PENGANTAR
ENVIRONTMENTAL AND SOCIAL IMPACT ASSESSMENT (ESIA)*
29 Februari 2024
Rudy P Tambunan PPSML - SIL UI
*Sumber: The Indonesian Network of Learning Centers for Environmental and Social
Sustainability (NLC ESS)
Topik Bahasan
1. Pergeseran Paradigma Pembangunan dan Lingkungan Hidup 2. Penyesuaian Undang-Undang Lingkungan Hidup
Evolusi Perkembangan Instrumen Lingkungan Hidup Overview Instrumen Lingkungan Hidup di Indonesia 3. Multilateral Development Bank di Indonesia
4. Pengenalan Environmental and Social Impact Assessment (ESIA)
5. Pengenalan Standar Perlindungan Lingkungan dan Sosial 6. Diskusi
1
Pendahuluan
1) Peningkatan jumlah penduduk, perkembangan IPTEK, dan keterbatasan DD LH merubah paradigma pembangunan.
2) Instrumen pencegahan kerusakan lingkungan berkembang; skala lokal, regional, sektoral dan pertimbangan pendanaan.
3) Environmental and Social Impact Assessment (ESIA) instrumen untuk memastikan bahwa dana hibah/pinjaman untuk pembangunan yang digunakan dijamin ramah lingkungan.
4) Karakteristik wilayah, Laporan Studi Kelayakan, Perencanaan Proyek dan Environmental and Social Standards menjadi bahan pertimbangan penapisan Studi Spesifik untuk mendukung ESIA.
5) Diharapkan proses AMDAL/UKL–UPL di Indonesia makin berkesesuaian dengan proses ESIA.
6) Materi Pengantar ESIA bersumber dari dokumen Network Learning Centers for Environmental and Social Sustainability (NLCs-ESS)
2
Pergeseran Paradigma Pembangunan dan Lingkungan Hidup
Paradigma Ekologi/Holistik (Fritjof Capra, 1982) Paradigma
• Paradigma baru (ekologi/holistik) yang digunakan untuk mengembangkan teori, ilmu pengetahuan, pola pikir dan praktek untuk memecahkan masalah kerusakan lingkungan dan pemanfaatan sumber daya alam yang makin kritis.
• Paradigma lama (mekanistik/ Cartesian) dipandang tidak memadai lagi untuk
menjawab berbagai tantangan dan persoalan yang dihadapi masyarakat modern dan masyarakat tradisional.
20XX Sample Text 5
3
Pandangan Cartesian - Newtonian
• Cara pandang masyarakat dunia yang menganut Cartesian – Newtonian, pandangan mekanistik liner yang dikemukakan oleh Descarte dan Newton.
• Paradigma ini mendorong perkembangan sains dan teknologi, tetapi di sisi lain mereduksi kompleksitas dan keanekaragaman alam di sekitar kehidupan manusia.
• Penekanan berlebihan pada metode ilmiah eksperimental dan rasional menimbulkan sikap anti ekologis.
4
Organik, holistik, partisipatif, ekosentris
Fakta dan nilai budaya saling terkait;
Etika & kehidupan sehari-hari menyatu;
Subyek & obyek interaktif;
Manusia & alam tak terpisah, saling sinergi;
Ekologi menjadi penentu keterbatasan teknologi.
Paradigma Pembangunan
Mekanistik (Descartes)
Mekanistik, reduksionis, obyektif, teknosentris
Tidak ada kaitan antara fakta dan nilai budaya;
Etika & kehidupan sehari-hari terpisah;
Subyek & obyek terpisah;
Manusia & alam terpisah, manusia mendominasi;
Teknologi & ekologi tidak mengenal batas ( limit ).
Holistik (F. Capra)
20XX Sample Text 7
5
Karakter Sekunder:
Kekuatan yang bertumpu pada desentralisasi
Penekanan pada Kerjasama
Penekanan pada kualitatif
Kemajemukan dan integrasi meningkat
Pendekatan persoalan secara multidimensi
Paradigma Pembangunan (1)
Mekanistik (Descartes)
Karakter Sekunder:
Kekuatan yang bersifat sentralistik
Penekanan pada kompetisi
Penekanan pada kuantitatif
Homogenitas dan disintegrasi meningkat
Pendekatan persoalan secara parsial
Holistik (F. Capra)
6
Keberlanjutan Keseimbangan
Efisiensi lingkungan Harmonisasi alam
Perubahan Paradigma Pembangunan dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Old Paradigm
Profitabilitas Pertumbuhan Efisiensi teknis Dominasi alam
New Paradigm
20XX Sample Text 9
7
Penyesuaian Undang-Undang dan
Perbaikan Instrumen Lingkungan
Konteks Historis SEA dan ESIA
AMERIKA
1969.
NEPA disahkan Congress, mewajibkan semua instansi untuk mengkaji pengaruh usulan-usulan legislasi dan proyek-proyek penting terhadap lingkungan
1978.
Peraturan turunan NEPA diberlakukan untuk USAID untuk program- program bantuan internasional
EROPA
1990.
Proposal untuk Directive tentang Kajian Lingkungan untuk
Kebijakan, Rencana, dan Program
2001.
Council Directive 2001/42/CE tgl 27 Juni tentang kajian pegarauh rencana dan program terhadap lingkungan.
UN & DONOR
1989.
World Bank mengadopsi
peraturan internal (O.D. 4.00) tentang EIA (Amdal) yang memberi ruang untuk melakukan persiapan untuk kajian sektoral dan wilayah
1995.
OCED Development Assistance Committee Guidance “Applying Strategic Environmental
Assessment – Good Practice Guidance”
1995.
