Pengaruh Return On Asset (ROA), Non Perfoming Financing (NPF), Dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Pada Bank Umum Syariah
Periode 2012-2016
Oleh:
Emalia Zalfiyani 20121112077
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Syarat Guna Mencapai Gelar Sajana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA BANKING SCHOOL
Jakarta 2018
Pengaruh Return On Asset..., Emalia Zalfiyani, Ak.-Ibs, 2018
Pengaruh Return On Asset..., Emalia Zalfiyani, Ak.-Ibs, 2018
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur bagi Allah SWT yang karena nikmat dan Hidayah-NYA telah sempurna segala kebaikan. Sholawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Tiada yang pantas terucap selain syukur Alhamdulillahi Robbil’alamin akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul.
“Pengaruh Retrun On Asset (ROA), Non Perfoming Financing (NPF), dan Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Terhadap Tigkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Pada Bank Umum Syariah Periode 2012-2016”
Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi pada STIE Indonesia Banking School.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat saran, bimbingan, doa’ dan dukungan dari berbagai pihak sehingga bentuk hambatan dapat diatasi dengan baik. Oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Allah SWT karena atas berkah dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Subarjo Joyosumarto, selaku Ketua STIE Indonesia Banking School.
Akademik
4. Bapak Ir. Mahirsah Emil Akbar MBA, selaku Wakil Ketua II Bidang Akademik.
5. Bapak Ramzi A. Zuhdi, S.E.Ak., MSc. Selaku Kepala Program Studi Akuntasi Syariah sekaligus sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran dan banyak membantu penulis, memberikan pengarahan dengan penuh kesabaran,dan memberikan ilmu yang bermanfaat hingga skripsi ini telah selesai.
6. Bapak Dr. Muhammad Yusuf, S.E.,Ak.,M.M,.CA Selaku Kepala Program Studi Akuntansi sekaligus sebagai dosen penguji yang telah memberikan ilmu dan saran yang sangat membangun kepada penulis untuk kesempurnaan penyususnan skripsi.
7. Bapak Zulfison, S.Ag., MA. selaku dosen penguji yang telah memberikan ilmu dan saran yang sangat membangun kepada penulis untuk kesempurnaan penyususnan skripsi
8. Seluruh dosen dan karyawan STIE Indonesia Banking School yang dengan senantiasa membantu selama ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
9. Kedua orangtua tercinta yang selalu memberikan nasehat, dukungan, dan yang terpenting selalu mendoakan untuk kelancaran penelitian ini serta selalu memberikan dukungan moril serta materi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan berbagai kemudahan yang Allah SWT berikan.
10. Adik- adik tersayang Reza, Micky, dan Lewis yang selalu menghibur dan meberikan semangat dan mendoakn penulis dalam mengerjakan skripsi.
11. Sahabat-sahabat SMP Ririz, Dinni, Onah, dan Fauzah yang selalu menghibur dan memberikan support dan mendoakan penulis dalam mengerjakan skripsi
12. Sahabat-sahabat tetangga masa gitu tersayang Ayuna, Sary, dan Vincen yang selalu menghibur dan memberikan support dan mendoakan penulis dalam mengerjakan skripsi
13. Sahabat-sahabat tersayang Dita, Maria, dan Rahmasita yang selalu menghibur dan memberikan support dan mendoakan penulis dalam mengerjakan skripsi
14. Sahabat-sahabat tersayang yang super duper cerewet Dahlia, Yasmin, Hnifatun, Lidya yang selalu menghibur dan memberikan support dan mendoakan penulis dalam mengerjakan skripsi
15. Sahabat- sahabat seperjuangan dalam mengerjakan skripsi Rivy, Dwina, Izzat, dan Chika yang saling memberikan support, dan membantu penulis dalam mengerjakan skripsi.
16. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu, tanpa mengurangi rasa hormat, saya ucapkan terimakasih banyak atas masukan, semangat, dan kenangan lainnya.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan dan sangat jauh dari sempurna. Namun, penulis mengharapkan semoga penelitian ini dapar memberikan manfaar bagi berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hari,
penulis mengharapkan kritik dan saran agar penelitian ini dapat menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Jakarta, 2018
Penulis
Emalia Zalfiyani
Daftar Isi
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJIAN KOMPREHENSIF ... ii
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI ... iii
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR TABEL ... xi
PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 4
1.3. Keterbatasan Penelitian ... 4
1.4. Tujuan Penelitian ... 5
1.5. Manfaat Penelitian ... 6
1.6. Sistematika Penelitian ... 6
BAB II ... 9
LANDASAN TEORI ... 9
2.1 Bank Syariah ... 9
2.2 Deposito ... 14
2.3 Mudharabah ... 16
2.4 Sistem Bagi Hasil ... 17
2.5 Analisis Rasio Keuangan ... 18
2.6 Penelitian Terdahulu ... 24
2.7 Kerangka Pemikiran ... 30
2.8 Pengembangan Hipotesis ... 32
BAB III ... 35
METODOLOGI PENELITIAN ... 35
3.1. Objek Penelitian ... 35
3.2. Metode Pengambilan Sampel/Populasi ... 35
3.4. Operasional Variabel ... 39
3.5. Model Penelitian ... 42
3.6 Metode Analisis Data ... 43
BAB IV ... 51
HASIL DAN PEMBAHASAN ... 51
3.6 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 51
4.2 Statistik Deskriptif ... 52
4.3 Hasil Pengujian ... 56
4.3 Analisis Regresi Data Panel ... 61
4.4 Pengujian Hipotesis... 63
4.5 Analisis Hasil ... 67
BAB V ... 72
KESIMPULAN DAN SARAN ... 72
5.1 Kesimpulan ... 72
5.2 Saran ... 73
Daftar Pustaka ... 74
LAMPIRAN ... 76
PERSONALITIES ... 86
EDUCATIONAL BACKGROUND ... 86
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kriteria Penilaian Peringkat Retrun On Asset ……… 28
Tabel 2.2 Kriteria Penilaian Peringkat Non Perfoming Financing ... 29
Tabel 2.3 Kriteria Pengukuran Rasio BOPO ………. 30
Tabel 2.4 Ringkasan Penelitian Terdahulu ………... 36
Tabel 3.1 Operasional Variabel ………. 49
Tabel 4.1 Seleksi Sampel ……….. 58
Tabel 4.2 Daftar Bank Umum Syariah Sebagai Sample Penelitian ……….. 59
Tabel 4.3 Descriptive Statistics ………...……….. 60
Tabel 4.4 Hasil Uji Chow ……….. 63
Tabel 4.5 Hasil Uji Hausman ………. 64
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinieritas ………. 66
Tabel 4.7 Uji Durbin Watson Hasil Regresi Berganda ……….. 67
Tabel 4.8 Hasil Regresi Persamaan Data Panel ……….. 68
Tabel 4.9 Hasil Regresi Persamaan Data Panel ……….. 69
Tabel 4.10 Koefisien Determinasi ……….. 73
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh return on asset (ROA), non perfoming financing (NPF), dan biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah pada bank umum syariah periode 2012-2016. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dan menggunakan alat analisis E-views 9.0.
Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 12 bank umum syariah dari tahun 2012 sampai 2016, dan 11 digunakan sebagai sampel, dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa return on asset (ROA) dan biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) tidak berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah sementara non perfoming financing (NPF) berpengaruh signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah pada bank umum syariah periode 2012-2016.
Kata Kunci: Return On Asset (ROA), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Non Perfoming Financing (NPF), Tingkat bagi hasil deposito mudharabah.
ABSTRACT
The purpose of this study was to analyze the effect of return on assets (ROA), non perfoming financing (NPF), and operational costs on operating income (BOPO), on the profit sharing rate of mudharabah deposits in sharia commercial banks for the 2012-2016 period. This study uses descriptive
quantitative research and uses analytical tools E-views 9.0. The population in this study were 12 Islamic public banks from 2012 to 2016, and 11 were used as samples, using purposive sampling technique.
The results showed that return on assets (ROA) and operating costs on operating income (BOPO) had no effect on the profit sharing rate of mudharabah deposits while non-financing financing (NPF) had a significant effect on the profit sharing rate of mudharabah deposits in sharia commercial banks for the period 2012-2016 .
Keywords: Return On Assets (ROA), Operational Costs on Operating Revenues (BOPO), Non Performing Financing (NPF), Profit sharing rates for mudharabah deposits.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang membutuhkan dana (deficit unit), dan bank itu sendiri dianggap sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar aliran lalu lintas pembayaran (Merkusiwati, 2007). Selain itu sektor perbankan merupakan salah satu sektor penting dalam perekonomian Indonesia, karena perbankan merupakan salah satu dasar yang menggerakkan perekonomian di Indonesia. Perbankan mempunyai peranan yang sangat vital dalam mencapai tujuan nasional yang berkaitan dengan peningkatan dan pemerataan taraf hidup masyarakat serta menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi pembayaran, serta alat transmisi kebijakan moneter (Khasmir, 2012).
Perbankan yang ada di Indonesia dikategorikan menjadi dua jenis perbankan, yaitu perbankan konvensional dan perbankan syariah. Perbedaan mendasar antara perbankan konvensional dan perbankan syariah adalah adanya larangan bunga dalam bank syariah sebagaimana sistem bunga yang dianut oleh bank konvensional, sehingga dalam menjalankan kegiatan operasinya bank syariah menganut sistem bagi hasil (Isna k & sunaryo 2012).
Di dalam UU No 21 Tahun 2008 pasal 1 ayat (7) tentang perbankan syariah disebutkan bahwa perbankan syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan
usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas bank umum syariah dan bank pembiayaan rakyat syariah.
Menurut Karim (2004:107) penghimpun dana di bank syariah dapat berbentuk giro, tabungan, dan deposito. Prinsip operasional yang diterapkan dalam menghimpun dana masyarakat adalah prinsip Wadi’ah dan Mudharabah.
Produk yang ditawarkan dengan menggunakan prinsip mudharabah adalah tabungan dan deposito. Produk dana yang merupakan pilihan terbesar dari seluruh dana masyarakat yang disimpan pada perbankan syariah adalah deposito mudharabah. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat bagi hasil yang diberikan kepada nasabah yang lebih kompetitif terhadap bunga yang ditawarkan oleh bank konvensional (Amelia & Rizky, 2011 ).
Menurut Al Arif (2012) mengatakan bahwa mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua belah pihak dimana pihak pertama (shahiul maal) menyediakan seluruh modal sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Apabila perusahaan memperoleh suatu keuntungan maka pengelola akan memperoleh keuntungan berdasarkan prinsip bagi hasil yang telah disepakati di awal.
Sedangkan apabila perusahaan mendapat kerugian, maka risiko finansial ditanggung sepenuhnya oleh pemilik modal kecuali kerugian akan di tanggung apabila kerugian tersebut terjadi akibat kecurangan pengelola. Besar dan kecilnya bagi hasil yang diperoleh pada kontrak mudharabah salah satunya bergantung pada pendapatan bank itu sendiri. Oleh karena itu untuk mengetahui pendapatan bank, peneliti menggunakan Return On Asset (ROA), Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO), dan Non Perfoming Financing ( NPF ), (Juwariyah (2008).
Return On Asset adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan (Dendawijaya, 2009:118). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Isnak dan Sunaryo (2012), Laila Mugi, et all (2016) dan Rahayu (2015) mengatakan bahwa ROA berpengaruh terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah. Namun hasil yang berbeda terdapat pada penelitian yang dilakukan oleh Rahmawaty dan Yudina (2015), yang mengatakan bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah.
Non Perfoming Financing adalah kredit bermasalah yang didalamnya terdiri dari kredit yang diklasfikasikan kurang lancar,diragukan, ataupun macet. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nofianti et all (2015) mengatakan bahwa NPF tidak berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Harfiah et all (2016) dan Isna K dan Sunaryo (2012) mengatakan bahwa NPF berpengaruh gerhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah.
Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional adalah perbandingan antara biaya operasional yang digunakan untuk kegiatan usaha dengan pendapatan operasional yang diperoleh dari kegiatan usaha tersebut (Dendawijaya, 2009:119).
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Farianto (2014) dan Rahayu (2015) mengatakan bahwa BOPO tidak berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Namun hasil yang berbeda terdapat pada hasil penelitian yang
dilakukan oleh Laila Mugi, et al (2016) bahwa BOPO berpengaruh positif sigifikan terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah.
Penelitian ini merupakan modifikasi dari penelitian Adraisini Isna K dan Kunti Sunaryo (2012) yang berjudul Pengaruh Return On Asset (ROA), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Suku Bunga .
Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian ini berjudul “Pengaruh Return On Asset (ROA), Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO), dan Non Perfoming Financing (NPF) Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Pada Bank Umum Syariah Periode 2012-2016”. Yang merupakan modifikasi dari penelitian Adraisini Isna K dan Kunti Sunaryo (2012) .
