PENGARUH ETIKA, BEBAN KERJA, DAN TIME BUDGET PRESSURE TERHADAP KUALITAS AUDIT
(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik Big Four di Indonesia) Oleh:
Ellin Nurvita
Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Bambang Subroto, SE., Ak., MM.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh etika, beban kerja, dan time budget pressure terhadap kualitas audit. Data penelitian diambil dari auditor yang bekerja di KAP Big Four Indonesia dengan metode pengampilan sampel convenience. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat survei untuk mengumpulkan data responden. Data yang dapat diolah di dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 kuesioner atau 83 persen dari jumlah kuesioner yang disebarkan oleh peneliti.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas audit akan meningkat ketika auditor menjunjung tinggi etika. Kualitas audit akan menurun ketika auditor mengalami beban kerja yang tinggi, dan mengalami tekanan anggaran waktu yang ketat. Implikasi hasil penelitian ini adalah untuk bahan evaluasi bagi auditor dalam meningkatkan kualitas auditnya, yaitu dengan cara mematuhi kode etik yang telah ditetapkan dan bagi KAP tidak memberikan beban kerja yang tinggi serta anggaran waktu yang ketat kepada auditor.
Kata kunci: Etika, Beban kerja, Tekanan anggaran waktu, Kualitas audit.
PENDAHULUAN
Laporan keuangan menjadi sarana penting bagi perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangan kepada pengguna laporan keuangan. Laporan keuangan yang dibuat perusahaan perlu diaudit oleh akuntan publik yang independen dan objektif (Rahmina & Agoes, 2014). Auditor harus melakukan audit yang berkualitas untuk memberikan informasi yang dapat diandalkan dan dipercaya (Furiady dan Kurnia, 2015). Kualitas audit menjadi topik yang menarik untuk dilakukan penelitian karena terdapat sebuah tanggung jawab besar yang ditanggung oleh auditor. Hal ini tertuang dalam UU Nomor 5 Tahun 2011 yang menyebutkan bahwa auditor bertanggung jawab atas jasa yang diberikan. Terdapat beberapa kasus rendahnya kualitas audit yang mengakibatkan perusahaan-perusahaan jatuh, hal ini dikaitkan dengan kegagalan auditor dalam melakukan tugasnya.
Penelitian mengenai kualitas audit ini berfokus pada Kantor Akuntan Publik Big Four Indonesia. Peneliti memilih Kantor Akuntan Publik Big Four Indonesia yang terdiri dari PWC, Deloitte, KPMG, dan EY karena KAP Big Four mewakili secara representatif auditor yang ada di Indonesia. Posisi pasar jasa audit yang diberikan oleh KAP Big Four juga mendominasi dan mengaudit perusahaan-perusahaan besar di Indonesia (Khakim, 2011). Peneliti juga ingin meneliti kembali mengenai kualitas audit pada KAP Big Four. Di mana masih terdapat kasus yang berkaitan dengan rendahnya kualitas audit menimpa salah satu KAP Big Four di tahun lalu.
Berdasarkan kasus mengenai kualitas audit yang masih merajalela dan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, terdapat pengaruh yang ditimbulkan oleh beberapa faktor, yakni faktor internal dan faktor eskternal yang melekat pada individu dengan kata lain dalam diri auditor yang diduga memberikan pengaruh terhadap kualitas audit. Faktor-faktor yang diduga diantaranya etika auditor (Zarefar et al., 2015), beban kerja (Lopez dan Peters, 2012), dan time budget pressure (Gundry dan Liyanarachichi, 2007).
Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini meliputi: (1) Apakah etika berpengaruh positif terhadap kualitas audit?; (2) Apakah beban kerja berpengaruh negatif terhadap kualitas audit?; (3) Apakah time budget pressure berpengaruh negatif terhadap kualitas audit?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Untuk menguji pengaruh positif etika terhadap kualitas audit, (2) Untuk menguji pengaruh negatif beban kerja terhadap kualitas audit, (3) Untuk menguji pengaruh negatif time budget pressure terhadap kualitas audit.
Kontribusi Penelitian Kontribusi Teoritis
Hasil penelitian ini mengkonfirmasi adanya teori atribusi yang menjelaskan pengaruh internal, berupa etika auditor dan pengaruh eksternal berupa beban kerja dan time budget pressure terhadap kualitas audit pada KAP Big Four di Indonesia.
