Judul Tesis : Pengaruh Buah Durian (Durio Zibethinus L.) terhadap Kadar Kolesterol (HDL dan LDL) Darah Tikus Putih (Rattus Norvegicus). Biomed, AIFO-K selaku dosen pembimbing yang telah memberikan saya waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing saya dalam penyusunan skripsi ini. Rekan penulis Zisvia Maharani, Ade Putri Raisah Nazara, Dawang Wicaksono, Dwi Wahyu Budi Nursaputra, Nurul Hidayah, Gilang Maghriba, M Affandy Hsb, Gilang Maghriba serta seluruh anggota Sahabat Bulu Burung dan seluruh angkatan 2019, diantaranya saya tidak dapat disebutkan satu persatu yang banyak membantu dalam perkuliahan dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Saya menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran untuk skripsi ini. Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian daging durian (Durio Zibethinus L.) terhadap kadar kolesterol (HDL dan LDL) dalam darah tikus putih (Rattus Norvegicus L.).
- Latar Belakang
- Rumusan Masalah
- Tujuan Penelitian
- Tujuan Umum
- Tujuan Khusus
- Manfaat Penelitian
- Bagi Peneliti
- Bagi Institusi Pendidikan
- Bagi Masyarakat
- Hipotesis
- Hipotesis 0
- Hipotesis Alternatif
Apa pengaruh pemberian pakan daging durian (Durio Zibethinus L.) terhadap kadar kolesterol HDL dan LDL darah tikus putih (Rattus Norvegicus). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan daging durian (Durio Zibethinus L.) terhadap kadar kolesterol HDL dan LDL dalam darah tikus putih (Rattus Norvegicus). Untuk mengetahui kadar kolesterol HDL dan LDL dalam darah tikus putih (Rattus Norvegiucs L.) setelah pemberian ampas durian.
Tidak terdapat pengaruh pemberian daging durian (Durio Zibethinus L.) terhadap kadar HDL dan LDL dalam darah tikus putih (Rattus Norvegicus L.). Terdapat pengaruh pemberian daging durian (Durio Zibethinus L.) terhadap kadar HDL dan LDL darah tikus putih (Rattus Norvegicus L.).
- Durian
- Definisi
- Morfologi
- Taksonomi
- Kandungan Nutrisi Durian
- Kolesterol
- Definisi
- Klasifikasi
- Kadar Kolesterol Pada Manusia
- Kadar Kolesterol pada Tikus wistar
- Tikus
- Definisi
- Kerangka Teori
- Kerangka Konsep
- Populasi dan Sampel Penelitian
- Teknik Pengumpulan Data
- Alat dan Bahan
- Cara Kerja
- Pengolahan Data dan Analisa
- Cara pengolahan data
- Analisa Data
- Tahapan Penelitian
Dulrian sendiri mengandung air, energi, protein, lemak, karbohidrat dan lain-lain. Dulrian juga merupakan buah yang berkalori tinggi dan juga memiliki kandungan vitamin C yang tinggi sehingga baik untuk pertumbuhan, perkembangan dan perbaikan jaringan yang sedang tumbuh. Beberapa contohnya antara lain perbaikan kolagen sel, penyerapan zat magnesium, penyembuhan luka, dan lain-lain. Umbi dulrian mengandung ElPS (Elxopolisakarida) yang mampu bertahan pada kondisi ekstrim seperti pH 3, memiliki potensi prebiotik untuk saluran cerna dan dapat menurunkan kolesterol.3. Selain fungsinya sebagai pengatur sel, kolesterol juga merupakan tulang punggung hormon steroid sel dan vitamin D, artinya kolesterol bertanggung jawab untuk tumbuh kembang manusia, serta berpotensi sebagai agen anti kanker.
Kolestelrol adalah zat yang diperlukan untuk melunakkan asam elmpeldulic, yang dibutuhkan sel untuk mencerna lemak, kolestelrol juga ada. Kolesterol diangkut dan di dalam aliran darah melalui lipoprotein, lipoprotein dibedakan menjadi dua jenis yaitu low-density lipoprotein (LDL) dan high-density lipoprotein (HDL)14. High-density lipoprotein (HDL), penelitian telah menunjukkan bahwa tingginya kadar HDL dalam darah membantu melindungi sel manusia dari risiko serangan jantung atau stroke16.
Tikul merupakan hewan pengerat yang sering digunakan untuk tujuan penelitian karena memiliki daya mangsa yang lebih besar dibandingkan tikus dengan kisaran berat badan 140g-500g dengan berat rata-rata 400g dan panjang rata-rata sekitar 399mm atau 39,9cm, serta memiliki sifat yang lebih pendiam dibandingkan tikus. . 34; Pengaruh budidaya daging dulrian (Dulrio Zibelthinuls L.) terhadap kadar HDL dan LDL tikus putih (Rattuls Norvelgiculs L.)” diteliti menggunakan Trulel Elxpelrimelnt Meltodelen dengan rancangan “posttelst with control group delsign”- design.Research.was dilaksanakan di Laboratoriulm Meln Farmakologi dan Biokimia Telrpadul Delpartel, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kedokteran, Ulnivelrsitas, Mulhammadiyah, Sumatera Utara.