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian adalah :
1. Apakah Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah?
2. Apakah BOPO berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah ?
3. Apakah Non Performing Financing (NPF) berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah.
1.3.Keterbatasan Penelitian
1. Dalam penelitian ini objeknya terbatas pada bank umum syariah yang menerbitkan laporan keuangan triwulanan secara lengkap selama periode penelitian berlangsung
2. Penulis membatasi periode pengamatan dengan menggunakan menggunakan Laporan Triwulan periode 2012 sampai dengan 2016.
3. Penulis menggunakan kinerja keuangan yang diukur menggunkan Return On Asset (ROA) Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), dan Non Performing Financing (NPF) untuk menguji apakah pengaruh ROA, BOPO, dan NPF terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah Bank Umum Syariah.
1.4.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis bukti empiris mengenai:
1. Untuk mengetahui pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah tahun 2012-2016.
2. Untuk mengetahui pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah tahun 2012-2016.
3. Untuk mengetahui pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah tahun 2012-2016.
1.5.Manfaat Penelitian
a. Bagi Perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perusahaan mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat bagi hasil deposito mudharabah.
b. Bagi Akademisi, penelitian ini memberikan informasi dan untuk menegtahui kinerja keuangan pada Bank Umum Syariah di Indonesia terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah, menggunakan Return On Asset (ROA), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), dan Non Performing Financing (NPF). Penelitian ini diharapkan mampu digunakan sebagai pertimbangan atas kinerja keuangan perusahaan dalam meningkatkan kualitas kinerjanya yang berhubungan dengan laporan keuangan.
c. Bagi Peneliti Lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan memberikan sumbangan berupa pengembangan ilmu yang berkaitan dengan ekonomi. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber referensi untuk penelitian selanjutnya.
1.6.Sistematika Penelitian
Penulisan ini disusun dengan sistematika sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan uraian latar belakang mengenai pertumbuhan dan perkembangan bank syariah di Indonesia serta menjelaskan bagaimana tingkat
Asset (ROA), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Non Performing Financing (NPF) untuk diteliti, ruang lingkup juga berisi mengenai identifikasi dan batasan penelitian, tujuan serta manfaat yang dapat diperoleh, dan sistematika penulisan makalah penelitian ini.
BAB II : TELAAH PUSTAKA
Bab ini menjelaskan sejumlah teori pendukung dan penjelasannya yang berhubungan dengan bank syariah, ROA, BOPO, NPF dan tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Dalam bab ini juga akan mengemukakan penelitian terdahulu, kerangka pemikitan, serta hipotesis penelitian.
BAB III :METODE PENELITIAN
Dalam bab ini berisi tentang landasan teori, variabel dependen yaitu tingkat bagi hasil, variabel independen yaitu, return on asset (ROA), non perfoming financing (NPF), dan BOPO. Metode penentuan sample dengan menggunakan purposive sampling, metode pengumpulan data yang menggunakan data panel dan metode analisis data.
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisi hasil perhitungan mengenai pengaruh variabel dependen yaitu tingkat bagi hasil, variabel independen yaitu, return on asset (ROA), non perfoming financing (NPF), dan BOPO yang terkait dan pembahasan mengenai hasil perhitungan tersebut.
BAB V : KESIMPULAN
Bab ini berisi kesimpulan dari “ Pengaruh Return On Asset (ROA), BOPO, dan Non Performing Financing (NPF) terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah Pada Bank Umum Syariah di Indonesia (Periode 2012 – 2016)”.
Serta memberikan saran untuk penelitian selanjutnya yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Bank Syariah
2.1.1 Pengertian Bank Syariah
Menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Asas prinsip perbankan syariah yang dilaksanakan oleh perbankan syariah menurut Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 adalah prinsip hukum islam yang mana di dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah.
Oleh karena itu perbankan di Indonesia merupakan salah satu lembaga keuangan yang berperan penting dalam perekonomian suatu negara, hal ini dikarenakan perbankan merupakan salah satu dari sistem keuangan yang berfungsi sebagai financial intermediary yaitu lembaga yang mempunyai peranan untuk mempertemukan antara pemilik dana dengan pengguna dana, maka kegiatan bank harus berjalan secara efisien pada skala makro maupun mikro.
2.1.2 Tujuan dan Fungsi Perbankan Syariah
Tujuan Perbankan Syariah menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Pasal 3 yaitu, ”Perbankan Syariah bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan Nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat”.
Para ahli mengatakan bahwa fungsi perbankan adalah mediasi bidang keuangan atau penghubung pihak yang kelebihan dana (surplus fund) dengan pihak yang kekurangan dana (deficit fund), karena secara umum bank menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana kepada yang membutuhkan (Wiroso, 2011:77). Menurut Azhar dan Nasim (2016), fungsi bank syariah sebagai intermediasi keuangan, melaksanakan kegiatan operasionalnya dengan menghimpun dana dari masyarakat dan kemudian menyalurkannya kembali kepada masyarakat melalui pembiayaan.
Pada pasal 2 dan 3 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 menggenai asas dan tujuan dari perbankan syariah menjelaskan bahwa perbankan syariah dalam melakukan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip-prinsip kehati-hatian. Asas prinsip perbankan syariah yang dilaksanakan oleh perbankan syariah menurut Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 adalah prinsip hukum islam, didalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah. Oleh karena itu perbankan syariah bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan keadilan,
Menurut Undang-Undang No.21 Tahun 2008 pasal 4 mengatakan bahwa fungsi dari perbankan syariah yaitu:
1. Bank Syariah dan UUS wajib menjalankan fungsi menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat.
2. Bank Syariah dan UUS dapat menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya dan menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat.
3. Bank Syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf (nazir) sesuai dengan kehendak pemberi wakaf (wakif).
4. Pelaksanaaan fungsi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2.1.3 Kegiatan Bank Umum Syariah
Kegiatan bank umum syariah di dalam Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 pada pasal 1 menyatakan bahwa kegiatan usaha yang berdasarkan prinsip perbankan syariah, antara lain adalah kegiatan usaha yang tidak mengandung unsur :
a. Riba, yaitu penambahan pendapatan secara tidak sah (batil) antara lain dalam transaksi pertukaran barang sejenis yang tidak sama kualitas, kuantitas, dan waktu penyerahan (fadhl), atau dalam transaksi pinjam- meminjam yang mempersyaratkan Nasabah Penerima Fasilitas mengembalikan dana yang diterima melebihi pokok pinjaman karena berjalannya waktu (nasi’ah)
b. Maisir, yaitu transaksi yang digantungkan kepada suatu keadaan yang tidak pasti dan bersifat untung-untungan
c. Gharar, yaitu transaksi yang objeknya tidak jelas, tidak dimiliki, tidak diketahui keberadaannya, atau tidak dapat diserahkan pada saat transaksi dilakukan kecuali diatur lain dalam syariah
d. Haram, yaitu transaksi yang objeknya dilarang dalam syariah
e. Zalim, yaitu transaksi yang menimbulkan ketidakadilan bagi pihak lainnya.
