PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2022
PENGARUH EDUKASI BANTUAN HIDUP DASAR DENGAN MEDIA FLIP CHART TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DALAM
PENANGANAN PASIEN HENTI JANTUNG DI MASYARAKAT DUKUH TALESAN DESA TOHKUNING
Wigita Aisyah1), Saelan, S.Kep, Ns, M.Kep2), Rufaida Nur Fitriana, S.Kep.,Ns.,M.Kep3)
¹⁾ Mahasiswa Program Studi Keperawatan Program Sarjana Universitas Kusuma Husada Surakarta
²⁾ Dosen Program Studi Keperawatan Program Sarjana Universitas Kusuma Husada Surakarta
[email protected] Abstrak
Henti Jantung merupakan suatu keadaan gawat darurat yang sering terjadi dan banyak dijumpai di masyarakat. Penanganan cepat dan tepat dapat diwujudkan oleh masyarakat awam yang mampu menjadi chain of survival. Penting bagi masyarakat memiliki pengetahuan Bantuan Hidup Dasar. Nyatanya, Pengetahuan masyarakat tentang BHD dalam penanganan pasien henti jantung masih rendah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Pengaruh Edukasi Bantuan Hidup Dasar Dengan Media Flipchart Terhadap Tingkat Pengetahuan Dalam Penanganan Pasien Henti Jantung Di Dukuh Talesan Desa Tohkuning.
Jenis penelitian adalah quasi eksperiment. Rancangan penelitian adalah pre and post test without control. Sampel penelitian adalah Masyarakat Dukuh Talesan Desa Tohkuning dengan menggunakan teknik Purposive Sampling yang berjumlah 50 responden. Hasil Penelitian pengetahuan menunjukkan pre test dengan kategori kurang 88.0%, cukup 6.0%
dan baik 6.0%, sedangkan post test kategori cukup 30.0% dan baik 70.0%. hasil uji wilcoxon menunjukkan nilai p value .000 yang dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh Edukasi Bantuan Hidup Dasar Dengan Media Flipchart Terhadap Tingkat Pengetahuan Dalam Penanganan Pasien Henti Jantung.
Kata Kunci : Media Flip Chart, Edukasi Bantuan Hidup Dasar, Tingkat Pengetahuan
Daftar Pustaka : 32 (2014-2021)
NURSING STUDY PROGRAM OF UNDERGRADUATE PROGRAMS FACULTY OF HEALTH SCIENCES UNIVERSITY OF KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2022
THE EFFECT OF BASIC LIFE SUPPORT EDUCATION BY FLIP CHART MEDIA ON THE KNOWLEDGE LEVEL OF HANDLING
CARDIAC ARREST PATIENTS FOR THE DUKUH TALESAN COMMUNITY IN TOHKUNING VILLAGE
Wigita Aisyah1), Saelan, S.Kep, Ns, M.Kep2), Rufaida Nur Fitriana, S.Kep.,Ns.,M.Kep3)
1)Student of Nursing Study Program of Undergraduate Programs, University of Kusuma Husada Surakarta
2)Lecturer of Nursing Study Program of Undergraduate Programs, University of Kusuma Husada Surakarta
[email protected] ABSTRACT
Cardiac arrest is a frequent emergency condition in the community. General people for the chain of survival could realize rapid and proper handling. The community ought to comprehend Basic Life Support. Public knowledge about BLS in addressing cardiac arrest patients is still inadequate. This study aimed to determine the effect of Basic Life Support education by flipchart media on the knowledge level of handling cardiac arrest patients in Dukuh Talesan of Tohkuning Village.
This type of research was quasi-experimental with a pre and post-test without a control design. The research sample was the Community of Dukuh Talesan in Tohkuning Village through the purposive sampling technique with 50 respondents. The pre-test results on the knowledge presented 88.0% with a poor category, 6.0% with moderate knowledge, and 6.0% in good. The post-test revealed 30.0% in average knowledge and 70.0% in good.
Wilcoxon test obtained a p-value of .000. It concluded an effect of Basic Life Support education by Flipchart media on the knowledge levels of handling Cardiac Arrest patients.
Keywords : FlipChart Media, Basic Life Support Education, Knowledge Level.
Bibliography : 32 (2014-2021).
PENDAHULUAN
Henti jantung merupakan insiden kegawatdaruratan yang membutuhkan bantuan hidup dasar dengan resusitasi jantung paru. Basic Life Support (BLS) atau Bantuan Hidup Dasar (BHD) merupakan Tindakan pertolongan pertama yang dilakukan pada korban dengan henti jantung dan henti nafas. Bantuan hidup dasar terdiri atas serangkaian Tindakan pertolongan pertama memberikan nafas bantuan dan tekanan jantung luar pada pasien yang mengalami henti nafas dan henti jantung (American Heart Association(AHA), 2020).
