• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Minat Belajar Matematika Terhadap Prestasi Belajar Matematika Santri Mu’allimin Pesantren Persis 45 Rahayu

N/A
N/A
Robi Riyadi

Academic year: 2024

Membagikan "Pengaruh Minat Belajar Matematika Terhadap Prestasi Belajar Matematika Santri Mu’allimin Pesantren Persis 45 Rahayu"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MINAT BELAJAR MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SANTRI MU’ALLIMIN PESANTREN PERSIS

45 RAHAYU

KARYA TULIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Akhir Jenjang Mu’allimin

Oleh

Zahra Nurlulu Febriani NIS 2122.10.771

PESANTREN PERSATUAN ISLAM 45 RAHAYU MARGAASIH-BANDUNG

1445 H/2023 M

(2)

Lembar Persetujuan

Karya Tulis Ilmiah ini:

Pengaruh Minat Belajar Matematika Terhadap Prestasi Belajar Matematika Santri Mu’allimin Pesantren Persis 45 Rahayu

Yang disusun oleh:

Zahra Nurlulu Febriani NIS. 2122.10.771

Telah disetujui oleh:

Pembimbing

Robi Riyadi, S.E NPA. 13.3436

(3)

Lembar Pengesahan

Karya Tulis Ilmiah Ini:

Pengaruh Minat Belajar Matematika Terhadap Prestasi Belajar Matematika Santri Mu’allimin Pesantren Persis Rahayu 45 Rahayu

Yang disusun oleh:

Zahra Nurlulu Febriani NIS 2122.10.771

Telah diujikan pada tanggal……… dan disahkan oleh:

Pembimbing

Robi Riyadi, S.E NPA. 13.3436

Penguji

NIAT/NPA

Mengetahui Mudir Mu’allimin

H. Usman

NIAT. 01.02.12281.030

(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Pengaruh Minat Belajar Matematika Terhadap Prestasi Belajar Matematika Santri Mu’allimin Pesantren Persis 45 Rahayu” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan.

Bandung, 21 Oktober 2023 Yang membuat pernyataan,

Zahra Nurlulu Febriani NIS. 2122.10.771

(5)

ABSTRAK

Karya tulis ini berjudul “Pengaruh Minat Belajar Matematika Terhadap Prestasi Belajar Santri Mu’allimin Pesantren Persis 45 Rahayu” ini dilatarbelakangi oleh banyaknya santri yang menyepelekan peran minat belajar agar tercapainya prestasi yang tinggi. Adapun menurut penelitian yang dilakukan penulis minat santri pada pelajaran matematika dikategorikan “Cukup”. Matematika mempunyai peranan penting dalam pendidikan dengan melihat pentingnya matematika maka seharusnya matematika menjadi pelajaran yang diminati oleh para santri. Minat belajar dapat diartikan sebagai rasa suka, ketertarikan yang tinggi, dan keinginan untuk mengetahui terhadap suatu pelajaran. Adapun faktor yang mempengaruhi minat belajar santri yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah sesuatu yang membuat siswa berminat, yang berasal dari dalam diri sendiri. Faktor internal tersebut antara lain: pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi dan kebutuhan. Faktor Eksternal adalah sesuatu yang membuat santri berminat yang datangnya dari luar diri, seperti: dorongan dari orang tua, dorongan dari guru, tersedianya prasarana dan sarana atau fasilitas, dan keadaan lingkungan.

Minat belajar sangat mempengaruhi prestasi belajar. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi belajar yang tinggi, dan sebaliknya jika minat belajar kurang maka akan menghasilkan prestasi yang rendah. Kebanyakan pelajaran yang tidak disukai adalah pelajaran matematika, yang mengakibatkan rendahnya prestasi yang dihasilkan terhadap pelajaran matematika. Agar prestasi pada pelajaran matematika tinggi, seharusnya santri meningkatkan minat belajar pada pelajaran tersebut, yaitu dengan menumbuhkan rasa suka pada pelajaran matematika dan memberikan sugesti positif pada diri sendiri tentang pelajaran matematika. Ini berarti hubungan antara minat dan prestasi itu jelas adanya.

Terbukti juga dari data hasil penelitian penulis bahwa santri dengan skor minat belajar matematika yang tinggi cenderung menghasilkan prestasi belajar matematika yang tinggi pula. Karena santri yang menumbuhkan minat terhadap matematika yang tinggi akan mendorong santri belajar lebih baik dan sungguh- sungguh sehingga menghasilkan prestasi yang maksimal.

(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbi al-‘alamin, tiada sanjungan dan pujian yang berhak diucapkan, selain kepada Allah Swt. Zat yang Maha pengasih dan Maha Penyayang. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Swt. dan tidak ada sekutu bagi-Nya dan aku bersaksi bahwa bahwasanya Muhammad Saw itu adalah hamba dan rasul-Nya. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan penyusunan karya tulis ini.

Karya tulis dengan judul “Pengaruh Minat Belajar Matematika Terhadap Prestasi Belajar Santri Mu’allimin Pesantren Persis 45 Rahayu” ini menjelaskan bahwa adanya pengaruh dan hubungan antara minat belajar dan prestasi belajar pada pelajaran Matematika. Karena kebanyakan orang yang tidak memedulikan Matematika dan menyepelekan prestasi yang rendah pada pelajaran Matematika, penulis mengambil judul ini untuk memaparkan pentingnya bagi santri untuk meningkatkan minat terhadap pelajaran Matematika agar meningkatnya prestasi yang dihasilkan santri pada pelajaran Matematika.

Karya tulis ini disusun oleh penulis dalam rangka memenuhi tugas akhir jenjang Mu’allimin Pesantren Persatuan Islam 45 Rahayu. Penulis menyadari bahwa karya tulis jauh dari kata sempurna ini semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca, khususnya bagi penulis sendiri untuk lebih meningkatkan minat belajar khususnya terhadap pelajaran Matematika untuk mencapai prestasi yang maksimal.

Tentu, untuk menulis karya tulis ini bukanlah hal yang mudah. Tak jarang penulis dihadapkan dengan berbagai rintangan juga hambatan dan kesulitan karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Akan tetapi berkat doa, dukungan, bantuan, bimbingan, dan nasihat dari berbagai pihak selama penyusunan karya tulis ini. Alhamdulillah oleh karena itu penulis juga mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya teriringi doa jazakumullah khayran katsiran kepada semua pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis ilmiah ini, di antaranya kepada:

1. Al-Ustadz H. Muhammad Nurdin, selaku Mudir Am PPI 45 Rahayu yang senantiasa menasihati para santri dengan nasihat yang luar biasa.

(7)

2. Al-Ustadz H. Usman Bin Affan, selaku Mudir Khas Mu’allimin PPI 55 Rahayu yang selalu menasihati dengan nasihat-nasihat yang sangat luar biasa, dan memotivasi para santri-santrinya.

3. Al-Ustadz Abdul Qodir, selaku wali kelas XII A Mu’allimin yang senantiasa memberi nasihat, dukungan, dan masukan kepada kami.

4. Al-Ustadz Robi Riyadi, SE, selaku pembingbing dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, yang telah banyak meluangkan waktunya, juga senantiasa memberi masukan dan memperbaiki isi karya tulis ilmiah ini dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.

5. Seluruh Ustadz dan Ustadzah jenjang Mu’allimin PPI 45 Rahayu yang selalu sabar dalam memberikan edukasi dan dedikasinya.

6. Murobbi dan Murobbiyyah, yang telah memberikan saran-saran dan masukan-masukan serta mendukung penulis dalam penulisan karya ilmiah tulis ini

7. Papah, ibu dan keluarga tercinta, atas segala doa, dukungan dan dorongan untuk selalu semangat dan pantang menyerah sehingga terselesaikannya karya tulis ilmiah ini.

8. Seluruh Teman-teman seperjuangan, kelas XII Mu’allimin Angkatan ke- 12 atas segala dorongan yang bersifat memberikan semangat serta dukungan dan motivasi di setiap keluh kesahnya penulis.

9. GurlSerbi , yang telah memberi gurauan segar juga tempat bertukar pikiran, dan memberikan masukan di setiap keluh kesah penulis.

10.Hanadia Nurfalah, yang senantiasa memberikan semangat, motivasi serta dukungan untuk tidak menyerah dalam menghadapi rintangan karya tulis ilmiah ini.

11.Kakak tingkat yang telah memberikan banyak contoh dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

12.Adik kelas di asrama yang senantiasa memberikan dukungan, serta pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberi semangat dan dukungan selama penyusunan karya tulis ilmiah ini.

(8)

Semoga semua kebaikan yang telah diberikan semua pihak terhadap penulis akan mendapatkan balasan yang setimpal oleh Allah Swt. Amiin.