Kegiatan usaha bank umum syariah berdasarkan Undang-Undang No.21 Tahun 2008 pasal 19 ayat 1, yaitu bank syaraiah harus:
a. Menghimpun dana dalam bentuk simpanan berupa Giro, Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad Wadi’ah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah b. Menghimpun dana dalam bentuk investasi berupa Deposito, Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
c. Menyalurkan pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad Mudharabah, Akad Musyarakah, atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
d. Menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad Murabahah, Akad Salam, Akad Istishna, atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan syariah.
e. Menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad Qard atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
f. Menyalurkan Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada nasabah berdasarkan Akad Ijarah atau sewa beli dalam bentuk Ijarah Muntahhiya Bittamlik atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
g. Melakukan pengembaliaan utang berdasarkan Akad Hawalah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah.
h. Melakukan usaha kartu debit dan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah.
i. Membeli,menjual, atau menjamin atas resiko sendiri surat berharga pihak ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata berdasarkan Prinsip Syariah,antara lain seperti Akad Ijarah, Musyarakah, Mudharabah, Murabahah, Kafalah, atau Hawalah.
j. Membeli surat berharga berdasarkan prinsip syariah yang diterbitkan oleh pemerintah atau Bank Indonesia.
k. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan pihak ketiga atau antar pihak ketiga berdasarkan prinsip syariah
l. Melakukan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu akad yang berdasarkan prinsip syariah
m. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga berdasarkan prinsip syariah.
n. Memindahkan uang,baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah berdasarkan prinsip syariah.
o. Melakukan fungsi sebagai wali amanah berdasarkan Akad Wakalah.
p. Memberikan fasilitas Letter Of Credit atau bank garansi berdasarkan prinsip syariah.
2.2 Deposito
Menurut Al-Arif (2010: 35) deposito adalah bentuk simpanan nasabah yang mempunyai jumlah minimal tertentu, jangka waktu tertentu dan bagi hasilnya lebih tinggi daripada tabungan. Nasabah membuka deposito dengan jumlah minimal tertentu dengan jangka waktu yang telah disepakati sehingga nasabah tidak dapat mencairkan dananya sebelum jatuh tempo.
Menurut Yusuf dan Wiroso (2011: 94) deposito mudharabah terbagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu :
a. Mudharabah Mutlaqah
Pemilik dana (shahibul maal) tidak memberi batasan atau persyaratan tertentu kepada bank syariah dalam mengelola investasinya, baik berupa tempat, cara maupun objek investasinya. Dengan kata lain, bank syariah mempunyai hak dan kebebasan sepenuhnya dalam menginvestasikan dananya ke berbagai sektor bisnis yang diperkirakan akan memperoleh keuntungan.
b. Mudharabah Muqayyadah
Pemilik dana (shahibul maal) memberikan batasan atau persyaratan tertentu kepada bank syariag dalam mengelola investasinya, baik berupa tempat, cara maupun objek investasinya. Dengan kata lain, bank syariah tidak mempunyai hak dan kebebasan sepenuhnya dalam menginvestasikan dananya ke berbagai sektor bisnis yang diperkirakan akan memperoleh keuntungan.
Menurut Ketentuan Fatwa DSN-MUI NO. 03/DSN-MUI/IV/2000 mengenai deposito dan ketentuan umum deposito berdasarkan mudharabah adalah :
Pertama Deposito ada dua jenis:
1. Deposito yang tidak dibenarkan secara syari’ah, yaitu Deposito yang berdasarkan perhitungan bunga.
2. Deposito yang dibenarkan, yaitu Deposito yang berdasarkan prinsip Mudharabah.
Kedua mengenai Ketentuan Umum Deposito berdasarkan Mudharabah:
1. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana.
2. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syari’ah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak lain.
3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan piutang.
4. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening.
5. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.
6. Bank tidak diperkenankan untuk mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan.
2.3 Mudharabah
Menurut Antoni (2001:99) mudharabah adalah akad kerjasama antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lain (mudhrib) menjadi pengelola, dimana keuntungan usaha dibagi dalam bentuk prosentase (nisbah) sesuai kesepakatan, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola, apabila kerugian itu diakibatkan oleh kelalaian si pengelola maka sipengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut.
Prinsip mudharabah menurut Wibowo (2005:41) dibagi menjadi dua jenis, yaitu mudharabah mutlaqoh dan mudharabah muqayyadah. Dalam kegiatan penghimpunan dana pada bank syariah, prinsip mudharabah mutlaqoh dapat diterapkan untuk pembukuan rekening tabungan dan deposito. Berdasarkan prinsip mudharabah mutlaqoh tidak ada pembatas bagi bank dalam menggunakan dana yang dihimpun. Bank wajib memberitahukan kepada pemilik dana mengenai nisbah dan tata cara pemberian keuntungan dan perhitungan pembagian keuntungan serta resiko yang dapat timbul dari penyimpanan dana. Apabila telah dicapai kesepakatan, maka hal tersebut harus dicantumkan dalam akad.
Sedangkan dalam prinsip mudharabah muqayyadah merupakan simpanan khusus
dimana nasabah penyimpanan dana menetapkan syarat-syarat penyaluran dana yang harus diikuti oleh bank.
2.4 Sistem Bagi Hasil
Menurut teori yang dikemukana oleh Antonio (2001:111), mengatakan bahwa besar kecilnya bagi hasil yang diperoleh pada kontrak mudharabah salah satunya adalah bergantung pada pendapatan bank. Menurut Wiroso (2011:87) dalam bank syariah, imbalan yang diberikan kepada para deposan (penghimpun dana) sangat tergantung pada hasil usaha yang diperoleh atas pengelolaan atau penyaluran dana yang dilakukan oleh bank syariah, khusunya hasil usaha yang telah diikuti dengan aliran kas masuk (cash basis), sehingga dari bulan ke bulan berikutnya penghasilannya tidak selalu sama.