Kontribusi Praktis
Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat berguna sebagai bahan evaluasi bagi auditor untuk selalu menerapkan kode etik yang telah ditetapkan, selalu mengoptimalkan kinerjanya, menjaga reputasi publik, dan tidak melakukan tindakan yang menyimpang selama melaksanakan penugasan audit agar dapat memperoleh hasil audit yang berkualitas dan nantinya dapat dimanfaatkan oleh para pengguna laporan keuangan sebagai bahan pengambilan keputusan. Sementara itu, bagi pihak
KAP diharapakan dapat meminimalisir beban kerja yang diberikan kepada auditor dengan cara menambah sumber daya manusia dan menambahkan anggaran waktu audit agar dapat memberikan kualitas audit yang tinggi.
TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Atribusi
Teori atribusi menjelaskan tentang perilaku seseorang. Fritz Haider menyatakan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh kekuatan interrnal (atribut personal seperti kemampuan, usaha, dan kelelahan) dan kekuatan eksternal (atribut lingkungan seperti aturan dan cuaca). Hal yang sama dikemukakan oleh Luthans (2006) yang menjelaskan penyebab perilaku seseorang ditentukan oleh faktor internal, seperti ciri kepribadian, motivasi atau kemampuan dan faktor eksternal, seperti pengaruh sosial dari orang lain yang memberikan pengaruh terhadap perilaku seseorang.
Teori atribusi ini mengarah pada faktor-faktor penyebab terjadinya suatu peristiwa atau kejadian. Penelitian yang dilakukan Bonner pada tahun 2008 (dikutip oleh Sila, 2016) teori atribusi menyatakan bahwa munculnya perilaku dari pihak- pihak yang berkaitan dengan pengambilan keputusan disebabkan oleh dari beberapa faktor yang berupa, orang (person), tugas (task), dan lingkungan (environment) pengauditan. Peneliti menggunakan teori atribusi ini untuk mengetahui faktor-faktor perilaku auditor yang terdiri dari faktor internal dan eksternal dalam menghasilkan tinggi rendahnya kualitas audit. Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang diduga mempengaruhi kualitas audit ialah faktor internal, berupa etika auditor dan faktor eksternal, berupa beban kerja dan tekanan anggaran waktu (time budget pressure).
Kualitas Audit
Definisi kualitas audit dapat dinilai dari berbagai sudut pandang dan persepsi yang berbeda (Watkins et al., 2004). Kualitas audit dapat dinilai dari kemampuan auditor (input factors), dapat juga dinilai dari segi proses dan output yang dihasilkan.
Jadi, dapat disimpulkan kualitas audit merupakan hasil audit yang telah dilakukan oleh auditor dan telah memenuhi standar pengauditan dalam mendeteksi serta melaporkan salah saji yang bersifat material dalam laporan keuangan klien. Hasil audit dapat dikatakan berkualitas, jika auditor dapat memperoleh bukti-bukti yang memadai. Jika auditor tidak berhasil untuk mengumpulkan bukti-bukti tersebut dapat dikatakan kualitas audit yang dihasilkan rendah. Jika kualitas audit yang dihasilkan rendah, laporan keuangan perusahaan cenderung mengandung hal-hal yang tidak mencerminkan keadaan keuangan perusahaan yang sebenarnya (Chen et al, 2008).
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit
Teori atribusi menjelaskan bahwa terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penyesuaian terhadap perilaku seseorang yang dimaksud dalam teori atribusi untuk menjelaskan perilaku auditor dalam menghasilkan audit yang
berkualitas di mana untuk mendapatkan hasil audit yang berkualitas tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan faktor eskternal. Faktor internal merupakan faktor-faktor yang berasal dalam diri seseorang. Faktor-faktor internal yang dapat mempengaruhi kualitas audit, diantaranya: (1) Etika Auditor (Zarefar et al., 2015), (2) Motivasi Auditor (Furiady dan Kurnia, 2015), (3) Skeptisisme Profesional Auditor (Mardijuwono dan Subianto, 2018), (4) Independensi Auditor (Mardijuwono dan Subianto, 2018), (4) Objektivitas Auditor (Furiady dan Kurnia, 2015), (5) Kompetensi Auditor (Furiady dan Kurnia, 2015). Namun pada penelitian ini, peneliti hanya meneliti faktor internal berupa etika auditor.
