduce, recycle.

Kalian pun dapat melakukan hal yang sama dengan mereka. (Halaman 103) (11) Selain aksi nyata dengan terjun ke lapangan dan memunguti sampah para

pendaki, untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya tidak membuang sampah sembarangan di gunung, komunitas ini juga melakukan berbagai kegiatan seperti Jambore Sispala bersama para pencinta alam. (Halaman 107) Kutipan (10) dan (11) menunjukkan penerapan profil pelajar Pancasila dimensi beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia. Kutipan (10) dan (11) yang terdapat pada teks berita yang berjudul “Gerakan Pasukan Muda Pelin- dung Bumi” mengajak peserta didik untuk selalu menjaga lingkungan alam sekitar dan tidak melakukan sesuatu yang dapat merusak alam sekitar. Menjaga lingkungan

(6)

alam sekitar yang dapat dilakukan dari hal-hal kecil, misalnya dengan membuang sampah pada tempatnya, membantu membersihkan atau memunguti sampah yang tergeletak sembarangan.

Penerapan profil pelajar Pancasila dimensi beriman, bertakwa kepada Ruhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia yang terdapat di dalam buku teks Bahasa Indonesia SMP kelas VII, yaitu berupa memiliki rasa syukur atas segala keadaan dan nikmat yang diberikan oleh Tuhan, melaksanakan ibadah sesuai dengaan kepercaannya, mampu merawat dan menjaga tubuhnya, memiliki rasa empati, menyadari dan meng- identifikasi masalah yang terjadi di lingkungan alam sekitarnya serta melakukan aksi nyata yang dapat menjaga lingkungan dari kerusakan. Dimensi beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia dapat melatih peserta didik untuk mampu memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemaham tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Penerapan Profil Pelajar Pancasila Berkebhinekaan Global

Berkebhinekaan global merupakan suatu rasa menghargai terhadap keberagaman dan bertoleransi terhadap perbedaan, tanpa merasa dihakimi atau sebaliknya tanpa merasa menghakimi. Konsep ini juga menghadirkan rasa rendah hati secara budaya bahwa tidak merasa diri dan kelompoknya lebih baik dari kelompok lain (Kurniasih, 2022: 79). Berikut contoh penerapan profil pelajar Pancasila berkebhinekaan global

(1) Membaca karya sastra memperluas wawasan kalian tentang budaya Indone- sia. Kita pun memiliki warisan turun temurun berupa cerita rakyat dan puisi rakyat. Masyarakat Indonesia telah mengenal puisi sejak lama. (Halaman 38) (2) “Nah, mungkin kakak, Bapak/Ibu bertanya-tanya, ‘Mbaru Niang itu apa, ya?’

Bapak/Ibu lihat rumah-rumah yang ada di depan kita ini? Ya. Ini adalah rumah tradisional khas Manggarai. Mbaru artinya rumah, dan Niang artinya tinggi dan bulat. Coba, kita perhatikan. Di depan kita ini ada tujuh Mbaru Niang berbentuk kerucut dan tinggi yang hampir sama. Ada yang tahu mengapa jumlahnya tujuh? Ya! Angka tujuh menunjukkan kepada tujuh arah gunung di sekitar desa yang dipercaya sebagai pelindung desa. Ini menunjukkan bahwa masyarakat di sini sangat menghormati leluhur dengan melestarikan budaya. (Halaman 23)

Kutipan (1) dan (2) menunjukkan penerapan profil pelajar Pancasila dimensi berkebhinekaan global. Kutipan (1) yang terletak pada pengantar pembelajaran mengajak kepada peserta didik untuk terus belajar dan mendalami budayanya, misalnya dengan membaca karya sastra dapat memperluas wawasan siswa tentang budaya Indonesia dan siswa juga dapat menemukan identitas dari budaya tersebut yang harus selalu dilestarikan. Kutipan (2) yang terdapat pada teks cerita berjudul

“Jelajah Wae Rebo” mengajak peserta didik untuk dapat mendalami budaya dan identitas budaya dengan menunjukkan rasa hormat terhadap budaya dari leluhur dan ikut andil dalam melestarikan budaya tersebut.