Menurut Isna K dan Sunaryo (2012) penggunaan tingkat bagi hasil adalah untuk menghindari perubahan saldo deposito mudharabah yang dapat mempengaruhi fluktuasi nominal bagi hasil. Menurut saputro dan dzulkirom (2015) prinsip pembagian hasil adalah keuntungan dari sebuah usaha yang dijalankan antara bank sebagai pemilik modal (sahibul maal), dengan pengusaha sebagai pengelola usaha (mudharib). Sahibul maal hanya menyediakan modal dan tidak dibenarkan ikut campur dalam manajemen usaha yang dibiayainya dan mudharib tidak ikut menyertakan modalnya tetapi menyertakan tenaga dan keahliannya agar usah yang dijalankan berjala lancer. Dengan demikian keuntungan yang akan dihasilkan akan dibagi diantara mereka menurut kesepakatan yang ditentukan dalam akad.
Dewan Syariah Nasional dalam fatwanya dengan nomor 15 Tahun 2000 menyatakan bahwa Bank syariah boleh menggunakan prinsip bagi hasil maupun bagi untung sebagai dasar bagi hasil. Menurut wiyono dan maulamin (2012: 51) perhitungan bagi hasil dapat didasarkan pada dua cara yaitu profit sharing dan revenue sharing .
1. Profit sharing (bagi laba)
Perhitungan bagi hasil menurut profit sharing yaitu perhitungan bagi hasil yang mendasarkan pada laba dari pengelola dana, yaitupendapatan usaha dikurangi dengan beban usaha untuk mendapatkan pendapatan usaha tersebut.
2. Revenue sharing (bagi pendapatan)
Perhitungan bagi hasil menurut bagi pendapatan adalah perhitungan bagi hasil yang mendasarkan pada pendapatan dari pengelola dana, yaitu pendapatan usaha sebelum dikurangi beban usaha untuk mendapatkan pendapatan usaha tersebut.
2.5 Analisis Rasio Keuangan
Kinerja keuangan dapat menunjukkan kualitas bank melalui perhitungan rasio keuangan. Untuk menghitung rasio keuangan dapat dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan bank yang dipublikasikan secara berkala. Laporan keuangan merupakan salah satu instrument yang tepat untuk dipelajari dalam mengevaluasi dan mengukur kinerja keuangan perusahaan karena di dalamnya terdapat informasi yang penting meliputi informasi keuangan tentang hasil usaha
berisikan informasi keuangan yang mencerminkan kesehatan dan kemampuan perusahaan yang bersangkutan.
Menurut IBI (2014:285) profitabilitas bertujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Menurut sukmawati, purbawangsa (2016), dan Munawir (2010) profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan atau memperoleh laba selama periode tertentu dengan menggunakan aktiva yang produktif atau modal.
Menurut Hery (2014:192) rasio profitabilitas memiliki tujuan dan manfaat lain yaitu:
1. Untuk menilai posisi laba perusahaan pada tahun sebelumnya dan tahun sekarang
2. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu
3. Untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset dan ekuitas
4. Untuk mengukur marjin laba kotor atas penjualan bersih, marjin laba operasional atas penjualan bersih, dan laba bersih atas penjualan bersih Untuk mengetahui pendapatan bank, peneliti menggunakan rasio profitabilitas. Rasio yang digunakan untuk mengukur profitabilitas adalah Return on Asset (ROA), Biaya Oprasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Non Perfoming Financing (NPF).
2.5.1 Return On Asset ( ROA )
Return On Asset (ROA) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan (Dendawijaya,2009:118). Menurut Pandia (2012:71) Return On Asset (ROA) rasio yang menunjukkan perbandingan antara laba (sebelum pajak) dengan total asset bank, rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan. Dan berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/11/DPNP tanggal 31 Maret 2010 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan prinsip Syariah, Return on Asset (ROA) didapat dengan cara mambagi laba sebelum pajak dengan rata-rata total aset dalam suatu periode.
Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset. Rasio return on asset (ROA) dapat dirumuskan sebagai berikut:
ROA = Laba Sebelum Pajak
Rata − Rata Total Asset× 100%
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No 13/24/DPNP, tanggal 25 Oktober 2011, tentang sistem penilaian tingkat kesehatan Bank Umum berdasarkan Prinsip Syariah adalah sebagai berikut:
Kriteria Penilaian Peringkat Return On Asset
Table 2.1
Peringkat Kriteria Keterangan
Peringkat 1 ROA > 1,5 % Sangat baik Peringkat 2 1,25%<ROA ≤ 1,5% Baik Peringkat 3 0,5% <ROA ≤ 1,25% Cukup baik Peringkat 4 0% < ROA ≤ 0,5% Kurang baik
Peringkat 5 ROA ≤ 0% Lemah
Sumber: SE BI No 13/24/DPNP, 25 Oktober 2011 2.5.2 Non Perfoming Financing ( NPF )
Non Perfoming Financing (NPF) adalah pembiayaan-pembiayaan yang kategori kolektabilitasnya masuk kriteria pembiayaan kurang lancer, pembiayaan diragukan, dan pembiayaan macet (Dendawijaya, 2009:68). Semakin tinggi Non Performing Financing (NPF) dapat menunjukkan bahwa bank tersebut tidak professional dalam pengelolaan pembiayaannya, sekaligus memberikan indikasi bahwa tingkat risiko atas pemberian pembiayaan pada bank tersebut cukup tinggi searah dengan tingginya NPF yang dihadapi oleh bank. Non Performing Financing gross adalah perbandingan antara pembiayaan bermasalah sebelum dikurangi CKPN terhadap Total Kredit sedangkan Non Performing Financing nett adalah perbandingan antara pembiayaan bermasalah setelah dikurangi CKPN terhadap total kredit (IBI, 2014:285). Pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet, dan dihitung berdasarkan nilai tercatat dalam neraca (IBI, 2014:285). Kriteria kesehatan bank syariah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia adalah sebagai berikut:
Kriteria Penilaian Peringkat Non Performing Financing
Tabel 2.2
Peringkat Nilai NPF Predikat 1 NPF < 2% Sangat Baik 2 2% ≤NPF ≤ 5% Baik
3 5% ≤ NPF ≤ 8% Cukup Baik 4 8% ≤ NPF ≤ 12% Kurang Baik
5 NPF ≥ 12% Tidak Baik
Sumber: SE BI No 13/24/DPNP, 25 Oktober 2011
Dari table diatas dapat disimpulkan apabila rasio NPF melebihi dari 5% - 8% yang telah ditentukan oleh Bank Indonesia maka semakin buruk kualitas kredit bank yang akan menyebabkan jumlah kredit semakin besar dan kemungkinan suatu bank dalam kondisi yang bermasalah semakin besar dan akan mempengaruhi penilaian tingkat kesehatan bank yang bersangkutan. Rasio ini dapat di rumuskan sebagai berikut :
NPF = Pembiayaan Bermasalah (KL,D,M)
Total Pembiayaan 𝑋 100%
Keterangan :
KL = Kurang Lancar D = Diragukan M = Macet
2.5.3 Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) adalah perbandingan antara biaya operasional yang digunakan untuk kegiatan usaha
(Dendawijaya, 2009:119). Menurut Sriyana (2015) rasio BOPO sering disebut rasio efisiensi yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional.
