• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENETAPAN BIAYA GANTI RUGI DAN BIAYA PERKARA PADA SENGKETA HUKUM EKONOMI SYARIAH (STUDI PUTUSAN NO

N/A
N/A
Pebri Yansyah

Academic year: 2024

Membagikan "PENETAPAN BIAYA GANTI RUGI DAN BIAYA PERKARA PADA SENGKETA HUKUM EKONOMI SYARIAH (STUDI PUTUSAN NO "

Copied!
86
0
0

Teks penuh

PENENTUAN BIAYA KOMPENSASI DAN BIAYA RELEVAN DALAM SENGKETA HUKUM EKONOMI SYARIAH (PUTUSAN STUDI NO. 2/Pdt.GS.2022/PA.Bsk) Tesis. Tesis ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H.) pada Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Hukum Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penetapan biaya ganti rugi dan biaya perkara dalam perselisihan hukum dagang syariah (Studi Putusan No. 2/Pdt.GS.2022/PA.Bsk)”.

  • Latar Belakang
  • Identifikasi, Pembatasan dan Rumusan Masalah
    • Identifikasi Masalah
    • Pembatasan Masalah
    • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian
  • Metode Penelitian
    • Jenis dan Pendekatan Penelitian
    • Sumber dan Bahan Hukum
    • Teknik Pengumpulan Bahan Hukum
    • Analisis Bahan Hukum
    • Teknik Penulisan
  • Sistematika Penulisan

Apa dasar hukum keputusan hakim dalam menentukan ganti rugi dan biaya perkara bagi terdakwa dalam putusan Nomor 2/Pdt.GS.2022/PA.Bsk. Bagaimana penerapan hakim dalam penetapan biaya ganti rugi dan biaya perkara bagi terdakwa dalam putusan Nomor 2/Pdt.GS.2022/PA.Bsk. Meninjau dan menganalisis penetapan hakim mengenai biaya ganti rugi dan biaya perkara bagi terdakwa dalam putusan Nomor 2/Pdt.GS.2022/PA.Bsk.

Kajian Teori

  • Unit Usaha Syariah
  • Pembiayaan
  • Akad Murabahah
  • Ta’widh

Review Studi Terdahulu

Gambaran Umum Putusan Nomor 2/Pdt.GS.2022/PBsk

Kedudukan Hukum

Berdasarkan putusan perkara nomor 2/Pdt.GS.2022/PA.Bsk, pada tanggal 15 Juni 2021, penggugat memberikan pembiayaan Murabahah kepada tergugat sebesar Rp. Dan yang dijamin dalam perjanjian adalah BPKB sepeda motor itu sendiri, yang mana BPKB pada saat perjanjian berada di tangan penggugat. Dan setelah perjanjian berakhir atau angsuran lunas, BPKB akan diserahkan kepada tergugat.

Dalam hal ini hakim memerintahkan tergugat untuk membayar seluruh biaya perkara kepada pengadilan dan memerintahkan tergugat membayar uang muka yang dibayarkan kepada penggugat pada saat mengajukan gugatan. Dalam mengadili suatu perkara, yang terpenting bagi seorang hakim adalah fakta atau peristiwanya, bukan hukumnya. Oleh karena itu, dalam mencari fakta dan mengakui peristiwa yang sebenarnya 47 dapat diketahui dari keterangan-keterangan penggugat-pemohon banding dan tergugat-pemohon banding dalam persidangan.58.

Pada perkara ini fatwa DSN MUI pada dasarnya tidak memiliki legalitas sebagai landasan hukum bagi hakim dalam memutuskan suatu perkara tetapi bisa menjadi bahan pertimbangan dan pedoman bagi hakim untuk memutusakan sebuah amar pada sengketa ekonomi Syariah. Melainkan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES) dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata) lah yang mempunyai legalitas sebagai landasan hukum bagi hakim dalam memutuskan suatu perkara. Keputusan Ketua Pengadilan Agama Batusangkar Nomor: W3- A3/1065/HK.05/VII/2021 tentang Panjar Biaya Perkara pada Pengadilan Agama Batusangkar tahun 2021.