World Bank menerapkan ESIA
2001.
UNECE mengeluarkan rancangan protokol SEA (KLHS) untuk kebijakan, rencana, dan program
2006.
OCED Development Assistance Committee Guidance “Applying SEA Guidance”
2018.
WB menetapkan Borrower
Requirements/
Environmental and Social Standards
20XX Sample Text 11
8
Indonesia UU no 4 thn 1982 ttg
Ketentuan Pokok Pengelolaan LH dan PP no 29 thn 1986 ttg Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Canada Federal Environmental Assessment and Review Process Guidelines Order 1984, Canada.
India Environment Protection Act, 1986
Japan Principles for Implementing EIA by Environmental Agency, 1984
Malaysia Environmental Quality (Prescribed Activity) (EIA) Order, 1987
The History of Evolution of EIA in Various Countries
United States US Environmental Policy Act, 1969
USA (California) California
Environmental Quality Act (CEQA) of 1971
Australia Environmental Protection (Impact of Proposals) Act 1974
West Germany Cabinet Resolution, 1975
Philippines Environment Policy, 1975
France Law on Protection of Nature, 1978
Thailand Environmental Quality Act 1978
China Environmental Protection Law, 1979
9
Instrumen Pencegahan Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup (UU 32/2009)
20XX Sample Text 13
10
Instrumen Pencegahan Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup (UU 32/2009)
8) Peraturan perundang-undangan
berbasis lingkungan hidup;
9) Anggaran berbasis lingkungan hidup;
9) Analisis risiko lingkungan hidup;
10)Audit lingkungan hidup;
11) Instrumen lain sesuai dengan kebutuhan dan/atau
perkembangan ilmu
pengetahuan... ... antara lain ESIA
1) KLHS (SEA);
2) Tata ruang;
3) Baku mutu lingkungan hidup;
4) Kriteria baku kerusakan lingkungan hidup;
5) Amdal;
6) UKL-UPL;
7) Perizinan;
8) Instrumen ekonomi lingkungan hidup;
11
20XX Sample Text 15
Multilateral Development Bank di Indonesia
Bank Dunia (WB) dan Asian Development Bank (ADB) adalah Bank Pembangunan Multilateral yang terlibat dalam pembangunan di Indonesia.
Apakah ada MDBs lain di Indonesia?
12
Sejarah dan Visi Bank Dunia
International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) – 1944
Awalnya untuk rekonstruksi negara di Eropa seusai Perang Dunia ke-2
namun berganti misi untuk mengurangi kemiskinan dan pemerataan
kesejahteraan
Sekarang ada IBRD, IDA, IFC, MIGA
Misinya adalah mengentaskan kemiskinan yang ekstrim dan menyamaratakan kesejahteraan
Amanat UNDANG-UNDANG DASAR untuk menjadi negara yang maju dengan rakyat yang sejahtera
Indonesia adalah anggota aktif Bank Dunia sejak 1967
Infrastruktur Gap – Kebutuhan sekitar 5,000 trilliun- APBN terbatas
Sebagai Negara Anggota, Indonesia dapat mendapatkan pinjaman jangka Panjang dengan Bunga yang menarik.
20XX Sample Text 17
13
Mengapa Perlu Persyaratan Lingkungan dan Sosial dalam pinjaman Bank Dunia?
Peminjam harus memenuhi persyaratan World Bank’s ESF (Environmental and Social Framework) yang berisikan ESS standard 1- 10.
Untuk menghindari Dampak Negatif Lingkungan dan Sosial akibat proyek pembangunan yang didanai pinjaman Bank Dunia.
Dengan melakukan kajian lingkungan (environmental assessment) yang proporsional terhadap skala proyek, jenis kegiatan dan
potensi dampak dan resiko lingkungan, kerusakan lingkungan dapat diminimalkan.
14
Environmental and Social Impact Assessment (ESIA)
Apa itu ESIA?
ENVIRONMENTAL AND SOCIAL IMPACT ASSESSMENT (ESIA)
Salah satu instrumen penilaian lingkungan yang diperlukan oleh Multilateral Development Bank (MDB) sebagai bahan pertimbangan proyek hibah/pinjaman;
Untuk mengidentifikasi dan menilai potensi risiko dan dampak LH dan Sosial proyek yang diusulkan, mengevaluasi alternatif, dan merancang muatan mitigasi, pengelolaan, dan pemantauan yang tepat.
Disusun oleh peminjam/Borrower (Kementerian Lembaga) yang dapat dibantu oleh konsultan lingkungan dan sosial.
Saat berkonsultasi dengan Bank, menga cu tipe dan lokasi proyek, borrower mengidentifikasi metode dan instrumen kajian yang sesuai, mencakup pelingkupan, analisis lingkungan dan sosial, survei dan studi, untuk mengidentifikasi dan menilai potensi risiko dan dampak lingkungan dan sosial usulan proyek tsb.
Mengacu ke potensi risko dan dampak proyek perlu didukung dgn instrumen yang spesifik.
15
Tujuan ESIA
1. Memastikan bahwa pertimbangan lingkungan secara eksplisit
dipertimbangkan dan dimasukkan ke dalam proses pengambilan
keputusan pembangunan;
2. Mengantisipasi dan menghindari, meminimalkan atau mengimbangi dampak merugikan yang signifikan pada aspek biofisik, sosial dan hal relevan lainnya dari proposal
pembangunan;
20XX Sample Text 21
3. Melindungi produktivitas dan
kapasitas sistem alam dan proses ekologi yang mempertahankan fungsi sistem tersebut;
4. Mendukung pembangunan berkelanjutan dan
mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan peluang
pengelolaan
Sumber: IAIA - IEA, UK “Principles of Environmental Impact Assessment Best Practice”, Jan.1999
16
Sasaran ESIA
Jangka Pendek
• Mengidentifikasi langkah- langkah yang tepat untuk
mengurangi potensi dampak merugikan dari proposal
pembangunan;
• Meningkatkan manfaat kegiatan pembangunan yang diajukan;
• Menginformasikan proses pengambilan keputusan dan persetujuan proyek, termasuk pengaturan syarat dan ketentuan lingkungan dan sosial.