Penerapan profil pelajar Pancasila dimensi berkebhinekaan global yang terdapat pada buku Bahasa Indonesia SMP kelas VII, yaitu berkebhinekaan global yang berupa mendalami budaya dan mengenal identitas budaya dengan menunjukkan rasa hormat terhadap budaya dari leluhur serta ikut andil dalam melestarikan budaya tersebut.

(7)

Budaya yang diajarkan, yaitu budaya lokal sehingga mampu menguatkan peserta didik dalam mempertahankan budaya luhur. Dimensi berkebhinekaan global dapat melatih peserta didik untuk mampu mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya budaya baru yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa.

Penerapan Profil Pelajar Pancasila Bergotong Royong

Profil atau dimensi bergotong royong adalah pelajar Pancasila yang gemar melaku- kan gotong royong dengan melakukan kolaborasi, memiliki kepedulian tinggi, dan berbagi dengan sesama. Selain itu juga memiliki kemampuan untuk melakukan kegi- atan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat ber- jalan lancar, mudah, dan ringan. Bersamaan dengan profil ini, pelajar Pancasila harus memiliki kemampuan bekerjasama, yaitu kompetensi dalam melaksanakan kegiatan dengan tulus dan ikhlas sehingga kegiatan yang dilaksanakan dapat terlaksana dengan lancar, mudah, dan ringan (Kurniasih, 2022: 80). Berikut contoh penerapan profil pelajar Pancasila bergotong royong

(1) Bacalah kembali Tabel Perbandingan Puisi yang telah kalian isi, lalu diskusikan pertanyaan berikut dengan teman kalian. (Halaman 42)

(2) Diskusikan dengan teman dan guru kalian!

1. Apakah maksud kalimat pembuka Potensi timah yang terkandung Negeri Serumpun Sebalai menjadi anugerah sekaligus petaka? Ceritakan dalam bahasamu sendiri!

2. Fakta apa saja yang disajikan pada paragraf pertama yang mendukung kali- mat pembuka di atas?

3. Selain fakta berupa teks, fakta berupa gambar apa saja yang disajikan untuk mendukung kalimat tersebut?

4. Menilik transkrip berita di atas, fitur apa saja yang digunakan oleh media televisi untuk menyajikan informasi? Mengapa berita yang disajikan dalam media ini disebut berita audiovisual? (Halaman 116)

Kutipan (1) dan (2) menunjukkan penerapan profil pelajar Pancasila dimensi ber- gotong royong. Kutipan (1) yang terdapat pada kegiatan 2: Mengidentifikasi Tujuan Cerita Rakyat dan kutipan (2) yang terdapat pada penugasan, mengajak kepada peserta didik untuk saling berkolaborasi dan melakukan kerja sama dengan saling berdiskusi dan mengerjakan tugas bersama dengan teman. Melakukan kegiatan secara bersama-sama akan melatih peserta didik untuk dapat menyampaikan gagasannya, berpendapat, dan saling menghargai pendapat temannya di dalam kelompok tersebut.

(3) Sebelum pulang, ibuku membeli suvenir yang berbentuk kopi gayo. Katanya, kita harus membantu perajin lokal. Nah, tunggu apalagi? Dengan mengunjungi Pantan Terong, kalian pun ikut mempromosikan wisata dan kerajinan lokal.

(Halaman 5)

Kutipan (3) menunjukkan penerapan profil pelajar pancasila dimensi bergotong royong. Kutipan (3) memberikan contoh kepada peserta didik untuk menyadari bah-

(8)

wa meskipun setiap orang memiliki onotominya masing-masing, namun sebagai makhluk sosial sudah pasti akan saling membutuhkan dalam memenuhi kebutuhan- nya, terutama memiliki rasa saling ketergantungan positif. Kutipan (3) yang terletak pada teks cerita yang berjudul “Pantan Terong yang Instagramable” menggambarkan kepada peserta didik bahwa setiap manusia harus memiliki rasa saling ketergantung- an positif, misalnya dengan membantu melariskan dagangan orang lain, selain kita membantu orang tersebut, kita juga mendapatkan keuntungan dengan mendapatkan barang-barang bagus yang dijualnya.