Bandung, 21 Oktober 2023

Zahra Nurlulu Febriani NIS. 2122.10.771

(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK...

KATA PENGANTAR ...

DAFTAR ISI...

DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1 B. Rumusan Masalah 3

C. Tujuan Penulisan 4 D. Manfaat Penulisan 4 E. Metode Penulisan 4

BAB II PENGARUH MINAT BELAJAR MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SANTRI MU’ALLIMIN PESANTREN PERSIS 45 RAHAYU

A. Minat Belajar 6

1. Pengertian Minat Belajar 6 2. Ciri-ciri Minat Belajar 10 3. Jenis-Jenis Minat Belajar 11 4. Indikator Minat Belajar 13

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar 14 B. Prestasi Belajar 16

1. Pengertian Prestasi Belajar 16

2. Jenis dan Indikator Prestasi Belajar 17

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar 21 4. Pengertian Prestasi Belajar Matematika 22

C. Pengaruh Minat Belajar Matematika Terhadap Prestasi Belajar

Matematika...

(10)

1. Penelitian Minat Belajar Matematika di Mu’allimin 45 Rahayu 23 2. Hubungan Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar 33

BAB III PENUTUP A. Simpulan 36 B. Saran 37

Daftar Pustaka...

Riwayat Hidup

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.2 Diagram Batang Indikator Minat Santri Terhadap Pelajaran Matematika...

...

Gambar 2.2 Diagram Lingkaran Minat Santri Terhadap Pelajaran Matematika...

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.2 Jenis, Indikator dan Cara Evaluasi Prestasi...

Tabel 2.2 Skoring Angket Minat Belajar...

Tabel 3.2 Kriteria Minat Belajar Matematika...

Tabel 4.2 Hasil Indikator Angket Minat Belajar Matematika Mu’allimin Pesantren

Persis 45 Rahayu...

Tabel 5.2 Minat belajar dan prestasi belajar santri Mu’allimin Kelas XI & XI...

Tabel 6.2. Kategori Skor Capaian Variabel Prestasi Belajar Matematika...

Tabel 7.2. Prestasi Belajar Santri PPI 45 Rahayu Semester Terakhir (TAHUN

2022/2023)...

Tabel 8.2. Interpretasi Koefisien Korelasi...

Tabel 9.2 Gabungan Skor Minat Matematika dan Prestasi Matematika...

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu masalah yang ada di Indonesia adalah masalah pendidikan. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tertinggal jauh jika dibandingkan dengan negara lain. Padahal Pendidikan merupakan salah satu hal yang pokok dalam kehidupan manusia. Melaui pendidikan akan tercipta manusia yang berpotensi, terampil, kreatif dan memiliki ide cemerlang sebagai bekal untuk memperoleh masa depan yang lebih baik.

Dengan pendidikan yang baik manusia dapat mengembangkan potensi dirinya, seperti lembaga pendidikan yaitu sekolah yang mempunyai tugas untuk membentuk manusia berkualitas dalam pengetahuan, sikap, maupun keterampilan yang dilakukan dengan terencana, terarah dan sistematis.

Proses pembelajaran di sekolah yang berkualitas sebaiknya melibatkan mental santri secara maksimal agar dapat meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu cara untuk meningkatkan mental peserta didik yaitu dengan menumbuhkan minat yang baik dalam diri peserta didik.

(Menurut Slameto, 2015: 180)

Minat sebagai salah satu faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik yang mempunyai peranan sangat penting bagi tercapainya prestasi belajar. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. (Menurut Syah, 2013:152)

Menurut pandangan penulis minat yang rendah itu minat pada pelajaran matematika karena dapat penulis lihat respon yang terjadi dilingkungan ketika pelajaran matematika berlangsung, padahal Matematika merupakan pelajaran yang selalu berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan melihat pentingnya Matematika maka seharusnya Matematika menjadi pelajaran yang diminati oleh para santri.

“Matematika adalah salah satu mata pembelajaran yang banyak dibenci dan tidak disukai oleh kebanyakan orang. Padahal Matematika

(14)

merupakan ilmu dasar yang sangat bermanfaat dan sangat dekat dengan kehidupan” (Nuraeni, 2023:01).

Pelajaran Matematika sudah dikenalkan sejak usia dini, yang diawali dengan mengenal bentuk angka. Ini berarti pelajaran Matematika termasuk pelajaran yang penting di semua jenjang dalam dunia pendidikan. Dalam belajar Matematika anak-anak diharuskan untuk menghitung, ini yang membedakan Matematika dengan pelajaran yang lain, sehingga dalam pembelajarannya pun terkesan lebih rumit dan sulit.

Anak akan terdoktrin oleh kesan Matematika sulit itu dan menyebabkan persepsi tersebut terbawa sampai remaja, ini yang mengharuskan santri mengubah persepsi itu bahwa Matematika mudah dan menyenangkan.

Penyebab minat santri terhadap Matematika itu secara umum dapat disimpulkan bahwa rendahnya minat santri untuk menekuni bidang studi Matematika di antaranya karena adanya image yang mengganggu pikiran sebagian besar santri, yaitu Matematika dianggap sebagai pelajaran yang super rumit, rajanya pelajaran studi, dan jelimet sehingga berjumpa dengan pelajaran Matematika seperti bertemu dengan hantu yang menyeramkan. Padahal belajar Matematika itu tidak sulit jika minat terhadap pelajaran Matematikanya tinggi.

“Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi belajar yang tinggi, dan sebaliknya jika minat belajar kurang maka akan menghasilkan prestasi yang rendah.” (Sandri, dkk, 2023:176)

Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa jika minat belajar rendah maka prestasi yang dihasilkannya pun akan rendah, begitu pun dengan pelajaran Matematika yang jika tidak didasari oleh minat, prestasi yang akan dihasilkannya pun akan rendah, itu menjadi salah satu alasan mengapa nilai Matematika selalu kecil dibandingkan dengan pelajaran yang lainnya yaitu karena kurangnya minat terhadap Matematika itu sendiri.

Santri yang menaruh minat besar terhadap pelajaran Matematika akan memusatkan perhatiannya lebih banyak, kemudian karena

(15)

pemusatan perhatian yang intensif itulah yang memungkinkan santri untuk belajar lebih giat lagi, sehingga hasil belajar yang diperoleh santri akan maksimal. Minat belajar terhadap pelajaran Matematika sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar Matematika, apabila pelajaran Matematika itu tidak didasari dengan minat atau rasa ketertarikan, santri tidak akan belajar dengan baik karena tidak menarik baginya. Santri akan malas belajar dan tidak akan mendapatkan kepuasan dari pelajaran Matematika itu. Bahan pelajaran yang menarik minat santri lebih mudah dipelajari sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar.

Untuk meningkatkan minat santri dalam pembelajaran Matematika adalah dengan menumbuhkan rasa suka pada pelajarannya, memberikan sugesti positif dan terus berlatih dengan sabar dan ulet, jangan pantang menyerah jika menghadapi soal-soal yang menantang.

Dengan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk membahas

Pengaruh Minat Belajar Matematika Terhadap Prestasi Belajar Matematika Santri Mu’allimin Pesantren Persis 45 Rahayu”. Alasan penulis membahas tentang pelajaran Matematika karena Matematika merupakan pelajaran yang dibenci dan ditakuti, di sini penulis ingin mengubah paradigma tersebut menjadi “Matematika itu pelajaran yang penting dan menyenangkan”. Penulis ingin memaparkan pentingnya minat Matematika terhadap prestasi belajar santri, agar dapat diketahui bahwa rendahnya prestasi Matematika dipengaruhi oleh minimnya minat terhadap Matematika, maka perlu dalam praktisinya untuk menumbuhkan minat terhadap belajar Matematika tersebut karena fakta yang menyatakan peminat Matematika rendah itu jelas adanya.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas terdapat beberapa unsur rumusan masalah, sebagai berikut:

1. Apa pengertian minat belajar?

2. Apa pengertian prestasi belajar?

(16)

3. Bagaimana pengaruh minat belajar Matematika terhadap prestasi belajar?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dari karya tulis ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui pengertian minat belajar 2. Mengetahui pengertian prestasi belajar

3. Mengetahui pengaruh minat belajar Matematika terhadap prestasi belajar

D. Manfaat Penulisan

Manfaat teoritis dan manfaat praktis dari penulisan kaya tulis ilmiah ini:

Dari aspek teoritis, penulis berharap karya tulis ini menjadi tambahan wawasan dan pengetahuan bagi semua pembaca khususnya bagi diri penulis sendiri untuk menyadari pentingnya pembelajaran Matematika dan bisa meningkatkan minat terhadap Matematika dan sebagai pengetahuan bahwa pengaruh minat Matematika terhadap prestasi itu sangat penting.