Jangka Panjang Mendukung pembangunan
berkelanjutan dengan memastikan bahwa proposal pembangunan tidak mengancam sumber daya kritis,
kawasan alam dan komponen ekosistem, sambil memberikan manfaat bagi masyarakat
17
Sifat, Ruang Lingkup, dan Pokok ESIA
Dalam pedoman ESIA berbagai negara dan
organisasi internasional, masalah lingkungan dan sosial yang akan dinilai memiliki cakupan yang lebih luas dibandingkan kajian yang berlaku di suatu negara.
W O R L D B A N K
“EA memperhitungkan lingkungan alam (udara, air, dan tanah); kesehatan dan keselamatan manusia;
aspek sosial (pemukiman kembali secara tidak
sukarela, masyarakat adat, dan cagar budaya fisik) dan aspek lingkungan lintas batas dan global”
A D B
“Pada tahap awal persiapan proyek, Peminjam akan
mengidentifikasi potensi dampak lingkungan
langsung, tidak
langsung, kumulatif dan terinduksi dan risiko terhadap sumber daya fisik, biologis, sosial ekonomi, dan cagar budaya serta
menentukan signifikansi dan cakupannya, ... ”
18
Sifat, Ruang Lingkup, dan Pokok ESIA (1)
L I N G K U P E S I A - Lingkungan Alami - Lingkungan Sosial
A L A M I
a. Lingkungan fisik:
– Hidrologi; Iklim; Kualitas air permukaan; Kualitas air tanah; Kualitas udara;
Bising; Getaran; Tanah; dan lainnya
b. Lingkungan biologis:
– Ekosistem dan habitat alami; Flora; Fauna;
Biodiversitas; Cagar alam;
Cagar biosfer; Ekosistem sensitive; Nilai sumber daya biologis yang mungkin
terdampak
S O S I A L
a.Populasi: Kelompok etnis; Masyarakat adat; pemukiman kembali secara tidak sukarela
b.Struktur komunitas; Sistem pengelolaan sosial dan Konsultasi yang bermakna, elit capture
c.Budaya: Cagar budaya; Budaya tradisional; Agama; Pendidikan;
Bangunan religious
d.Kesehatan publik: Nutrisi; Penyakit epidemi; kesediaan air; sanitasi; dll e.Isu ekonomi: Sektor ekonomi;
Pendapatan; Fasilitas infrastruktur transportasi, energi, komunikasi;
rencana pembangunan, dll
f. Ketenagakerjaan (Child Labor and
19
Sifat, Ruang Lingkup, dan Pokok ESIA (2)
A R E A P E N G A R U H P R O Y E K / A R E A O F I N F L U E N C E Merupakan area yang
kemungkinan akan terkena dampak proyek, termasuk semua aspek
pendukungnya serta
perkembangan yang tidak direncanakan yang
disebabkan oleh proyek
• DAS yang berada dalam lokasi proyek;
• zona muara dan
pesisir yang terkena dampak;
• area off-site yang diperlukan untuk pemukiman kembali atau jalur kompensasi;
• saluran pembuangan udara (misalnya, di mana polusi udara
seperti asap atau debu dapat masuk atau
keluar dari area terpengaruh;
• rute migrasi manusia, satwa liar, atau ikan, terutama yang berkaitan dengan kesehatan
masyarakat, kegiatan
ekonomi, atau pelestarian lingkungan;
• kawasan yang digunakan untuk kegiatan mata
pencaharian (berburu, memancing, berternak, bertani, dll.) atau tujuan keagamaan atau
seremonial yang bersifat adat.
20
Fasilitas Terkait
Fasilitas Terkait adalah
fasilitas yang tidak didanai oleh proyek dan:
• Terkait langsung dan
signifikan dengan proyek, dan
• Dilaksanakan atau direncanakan untuk
dilaksanakan, bersamaan dengan proyek, dan
• Diperlukan agar proyek dapat bertahan dan tidak akan dibangun, diperluas atau dilaksanakan jika proyek tersebut tidak ada.
Fasilitas terkait akan memenuhi persyaratan ESS sejauh kendali dan pengaruh yang dimiliki Peminjam atas fasilitas tersebut.
Peminjam perlu
mendemonstrasikan sejauh mana mereka tidak dapat mengontrol fasilitas terkait dengan
memberikan detail pertimbangan yang relevan yang mungkin
mencakup faktor hukum, peraturan, dan kelembagaan
21
Elemen Utama Proses ESIA
P E R T I M B A N G A N A L T E R N A T I F
Secara sistematis
membandingkan alternatif yang layak dengan lokasi proyek yang diusulkan, teknologi, desain, dan operasi, termasuk situasi
"tanpa proyek" dalam hal potensi dampak
lingkungannya; kelayakan untuk memitigasi dampak ini; modal dan biaya rutin mereka; kesesuaiannya dengan kondisi lokal; dan persyaratan kelembagaan, pelatihan, dan pemantauan mereka.
P E N A P I S A N Penapisan adalah analisis tingkat tinggi yang cepat untuk
menentukan apakah ESIA lengkap
diperlukan.