(4) Jika mengalami kesulitan, kalian dapat mendiskusikannya dengan guru dan teman-teman! (Halaman 2)

Kutipan (4) menunjukkan penerapan profil pelajar pancasila dimensi bergotong royong. Kutipan (4) yang terletak pada apersepsi mengajak peserta didik supaya mampu menyelaraskan segala hal ketika sedang bekerja kelompok dan saling berkoordinasi mengenai kesulitan yang dialaminya untuk mencapai tujuan bersama.

(5) Tenanglah, Mao … kau hanya perlu terus berusaha. Kau bisa jadi peri makan- an yang unik, lho. (Halaman 55)

(6) Teman-teman Emas merasa kagum dan bangga. Kini Emas tak pernah sendirian lagi. Ia memiliki banyak teman. (Halaman 62)

Kutipan (5) dan (6) menunjukkan penerapan profil pelajar Pancasila dimensi bergo- tong royong. Kutipan (5) yang terdapat pada cerita komik berjudul “Kue-Kue Mao”

mengajak peserta didik untuk peduli dan tanggap terhadap lingkungan sekitar, ter- masuk peka dan peduli terhadap temannya. Pada kutipan tersebut teman Mao memberikan semangat kepada Mao yang mulai putus asa dan mengapresiasi kepada Mao bahwa dirinya pasti bisa menjadi sesuatu yang hebat. Kutipan (6) yang terdapat pada cerita komik berjudul “Keberanian Emas” mengajak peserta didik untuk selalu peduli salah satunya peduli terhadap temannya. Emas yang selama ini tidak memiliki teman, namun sekarang temen-teman Emas sudah tanggap dan peduli terhadap Emas dan mau menemaninya, sehingga kini Emas sudah tidak sendiri lagi.

(7) “Siapa bilang? Ini ayam bakar untukmu. Terima kasih sudah membantuku selalu.” (Halaman 56)

Kutipan (7) yang terdapat pada cerita komik berjudul “Kue-Kue Mao” menunjuk- kan penerapan profil pelajar Pancasila dimensi bergotong royong. Kutipan tersebut mengajak peserta didik untuk mengenali dan memahami berbagai reaksi orang lain di sekitarnya. Pada kutipan tersebut Mao bereaksi dengan memberikan ayam bakar kepada temannya karena temannya sudah selalu membantu Mao.

(8) Bawalah bekal makanan berlebih untuk dibagi kepada teman-teman kalian.

Dengan begitu, kalian akan mendapatkan banyak teman. (Halaman 74)

(9) Keesokan harinya, dengan sebuah tas besar Itam membawa semua gasing itu ke rumah pengungsian. “Ini untuk kalian,” ujar Itam sambil menuangkan isi tas.

“HOREEEEE!” anak-anak bersorak-sorai. “Aku mau yang kuning,” kata seorang anak perempuan. “Yang ini untukku!” seorang anak kecil mungil menyabet gasing totol-totol merah. (Halaman 147)

(9)

Kutipan (8) dan (9) menunjukkan penerapan profil pelajar Pancasila dimensi ber- gotong royong. Kutipan (8) yang terletak pada Gambar 3.3 Lebih Baik Bawa Bekal dan kutipan (9) yang terletak pada teks cerita berjudul “Itam dan U” mengajak peserta didik untuk mulai membiasakan diri dengan berbagi kepada orang-orang di sekitarnya. Berbagi merupakan hal yang baik dan memberikan banyak manfaat baik yang memberi maupun yang diberi.

Penerapan profil pelajar Pancasila dimensi bergotong royong yang diterapkan pada buku Bahasa Indonesia SMP kelas VII, yaitu bergotong royong yang berupa saling berkolaborasi dan melakukan kerja sama, saling ketergantungan positif, peduli terha- dap orang lain, mengenali dan memahami berbagai reaksi orang lain disekitarnya, dan membiasakan diri untuk berbagi kepada orang-orang disekitarnya. Dimensi bergo- tong royong mampu melatih peserta didik untuk dapat melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela supaya kegiatan yang dilakukan dapat berjalan de- ngan lancar, mudah, dan ringan, menyadari bahwa meskipun setiap orang membu- tuhkan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya dan perlunya saling membantu serta berbagi.