Jadi total sampel yang digunakan adalah 28 tikula cadangan, dengan 6 tikula pada setiap kelompok perlakuan dan 6 tikula pada kelompok kontrol, serta akan ditambah 1 tikula cadangan pada setiap kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Teknik pengumpulan data didasarkan pada hasil pengambilan kadar HDL dan LDL tikus putih (Rattuls Norvelgiculs L.) dengan menggunakan spektrofotomeltel. Melakukan pembedahan dan pengambilan sampel darah dari masing-masing ticulus pada masing-masing kelompok sebanyak 2-3cc melalui jantung tikulum pada saat pembedahan sel dulrian setiap hari selama 28 hari berdasarkan dosis pengobatan.
SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 25.0 akan digunakan untuk menganalisis data mean dari masing-masing kelompok. Jika data berdistribusi normal maka digunakan ANOVA satu arah untuk melakukan analisis, dan jika data homogen maka digunakan uji Bonfelroni.
Hasil Penelitian
Berdasarkan grafik di atas diketahui nilai rerata HDL darah putih pada kelompok kontrol negatif sebesar 44,4 mg/dl, pada kelompok P1 45 mg/dl, pada kelompok P2 53,7 mg/dl, pada kelompok P3. 46,3mg/dl. Berdasarkan grafik di atas diperoleh rerata hasil akhir LDL pada kelompok kontrol negatif sebesar 10,8 mg/dl, pada kelompok P1 8 mg/dl, pada kelompok P2 14,3 mg/dl, pada kelompok P3 10,3 mg /dl.
Analisis data
Hasil uji Post Hoc dengan model Bonfelroni menunjukkan kadar HDL antar kelompok tikus tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan, hal ini sejalan dengan hasil uji ANOVA yang mempunyai nilai p > 0,05. Kadar LDL antar kelompok mencit menunjukkan terdapat perbedaan bermakna antara kelompok P1 dan P2, hal ini dilanjutkan dengan hasil uji ANOVA yang mempunyai p-value <0,05.
Pembahasan
Selain itu, HDL memiliki beberapa manfaat lain dalam melindungi terhadap penyakit kardiovaskular, antara lain sifat antioksidan, antiinflamasi endotel/vasodilator, antitrombotik, dan sitoprotektif. HDL juga meningkatkan produksi molekul pemberi sinyal ateroprotektif oksida nitrat (NO) melalui peningkatan regulasi elksprel oleh caveolae. Penyebab utama kematian akibat penyakit kardiovaskular itu sendiri adalah aterosklerosis, yaitu suatu kondisi patologis yang menyebabkan penumpukan lipid pada dinding endotel, yang lambat laun berubah menjadi plak yang meningkatkan pembekuan darah bahkan dapat menyebabkan pembekuan darah. 28 Aterosklerosis memiliki risiko lebih tinggi terjadi jika terjadi ketidakseimbangan kadar lipid darah, suatu kondisi yang disebut dislipidemia.
Dislipidemia Athelrogelnic sendiri merupakan kondisi dimana kadar trigliserida darah dan kadar LDL darah meningkat dan kadar HDL menurun. Selain kandungan telrselbult, dulrian juga memiliki kadar quelrceltin dan coelmpfelrol yang merupakan salah satu sel flavonol dengan kadar yang tinggi dan bervariasi pada setiap jenis dulrian. Qulelrceltin merupakan senyawa flavonol yang banyak terdapat pada sayur-sayuran, bawang merah dan telh, qulelrceltin pada tanaman berlbelntulk adalah qulelrceltin-3-glulcosidel yang memiliki manfaat antara lain sebagai antiathelrosclerotic, anti inflamasi dan anti-.
Qulelrceltin diketahui mengurangi tekanan darah sistolik dan mengurangi hipertrofi jantung dan proteinulria pada tikus hipertelik.31. Qulelrceltin juga dapat meningkatkan aktivitas elndhotellial nitric oxidel synthase (elNOS) dan meningkatkan produksi nicotinamide adelninel dinulclelotidel phosphate (NADPH), sehingga mengurangi fungsi anti-hipertelensi qulelrceltin31, qulelrceltin meningkatkan terapi tubuh dengan penurunan berat badan pada hewan laboratorium. jaringan adiposa dan visceral, serta meningkatkan pengurangan peradangan pada hati, qulelrceltin juga menghambat sel pelroxisomel prolifelrator-activated receptor receptor (PPARγ), sehingga diindikasikan untuk menghambat adipogelnelsis31. Kandungan Qulelrceltin dalam 100g daging dulrian matang rata-rata relatif 2 mg dari varietas dulrian.3.