P E L I N G K U P A N Jika ESIA lengkap
diperlukan, pelingkupan menentukan dampak mana yang mungkin signifikan dan harus menjadi fokus utama ESIA.
Pelingkupan juga mengidentifikasi ketersediaan dan
kesenjangan data. Proses pelingkupan menentukan cakupan spasial dan
temporal yang sesuai untuk penilaian dan menyarankan metodologi survei dan
penelitian yang cocok.
22
Elemen Utama Proses ESIA
P E N I L A I A N Proses standar
penilaian dampak sosial dan lingkungan
diilustrasikan pada gambar di samping:
23
Elemen Utama Proses ESIA
S T U D I R O N A
L I N G K U N G A N A W A L Rona lingkungan awal
memberikan sekumpulan data dan informasi tentang kondisi lingkungan dan sosial di daerah yang berpotensi terkena dampak.
Data ini akan digunakan untuk prediksi, penilaian dampak proyek dan untuk pemantauan implementasi proyek selanjutnya
P R E D I K S I &
E V A L U A S I D A M P A K
Prediksi dan evaluasi dampak adalah inti dari ESIA dan
melibatkan analisis dampak yang teridentifikasi pada tahap
pelingkupan dan studi rona lingkungan awal untuk
menentukan sifat, skala temporal dan spasial, reversibilitas,
besaran, besar kemungkinan, luas dan efeknya.
Analisis dampak rinci tersebut memerlukan penilaian
profesional, dan akan
membutuhkan masukan dari para ahli yang relevan, termasuk ahli ekologi, ahli kimia, insinyur sipil, matematikawan, sosiolog, dan ekonom.
M I T I G A S I
Mitigasi bertujuan untuk menghilangkan atau
meminimasi dampak negatif. Opsi mitigasi umumnya perlu
dipertimbangkan sesuai dengan hirearki berikut:
1.Antisipasi dan penghindaran 2.Minimasi
3.Mitigasi
4.Kompensasi
24
Elemen Utama Proses ESIA
H I E R A R K I M I T I G A S I
25
Elemen Utama Proses ESIA
R E N C A N A
P E N G E L O L A A N
L I N G K U N G A N ( E M P )
Merupakan instrumen yang merincikan:
• tindakan yang perlu diambil selama pelaksanaan dan operasional proyek untuk menghilangkan atau
mengganti secara imbang (offset) dampak lingkungan yang merugikan, atau untuk menguranginya ke tingkat yang dapat diterima;
• tindakan yang perlu dilakukan untuk
menerapkan rencana pengelolaan.
M O N I T O R I N G
Monitoring merupakan bagian penting dari implementasi proyek. Monitoring bertujuan untuk:
• memastikan bahwa
langkah-langkah mitigasi yang diperlukan
dilaksanakan dengan baik;
• mengevaluasi apakah langkah-langkah mitigasi efektif dalam mengelola dampak;
• memvalidasi keakuratan model atau proyeksi yang digunakan selama proses penilaian dampak.
A U D I T proses EIA
dilaksanakan setelah implementasi.
Audit tersebut berfungsi untuk memberikan
umpan balik yang berguna dan fungsi pembelajaran
26
Isi Dokumen ESIA
Outline ESIA menurut Bank Dunia (ESF)
• Ringkasan eksekutif
o membahas secara ringkas temuan signifikan dan tindakan yang direkomendasikan
• Kerangka legal dan institusional
o menganalisis hukum dan indikasi kerangka kerja untuk proyek, di mana penilaian lingkungan dan sosial dilakukan
o membandingkan kerangka lingkungan dan sosial yang dimiliki Peminjam dengan ESS dan mengidentifikasi kesenjangan yang mungkin ada
o mengidentifikasi dan menilai persyaratan lingkungan dan sosial dari setiap co- financers
• Deskripsi proyek
o menjelaskan proyek yang diusulkan dan konteks geografis, lingkungan, sosial, dan temporal, termasuk setiap investasi di luar lokasi proyek yang mungkin diperlukan, seperti jalur pipa khusus, jalan akses, dll, serta pemasok utama proyek
o dengan mempertimbangkan detail proyek, menjelaskan kebutuhan seluruh rencana untuk memenuhi persyaratan ESS 1 hingga 10
o mencakup peta dengan detail yang memadai, yang menunjukkan lokasi proyek dan area yang mungkin terkena dampak proyek langsung, tidak langsung dan kumulatif
27
• Baseline Data
o mengatur secara rinci data baseline yang mendasari pemilihan lokasi proyek, desain, operasi, atau tindakan mitigasi, termasuk diskusi
tentang keakuratan, keandalan, dan sumber data serta informasi tentang timeline keseluruhan proyek
o mengidentifikasi cakupan dan kualitas data yang tersedia, peran utama data, dan ketidakpastian yang terkait dengan prediksi
o berdasarkan informasi yang ada, menilai ruang lingkup area yang akan diteliti dan menjelaskan kondisi fisik, biologis, dan sosial-ekonomi yang relevan, termasuk setiap perubahan yang diantisipasi sebelum proyek dimulai
o mempertimbangkan kegiatan pembangunan lain yang dilakukan saat ini dan yang sedang diusulkan dalam wilayah proyek yang tidak secara
langsung terkait dengan proyek
• Risiko dan dampak lingkungan dan sosial
o mempertimbangkan semua risiko dan dampak lingkungan dan sosial yang relevan dari proyek, termasuk yang relevan dengan ESS 2-8 serta risiko dan dampak lingkungan dan sosial lainnya yang dapat timbul
sebagai konsekuensi dari pelaksanaan proyek.