Sedangkan dari aspek praktis, penulis berharap karya tulisan ini bisa membuka pikiran pembaca agar bisa melihat sisi berpengaruhnya minat Matematika terhadap prestasi belajar santri dan agar bisa mengetahui pentingnya minat Matematika.

E. Metode Penulisan

Adapun metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini adalah:

Kuntrjaraningrat, (1997:7) Metode (Yunani: methodos) adalah cara atau jalan. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja; yaitu cara kerja untuk dapat memahami obyek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.

(17)

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analitik. Metode ini merupakan suatu bentuk penelitian yang paling dasar yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang masalah yang diangkat dalam penulisan karya tulis ilmiah tersebut melalui analisa yang mendalam.

(18)

BAB II

PENGARUH MINAT BELAJAR MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SANTRI MU’ALLIMIN PESANTREN PERSIS

45 RAHAYU

A. Minat Belajar

1. Pengertian Minat Belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) secara bahasa, istilah minat berarti kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.

Ditinjau dari aspek psikologi, minat seseorang dapat ditampakkan dalam beberapa bentuk gejala misalnya gairah, kemauan, perasaan suka untuk melakukan proses tertentu melalui berbagai kegiatan termasuk mencari pengetahuan dan pengalaman.

Menurut Wulandari (2015: 2), “Salah satu faktor penting yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah minat belajar. Karena minat diperlukan dalam pencapaian tujuan belajar”.

Menurut Priansa (2015: 61), “Minat belajar adalah sesuatu keinginan atas kemauan yang disertai perhatian dan keaktifan yang disengaja yang akhirnya melahirkan rasa senang dalam perubahan tingkah laku, baik berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan”.

Menurut Sumarmo (2017: 164), “Minat belajar adalah keterlibatan sepenuhnya seseorang dengan segenap pikiran dan perhatiannya untuk memperoleh pengetahuan dan mencapai pemahaman tentang pengetahuan yang dituntutnya”.

Menurut Abdul Wahab (2004: 263), minat belajar adalah suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian dan tindakan terhadap orang, aktivitas atau situasi yang menjadi obyek dari minat tersebut dengan disertai perasaan senang. Menurut Wirdiana (2014: 4) “Minat belajar adalah rasa suka yang timbul dari dalam diri seseorang karena adanya keterkaitan terhadap suatu kegiatan pembelajaran yang kemudian dilakukan dan mendatangkan kepuasan dalam dirinya”.

(19)

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah rasa menyukai, ketertarikan yang tinggi, keinginan untuk mengetahui dan mempelajarinya serta membuktikannya dalam perubahan tingkah laku atau sikap dan dipandang memberi keuntungan dan kepuasan pada dirinya.

Minat dapat mendorong berlangsungnya keikutsertaan seseorang dalam suatu kegiatan. Karena itu minat belajar akan memberi pengaruh terhadap kegiatan dan hasil belajar. Sebagai contoh, santri yang berminat terhadap Matematika akan mempelajari Matematika dengan sungguh- sungguh, rajin belajar, merasa senang mengikuti kegiatan belajar Matematika, dan bahkan dapat mengatasi kesulitan dalam belajar dan menyelesaikan soal latihan Matematika karena adanya daya tarik untuk mempelajari Matematika. Proses belajar akan berjalan lancar bila disertai minat. Oleh karna itu, guru perlu membangkitkan minat santri agar pelajaran yang diberikan mudah dipahami (Fathani, 2012)

a. Pengertian Matematika

Menurut KBBI, Matematika didefinisikan sebagai ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan.

Menurut Ashari (Tt) Matematika secara umum didefinisikan sebagai bidang ilmu yang mempelajari pola dari struktur, perubahan dan ruang. Maka secara informal dapat juga disebut sebagai ilmu bilangan dan angka. Dalam pandangan formalis Matematika adalah penelaah struktur abstrak yang didefinisikan secara aksioma dengan menggunakan logika simbolik dan notasi.

Matematika dalam sudut pandang Fathina (2012) yang diuraikan dalam bukunya, bahwa Matematika adalah angka-angka dan perhitungan yang merupakan bagian dari hidup manusia. Matematika adalah pengetahuan atau ilmu mengenai logika dan problem-problem numerik.

(20)

Matematika membahas fakta-fakta dan hubungan-hubungannya, serta membahas problem ruang dan waktu.

Menurut Sundaya (2013) Matematika merupakan salah satu komponen dari perangkaian mata pelajaran yang mempunyai peranan penting dalam pendidikan. Matematika merupakan bidang studi yang mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Matematika adalah ilmu atau pengetahuan yang melibatkan logika, angka-angka dan bilangan-bilangan yang mempunyai peranan sangat penting dalam pendidikan namun sampai saat ini banyak yang merasa Matematika sebagai mata pelajaran yang sulit, tidak menyenangkan, bahkan momok yang menakutkan. Hal ini disebabkan banyaknya santri yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal Matematika serta minimnya minat terhadap pelajaran Matematika.

b. Minat belajar Matematika

Minat belajar Matematika adalah kecenderungan rasa lebih suka terhadap pelajaran Matematika, sehingga santri tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran Matematika (Imari: 2019)

Adams dan Hamm (2010) mengemukakan bahwa cara dan pendekatan dalam meningkatkan minat pembelajaran Matematika sangat dipengaruhi oleh pandangan guru terhadap Matematika dan santri dalam pembelajaran. Adams dan Hamm (2010) menyebutkan empat macam pandangan tentang posisi dan peran Matematika, yaitu:

1) Matematika sebagai suatu cara untuk berpikir

Pandangan ini berawal dari bagaimana karakter logis dan sistematis dari Matematika berperan dalam proses mengorganisasi gagasan, menganalisis informasi, dan menarik kesimpulan antar data.

2) Matematika sebagai suatu pemahaman tentang pola dan hubungan (pattern and relationship)

(21)

Dalam mempelajari Matematika santri perlu menghubungkan suatu konsep Matematika dengan pengetahuan yang sudah mereka miliki. Penekanan pada hubungan ini sangat diperlukan untuk kesatuan dan kontinuitas konsep dalam Matematika sekolah sehingga santri dapat dengan segera menyadari bahwa suatu konsep yang mereka pelajari memiliki persamaan atau perbedaan dengan konsep yang pernah dipelajari.

3) Matematika sebagai suatu alat (mathematics as a tool)

Pandangan ini sangat dipengaruhi oleh aspek aplikasi dan aspek sejarah dari konsep Matematika. Banyak konsep Matematika yang dapat kita temukan dan gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya dalam bidang sosial Matematika sangat dibutuhkan untuk menghitung laba rugi serta jumlah statiska suatu laporan.

4) Matematika sebagai bahasa atau alat untuk berkomunikasi Matematika merupakan bahasa yang paling universal karena simbol Matematika memiliki makna yang sama untuk berbagai istilah dari bahasa yang berbeda. Ketika berkata “dua ditambah tiga sama dengan lima” maka hanya orang yang mengerti bahasa Indonesia saja yang memahami kalimat tersebut.

Namun, ketika kalimat tersebut ditulis dengan “2+3=5” maka orang dengan pengetahuan bahasa yang berbeda-beda akan bisa memahami kalimat tersebut.

Adapun H.W Fowler (dalam Suyitno: 1985: 736) mengemukakan tentang hakikat Matematika yaitu “Mathematics is the abstract science of space and number.” Matematika adalah ilmu abstrak mengenai ruang dan bilangan.

Martin (2010) berpendapat bahwa objek Matematika yang bersifat abstrak tersebut merupakan kesulitan tersendiri yang harus dihadapi santri

(22)

dalam mempelajari Matematika. Tidak hanya santri, guru pun juga mengalami kendala dalam mengerjakan Matematika terkait sifatnya yang abstrak tersebut. Konsep-konsep Matematika dapat dipahami dengan mudah bila bersifat konkret. Karenanya pengajaran Matematika harus dilakukan secara bertahap. Pembelajaran Matematika harus dimulai dari tahapan konkret. Lalu diarahkan pada tahapan semi konkret, dan pada akhirnya santri dapat berpikir dan memahami Matematika secara abstrak.

Untuk menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas guru sering kali menemukan kesulitan dalam memberikan materi pembelajaran khususnya bagi guru Matematika dalam pelaksanaan pelajaran di sekolah guru sebaiknya memberikan gambaran konkret dari materi yang disampaikan sehingga hal tersebut berakibat kepada tingginya peminat Matematika dan meratanya kualitas hasil yang dicapai oleh santri.

Kondisi semacam ini akan terjadi selama guru Matematika tidak mengabaikan media pembelajaran.