Penerapan Profil Pelajar Pancasila Mandiri

Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang memiliki prakarsa atas pengembangan diri dan prestasinya dengan didasari pada pengenalan akan ke- kuatan maupun keterbatasan dirinya serta situasi yang dihadapi, dan bertanggungja- wab atas proses dan hasilnya (Irawati dkk., 2022: 1234).

Berikut contoh penerapan profil pelajar Pancasila mandiri

(1) Namaku Mao. Setelah berusaha keras, akhirnya aku diterima di sekolah Peri Juara. (Halaman 54)

Kutipan (1) yang terletak pada cerita komik berjudul “Kue-Kue Mao” menunjukkan penerapan profil pelajar Pancasila dimensi mandiri. Kutipan (1) mengajak peserta didik untuk mengenali kualitas dan minat diri serta tantangan yang dihadapi. Kutipan tersebut menggambarkan Mao yang menghadapi berbagai tantangan, namun akhir- nya Mao bisa menghadapinya dan diterima di sekolah peri juara setelah berusaha dengan keras.

(2) Selamat! Kalian sudah mempelajari Bab II. Tentu banyak hal yang sudah kalian pelajari. Tandai kegiatan yang sudah kalian lakukan atau pengetahuan yang kalian pahami dengan tanda centang, ya. (Halaman 67)

(3) Selamat! Kalian sudah mempelajari Bab III. Tentu banyak yang sudah kalian pelajari. Tandai kegiatan yang sudah kalian lakukan atau pengetahuan yang kalian pahami dengan tanda centang, ya. (Halaman 99)

Kutipan (2) dan (3) menunjukkan penerapan profil pelajar Pancasila dimensi man- diri. Kutipan (2) dan (3) yang terdapat pada penutup pembelajaran memberikan contoh kepada peserta didik untuk selalu mengembangkan refleksi diri. Kutipan (2) dan (3) menggambarkan bahwa peserta didik melakukan refleksi untuk mengidentifi- kasi kekuatan dan kelemahan, serta prestasi dirinya dengan mengisi tabel refleksi tersebut.

(10)

(4) Sambil menyeka matanya, Itam berjalan menuju pantai untuk menemui U. Dia menyandarkan pipinya ke batang U. “Terima kasih telah ada untukku,” kata Itam kepada U. “Terima kasih telah mengawasi Mama, Papa, dan Micel.” Itam memeluk pohon itu. “Aku mungkin tidak akan datang menemuimu setiap hari sekarang, U. Aku mungkin sibuk dengan hal-hal lain.” (Halaman 147)

Kutipan (4) yang terdapat pada teks cerita berjudul “Itam dan U” menunjukkan profil pelajar Pancasila dimensi mandiri. Kutipan (4) mengajak peserta didik untuk dapat mengenali emosi yang dirasakan dan situasi yang menyebabkannya serta mulai belajar untuk mengekspresikan emosi tersebut secara wajar. Pada kutipan (4) meng- gambarkan seorang yang bernama Itam yang telah kehilangan Bapak, Ibu, serta Adik- nya akibat bencana yang melandanya. Itam selalu menemui pohon U dan bertanya- tanya tentang keberadaan keluarganya yang belum juga ditemukan, Itam pun merasa sedih, kecewa, serta emosi yang juga diluapkan kepada pohon U tersebut. Namun, kini Itam sudah sadar dan dapat mengendalikan emosinya. Itam sudah tidak akan lagi menemui pohon U, melainkan Itam akan melakukan hal-hal lain yang bermanfaat.

(5) Ivan mengambil selembar kertas, lalu segera menggambar sebuah kotak berisi aneka kue cantik. “Camilan Cantik Akhir Minggu,” begitu Ivan memberi judul gambar tersebut. Di bagian bawah gambar, Ivan menulis, “Untuk pemesanan, hubungi Ivan – kelas VII B. (Halaman 52)

Kutipan (5) menunjukkan penerapan profil pelajar pancasila dimensi mandiri.