20XX Sample Text 33
lanjutan 28
• Tindakan mitigasi
o mengidentifikasi langkah-langkah mitigasi dan dampak residual negatif yang signifikan yang tidak dapat dimitigasi, dan dimana memungkinkan, menjelaskan tingkat penerimaan dampak negatif residual tersebut
o mengidentifikasi tindakan sehingga dampak buruk tidak jatuh secara tidak proporsional pada pihak yang kurang beruntung atau rentan
o menilai kelayakan tindakan mitigasi dampak lingkungan dan sosial; modal dan biaya dari mitigasi yang diusulkan, dan kesesuaiannya dengan kondisi lokal; dan persyaratan kelembagaan, pelatihan, dan pemantauan untuk tindakan mitigasi yang diusulkan
o menentukan masalah yang tidak memerlukan tindakan lebih lanjut, dan memberikan dasar untuk keputusan ini
• Analisis alternatif
o secara sistematis membandingkan alternatif yang layak dengan lokasi
proyek yang diusulkan, teknologi, desain, dan operasi - termasuk skenario 'tanpa proyek' - dalam hal potensi dampak lingkungan dan sosial
o ...
lanjutan 29
o menilai kelayakan tindakan mitigasi dampak lingkungan dan sosial dalam opsi alternatif; modal dan biaya dari alternatif mitigasi yang diusulkan, dan
kesesuaiannya dengan kondisi lokal; dan persyaratan kelembagaan, pelatihan, dan pemantauan untuk tindakan mitigasi alternatif yang diusulkan
o untuk setiap alternatif, mengkuantifikasi dampak lingkungan dan sosial, dan sejauh memungkinkan, mempertimbangkan nilai ekonominya
• Pertimbangan desain
o mengatur dasar pemilihan desain tertentu dan menentukan EHSG yang dapat dan tidak dapat diterapkan, menjustifikasi tingkat emisi yang dapat diterima dan pendekatan untuk pencegahan dan pengurangan polusi yang konsisten dengan GIIP
• Lampiran
o Daftar individu atau organisasi yang berkontribusi dalam penyusunan ESIA o Referensi yang digunakan
o Dokumentasi meeting, konsultasi dan survei dengan pemangku kepentingan, termasuk masyarakan terdampak dan pihak lain yang berkepentingan
o Tabel yang menunjukkan data relevan yang digunakan o Daftar laporan dan rencana yang relevan
20XX Sample Text 35
lanjutan 30
WB Project Cycle 31
ADB Project Cycle
20XX Sample Text 37
Project Cycle
C-1. Project Identification
C-2. Project Design and Preparation
C-3. Legal Agreements
C- 4-6. Project Monitoring and
Supervision C-7. Project
Completion C-8. Project
Evaluation
32
WB & ADB Commitment for Sustainable Development
Achieving Sustainable Development through implementation of Environmental and Social Safeguards
Objectives and Principles:
Environmental and Social Safeguards aim to avoid adverse
impacts to the environment and the people as result from project activities by properly managing the environmental and social risks related to the projects
Application of mitigation hierarchy: avoidance of adverse impacts, and minimize, mitigate, and/or compensate for the unavoidable
impacts.
Comprehensive and systematic environmental and social risks and impacts assessment: transparent, nondiscrimination, public
participation, accountability, and grievance redress mechanism
The requirement for E&S Safeguards implementation applies for all investment projects of World Bank and ADB.
33
WB & ADB Safeguards Policy
World Bank Environmental and Social Framework (ESF)
The ESF was approved on August 4
th, 2016 and took effect in October 2018.
Comprises of:
A vision for Sustainable Development
The World Bank Environmental and Social Policy for Investment Project Financing (IPF)
10 Environmental and Social Standards (ESS) which set out the mandatory
requirements that apply to the government clients and projects
ADB Safeguard Policy Statement (SPS)
20XX Sample Text 39
The ADB SPS was approved in July 2009 and effective in January 2010. The SPS applies for all project funded/managed by ADB.
Comprises of Three Safeguard Requirements:
Safeguard Requirements 1: Environment
Safeguard Requirements 2: Involuntary Resettlement
Safeguard Requirements 3: Indigenous Peoples
34
Pengenalan Standar Perlindungan Lingkungan dan Sosial
Dipakai sebagai standar acuan penyusunan ESIA
Membantu mitra Bank dalam
memperkuat sistem dan kapasitas dalam mengelola resiko lingkungan hidup dan social
Berlaku untuk semua proyek investasi Bank Dunia
Kajian risiko lingkungan dan sosial yang komprehensif dan sistematik:
transparan, non-diskriminasi, partisipasi publik, akuntabilitas, mekanisme penanganan keluhan
Perlindungan Lingkungan dan Sosial
Tujuan & ketentuan
Menghindari dampak merugikan yang diakibatkan oleh proyek terhadap
lingkungan hidup dan manusia
Meminimalkan, memitigasi dan/atau memberi kompensasi untuk dampak proyek yang tidak dapat dihindari
Mendukung Bank dan Mitranya mengelola risiko lingkungan dan sosial proyek dengan baik
20XX Sample Text 41
35
SPS 2009 disetujui Juli 2009 dan
efektif pada Januari 2010 dan berlaku untuk semua proyek yang
didanai/dikelola ADB
Tiga Kebijakan Perlindungan SPS 2009:
Lingkungan Hidup
Pemukiman Kembali Tak Secara Sukarela
Masyarakat Adat
Perlindungan Lingkungan dan Sosial (1)
ESF WB terdiri dari:
Visi Bank Dunia untuk
pembangunan berkelanjutan
Kebijakan Lingkungan dan Sosial Bank Dunia untuk Pembiayaan Proyek Investasi (IPF)
10 Environmental and Social Standards (ESS) – Standar Lingkungan dan Sosial dan persyaratannya
SPS ADB terdiri dari :
36
Standar Lingkungan dan Sosial (ESS)
20XX Sample Text 43
✔ESS1 – Kajian Risiko dan Dampak Lingkungan dan
Sosial ✔ESS4: Kesehatan
dan Keselamatan Masyarakat
✔ESS9: Pembiaya Perantara
✔ESS2:
Ketenagakerjaan dan Lingkungan Kerja
✔ESS3: Efisiensi Sumber Daya dan Pencegahan dan Pengelolaan Pencemaran
✔ESS5: Pengadaan Lahan dan Pemukiman
kembali secara tak sukarela
✔ESS6: Konservasi Keanekaragaman Hayati
✔ESS7: Masyarakat Adat
✔ESS10: Keterlibatan Pemangku Kepentingan dan Pengungkapan Informasi
✔ESS8: Warisan Budaya
37
Penilaian dan Pengelolaan Dampak dan Risiko Lingkungan dan Sosial (1) Standar ESS1 (Bank Dunia) – SPS Lingkungan Hidup (ADB)
Memastikan proyek-proyek ramah lingkungan dan berkelanjut an
Mendukung pengintegrasian pertimbangan-pertimbangan lingkungan ke dalam proses pengambilan keputusan.