Keadaangawatdaruratan dapat terjadi kapan dan dimana saja termasuk di lingkungan masyarakat desa. Masyarakat harus dilatih dalam memberikan pertolongan agar penanganan pertama penderita dapat meningkatkan kualitas hidupnya, karena masyarakat awam yang pertama mengahadapi kasus-kasus kegawatan termasuk henti jantung yang terjadi di luar rumah sakit.
(Qodir, 2020).
Penanganan secara cepat dan tepat dapat diwujudkan oleh masyarakat awam yang mampu menjadi chain of survival saat menemukan korban dengan kondisi kegawatdaruratan diluar rumah sakit.
Sebab itulah, masyarakat awam dilingkungan sekitar justru lebih rentan mengalami dan berpotensi menemukan kondisi gawat darurat, sehingga diharapkan harus mampu melakukan Tindakan penyelamatan bantuan hidup dasar secara cepat dan tepat. Namun pada kenyataanya, pengetahuan dan kemampuan masyarakat awam sebelum dilakukan edukasi tentang penanganan Out Of
Hospital Cardiac Arrest masih rendah (Darwati & Setianingsih, 2020).
Henti jantung bisa terjadi di dalam rumah sakit yaitu In Hospital Cardiac Arrest (IHCA) dan di luar rumah sakit yaitu Out Hospital Cardiac Arrest (OHCA). Out Hospital Cardiac Arrest merupakan salah satu focus permasalahan kesehatan dunia karena angka kejadiannya yang tinggi, angka kejadian OHCA secara global pada tahun 2014 yaitu 50 hingga 60 per 100.000 orang/tahun (American Heart Association(AHA), 2020)
Angka kematian akibat henti jantung masih sangat tinggi baik di negara-negara maju maupun negara berkembang. Berdasarkan data sedikitnya terdapat 2 juta kematian akibat henti jantung di seluruh dunia.
Layanan gawat darurat medis di Amerika Serikat mengkaji setiap tahunnya terdapat lebih dari 420.000 kasus henti jantung yang terjadi di luar rumah sakit. Pada tiga tahun terakhir, tercatat sebanyak 60.000 kejadian Out Hospital Cardiac Arrest (OHCA) pada beberapa negara yang bergabung dalam Asia- Pasifik. Angka kematian akibat henti jantung menepati urutan ketiga di Jepang, Singgapura dan Malaysia (American Heart Association, 2015).
Kasus henti jantung di Indonesia sendiri belum diketahui data yang jelas mengenai jumlah pravelensi kejadian henti jantung dikehidupan sehari-hari atau di luar rumah sakit, namun diperkirakan sekitar 10.000 warga per tahun atau kurang lebih 30 orang per hari mengalami henti jantung dan Kejadian henti jantung di Jawa Tengah juga belum diketahui data pastinya, tetapi angka kejadian
seseorang yang terkena penyakit jantung koroner berdasarkan diagnosis dokter sebesar 120.447 kasus. Berdasarkan diagnosis dan gejala, estimasi jumlah penderita penyakit jantung koroner sebesar 337.252 kasus (Kementrian Kesehatan RI, 2014).
Hal ini mengindikasikan pentingnya keterampilan dan Pengetahuan memberikan Bantuan Hidup Dasar (BHD) secara cepat dan tepat terutama bagi masyarakat awam. Masyarakat memiliki kesempatan yang sangat luas untuk memberikan BHD, baik pada kasus henti jantung di lingkungan tempat tinggal dan di lingkungan mereka bekerja. Oleh karena itu, mereka perlu dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan melakukan BHD yang cepat dan tepat.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Dukuh Talesan Desa Tohkuning, terdapat 60 kartu keluarga (KK).
Peneliti wawancarai seputar bantuan hidup dasar (BHD) seperti pengertian BHD dan bagaimana cara menangani korban henti jantung dengan mengunakan dasar Bantuan Hidup Dasar (BHD). Berdasarkan hasil wawancara di masyarakat bahwa dari 10 orang terdapat 2 orang yang mempunyai pemahaman tentang bantuan hidup dasar (BHD). 8 orang lainya mengatakan bahwa mereka tidak mempunyai pengetahuan tentang cara menangani korban kasus henti jantung dan tidak pernah mendapatkan penyuluhan mengetahui Bantuan Hidup Dasar (BHD).
Menurut 8 masyarakat tersebut mengatakan bahwa masyarakat lebih sering menghubungi petugas Kesehatan atau langsung melarikan korban ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut, padahal keadaan kasus henti jantung dapat
semakin buruk atau berujung pada kematian jika tidak ditangani dengan cepat, 60 menit pertama adalah waktu yang penting pada saat penyelamatan pasien henti jantung.
Edukasi merupakan usaha edukator untuk mempengaruhi orang lain agar dapat berperilaku memiliki pengetahuan dan pemahaman yang sesuai (Alimansur & Irawan, 2019).