Kutipan (5) yang terletak pada teks cerita berjudul “Bola-Bola Waktu” mengajak peserta didik untuk dapat berinisiatif dan bekerja secara mandiri. Pada kutipan (5) Ivan berinisiatif untuk menggambar sebuah kotak berisi kue cantik dan menuliskan- nya dengan “Camilan Cantik Akhir Minggu”. Selain itu, di bagian bawah gambar, Ivan menulis, “Untuk pemesanan, hubungi Ivan – kelas VII B”. Inisiatif tersebut, dapat membuat pelanggannya semakin tertarik dengan dagangannya dan dengan inisiatif Ivan yang menulis “Untuk pemesanan, hubungi Ivan – kelas VII B” juga dapat memu- dahkan pelanggan jika ingin memesan kue karena pelanggan bisa langsung menghu- bungi nomor Ivan yang tertera pada kotak kue.

(6) Namun, ia bertekad untuk percaya. Dengan penuh keberanian, ia bermaksud untuk mengalahkan raksasa. (Halaman 59)

(7) “Tidak! Aku tak mau menyerah! Aku tak mau pulang bersama Cik Lam.” Itam berteriak dan berlari menjauh. Dia berlari menuju pantai. (Halaman 143)

Kutipan (6) dan kutipan (7) menunjukkan penerapan profil pelajar Pancasila dimensi mandiri. Kutipan (6) yang terdapat pada cerita komik berjudul “Keberanian Emas” mengajak peserta didik untuk berani mencoba dan tidak mudah menyerah ketika mendapatkan suatu tantangan. Kutipan (7) yang terdapat pada teks cerita berjudul “Itam dan U” memberikan contoh kepada peserta didik untuk tidak mudah menyerah dan terus berusaha ketika upaya sebelumnya tidak berhasil.

Penerapan profil pelajar Pancasila dimensi mandiri yang diterapkan pada buku Bahasa Indonesia SMP kelas VII, yaitu mandiri yang berupa mengenali kualitas dan minat diri serta tantangan yang dihadapi, mengembangkan refleksi diri, mengenali emosi yang dirasakan dan situasi yang menyebabkannya serta mulai belajar untuk mengekspresikan emosi tersebut secara wajar, berinisiatif dan bekerja secara mandiri,

(11)

dan berani mencoba serta tidak mudah menyerah. Dimensi mandiri mampu melatih peserta didik untuk dapat bertanggung jawab atas segala proses dan hasil belajarnya.

Penerapan Profil Pelajar Pancasila Bernalar Kritis

Pelajar Indonesia yang bernalar kritis berpikir secara objektif, sistematik, dan sain- tifik dengan mempertimbangkan berbagai aspek berdasarkan data dan fakta yang mendukung, sehingga dapat membuat keputusan yang tepat dan berkontribusi me- mecahkan masalah dalam kehidupan, serta terbuka dengan penemuan baru. Untuk bernalar kritis, pelajar Indonesia perlu memperoleh dan memproses informasi serta gagasan dengan baik, lalu menganalisa dan mengevaluasinya kemudian merefleksi- kan pemikiran dan proses berpikirnya (Kurniasih, 2022: 80). Berikut contoh penerapan profil pelajar Pancasila bernalar kritis

(1) Sekarang bacalah teks biografi singkat tentang B.J Habibie berikut dan paparkan tanggapan kalian kepada teman. (Halaman 165)

(2) Sekarang kalian akan membandingkan surat pembaca di atas dengan surat res- mi yang telah kalian dapatkan dengan melengkapi unsur-unsurnya pada tabel di bawah ini. Setelah selesai, berdiskusilah dengan teman sebangku. Nyatakan pendapat kalian dengan jelas dan santun. (Halaman 184)

Kutipan (1) dan (2) menunjukkan penerapan profil pelajar pancasila dimensi bernalar kritis. Kutipan (1) yang terletak pada kegiatan 8: Menyajikan Tanggapan secara Lisan dengan Efektif dan Santun dan kutipan (2) yang terletak pada kegiatan 5:

Mencermati Isi Surat Pembaca mengajak peserta didik untuk bisa memberikan atau mengajukan tanggapan dan gagasannya secara baik dan santun.