Selain faktor internal, terdapat faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kualitas audit. Faktor eksternal merupakan faktor yanng berasal dari luar diri seseorang atau berasal dari lingkungan dan pengaruh orang lain. Faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kualitas audit, diantaranya: (1) Beban Kerja (Lopez dan Peters, 2012), (2) Time Budget Pressure (Gundry & Liyanarachichi, 2007), (3) Fee Audit (Serrano, et al., 2018), (4) Budaya Organisasi (Svanberg &
Ohman, 2013). Namun pada penelitian ini, peneliti hanya meneliti faktor eksternal berupa beban kerja dan time budget pressure.
Etika
Etika secara umum dapat didefinisikan sebagai serangkaian prinsip atau nilai moral (Arens, 2014). Sedangkan menurut Maryani dan Ludigdo (dikutip oleh Kharismatuti, 2012) etika didefinisikan sebagai suatu aturan yang dirumuskan dan berperan sebagai pedoman untuk mengatur perilaku manusia, baik perilaku yang seharusnya dilakukan maupun perilaku yang seharusnya ditinggalkan oleh sekelompok, masyarakat atau profesi. Selain itu, menurut Agoes (2004) setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa pada masyarakat harus memiliki kode etik sebagai seperangkat prinsip-prinsip moral yang mengatur tentang perilaku profesional. Setiap akuntan publik diwajibkan untuk mematuhi prinsip-prinsip dasar kode etik akuntan publik yang telah ditetapkan oleh IAPI.
Beban Kerja
Beban kerja secara umum didefinisikan sebagai pekerjaan yang harus dikerjakan oleh seseorang. Menurut PERMENDAGRI No 12 Tahun 2008 beban kerja ialah besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan atau unit organisasi dan merupakan hasil kali antara volume kerja dan norma waktu. Sehubungan dengan itu, beban kerja auditor dapat didefinisikan sebagai banyaknya pekerjaan yang diberikan kepada auditor untuk diselesaikan pada jangka waktu tertentu.
Time Budget Pressure (Tekanan Anggaran Waktu)
Tekanan anggaran waktu merupakan tekanan waktu yang terjadi ketika perusahaan mengalokasikan jumlah jam yang tidak memadai kepada auditor di mana auditor diminta untuk menyelesaikan tugasnya sesuai dengan prosedur dan waktu
yang telah ditentukan (Gundry dan Liyanarachchi, 2007). Dengan demikian, dapat disimpulkan time budget pressure merupakan ketatnya waktu yang diberikan kepada auditor dalam melaksanakan proses audit. Dalam setiap perikatan, waktu yang dialokasikan dan digunakan oleh auditor sangat menentukan kualitas audit.
Kurangnya waktu yang digunakan oleh auditor dapat mengakibatkan pekerjaan audit diselesaikan secara kurang memadai (Exposure Draft Paragraf 17).
Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Etika Terhadap Kualitas Audit
Berdasarkan teori atribusi, etika termasuk faktor internal. Jika dikaitkan dengan profesi auditor, etika auditor ditunjukkan dengan bagaimana seorang auditor bersikap, bertindak, berperilaku, dan bertanggung jawab dalam menjalankan profesinya. Kode etik yang telah ditetapkan oleh IAPI merupakan sebagai pedoman auditor dalam bersikap, bertindak, berperilaku, dan bertanggung jawab selama penugasan audit.
Semakin auditor menerapkan kode etik yang telah ditetapkan IAPI, hasil audit yang dihasilkan akan semakin tinggi atau berkualitas karena auditor tidak melakukan perilaku yang menyimpang.
Berdasarkan pandangan teori atribusi dan penelitian-penelitian terdahulu yang telah dikemukakan, diketahui bahwa etika auditor memberi pengaruh positif pada kualitas audit. Auditor dikatakan beretika ditunjukkan dengan auditor menerapkan kode etik yang telah ditetapkan oleh IAPI dalam setiap pelaksanaan penugasan audit.
Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut.