Menurut Bagaray (2016), Terdapat berbagai macam alat bantu yang dapat digunakan dalam Pendidikan Kesehatan untuk memaksimalkan penyampaian pesan, yaitu media cetak, media elektronik, media papan, dan media hiburan. Media yang digunakan dalam menujang tingkat pengetahuan dalam Pendidikan Kesehatan ini adalah media Flip Chart. Flipchart atau yang sering disebut sebagai bagan balik adalah kumpulan ringkasan, skema, gambar, tabel yang dibuka secara berurutan berdasarkan topik materi pembelajaran (Ansori, 2018).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh edukasi bantuan hidup dasar dengan media flipchart terhadap tingkat pengetahuan dalam penanganan pasien henti jantung di masyarakat Dukuh Talesan Desa Tohkuning.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Rencana penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasy- experiment yaitu rancangan percobaan tidak murni dengan penelitian uji klinis tetapi melakukan perlakuan Pendidikan Kesehatan tentang bantuan hidup dasar (BHD) dengan media Flip Chart. Penelitian ini menggunakan rancangan pre and post-test without control group yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengungkapkan
adakah pengaruh dengan cara melibatkan satu kelompok subjek.
Kelompok subjek diobservasi sebelum dilakukan intervensi kemudian diobservasi lagi setelah intervensi (Nursalam, 2016).
Sebelum pengambilan data peneliti melakukan ethical Clearance (EC) di kampus Universitas Kusuma Husada Surakarta dengan nomor No.448/UKH.L.02/EC/III/2022.
Sampel yang digunakan dalam penelitia adalah masyarakat Dukuh Talesan Desa Tohkuning yang berjumlah 50 responden. Teknik pengambilan sampel dengan mengunakan purposive sampling yaitu metode pemilihan sampel yang dilakukan berdasarkan maksud dan tujuan tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti (Sugiyono, 2019)
.Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 tahap yaitu Analisa univariat dan Analisa bivariat. Analisa univariat menggunakan diskriptif disajikan dalam bentuk table distribusi.
Sedangkan Analisa bivariat untuk mengukur tingkat pengetahuan bantuan hidup dasar dengan menggunakan media FlipChart dalam penanganan pasien henti jantung dengan menggunakan Wilcoxon Test.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian tentang pengaruh edukasi bantuan hidup dasar dengan media flipchart dalam penanganan pasien henti jantung di masyarakat Dukuh Talesan Desa Tohkuning pada bulan April 2022 dan didapatkan hasil 50 responden.
Hasil yang didapatkan pada penelitian ini meliputi :
Tabel 1.
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia (n=50)
Usia Frekuensi
(F) Presentase (%) 21-35
(Dewasa Awal)
35 70.0
36-45 Dewasa
Akhir)
8 16.0
46-55 (Lansia
Awal)
7 14.0
Total 50 100
Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia 21-35 tahun yaitu 35 orang (70,0%) paling banyak dibandingkan responden lain yang mempunyai usia rentang lebih tua. Menurut Depkes RI (2018) menyatakan bahwa Usia 21-35 tahun termasuk dalam kategori dewasa awal, usia 36-45 tahun dalam kategori dewasa akhir, usia 46-55 tahun dalam kategori lansia awal. Daya tangkap atau perkembangan seseorang akan meningkat seiring bertambahnya usia, sehingga pengetahuan yang diperoleh akan semakin tinggi (Notoatmodjo S. , 2014). Usia dapat memengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang, maka semakin bertambahnya usia semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik (Riyanto, 2016).
Hal ini sejalan dengan penelitian Widyatun (2018) yang menyebutkan bahwa usia dengan ciri khas mencari identitas diri, memiliki rasa ingin tahu yang besar dalam mengembangkan kemampuan berfikir abstrak yang memengaruhi sikap serta perbuatannya dan semakin tinggi usia seseorang maka pengalaman yang dimiliki menjadi semakin banyak sehingga pengetahuan yang dimilikipun akan lebih banyak.
Soimah (2020), menyatakan bahwa usia dapat berpengaruh terhadap pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya. pada rentang
usia tersebut seorang memasuki tingkat kematangan pola pikir, namun belum tentu menjamin daya tangkap yang cepat terhadap respon informasi yang didapatkan.
Peneliti berpendapat bahwa usia dewasa berusia 21 – 45 tahun dalam proses menerima informasi yang diberikan dapat diterima dengan baik dan terjadi peningkatan pengetahuan bantuan hidup dasar dalam penanganan pasien henti jantung.
Tabel 2.
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin (n = 50)
Jenis Kelamin
Frekuensi (F)
Presentase (%)
Laki-laki 36 72,0%
Perempuan 14 28,0%
Total 50 100
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin pada penelitian ini mayoritas yaitu laki-laki dengan 36 responden (72,0%) dan pada perempuan sejumlah 14 responden (28,0%). Jenis kelamin dikategorikan menjadi laki-laki dan perempuan serta perbedaan antara keduanya didasarkan pada fungsi dari alat reproduksinya (Azisah, S., Mustari, A., Himayah., &
Masse, 2016).