(3) Kedua pamflet di atas sama-sama menyajikan informasi tentang wisata alam.

Namun, penyajian gambar, tata letak, dan warnanya tentu berbeda. Bandingkan kedua pamflet di atas dan bandingkan pendapatmu dengan teman. (Halaman 19)

(4) Kegiatan 5:

Mengidentifikasi Unsur Berita di Berbagai Media

Tuliskan ulang judul dan simpulkan teras dan isi berita dalam ketiga teks berita cetak, digital, dan audiovisual di atas dengan Bahasa kalian sendiri. (Halaman 119)

Kutipan (3) dan kutipan (4) menunjukkan penerapan profil pelajar Pancasila dimensi bernalar kritis. Kutipan (3) yang terdapat pada Kegiatan 6: Menilai Pamflet Wisata mengajak peserta didik untuk bisa mencoba membandingkan berbagai infor- masi dari berbagai sumber, yaitu kedua pamflet yang dibandingkan tersebut. Selain itu, peserta didik juga diajak untuk bisa membandingkan pendapatnya sendiri dengan pendapat temannya, siswa belajar untuk mengolah informasi yang didapatkan dari berbagai sumber. Kutipan (4) yang terdapat pada Kegiatan 5: Mengidentifikasi Unsur Berita di Berbagai Media mengajak peserta didik untuk belajar mengidentifikasi dan mengolah informasi dari berbagai sumber.

Penerapan profil pelajar Pancasila dimensi bernalar kritis yang diterapkan di dalam buku Bahasa Indonesia SMP kelas VII, yaitu berupa mengajukan gagasan dan tang- gapanya, serta bernalar kritis dalam membandingkan, mengidentifikasi, dan meng- olah informasi dari berbagai sumber. Dimensi bernalar kritis dapat melatih peserta

(12)

didik untuk mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya.

Penerapan Profil Pelajar Pancasila Kreatif

Profil pelajar kreatif ini merupakan pelajar Pancasila yang bisa menghasilkan gagasan, karya, dan tindakan yang orisinal. Mereka juga memiliki keluwesan dalam berpikir dalam mencari altenatif solusi permasalahan. Selain itu ia juga mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dan berdampak bagi banyak orang (Kurniasih, 2022: 81). Berikut contoh penerapan profil pelajar Pancasila kreatif

(1) Bacalah kembali teks puisi “Tembang Kinanthi”. Puisi tersebut bergenre fantasi.

Apabila puisi tersebut dikembangkan menjadi sebuah cerita, kira-kira akan seperti apa ceritannya?

Pertama-tama, kalian akan mengembangkan tokoh-tokoh dalam puisi tersebut, misalnya seperti berikut ini.

1. Apakah Anoman seorang manusia atau makhluk gaib?

2. Apakah ia memiliki kekuatan gaib?

3. Apa yang sedang ia lakukan di atas pohon nagasari? (Halaman 48)

Kutipan (1) menunjukkan penerapan profil pelajar pancasila dimensi kreatif. Kutip- an (1) yang terletak pada Kegiatan 5: Mengidentifikasi Alur dalam Cerita Fantasi melatih peserta didik supaya dapat mengembangkan gagasan kreatifnya dengan mengembangkan puisi menjadi sebuah cerita. Dengan kegiatan tersebut peserta didik dapat menghasilkan gagasannya yang orinisil dengan puisi yang dikembangkan ke dalam sebuah cerita.

(2) Setiba di rumah, ia pun segera menuliskan pengalamannya ini di blognya.

(Halaman 3) (3) Kegiatan 8a:

Menulis Berita

Kalian telah mempelajari beberapa jenis bacaan berita, unsur-unsurnya, dan cara mengenali berita palsu. Kali ini giliran kalian berlatih menulis sebuah bacaan berita. Ikuti langkah-langkah untuk menyusun dan menuliskan sebuah berita berikut ini. (Halaman 129)

Kutipan (2) dan (3) menunjukkan penerapan profil pelajar Pancasila dimensi kreatif. Kutipan (2) yang terdapat pada teks cerita berjudul “Pantang Terong yang Instagramable” memberikan contoh kepada peserta didik untuk dapat mengeksplorasi dan mengekspresikan pikiran atau perasaanya dalam bentuk sebuah karya. Pada kutipan (2) menggambarkan seorang Rafa yang dapat mengekspresikan perasaanya ketika menikmati liburan di Pantang Terong ke dalam sebuah karya berupa blog.