H1 : Etika berpengaruh positif terhadap kualitas audit Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kualitas Audit
Berdasarkan teori atribusi, beban kerja termasuk faktor eksternal. Jika dikaitkan dengan profesi auditor, beban kerja diartikan sebagai banyaknya pekerjaan atau tugas yang diterima auditor. Hal ini disebabkan dari Kantor Akuntan Publik yang menerima klien terlalu banyak. Banyaknya beban kerja yang diterima auditor, akan mempengaruhi kualitas audit yang dihasilkan. Hal ini sejalan dengan penelitian Wilkins et al. (2014) bahwa tingginya beban kerja akan mengakibatkan rendahnya kualitas audit karena judgement yang dikeluarkan tidak maksimal dan ini akan menganggu prosedur audit.
Berdasarkan pandangan teori atribusi dan penelitian-penelitian terdahulu yang telah dijelaskan, diketahui bahwa beban kerja yang diterima auditor memberi pengaruh negatif terhadap kualitas audit. Auditor dikatakan memiliki beban kerja yang tinggi ditunjukkan dengan auditor menerima banyaknya penugasan audit.
Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut.
H2 : Beban kerja berpengaruh negatif terhadap kualitas audit
Pengaruh Time Budget Pressure Terhadap Kualitas Audit
Berdasarkan teori atribusi, time budget pressure termasuk faktor eksternal. Jika dikaitkan dengan profesi auditor, time budget pressure merupakan ketidakseimbangnya antara waktu yang tersedia dengan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses audit. Pelaksanaan audit tentunya akan maksimal jika tidak adanya tekanan waktu. Hal ini akan membuat auditor lebih memiliki waktu yang lebih panjang untuk mendeteksi salah saji material sehingga akan menghasilkan kualitas audit yang tinggi. Tekanan anggaran waktu ini juga dapat membuat para auditor melakukan perilaku yang menyimpang, seperti premature sign off.
Berdasarkan pandangan teori atribusi dan penelitian-penelitian terdahulu yang telah diuraikan, diketahui bahwa tingginya time budget pressure yang dirasakan auditor memberi pengaruh negatif pada kualitas audit. Auditor dikatakan mendapatkan time budget pressure yang tinggi ditunjukkan dengan auditor mengalami stres sehingga dapat menimbulkan perilaku menyimpang seperti, premature signoff. Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut.
H3 : Time budget pressure berpengaruh negatif terhadap kualitas audit
METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian
Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kausal yang bertujuan untuk membuktikan pengaruh etika, beban kerja, dan time budget pressure terhadap kualitas audit. Tingkat intervensi oleh peneliti terhadap penelitian ini adalah intervensi minimal dengan situasi penelitian tergolong studi lapangan (field study). Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang tidak diatur (noncontrived setting), sehingga peneliti memiliki intervensi yang rendah.
Penelitian ini dilakukan untuk mengumpulkan informasi-informasi dari seluruh auditor yang bekerja di KAP Big Four Indonesia. Maka dari itu, peneliti menggunakan strategi penelitian survei. Penelitian ini menggunakan jenis data primer. Sumber data dalam penelitian ini menggunakan sumber data primer yang diperoleh langsung dari auditor yang bekerja di KAP Big Four Indonesia. Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu individu (auditor). Horizon waktu yang digunakan ialah cross sectional atau sering disebut data satu waktu karena peneliti mengumpulkan data responden selama satu bulan. Pengumpulan data yang dilakukan berbantuan kuesioner.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi di dalam penelitian ini ialah seluruh auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik Big Four Indonesia yang terdiri dari PWC, Deloitte, KPMG, dan EY.
Alasan peneliti memilih auditor KAP Big Four Indonesia sebagai populasi karena KAP Big Four mewakili secara representatif Akuntan Publik yang ada di Indonesia dan posisi pasar jasa audit yang diberikan oleh KAP Big Four mendominasi dan mengaudit perusahaan-perusahaan besar di Indonesia. Penelitian ini menggunakan teknik convenience dengan ukuran sampel berkisar 30-500 sampel (Sekaran dan Bougie, 2017:87).
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini ialah kualitas audit. Menurut Srinivasan et al. (2015) kualitas audit dapat diukur menggunakan beberapa indikator, yaitu: (1) Kemampuan auditor dalam mengumpulkan bukti audit yang kompeten dan memadai, (2) kemampuan auditor dalam bersikap due professional care, (3) kemampuan auditor dalam memberikan opini audit yang sesuai atas keadaan laporan keuangan klien, (4) kemampuan auditor dalam memahami pengendalian internal perusahaan klien, (5) kemampuan auditor dalam melakukan perencanaan dan pengawasan audit dengan baik, (6) auditor tidak memiliki konflik kepentingan dengan klien, (7) kemampuan auditor dalam menyajikan laporan keuangan sesuai dengan standar yang berlaku, (8) auditor memiliki sikap skeptisisme yang memadai, (9) kemampuan auditor dalam mengevaluasi pengungkapan informasi pada laporan keuangan, (10) kemampuan auditor dalam mempertimbangkan risiko kecurangan yang mungkin terjadi.
Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini terdiri atas tiga variabel, yaitu etika, beban kerja, dan time budget pressure. Variabel etika auditor pada penelitian ini diukur dengan menggunakan beberapa indikator yang diadopsi dari penelitian Azrina (2016), yaitu: (1) integritas, (2) objektifitas, (3) kompetensi dan kehati-hatian profesional, (4) kerahasiaan, (5) perilaku profesional. Variabel beban kerja pada penelitian ini diukur dengan rata-rata jumlah penugasan audit yang dilakukan oleh auditor selama satu tahun yang diadopsi dari penelitian Setiawan & Fitriany (2011).
Time budget pressure diukur dengan menggunakan beberapa indikator yang diadopsi dari penelitian Silaban (2009): (1) merasakan suatu kewajiban untuk melaksanakan atau menyelesaikan suatu prosedur audit tertentu pada batas anggaran waktu, (2) merasakan pelaksanaan prosedur audit tertentu dalam batas anggaran waktu merupakan hal yang sangat paling penting dicapai, (3) merasakan anggaran waktu audit sebagai kendala untuk pelaksanaan atau penyelesaian prosedur audit tertentu, (4) merasakan pelaksanaan atau penyelesaian prosedur audit tertentu dalam batas anggaran waktu audit sulit untuk dipenuhi, (5) merasakan anggaran waktu audit untuk pelaksanaan suatu prosedur audit tertentu tidak mencukupi, (6) merasakan anggaran waktu audit untuk pelaksanaan prosedur audit tertentu sangat ketat.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan survei dengan kuesioner sebagai alat pengumpulan data responden penelitian. Skala yang digunakan di dalam desain pengukuran kuesioner penelitian ini menggunakan skala Likert tujuh poin. Peneliti melakukan pre-test kepada mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya yang telah menempuh mata kuliah Auditing sebelum kuesioner disebarkan kepada responden penelitian. Responden yang digunakan dalam pre-test ini sebanyak 40 responden. Setelah peneliti melakukan pre-test, peneliti melakukan pilot test. Pilot test dalam penelitian ini dilakukan melalui pengujian validitas dan pengujian reliabilitas. Setelah melakukan pilot test, peneliti menyebarluaskan kuesioner kepada responden penelitian, yaitu auditor di KAP Big Four Indonesia.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Responden dalam penelitian ini, yaitu seluruh auditor KAP Big Four Indonesia yang terdiri dari KAP Deloitte, PWC, EY, dan KPMG. Peneliti melakukan penyebaran kuesioner selama kurang lebih satu bulan, dimulai dari tanggal 5 Agustus 2019 hingga 25 Agustus 2019. Peneliti berhasil menyebarkan 120 kuesioner ke KAP Big Four Indonesia dengan rincian sebanyak 80 kuesioner yang dikirimkan secara online kepada auditor yang bekerja di KAP Big Four Jakarta dan sebanyak 40 kuesioner dikirimkan secara langsung ke KAP Big Four Surabaya. Dari keseluruhan kuesioner yang dikirim oleh peneliti, hanya sebanyak 104 kuesioner yang berhasil kembali dengan rincian 100 kuesioner yang dapat diolah dan 4 kuesioner yang tidak dapat diolah. Hal ini dikarenakan kuesioner diisi tidak lengkap sehingga tidak dapat diolah oleh peneliti. Tingkat pengembalian kuesioner sebesar 86% dan tingkat kuesioner yang dapat diolah sebesar 83% dari total seluruh kuesioner yang dikirim oleh peneliti.
Dalam penelitian ini, mayoritas responden adalah perempuan dengan persentase sebesar 64%, kisaran umur responden mayoritas kurang dari 25 tahun dengan persentase 81%, pendidikan terakhir mayoritas S1 dengan persentase 97%, dan tingkat jabatan mayoritas junior auditor yang ditunjukkan dengan persentase sebesar 69%. Keseluruhan responden memiliki rata-rata 8-10 penugasan audit yang dikerjakan dalam satu tahun yang ditunjukkan dengan persentase sebesar 43%.