Menurut Firdaus, Agoes, &
Lestari (2018) Jenis kelamin perempuan dan laki-laki mempunyai perbedaan dalam hal bersikap menolong, hal itu bergantung dengan sikap bergantung dengan sifat dan jenis bantuan yang dibutuhkan, Keputusan memberikan pertolongan muncul pada individu yang memiliki empati dan kepedulian yang tinggi, serta sukarela. Sifat perempuan dalam perilaku menolong lebih tinggi, lebih teliti dan tekun dalam menyelesaikan tugas, namun perbedaanya tidak signifikan dengan laki-laki.
Hal ini sejalan dengan penelitian Suwaryo & Yuwono (2017) yang menjelaskan bahwa laki-laki dan
perempuan memiliki tingkat pengetahuan atau koknitif yang berbeda, yaitu perempuan lebih tekun, rajin dan teliti Ketika diberikan tugas dalam menyelesaikan suatu pekerjaan, namun ini tidak menunjukan bahwa dengan sikap tersebut perempuan memiliki tingkat pengetahuan atau koknitif lebih baik dibandingkan laki-laki. Berdasarkan hasil yang didapatkan, kecenderungan untuk bertindak dan berfikir antara laki- laki dan perempuan berbeda.
Hal ini dikarenakan laki-laki lebih banyak menggunakan ego di bidang intuisinya tanpa memikirkan resiko dari perbuatannya sehingga laki–laki lebih beresiko terkena dampak dari perbuatannya, sedangkan perempuan lebih banyak memilih setiap sikapnya dan selalu memikirkan faktor resiko dari perbuatannya (Purnomo, 2017).
Berdasarkan uraian diatas peneliti berpendapat bahwa responden antara perempuan dan laki-laki keduanya memiliki pengetahuan dalam menangkap dan memahami informasi yang didapatkan terbukti dari hasil post-test dalam penelitian ini, baik laki-laki maupun perempuan sama-sama mengalami peningkatan.
Tabel 3.
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan (n = 50)
Pekerjaan Frekuensi (F)
Presentase (%)
Mahasiswa 3 6,0
Wiraswasta 34 68,0
Buruh 3 6,0
PNS 2 4,0
IRT 8 16,0
Total 50 100
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan bahwa Sebagian responden bekerja sebagai Wiraswasta Sebanyak 34 responden (68,0%), Buruh sebanyak 3 responden (6,0%), PNS sebanyak 2 responden (4,0%), Ibu rumah tangga sebanyak 8 responden (16,0%) dan yang belum bekerja dan menjadi mahasiswa sebanyak 3 responden (6,0%). Pekerjaan merupakan seluruh
aktivitas yang dilakukan sehari-hari, dimana semua bidang pekerjaan umumnya diperlukan adanya hubungan sosial dengan orang lain. Bekerja merupakan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seeorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapat atau keuntungan (Badan Pusat Statistik, 2021).
Menurut Amanda et al., (2020) pekerjaan dan informasi merupakan faktor yang sangat penting dalam menerima informasi dari seseorang.
Semakin baik pendidikan seseorang akan semakin mudah untuk paham dan menerima informasi, seseorang yang bekerja di sektor formal akan lebih mudah mendapatkan informasi atau pengetahuan karena dilingkungan tempat bekerja bisa bertukar informasi, seseorang yang memiliki informasi akan memiliki pengetahuan yang luas dan bisa mengaplikasikan atau menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh dibandingkan dengan seseorang yang belum mendapatkan informasi.
Peneliti berpendapat bahwa paling banyak pekerjaan dari responden adalah wiraswasta, sehingga pengetahuan responden sudah baik dan mampu menerima informasi yang telah diberikan dari peneliti sehingga dapat diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan Bantuan Hidup Dasar dalam penanganan pasien henti jantung.
Tabel 4.
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan (n =
50)
Tingkat Pendidikan
Frekuensi (F)
Presentase (%)
SD 4 8,0
SMP 13 26,0
SMA 30 60,0
DIII/S1 3 6,0
Total 50 100
Berdasarkan penelitian ini yang dilakukan di Dukuh Talesan Desa Tohkuning dengan 50 orang didapat hasil bahwa presentase tingkat pendidikan
yang paling dominan adalah SMA atau sederajat dengan hasil 30 orang (60,0%).
Menurut Targian (2019) pendidikan merupakan factor penting yang dapat berpengaruh dalam tingkat pengetahuan seseorang, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah dalam mendapatkan dan menerima suatu informasi.
Tarigan (2019) juga menjelaskan Pendidikan akan memengaruhi seseorang dalam berperilaku dan perbedaan dalam tingkat pengetahuan, seseorang yang memiliki Pendidikan rendah akan cenderung lebih pasif dalam mencari informasi, karena dapat disebabkan rendahnya kesadaran terhadap pentingnya suatu informasi dan keterbatasannya dalam memahami suatu informasi.