Kutipan (3) yang terdapat pada Kegiatan 8a: Menulis Berita mengajak peserta didik untuk belajar mengeksplorasi beberapa sumber informasi dan mulai mengekspresi- kan pikiran atau perasaanya dalam sebuah karya, seperti pada kutipan tersebut peserta didik setelah membaca berbagai sumber berita kemudian mulai mencoba mengekspresikannya dengan menghasilkan karya orisinal berupa berita.

(13)

(4) Bacalah kembali teks “Situs Masalah” dengan saksama dan bayangkan kalian adalah salah satu murid di SMP Citra Cemerlang. Apa pendapat yang akan kalian tuliskan untuk membantu masalah penampilan tanpanama_ X13B?

Apakah kalian akan menyarankan drama atau menyanyi? Berikan alasan kalian dan jangan lupa, buat nama samaran kalian, ya! Jangan lupa juga untuk menyatakan pendapat kalian dengan santun sebagaimana dibahas pada kegiatan 7. (Halaman 199)

(5) Pada kegiatan menulis, kalian telah membuat nama samaran dan mencoba memberikan saran terhadap masalah tanpanama_X13B? Sekarang bayangkan- lah kalian menjadi tanpanama_X13B yang akan membuat keputusan tentang penampilan kalian di panggung sekolah. Kalian akan memilih saran penang- gap dengan mempertimbangkan saran yang sesuai dengan situasi yang kalian hadapi. Salah satu cara untuk memilih saran adalah dengan memilah fakta dan opini dari saran tersebut. (Halaman 200)

Kutipan (4) dan kutipan (5) meunjukkan penerapan profil pelajar Pancasila dimensi kreatif. Kutipan (4) yang terletak pada Kegiatan 10: Mengidentifikasi Fakta dan Opini di Ruang Bincang mengajak peserta didik untuk belajar mencari solusi altenatif dan mengidentifikasi suatu permasalahan untuk menghadapi dan menyelesaikan perma- salahan yang dihadapi tersebut. Kutipan (5) yang terletak pada Kegiatan 10:

Mengidentifikasi Fakta dan Opini di Ruang Bincang mengajak peserta didik untuk dapat mengidentifikasi gagasan-gagasan kreatif dan membandingkan berbagai saran altenatif tersebut kemudian memilih saran solusi permasalahan yang dapat diguna- kan untuk menghadapi suatu permasalahan tersebut.

Penerapan profil pelajar Pancasila dimensi kreatif yang diterapkan di dalam buku bahasa Indonesia SMP kelas VII, yaitu kreatif yang berupa menghasilkan sebuah karya dari mengekspresikan pikiran dan perasaannya. Serta mengembangkan gagas- an kreatifnya menjadi sebuah karya. Selain itu, kreatif yang diterapkan di dalam buku Bahasa Indonesia SMP kelas VII juga berupa keluwesan berpikir dalam mecari solusi untuk memecahkan masalah yang dialaminya. Dimensi kreatif dapat melatih peserta didik untuk mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak.

SIMPULAN

Semua dimensi profil pelajar Pancasila sudah diterapkan dalam buku ajar Bahasa Indonesia SMP kelas VII. Penerapan profil pelajar Pancasila dimensi beriman, bertak- wa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia dalam buku teks Bahasa Indonesia SMP kelas VII telah diterapkan pada bab I, II, III, IV, dan V. Penerapan profil pelajar Pancasila dimensi berkebhiekaan global dalam buku teks Bahasa Indonesia SMP kelas VII telah diterapkan pada bab I dan II. Penerapan profil pelajar Pancasila dimensi bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif dalam buku ajar Bahasa Indonesia SMP kelas VII telah diterapkan pada semua bab.