Pertimbangan Hakim

Surat Edaran Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1994 Tentang Surat Kuasa Khusus Bagi Hakim untuk Menerima dan Membiarkan Dilanjutkannya Surat Kuasa Penggugat dalam Perkara a Quo; Menimbang bahwa penggugat telah menunjukkan surat-surat yang semuanya sesuai dan sesuai dengan aslinya serta telah diberi stempel secukupnya sehingga surat-surat itu telah memenuhi syarat formil; Mengingat berdasarkan bukti-bukti yang diberi tanda P.1 sampai dengan P.2 yang dilampirkan pada bukti-bukti yang diberi tanda P.3 sampai dengan P.6, maka perkara ini telah diajukan oleh badan hukum yang benar dan diserahkan kepada pengadilan yang berwenang (lihat Pasal 1 ayat .dan Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan diubah kembali dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama, menimbang karena terdakwa dengan sengaja mengabaikan panggilan Pengadilan. dan/atau gagal menolak dalil-dalil dalam gugatan penggugat, maka didasarkan pada Pasal 18 Ayat (1) Janji/Indidat Janji/Bakalan Tentang Akad Al Murabahah Nomor M Tanggal 15 Juni 2021;.

Penggugat memberikan teguran I, teguran II, dan teguran III kepada tergugat namun tergugat tidak pernah mengindahkannya dan perbuatan tergugat tidak memenuhi kewajibannya kepada penggugat merupakan perbuatan ingkar janji atau wanprestasi. Pasal 36 PERMA Nomor 2 Tahun 2008 tentang Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah; Bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, permohonan penggugat kepada pengadilan untuk menyatakan penyitaan itu sah dan bernilai ditolak; Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, tergugat harus diperintahkan untuk membayar sisa angsuran sekaligus dan segera kepada penggugat;

Polisi BA2393EY, BPKB atas nama RISKI PUTRA, berdasarkan sertifikat jaminan fidusia nomor: W3.00130803.AH.05.01 Tahun 2021, oleh karena itu hakim menyatakan penggugat berhak dan berwenang menarik benda tersebut dengan tetap menghormati ketentuan. Pasal 15 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia sehubungan dengan Putusan Mahkamah Konstitusi No. 18/PUU-XVII/2019; Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan Fatwa DSN MUI Nomor 47/DSN-MUI/II/2005 tentang pelunasan piutang murabahah bagi nasabah yang tidak mampu membayar, hakim juga dapat menyatakan bahwa penggugat berhak dan berwenang menjual benda tersebut. jaminan fidusia tetap memperhatikan ketentuan Pasal 15 dan Pasal 29 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia sehubungan dengan Putusan Mahkamah Konstitusi No. 18/PUU-XVII/2019; Mengingat perkara tersebut merupakan perkara penyelesaian sengketa ekonomi syariah yang diajukan sesuai dengan ketentuan PERMA Nomor 4 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Perma Nomor 2 Tahun 2015 tentang Tata Cara Penyelesaian Gugatan Secara Sederhana;

Menimbang karena Tergugat merupakan pihak yang kalah, maka berdasarkan pasal 181 HIR dan ketentuan Pasal 192 R.Bg juncto Pasal 38 huruf e Peraturan Pengadilan RI Nomor 2 Tahun 2008 tentang Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah maka Tergugat harus dihukum membayar biaya perkara ini; .