Melakukan penilaian risiko dan dampak lingkungan dan sosial kegiatan/proyek (AMDAL/ESIA, UKL-UPL/ESMP/IEE, SPPL/ESCOPs)
Melakukan pengelolaan risiko dan dampak lingkungan dan sosial (RKL- RPL/UKL-UPL/ESMP/SPPL) termasuk pelaporannya
Perubahan Bentang Alam
Sumber Gb: Proyek Geothermal, Sulut, Bank Dunia
39
Penilaian dan Pengelolaan Dampak dan Risiko Lingkungan dan Sosial (2) Standar ESS1 (Bank Dunia) – SPS Lingkungan Hidup (ADB)
20XX Sample Text 45
Penilaian alternatif-alternatif proyek (no project, teknologi, lokasi, desain, proses)
Penilaian dampak terhadap kegiatan penunjang (associated facilities)
Memasukkan pengelolaan risiko dan dampak lingkungan dan sosial yang
menjadi kewajiban kontraktor ke dalam dokumen lelang/pengadaan
Erosi, Air Larian dan Sedimentasi
Sumber Gb: Proyek Geothermal, Sulut, Bank Dunia
40
Ketenagakerjaan dan Lingkungan Kerja (1)
Standar ESS2 (Bank Dunia) – SPS Lingkungan Hidup (ADB)
Kesempatan ikut serta dalam serikat pekerja
Perlindungan pekerja dibawah usia kerja dan perlindungan terhadap kerja paksa
Akses terhadap mekanisme penyampaian dan penanganan keluhan pekerja
Potensi dampak labor influx dan kekerasan berbasis gender (GBV/SEA)
Penyusunan pedoman pengelolaan ketenagakerjaan dan lingkungan kerja untuk kegiatan/proyek
Syarat dan ketentuan kerja, termasuk kondisi K3 dan kesiapsiagaan tanggap darurat dalam lingkungan kerja sesuai ketentuan dan praktik terbaik
Non-diskriminasi dan kesempatan kerja yang sama
Sumber Gb: https://www.viva.co.id/foto/berita/8856-bedeng-pekerja-proyek-pembangunan
41
Ketenagakerjaan dan Lingkungan Kerja (2)
Standar ESS2 (Bank Dunia) – SPS Lingkungan Hidup (ADB)
20XX Sample Text 47
Kesempatan ikut serta dalam serikat pekerja
Perlindungan pekerja dibawah usia
kerja dan perlindungan terhadap kerja paksa
Akses terhadap mekanisme
penyampaian dan penanganan keluhan pekerja
Potensi dampak labor influx dan
kekerasan berbasis gender (GBV/SEA)
Fasilitas Tanggap Darurat
(Sumber Gb: Proyek Geothermal, Sulut, Bank Dunia)
42
Efisiensi Sumber Daya Alam, Pencegahan dan Pengelolaan Pencemaran Standar ESS3 (Bank Dunia) – SPS Lingkungan Hidup (ADB)
Upaya efisiensi penggunaan sumber daya, pencegahan, mitigasi dan pengelolaan
potensi pencemaran – melalui AMDAL/ESIA, UKL-UPL/ESMP
Efisiensi sumber daya: penggunaan energi, air, bahan baku lainnya
Upaya pengelolaan ditentukan berdasarkan hirarki pencegahan
Pengelolaan pencemaran udara, materi dan limbah B3 dan Non-B3, pestisida
Menyusun estimasi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) jika kegiatan menimbulkan emisi
GRK secara signifikan
Secondary Containment dari limbah Minyak (B3)
Sumber gambar: Proyek PLTA, Jabar, Bank Dunia
43
Kesehatan dan Keselamatan Masyarakat
Standar ESS 4 (Bank Dunia) – SPS Lingkungan Hidup (ADB)
20XX Sample Text 49
Penilaian dan pengelolaan risiko dan dampak kegiatan terhadap kesehatan dan keselamatan masyarakat, termasuk kelompok rentan
Merancang, membangun dan mengoperasikan
elemen struktural proyek sesuai ketentuan standar nasional, EHS WB dan praktik terbaik lainnya
Penilaian dan pengelolaan risiko keselamatan lalu lintas, gangguan kesehatan, material & limbah B3
Penilaian dan pengelolaan bahaya alam (gempa, tsunami)
Penilaian dan pengelolaan fungsi ekosistem yang diperolah masyarakat
Penyediaan mekanisme kesiapsiagaan dan tanggap darurat
Penilaian dan pengelolaan sistem pengamanan proyek (security)
44
Pengadaan Lahan dan Pemukiman Kembali Secara Tak Sukarela
Standar ESS5 (Bank Dunia) – SPS Pemukiman Kembali Secara Tak Sukarela (ADB)
Menghindari atau mengurangi pengadaan lahan dan pemukiman kembali
Meningkatkan atau paling tidak memulihkan mata pencaharian penduduk yang dipindahkan dalam arti sebenarnya
Penentuan klasifikasi eligibility/kelayakan pihak yang terkena dampak
Penentuan kompensasi dan manfaat bagi pihak terkena dampak
Pelibatan para pihak, masyarakat dan pihak terkena dampak
Menyediakan mekanisme penyampaian dan penanganan keluhan
Melakukan perencanaan dan pelaksanaannya, untuk
