• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Indoor Environmental Quality Terhadap Persepsi Kesehatan Mental Karyawan Kantor di Jakarta - Repository PU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Pengaruh Indoor Environmental Quality Terhadap Persepsi Kesehatan Mental Karyawan Kantor di Jakarta - Repository PU"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

Bab I Pendahuluan

I.1 Latar Belakang

Sebuah survei oleh ASHRAE (1993) menemukan bahwa manusia menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam ruangan, di mana mayoritas penduduk dunia tinggal di daerah perkotaan dan bekerja di lingkungan perkantoran (Horr dkk., 2016). Mengikuti standar 40 jam kerja per minggu dalam International Labour Organization (ILO), masyarakat yang bekerja sebagai karyawan perkantoran ini akan menghabiskan setidaknya sepertiga dari waktu mereka dalam sehari di dalam ruang kerja (Conrad dalam Simone, 2014). Standar yang sama juga berlaku bagi masyarakat Indonesia, di mana ditetapkan ketentuan waktu kerja 7 jam per hari untuk sistem 6 hari kerja dalam seminggu atau 8 jam per hari untuk sistem 5 hari kerja dalam seminggu (UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003).

Berkaitan dengan hal ini, studi mengenai faktor-faktor yang memengaruhi tingkat kesejahteraan di tempat kerja menjadi sebuah topik yang penting untuk dikaji (Simone, 2014). Nielsen dkk. (2017) menuliskan bahwa kesejahteraan karyawan dipengaruhi oleh kepuasan dan ketidakpuasan karyawan akan pekerjaan yang dilakukan (work related factors) maupun oleh faktor di luar itu (non-work related factors), seperti interaksi mereka dengan rekan kerja dan atasan. Menurut Singh dkk. (2010), Indoor Environmental Quality (IEQ) menjadi salah satu non-work related factors yang sangat berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan karyawan.

Liang dkk. (2014) mendefinisikan IEQ sebagai performa bangunan untuk menyediakan indoor environment yang menunjang kesejahteraan, kesehatan, dan kinerja penghuni. Mujan et al., 2019 juga menyampaikan bahwa perancangan IEQ yang baik akan membuat penghuni cenderung merasa puas dan nyaman dalam melakukan aktivitas di ruangan tersebut, yang kemudian berpotensi meningkatkan kinerja atau produktivitas. Sebaliknya, IEQ yang buruk tidak hanya dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik penghuni, namun juga berpotensi memengaruhi kesehatan mental melalui kualitas udara yang buruk, pencahayaan dan sistem ventilasi yang tidak memadai, dan sebagainya (Singh dkk., 2010).

(2)

2 Crompton (2011) menambahkan bahwa pengaruh IEQ akan sangat dirasakan dalam konteks tempat kerja karena aktivitas yang berhubungan dengan pekerjaan merupakan salah satu sumber utama penyebab stress dan depresi. Berbagai studi telah menemukan bahwa karakteristik lingkungan kerja berpengaruh terhadap tingkat kekesalan atau irritability (Aries dkk., 2010; Herbig dkk., 2015), terhadap suasana hati (Bergefurt dkk., 2022; Lan dkk., 2010; Lamb & Kwok, 2016), bahkan terhadap tingkat konsentrasi dalam bekerja (Aries dkk., 2010; Bergefurt dkk., 2022; Viola dkk., 2008). Hal ini juga yang kemudian secara tidak langsung akan memengaruhi motivasi pekerja dalam melakukan tugasnya dan akan menentukan tingkat produktivitas mereka maupun perusahaan.

Dalam upaya meningkatkan IEQ, penerapan konsep bangunan hijau menjadi salah satu opsi yang dapat dilakukan (MacNaughton dkk., 2018). Selain terbukti mampu secara signifikan mengurangi emisi karbon dan penggunaan energi, berbagai studi menemukan adanya tingkat kepuasan penghuni yang lebih tinggi terhadap IEQ pada bangunan hijau (Liang dkk., 2014). Voordt & Jensen (2021) menuliskan bahwa perencanaan bangunan hijau mengedepankan fokus 3P - People, Planet, Profit. Teori People dalam 3P inilah yang kemudian menjadikan penerapan bangunan hijau berkaitan erat dengan potensi peningkatan kesehatan dan kesejahteraan manusia (Macedo, Zioni, & Modica, 2017).

Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana karakteristik IEQ memengaruhi persepsi kesehatan mental karyawan perkantoran serta membuktikan apakah penerapan konsep bangunan hijau dapat meningkatkan IEQ sesuai dengan temuan dari berbagai penelitian terdahulu.

