PENGARUH PELATIHAN PPPKS (DIKLAT CALON PRINSIP SEKOLAH) DAN PELATIHAN PKS (PENINGKATAN UTAMA SEKOLAH) TERHADAP KINERJA KEPALA. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis proses dan hasil penerapan konsep PPPKS dan PKS dalam praktik manajemen sekolah serta menganalisis pengaruh pelatihan kepala sekolah melalui PPCKS dan PKS terhadap kinerja kepala sekolah dasar di Kabupaten Lombok Tengah. Hasil uji perbandingan berpasangan adalah: Pelatihan PPCKS merupakan pola yang paling baik untuk mempengaruhi kinerja kepala sekolah.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
- Batasan Masalah
- Tujuan Penelitian
- Manfaat Penelitian
Kinerja kepala sekolah masih menjadi permasalahan yang selalu dihadapi organisasi6 termasuk Dinas Pendidikan Kabupaten Lombok. Ade Mulyani, “Pengaruh Kinerja Kepala Sekolah dan Kinerja Guru Terhadap Mutu Pembelajaran Pada SMK Di Kabupaten Purwakarta.”. Apakah pendidikan dan pelatihan kepala sekolah melalui PPCKS dan PKS berdampak signifikan terhadap kinerja kepala sekolah dasar di kabupaten Lombok Tengah.
Definisi Operasional
27 Kemendikbud, “Petunjuk Teknis Penyusunan Program Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah” (Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah, 2013). Kepala dinas pendidikan menunjuk lembaga pendidikan calon kepala sekolah, atau disebut P3KS (Penyelenggara program penyiapan kepala sekolah), (2). Dinas Pendidikan mengumumkan hasil diklat calon kepala sekolah dan menyerahkan surat keterangan kepala sekolah, (12).
Kerangka Berpikir
Penguatan Kepala Sekolah (PKS) adalah pendidikan dan pelatihan bagi kepala sekolah yang sedang menjabat sebagai kepala sekolah dalam upaya meningkatkan kompetensi sumber daya manusia di sekolah. Peran kepala sekolah yang seharusnya mengatur keberadaan sekolah menimbulkan suasana yang tidak kondusif dan kinerja yang tidak maksimal. Pendidikan dan pelatihan seorang kepala sekolah dapat dilihat melalui evaluasi diri sekolah yang menitikberatkan pada 4 indikator kinerja, yaitu:
Hipotesis Penelitian
- Jenis Penelitian
- Pendekatan Penelitian
Sedangkan aspek kuantitatif menguji pengaruh pendidikan dan pelatihan kepala sekolah melalui PPCKS dan PKS terhadap kinerja kepala sekolah dasar di Kabupaten Lombok Tengah. Dimana pada tahap pertama dengan mengumpulkan dan menganalisis data kualitatif untuk menjawab rumusan masalah penelitian pertama dan kedua yaitu, bagaimana penerapan konsep diklat PPCKS dan PKS dalam praktek manajemen sekolah, dan apakah proses dan hasil diklat sudah sesuai dengan pedoman PPCKS dan PKS, sedangkan kepala sekolah menangani tugas di sekolah. Alasan peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif adalah untuk mengetahui pengaruh pelatihan kepala sekolah (pelatihan PPCKS dan PKS) terhadap kinerja kepala sekolah dasar di kabupaten Lombok tengah.
Populasi dan sampel
Pada penelitian ini diambil satu klaster dari masing-masing jenjang yaitu klaster satu kepala sekolah yang mengikuti pelatihan calon kepala sekolah, klaster dua kepala sekolah yang mendapatkan pendidikan dan pelatihan untuk penguatan pemimpin sekolah, klaster tiga kepala sekolah yang belum mengikuti diklat kepala sekolah. Menurut Arikunto, besar sampel tidak hanya dihitung berdasarkan kesalahan 5%, tetapi bervariasi hingga 15%. Berkenaan dengan penelitian ini, diambil tingkat kesalahan 5% atau 0,05 atau tingkat kepercayaan 95% atau 0,05,47 sehingga ukuran sampel dapat dihitung dengan menggunakan rumus Taro Yamane48 sebagai berikut.
Waktu dan Tempat Penelitian
Variabel penelitian
Desain penelitian
- Lembar Observasi
- Definisi operasional Kinerja Kepala Sekolah
- Kisi-kisi Instrument Kinerja Kepala Sekolah
- Validitas dan realibitas a) Pengujian Validitas
Studi ini membandingkan skor atau nilai yang lebih dari dua kelompok, yaitu kelompok diklat melalui PPPKS, diklat melalui PKS, dan yang tidak mendapat diklat kepala sekolah. Variabel kualitatifnya adalah (1) proses penerapan konsep diklat PPPKS dan PKS dalam praktik manajemen sekolah dan (2) hasil penerapan konsep diklat PPPKS dan PKS dalam praktik manajemen sekolah, sedangkan variabel kuantitatifnya adalah pengaruh diklat kepala sekolah melalui PPCKS dan PKS terhadap kinerja kepala sekolah dasar di Kabupaten Lombok Tengah. Pedoman wawancara akan digunakan peneliti untuk mewawancarai guru dan kepala sekolah tingkat SD yang menjadi sampel penelitian.
Kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan tingkat mikro yang menjalankan fungsi manajemen meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian, serta sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator, dan motivator. Jika kita menggunakan pengertian kinerja untuk pengawas tersebut di atas, maka kinerja pengawas adalah prestasi kerja atau hasil kerja yang dicapai pengawas dalam pelaksanaan tugas pokok, fungsi dan tanggung jawabnya. Kinerja kepala sekolah dapat diukur dari tiga aspek, yaitu: (1) perilaku sekolah dalam menjalankan fungsi manajerial, (2) cara melaksanakan tugas dalam mencapai hasil kerja, yang tercermin dari komitmennya sebagai cerminan kompetensinya, (3) hasil pekerjaannya tercermin dalam perubahan kinerja sekolah yang dipimpinnya.
Teknik pengumpulan data/prosedur penelitian
Setelah instrumen dinyatakan valid oleh ahli berdasarkan skor CVR, instrumen tersebut kemudian diujicobakan kepada 20 orang guru SD di Kabupaten Lombok Tengah yang tidak termasuk kelompok penelitian. Ada dua metode yang dapat digunakan untuk menunjukkan valid atau tidaknya suatu item instrumen, yaitu;
Teknik analisis data
- Analisis statistik deskriptif
- Analisis statistik inferensial
- Deskripsi Lokasi Penelitian
- Daftar Lokasi Penelitian
- Deskripsi Data
- Proses penerapan konsep pendidikan dan pelatihan PPCKS dan PKS dalam praktik manajem persekolahan
- Hasil penerapan konsep pendidikan dan pelatihan PPCKS dan PKS dalam praktik manajem persekolahan
- Analisis Data Kuantitatif a) Analisis Statistik Deskriptif
- Uji Hipotesis
Pada bab ini peneliti memaparkan hasil dan data penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan PPCKS dan PKS terhadap kinerja kepala sekolah dasar di Kabupaten Lombok Tengah. Data kualitatif akan menganalisis proses dan hasil pelatihan PPP dan PKS, sedangkan data kuantitatif akan menganalisis pengaruh pelatihan PPP dan PKS terhadap kinerja kepala sekolah. A. Kajian ini mengacu pada indikator kinerja kepala sekolah yang telah ditetapkan untuk mengarahkan penerapan konsep hasil pelatihan PPCKS dan PKS di Kabupaten Lombok Tengah sesuai dengan apa yang diharapkan pemerintah.
Data proses penerapan konsep diklat PPPKS dan PKS dalam praktik manajemen sekolah meliputi 4 aspek menurut indikator kinerja kepala sekolah. Hasil penyusunan RKS yang diperoleh peneliti melalui observasi dan wawancara tentunya merupakan pendapat langsung dari peserta pelatihan yaitu kepala sekolah yang dilatih melalui PPCKS dan PKS. Sebaliknya, kepala sekolah yang dibina melalui PPPKS dan PKS telah menerapkan konsep pendidikan dan pelatihan bagi pimpinan sekolah dengan materi sarana dan prasarana.
Terdapat kesamaan bahasa antara kepala sekolah yang dilatih PPCKS dan PKS yaitu menerapkan konsep pelatihan kepala sekolah dengan materi supervisi dan penilaian kinerja guru. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pelatihan PPPKS dan PKS terhadap kinerja kepala sekolah dasar di Kabupaten Lombok Tengah. Validasi instrumen angket kinerja kepala sekolah dalam penerapan konsep dan hasil PPCKS dan PKS yang digunakan meliputi uji validitas dan reliabilitas.
Validitas butir angket kinerja kepala sekolah dalam menggunakan konsep dan hasil PPCKS dan PKS diperoleh secara empiris melalui dua prosedur. Yang pertama menganalisis validitas isi pernyataan kuesioner tentang kinerja kepala sekolah dalam penggunaan konsep dan hasil PPPKS dan PKS melalui penilaian ahli, dan yang kedua menganalisis validitas konstruk item kuesioner. 2 orang ahli mengikuti proses penilaian ahli validasi isi butir pernyataan instrumen angket terhadap kinerja kepala sekolah dalam menggunakan konsep dan hasil PPCKS dan PKS yaitu dr.