Analisis Penulis

  • Analisis Biaya Ta’widh
  • Analisis Pembebanan Biaya Perkara
  • Analisis Pembebanan denda (ta’zir)

43/DSN-MUI/VIII/2004 tentang Ta'widh, besaran ganti rugi (ta'widh) sesuai dengan nilai kerugian nyata (real loss) yang pada akhirnya dialami (fixed cost) dalam transaksi dan bukan kerugian yang diperkirakan akan terjadi (kemungkinan kerugian) akibat hilangnya peluang (kehilangan peluang atau al-furshah ad-dha-i'ah). 43/DSN-MUI/VIII/2004 tentang ta'widhi, putusan hakim dinilai tidak sesuai dengan Fatwa DSN MUI no. 43-MUI/VIII/2004 tentang ta’widhi tentang penentuan apa yang dimaksud dengan kerugian nyata dan kerugian yang diharapkan terjadi (potensi kerugian). Sebab taziri menurut DSN-MUI hanya diperuntukkan bagi nasabah yang mampu namun tidak mau menunaikan kewajibannya.

Namun dalam putusan tersebut, PT Mandala Multifinance Tbk selaku penggugat dalam gugatannya menyatakan denda (ta'zir) sebesar Rp 1.209.160 merupakan kerugian yang diderita penggugat. Dengan putusan tersebut, hakim mengabulkan tuntutan penggugat mengenai denda (ta'zir) yang dianggap sebagai kerugian yang diderita penggugat. Berdasarkan Fatwa DSN-MUI Nomor: 17/DSN-MUI/IX/2000 tentang sanksi bagi nasabah terjangkau yang terlambat membayar, hakim mengabulkan permohonan denda (ta'zir) penggugat.

Pertimbangan hakim dalam menetapkan pengenaan biaya (kerugian) ta'widh dalam putusan nomor 2/Pdt.GS/2022/PA.Bsk. Berdasarkan Fatwa DSN-MUI NO: 17/DSN-MUI/IX/2000 tentang sanksi bagi nasabah kaya yang menunda pembayaran, hakim dalam mengabulkan tuntutan penggugat mengenai denda (ta'zir) berpendapat bahwa hal tersebut tidak tepat karena menilai bahwa denda (ta’zir) disamakan dengan kerugian materiil sebagaimana kerugian yang diderita penggugat. Arianti, Ella Oktia, “Analisis Ta’widh (Kompensasi) Nasabah Pembiayaan Bermasalah dengan Akad Wakalah dalam Pembiayaan Murabahah Perspektif Ekonomi Syariah (Studi Kasus BRI Syariah KCP Pringsewu)”, Lampung, 2021.

43/Dsn-Mui/Viii/2004 tentang Santunan (Ta'widh) (studi kasus Bank Tabungan Negara Kcps Jombang)”, Jurnal Pendidikan dan Kajian Manajemen, Vol.1 No.

69

Kesimpulan

Namun pada tanggal 24 Januari 2022, penggugat menggugat tergugat karena sejak tanggal kontrak 15 Juni 2021, tergugat gagal membayar angsuran mulai tanggal 9 Agustus 2021. Jadi dapat dikatakan bahwa sejak tanggal kontrak 24 Juni, 2021 sampai dengan tanggal pendaftaran gugatan tanggal 24 Januari 2022, tergugat hanya membayar satu kali angsuran yaitu pada bulan Juli 2021. 43/DSN-MUI/VIII/2004 tentang Ta'wid, hakim seharusnya membebankan terdakwa hanya seluruh pokok saja utang dan hanya tingkat keuntungan sejak tanggal akad sampai keputusan diambil.

Namun pada bulan ke-6, tergugat mengajukan gugatan ke pengadilan sehingga margin yang harus dibayar tergugat hanya 6 bulan. Karena sisa margin pada bulan yang belum terjadi bukanlah kerugian yang sebenarnya (real loss), melainkan kerugian yang diperkirakan akan terjadi (possible loss) akibat hilangnya peluang (opportunity loss atau al-furshah ad-dha-i 'ah ). Dalam putusan Nomor 2/Pdt.GS/2022/PA.Bsk, hakim mengenakan biaya perkara kepada terdakwa sebanyak dua kali.