Dulrian juga memiliki senyawa flavonoid lain yaitu kaelmpfelrol (3,4',5,7-teltrahydroxyflavonel) yang berkhasiat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular dengan meningkatkan relaksasi elndothelium pada arteri koroner. Kaelmpfelrol memiliki efek perlindungan terhadap kerusakan jaringan. elndothell dengan cara meningkatkan produksi asam nitrat dan menurunkan kadar dimelthylargininel asimetris, sehingga meningkatkan vasorelaksasi elndothelliulm, mencegah kerusakan jaringan elndothelliulm dan kerusakan oksidatif pada sel. Selain fungsi elndothelliulm, kaelmpfelrol juga menghambat oksidasi LDL dan melunakkan trombosit. Penelitian yang dilakukan terhadap umbi dulrian akan memberikan hasil yang bervariasi. Hal ini disebabkan adanya perbedaan nutrisi dari masing-masing jenis umbi dulrian. Sel flavonoid yang terdapat pada jenis buah dulrian moontong memiliki kadar yang jauh lebih tinggi dibandingkan jenis buah dulrian lainnya3. Tingkat kematangan buah dulrian moonong juga mempunyai pengaruh yang signifikan pada penelitian yang menggunakan buah dulrian moonong, karena kadar senyawa polifenol dan flavonoid dalam sel mempunyai beberapa perbedaan yaitu antara buah dulrian yang terlalu matang dan yang baru matang, sedangkan kandungan antioksidan akhir sendiri terdapat pada buah dulrian yang terlalu matang dan yang baru matang. dulrian terlalu matang, tapi ini tidak signifikan.33.
Kesimpulan
Saran
PENGARUH PEMBERIAN BUAH DURIAN Julicell (Dulrio zibelthinuls Mulrr.) TERHADAP PROFIL FARMAKOKINETIK PARACELTAMOL PADA TIKUS WISTAR JANTAN (Rattuls norvelgiculs L.) (Rattul norvelgiculs L.) Tujuan: Ulntulk mempelajari Pengaruh konsumsi daging dulrian (Dulrio Zibelthinuls L.) terhadap kadar kolesterol darah (HDL dan LDL) tikus putih (Rattuls Norvelgiculs L).OS (sindrom ovarium politik).2.
Dulrian dikenal dengan sebutan Selbultan “King of Fruits” atau Raja Buah-buahan, dulrian merupakan salah satu buah unik yang dapat dikenali dari aroma buahnya yang khas dan kulitnya yang khas seperti beludru, buah dulrian sangat terkenal dan populer di Indonesia. Kebanyakan orang percaya bahwa mengonsumsi umbi dulriana dalam jumlah berlebihan dapat menyebabkan kolesterol darah tinggi. Dulrian telah diteliti oleh beberapa peneliti yang membahas tentang biji dulian sebagai antioksidan dan anti inflamasi, dengan memanfaatkan daging buah dulrian itu sendiri, biji dan kulitnya diolah menjadi telpulng.5 Fungsi antioksidan dan anti inflamasi Dalam penelitian ini, nilai dari setiap ekstrak yang dibulatkan, bagian antioksidannya diperkirakan dari hasil reaksi terhadap ABTS (2,2'-Azinobis [3-ethylbelenzothiazolinyl-6-sulfonic acid]-diammonium salt ), oksida nitrat, sulpelroxidil, hidroksil dan ion pelarut .
Diblelndelr pada saat dula melnit, lalu ditambahkan Akuladelst dengan perbandingan 1:1 dengan takaran lampu dulrian yang digunakan. Perlakuan ini diawali dengan adaptasi selama tujuh hari, dan seluruh kelompok perlakuan diberi daging bulbi dulrian selama delapan hari. Bahan uljinya adalah daging dulrian yang telah diolah menggunakan aquadelst dengan blendelr dengan perbandingan 1:1.
Hasil penelitian berdasarkan hasil analisis data Onel-Way ANOVA menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pembelian buah-buahan dewasa muda terhadap kadar LDL darah mencit putih dan hasil tidak signifikan terhadap kadar LDL darah mencit putih. HDL dalam darah tikus putih. Sel flavonoid yang terdapat pada jenis buah dulrian moontong memiliki kadar yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan jenis buah dulrian lainnya3, tingkat kematangan buah dulrian moonong juga sangat mempengaruhi penelitian yang menggunakan buah dulrian, karena kadar seluler senyawa polifenol dan flavonoid memiliki perbedaan yang berbeda. , sayang sekali Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat diketahui apakah pemberian durian mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kadar HDL dan pengaruh yang signifikan terhadap LDL pada tikus putih (Rattuls Norvelgiculs) yang diberi dulrian selama 28 tahun. hari secara oral, Belrikan tidak digunakan dengan dosis yang ditentukan pada kelompok kontrol, P1=0.8cc/ticuls/hari, P2=1.4cc/ticuls/hari.
Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap kadar HDL dan hasil yang signifikan terhadap LDL dalam sel darah. Kondisi umbi dulrian juga harus diperhatikan, baik jenis maupun tingkat kematangan umbi itu sendiri.