Dalam penelitian ini dilakukan analisis statistik deksriptif yang bertujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi jawaban responden. Berdasarkan hasil analisis statistik deksriptif dapat diketahui bahwa semua indikator dalam variabel penelitian tidak terjadi penyimpangan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai deviasi standar semua indikator dalam variabel penelitian lebih rendah daripada nilai mean.
Hasil pengujian validitas menunjukan bahwa seluruh indikator yang diuji dalam kuesioner penelitian ini valid dan dapat digunakan yang ditunjukkan dengan nilai rhitung lebih besar dari rtabel (0,165) dan memiliki nilai Sig. < 0,05. Kemudian, hasil
pengujian reliabilitas menunjukan seluruh indikator yang digunakan dalam kuesioner penelitian ini reliable yang ditunjukkan dengan semua variabel memiliki nilai Cronbach’s Alpha (α) > 0,70.
Tabel 1
Hasil Regresi Berganda
Variabel Independen B t hitung Sig.
Etika 0,611 4,462 0,000
Beban Kerja -2,212 -4,195 0,000
Time Budget Pressure -0,232 2,571 0,006
Berdasarkan Tabel 1 hasil regresi berganda dalam penelitian ini menunjukkan semua variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi < 0,05. Variabel etika terhadap kualitas audit mendapatkan nilai regresi sebesar 0,611. Artinya, etika dan kualitas audit memiliki sifat hubungan yang searah. Jadi, apabila variabel etika meningkat, variabel kualitas audit akan meningkat pula dan begitu pun sebaliknya. Kemudian, variabel beban kerja terhadap kualitas audit mendapatkan nilai regresi sebesar – 2,212. Artinya, beban kerja dan kualitas audit memiliki arah yang bertolak belakang. Jadi, apabila variabel beban kerja meningkat, variabel kualitas audit akan menurun dan begitu sebaliknya. Selanjutnya, variabel time budget pressure terhadap kualitas audit mendapatkan nilai regresi sebesar –0,232. Artinya, time budget pressure dan kualitas audit memiliki sifat hubungan yang bertolak belakang. Jadi, apabila variabel time budget pressure meningkat, variabel kualitas audit akan menurun dan begitu pula sebaliknya.
Berdasarkan hasil Uji F dapat diketahui bahwa semua variabel independen secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap variabel dependen. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat nilai signifikansi sebesar 0,000 < alpha = 0,05 sehingga secara simultan variabel etika, beban kerja, dan time budget pressure berpengaruh terhadap kualitas audit.
Mengacu pada hasil Uji T dapat diketahui masing-masing variabel independen secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi setiap variabel yaitu dibawah 0,05 dengan rincian untuk variabel etika memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000, variabel beban kerja memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000, dan variabel time budget pressure memiliki nilai signifikansi sebesar 0,006.
Berdasarkan hasil koefisien determinasi dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R2 sebesar 0,294. Nilai ini menunjukkan bahwa 29,4% kualitas audit dipengaruhi oleh variabel etika, beban kerja, dan time budget pressure dan sisanya 70,6% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak masuk ke dalam model regresi penelitian ini.
Hasil pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini sudah terpenuhi, yaitu berdistribusi normal ditunjukan dengan nilai signifikansi sebesar 0,200 > 0,05, tidak terjadi multikoliniearitas ditunjukkan dengan nilai seluruh variabel independen memiliki nilai tolerance lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF lebih kecil dari 10, dan homoskedastisitas ditunjukan dengan nilai signifikansi untuk semua variabel independen > 0,05.
Hasil pengujian menyimpulkan bahwa etika berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Hal ini membuktikan bahwa H1 yang menyatakan bahwa etika berpengaruh positif terhadap kualitas audit dapat diterima. Hasil penelitian ini menunjukkan ketika seorang auditor menjunjung tinggi etika dengan mematuhi kode etik auditor yang telah ditetapkan maka akan meningkatkan kualitas audit yang dihasilkannya.
