• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENETAPAN STRUKTUR TANAH pdf

N/A
N/A
20-080@Levia Novita Sari Hutabarat_Agb2

Academic year: 2024

Membagikan "PENETAPAN STRUKTUR TANAH pdf"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENETAPAN STRUKTUR TANAH

OLEH:

LEVIA NOVITA SARI HUTABARAT 200304080

AGB-2

PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2021

(2)

Judul Praktikum

Tanggal Praktikum Dimulai Tanggal Praktikum Selesai

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penetapan Struktur Tanah 20 Maret 2021

20 Maret 2021

Struktur tanah adalah bentuk atau susunan partikel-partikel primer tanah dengan partikel- partikel sekunder tanah. Partikel-partikel primer tanah yaitu pasir, debu, dan liat sedangkan partikel- partikel sekunder adalah gabungan dari partikel primer yang disebut sebagai ped (gumpalan) yang membentuk bongkahan (agregat). Struktur tanah terbagi atas beberapa bagian, yaitu berdasarkan bentuk (tipe), ukuran (kelas) dan taraf perkembangannya. Struktur tanah berdasarkan bentuk (tipe) yaitu granular, blocky, prismatik, columnar, platy dan remah. Struktur tanah berdasarkan ukuran (kelas) yaitu kelas sangat halus, halus, sedang, kasar/besar, dan sangat besar. Struktur tanah berdasarkan taraf perkembangannya yaitu kelas tanpa, lemah, sedang dan kuat.

Penetapan struktur tanah dapat dilakukan dengan mengamati langsung ke lapangan (secara visual) menggunakan tangan dan secara laboratorium dengan mengambil sampel untuk diuji. Penetapan struktur tanah secara lapangan sudah dianggap mendekati yang sebenarnya apalagi pengamat tersebut melakukan beberapa kali latihan dalam merasakan struktur tanahnya. Akan tetapi, jika ingin memperoleh hasil yang lebih akurat, pengamatan tersebut dapat dilakuakan secara laboratorium dengan mengambil sampel tanahnya untuk diuji.

(3)

1.2 Tujuan Praktikum Untuk menentukan bentuk ukuran dan kematangan struktur tanah.

(4)

2. TINJAUAN PUSTAKA Struktur tanah adalah kumpulan partikel- partikel tanah yang membentuk agregat tanah, partikel-partikel tersebut seperti pasir, debu, dan liat.

Struktur tanah berhubungan dengan kemantapan dari agregat tanah dan bahan organik, karena bahan organik yang menjadi pengikat diatara partikel mineral primer (Putra, 2009).

Struktur tanah merupakan sifat yang sangat penting dan sangat erat kaitannya dengan sifat fisik tanah, seperti kemampuan tanah dalam menahan air, mudah tidaknya tanah diolah dan akhirnya berpengaruh pula pada tingkat kesuburan tanah khususnya tanah perkebunan atau tanah pertanian (Tim Asisten dan Dosen, 2010).

Hardjowigeno, (2003) mengemukakan bahwa struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan ruangan partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk agregat dari hasil proses pedogenesis.

Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir- butir tanah. Gumpalan struktur tanah ini terjadi karena butir-butir pasir, debu, liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti liat dan faktor perekat lainnya adalah bahan organik. Gumpalan-gumpalan kecil (struktur tanah) mempunyai bentuk, ukuran dan kemantapan yang berbeda-beda sebagaimana dikemukakan oleh oleh Foth (1994).

Banyak pakar tanah yang telah mencoba mengklasifikasikan struktur tanah, tetapi hingga sekarang belum ada klasifikasi yang dapat diterima secara umum, ini disebabkan karena belum ada metode pengukuran struktur lapisan tanah yang cukup memuaskan. Beberapa aspek struktur tanah dapat

(5)

ditentukan dengan baik, namun belum ada cara untuk memberikan struktur ini secara kuantitatif. Sehingga penetapan struktur tanah dilakukan dengan metode kualitatif yaitu dengan mengambil bongkahan/

agregat tanah tersebut kemudian diamati bentuk dan taraf perkembangan strukturnya.