Sudjana dan Rivai (1998: 2) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar santri yaitu:

Pertama, pengajaran akan lebih menarik perhatian santri sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

Kedua, bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh santri dan kemungkinannya menguasai dan mencapai tujuan pengajaran.

Ketiga, metode mengajar akan lebih bervariasi tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru sehingga santri tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran,

Keempat, santri dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, memamerkan dan lain-lain.

(23)

2. Ciri-Ciri Minat Belajar

Slameto (2003) mengemukakan beberapa ciri santri yang memiliki minat belajar yang tinggi sebagai berikut:

a. Memiliki kecenderungan yang tetap dan memperhatikan dan menyimak sesuatu yang dipelajari secara terus menerus.

b. Ada rasa suka dan senang terhadap sesuatu.

c. Menunjukkan rasa kebanggaan dan kepuasan pada suatu yang diminati.

d. Lebih menyukai hal yang lebih menjadi minatnya dari pada hal yang lainnya.

e. Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan.

Ciri-ciri minat belajar di atas akan tampak dalam perilaku sehari-hari santri, baik perilaku di rumah atau perilaku di sekolah.

Selain ciri-ciri minat belajar di atas, Brown (2011) merinci prinsip- prinsip dalam minat belajar, sebagai berikut:

a. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental.

b. Minat bergantung pada kegiatan belajar.

c. Perkembangan mungkin terbatas.

d. Minat bergantung pada kesempatan belajar.

e. Minat berbobot emosional.

3. Jenis-Jenis Minat Belajar

Ada beberapa macam minat belajar di antaranya:

a. Minat belajar visual

Menurut Hamzah (2005: 181) Minat belajar visual adalah minat belajar yang mengandalkan kemampuan penglihatan untuk bisa memahami dan mengingatnya. Minat belajar visual berarti minat belajar yang mengandalkan pengamatan. Indera mata merupakan Indera yang diutamakan dalam belajar minat ini. Guru yang mengajar harus jeli terhadap penglihatan anak didiknya.

(24)

Ciri-ciri santri yang mempunyai minat belajar visual menurut suparman (2010:67) antara lain:

1) Rapi dan teratur, sangat mementingkan penampilan.

2) Berbicara cepat.

3) Sangat teliti.

4) Lebih mudah mengingat apa yang dilihat dari pada yang didengar.

5) Lebih suka membaca dari pada dibacakan.

b. Minat belajar Auditori

Menurut Hamzah (2005: 182) Minat belajar auditori adalah minat belajar yang mengandalkan pada pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya. Reid (2005: 92) mengatakan bahwa santri yang mempunyai minat belajar auditori akan mempunyai kelebihan dalam mendengarkan dan berbicara dengan guru. Mereka lebih suka guru mengajar dengan media audio. Informasi yang berupa tulisan terkadang lebih sulit dipahami dan dicerna. Santri yang mempunyai minat belajar auditori dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset.

Ciri-ciri santri yang mempunyai minat belajar auditori menurut Suparman (2010: 65) antara lain:

1) Berbicara pada diri sendiri.

2) Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan.

3) Merasa kesulitan menulis tetapi hebat dalam berbicara dengan irama yang berpola.

4) Suka berbicara, berdiskusi dan menjelaskan sesuatu yang panjang lebar.

c. Minat belajar Kinestetik

Suparman (2010: 69) mengemukakan minat belajar kinestetik biasanya disebut juga minat belajar gerak. Artinya, santri biasanya

(25)

menyukai belajar dengan memanfaatkan anggota gerak tubuhnya dalam proses belajar untuk memahami sesuatu. Santri yang mempunyai minat belajar kinestetik pada umumnya tidak menyukai duduk diam berlama-lama karena mereka mempunyai keinginan untuk beraktivitas dan bereksplorasi. Santri lebih menyukai pelajaran praktikum. Santri yang mempunyai minat belajar kinestetik menurut Suparman (2010: 69) mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1) Berbicara dengan lambat dan pelan.

2) Menyentuh orang untuk mendapatkan sesuatu.

3) Menghafal dengan cara berjalan-jalan dan melihat.

4) Tidak dapat duduk diam dalam jangka waktu yang lama.

4. Indikator Minat Belajar

Menurut KBBI, Indikator adalah sesuatu yang dapat memberikan petunjuk atau keterangan. Indikator juga dapat menjadi acuan dalam mencapai suatu tujuan. Indikator dapat digunakan untuk mengetahui faktor perubahan dalam mencapai tujuan tersebut. Menurut Slameto (2015: 180) ada beberapa indikator minat belajar yaitu: perasaan senang, keterkaitan, penerimaan dan keterlibatan peserta didik.

Sedangkan menurut Safari (2007: 152) ketika seorang santri memiliki minat belajar, ia akan menunjukkan pada beberapa indikator, yaitu:

a. Perasaan senang

Seorang santri yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap suatu mata pelajaran, maka santri tersebut akan terus mempelajari ilmu yang disenanginya. Tidak ada perasaan terpaksa untuk mempelajari bidang tersebut.

b. Keterkaitan santri

Berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong untuk merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan atau bisa berupa pengalaman afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.

(26)

c. Perhatian santri

Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa terhadap pengalaman dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain dari pada itu. Santri yang memiliki minat pada objek tertentu, dengan sendirinya akan memperhatikan objek tersebut.

d. Keterlibatan santri

Ketertarikan seorang santri akan suatu objek yang mengakibatkan santri tersebut senang dan tertarik untuk mengerjakan kegiatan.

Sedangkan menurut Elizabeth Hurlock dalam Susanto (2014: 62) indikator minat belajar adalah sebagai berikut:

a. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental.

b. Minat tergantung pada kegiatan belajar.

c. Perkembangan minat mungkin terbatas.

d. Minat tergantung pada kesempatan belajar.

e. Minat dipengaruhi oleh budaya.

f. Minat berbobot emosional.

g. Minat berbobot egosentris, artinya jika seseorang senang terhadap sesuatu, maka akan timbul hasrat untuk memilikinya.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat di simpulkan bahwa indikator minat belajar itu dapat tumbuh dan dipengaruhi oleh lingkungan fisik dan mental serta budaya di sekitarnya. Minat terdiri dari aspek perasaan senang, ketertarikan santri, perhatian santri, dan keterlibatan santri. Penulis akan menggunakan empat aspek tersebut untuk penelitian minat belajar Matematika di Mu’allimin Pesantren Persis 45 Rahayu.

5. Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar

Menurut Hansen dan Susanto (2013: 57) bahwa minat belajar santri erat hubungannya dengan faktor dari dalam (internal) dan luar (eksternal) diri santri. Kedua faktor tersebut sebagai berikut:

a. Faktor Internal

(27)

1) Keturunan 2) Kepribadian 3) Motivasi 4) Ekspresi

5) Konsep diri atau identifikasi b. Faktor Eksternal

1) Situasi kelas 2) Sistem

3) Dorongan keluarga

Menurut Zusnani (2013: 80) minat tersebut akan ada karena pengaruh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Kedua faktor minat tersebut sebagai berikut:

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah sesuatu yang membuat santri berminat, yang berasal dari dalam diri sendiri. Faktor internal tersebut antara lain:

pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi dan kebutuhan.

1) Perhatian sanggatlah penting dalam mengikuti kegiatan dengan baik, dan hal ini akan berpengaruh terhadap minat belajar santri.

Perhatian dalam belajar yaitu pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas seseorang yang ditunjukkan kepada sesuatu atau sekumpulan objek belajar. Santri yang aktivitas belajarnya disertai dengan perhatian yang insentif akan lebih sukses serta prestasinya akan lebih tinggi. Santri menaruh minat terhadap suatu aktivitas akan memberikan perhatian yang besar, tidak segan mengorbankan waktu dan tenaga demi aktivitas tersebut.

2) Keingintahuan adalah perasaan atau sikap yang kuat untuk mengetahui lebih banyak tentang sesuatu. Suatu perasaan yang muncul dalam diri santri yang mendorong santri tersebut ingin mengetahui sesuatu.

3) Kebutuhan (motif) yaitu keadaan dalam diri pribadi seorang santri yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu

(28)

guna mencapai suatu tujuan. Kebutuhan ini hanya dapat dirasakan sendiri oleh seorang individu.

b. Faktor Eksternal

Faktor Eksternal adalah sesuatu yang membuat santri berminat yang datangnya dari luar diri, seperti: dorongan dari orang tua, dorongan dari guru, tersedianya prasarana dan sarana atau fasilitas, dan keadaan lingkungan.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, penulis mengambil kesimpulan bahwa minat belajar ini ada karena dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal ini berasal dari dalam diri santri seperti keturunan, ekspresi, konsep diri, perhatian, keingintahuan, motivasi dan kebutuhan. Faktor eksternal minat belajar ini berasal dari luar diri karena adanya dorongan dari orang tua, dorongan dari pendidik, tersedianya prasarana dan sarana atau fasilitas, dan keadaan lingkungan.