Hasil pengujian menyimpulkan bahwa beban kerja berpengaruh negatif terhadap kualitas audit. Hasil ini membuktikan bahwa H2 yang menyatakan beban kerja berpengaruh negatif terhadap kualitas audit dapat diterima. Beban kerja dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan rata-rata penugasan audit yang diterima oleh auditor selama satu tahun sehingga hasil penelitian ini menunjukkan ketika seorang auditor mendapatkan penugasan audit yang banyak maka kualitas audit yang dihasilkannya akan rendah. Banyaknya penugasan yang harus diselesaikan oleh auditor akan mengakibatkan auditor tidak maksimal dalam memberikan kualitas audit.
Hasil pengujian menyimpulkan bahwa time budget pressure berpengaruh negatif terhadap kualitas audit. Hal ini membuktikan bahwa H3 yang menyatakan time budget pressure berpengaruh negatif terhadap kualitas audit dapat diterima. Hasil penelitian ini menunjukkan semakin ketat time budget pressure yang dirasakan oleh auditor, akan semakin rendah kualitas audit yang dihasilkannya. Hal ini ditandai dengan perilaku disfungsional yang akan dilakukan oleh auditor ketika mereka mengalami kekurangan waktu dalam melakukan prosedur audit. Perilaku disfungsional yang biasanya dilakukan oleh auditor salah satunya yaitu premature sign off. Auditor melakukan premature sign off dengan cara menghentikan langkah audit tanpa menggantinya dengan langkah yang lain ketika melaksanakan prosedur audit. Hal tersebut akan menghasilkan kualitas audit yang rendah.
SIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh etika, beban kerja, dan time budget pressure terhadap kualitas audit. Hasil penelitian menunjukan bahwa kualitas audit akan meningkat ketika auditor menjunjung tinggi etika dengan mematuhi kode etik yang telah ditetapkan. Kualitas audit akan menurun ketika auditor mengalami beban kerja yang tinggi dikarenakan tugas yang diterima terlalu banyak sehingga auditor tidak dapat maksimal dalam melakukan prosedur audit. Kualitas audit akan
menurun ketika auditor mengalami time budget pressure yang terlalu ketat karena auditor cenderung melakukan perilaku disfungsional seperti premature sign off.
Penelitian ini tidak terlepas dari adanya keterbatasan, yaitu jumlah populasi dalam penelitian ini tidak diketahui sehingga peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel convenience. Hal ini mengakibatkan tidak dapat dilakukan generalisasi. Selain itu, dalam penyebaran kuesioner peneliti mengalami penolakan oleh KAP Big Four yang ada di Jakarta sehingga peneliti hanya dapat menyebarkan kuesioner kepada responden yang bekerja di KAP Big Four Jakarta melalui alumni Universitas Brawijaya yang bekerja di sana. Kemudian, dalam penyebaran kuesioner kepada auditor yang berada di KAP Big Four Surabaya, peneliti hanya mendapatkan sedikit respon dikarenakan banyak auditor yang masih berada di klien.
Saran yang diajukan peneliti untuk penelitian selanjutnya, yaitu peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan teknik pengambilan sampel: random sampling agar hasilnya dapat digeneralisasi dengan syarat peneliti harus mengetahui jumlah populasi auditor yang bekerja di KAP Big Four Indonesia. Peneliti selanjutnya juga diharapkan melakukan penyebaran kuesioner ke KAP Big Four pada waktu dimana auditor sedang tidak mengalami peak season agar dapat memperoleh jumlah responden yang lebih banyak dan harus melewati contact person alumni Universitas Brawijaya yang bekerja di KAP Big Four.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, S. (2004). Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik (edisi ketiga). Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti.
Arens, A.A., Elder, R.J., & Breasly, M. S. (2014). Auditing dan Jasa Assurance (edisi kelima belas). Jakarta: Erlangga.
Azrina, R. (2016). Pengaruh kompetensi, independensi, etika profesi, dan pengalaman auditor terhadap kualitas audit pada perwakilan badan pengawasan keuangan dan pembangunan (Skripsi, Unversitas Sumatera Utara,
Medan). Diakses dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/67767/Appendix.pdf?se quence=1&isAllowed=y.
Chen, C.Y., Lin, C.J. & Lin, Y.C. (2008). Audit partner tenure, audit firm tenure, and discretionary accruals: Does long auditor tenure impair earnings quality?
Contemporary Accounting Research, Vol. 25, No. 2, Hal. 415 – 445.
