Pengaruh Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional, Rasio Pembiayaan dan Simpanan Terhadap Return On Assets Dengan Kekurangan Pembiayaan Sebagai Variabel Antara Pada Bank Syariah Indonesia Periode 2013-2020. Pengaruh beban usaha dan pendapatan usaha, rasio pembiayaan dan simpanan terhadap pengembalian aktiva dengan pembiayaan bermasalah sebagai variabel intervening pada periode Bank Syariah Indonesia. Bagaimana pengaruh biaya operasional dan pendapatan operasional terhadap pembiayaan bermasalah di Bank Syariah Indonesia.
Bagaimana pengaruh biaya operasional dan pendapatan operasional terhadap return on asset pada Bank Syariah Indonesia. Apakah biaya operasional dan pendapatan operasional serta funding to deposit ratio berpengaruh secara simultan terhadap kredit bermasalah di Bank Syariah Indonesia. Mereka adalah biaya operasional dan pendapatan operasional, rasio pendanaan terhadap simpanan dan dana bermasalah untuk pengembalian aset di Bank Syariah Indonesia.
Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh beban usaha dan pendapatan usaha terhadap pembiayaan bermasalah pada Bank Syariah Indonesia. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh biaya operasional dan pendapatan operasional terhadap return on asset pada Bank Syariah Indonesia. Ha : Pembiayaan bermasalah berpengaruh positif dan signifikan terhadap return on asset pada Bank Syariah Indonesia.
Ho : Tidak terdapat pengaruh Non Performing Financing terhadap Return On Asset pada Bank Syariah Indonesia. Ha : Pembiayaan bermasalah dapat memediasi pengaruh biaya operasional dan pendapatan operasional terhadap return on asset pada Bank Syariah Indonesia. Ha : Non Performing Financing dapat memediasi pengaruh financing to deposit ratio terhadap return on asset pada Bank Syariah Indonesia.
Hasil Pengujian Deskriptif
Hal tersebut menunjukkan bahwa besarnya BOPO pada sampel penelitian ini berkisar antara 80,80 hingga 99,84 dengan mean atau nilai rata-rata 92,8434 pada standar deviasi 4,06063. Dari hasil pengujian statistik terhadap 32 sampel dapat diketahui bahwa nilai Financing to Deposit ratio minimal atau terkecil adalah sebesar 68,10. Hal ini menunjukkan bahwa besaran Financing to Deposit ratio pada sampel penelitian ini berkisar antara 68,10 hingga 105,61 dengan mean atau nilai rata-rata sebesar 86,8469 terhadap standar deviasi sebesar 10,32625.
Nilai rata-rata yang lebih besar dari standar deviasi yaitu 86,8469 > 10,32625 berarti distribusi nilai rasio pembiayaan terhadap simpanan adalah baik. Dari hasil pengujian statistik terhadap 32 sampel dapat diketahui bahwa nilai minimum atau nilai return on asset yang paling kecil adalah 0,14. Hal ini menunjukkan bahwa penjumlahan Return on Asset pada sampel penelitian ini berkisar antara 0,14 hingga 1,34 dengan nilai mean atau median sebesar 0,6847 dengan standar deviasi 0,30940.
Rata-rata yang lebih kecil dari standar deviasi adalah 0,6847 > 0,30940 yang berarti distribusi pengembalian aset baik. Hasil pengujian statistik terhadap 32 sampel menunjukkan bahwa nilai minimal pembiayaan tidak menguntungkan adalah 2,35. Hal ini menunjukkan bahwa kisaran pembiayaan miskin pada sampel penelitian ini berkisar antara 2,35 – 6,73 dengan mean atau median sebesar 4,5169 dengan standar deviasi 1,01350.
Nilai rata-rata yang lebih kecil dari standar deviasi adalah 4,5169 > 1,01350 yang berarti distribusi nilai pembiayaan bermasalah baik.
Hasil Uji Hipotesis
Nilai rata-rata yang lebih kecil dari standar deviasi adalah 4,5169 > 1,01350 yang berarti sebaran nilai pembiayaan bermasalah adalah baik. untuk mengetahui apakah suatu variabel normal atau tidak. Data variabel independen (Biaya operasional dan pendapatan operasional, rasio pendanaan terhadap simpanan) dan variabel dependen Pendanaan bermasalah merupakan data yang berdistribusi normal. Karena nilai sig 0,481 > 0,05 maka hubungan pembiayaan bermasalah dengan return on asset tidak terjadi secara linear.
Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa nilai VIF Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional adalah 1,410 < 10, Funding to Deposit ratio adalah 1,917 < 10, dan pembiayaan bermasalah adalah 2,437 < 10. Pendapatan Operasional dan Operasional, Pendanaan To Deposit ratio dan non-performing Tidak ada kasus multikolinearitas di bidang keuangan. Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa dari nilai VIF Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional sebesar 1,013 < 10 dan Financing to Deposit ratio sebesar 1,013 < 10 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terdapat kasus multikolinearitas Variabel Operasional Biaya dan pendapatan operasional, rasio pembiayaan terhadap simpanan.
Sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi yang baik adalah yang memiliki homoskedastisitas atau tidak terjadi kasus heteroskedastisitas karena adanya data silang. Berdasarkan Tabel 4.7 di atas dapat dilihat nilai sig Pembiayaan Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional sebesar 0,190, nilai sig Financing To Deposit Ratio sebesar 0,001, dan nilai sig Non Performing Financing sebesar 0,399. Nilai sig variabel biaya operasional dan pendapatan operasional lebih besar dari nilai alpha (α) = 0,05, sehingga biaya operasional dan.
Dan nilai sig variabel funding to deposit ratio lebih kecil dari nilai alpha (α) = 0,05 sehingga funding to deposit ratio berpengaruh terhadap absolute residual price dan nilai sig non performing funding lebih besar dari nilai alpha ( α) = 0,05 sehingga pembiayaan tertekan tidak berpengaruh terhadap harga residual absolut. 2 ekor) lebih . lebih besar dari nilai 0,05 maka dapat dikatakan tidak terjadi pengaruh heteroskedastisitas b) Jika nilai signifikansi atau sig. kurang dari 0,05 maka terjadi efek heteroskedastisitas. Dengan kata lain variabel Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional, Financing to Deposit Ratio, dan Non Performing Financing memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, sehingga dapat dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas.
Berdasarkan tabel 4.9 di atas terlihat bahwa nilai sig pembiayaan beban usaha dan pendapatan usaha sebesar 0,142, nilai sig rasio pembiayaan/deposito sebesar 0,431. Dan nilai sig variabel Funding/Deposit Ratio lebih besar dari nilai alpha (α) = 0,05, sehingga Funding/Deposit Ratio tidak berpengaruh terhadap sisa harga absolut. e.
Pembahasan
- Pengaruh Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional terhadap Return On Asset
- Pengaruh Financing To Deposit Ratio terhadap Return On Aseet
- Pengaruh Biaya Operasioanl dan Pendapatan Operasional Terhadap Non Performing Financing
- Pengaruh Financing to Deposit Ratio Terhadap Non Performing Financing
- Pengaruh Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional, Financing To Deposit Ratio dan Non
- Pengaruh Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional dan Financing To Deposit Ratio terhadap
- Pengaruh Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional Terhadap Return On Aseet dengan Non
- Pengaruh Financing To Deposit Ratio Terhadap Return On Aseet dengan Non Performing Financing
0,05 maka Ha diterima yang artinya biaya operasional dan pendapatan operasional berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan bermasalah. Pengaruh biaya operasional dan rasio pendapatan operasional dan pendanaan terhadap simpanan dalam operasi dan rasio pendanaan terhadap simpanan dalam kredit bermasalah. Berdasarkan hasil hipotesis dikatakan bahwa biaya operasional dan pendapatan operasional serta rasio pendanaan terhadap simpanan secara bersama-sama berpengaruh terhadap pendanaan bermasalah.
Dan semakin tinggi rasio pembiayaan/deposit, maka pembiayaan bermasalah (pembiayaan bermasalah semakin rendah). Pembiayaan eksekutif (0,403) dan pembiayaan bermasalah terhadap pengembalian aset (-0,047) lebih besar dari nilai koefisien regresi biaya operasional dan pendapatan operasional terhadap pengembalian aset (-0,444). Beban usaha dan pendapatan usaha berpengaruh negatif signifikan terhadap return on asset pada Bank Syariah Indonesia.