Struktur tanah berpengaruh pada perkembangan tumbuhan baik secara langsung maupun tidak langsung yang ditentukan oleh porositas tanah. Pengaruh langsungnya dapat dilihat dari pertumbuhan dan perkembangan akar apakah akar dapat menembus tanah dengan mudah atau tidak, sedangkan pengaruh tidak langsugnya ialah terhadap sirkulasi udara dan air yang ada di dalam tanah.

Tanah yang berstruktur pada (bertekstur liat) maka akar sulit menembusnya sehingga sukar berkembang dan pori-pori tanah pada struktur yang seperti ini memilki pori-pori mikro yang lebih banyak daripada pori-pori makro sehingga kapasitas dalam menahan air lebih besar dari udara. Pada tanah yang berstruktur lepas (bertekstur pasir) memiliki pori-pori mikro yang lebih sedikit daripada pori-pori makro sehingga kapasitas dalam menahan air lebih sedikit dari udara dan memiliki akar yang mudah menembus tanah sehingga mudah berkembang. Pada tanah yang berstruktur berstruktur remah (bertekstur lempung) memiliki system perakaran yang mudah menembus tanah sehingga mudah berkembang. Dari ciri-ciri struktur tanah tersebut bahwa tanah yang berstruktur remah (bertekstur lempung) yang baik dalam pertumbuhan tanaman karena tata air tanah dan tata udara tanah dalam keadaan seimbang.

(6)

Struktur tanah, tekstur tanah, dan permeabilitas tanah ada kaitannya dengan erodibilitas tanah, hal tersebut termasuk dalam sifat fisi yang dipengaruhi oleh bahan organik. Penggunaan lahan secara terus menerus dan tidak memberikan bahan organik pada tanah dapat mengakibatkan rusaknya stuktur tanah.

Struktur tanah yang kurang mantap dapat diperbaiki dengan pengolahan tanah menggunakan bajak rotary. Dimana sebelum dilakukan pengolahan tanah memiliki bentuk struktur yang perismaltik yang ujung atau rusuknya bersegi dengan memiliki ukuran sekitar 50 mm – 100 mm, setelah dilakukan pengolahan struktur tanah tersebut berubah menjadi gumpal bersudut dengan rusuk-rusuk yang bersegi tajam dan memiliki ukuran sekitar 10 mm - 20 mm.

Dari kejadian tersebut derajat perkembangan tanah yang sebelum diolah dan sesudah diolah memiliki agregat yang mantap dan jika dipecahkan agak liat (terasa ada ketahanannya).

Dengan pemberian bahan organik dapat memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kemampuan tanah dalam menahan air, memperbaiki pori aerasi, laju infiltrasi dan memudahkan penetrasi akar hasil yang diperolah tanaman tersebut meningkat. (Suwardjo et al. 1984, Anonim 1990).

Bahan organik sangat berperan baik dalam hal memperbaiki struktur tanah, karena bahan organic mengikat partikel-partikel tanah sehingga terbentuk agregat yang mantap dan tanah lebih cepat menyerap air serta mengubah konduktifitas hidrolik menjadi lebih tinggi.

(7)

Struktur tanah, kemantapan struktur tanah, dan infiltrasi tanah dapat diperbaiki dengan bahan organik (He et al. 2009). Hasil penelitian Franzluebbers (2001) menunjukkan bahwa pemberian bahan organik yang tinggi tanpa melakukan pengolahan tanah dapat menurunkan berat isi tanah sekitar 12% dan memperbaiki laju infiltrasi sekitar 27%. Hubungan antara struktur tanah dengan infiltrasi bergantung pada tingkat kepadatan tanah dan porositasnya, hal ini diperjelas dengan semakin tinggi kepadatan suatu tanah maka semakin kecil laju infiltrasinya.

Struktur tanah yang padat akan menghambat laju penetrasi, karena tanah yang padat memilki sistem perakaran yang susah menembus tanah dan daerah pemanjangan akarnya semakin pendek dan tanah yang padat juga mengakibatkan penetrasi terhambat karena ruang pori makro menurun (Russel, 1977). Sedangkan struktur tanah yang gembur dan remah merupakan keadaan fisik yang baik untuk media pertumbuhan akar tanaman. Misalnya tanah humu, tanah humus memiliki struktur yang gembur dari bahan organiknya, tanah humus memiliki bobot yang rendah, kelembapan tanah tinggi dan suhu dalam tanah stabil sehingga aktivitas mikroorganisme yang ada di dalam tanah dapat bekerja dengan baok dan dapat merangsang pertumbuhan akar (Suharjo, 1990).