B.Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Istilah prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu prestasi dan belajar. Istilah prestasi di dalam Kamus Ilmiah Populer (Satrio, 2005:

467) didefinisikan sebagai hasil yang telah dicapai. Nasution (1998: 4) menyimpulkan bahwa belajar dalam arti luas dapat diartikan sebagai suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau rubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil dari terbentuknya respon utama, dengan syarat bahwa perubahan atau munculnya tingkah baru itu bukan disebabkan oleh adanya kematangan atau oleh adanya perubahan sementara karena sesuatu hal.

Menurut Hamdani (2010: 19), “prestasi adalah bukti keberhasilan yang telah dicapai santri setelah melakukan usaha-usaha belajar”.

Sementara Menurut Ahmadi (2007: 33), “prestasi belajar adalah hal yang

(29)

menyangkut hasil pembelajaran atau hasil yang dicapai santri yang diukur melalui aktivitas belajar”.

Adapun yang dimaksud dengan prestasi belajar menurut Muhibah Syah (2008), sebagaimana yang dikutip oleh Abu Muhammad Ibnu Abdullah (2008) adalah “taraf keberhasilan murid atau santri dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah atau pondok pesantren yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi belajar tertentu”

Dalam KBBI bahwa yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah

“penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru”

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan yang dicapai dari suatu kegiatan atau usaha yang dinyatakan dalam bentuk nilai yang dapat memberikan kepuasan emosional setelah mengalami proses pembelajaran sebagai tolak ukur keberhasilan santri dan dapat diukur dengan alat atau tes tertentu.

2. Jenis dan Indikator Prestasi Belajar

Prestasi belajar pada dasarnya adalah hasil akhir yang diharapkan dapat dicapai setelah santri belajar. Menurut Benjamin S. Bloom, sebagaimana yang dikutip oleh Abu Muhammad Ibnu Abdullah (2008) bahwa jenis prestasi belajar diklarifikasikan ke dalam tiga ranah atau aspek, yaitu:

a. Ranah kognitif (cognitive dimain);

b. Ranah afektif (affective domain);

c. Ranah Psikomotor (psychomotor domain);

Untuk mengungkap hasil belajar atau prestasi belajar pada ketiga ranah tersebut di atas diperlukan patokan-patokan atau indikator-indikator sebagai petunjuk bahwa seorang santri telah berhasil meraih prestasi pada tingkat tertentu dari tiga ranah tersebut. Dalam hal ini Muhibah Syah

(30)

(2008) mengemukakan bahwa: kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar santri sebagaimana yang diperoleh di atas adalah mengetahui garis-garis besar indikator (petunjuk adanya prestasi tertentu) dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur.

Pengetahuan dan pemahaman yang mendalam mengenai indikator- indikator prestasi belajar sangat diperlukan ketika santri akan menggunakan alat dan kiat evaluasi. Muhibah Syah (2008: 150) mengemukakan bahwa urgensi pengetahuan dan pemahaman yang mendalam mengenai jenis-jenis prestasi belajar dan indikator- indikatornya adalah bahwa pemilihan dan penggunaan alat evaluasi akan menjadi lebih tepat, reliabel dan valid.

Selanjutnya agar pemahaman dapat lebih dalam mengenai kunci pokok tadi, maka untuk memudahkan alat dan kegiatan evaluasi yang dipandang tepat, tabel dan variabel di bawah ini dijadikan tabel yang berkenaan dengan ketiga ranah psikologi (Suryabrata, 1982: 102).

Tabel 1.2. Jenis, Indikator dan Cara Evaluasi Prestasi (Wilaya, Ariyadi (2012: 92)

Ranah/Jenis Prestasi

Indikator (Kata Kerja

Operasional) Cara Evaluasi

A. Ranah Cipta (Kognitif) 1. Pengamatan

2. Ingatan

3. Pemahaman

1. Dapat menunjukkan;

2. Dapat membandingkan;

3. Dapat menghubungkan;

1. Dapat menyebutkan;

2. Dapat menunjukkan kembali.

1. Dapat menjelaskan;

1. Tes lisan;

2. Tes tertulis;

3. Observasi.

1. Tes lisan;

2. Tes tertulis:

3. Observasi.

1. Tes lisan;

(31)

4. Aplikasi/

Penerapan

5. Analisis (Pemeriksaan dan pemilihan secara teliti)

6. Sistesis (Membuat panduan baru dan utuh)

2. Dapat mendefinisikan dengan lisan sendiri.

1. Dapat memberikan contoh;

2. Dapat menggunakan secara tepat.

1. Dapat menguraikan;

2. Dapat

mengklasifikasikan/

memilah-milah

1. Dapat menghubungkan materi-materi, sehingga menjadi kesatuan baru;

2. Dapat menyimpulkan;

3. Dapat menggeneralisasi- kan (Membuat prinsip umum)

2. Tes tertulis;

1. Tes tertulis;

2. Pemberian tugas;

3. Observasi.

1. Tes tertulis;

2. Pemberian tugas.

1. Tes tertulis;

2. Pemberian tugas.

B. Ranah Rasa (Afektif) 1. Penerimaan

2. Sambutan

1. Menunjukkan sikap menerima;

2. Menunjukkan sikap menolak.

1. Kesediaan

berpartisipasi/terlibat;

2. Kesediaan memanfaatkan

1. Tes tertulis;

2. Tes kala sikap.

3. Observasi.

1. Tes skala sikap;

2. Pemberian tugas 3. Observasi

(32)

3. Apresiasi (Sikap menghargai)

4. Internalisasi

5. Karakterisasi (Penghayatan)

C. Ranah Karsa (Psikomotor) 1. Keterampilan bergerak dan bertindak

2. Kecakapan ekspresi verbal dan non-verbal

1. Menganggap penting dan bermanfaat

2. Menganggap indah dan harmonis

3. Mengagumi

1. Mengakui dan meyakini 2. Mengingkari

1. Melembagakan atau meniadakan

2. Menjelmakan dalam pribadi dan perilaku sehari- hari

1. Kecakapan

mengkoordinasikan gerak mata, tangan, kaki, dan anggota tubuh lainnya 1. Kefasihan melafalkan/

mengucapkan

1. Tes skala penilaian sikap

2. Penilaian tugas 3. Observasi

1. Tes skala sikap 2. Pemberian tugas ekspresif (yang menyatakan sikap) dan tugas proyektif (yang menyatakan perkiraan/ramalan) 1. Pemberian tugas ekspresif dan proyektif 2. Observasi

1. Observasi 2. Tes Tindakan

1. Tes lisan 2. Observasi

(33)

2. Kecakapan membuat mimik dan gerak jasmani

3. Tes tindakan 3. Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar di sekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan umum kita yang diukur oleh IQ, IQ yang tinggi dapat meramalkan kesuksesan prestasi belajar. Namun demikian, pada beberapa kasus, IQ yang tinggi ternyata tidak menjamin kesuksesan seorang santri dalam belajar dan hidup bermasyarakat.

IQ bukanlah satu-satunya faktor penentu kesuksesan prestasi belajar seseorang. Namun, ada faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar santri. Menurut pandangan Muhibbin Syah (2006) faktor-faktor yang mempengaruhi proses atau hasil belajar (prestasi belajar) di sekolah, secara garis besar dapat dibagi kepada tiga bagian, yaitu:

a. Faktor internal (faktor dari dalam diri santri ), yakni keadaan atau kondisi jasmani atau Rohani santri. Yang termasuk faktor-faktor internal antara lain adalah:

1) Faktor fisiologis

Keadaan fisik sehat dan segar serta kuat akan menguntungkan dan memberikan hasil belajar yang baik. Tetapi keadaan fisik yang kurang baik akan berpengaruh pada santri dalam keadaan belajarnya.

2) Faktor psikologis

Yang termasuk dalam faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi prestasi belajar adalah antara lain:

 Inteligensi, faktor ini berkaitan dengan Intelligence Quotient (IQ) santri.

 Perhatian, perhatian yang terarah dengan baik akan menghasilkan pemahaman dan kemampuan yang mantap.