Meskipun telah banyak dilakukan penelitian terkait indoor environment, sebagian besar dari penelitian tersebut dilakukan di benua Eropa dan Amerika (Hildebrandt dkk., 2019). Namun, seiring dengan pertumbuhan pesat populasi dan urbanisasi di Indonesia, secara khusus di kota Jakarta, penelitian terkait menjadi sebuah urgensi sebagai upaya untuk menutupi celah penelitian ini. Dengan demikian, diharapkan penelitian ini juga dapat menjadi dasar temuan baru terkait lingkungan dalam ruangan pada bangunan di negara dengan iklim tropis untuk kemudian dapat disempurnakan oleh penelitian-penelitian selanjutnya.

(3)

3 I.2 Identifikasi Permasalahan

Identifikasi permasalahan dari penelitian ini adalah:

1. Seberapa besar pengaruh Indoor Environmental Quality (IEQ) terhadap persepsi kesehatan mental karyawan kantor di Jakarta?

2. Bagaimana perbandingan Indoor Environmental Quality (IEQ) pada bangunan hijau dan bangunan konvensional berdasarkan persepsi karyawan kantor di Jakarta?

I.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar aspek-aspek IEQ memengaruhi persepsi kesehatan mental karyawan kantor di Jakarta serta membandingkan IEQ pada bangunan hijau dan bangunan konvensional berdasarkan persepsi karyawan kantor di Jakarta.

I.4 Ruang Lingkup

Batasan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas dari penelitian ini adalah karakteristik IEQ bangunan kantor di Jakarta yang dikelompokkan ke dalam variabel indoor air quality (X1), thermal comfort (X2), visual comfort (X3), dan acoustic comfort (X4) berdasarkan penilaian subjektif dari responden penelitian.

2. Variabel terikat dari penelitian ini adalah persepsi kesehatan mental (Y) karyawan kantor di Jakarta yang diukur dengan menggunakan indikator kesehatan mental WHO-5 Well-Being Index.

3. Penelitian akan berfokus pada bangunan tinggi dengan tujuan untuk membatasi kesenjangan karakteristik objek penelitian dan mendukung pembahasan yang lebih terarah. Adapun kriteria bangunan tinggi berdasarkan standar nasional adalah bangunan dengan ketinggian lebih dari 8 lantai (Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005).

4. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan mengolah data hasil survei kuesioner tanpa dilakukan pengukuran lapangan.

(4)

4 I.6 Sistematika Penyusunan Laporan Tugas Akhir

Sistematika penyusunan laporan penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Bab 1: Pendahuluan

Bab ini berisi penjelasan latar belakang pemilihan topik penelitian, identifikasi permasalahan, tujuan penelitian, ruang lingkup, rencana pelaksanaan tugas akhir, serta sistematika penyusunan laporan tugas akhir 2. Bab 2: Landasan Teori

Bab ini berisi kajian teori-teori yang berkaitan dengan topik penelitian tugas akhir

3. Bab 3: Metodologi

Bab ini berisi subjek dan objek penelitian, desain penelitian, tahapan penelitian, teknik pengumpulan data, serta rangkaian analisis data yang dilakukan untuk menyelesaikan tugas akhir

4. Bab 4: Pengumpulan dan Pengolahan Data

Bab ini berisi hasil pengumpulan data serta rangkaian tahapan pengolahan data mulai dari validasi dan penyeberan kuesioner, uji validitas dan reliabilitas, hingga hasil uji persamaan regresi berganda dan signifikansi.

5. Bab 5: Analisis Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisi hasil analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan dari hasil analisis untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian

6. Bab 6: Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran atau rekomendasi untuk penelitian selanjutnya

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui gambaran efektivitas pengembangan karir, dan tingkat prestasi kerja karyawan, selanjutnya mengetahui seberapa

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh persepsi budaya perusahaan, motivasi kerja, gaya kepemimpinan, lama kerja, pendidikan, dan usia terhadap

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan etiket kantor terhadap karyawan Bank Sumsel Babel pada Bank Sumsel Babel

Tujuan dari penelitian ini yaitu Untuk mengetahui bagaimana persepsi karyawan pada program kesejahteraan karyawan, Untuk mengetahui bagaimana penilaian karyawan pada

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi konsumen terhadap kemiripan antara merek- merek HP populer yang beredar di

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk gaya kepemimpinan manajemen TAAT-TMII berdasarkan persepsi karyawan, mengetahui bentuk prestasi kerja yang dicapai

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : Untuk mengetahui pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan pada saat pekerjaan proyek di

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empirikHubungan antara Persepsi Karyawan terhadap Quality of Work Life dengan Motivasi Kerja KaryawanPDAM Kota Semarang.