(8)

3. METODE PRAKTIKUM 3.1 Bahan

3.2 Alat

3.3 Prosedur Kerja

Bahan yang digunakan yaitu - Tanah (sampel tanah)

Alat yang digunakan yaitu:

- Cangkul

- Plastik sebagai alasnya

Prosedur kerja sebagai berikut:

1. Ambil gumpalan tanah dalam keadaan utuh sedapat mungkin dalam keadaan lembab yang ukurannya sebesar ± 10 cm3.

2. Gumpalan tanah tersebut dipecah dengan cara menekannya dengan jari. Pecahan dari gumpalan tanah tersebut disebut sebagai agregat atau gabungan agregat.

3. Kemudian tentukan bentuk (tipe) struktur, ukuran (kelas) struktur dan kemantapan struktur (taraf perkembangan dari agregat tersebut.

(9)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil ➢ Gumpalan struktur tanah yang sebesar ± 10 cm3

➢ Gumpalan tanah dipecah dengan jari sehingga menghasilkan agregat atau gabungan agregat.

➢ Dari agregat tersebut dapat disimpulkan bahwa bentuk (tipe) struktur tanahnya yaitu granula, ukuran (kelas) struktur tanah berdasarkan bentuk (tipe) struktur tersebut yaitu gumpal/gumpal bersudut dan taraf perkembangan struktur tanah tersebut dengan kelas sedang.

(10)

4.2 Pembahasan Struktur tanah dibagi atas tiga bagian yaitu bentuk (tipe), ukuran dan kekuatan tanah.

Berdasarkan bentuk (tipe), tanah dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu granular, blocky, prismatic, columnar, platy dan single grained. Bentuk tanah granular yaitu seperti remah remah kue yang biasanya berdiameter kurang dari 0,5 cm dan biasanya ditemukan pada horizon A. Bentuk tanah blocky yaitu bentuk tanah menyerupai bentuk balok yang tidak beraturan yang biasanya berdiameter 1,5- 5,0 cm. Bentuk tanah prismatic yaitu berbentuk kolom vertikal yang panjangnya beberapa cm, bentuk tanah seperti ini biasanya terdapat pada lapisan paling bawah. Bentuk tanah columnar yaitu berbentuk kolom vertikal yang bagian atasnya membulat dan biasanya ditemukan di tanah yang beriklim kering. Bentuk tanah platy yaitu berbentuk lemepngan yang tipis dan datar secara horizontal dan biasanya ditemukan pada tanah yang dipadatkan. Bentuk tanah remah (berbutir tunggal) yaitu tanah yang dipecah menjadi partakel-partikel yang tidak saling menempel dengan konsistensi yang gembur dan biasanya ditemukan di tanah berpasir.

Berdasarkan ukuran struktur tanah, dibagi menjadi sangat halus, halus, sedang kasar/besar dan sangat besar dengan kelas struktur tanahnya yaitu keeping, prisma/ tiang, gumpal/gumpal bersudut, butir/remah. Kelas keping dengan ukuran sangat halus <0,1, ukuran halus 0,1-0,2, ukuran sedang 0,2- 0,5, ukurran kasar/besar 0,5-1.0 dan dengan ukuran sangat besar >1,0. Kelas prisma/tiang dengan ukuran sangat halus <1,0, ukuran halus 1,0-2,0,

(11)

ukuran sedang 2,0-5,0, ukuran kasar/besar 2,0-10,0 dan ukuran sangat besar >10,0. Kelas gumpal, gumpal bersudut dengan ukuran sangat halus <0,5, ukuran halus 0,5-1,0, ukuran sedang 1,0-2,0, ukuran kasar/besar 2,0-5,0, ukuran sangat besar >5,0. Yang terakhir yaitu kelas butir/remah dengan ukuran sangat halus <1,0, ukuran halus 0,1-0,2, ukuran sedang 0,2-0,5, ukuran kasar/besar 0,5-1,0 dan ukuran sangat besar >1,0.