 Minat, kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

(34)

 Motivasi, merupakan keadaan internal organisme yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu

 Bakat, kemampuan potensial yang dimiliki santri untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.

b. Faktor eksternal (faktor dari luar santri), yakni kondisi lingkungan sekitar santri. Adapun yang termasuk faktor-faktor eksternal antara lain, yaitu:

1) Faktor sosial, yang terdiri dari: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

2) Faktor non sosial, yang meliputi keadaan dan letak Gedung sekolah, keadaan dan letak rumah tempat tinggal keluarga, alat- alat dan sumber belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor tersebut dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar santri di sekolah.

c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar santri yang meliputi strategi dan metode yang digunakan santri dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

4. Prestasi Belajar Matematika

Prestasi belajar matematika menurut Ferryansyah (2011) adalah hasil yang telah dicapai setelah melakukan proses pembelajaran matematika.” Hal tersebut selaras dengan pendapat Nasution (2007), yang menyatakan bahwa prestasi belajar matematika adalah skor yang mencerminkan penguasaan matematika di sekolah yang telah menempuh proses belajar dan diukur dengan tes.

Begitupun menurut Astuti & Leonard (2015) yang mengatakan bahwa: prestasi belajar matematika adalah hasil yang diperoleh santri dari proses pembelajaran matematika yaitu meliputi proses perubahan tingkah laku yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan terutama penguasaan bahan belajar Matematika.

(35)

Prestasi belajar matematika mencerminkan tolak ukur sejauh mana pencapaian atau keberhasilan belajar matematika yang diperoleh melalui proses belajar. Suhendri (2013) menyatakan bahwa: Prestasi belajar matematika adalah puncak dari kegiatan belajar yang berupa perubahan dalam bentuk kognitif, afektif, dan psikomotrik dalam hal kemampuan bilangan, bangun, hubungan-hubungan konsep dan logika yang berkesinambungan serta dapat diukur dan diamati.

Sementara itu, Supardi (2013) mengatakan bahwa prestasi belajar matematika merupakan indikator untuk mengukur keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran matematika.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika adalah tingkat penguasaan santri terhadap materi pelajaran matematika yang telah diperoleh dari hasil tes belajar dan dinyatakan dalam bentuk skor atau nilai. Prestasi belajar matematika juga menunjukkan sejauh mana keberhasilan santri dalam menguasai pelajaran matematika.

C. Pengaruh Minat Belajar Matematika Terhadap Prestasi Belajar Matematika

1. Penelitian Minat Belajar Matematika di Mu’allimin Persis 45 Rahayu

a. Metode

Penelitian yang dilakukan adalah jenis metode deskriptif kualitatif.

Menurut Moloeng (2014: 6) mendeskripsikan bahan penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, tindakan, dan lain-lain, secara menyeluruh, dan dengan cara deskripsi dalam kata bahasa, dalam suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

b. Teknik Pengumpulan Data

(36)

Sumber data pada penelitian ini diperoleh dari hasil angket (kuesioner) yang dilakukan di Mu’allimin Pesantren Persis 45 Rahayu..

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tentang minat belajar Matematika yang berbentuk tertutup, yaitu santri menjawab sejumlah pertanyaan yang menggambarkan hal-hal diungkapkan disertai sedia alternatif jawaban. Kemudian santri diminta merespons setiap pertanyaan sesuai dengan keadaan diri yang diketahui, dengan cara membubuhkan check (√) pada alternatif jawaban yang tersedia.

Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Penskoran menggunakan skala Likert yang sudah dimodifikasi dengan empat alternatif jawaban. Skor setiap alternatif jawaban pada pernyataan positif dan negatif adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2. Skoring Angket Minat Belajar (Widoyoko, 2015: 105) N

o

Pertanyaan Positif Sko r

Pertanyaan Negatif Sko r

1. Sangat Setuju (SS) 4 Sangat Setuju(SS) 1

2. Setuju (S) 3 Setuju (S) 2

3. Tidak Setuju (TS) 2 Tidak Setuju (TS) 3

4. Sangat Tidak Setuju (STS)

1 Sangat Tidak Setuju (STS) 4

Tabel 3.2. Kriteria Minat Belajar Matematika (Widoyoko, 2015: 105)

No Tingkat Pencapaian Skor Kriteria

1. 76 – 100% Sangat Tinggi

2. 51 – 75% Cukup

3. 26 – 50% Kurang

4. 0 – 25% Sangat Rendah

c. Sample

Sample dari penelitian ini adalah santri Mu’allimin PPI 45 Rahayu Tahun ajaran 2023/2024 yang berjumlah 30 orang santri yang terdiri dari 11 orang RG (Laki-laki) dan 19 orang UG (perempuan).

(37)

Responden dari angket (kuesioner) ini berjumlah30 Santri Rijallul Ghad (RG) dan Ummahatul Ghad (UG), sebagai berikut:

1) 5 RG, 10 UG Kelas XI 2) 6 RG, 9 UG Kelas XII d. Hasil dan pembahasan

1) Deskripsi Minat Belajar Santri

Data hasil minat belajar santri dalam proses pembelajaran Matematika diperoleh dari angket (kuesioner) yang terdiri dari 4 indikator minat belajar sebagai berikut:

a) Perasaan senang b) Ketertarikan santri c) Perhatian santri d) Keterlibatan santri

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap santri PPI 45 Rahayu Tahun Ajaran 2023/2024, dengan jumlah sampel 30, maka penulis dapat mengumpulkan data melalui angket yang dikerjakan oleh santri tersebut, yang kemudian diberikan skor masing-masing item.

Berikut adalah hasil distribusi frekuensi minat belajar santri :

Tabel 4.2. Hasil Angket Minat Belajar Matematika Mu’allimin Pesantren Persis 45 Rahayu

Indikator Keterangan Presentas

e Perasaan

senang

 Pendapat santri tentang pembelajaran matematika di Mu’allimin 45 Rahayu

 Perasaan santri selama mengikuti pembelajaran matematika

59%

Keterlibatan  Rasa ingin meningkatkan prestasi santri terhadap pembelajaran

58%

(38)

matematika Ketertarika

n

 Kegiatan santri sebelum masuk pembelajaran matematika

 Kesadaran santri tentang latihan soal- soal matematika

 Rasa ingin tahu santri saat mengikuti pembelajaran matematika

50%

Perhatian  Perhatian santri saat mengikuti pembelajaran matematika

 Perhatian santri tentang pelajaran matematika yang sudah dipelajari

53%

Diagram Batang indikator Minat Belajar Santri, dengan skor maksimal:

Perasaan Senang = 600 Ketertarikan = 480 Keterlibatan = 480 Perhatian = 600

Perasaan senang Keterlibatan Ketertarikan Perhatian 100

150 200 250 300 350 400 450 500 550 600

356

279

241

318

Minat Belajar Santri Terhadap Matematika

G ambar 1.2. Diagram Batang Indikator Minat Santri Terhadap Pelajaran

Matematika

(39)

Diagram batang di atas dapat disimpulkan bahwa indikator yang dihasilkan santri Mu’allimin adalah:

1) Pada indikator perasaan senang santri terhadap pelajaran matematika yaitu dengan skor 356 atau jika dipersentasikan menjadi 59%.

2) Pada indikator keterlibatan santri terhadap pelajaran matematika yaitu dengan skor 279 atau jika dipersentasikan menjadi 58%.

3) Pada indikator ketertarikan santri terhadap pelajaran matematika yaitu dengan skor 241 atau jika dipersentasikan menjadi 50%.

4) Pada indikator perhatian santri terhadap pelajaran matematika yaitu dengan skor 318 atau jika dipersentasikan menjadi 53%.

Hasil persentase dapat diperoleh dari skor angket (kuesioner) per santri yang terdapat 18 pertanyaan. Peneliti menggunakan skirling pilihan jawaban Likert. Untuk skoring angket minat belajar seperti pada tabel 2.2. di atas.

Jumlah skor maksimal dari setiap pertanyaan dapat diartikan sebagai total skor maksimal. Sedangkan jawaban santri dapat diartikan sebagai jawaban yang benar dan dianggap menjadi total skor yang diperoleh dari santri.

Kesimpulannya yaitu total skor yang diperoleh santri dikalikan 100%

kemudian dibagi total skor maksimal sehingga dapat diperoleh persentase dari minat belajar santri dan dapat dilihat dari rumus:

% Minat Santri = Total Skor yang diperoleh santri × 100

Hasil yang di peroleh penulis mengenai minat belajar Matematika yang telah dihitung menunjukkan persentase minat belajar Matematika. Hasil tersebut kemudian akan dikategorikan untuk mengetahui tingkat minat belajar santri pada pembelajaran Matematika. Kategori tersebut seperti Tabel 3.2. di atas.

Berdasarkan hasil angket yang telah diisi santri bahwa hasil jumlah total dari 18 pertanyaan indikator minat belajar yang diajukan kepada 30 santri Mu’allimin Pesantren Persis 45 Rahayu total skor yang di peroleh adalah 1209

Total skor maksimal

(40)

dengan skor maksimal 2.160. Minat belajar santri kemudian dinyatakan ke dalam persentase dengan rumus % minat belajar di atas. Hasil perhitungan menunjukkan persentase minat belajar santri yaitu 55% tergolong dalam kriteria minat belajar “Cukup”.