Menurut penelitian Hartiningsih, 2018 Responden dalam penelitian ini paling banyak berpendidikan SLTA (73.4%) responden dengan pendidikan yang lebih tinggi akan memiliki kemampuan untuk memahami lebih cepat dibandingkan berpendidikan yang lebih rendah. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan akan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah orang tersebut untuk menerima informasi yang didapat dengan jelas.
Menurut Putra (2015) menyebutkan bahwa tingkat pendidikan seseorang berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan dan perilaku, semakin tinggi pendidikan seseorang maka proses pemahaman informasi dan daya tangkap semakin kuat.
Peneliti berpendapat bahwa paling banyak pendidikan dari responden adalah SLTA, sehingga pengetahuan responden sudah baik dan mampu menerima informasi yang telah diberikan dari peneliti sehingga dapat diharapkan
mampu meningkatkan pengetahuan Bantuan Hidup Dasar dalam penanganan pasien henti jantung.
Tabel 5.
Tingkat Pengetahuan Responden Sebelum Diberikan Intervensi Edukasi
Bantuan Hidup Dasar Dengan Media Flip Chart (n = 50)
Tingkat
Pengetahuan Frekuensi
(F) Presentase (%)
Baik 3 6,0
Cukup 3 6,0
Kurang 44 88,0
Total 50 100
Hasil penelitian tingkat Pengetahuan Responden Sebelum Diberikan Intervensi Edukasi Bantuan Hidup Dasar Dalam Penangana Pasien Henti Jantung Dengan Media Flip Chart di dapatkan hasil bahwa mayoritas kurang dengan jumlah 44 responden (88,0%), 3 responden dalam kategori cukup (6,0%), 3 responden dalam kategori baik (6,0%). Sejalan dengan penelitian Galih (2017) bahwa hasil pre- test responden dalam melakukan BHD belum memenuhi kategori terampil karena belum adanya pengetahuan dan pengalaman melakukan BHD sebelumnya. Penelitian ini didukung pula oleh penelitian Novita Indriyani Safitri (2020) bahwa sebelum diberikan intervensi edukasi, secara keseluruhan keterampilan dan pengetahuan responden masih pada kategori kurang terampil (100%).
Menurut Tahir (2019) dimana hasil penelitiannya menunjukan bahwa nilai median rata-rata pengetahuan masyarakat sebelum dilakukan penyuluhan Basic Life Support (BLS) dengan metode konvensional adalah 8 dan sesudah dilakukan penyuluhan adalah 14. Dan sebelum dilakukan penyuluhan dengan metode audiovisual adalah 10 dan setelah dilakukan penyuluhan adalah 13. Hal ini menunjukan bahwa terdapat peningkatan nilai rata-rata median pengetahuan masyarakat pesisir di Kecamatan Soropia sebelum dan sesudah dilakukan
penyuluhan tentang Basic Life Support (BLS).
Peneliti menyimpulkan bahwa sebagian besar pengetahuan masyarakat Dukuh Talesan Desa Tohkuning pada kategori kurang. Kurangnya pengetahuan tersebut dibuktikan ketika peneliti melakukan pre-test terkait tindakan bantuan hidup dasar sesuai AHA 2020, didapatkan secara keseluruhan masyarakat masih belum mengetahui dan kurang faham dalam melakukan tindakan Bantuan Hidup Dasar. Maka dari itu sangat diperlukan adanya edukasi tentang Basic Life Support AHA 2020 yang telah disesuaikan dengan rekomendasi AHA 2020.
Tabel 6.
Tingkat Pengetahuan Responden Sesudah Diberikan Intervensi Edukasi
Bantuan Hidup Dasar Dengan Media Flip Chart (n = 50)
Tingkat Pengetahuan
Frekuensi (F)
Presentase (%)
Baik 35 70,0
Cukup 15 30,0
Kurang 0 0
Total 50 100
Berdasarkan penelitin didapatkan hasil tingkat pengetahuan setelah dilakukan edukasi bantuan hidup dasar didapatkan mayoritas pengetahuan baik sebanyak 35 responden (70,0%).
Sejalan dengan penelitian Sylviana, Sukamto, & Rahman (2018) dimana hasil penelitiannya setelah diberikan Pendidikan Kesehatan tentang bantuan hidup dasar didapatkan Sebagian besar siswa dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 31 siswa (77,5%).
Hasil penelitian ini didukung oleh Supardi (2019) bahwa sebagain besar hasil post-test menunjukkan hasil peningkatan, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwasanya pembelajaran dan pelatihan tindakan BHD mampu meningkatkan ilmu pengetahuan, sikap, dan keterampilan individu maupun sekelompok orang.
Perubahan tingkat pengetahuan dapat disebabkan karena pada edukasi
bantuan hidup dasar terdapat pemberian informasi, dimana didalamnya terdapat proses belajar. Proses belajar menurut Notoatmodjo (2016) dapat diartikan menambah wawasan, ilmu pengetahuan, dan pemahaman yang dapat diperoleh dari pengalaman seseorang atau melakukan proses belajar dari belajar individu yang diharapkan mampu menggali apa yang ada di dalam dirinya dengan mendorong untuk berfikir dan mengembangkan kepribadian dengan membebaskan diri dari ketidaktahuan.