Berdasarkan kekuatan struktur tanah, tarraf perkembangannya dibagi menjadi kelas tanpa, lemah, sedang dan kuat. Kelas tanpa memiliki ciri- ciri yang taka da agregasi, pejal dan kohesinya besar. Kelas lemah memiliki ciri bentuk struktur tak terlihat, kemantapan kecil, jika diremas hancur menjadi butir-butir dan agregatnya sedikit sulit dipecahkan. Kelas sedang memiliki ciri-ciri satuan struktur yang tak jelas dan agak mantap dan jika diremas akan menjadi butir-butir agregat. Kelas kuat memiliki ciri-ciri satuan struktur jelas, ikatan antar agregat lemah dan diambil dari profil tanah tetap dalam agregasi.

Struktur tanah berpengaruh terhadap pergerakan air di dalam tanah, sirkulasi udara di dalam tanah, suhu pada tanah, sistem perkecambahan biji dan kemampuan akar dalam menembus tanah. Karena begitu banyak peran struktur tanah, maka pengukuran struktur tanah dillakukan dengan sejumlah parameter, seperti bentuk dan ukuran agregat, agihan ukuran agregat, stabilitas agregat, persentasi agregat, porositas, agihan ukuran pori, dan kemampuan agregat dalam menahan air.

(12)

Berdasarkan hasil praktikum diatas, struktur tanah yang diperoleh yaitu granular dengan diameter agregatnya kurang 0,5 cm, ukuran kelasnya sedang gumpal/gumpal bersudut dan taraf perkembangan struktur tanah berdasarkan kekuatan struktur tanahnya yaitu sedang karena jika diremas akan menjadi butir-butir agregat.

Tanah dengan struktur yang baik yaitu granular dan remah, karena struktur tersebut mempunyai sirkulasi udara yang baik, memiliki unsur-unsur hara yang lebih banyak dan mudah diolah. Kapasitas infiltrasi tanah dipengaruhi oleh struktur tanah, dimana struktur tanah granular memiliki keporosan tanah yang tinggi sehingga dapat meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah.

(13)

5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

Struktur tanah dibagi berdasarkan tiga jenis, yaitu bentuk (tipe), ukuran struktur tanah dan kekuatan struktur tanah. Berdasarkan bentuk (tipe), tanah dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu granular, blocky, prismatic, columnar, platy dan single grained. Berdasarkan ukuran struktur tanah, dibagi menjadi sangat halus, halus, sedang kasar/besar dan sangat besar dengan kelas struktur tanahnya yaitu keeping, prisma/ tiang, gumpal/gumpal bersudut, butir/remah. Berdasarkan kekuatan struktur tanah, tarraf perkembangannya dibagi menjadi kelas tanpa, lemah, sedang dan kuat.

Berdasarkan hasil praktikum diatas struktur tanah yang diperoleh yaitu dengan tipe granular, berukuran sedang gumpal/gumpal bersudut dan kekuatan tanahnya sedang.

Struktur tanah berpengaruh terhadap pergerakan air di dalam tanah, sirkulasi udara di dalam tanah, suhu pada tanah, sistem perkecambahan biji dan kemampuan akar dalam menembus tanah. Struktur tanah granular mempunyai sirkulasi udara yang baik, memiliki unsur-unsur hara yang lebih banyak, mudah diolah dan memiliki keporosan tanah yang tinggi sehingga dapat meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah.

Ketika ingin menetapkan struktur tanah harus selalu mengacu kepada setiap prosedur-prosedurnya agar diperoleh hasil mendekati yang sebenarnya dan jika ingin memperoleh hasil yang lebih akurat sebaiknya sampel tanahnya dibawa ke laboratorium untuk diuji.

(14)

6. DAFTAR PUSTAKA Risamasu, R. G. 2010. Karakteristik Morfologi dan Klassifikasi Tanah di Lokasi Sari Putih Kecamatan Wahai Seram Utara. Jurnal Budidaya Pertanian, Vol. 6. No 2, Desember 2010, Halaman 70.

Delsiyanti, dan D. Widjajanto, U. A. Rajamuddin. 2016.

Sifat Fisisk Tanah Pada Beberapa Penggunaan Lahan di Desa Oloboju Kabupaten Sigi. e-J.

Agrotekbis 4 (3): 227 - 234, Juni 2016. ISSN:

2338-3011.