55.00%

45.00%

Minat Tidak Minat

Gambar 2.2. Diagram Lingkaran Minat Santri Terhadap Pelajaran Matematika

Gambar 2.2 di atas menggambarkan bahwa minat belajar matematika di Mu’allimin Pesantren Persis 45 rahayu itu memiliki persentase 55% santri yang berminat dan 45% santri yang tidak berminat pada pelajaran matematika.

Tabel 5.2. Minat Belajar Matematika Santri Mu’allimin Kelas XI & XII No Inisial

Santri

Jenis

Kelamin Kelas Skor Minat Santri

Persentase Minat Santri

1. MT L XI 33 45%

2. SF L XI 29 40%

3. MR L XI 41 56%

4. HD L XI 38 52%

5. AY L XI 27 37%

6. KR P XI 35 48%

7. MW P XI 39 54%

(41)

8. IH P XI 41 56%

9. AN P XI 37 51%

10. EB P XI 41 56%

11. DH P XI 50 69%

12. HN P XI 45 62%

13. AH P XI 42 58%

14. SZ P XI 53 72%

15. MA P XI 52 73%

16. SA P XII 40 55%

17. FF P XII 38 52%

18. AE P XII 25 34%

19. NA P XII 30 41%

20. AP P XII 45 62%

21. AA L XII 39 54%

22. NP L XII 34 47%

23. FS L XII 39 54%

24. IM L XII 26 36%

25. DM L XII 30 41%

26. YM P XII 53 73%

27. FA L XII 49 68%

28. NA P XII 56 77%

29. MW P XII 52 72%

30. KR P XII 50 69%

2) Deskripsi Prestasi Belajar Matematika Santri

Tabel 6.2. Kategori Skor Capaian Variabel Prestasi Belajar Matematika

Kategori Nilai Keterangan

Mean + 1,5 SD < X

Mean + 0,5 SD < X ≤ Mean + 1,5 SD Mean - 0,5 SD < X ≤ Mean + 0,5 SD Mean + 1,5 SD < X ≤ Mean - 1,5 SD X ≤ Mean -1,5 SD

81,1265 < X

78,5555 < X ≤ 81,1265 75,9845 < X ≤ 78,5555 73,4135 < X ≤ 75,9845 X ≤ 73,4135

Sangat Tinggi Tinggi

Sedang Rendah

Sangat Rendah

(42)

Tabel 7.2. Prestasi Belajar Santri PPI 45 Rahayu Semester Terakhir (TAHUN 2022/2023)

NO Inisial

Santri Kelas

Semester III Semester IV Nilai Matematika Nilai Matematika

1. MT XI 75 79

2. SF XI 74 69

3. MR XI 74 66

4. HD XI 74 71

5. AY XI 71 82

6. KR XI 70 70

7. MW XI 73 74

8. IH XI 73 73

9. AN XI 71 80

10 EB XI 78 69

11. DH XI 75 85

12. HN XI 72 76

13. AH XI 80 79

14. SZ XI 71 85

15. MA XI 75 84

16. SA XII 74 68

17. FF XII 68 64

18. AE XII 64 62

19. NA XII 68 64

20. AP XII 72 68

21. AA XII 76 70

22. NP XII 68 64

23. FS XII 72 70

24. IM XII 74 70

25. DM XII 74 70

26. YM XII 78 70

(43)

27. FA XII 82 76

28. NA XII 80 76

29. MW XII 80 76

30. KR XII 78 68

*Disini penulis hanya membawa nilai matematika semester IV

Setelah memasukan rumus Mean + 1,5.SD, dengan nilai mean (rata-rata) nya 72,6 dan nilai standar deviasi (SD) nya 6,489248. Maka hasil maksimum nilai matematikanya adalah 82,333872. Rata-rata dari jumlah nilai matematika santri pada semester IV adalah 72,6 ini temasuk dalam kategori yang “Sangat Rendah.”

Oleh karena itu ada dalam partisipannya untuk melibatkan minat belajar matematiika agar meningkatnya prestasi belajar yang dihasilkan.

Tabel 8.2. Interpretasi Koefisien Korelasi (Sugiyono, 2006: 214) Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,00 Sangat Kuat

Tabel 9.2 Tabel Skor Minat Matematika dan Prestasi Matematika NO Inisial Santri Kelas Skor Minat

Matematika

Prestasi Matematika

1. MT XI 33 79

2. SF XI 29 69

3. MR XI 41 66

4. HD XI 38 71

5. AY XI 27 82

6. KR XI 35 70

7. MW XI 39 74

8. IH XI 41 73

9. AN XI 37 80

10 EB XI 41 69

11. DH XI 50 85

(44)

12. HN XI 45 76

13. AH XI 42 79

14. SZ XI 53 85

15. MA XI 52 84

16. SA XII 40 68

17. FF XII 38 64

18. AE XII 25 62

19. NA XII 30 64

20. AP XII 45 68

21. AA XII 39 70

22. NP XII 34 64

23. FS XII 39 70

24. IM XII 26 70

25. DM XII 30 70

26. YM XII 53 70

27. FA XII 49 76

28. NA XII 56 76

29. MW XII 52 76

30. KR XII 50 68

Regression Statistics

Multiple R 0.428501

Dapat diambil simpulan dari table 9.2 di atas bahwa yang dimaksud dengan Multiple R adalah koefisien korelasi berganda antara variable (Zach, 2021) Multiple R yang dihasilkan pada tabel 9.2 adalah 0.428501, ini termasuk kepada tingkat hubungan yang “sedang” bisa dihilat dari tabel 8.2.

Ini berarti hubungan antara minat belajar matematika dan prestasi belajar matematika di Mu’allimin 45 Rahayu ada pada tingkatan “sedang”. Maksudnya adanya hubungan antara keduanya itu jelas adanya, oleh sebab itu jika santri ingin menghasilkan prestasi belajar matematika yang tinggi sebaiknya santri menumbuhkan minat belajar matematika yang tinggi pula.

2. Hubungan Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar

(45)

Dari penelitian yang penulis lakukan dapat disimpulkan bahwa adanya keterkaitan antara minat dan prestasi, kategori minat yang “Cukup” memiliki kesamaan dengan tingkatan prestasi dengan kategori “Sangat rendah”

kesamaannya sama-sama tidak memiliki kriteria yang tinggi. Maka dapat ditegaskan pula bahwa terdapat hubungan antara minat matematika dengan prestasi belajar matematika. Seperti hal nya juga santri berinisial DH, SZ, MA yang memiliki skor minat yang tinggi dan prestasi yang diraihnya pun tinggi dan santri berinisial IM, SF yang memiliki skor minat yang rendah dan prestasi yang diraihnya pun rendah. Maka dapat disimpulkan kembali bahwa minat atau kemauan sangat penting untuk mendukung tercapainya suatu prestasi yang tinggi.

Karena ketika santri dalam hatinya sudah tumbuh semangat untuk belajar maka tidak akan ada kata putus asa lagi untuk selalu menimba ilmu Allah. Karena Allah akan memperlihatkan hasil dari apa yang sudah diusahakan oleh hambanya.

Firman Allah Swt. tentang minat belajar santri dalam Al-Quran surah An-najm ayat 39-40:

ىٰرُي َفْوَس هَيْعَس َنَاَو ىٰعَساَم َلِا ِناَسْنِ ْلِل َسْيَل ْنَاَو ۗ

“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya)” (QS An-Najm [53]: 39-40).

Dari ayat tersebut, dijelaskan bahwa ketika sudah mempunyai niat atau kemauan untuk belajar dengan ikhlas dan sungguh-sungguh, maka keberhasilan yang akan kita dapat. Ayat tersebut berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan di mana sesuatu yang di dasari kemauan atau minat dengan sungguh- sungguh maka akan Allah Swt. perlihatkan hasil yang baik di akhirnya. Seperti halnya dalam penelitian yang penulis lakukan, santri yang memiliki nilai prestasi yang tinggi karna rasa minat terhadap belajar Matematikanya pun tinggi. Jangan berharap prestasi yang baik jika kemauan untuk meningkatkan prestasi itu tidak ada. Sesuatu dengan hasil yang maksimal perlu proses yang maksimal pula, seperti menurut Djamarah (2011: 191) minat mempengaruhi proses dan prestasi belajar santri. Tidak banyak yang dapat diharapkan untuk menghasilkan prestasi belajar yang baik dari santri yang tidak berminat untuk mempelajari sesuatu.