Menurut Turambi (2016) pengalaman mendapatkan informasi yang akurat dapat meningkatkan pengetahuan seseorang dalam melakukan suatu prosedur. Pengembangan suatu pengetahuan terlihat dari kemampuan seseorang yang mampu mengaplikasikan salah satu dari bentuk tingkat pengetahuan yang sudah diperoleh.
Peneliti berpendapat bahwa setelah diberikan edukasi bantuan hidup dasar tingkat pengetahuan responden meningkat. Responden dapat menerima informasi yang telah diberikan sehingga responden dapat melakukan penatalaksanaan Bantuan hidup dasar dalam penanganan pasien henti jantung.
Tabel 7.
Analisa Bivariat pengaruh edukasi Bantuan Hidup Dasar dengan media Flip
Chart terhadap tingkat pengetahuan.
Variabel Sig (2-tailed) Tingkat Pengetahuan .000
Berdasarkan Statistical Package ForSosial Scaience (SPSS) jika nilai p Value lebih kecil < 0,05 maka Ha diterima, dan sebaliknya jika nilai p Value lebih besar dari > 0,05 maka Ha ditolak. Hasil analisa bivariat menggunakan uji Wilcoxon menunjukkan hasil p=0,000 < a = 0,05 maka Ha diterima artinya terdapat pengaruh edukasi bantuan hidup dasar dengan media Flipchart terhadap tingkat pengetahuan dalam penanganan pasien henti jantung di masyarakat Dukuh Talesan Desa Tohkuning. Pendidikan
kesehatan dapat mempengaruhi responden dalam pemberian informasi.
Peneliti memberikan media Flipchart dalam pelaksanaan edukasi dengan efektif, hal ini dapat diketahui dengan pengukuran post-test yang menunjukkan terdapat peningkatan pengetahuan responden.
Menurut Notoatmodjo, 2014 pendidikan kesehatan juga suatu proses dimana proses tersebut mempunyai masukan (input) dan keluaran (output).
Faktor yang mempengaruhi suatu proses pendidikan kesehatan dengan menggunakan suatu media yang digunakan untuk menyampaikan informasi.
Media merupakan alat bantu menyampaikan suatu informasi, dimana alat bantu tersebut memiliki fungsi dapat menimbulkan minat sasaran pendidik, mencapai sasaran yang lebih baik, mempermudah penyampaian bahan atau informasi, mendorong keinginan orang untuk mengetahui (Notoatmodjo S. , 2014).
Pendidikan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.
Keberhasilan pendidikan kesehatan juga dapat didukung dengan adanya alat bantu atau media untuk membantu memudahkan penyampaian pesan atau materi yang ingin disampaikan, Salah satu media pendidikan kesehatan yang digunakan oleh peneliti adalah media poster (Ulya & Iskandar, 2017).
Penelitian ini menggunakan media FlipChart, Notoatmodjo (2014) menjelaskan flipchart adalah media kesehatan yang berbentuk lembar balik, dimana setiap lembarnya berisi gambar dan informasi yang berkaitan dengan gambar tersebut. Sebagai salah satu media pembelajar, Flipchart mempunyai beberapa kelebihan yaitu mampu menyajikan pesan pembelajaran yang ringkas, dapat digunakan didalam maupun diluar ruangan, meningkatkan aktivitas dan motivasi belajar dan flipchart tidak sekali pakai masih bisa
dapat digunakan kembali dengan cara disimpan dengan baik (Ansori, 2018).
Menurut Dewi, Caesar, &
Mubaroq (2022) Ceramah dengan media flipchart efektif dalam meningkatkan pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS, karena didalam flipchart terdapat poin- poin penting sekaligus penjelasan yang mudah dipahami. Dengan hasil sebelum intervensi ceramah menggunakan media flipchart skor rata-rata 9,72 dan sesudah intervensi mendapatkan skor rata-rata 10,20.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa pendidikan kesehatan yang telah diberikan kepada responden menunjukkan baik dalam pemberian pendidikan kesehatan dengan media flipchart. Namun media flipchart masih memiliki keterbatasan penelitian dalam menyampaikan edukasi yang hanya dapat disampaikan dengan kelompok kecil dengan ukuran flipchart 42,0 x 59,4 Cm.
Peneliti berpendapat bahwa pendidikan kesehatan dengan media flipchart dapat menjadi lebih efektif karena, diterapkan pada sasaran Pendidikan dengan jumlah peserta sebanyak 24 orang (kurang dari 30), sehingga dapat melakukan penyesuaian jarak pandang dari sasaran pendidik (Bagaray, Wowor, &
Mintjelungan, 2016).
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Pengaruh Edukasi Bantuan Hidup Dasar Dengan Media Flip Chart Terhadap Tingkat Pengetahuan Dalam Penanganan Pasien Henti Jantung Di Masyarakat Dukuh Talesan Desa Tohkuning.