Pembahasan
- Data Kualitatif
- Data Kuantitatif
Peneliti menilai bahwa proses kepemimpinan pergantian kepala sekolah di Kabupaten Lombok Tengah sangat meningkat setelah adanya pelatihan melalui PPCKS dan PKS. Hal ini terlihat dari hasil angket diklat direktur yang diisi oleh guru. Peneliti menemukan bahwa proses pengembangan sekolah yang dilakukan oleh kepala sekolah di Kabupaten Lombok Tengah dapat dikategorikan sebagai penerapan konsep PPPKS dan PKS yang dilakukan.
Namun ada beberapa sekolah yang tidak mampu melaksanakan pembangunan sekolah secara menyeluruh, hal ini terlihat dari perbedaan kepala sekolah yang dibina melalui PPCKS dan PKS. Peneliti menilai bahwa proses implementasi SDM sarana dan prasarana kepala sekolah di Kabupaten Lombok Tengah dapat dikategorikan implementasi konsep PPCKS dan PKS yang dilaksanakan dengan baik. Peneliti memperkirakan bahwa proses monitoring dan evaluasi kinerja guru yang dilakukan oleh kepala sekolah di Kabupaten Lombok Tengah dapat dikategorikan sebagai penerapan konsep PPPKS dan PKS yang telah dilaksanakan.
Namun ada beberapa sekolah yang belum mampu melaksanakan semua pengembangan sekolah, hal ini terlihat dari perbedaan antara kepala sekolah yang dibina melalui PPCKS dan PKS. Menurut pandangan peneliti, kepala sekolah di Kabupaten Lombok Tengah di semua unit kerja yang kepala sekolahnya telah mendapatkan pelatihan melalui PPCKS dan PKS telah melakukan supervisi dan penilaian. Ada persamaan antara pimpinan sekolah yang telah dilatih melalui PPCKS dan PKS, yaitu mereka sepakat dengan konsep pelatihan pimpinan sekolah pada materi manajemen perubahan, namun ada sedikit perbedaan pengertian bahwa segala sesuatu yang akan dilakukan harus dituliskan terlebih dahulu.
Kepala sekolah yang dibina melalui PPCKS dan PKS terdapat perbedaan kecil yaitu menggunakan konsep diklat kepala sekolah dengan materi pembuatan rencana kerja sekolah, namun ada perbedaan kecil dalam pengertian bahwa segala sesuatu yang akan dilaksanakan harus ditulis terlebih dahulu.
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Pengembangan Rencana Kerja Sekolah Apakah dalam
Sarana Prasarana Bagaimana
Supervisi dan Penilaian Kinerja Guru Bagaimana cara
Ada 2 sistem informasi yang kami kelola saat ini yaitu grup WA per kelas, grup WA dengan kepala sekolah, grup WA dengan wali murid.
Kepemimpinan Perubahan Edi Safwan,
Pengembangan Rencana Kerja Sekolah Bagaimana cara
Biasanya dalam pertemuan-pertemuan saya memberikan kata-kata penyemangat yang selalu mendukung mereka, saya sering mengatakan bahwa sekolah adalah pilihan kita dan saya yakin guru-guru di sekolah ini adalah guru-guru pilihan.
Sarana Prasarana apakah KS
Supervisi dan Penilaian Kinerja Guru Bagaimana
11 Pengetua sekolah boleh membina pasukan yang bersatu padu dan komited tinggi. 12 Guru besar boleh bertegas. 16 Pengetua boleh merangka RKAS dan program kerja jangka panjang dan jangka pendek sekolah mengikut visi dan misi sekolah. 22 Pengetua sekolah boleh melaporkan secara berkala kepada pihak yang berkepentingan (Disdik atau yayasan) tentang kekurangan dan lebihan tenaga pengajar.
24 Kepala sekolah dapat membuat peraturan yang berisi perlindungan warga sekolah terhadap berbagai gangguan lingkungan. 25 Kepala sekolah memiliki daftar jenis layanan yang dapat diberikan oleh Staf Administrasi Sekolah (TAS). 26 kepala sekolah memiliki perangkat SIM sekolah yang telah beroperasi dan mendukung penyusunan program sekolah.
27 Kepala sekolah dapat mengembangkan jenis layanan tertentu di sekolah (misalnya kafetaria/kantin, koperasi, UKS). 29 Kepala sekolah dapat menghasilkan ide-ide kreatif, baru dan berbeda dalam bidang proses pengelolaan sekolah (perencanaan, pelaksanaan, pengorganisasian dan pengawasan) 30 Kepala sekolah memiliki visi keberhasilan. 32 Direksi dapat mengambil sikap yang kuat dalam perjuangan untuk mencapai visi, misi dan tujuan yang menunjukkan keberhasilan tugas pokok dan fungsi.
37 Kepala sekolah dapat mengembangkan kemampuan profesional staf sekolah, misalnya dengan mengirimkan guru untuk mengikuti berbagai pelatihan dan seminar.