Furiady, O. & Kurnia, R. (2015). The effect of work competency, motivation, accountability and objectivity towards audit quality. Procedia – Social and Behaviour Sciences. Vol. 211, Hal. 328 – 335.
Gundry, L. C. & Liyanarachchi, G.A. (2007). Time budget pressure, auditor’s personality type, and the incidence of reduced audit quality practices. Pacific Accounting Review. Vol. 19, No.2, Hal. 125 – 152.
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). (2016). Exposure Draft Panduan Indikator Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik. Diakses dari http://iapi.or.id/uploads/article/exposure-draft-panduan-indikator-kualitas-audit- 5804a2d00298b.pdf.
Khakim, L. (2011). Stabilitas Perbankan: Pasar Jasa Audit Belum Akan Berubah.
Diakses dari http://stabilitas.co.id/home/detail/pasar-jasa-audit-belum-akan- berubah.
Kharismatuti, N. (2012). Pengaruh kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit dengan etika auditor sebagai variabel moderasi. (Skripsi, Universitas
Diponogoro Semarang). Diakses dari
http://eprints.undip.ac.id/35828/1/KHARISMATUTI.pdf.
Lopez, D. M., & Peters, G.G. (2012). The effect of workload compression on audit quality. A Journal of Practice and Theory. Vol. 31, No. 4, Hal. 139 - 165.
Luthans, F. (2006). Perilaku Organisasi (edisi sepuluh). Yogyakarta: ANDI.
Mardijuwono, A. W., & Subianto, C. (2018). Independence, professionalism, professional skepticism: the relation toward the resulted audit quality. Asian Journal of Accounting Research, Vol. 3, No. 1, Hal. 61 – 71.
Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 12 tahun 2008 tentang Pedoman Analisis Beban Kerja di Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah.
Diakses dari
http://organisasi.surabaya.go.id/home/file/peraturan/11.%20Permendagri%20N o%2012%20Th%202008.pdf.
Rahmina, L.R., & Agoes, S. (2014). Influence of auditor independence, audit tenure, and audit fee on audit quality of members capital market accountant forum in Indonesia. Procedia - Social and Behaviour Sciences, Vol. 164, Hal. 324 – 331.
Sekaran, U. & Bougie, R. (2017). Metode Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Serrano, S., Contell, E., Serer, G., & Marti, A. (2018). Low-cost trends in audit fees and their impact on service quality. Journal of Business Research Vol. 89, Hal.
345 – 350.
Setiawan, L., & Fitriany. (2011). Pengaruh workload dan spesialisasi auditor terhadap kualitas audit dengan kualitas komite audit sebagai variabel pemoderasi. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 8, No. 1, Hal. 36 – 53.
Sila, M. (2016). Pengaruh karakteristik auditor terhadap kualitas audit dengan mediasi pertimbangan auditor. (Disertasi tidak dipublikasikan). Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, Malang.
Silaban, A. (2009). Perilaku disfungsional auditor dalam pelaksanaan program audit. (Disertasi Doktor, Universitas Diponogoro, Semarang). Diakses dari http://eprints.undip.ac.id/16112/1/Adanan_Silaban.pdf.
Srinivan, S., Shivaram, R., & Zheng. (2015). Measuring Audit Quality. Goizueta Business School Emory University.
Svanberg, J & Ohman, P. (2013). Auditors’ time pressure: does ethical culture support audit quality?. Managerial Auditing Journal, Vol. 28, No. 7, Hal. 572 – 591.
Undang – Undang nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik. Diakses dari http://www.setjen.kemenkeu.go.id/sites/default/files/UU%20No.5%20Tahun%
202011%20tentang%20Akuntan%20Publik%20(Pdf).pdf.
Watkins, A, L., Hillison, William, Morecroft, Susan, E. (2004). Audit quality: A synthesis of theory and empirical evidence. Journal of Accounting Literature, Vol 23, Hal. 153 – 193.
Wilkins, M. S., Schmit, J.J., & Perselin, J.S. (2018). Auditor perceptions of audit workloads, audit quality, and job satisfaction. SSRN Electronic Journal.
Diakses dari https://digitalcommons.trinity.edu/busadmin_faculty/36/.
Zarefar, A., Andreas., & Zarefar, A. (2015). The influence of ethics, experience, and competency toward the quality of auditing with professional auditor skepticism as a moderating variable. Procedia – Social and Behaviour Sciences, Vol. 219, Hal. 828 – 832.