1. Karakteristik responden pada penelitian ini usia responden rata- rata adalah 21-35 tahun dengan 35 orang (70,0%), Jenis kelamin mayoritas adalah laki-laki 36 orang (72.0%), mayoritas pekerjaan adalah wiraswasta 34 orang (68,0%), Tingkat Pendidikan
mayoritas adalah lulusan SMA atau Sederajat 30 (60,0%).
2. Tingkat pengetahuan sebelum dilakukan edukasi bantuan hidup dasar dengan media Flipchart mayoritas kurang yaitu 44 orang (88,0%)
3. Tingkat pengetahuan setelah dilakukan edukasi bantuan hidup dasar dengan media Flipchart mayoritas baik sejumlah 35 orang (70,0%)
4. Terdapat pengaruh signifikan terhadap tingkat pengetahun sebelum dan sesudah diberikan edukasi bantuan hidup dasar dengan media Flipchart di dapat nilai p Value pengetahuan 0,000 (p value<0,05).
Berdasarkan hasil penelitian tersebutdiharapkan.
1. Bagi Masyarakat
Dapat memberikan pengetahuan bantuan hidup dasar bagi Masyarakat Dukuh Talesan Desa Tohkuning dan dapat menerapkan pada kondisi gawat daruat yang mengancam nyawa di lingkup masayarakat.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat Menjadi referensi dan informasi ilmiah yang bisa digunakan untuk membuat program- program pembelajaran tentang penanganan pasien henti jantung, maupun program pembelajaran lainya dengan menggunakan media Flipchart.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah wawasan berfikir dan belajar dalam hal bantuan hidup dasar pada kasus henti jantung dan sebagai sarana untuk menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh dari bangku pendidikan kuliah secara langsung dan diterapkan di lingkungan nyata dan pelaksanaan di lapangan.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi peneliti selanjutnya yang akan meneliti tentang Bantuan Hidup Dasar dalam penanganan pasien henti jantung dengan media flipchart akan tetapi penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu media flipchart hanya dapat disampaikan dengan kelompok kecil sehingga dapat melakukan penyesuaian jarak pandang dari sasaran Pendidikan, peneliti perlu menambahkan media selain flipchart seperti leaflet atau brosur dalam penyampaian edukasi.
DAFTAR PUSTAKA
Alimansur, M., & Irawan, H. (2019).
Peningkatan Pengetahuan Pertolonghan Pertama Karyawan Hotel melalui Pendidikan Kesehatan dengan Metode Simulasi. Jurnal Keperawatan,
11(4), 295-300.
doi:https://doi.org/10.32583/kep erawatan,v11i4.646
American Heart Association(AHA).
(2020). Highlights of tehe 2020 American Heart Association.
Retrieved from
file:///D:/UPDATE%20BHD/Hg hlghts_2020_ECC_Guidelines_
English.pdf
American Heart Association. (2015). Part 5 : Adult Basic Life Support and Cardiopulmonary Resusitation Quality : 2015 American Heart Association Guidelines Update
For Caldipulmonary
Resusitatiaon and Emergency Cardiovascular Care. AHA Journal, 3 Normal. Retrieved from
https://cpr.heart.org/en/resuscita tion-science/cpr-and-ecc- guidelines
Amanda, S., Rosidin, U., & Permana, R.
H. (2020). Pengaruh Pendidikan
Kesehatan Senam Diabetes Melitus terhadap Pengetahuan Kader Kesehatan. Media Karya Kesehatan, 3(2), 162–173.
http://journal.unpad.ac.id/mkk/ar tic le/view/25656
Ansori, A. (2018, April). PEMAKAIAN MEDIA FLIPCHART DALAM PEMBELAJARAN
PEDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI FIQIH KELAS VII DI
MTS NU MOJOSARI
NGANJUK. Intelektual : Jurnal Pendidikan dan Studi Keislaman, 8(1), 11-18.
Azisah, S., Mustari, A., Himayah., &
Masse, A. (2016). Buku Saku:
Konstektualisasi Gender Islam dan Budaya. Seri Kemitraan Universitas Masyarakat (KUM) UIN Makassar.
Badan Pusat Statistik. (2021). Konsep /Penjelasan Teknis Tenaga Kerja. Retrieved Desember 19,
2021, from
https://www.bps.go.id/subject/6/
tenaga-kerja.html
Bagaray, F., Wowor, V., &
Mintjelungan, C. (2016, Juli- Desember). Perbedaan efektivitas DHE dengan media booklet dan media flipchart terhadap peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut siswa SDN 126 Manado.
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 4 Nomor 2, 76-82.
Darwati, L. E., & Setianingsih. (2020, Januari). Peningkatan Pengetahuan Orang Awam Tentang Penanganan Out Of Hospital Cardiac Arrest Melalui Aplikasi Resusitasi Jantung Paru Pada Smartphone. Jurnal Ilmiah Permas : Jurnal Ilmiah STIKES Kendal, 10(1), 97-102.