(46)

Fungsi minat dalam belajar lebih besar sebagai motivating force, yaitu sebagai kekuatan yang mendorong santri untuk belajar. Santri yang berminat pada pelajaran untuk terus tekun belajar, berbeda dengan santri yang sikapnya hanya menerima pelajaran. Mereka hanya tergerak untuk mau belajar tetapi sulit untuk terus tekun karena tidak ada pendorongnya.

Oleh sebab itu, untuk memperoleh hasil belajar yang baik, seorang santri harus mempunyai minat terhadap pelajaran Matematika sehingga akan mendorong ia untuk terus belajar pada pelajaran tersebut (Kompri, 2015: 269-270). Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar kurang akan menghasilkan yang rendah (Dalyono, 2012: 56-57)

Susanto (2013: 66) minat merupakan faktor yang sangat penting dalam kegiatan belajar santri. Suatu kegiatan belajar yang dilakukan tidak sesuai dengan minat santri akan memungkinkan berpengaruh negatif terhadap prestasi santri yang bersangkutan. Didukung oleh penelitian Ekawati (2014: 1) berdasarkan data hasil penelitian bahwa minat belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar santri.

Belajar dengan minat akan mendorong santri belajar lebih baik. Minat ini timbul apabila santri tertarik akan sesuatu karena sesuai dengan kebutuhannya atau merasa bahwa sesuatu yang akan dipelajari dirasakan bermakna bagi dirinya (Hamalik, 2015: 33)

Tidak adanya minat seorang santri terhadap suatu pelajaran akan timbul kesulitan belajar. Belajar yang tidak ada minatnya mungkin tidak sesuai dengan bakatnya, tidak sesuai dengan kebutuhan, tidak sesuai dengan kecakapan, tidak sesuatu dengan tipe-tipe khusus santri. Karena itu, pelajaran pun tidak pernah terjadi proses dalam otak, akibatnya timbul kesulitan. Ada tidaknya minat terhadap sesuatu pelajaran dapat dilihat dari cara santri mengikuti pelajaran dan lengkap tidaknya catatan dalam pelajaran itu (Dalyono, 2012: 235).

Berdasarkan hasil penelitian dan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan keberhasilan dalam belajar tidak lepas dari adanya minat belajar santri. Minat belajar memiliki hubungan dengan prestasi belajar santri. Santri yang berminat terhadap mata pelajaran Matematika akan mempelajarinya dengan

(47)

sungguh-sungguh, karena adanya daya tarik baginya, sehingga memungkinkan santri untuk belajar lebih giat untuk pencapaian prestasi yang maksimal.

BAB III PENUTUPAN

A. Simpulan

Berdasarkan pemaparan materi pada bab sebelumnya, penulis dapat menarik dan mengambil simpulan dari karya tulis ini sebagai berikut:

1. Minat belajar secara umum dapat diartikan kecenderungan untuk memfokuskan perhatian pada pelajaran yang disenangi. Santri yang berminat pada suatu pelajaran akan memusatkan perhatian yang lebih terhadap pelajaran tersebut secara konsisten dengan rasa senang.

Kecenderungan minat yang rendah terhadap pelajaran Matematika itu karena Matematika kerap kali dianggap tidak penting, dan banyak orang yang menyepelekannya, padahal Matematika merupakan ilmu yang

(48)

banyak hubungannya dengan ilmu-ilmu yang lain dan mempunyai peranan penting dalam pendidikan. Ada banyak hal yang mempengaruhi rendahnya minat belajar santri terhadap pelajaran Matematika yaitu kurangnya perhatian terhadap pelajaran tersebut, tidak adanya rasa keingintahuan lebih terhadap pelajaran tersebut, tidak adanya motif yang mendorong santri terhadap pelajaran tersebut.

2. Prestasi belajar dapat dikatakan sebagai tingkat keberhasilan yang dicapai suatu santri yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau angka. Adapun salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah minat. Ini berarti antara minat dengan prestasi itu ada hubungannya.

3. Dibuktikan oleh penelitian yang penulis lakukan, adanya hubungan anatara minat belajar matematika dengan prestasi belajar matematika dengan tingkatan “Sedang”. Ini berarti pengaruh antara minat belajar dengan prestasi belajar itu jelas adanya. Maka dari itu jika santri ingin mencapai prestasi matematika yang tinggi maka minat terhadap pelajaran matematikanya pun harus tinggi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis dapat disimpulkan bahwa minat belajar dari 40 santri pada mata pelajaran Matematika di Mu’allimin Pesantren Persis 45 Rahayu menunjukkan hasil sebesar 56% tergolong kriteria minat belajar

“Cukup” dan prestasi belajar matematika santri memiliki rata-rata 72,6 yang termasuk kriteria yang rendah. Maka dapat ditegaskan kembali anatara minat matematika dan prestasi matematika itu sama-sama ada pada tingkat tidak yang tinggi maka perlu dalam hal ini meningkatkan kembali minat pada pelajaran matematika untuk mencapai prestasi matematika yang maksimal.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan beberapa saran kepada pihak-pihak terkait untuk membantu santri dalam meningkatkan hasil belajar atau prestasi belajarnya:

1. Bagi Santri

(49)

Diharapkan karya tulis ini dapat membantu santri untuk meningkatkan prestasi belajar Matematika. Dengan diadakannya penelitian terhadap minat belajar, diharapkan santri dapat menumbuhkan minat belajarnya terhadap pelajaran Matematika sehingga prestasi belajar pada pelajaran matematika santri disekolah dapat meningkat.

2. Bagi Guru

Bagi Guru atau pendidik sebaiknya memperhatikan dan membangkitkan minat belajar dengan menggunakan media pembelajaran saat belajar dan membuat materi yang dipelajari semenarik mungkin dan tidak membosankan, serta menyediakan lingkungan belajar yang menyenangkan agar pembelajaran berjalan dengan baik sehingga prestasi belajar santri meningkat.

3. Bagi Kepala Sekolah

Sebaiknya kepala sekolah dapat memotivasi guru Matematika untuk membangkitkan minat belajar santri agar meningkatnya mutu Pendidikan dan tercapai kualitas sekolah ke arah yang lebih baik.

4. Bagi Orang Tua

Hendaknya orang tua memberikan motivasi dan arahan ketika santri mengalami kesulitan dalam belajar dan memberikannya perhatian serta semangat agar tercapainya prestasi yang baik serta mengapresiasi prestasi yang dihasilkan oleh santri.

(50)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Akrim. 2021. Strategi Peningkatan Daya Minat Belajar Siswa. Yogyakarta:

Pustaka Ilmu.

Fathani, Abdul Halim. 2012. Matematika Hakikat & Logika. Yogyakarta: Ar- Ruzz Media.

Hendriana, Heris, dkk. 2017. Hard Skills dan Soft Skills. Bandung: PT Refika Aditama.

Mahasiswa Muhammadiyah Malang 2019. Membentuk Pribadi dan Pimimpin Unggul. Malang: UPT.P2KK.

Gambar

Tabel 1.2. Jenis, Indikator dan Cara Evaluasi Prestasi (Wilaya, Ariyadi (2012: 92)
Tabel 4.2. Hasil Angket Minat Belajar Matematika Mu’allimin Pesantren Persis 45 Rahayu
Diagram Batang indikator Minat Belajar Santri, dengan skor maksimal:
Gambar 2.2. Diagram Lingkaran Minat Santri Terhadap Pelajaran Matematika
+6

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah: (1) berdasarkan hasil uji F terdapat hubungan minat belajar dan dukungan keluarga sebesar 8.481; (2) Nilai koefisien minat

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara gaya belajar matematika dan minat belajar matematika siswa terhadap hasil belajar siswa

Berdasarkan uraian di atas dan juga hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa seseorang yang memiliki minat belajar yang tinggi akan dapat mengikuti proses

Hasil analisis data menggunakan taraf signifikansi 5% diperoleh: (1) Terdapat perbedaan tingkat prestasi belajar matematika antara siswa ditinjau dari minat

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi minat baca, kondisi kecerdasan emosional, kondisi hasil belajar Akhlak, pengaruh minat baca terhadap hasil belajar Akhlak,

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa kemampuan penalaran matematika dipengaruhi oleh minat belajar siswa dalam matematika, begitupun sebaliknya minat belajar

Keadaan Prestasi Belajar Yang Diperoleh Santri di Pondok Pesantren Modern Darul 'Ulum Al-Muhajirin Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat No Alternatif Jawaban Frekwensi Jawaban F

Kesimpulan Setelah dilakukan analisis terhadap data yang diperoleh dari lapangan tentang Minat Santri Untuk Melanjutkan Belajar Ke Madrasah Diniyah Assunniyyah Desa Glundengan