Profil pelajar Pancasila yang lebih banyak muncul, yaitu dimensi bergotong royong dan yang lebih sedikit muncul, yaitu dimensi berkebhinekaan global. Penerapan profil pelajar Pancasila yang terdapat dalam buku ajar Bahasa Indonesia tercemin pada teks cerita, materi, penugasan, apersepsi, dan penutup pembelajaran.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Barlian, U. C., Solekah, S., & Rahayu, P. (2022). Implementasi kurikulum merdeka dalam meningkatkan mutu pendidikan. JOEL: Journal of Educational and Language Research, 1(12), 2105–2118.

Irawati, D., Muhamad Iqbal, A., Hasanah, A., & Samsul Arifin, B. (2022). Profil Pelajar Pancasila sebagai upaya mewujudkan karakter bangsa. Edumaspul-Jurnal Pendidikan, 6(1), 1224–1238.

Kahfi, A. (2022). Implementasi profil Pelajar Pancasila dan implikasinya terhadap karakter siswa di sekolah. Dirasah-Jurnal Pemikiran Dan Pendidikan Dasar, 5(2), 138–151.

Kurniasih, I. (2022). A-Z Merdeka belajar. Jakarta: Kata Pena.

Kurniastuti, R., Nuswantari, & Feriandi, Y. A. (2022). Implementasi profil pelajar Pancasila sebagai salah satu bentuk pendidikan karakter pada siswa SMP.

Seminar Nasional Sosial Sains, Pendidikan, Humaniora (SENASSDRA), 1, 445–451.

Milles, M. B., & Huberman, A. , M. (2014). Analisis data kualitatif. Jakarta: IU-Press.

Rochmiyati, S. (2017). Mengembangkan karakter siswa dalam pembelajaran bahasa dengan model personal-kooperatif. Caraka, 3(2), 1–15.

Rochmiyati, S., & Rufaidah, D. (2018). Telaah teknik dan bentuk penilaian dalam buku teks siswa bahasa Indonesia SMP Kurikulum 2013. SOSIOHUMANIORA, 4(2), 171–180.

Rufaidah, D., Rochmiyati, S., & Putro, D. B. W. (2021). Penerapan karakter sosial dalam buku bahasa Indonesia Kurikulum 2013 untuk Siswa SMP. Indonesian Language Education and Literature, 7(1), 1–15.

Wicaksono, Y. P. (2022). Keefektifan media pembelajaran film untuk meningkatkan pembelajaran BIPA tingkat awal dan menengah. Briliant: Jurnal Riset Dan Konseptual, 7(4), 876. https://doi.org/10.28926/briliant.v7i4.1023

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat untuk guru SMP kabupaten Lamongan yang mengkuti kegiatan sosialisasi dan pelatihan e-modul dalam mempromosikan profil pelajar pancasila

Murid mendapatkan kesimpulan pada akhir projek bahwa mereka telah belajar melatih diri menerapkan dimensi profil pelajar Pancasila bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan

Jamaludin dkk 2022 Penerapan Profil Pelajar Pancasila melalui Kegiatan Kampus Mengajar di Sekolah Dasar Kualitatif Nilai profil Pelajar Pancasila diterapkan melalui kegiatan

Berkebinekaan global salah satu dimensi profil pelajar Pancasila yang merupakan suatu usaha untuk melestarikan budaya luhur, identitas dan lokalitasnya, serta tetap mempunyai

Penguatan karakter khususnya profil pelajar Pancasila di sekoalah dapat dikembangkan dengan melakukan pembiasaan dalam pergaulan siswa dan melalui proses pembelajaran dikelas Putranti &

Agar karakter peserta didik mampu berkembang dengan baik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila maka memberikan penguatan pendidikan karakter melalui profil pelajar Pancasila bagi guru

Deskripsi singkat projek Berangkat dari tema "Bangunlah Jiwa dan Raganya", project kampanye konsumsi makanan sehat yang mengacu pada dimensi Profil Pelajar Pancasila ini diharapkan

Dimensi dan Elemen Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Dimensi Elemen Target Pencapaian di akhir Fase E Kelas X – XII Usia 16-18 tahun Aktivitas Terkait Beriman, bertakwa