Semakin tinggi rasio ini maka menunjukkan semakin tidak efisien operasional bank (Taswan, 2010:167).
Menurut Muhammad (2005:166) Efisiensi produksi atau BOPO pada bank syariah dalam mengeluarkan biaya dalam bentuk mekanisme produksi bank dalam rangka menghasilkan output (pendapatan) yang paling tinggi dari suatu investasi.
Apabila bank yang dalam kegiatan usahanya tidak efisien akan mengakibatkan ketidak mampuan bersaing dalam mengarahkan dana msyarakat maupun dalam menyalurkan dana tersebutkepada masyarakat yang membutuhkan sebagai modal usaha. Efisiensi pada perbankan terutama efisiensi biaya akan menghasilkan tingkat keuntungan yang optimal, biaya lebih kompetitif, peningkatan pelayanan kepada nasabah, keamanan dan kesehatanperbankan yang meningkat.
Dengan ini rasio BOPO dirumuskan dengan formula sebagai berikut : BOPO = Total beban operasional
Total pendapatan operasional−Hak bagi hasil
Kriteria Pengukuran Rasio BOPO Tabel 2.3
Peringkat Kriteria Keterangan
Peringkat 1 BOPO ≤ 83% Sangat baik Peringkat 2 83% < BOPO≤ 85% Baik Peringkat 3 85% < BOPO≤ 87% Cukup baik Peringkat 4 87% < BOPO≤ 89% Kurang baik Peringkat 5 BOPO > 89% Lemah Sumber: SE BI No 13/24/DPNP, 25 Oktober 2011
2.6 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Laila Mugi Harfiah, Atiek Sri Purwati, Permata Ulfa (2016) dengan judul penelitian “The Impact Of ROA, BOPO, and FDR to Indonesia Islamic Bank’s Mudharabah Deposito Profit Sharing”.
Variabel Independen di dalam penelitian ini adalah tingkat bagi hasil deposito mudharabah dan variabel dependentnya adalah ROA, BOPO, dan FDR . Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa ROA, BOPO, dan FDR berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Penelitian ini merupak modifikasi dan replikasi. Sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah tujuh bank umum syariah yang ada di Indonesia periode 2011-2014.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini mengatakan bahwa Return On Asset (ROA), dan BOPO berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah.
Penelitian yang dilakukan oleh Putri Ayu Rahayu, dan Bustaman (2016) dengan judul “Pengaruh Return On Asset (ROA), BOPO, dan Suku Bunga terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Bank Umum Syariah”.
Variabel independen di dalam penelitian ini adalah tingkat bagi hasil deposito mudharabah dan variabel dependennya adalah ROA, BOPO, dan Suku Bunga.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah dalam penelitian ini peneliti menggunakan Return On Asset (ROA), Non Perfoming Financing (NPF), dan BOPO sebagai variabel dependennya dan tingkat bagi hasil deposito
penelitian ini adalah bank umum syariah periode 2012- 2014, dengan jumlah sample 10 bank syariah yang ada di Indonesia. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa ROA dan Suku Bunga berpengaruh positif yang signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah dan BOPO memiliki hubungan negatif dan tidak signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah.
Penelitian yang dilakukan oleh Siti Rahayu (2015) dengan judul
“Pengaruh Return On Asset (ROA), BOPO, Suku Bunga dan Capital Adequancy Ratio (CAR) terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Perbankan Syariah”. Variabel independen di dalam penelitian ini adalah tingkat bagi hasil deposito mudharabah dan variabel dependennya ROA, BOPO, Suku Bunga, dan CAR. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah dalam penelitian ini peneliti menggunakan Return On Asset (ROA), Non Perfoming Financing (NPF), dan BOPO sebagai variabel dependennya dan tingkat bagi hasil deposito mudharabah sebagai variabel independennya. Sample yang digunakan dalam penelitian ini ada Sembilan bank umum syariah yang ada di Indonesia periode 2008-2012. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa ROA dan suku bunga berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah sedangkan untuk BOPO dan CAR tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah.
Penelitian yang dilakukan oleh Nana Nofianti, Tenny Badina, Aditya Erlangga (2015) dengan judul penelitian “Analisis Pengaruh Return On Asset (ROA), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Suku Bunga, Financing to Deposits Ratio (FDR) dan Non Performing Financing (NPF) terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah (studi empiris pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2011-2013)”. Variabel independen di dalam penelitian ini adalah tingkat bagi hasil deposito mudharabah dan variabel dependennya ROA, BOPO, Suku Bunga, FDR, dan NPF. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah dalam penelitian ini peneliti menggunakan Return On Asset (ROA), Non Perfoming Financing (NPF), dan BOPO sebagai variabel dependennya dan tingkat bagi hasil deposito mudharabah sebagai variabel independennya. Sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah enam bank syariah yang ada di Indonesia dengan periode 2011-2013. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi dengan menggunakan SPSS. Hasil penelitian ini mengatakan bahwa Return On Asset (ROA) berpengaruh positif secara signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah, sedangkan BOPO dan Non Perfoming Financing (NPF) tidak berpengaruh.
Penelitian yang dilakukan oleh Agus Farianto (2014) dengan judul “Analisis pengaruh Return On Asset (ROA), BOPO dan BI-Rate terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah pada bank umum syariah di Indonesia tahun 2012-2013”.
Variabel independen di dalam penelitian ini adalah tingkat bagi hasil deposito
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah dalam penelitian ini peneliti menggunakan Return On Asset (ROA), Non Perfoming Financing (NPF), dan BOPO sebagai variabel dependennya dan tingkat bagi hasil deposito mudharabah sebagai variabel independennya. Sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah tujuh bank umum syariah yang ada di Indonesia periode 2012-2013. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa ROA dan BI-Rate berpengaruh yang signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah sedangkan BOPO tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap tingkat bagi hasil simpanan mudharabah.
Penelitian yang dilakukan oleh Rahmawaty dan Tiffany Andari Yudina (2015) dengan judul penelitian “Pengaruh Return On Asset (ROA) dan Financing To Deposit Ratio (FDR) terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah”. Variabel independen di dalam penelitian ini adalah tingkat bagi hasil deposito mudharabah dan variabel dependennya adalah ROA dan FDR.