Departemen Kesehatan RI. 2018 Kategori Usia. Retrieved from www.depkes.go.id.
Dewi, E. R., Caesar, D. L., & Mubaroq, M. H. (2022). PENGARUH CERAMAH DENGAN MEDIA
FLIPCHART TERHADAP
PENINGKATAN
PENGETAHUAN DAN SIKAP
REMAJA TENTANG
HIV/AIDS. Jurnal Doppler, 6(1), 113-119.
Firdaus, Achmad. D, Achdiat. A, &
Retno Lestari. (2018). Analisis
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kemauan Orang Awam Untuk Memberikan Pertolongan Pertama Pada Korban Kecelakaan Lalu Lintas Di Kota Malang. Journal Of Nursing Care and Biomoleculer 3(2): 128-34
Galih (2017) Hubungan Tingkat
Pengetahuan Dengan
Keterampilan Melakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD) Pada Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan Di Stikes Kusuma Husada Surakarta.
Skripsi. Surakarta : Prodi Sarjana Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Hartiningsih, S. N. (2018). Pengaruh pendidikan kesehatan dengan media audiovisual dan media booklet terhadap perilaku caregiver dalam mencegah tuberkulosis pada anggota keluarga. Health Sciences and Pharmacy Journal, 2(3), 97.
https://doi.org/10.32504/hspj.v2i 3. 43
Kementrian Kesehatan RI. (2014). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Retrieved from www.depkes.go.id.
Notoatmodjo, S. (2014). Promosi Kesehatan : Teori dan Aplikasi.
Jakarta : Renika Cipta.
Notoatmodjo, S. (2016). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Novita Indriyani Safitri. (2020).
Pengaruh Pelatihan Bantuan Hidup Dasar Metode Simulasi Terhadap Keterampilan Siswa Di SMK Asta Mitra Purwodadi.
Eprint Ukh.
https://scholar.google.com/schol
ar? q=related:-
apM65iq6boJ:scholar.google.co m/ &scioq=&hl=id&as_sdt=0,5 Nursalam, G. L. (2016). Metodelogi
Penelitian Ilmu Keperawatan (4 ed.). Jakarta : Salemba Medika.
Putra, C. C., Sulisetyawati, S. D., &
Wulandari, I. S. (2015).
Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Ibu Tentang Pertolongan Pertama pada Anak Tersedak Di Posyandu Dusun Sadon Sawahan Ngemplak Boyolali. Bachelor Program in Nursing Science Kusuma Husada Health Science College of Surakarta, 6.
Purnomo, S. (2017). Metodologi Penelitian Sosial.
Qodir, A. (2020). EFEKTIFITAS
PELATIHAN DALAM
MENINGKATKAN
PENGETAHUAN DAN
KETERAMPILAN BATUAN
HIDUP DASAR PADA
ORANG AWAM. Jurnal Ilmiah Media Husada, 9(1), 15-20.
doi:https://doi.org/10.33475/jik mh.v9i1.215
Riyanto, A. (2016). Universitas Muhammadiah Palembang.
Pengaruh Komposisi Media dan Konsentrasi Larutan Garam
Terhadap Penderita Hipotensi Pada Lansia.
Soimah, N. (2020). Pengaruh pengetahuan perempuan pasangan usia subur terhadap upaya melakukan deteksi dini kanker serviks. Jurnal Keperawatan, 9(1), 61–70.
Sugiyono. (2019). Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Supardi. (2019). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang BHD Dengan Media Audio Visual Dan Simulasi Terhadap Tingkat Keterampilan Siswa SMK Negri II Wonosari. Skripsi Surakarta : Prodi Sarjana Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Suwaryo, P. A., & Yuwono, P. (2017).
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan Masyarakat Dalam Mitigasi Bencana Alam Tanah Longsor. 305-314.
Sylviana, E., Sukamto, H., & Rahman, G.
(2018, Mei). PENGARUH
PENKES TERHADAP
TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG BANTUAN HIDUP
DASAR PADA SISWA
KEPERAWATAN TINGKAT 2
DI SMK MEDIKA
SAMARINDA TAHUN2017.
Jurnal Husada Mahakam, IV, 368-376.
Tarigan, A. B. (2019). Gambaran Pengetahuan Ibu Terhadap Pertolongan Pertama Pada Balita Tersedak di Desa Tuntungan Li .
Turambi, d. (2016). Pengaruh Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Siswa Kls XI dan XII SMA Negeri2Lamongan.Retrievedfro m
http://jurnal.unsrittomohon.ac.id /index.php/jurnalprint/article/do wnoad/222/211
Ulya, Z., & Iskandar, A. (2017).
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Media Poster Terhadap Pengetahuan Manajemen Hipertensi Pada Penderita Hipertensi. Jurnal Keperawatan Soedirman, 12(1), 38.
https://doi.org/10.20884/1.jks.20 17 .12.1.715
Widyatun. (2018). Rineka Cipta. Ilmu Perilaku.