pemindahan/relokasi secara fisik dan/atau ekonomi – dokumen LARAP
45
Pengadaan Lahan dan Pemukiman Kembali Secara Tak Sukarela
Standar ESS5 (Bank Dunia) – SPS Pemukiman Kembali Secara Tak Sukarela (ADB)
20XX Sample Text 51
Menghindari atau mengurangi pengadaan lahan dan pemukiman kembali
Meningkatkan atau paling tidak memulihkan mata pencaharian penduduk yang dipindahkan dalam arti sebenarnya
Penentuan klasifikasi eligibility/kelayakan pihak yang terkena dampak
Penentuan kompensasi dan manfaat bagi pihak terkena dampak
Pelibatan para pihak, masyarakat dan pihak terkena dampak
Menyediakan mekanisme penyampaian dan penanganan keluhan
Melakukan perencanaan dan pelaksanaannya, untuk pemindahan/relokasi secara fisik dan/atau ekonomi – dokumen LARAP
Identifikasi Penggunaan Lahan
Sumber gambar: Proyek Perumahan, Sumut, Bank Dunia
46
Pengadaan Lahan dan Pemukiman Kembali Secara Tak Sukarela
Standar ESS5 (Bank Dunia) – SPS Pemukiman Kembali Secara Tak Sukarela (ADB)
47
Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Berkelanjutan
Standar ESS6 (Bank Dunia) – SPS Lingkungan Hidup (ADB)
20XX Sample Text 53
Penilaian dan pengelolaan dampak terhadap keanekaragaman hayati dan habitatnya berdasarkan hirarki
pencegahan
Penilaian kondisi habitat di lokasi
proyek: habitat termodifikasi, habitat alami, dan habitat kritis
Penilaian dan pengelolaan spesies invasif
48
Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Berkelanjutan
Standar ESS6 (Bank Dunia) – SPS Lingkungan Hidup (ADB)
Menghindari, meminimalkan, atau
mengurangi dampak buruk dan, sebagai upaya terakhir, mengusulkan tindakan kompensasi/penggantian kerugian
Pencapaian no net loss keanekaragaman hayati yang terkena dampak
Kesesuaian dan pemenuhan peraturan terhadap area/kawasan yang dilindungi
49
Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Berkelanjutan
Standar ESS6 (Bank Dunia) – SPS Lingkungan Hidup (ADB)
20XX Sample Text 55
Jembatan Kepiting, Christmas Island
Sumber gambar: https://www.abc.net.au/news/2015-12-09/bridge-helps-migrating-christmas-island-crabs- avoid-traffic/7014406
50
Masyarakat Adat
Standar ESS7 (Bank Dunia) – SPS Masyarakat Adat (ADB)
Penilaian dan penentuan keberadaan dan potensi dampak masyarakat adat, termasuk lahan adat
MA mendapatkan manfaat sosial dan ekonomi yang sesuai secara budaya, berperan serta secara aktif dalam proyek
Pencegahan dampak yang merugikan dengan
mempertimbangkan alternatif-alternatif sesuai hirarki pencegahan
Pelibatan masyarakat adat secara bermakna dalam proyek - Persetujuan atas dasar informasi di awal tanpa paksaan FPIC)
Pembentukan mekanisme penanganan keluhan sesuai budaya masyarakat adat yang terkena
dampak/mendapatkan manfaat
Perencanaan yang lebih luas untuk mendukung keberlanjutan kehidupan masyarakat adat - IPP ( Indigenous Peoples Plan )
51
Warisan Budaya
Standar ESS8 (Bank Dunia) – SPS Lingkungan Hidup (ADB)
20XX Sample Text 57
Penilaian dan penentuan keberadaan dan potensi dampak warisan budaya (fisik maupun non-fisik)
Desain dan lokasi proyek menghindari kerusakan warisan budaya
Melakukan upaya pelibatan pemangku kepentingan (masyarakat dan balai pelestarian cagar budaya) secara bermakna
Pencegahan risiko terhadap warisan budaya berdasarkan hirarki pencegahan
Jika risiko tidak dapat dicegah, menyusun Rencana Pengelolaan Warisan Budaya/Prosedur Penemuan Tak Terduga Benda Cagar Budaya
Mempertimbangkan aspek kerahasiaan informasi warisan budaya untuk mencegah dampak yang lebih
besar yang bisa terjadi
Salah satu situs kompleks percandian Muaro Jambi(Sumber Gb: Liputan 6)
52
Pembiaya Perantara / Financial Intermediary
Standar ESS9 (Bank Dunia) – SPS Lingkungan Hidup (ADB)
FI menyusun dan melaksanakan sistem manajemen lingkungan dan sosial (ESMS)
ESMS mencakup:
i) kebijakan lingkungan dan sosial;
ii)prosedur identifikasi, mengkaji dan mengelola dampak;
iii)struktur organisasi, kapasitas dan kompetensi;
iv)pemantauan dan review;
v)mekanisme komunikasi eksternal
Jika dampak kecil/tidak signifikan, cukup menggunakan peraturan nasional
FI melakukan pelibatan dan konsultasi dengan pemangku kepentingan
FI melakukan pengungkapan informasi ( disclosure ) ESMS dan subproyek melalui websitenya
53
Pembiaya Perantara / Financial Intermediary
Standar ESS9 (Bank Dunia) – SPS Lingkungan Hidup (ADB)
20XX Sample Text 59
54
Pelibatan Pemangku Kepentingan dan Pengungkapan Informasi
Standar ESS10 (Bank Dunia) – SPS Lingkungan Hidup (ADB)
Pelibatan pemangku kepentingan dilakukan sedini mungkin, secara berkelanjutan dan berarti/meaningful untuk keseluruhan siklus proyek
Penyusunan dokumen Rencana Pelibatan Pemangku Kepentingan (SEP) mencakup:
i) identifikasi dan analisis pemangku kepentingan;
ii) metode pelibatan;
iii)pengungkapan informasi;
iv)konsultasi;
v) penanganan keluhan;
vi)pelaporan kegiatan
Pengungkapan informasi kegiatan (disclosure) dilakukan agar pemangku kepentingan mengetahui dan memahami risiko dan dampak kegiatan
Pelibatan dan penanganan keluhan dilakukan sesuai dengan bahasa dan budaya pihak pemangku kepentingan
55
Pelibatan Pemangku Kepentingan dan Pengungkapan Informasi
Standar ESS10 (Bank Dunia) – SPS Lingkungan Hidup (ADB)
20XX Sample Text 61
Sumber gambar: ESF Book, Bank Dunia
56
Pelibatan Pemangku Kepentingan dan Pengungkapan Informasi Standar ESS10 (Bank Dunia) – SPS Lingkungan Hidup (ADB)
Relokasi Pemukiman dari daerah terkena bencana (A) ke pemukiman baru (B)
Sumber gambar: Disaster relief project, DIY, Bank Dunia
57
Pelibatan Pemangku Kepentingan dan Pengungkapan Informasi
Standar ESS10 (Bank Dunia) – SPS Lingkungan Hidup (ADB)
20XX Sample Text 63
Proses Konsultasi Bermakna
Dimulai pada awal proyek dan dilakukan secara berkelanjutan
Menyampaikan informasi yang relevan dan tepat waktu serta dapat diakses oleh orang-orang yang terkena
dampak
Dilakukan dalam suasana yang bebas dari intimidasi
Inklusif dan responsif gender
Disesuaikan dengan kebutuhan kelompok rentan
Menyatukan semua pandangan yang relevan
Mekanisme Penanganan Aduan/Keluhan
Proyek membuat mekanisme untuk menerima dan memfasilitasi penyelesaian keluhan orang- orang yang terkena dampak
Sesuai skala risiko dan dampak
Menangani keluhan orang-orang terkena dampak dengan segera, dengan
menggunakan proses transparan yang responsif gender dan mudah diakses oleh orang-orang terkena dampak
Tidak menghalangi akses ke upaya hukum atau administratif negara
Memberitahu orang-orang yang terkena dampak tentang mekanisme tersebut
58
Pengungkapan Informasi ( Information Disclosure )
Bank Dunia dan ADB
Mengunggah informasi di website Bank Dunia dan ADB :
draf laporan EIA untuk proyek kategori A (aturan 120 hari)
draf EARF sebelum penilaian proyek
laporan EIA/IEE akhir atau yang diperbarui, dan pemantauan lingkungan setelah diterima
Klien/Mitra:
Mengirimkan dokumen-dokumen terkait ke ADB
Memberikan informasi yang relevan, tepat waktu, di tempat yang dapat diakses dan dalam bentuk dan bahasa yang dapat dimengerti oleh orang yang terdampak dan pemangku kepentingan lainnya
59
PROSES PENAPISAN di Bank Dunia/ADB dan Kesetaraan dengan AMDAL/UKL-UPL
20XX Sample Text 65
60
Instrumen dalam Kajian Lingkungan
1. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) ( Strategic Environmental Assessment );
SEA
2. Kajian Strategis Lingkungan dan Sosial ( Strategic Environmental and Social Assessment ); SESA
3. Penilaian Dampak Lingkungan dan Sosial ( Environmental Impact and Social Impact Assessment ) /ESIA
4. Rencana Pengelolaan Lingkungan ( Environmental Management Plan) 5. Kajian Lingkungan Sektoral ( Sectoral
Environmental Assessmen t)
6. Kajian Lingkungan Regional ( Regional Environmental Assessment
7. Penilaian Dampak Kumulatif
( Cumulative Impact Assessment ) 8. Kerangka Kerja Manajemen
Lingkungan dan Sosial
( Environmental and Social Management Framework )
9. Audit Lingkungan ( Environmental Audit )
10. Kajian Sosial (Social Assessment) 11. Land Acquisition and Resettlement
Action Plan (LARAP):
12. Biodiversity Management Plan.
13. Indigenous People Planning Framework (IPPF)
61
Terimakasih,
Semoga Bermanfaat