Pertama, pada ayat (6) hakim memerintahkan tergugat membayar biaya sebesar Rp yang salah satu rinciannya adalah biaya pendaftaran perkara atau biaya uang muka perkara yang dibayarkan penggugat pada awal pendaftaran gugatan. , yaitu Rp. Kedua, hakim membebankan seluruh biaya hukum kepada terdakwa yang besarnya merupakan seluruh biaya hukum sejak dimulainya proses pendaftaran sampai dengan perkara diputus. Oleh karena itu, putusan tersebut dinilai tidak tepat karena hakim memerintahkan tergugat untuk membayar biaya perkara kepada penggugat padahal seharusnya seluruh biaya perkara telah dibayarkan ke pengadilan melalui bank pelaksana.

Padahal denda (ta'zir) bukanlah suatu kerugian yang diderita penggugat karena dana yang diperoleh dari denda (ta'zir) tidak dapat dimasukkan dalam pendapatan/keuntungan.

Saran

AZ, Lukman Santoso, “Hukum Perikatan: Teori Hukum dan Teknis Kontrak, Kerja Sama dan Bisnis”, (Malang: Setara Press, 2016). Muhammad, Model Akad Pembiayaan di Bank Syariah (Pedoman Teknis Pembuatan Akad/Perjanjian Pembiayaan di Bank Syariah), Yogyakarta : UII Press, 2009. Sumitro, Warkum, Prinsip-Prinsip Perbankan Syariah dan Instansi Terkait (BUMI dan Takaful), Jakarta: PT Grafindo Persada, cet.

Abdullah, Samnur, Mekanisme Penetapan Ta’widh di Bank BNI Syariah Pada Produk Kartu Hasanah,” (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012). Alfajri, Adrian Irsyad, “Penetapan Kompensasi biaya (Ta’widh) dalam Sengketa Ekonomi Syariah (Studi Keputusan nomor 10/PDT.G/2019/PA.KDS)", Jakarta, 2021. Herawati, Nining," Analisis Ta' widh (kompensasi) tidak dibayarnya klien Pembiayaan Murabahah dalam Perspektif Ekonomi Islam", Lampung, 2018 Imam Azizudin dan Saeful Bahri, "Implementasi Ta'widh dalam Pembiayaan CPR.

Nurdianto, Fauzan Thariq, "Payment of Compensation by Debtors to Creditors Due to Default Based on Article 1236 of the Civil Code", Vol.7 No.7 (September, 2018). Rachman, Abdul, "Ta'widh (Compensation) for Defaulting Customers on KPR Platinum iB Perspective of Fafwa DSN-MUI NO.129/DSN-MUI/VII/2019 at Bank BTN KCPS Karawaci", Syariah Journal, Vol.VIII No. Saeful Bahri, Kholis Firmansyah og Arrivatu Ni'mati Rahmatica, "The Application of Ta'widh in Btn Ib Kpr Financing Reviewed from Dsn Fatwa No.

Referensi

Dokumen terkait

Apabila para Tergugat tidak mau melaksanakan isi putusan dengan sukarela maka upaya hukum yang dapat ditempuh oleh Penggugat adalah dapat meminta kepada

Digital Repository Universitas Jember... Digital Repository

Studi berjudul Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Ganti Rugi Kasus Pembakaran Hutan (Studi Putusan Hakim Pengadilan Tinggi Palembang Nomor 51/PDT/2016/PT.PLG) Kebakaran

Sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti yakni akad dalam sengketa ekonomi syariah yang disengketakan yakni akad ijarah multijasa, selanjutnya menganalisis dengan menggunakan

Menimbang, bahwa memperhatikan kedua fakta di atas, maka dengan demikian terbukti bahwa benar pada saat Tergugat I membuat Akta Persetujuan No.08 tanggal 21 Februari 2012 dan pada

Dengan demikian, apabila ada perbuatan melawan hukum yang menimbulkan kerugian, maka yang harus dibuktikan selain adanya perbuatan yang melawan hukum, harus

Berdasarkan pengajuan pertimbangan hukum tersebut, Majelis hakim memperhatikan dengan seksama yang pertama mengenai error in objecto, yang mana menurut pihak Tergugat bahwa Penggugat