Biaya operasional dan pendapatan operasional berpengaruh positif signifikan terhadap kredit bermasalah di Bank Syariah Indonesia. Funding to deposit ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap kredit bermasalah pada bank syariah di Indonesia. Jadi, dapat disimpulkan bahwa rasio pendanaan terhadap simpanan berpengaruh negatif signifikan terhadap kredit bermasalah.
Beban usaha dan pendapatan usaha, financing to deposit ratio dan non performing financing secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap return on asset Bank Syariah Indonesia. Biaya operasional dan pendapatan operasional serta rasio pendanaan terhadap simpanan secara bersama-sama tidak mempengaruhi pendanaan kinerja. Sehingga dapat disimpulkan bahwa beban operasional dan pendapatan operasional serta rasio pembiayaan terhadap simpanan secara bersama-sama berpengaruh terhadap pembiayaan bermasalah pada Bank Syariah Indonesia.
Pembiayaan Bermasalah dapat memediasi biaya operasional dan pendapatan operasional untuk Pembiayaan Bermasalah di Bank Syariah Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan mengalikan koefisien regresi biaya operasional dan pendapatan operasional terhadap pembiayaan bermasalah (0,403) dengan pembiayaan bermasalah terhadap pengembalian aktiva (-0,047) yang lebih besar dari nilai koefisien regresi biaya operasional dan laba operasi terhadap pengembalian aset (-0,444). Pendanaan bermasalah dapat memediasi antara rasio pendanaan terhadap simpanan dan pengembalian aset di Bank Syariah Indonesia.
Saran
Bank Syariah Indonesia memiliki nilai Financing To Deposit Ratio yang tinggi, yang menandakan bahwa Bank Syariah Indonesia kurang efisien dalam menyalurkan pembiayaan. Bank Syariah Indonesia memiliki skor Non Performing Financing yang tinggi dalam analisis data laporan keuangan beberapa triwulan dalam batas yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Bank Syariah Indonesia wajib menjaga nilai beban usaha dan pendapatan usaha serta nilai pembiayaan terkait simpanan secara bersama-sama pada batas aman yang ditetapkan Bank Indonesia.
Pengaruh biaya operasional - Pendapatan operasional, pertumbuhan aset dan pinjaman bermasalah pada pengembalian aset, akuntansi. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Syariah Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, Jurnal Ilmiah Ekonomi Global. Pengaruh Pembiayaan Jual Beli, Pembiayaan Bagi Hasil dan Pembiayaan Bermasalah Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Bank Umum Syariah di Indonesia Periode Jurnal Riset Jurnal Aset Akuntansi.
Analisis tingkat kesehatan bank umum berdasarkan profil risiko, good corporate governance, rentabilitas dan permodalan,” Jurnal Administrasi Bisnis. Dan Erdah Litriani, “Pengaruh NPF, FDR, BOPO terhadap return on assets ROA pada bank umum syariah, “Jurnal I-Ekonomi. Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Kecukupan Modal dan Penyebaran Kredit Terhadap Profitabilitas Bank,” Jurnal Manajemen Strategis dan Aplikasi Bisnis.
Pengaruh NPF dan FDR terhadap CAR dan dampaknya terhadap ROA pada perbankan syariah di Indonesia,” Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam. Pengaruh pembiayaan bagi hasil, pembiayaan jual beli, financing to deposit ratio (FDR) dan non performing financing (Npf) Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia Pengaruh FDR dan BOPO Terhadap NPF Pada Bank Syariah Anak Perusahaan BUMN," Journal of Business & Entrepreneurship, Vol.
Analisis Pengaruh CAR, FDR dan BOPO Terhadap Profitabilitas Dengan NPF Sebagai Variabel Intervening Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode Skripsi. Setianingsih, Rahayu, “Pengaruh Operating Expenses, Operating Income (BOPO), Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Return On Assets (ROA) Pada PT BPRS Surya Barokah Kota Semarang (Periode Skripsi. Pengaruh Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO), Funding to Deposit Ratio (FDR) dan Non Performing Fund (NPF) terhadap Return On Asset (ROA) pada BANK BRI SYARIAH,” Tesis.