Holilullah, Afandi & H. Novpriansyah. 2015.

Karakteristik Sifat Fisik Tanah Pada Lahan Produksi Rendah dan Tinggi di PT Great Giant Pinneaple. 278 Jurnal Agrotek Tropika 3(2):278- 282, 2015 J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 Vol. 3, No. 2: 278-282, Mei 2015.

Arrifin, M. 2010. Kajian Sifat Fisik Tanah dan Berbagai Penggunaan Lahan dalam Hubungannya dengan Pendugaan Erosi Tanah. XII. No. 2. April 2010: 72 – 144.

Tang, Y. B., dan W. D. Swari. 2018. Karakteristik Struktur Bawah Permukaan Tanah Perkebunan Pada Kebun Contoh Politani Kupang Menggunakan Metode Georadar. Jurnal Geocelebes Vol. 2 No.

2, Oktober 2018, 70-77.

Randy W.G. Tewu, Karamoy Lientje Theffie, Diane D.

Pioh. Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Pada Tanah Berpasir di Desa Noongan Kecamatan Langowan Barat.

Umin, M., dan A. J. P. Anasaga. 2019. Karakteristik Sifat Fisik Tanah Pada Lahan Budidaya Ubi Kayu (Manihot Esculenta Crantz) di Desa Wologai Tengah. AGRICA, 12 (1): 23-33 (2019) ISSN:

1979-0368.

Chairani, S., dan M. Idkham, D. Wahyuliana. 2015.

Analisis Pengolahan Tanah dengan

(15)

Menggunakan Traktor Roda Empat dan Pemberian Sekam Padi Terhadap Perubahan Sifat Fisika dan Mekanika Tanah. Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN: 978-602- 18962-5-9.

Endarwati, M. A., dan K. S. Wicaksono, D. Suprayogo.

2017. Biodiversitas Vegetasi dan Fungsi Ekosistem: Hubungan Antara Kerapatan, Keragaman Vegetasi, dan Infiltrasi Tanah pada Inceptisol Lereng Gunung Kawi, Malang. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 4 No 2: 577- 588, 2017 e-ISSN:2549-9793.

Firdaus LN, Sri Wulandari, Giska Dwi Mulyeni. 2013.

Pertumbuhan Akar Tanaman Karet pada Tanah Bekas Tambang Bauksit dengan Aplikasi Bahan Organik. Jurnal Biogenesis, Vol. 10, Nomor 1, Juli 2013.

Kasih, G. C., dan Yusran Y., Zulkaidhah. 2019. Kondisi Fisik Tanah di Bawah Tegakkan Pinus (Pinus merkussi Jungh. Et de Vriese) dan Padang Rumput Desa Watutau Kecamatan Lore Peore Kabupaten Poso Sulawesi Tengah. J. ForestSains 16 (2): Juni 2019 (60-68).

Referensi

Dokumen terkait

Apabila di satu daerah jenis tanahnya tidak dapat menyimpan air tanah dan letaknya lebih tinggi dari sungai maka ketersediaan air tanah berkurang dan menyebabkan struktur

lempung berliat; struktur : bentuk gumpal membulat dengan ukuran sangat halus serta memiliki tingkat perkembangan lemah (butir struktur mudah hancur);

Struktur tanah pada lapisan 1 yaitu remah, dengan tekstur lempung debuan dan konsistensi yang tidak teguh.. Struktur tanah pada lapisan 2 dan 3 sama yaitu

Hasil pengamatan struktur tanah di lapangan menunjukkan bahwa horison permukaan di lokasi penelitian pada pedon IR1 dan IR2 memiliki struktur gumpal sedangkan pada

Dispersi tanah secara fisik oleh pukulan hujan berarti terlepasnya ikatan agregat tanah (struktur tanah) yang berarti pula mudah hanyut atau mudah terangkut bila

Karena agregat-agregat berukuran pasir lebih menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman dibandingkan yang berukuran sangat kecil dan yang sangat besar, maka ukuran agregat

Penetapan hak atas tanah untuk situ memberikan keuntungan dalam bentuk kepastian batas areal situ secara fisik dan yuridis yang selanjutnya ditetapkan hak atas tanahnya dan didaftarkan

Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih Jagung dan Kacang