Penelitian ini merupakan replikasi dan modifikasi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah dalam penelitian ini peneliti menggunakan Return On Asset (ROA), Non Perfoming Financing (NPF), dan BOPO sebagai variabel dependennya dan tingkat bagi hasil deposito mudharabah sebagai variabel independennya. Sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah bank umum syariah periode 2012- 2014, dengan jumlah sample 10 bank syariah yang ada di Indonesia. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear bergandaHasil penelitian dari penelitian ini menyatakan
bahwa ROA dan FDR tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah.
Penelitian yang dilakukan oleh Andryani Isna K dan Kunti Sunaryo (2012) dengan judul penelitian “Analisis Pengaruh Return On Asset, BOPO, dan Suku Bunga Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Pada Bank Umum Syariah”. Variabel independen di dalam penelitian ini adalah tingkat bagi hasil deposito mudharabah dan variabel dependennya adalah ROA,BOPO, dan Suku Bunga. Penelitian ini merupakan replikasi dan modifikasi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah dalam penelitian ini peneliti menggunakan Return On Asset (ROA), Non Perfoming Financing (NPF), dan BOPO sebagai variabel dependennya dan tingkat bagi hasil deposito mudharabah sebagai variabel independennya. Sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah bank umum syariah periode 2009- 2011, dengan jumlah sample 3 bank umum syariah yang ada di Indonesia. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa ROA berpengaruh negatif signifikan dan suku bunga berpengaruh signifikan terhadap simpanan mudharabah sedangkan untuk BOPO tidak berpengaruh signifikan terhadap simpanan mudharabah.
Ringkasan Penelitian Terdahulu
Table 2.4
No. Penulis/Judul/Tahun Variabel Hasil Penelitian 1. Laila Mugi Harfiah, Atiek Sri
Purwati, Permata Ulfa (2016), The Impact of ROA, BOPO, and FDR to Indonesian Islamic Bank’s Mudharabah Deposit Profit Sharing
Variabel
Independen : Tingkat Bagi Hasil Deposito
Mudharabah
Variabel Dependen : ROA, BOPO dan FDR
ROA, BOPO dan FDR berpengaruh positif signifikan terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah
2. Putri Ayu Rahayu dan Bustaman (2016), Pengaruh Return On Asset, BFOPO Dan Suku Bunga terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah Bank Umum Syariah
Variabel
Independen : Tingkat Bagi Hasil Deposito
Mudharabah Variabel
Dependent : ROA, BOPO dan Suku Bunga
ROA dan Suku Bunga berpengaruh positif yang signifikan terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah, sedangkan BOPO memiliki hubungan negative dan tidak signifikan terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah.
3. Siti Rahayu (2015), Pengaruh Return on Asset (ROA), BOPO, Suku Bunga dan Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Pada Perbankan Syariah
Variabel
Independen : Tingkat Bagi Hasil Deposito
Mudharabah Variabel
Dependent : ROA, BOPO, Suku Bunga dan CAR
ROA dan Suku Bunga berpengaruh positif signifikan terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah, sedangkan BOPO dan CAR tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah.
4. Nana Nofianti, Tenny Badina, dan Aditiya Erlangga (2015), Analisis Pengaruh Return On Asset (ROA), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Suku Bunga, Financing to Deposits Ratio (FDR) dan Non Performing
Variabel
Independen : Tingkat Bagi Hasil Deposito
Mudharabah
Variabel
Dependent : ROA,
ROA dan FDR
berpengaruh positif secara signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah, Sedangkan BOPO, Suku Bunga dan NPF tidak berpengaruh terhadap Tingkat Bagi
Hasil Deposito
Financing (NPF) terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah (studi empiris pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2011-2013)
BOPO, Suku Bunga, FDR, dan NPF
Mudharabah
6. Rahmawaty dan Tiffany Andari Yudina (2015), Pengaruh Return On Asset (ROA) dan Financing To Deposit Ratio (FDR) terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah
Variabel
Independen : Tingkat Bagi Hasil Deposito
Mudharabah Variabel
Dependent : ROA dan FDR
ROA dan FDR tidak berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Bagi
Hasil Deposito
Mudharabah
7. Andryani Isna K dan Kunti Sunaryo ( 2012 ), Analisis Pengaruh Return On Asset, BOPO, dan Suku Bunga Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Pada Bank Umum Syariah
Variabel
Independen : Tingkat Bagi Hasil Deposito
Mudharabah
Variabel Dependent : ROA, BOPO dan Suku Bunga
ROA berpengaruh negatif signifikan dan Suku Bunga berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah sedangkan BOPO tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat bagi hasil depositoMudharabah Sumber : Kumpulan penelitian terdahulu yang diolah oleh penulis
2.7 Kerangka Pemikiran
Tahapan yang dilakukan oleh peneliti dalam proses penelitian ini dimulai dari fenomena yang terjadi pada sektor Perbankan Syariah khususnya pada aspek tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Hal ini ditemukan oleh peneliti dalam berbagai latar belakang penelitian terdahulu.
Setelah itu, peneliti mengangkat tema penelitian yang terkait dengan simpanan mudharabah dan melakukan pemilihan variabel serta objek penelitian yang relevan dengan latar belakang penelitian. Kemudian, peneliti merumuskan permasalahan dan menentukan tujuan penelitian. Untuk mendukung penelitian ini,
dengan penelitian terdahulu, sehingga peneliti dapat mengembangkan kerangka penelitian dan melakukan pengembangan hipotesis.
Demi mencapai hasil penelitian, maka pada bagian ini peneliti melakukan pengembangan kerangka pemikiran yang menunjukkan pengaruh BOPO, NPF, dan ROA perbankan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah.
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Keterangan :
a) 𝐻1 : Menguji Return On Asset (ROA), apakah berpengaruh terhadap
tingkat bagi hasil deposito mudharabah sebagai variabel Y pada industri perbankan syariah periode 2012-2016.
b) 𝐻2 : Menguji Non Perfoming Financing (NPF), apakah berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah sebagai variabel Y
Return On Asset (𝐻1)
Non Perfoming Financing (𝐻2)
BOPO (𝐻3)
Tingkat Bagi Hasil Deposito
(𝑌)
pada industri perbankan syariah periode 2012-2016.
c) 𝐻3 : Menguji BOPO, apakah berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah sebagai variabel Y pada industri perbankan
syariah periode 2012-2016.
2.8 Pengembangan Hipotesis
2.8.1 Pengaruh ROA terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Return On Asset (ROA) merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap total asset. Besarnya bagi hasil yang diperoleh, ditentukan berdasarkan keberhasilan pengelola dana untuk menghasilkan pendapatan. Besar kecilnya bagi hasil yang diperoleh nasabah tergantung pada keberhasilan pengelola dana untuk menghasilkan pendapatan. Apabila ROA meningkat maka pendapatan bank juga akan meningkat. Dengan adanya peningkatan pendapatan maka bagi hasil yang diterima oleh nasabah juga akan meningkat. Jadi, jika semakin tinggi ROA maka semakin tinggi bagi hasil yang akan diterima oleh nasabah (Agus Farianto, 2014).
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Isna K dan Sunaryo (2012) mengatakan bahwa ROA berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah,sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati dan Yudina (2015) menatakan bahwa ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah, namun hasil yang berbed ditemukan di dalam penelitian yang dilakukan oleh Harfiah,et all (2016) yang mengatakan bahwa ROA berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah.
pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2012-2015
2.5.1 Pengaruh NPF terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Non Perfoming Financing (NPF) menunjukkan kemampuan manajemen dalam mengelola pembiayaan bermasalah yang diberikan oleh bank. Sehingga semakin tinggi rasio NPF maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit kepada bank lain. Tingi rendahnya tingkat NPF bank maka akan mempengauhi bagi hasil yang diberikan, apabila NPF tinggi, maka profitabilitas menurun dan tingkat bagi hasil menurun dan jika NPF turun maka profitabilitas naik dan tingkat bagi hasil naik. Adapun standar terbaik NPF adalah kurang dari 5%.
𝐻2 : Non Performing Financing (NPF) berpengaruh terhadap tingkat bagi
hasil Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2012-2015.
2.5.2 Pengaruh BOPO terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan biaya intermediasi terhadap pendapatan operasi yang diperoleh bank. Apabila semakin rendah BOPO maka bank semakin efisien dalam mengeluarkan biaya dalam bentuk pemberian investasi pembiayaan agar dapat menhasilkan pendapatan yang paling tinggi dan apabila BOPO
menurun maka pendapatan meningkat. Dengan adanya peningkatan pendapatan bank maka tingkat bagi hasil yang diterima oleh nasabah juga meningkat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin rendah BOPO maka semakin tinggi tingkat bagi hasil yang diterima oleh para nasabah. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Siti Rahayu (2015) dan Agus Farianto (2014) mengatakan bahwa BOPO tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap tingkat bagi hasil Deposito Mudharabah namun menurut penelitian yang dilakukan oleh Laila Mugi Harfiah, Atiek Sri Purwati dan Permata Ulfa (2016) mengatakan bahwa terdapat bengaruh positif signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah.
𝐻3 : BOPO berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2012-2015
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Objek yang akan diteliti di dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah yang beroperasi di Indonesia. Bank Umum Syariah yang dijadikan sampel adalah yang menerbitkan laporan keuangan triwulan secara rutin pada periode 2012 – 2016. Di dalam Penelitian ini, penulis ingin mengetahui pengaruh Return On Asset (ROA), Non Performing Financing (NPF), dan Biaya Operasional Terhadap pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah.
Adapun data runtun waktu menggunakan periode per triwulan. Hal itu dimaksudkan agar dapat melihat fluktuasi dari penilaian tingkat bagi hasil deposito mudharabah, Return On Asset ( ROA ), Non Perfoming Financing (NPF), dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) per triwulannya. Periode ini dipilih karena merupakan data yang terbaru dari perusahaan manufaktur yang akan diteliti dan sesuai dengan kondisi perekonomian Indonesia saat ini.
3.2. Metode Pengambilan Sampel/Populasi
3.2.1. Populasi
Menurut Sugiyono (2012:115) populasi adalah wilayah generalisai yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 12 Bank Umum Syariah di Indonesia yaitu, sebagai berikut:
1. Bank Muamalat Indonesia (BMI) 2. Bank Syariah Mandiri (BSM)
3. Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI) 4. Bank Syariah BRI
5. Bank Syariah Bukopin 6. Bank BNI Syariah
7. Bank Jabar dan Banten Syariah 8. Bank Panin Syariah
9. Bank Victoria Syariah 10. Bank BCA Syariah
11. Maybank Indonesia Syariah
12. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah 3.2.2.Sample
Menurut Sugiyono (2013) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Mellawaty, 2016). Teknik yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik Purposive Sampling merupakan pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013 dalam Sihombing dan Yahya, 2016).
Sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah di Indonesia yang memenuhi persyaratan sebagai sampel penelitian, dengan kriteria
1. Bank Umum Syariah yang terdaftar pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia
2. Bank Umum Syariah yang terdaftar dalam Statistik Perbankan Syariah (SPS) yang dipublikasikan dalam situs resmi OJK
3. Bank Umum Syariah mempublikasikan laporan keuangan tahunan pada periode 2012-2016.
4. Memiliki data yang dibutuhkan yaitu, Profitabilitas (ROA), DPK, CAR, dan NPF.
Berdasarkan kriteria diatas, terdapat 11 bank yang sesuai dengan kriteria pengambilan sampel yaitu
1. Bank Muamalat Indonesia 2. Bank Victoria Syariah 3. Bank BRI Syariah
4. B.P.D. Jawa Barat Banten (BJB Syariah) 5. Bank BNI Syariah
6. Bank Syariah Mandiri
7. Bank Syariah Mega Indonesia 8. Bank Panin Syariah
9. Bank Syariah Bukopin 10. BCA Syariah
11. Maybank Syariah Indonesia.
3.3. Metode Pengumpulan Data
3.3.1. Jenis Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data panel yang merupakan gabungan antara data runtun waktu (time series) dan seksi silang (cross section).
Data panel memiliki karakteristik yaitu terdiri dari atas beberapa objek dan meliputi beberapa periode waktu (Winarno, 2011).
3.3.2. Sumber Data
Sumber data dari penelitian ini adalah diperoleh dari data sekunder. Sumber data yang diperoleh secara tidak langsung telah dipublikasikan dan bersumber dari laporan keuangan tahunan bank umum syariah yang diperoleh melalui website bank masing-masing dan publikasi laporan keuangan Bank Indonesia, yaitu www.bi.go.id serta website Otoritas Jasa Keuangan, yaitu www.ojk.go.id.
Metode dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi dan analisis deskriptif kuantitatif yaitu metode pengumpulan datanya merupakan form pencatatan atau dokumen dan sumber datanya berupa catatan atau dokumen yang tersedia dan diambil dari laporan keuangan triwulan pada bank umum syariah yang telah dipublikasikan melalui situs resmi masing-masing bank umum syariah, dan hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya, artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numeric (angka), dengan menggunakan metode penelitian ini akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas