• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh User Experience dan Consumer-Based Brand Equity Terhadap Loyalitas Pengguna Shopee

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Pengaruh User Experience dan Consumer-Based Brand Equity Terhadap Loyalitas Pengguna Shopee"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), Vol. 9 No. 3, Juni 2022 e-ISSN 2715-7393 (Media Online), p-ISSN 2407-389X (Media Cetak) DOI 10.30865/jurikom.v9i3.4269 Hal 688−696 http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom

Pengaruh User Experience dan Consumer-Based Brand Equity Terhadap Loyalitas Pengguna Shopee

Hoiriyah1, Darmansah2,*, Muhammad Eka Purbaya3

1 Fakultas Informatika, S1 Sistem Informasi , Institut Teknologi Telkom Purwokerto, Purwokerto, Indonesia Email: 1[email protected] 2,[email protected], 3[email protected]

Email Penulis Korespondensi : [email protected] Submitted 14-06-2022; Accepted 24-06-2022; Published 30-06-2022

Abstrak

Shopee dapat dikatakan sebagai E-Marketplace yang merupakan gelombang kedua pada E-Commerce dan memperluas kombinasi dari bisnis konsumen (B2B, C2B, dan C2C) kedalam B2B. Shopee merupakan fenomena yang terjadi dan akan terus berkembang di tahun tahun yang akan datang. Tetapi, dirasakan pergantian trend dan pindahnya pengguna aplikasi terjadi dengan sangat cepat. Setiap pengguna pasti memperhatikan kelebihan dan kekurangan pada aplikasi yang digunakan. Permintaan pengguna pada aplikasi bisa di lihat dari segi perilaku penggunannya. Tingkat kenyamanan yang dirasakan pengguna dalam menggunakan aplikasi dapat diukur melalui faktor perilaku pengguna. Melalui faktor perilaku pengguna muncul pengalaman pengguna yang timbul akibat interaksi dengan aplikasi tersebut. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi antar variabel dengan cara mengidentifikasi keterkaitan antara variabel endogen dan eksogen terhadap Brand Loyalty dengan menggunakan metode modified User Experience dan Consumer Based Brand Equity. Responden pada kuesioner berjumlah 150 menggunakan teknik non probability sampling dengan jenis purposive sampling, analisis data menggunakan Structural Equation Modeling-Partial Last Square dengan skala likert sebagai skala pengukuran yang digunakan. Hasil dari penelitian ini yaitu Brand Association (BA) positif tidak signifikan terhadap Brand Loyalty (BL). Brand Trust (BT) positif signifikan terhadap Brand Loyalty (BL). Perceived Value (PV) positif signifikan terhadap Brand Loyalty (BL). Pleasure in Use (PiU) positif signifikan terhadap Brand Loyalty ( BL ). Social Value (SV) positif signifikan terhadap Brand Loyalty (BL). Usability (US) positif tidak signifikan terhadap Brand Loyalty (BL).

Kata Kunci: User Experience; Consumer Based Brand Equity; Shopee; Loyalitas; Pengguna Abstract

Shopee can be regarded as an E-Marketplace which is the second wave of E-Commerce and expands the combination of consumer business (B2B, C2B, and C2C) into B2B. Shopee is a phenomenon that occurs and will continue to grow in the years to come. However, it is felt that changing trends and moving application users occur very quickly. Every user must pay attention to the advantages and disadvantages of the application used. User requests on the application can be seen in terms of user behavior. The level of comfort felt by users in using the application can be measured through user behavior factors. Through user behavior factors emerge user experiences arising from interactions with the application. The purpose of this study is to determine the factors that influence between variables by identifying the relationship between endogenous and exogenous variables on Brand Loyalty by using the modified User Experience and Consumer Based Brand Equity methods. Respondents in the questionnaire were 150 using non-probability sampling technique with purposive sampling type, data analysis using Structural Equation Modeling-Partial Last Square with a Likert scale as the measurement scale used. The result of this research is that Brand Association (BA) is not significant positive on Brand Loyalty (BL).

Brand Trust (BT) is significantly positive on Brand Loyalty (BL). Perceived Value (PV) is significantly positive on Brand Loyalty (BL). Pleasure in Use (PiU) is significantly positive on Brand Loyalty (BL). Social Value (SV) is significantly positive on Brand Loyalty (BL). Usability (US) is not significant positive towards Brand Loyalty (BL).

Keywords: User Experience; Consumer Based Brand Equity; Shopee; Loyality; User

1. PENDAHULUAN

Saat ini merupakan era teknologi informasi global, dimana segala sesuatu dilakukan dengan serba praktis, tepat dan terbaru dengan informasi yang diperoleh dari manapun dan kapanpun[1][2][3][4]. Hasil riset yang di keluarkan oleh We Are Social menunjukkan bahwa pada tahun 2022 bulan januari di perkirakan pengguna internet diindonesia mencapai kurang lebih 204,7 juta jiwa, jumlah ini di prediksi akan terus meningkat seiring dengan tingkat perkembangan teknologi yang semakin baik[5]. Hal ini tidak terlepas dari perubahan yang terjadi akibat era revolusi industri 4.0 yang berdampak pada penjualan produk dengan memanfaatkan teknologi, berupa digital ekonomi, artificial intelligence, big data dan robotic [6].

Shope merupakan marketplace online yang dimiliki oleh PT. Garena Indonesia untuk proses jual beli melalui ponsel dengan konsep social media shopping. Shopee menawarkan berbagai macam produk-produk mulai dari produk fashion sampai dengan produk untuk kebutuhan sehari-hari. Shopee hadir dalam bentuk aplikasi mobile untuk memberikan kemudahan pada penggunanya dalam melakukan kegiatan belanja online tanpa harus membuka website melalui perangkat komputer[8]. E-Marketplace dapat dikatakan sebagai gelombang kedua pada E-Commerce dan memperluas kombinasi dari bisnis konsumen (B2B, C2B, dan C2C) kedalam B2B. Inti penawaran dari E-Marketplace adalah mempertemukan pembeli dan penjual sesuai dengan kebutuhan dan menawarkan efisiensi dalam berinteraksi [9][10].Namun, seiring dengan perkembangan E-Marketplace yang semakin pesat, kebanyakan orang memilih berbelanja via online dalam memenuhi kebutuhan hidupnya karna menawarkan berbagai kemudahan.

Pada quarter 4 tahun 2020 Shopee mengalami peningkatan disebabkan oleh pandemic Covid-19 yang dimana masyarakat dibatasi waktu untuk keluar rumah dan memilih menggunakan E-marketplace untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari agar lebih mudah[11]. Namun, Shopee mengalami penurunan pada quarter 1 tahun 2022 yang disebabkan

(2)

JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), Vol. 9 No. 3, Juni 2022 e-ISSN 2715-7393 (Media Online), p-ISSN 2407-389X (Media Cetak) DOI 10.30865/jurikom.v9i3.4269 Hal 688−696 http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom oleh gangguan aplikasi Shopee yang terlalu lama sehingga menyebabkan pengguna aplikasi beralih ke e-marketplace lain[12].

Fenomena yang terjadi pada Shopee akan terus berkembang di tahun tahun yang akan datang. Dengan terjadinya pergantian trend atau pindahnya pengguna aplikasi yang sangat cepat. Setiap pengguna pasti memperhatikan kelebihan dan kekurangan pada aplikasi yang digunakan. Semakin baik pengalaman yang dirasakan oleh pengguna, maka pengguna memilih untuk bertahan pada aplikasi tersebut daripada berpindah ke aplikasi lainnya. Begitupun juga CBBE, ekuitas merek adalah unsur penting dalam menciptakan keunggulan kompetitif yang menghasilkan loyalitas.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Aditya Dimas dan Indrawati dengan judul “Pengaruh User Experience dan Consumer Based Brand Equity Terhadap Loyality Pengguna Aplikasi Mobile Legends: Bang-Bang” dari hasil analisis mereka menyimpulkan tingkat loyalitas berada pada kategori cukup tinggi[13]. Penelitian sebelumnya dengan judul “Pengaruh User Experience dan Consumer Based Brand Equity Pada Operator Seluler Di Indonesia bagian Barat”

dari hasil analisisnya menyimpulkan menurut perspektif pengguna User Experience dan Consumer Based Brand Equity dalam kategori baik[14]. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nurfitriani, Lili Adi Wibowo dan Bambag Widjajanta dengan judul “Gambaran Brand Experience Dan Consumer Based Brand Equity Pada Situs Wedding Marketplace Bridestory Di Indonesia “ dari hasil analisis mereka menyimpulkan Brand Experience pada kategori baik dan Consumer Based Brand Equity pada kategoti cukup baik[15]. Penelitian sebelumnya dengan judul “Linking User Experience And Consumer-Based Brand Equity: The Moderating Role Of Consumer Expertise And Lifestyle” dari hasil mereka menyimpulkan supported by a strong relation between different stages of experience and brand equity [16].

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi antar variabel dengan cara mengidentifikasi keterkaitan antara variabel endogen dan eksogen terhadap Brand Loyalty dengan menggunakan metode modified User Experience dan Consumer Based Brand Equity. Penelitian ini dapat memberikan informasi hasil penelitian yang telah dilakukan nantinya akan dijadikan sebagai referensi penelitian selanjutnya.

2. METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian adalah level atau tingkatan bisa disebut juga jenjang dalam sebuah aktivitas penelitian. Dimana tahapan tersebut terdapat memiliki proses yang dilakukan secara terstruktur, runtut, baku, logis dan sistematis[17][18].

Pada gambar 2.1 dibawah merupakan alur dari penelitian ini agar bisa lebih terarah.

Gambar 1. Tahapan Penelitian

(3)

JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), Vol. 9 No. 3, Juni 2022 e-ISSN 2715-7393 (Media Online), p-ISSN 2407-389X (Media Cetak) DOI 10.30865/jurikom.v9i3.4269 Hal 688−696 http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom

2.3 Penyusunan Kuosioner Dengan Metode User Experience dan Consumer Based Brand Equity

Proses penyusunan instrumen dilakukan dengan melakukan pembuatan pertanyaan kuesioner berdasarkan konstruk yang terdapat pada metode modified User Experience dan Consumer Based Brand Equity. Kuesioner mencakup tujuh konstruksi. Skala persepsi diukur dan item pengukuran skala likert (lima poin nominal skala) mulai dari 1 sangat tidak setuju sampai 5 sangat setuju. Responden menjawab pertanyaan kuesioner sesuai dengan presepsi masing-masing responden.

2.4 Pengolahan Data Menggunakan Smart-PLS

Structural Equation Modeling (SEM) merupakan metode statistik yang dapat digunakan untuk menganalisis beberapa variabel penelitian secara bersamaan atau simultan, oleh karena itu SEM disebut sebagai jenis analisis multivariat.

Terdapat dua jenis Structural Equation Modeling (SEM), yakni Covariance-based SEM (CB-SEM) dan Partial Least Squares SEM (PLS-SEM). Pada tahun 1970-an dipelopori oleh Karl Joreskog CB-SEM mulai berkembang, setelah itu Herman Wold mengenalkan PLS-SEM. Karl Joreskog dan Herman Wold meyakini bahwa CB-SEM dan PLS-SEM tidak memiliki hubungan yang kompetitif, melainkan metode statistik yang saling melengkapi[19][20].

Partial Last Square (PLS) adalah SEM berbasis varians. Partial Last Square (PLS) mampu menangani model jalur dengan konstruk reflektif atau formatif, bahkan kombinasi keduanya dalam sebuah model [21][22]. Analisis data menggunakan Partial Last Square (PLS) secara umum terdiri atas dua bagian, yaitu:

a. Model pengukuran (measure model) atau yang disebut dengan outer model.

Asesmen model pengukuran pada dasarnya menjelaskan relasi antara peubah laten dengan indikatornya. Fokus dari analisis ini adalah untuk melihat terpenuhi tidaknya persyaratan reliabilitas dan validitas data yang diperoleh dari responden sebelum digunakan untuk analilis. Selanjutnya. Aturan praktis outer model reflektif (Mode A) dapat dilihat pada Tabel 1 [19][20]:

Tabel 1. Aturan Praktis Outer Model Reflektif (Mode A) Validitas dan Realibilitas Parameter Aturan Praktis

Validitas Konvergen Loading Factor 1. > 0.70 untuk Confirmatory Research 2. > 0.60 untuk Exploratory Research Average Variane Extracted

(AVE)

0.50 untuk Confirmatory

Research dan Exploratory Research Validitas Diskriminan Cross Loading > 0.70 untuk setiap variabel

Akar Kuadrat AVE dan korelasiantar konstruk Laten

Kuadrat AVE > Korelasi antar konstruk laten

Realibilitas

Cronbach’s Alpha 1. > 0.70 untuk Confirmatory Research

2. > 0.60 masih dapat diterima untuk Exploratory Research Composite Reliability

1. > 0.70 untuk Confirmatory Research

2. 0.60 - 0.70 masih dapat diterima untuk Exploratory Research

b. Model struktural (structural model) atau yang disebut dengan inner model.

Asesmen model struktural digunakan untuk menganalisis relasi antara peubah laten yang ada sesuai dengan hipotesis yang diajukan. Asesmen model struktural hanya bisa dilakukan ketika analisis model pengukuran tidak dijumpai adanya penyimpangan, khususnya yang berkaitan dengan reliabilitas dan validitas data. Rule of Thumb Model Struktural dapat dilihat pada Tabel 2. [19][20].

Tabel 2. Rule of Thumb Model Struktural

Kriteria Rule of Thumb

R – Square 0.75, 0.50, dan 0.25 menunjukkan model kuat, moderate dan lemah Effect size 𝑓2 0.02, 0.15, dan 0.35 (kecil, menengah, dan besar)

𝑄2 predictive relevance

𝑄2 > 0 menunjukkan model mempunyai predictive relevance dan jika 𝑄2 < 0 menunjukkan model kurang memiliki predictive relevance

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Outer Model

3.1.1 Uji convergent Validity

Tahapan pertama menilai kriteria convergent validity. Validitas konvergen berhubungan dengan prinsip bahwa pengukur- pengukur (manifest variabel) dari suatu konstruk seharusnya berkorelasi tinggi[19][20].

(4)

JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), Vol. 9 No. 3, Juni 2022 e-ISSN 2715-7393 (Media Online), p-ISSN 2407-389X (Media Cetak) DOI 10.30865/jurikom.v9i3.4269 Hal 688−696 http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom a. Loading Faktor

Suatu indikator dikatakan mempunyai validitas yang baik jika memiliki nilai loading factor lebih besar dari 0,70[19][20].

Tabel 3. Loading Factor

BA BL BT PV PiU SV US

BA1 0.851 BA2 0.911 BA4 0.721

BL1 0.813

BL2 0.797

BL3 0.774

BL4 0.763

BT1 0.742

BT2 0.747

BT3 0.877

BT4 0.744

PV2 0.793

PV3 0.773

PV4 0.831

PV5 0.820

Piu2 0.831

Piu3 0.732

Piu4 0.844

Piu5 0.848

SV1 0.884

SV2 0.814

SV3 0.771

SV4 0.855

US1 0.731

US2 0.752

US4 0.818

US5 0.783

Tabel 3. sebagai tabel outer loading menunjukkan seluruh indikator yang memiliki nilai >0.7 meunjukkan bahwa indikator tersebut valid dan memenuhi syarat pada kategori validitas konvergen.

b. Average Variance Extracted

Nilai Average Variance Extracted (AVE) direkomendasikan setiap konstruk > 0.50 yang artinya 50% atau lebih variance dari indikator dapat dijelaskan [19][20].

Tabel 4. Average Variance Extracted (AVE) Average Variance Extracted Brand Association 0.691

Brand Loyalty 0.619

Brand Trust 0.608

Perceived Value 0.648

Pleasure in Use 0.664

Social Value 0.692

Usability 0.595

Dari tabel 4. dapat dilihat 69,1% variance dari indikator Brand Association ( BA ) dapat dijelaskan , 61,9%

variance dari indikator Brand Loyalty ( BL ) dapat dijelaskan, 60,8% variance dari indikator Brand Trust ( BT ) dapat dijelaskan, 64,8% variance dari indikator Perceived Value ( PV ) dapat dijelaskan, 66,4% variance dari indikator Pleasure in Use ( PiU ) dapat dijelaskan, 69,2% variance dari indikator Social value ( SV ) dapat dijelaskan, dan 59,5% variance dari indikator Usability ( US ) dapat dijelaskan.

3.1.2 Uji Discriminant Validity

Validitas diskriminan berhubungan dengan prinsip bahwa pengukur-pengukur (manifest variabel) konstruk yang berbeda seharusnya tidak berkorelasi dengan tinggi [19][20].

a. Fornell-Larcker Criterium

(5)

JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), Vol. 9 No. 3, Juni 2022 e-ISSN 2715-7393 (Media Online), p-ISSN 2407-389X (Media Cetak) DOI 10.30865/jurikom.v9i3.4269 Hal 688−696 http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom Fornell-Larcker Criterium yaitu membandingkan niai akar (AVE) setiap konstruk dengan kolerasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model.

Tabel 5. Fornell-Larcker Criterium

BA BL BT PV PiU SV US

Brand Association 0.832

Brand Loyalty 0.478 0.787

Brand Trust 0.574 0.741 0.780

Perceived Value 0.543 0.675 0.734 0.805

Pleasure in Use 0.498 0.749 0.735 0.623 0.815

Social Value 0.326 0.594 0.591 0.541 0.573 0.832

Usability 0.540 0.609 0.665 0.593 0.732 0.356 0.772

Berdasarkan tabel 5. dapat diketahui bahwa nilai akar AVE setiap konstruk memiliki nilai yang lebih besar jika dibandingkan dengan korelasi antar variabel laten. Hal tersebut menunjukkan adanya validitas diskriminan yang baik berdasarkan Fornell-Larcker Criterium yang baik.

b. Cross Loading

Jika kolerasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya, maka hal tersebut menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi ukuran pada indikator mereka lebih baik dari pada ukuran pada indikator variabel lainnya.

Tabel 6. Cross Loading

BA BL BT PV PiU SV US

BA1 0.851 0.380 0.448 0.494 0.422 0.262 0.458 BA2 0.911 0.498 0.568 0.505 0.471 0.352 0.506 BA4 0.721 0.269 0.388 0.327 0.330 0.155 0.366 BL1 0.486 0.813 0.621 0.550 0.639 0.524 0.570 BL2 0.230 0.797 0.579 0.545 0.567 0.560 0.398 BL3 0.396 0.774 0.495 0.535 0.536 0.355 0.421 BL4 0.388 0.763 0.625 0.494 0.605 0.415 0.516 BT1 0.194 0.585 0.742 0.580 0.564 0.603 0.381 BT2 0.541 0.526 0.747 0.581 0.603 0.430 0.527 BT3 0.484 0.640 0.877 0.644 0.611 0.427 0.648 BT4 0.589 0.552 0.744 0.477 0.516 0.384 0.508 PV2 0.568 0.553 0.611 0.793 0.525 0.430 0.513 PV3 0.348 0.449 0.600 0.773 0.388 0.393 0.378 PV4 0.377 0.513 0.604 0.831 0.463 0.455 0.438 PV5 0.437 0.628 0.559 0.820 0.596 0.457 0.551 Piu2 0.356 0.554 0.579 0.518 0.831 0.411 0.565 Piu3 0.358 0.604 0.651 0.515 0.732 0.390 0.653 Piu4 0.452 0.626 0.577 0.479 0.844 0.514 0.576 Piu5 0.449 0.647 0.588 0.518 0.848 0.539 0.588 SV1 0.220 0.537 0.520 0.459 0.556 0.884 0.315 SV2 0.321 0.469 0.479 0.501 0.436 0.814 0.261 SV3 0.317 0.475 0.507 0.442 0.466 0.771 0.376 SV4 0.238 0.492 0.462 0.403 0.440 0.855 0.235 US1 0.460 0.434 0.450 0.376 0.480 0.249 0.731 US2 0.244 0.444 0.502 0.382 0.531 0.300 0.752 US4 0.459 0.418 0.470 0.463 0.556 0.173 0.818 US5 0.488 0.556 0.602 0.577 0.664 0.351 0.783

Berdasarkan tabel 6. dapat diketahui bahwa seluruh indikator memiliki korelasi yang tinggi terhadap konstruk nya dibandingkan dengan konstruk yang lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model penelitian memiliki validitas diskriminan yang baik atau indikator-indikator pertanyaan mampu mewakili variabelnya.

3.1.3 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk membuktikan akurasi, konsistensi dan ketepatan instrument dalam mengukur konstruk[19][20].

a. Composite Reliability dan Cronbacb’s Alpa

(6)

JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), Vol. 9 No. 3, Juni 2022 e-ISSN 2715-7393 (Media Online), p-ISSN 2407-389X (Media Cetak) DOI 10.30865/jurikom.v9i3.4269 Hal 688−696 http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom Tahap berikutnya menilai kriteria Cronbach’s Alpha dan Composite Reliability. masing-masing konstruk dikatakan reliebel jika memiliki Cronbach’s Alpha dan Composite Reliability yang lebih besar dari 0,70 [19][20].

Tabel 7. Cronbach’s Alpha dan Composite Reliability Cronbach's Alpha Reliability

Brand Association 0.780 0.869

Brand Loyalty 0.795 0.867

Brand Trust 0.783 0.861

Perceived Value 0.820 0.880

Pleasure in Use 0.830 0.888

Social Value 0.851 0.900

Usability 0.774 0.855

Berdasarkan tabel 7. dapat diketahui bahwa seluruh konstruk memiliki nilai Cronbach’s Alpha dan Composite Reliability yang lebih besar dari 0.70. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua konstruk pengukuran yaitu US, PiU, SV, BA, PV, BT dan BL telah reliabel.

3.2 Inner Model 3.2.1 R Square

R Square Adjusted dengan nilai 0,67 menunjukkan model kuat, nilai 0,33 menunjukkan model moderate dan nilai 0,19 menunjukkan model lemah [19][20].

Tabel 8. R Square

R Square R Square Adjusted Brand Loyalty 0.670 0.656

Dari hasil tabel 8. dapat dilihat R Square Adjusted untuk variabel Brand Loyalty (BL) sebesar 0,670. Nilai R Square Adjusted menunjukkan bahwa kemampuan variabel dependen ini kuat. Nilai yang mendekati satu berarti independent memberikan hamper semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

3.2.2 F square

Nilai effect size sebesar 0,02 menunjukkan rating kecil, effect size 0,15 menunjukkan rating menengah dan effext size 0,35 menunjukkan rating besar.

Tabel 9. F Square

BA BL BT PV PiU SV US

Brand Association 0.000

Brand Loyalty

Brand Trust 0.054

Perceived Value 0.041

Pleasure in Use 0.120

Social Value 0.031

Usability 0.001

Berdasarkan tabel 9. menunjukkan bahwa variabel BA memiliki nilai f square sebesar 0,000 terhadap variabel BL yang termasuk dalam kategori kecil. Hal tersebut memiliki arti bahwa dengan hadirnya variabel BA akan berdampak kecil terhadap perubahan yang terjadi pada variabel BL. Variabel BT memiliki nilai f square sebesar 0,054 terhadap variabel BL yang termasuk dalam kategori kecil. Hal tersebut memiliki arti bahwa dengan hadirnya variabel BT akan berdampak kecil terhadap perubahan yang terjadi pada variabel BL. Variabel PV memiliki nilai f square sebesar 0,041 terhadap variabel BL yang termasuk dalam kategori kecil. Hal tersebut memiliki arti bahwa dengan hadirnya variabel PV akan berdampak kecil terhadap perubahan yang terjadi pada variabel BL. Variabel PiU memiliki nilai f square sebesar 0,120 terhadap variabel BL yang termasuk dalam kategori menengah. Hal tersebut memiliki arti bahwa dengan hadirnya variabel PiU akan berdampak sedang terhadap perubahan yang terjadi pada variabel BL. Variabel SV memiliki nilai f square sebesar 0,031 terhadap variabel BL yang termasuk dalam kategori kecil. Hal tersebut memiliki arti bahwa dengan hadirnya variabel SV akan berdampak kecil terhadap perubahan yang terjadi pada variabel BL. Variabel US memiliki nilai f square sebesar 0,001 terhadap variabel BL yang termasuk dalam kategori kecil. Hal tersebut memiliki arti bahwa dengan hadirnya variabel US akan berdampak kecil terhadap perubahan yang terjadi pada variabel BL.

3.2.3 Path Coefficient

Path coefficient adalah arah hubungan untuk menunjukkan variabel positif atau negative (-1- 0 negatif ) dan (0 - +1 positif).

(7)

JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), Vol. 9 No. 3, Juni 2022 e-ISSN 2715-7393 (Media Online), p-ISSN 2407-389X (Media Cetak) DOI 10.30865/jurikom.v9i3.4269 Hal 688−696 http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom

Tabel 10. Path coefficient

BA BL BT PV PiU SV US

Brand Association 0.002 Brand Loyalty

Brand Trust 0.246

Perceived Value 0.182 Pleasure in Use 0.355

Social Value 0.136

Usability 0.029

Hasil pada tabel 10. path coefficient dapat disimpulkan pada:

a. Brand Association ( BA ) berpengaruh positif terhadap Brand Loyalty ( BL ) dengan nilai 0.002>0.

b. Brand Trust ( BT ) berpengaruh positif terhadap Brand Loyalty ( BL ) dengan nilai 0.246>0.

c. Perceived Value ( PV ) berpengaruh positif terhadap Brand Loyalty ( BL ) dengan nilai 0.182>0.

d. Pleasure in Use ( PiU ) berpengaruh positif terhadap Brand Loyalty ( BL ) dengan nilai 0.355>0.

e. Social Value ( SV ) berpengaruh positif terhadap Brand Loyalty ( BL ) dengan nilai 0.136>0.

f. Usability ( US ) berpengaruh positif terhadap Brand Loyalty ( BL ) dengan nilai 0.029>0.

3.2.4 T- Statistic

T-Statistic (Bootstraping) memiliki nilai >1,96 dapat dikatakan signifikan, jika nilai T-Statistic (Bootstraping) <1,96 maka tidak signifikan.

Tabel 11. T-Statistic (Bootstraping) Original

Sample (O)

Sample Mean (M)

Standard Deviation (STDEV)

T Statistics (|O/STDEV|)

P Values Brand Association -> Brand

Loyalty 0.002 0.002 0.057 0.031 0.975

Brand Trust -> Brand Loyalty 0.246 0.240 0.099 2.483 0.013

Perceived Value -> Brand

Loyalty 0.182 0.181 0.072 2.525 0.012

Pleasure in Use -> Brand Loyalty 0.355 0.355 0.091 3.902 0.000

Social Value -> Brand Loyalty 0.136 0.140 0.065 2.089 0.037

Usability -> Brand Loyalty 0.029 0.034 0.077 0.369 0.712

Hasil dari proses bootstrapping pada tabel 11. sebagai berikut :

a. Brand Association ( BA ) tidak signifikan terhadap Brand Loyalty ( BL ) dengan nilai 0.031<1,96.

b. Brand Trust ( BT ) signifikan terhadap Brand Loyalty ( BL ) dengan nilai 2.483>1,96.

c. Perceived Value ( PV ) signifikan terhadap Brand Loyalty ( BL ) dengan nilai 2.525>1,96.

d. Pleasure in Use ( PiU ) signifikan terhadap Brand Loyalty ( BL ) dengan nilai 3.902>1,96.

e. Social Value ( SV ) signifikan terhadap Brand Loyalty ( BL ) dengan nilai 2.089>1,96.

f. Usability ( US ) tidak signifikan terhadap Brand Loyalty ( BL ) dengan nilai 0.369>1,96.

3.2.5 Predictive Relevan

Nilai dari Q² model ini sebesar 0,02 menunjukkan bahwa model memiliki predictive relevance yang lemah maka pada nilai Q² model sebesar 0,15 menunjukkan model tergolong memiliki predictive relevance yang moderate dan pada nilai Q² model sebesar 0,35 yang akan menunjukkan bahwa model termasuk memiliki predictive relevance kuat.

Tabel 12. predictive relevance

SSO SSE Q² (=1-SSE/SSO)

Brand Association 450.000 450.000

Brand Loyalty 600.000 363.591 0.394 Brand Trust 600.000 600.000

Perceived Value 600.000 600.000 Pleasure in Use 600.000 600.000 Social Value 600.000 600.000 Usability 600.000 600.000

Setelah dilakukan proses blindfolding menghasilkan nilai predictive relevan pada tabel 12. sebagai berikut:

a. Brand Loyalty ( BL ) 0.394>0,35 dapat dikatakan predictive relevance (kuat).

3.2.6 Model Fit

(8)

JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), Vol. 9 No. 3, Juni 2022 e-ISSN 2715-7393 (Media Online), p-ISSN 2407-389X (Media Cetak) DOI 10.30865/jurikom.v9i3.4269 Hal 688−696 http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom Model fit digunakan untuk menentukan penelitian ini termasuk kedalam small, medium, atau large. Nilai

communality yang direkomendasikan = 0,50 dan nilai R-square Small = 0,02, Medium = 0,13 dan Large = 0,26.

Tabel 13. model fit

Saturated Model Estimated Model

SRMR 0.085 0.085

d_ULS 2.720 2.720

d_G 1.019 1.019

Chi-Square 844.278 844.278

NFI 0.680 0.680

Tabel 13. merupakan uji pada goodnes of fit model PLS Nilai communality yang direkomendasikan = 0,50 dan nilai R-square Small = 0,02, Medium = 0,13 dan Large = 0,26. Hasil yang diperoleh sebesar 0,085 dengan demikian maka nilai GoF index termasuk dalam kategori small dan model yang telah dibentuk dalam penelitian ini, maka dalam model PLS ini dinyatakan telah memenuhi sebuah kriteria goodness of fit model.

4. KESIMPULAN

Hasil dari penelitian ini yaitu Brand Association ( BA ) positif tidak signifikan terhadap Brand Loyalty ( BL ). Brand Trust ( BT ) positif signifikan terhadap Brand Loyalty ( BL ). Perceived Value ( PV ) positif signifikan terhadap Brand Loyalty ( BL ). Pleasure in Use ( PiU ) positif signifikan terhadap Brand Loyalty ( BL ). Social Value ( SV ) positif signifikan terhadap Brand Loyalty ( BL ). Usability ( US ) positif tidak signifikan terhadap Brand Loyalty ( BL ). Hal ini menunjukkan bahwa persentase pengaruh variabel user Experience dan Consumer-Based Brand Equity terhadap loyalitas dalam model regresi sebesar 67,0% sedangkan sisanya sebesar 33,0% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini.

REFERENCES

[1] D. D. Darmansah, “Perancangan Sistem Informasi Pengolahan Jadwal Mata Pelajaran Siswa Secara Online Di Smpn 31 Padang Berbasis Web,” JATISI (Jurnal Tek. Inform. dan Sist. Informasi), vol. 7, no. 3, pp. 451–465, 2020, doi: 10.35957/jatisi.v7i3.490.

[2] R. 2011 Shalahuddin, “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK MENGGUNAKAN METODE WATERFALL Studi Kasus : MADRASAHALIYAH AL-MANSYURIYAH KANZA MEKARJAYA,” J. Techno Nusa Mandiri, vol. XIII, no.

2, pp. 80–88, 2011.

[3] D. Darmansah and R. Raswini, “Perancangan Sistem Informasi Pengelolaan Data Pedagang Menggunakan Metode Prototype pada Pasar Wage,” J-SAKTI (Jurnal Sains Komput. dan Inform., vol. 6, no. 1, pp. 340–350, 2022, [Online]. Available:

http://ejurnal.tunasbangsa.ac.id/index.php/jsakti/article/view/449.

[4] D. D. Darmansah, I. Chairuddin, and T. N. Putra, “Perancangan Sistem Pakar Tipe Kepribadian Menggunakan Metode Forward Chaining Berbasis Web,” JATISI (Jurnal Tek. Inform. dan Sist. Informasi), vol. 8, no. 3, pp. 1200–1213, 2021, doi:

10.35957/jatisi.v8i3.1033.

[5] We Are Social, “Digital 2021: Indonesia,” Datareportal.Com. p. 103, 2021, [Online]. Available:

https://datareportal.com/reports/digital-2021-indonesia.

[6] D. Hendarsyah, “E-Commerce Di Era Industri 4.0 Dan Society 5.0,” IQTISHADUNA J. Ilm. Ekon. Kita, vol. 8, no. 2, pp. 171–

184, 2019, doi: 10.46367/iqtishaduna.v8i2.170.

[7] H. Nindito Prasetyo, “Model Manajemen Layanan Relasi Bisnis Pendekatan Strategi Layanan Itil Studi Kasus Pada Perusahaan Startup Digital X Di Indonesia,” JTIM - J. Teknol. Inf. Manaj., vol. 1, no. 01, p. 1, 2018, doi: 10.25124/jtim.v1i01.1529.

[8] G. W. Desi Ratna Simanjuntak, Nolly Londa, “PERSEPSI MAHASISWA PADA JASA BELANJA ONLINE SHOPEE (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fisip Universitas Sam Ratulangi).”

[9] P. Brunn, M. Jensen, B. C. Group, and J. Skovgaard, “e-Marketplaces : Crafting A Winning Strategy,” vol. 20, no. 3, pp. 286–

298, 2002.

[10] D. Arief Vikry, I. Darmawan, and N. Ambarsari, “Perancangan dan Pembangunan E-Commerce Studiospace Menggunakan Framework Codeigniter Dengan Metode Iterative Incremental Designing And Developing E-Commerce Studiospace Using Codeigniter Framework With Iterative Incremental Method,” e-Proceeding Eng., vol. 6, no. 1, pp. 1950–1955, 2019.

[11] Nurlela, “E-Commerce, Solusi di Tengah Pandemi COVID-19 Nurlela,” simki Econ., vol. 4, no. 1, pp. 47–56, 2021, [Online].

Available: https://jiped.org/index.php/JSE.

[12] H. Alinda, “Aplikasi Shopee Error, Ini Penjelasan Shopee Terkait Penyebabnya,” kompas.com, 2022.

[13] A. Dimas and Indrawati, “Pengaruh User Experience Dan Consumer-Based Brand Equity Terhadap Loyalty Pengguna Aplikasi Mobile Legends : Bang – Bang,” 2020.

[14] S. Prodi, M. Bisnis, F. Ekonomi, and U. Telkom, “Pengaruh User Experience Terhadap Customer-Based Brand Equity Pada Operator Seluler Di Indonesia Bagian Barat the Effect of User Experience Towards Customer-Based Brand Equity in Service Provider in West Indonesia,” vol. 4, no. 1, pp. 169–174, 2017.

[15] N. Nurfitriani, L. A. Wibowo, and B. Widjajanta, “Gambaran Brand Experience Dan Customer-Based Brand Equity Pada Situs Wedding Marketplace Bridestory Di Indonesia Indonesia,” J. Bus. Manag. Educ., vol. 3, no. 3, pp. 155–163, 2018, doi:

10.17509/jbme.v3i3.14319.

[16] A. Mishra, S. B. Dash, and D. Cyr, “Linking user experience and consumer-based brand equity: The moderating role of consumer expertise and lifestyle,” J. Prod. Brand Manag., vol. 23, no. 4–5, pp. 333–348, 2014, doi: 10.1108/JPBM-12-2013-0459.

[17] Harys, “Tahapan Penelitian,” Jopglass, 2020. https://www.jopglass.com/tahapan-penelitian/.

(9)

JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), Vol. 9 No. 3, Juni 2022 e-ISSN 2715-7393 (Media Online), p-ISSN 2407-389X (Media Cetak) DOI 10.30865/jurikom.v9i3.4269 Hal 688−696 http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom [18] A. Herdiansah, R. I. Borman, D. Nurnaningsih, A. A. J. Sinlae, and R. R. Al Hakim, “Klasifikasi Citra Daun Herbal Dengan Menggunakan Backpropagation Neural Networks Berdasarkan Ekstraksi Ciri Bentuk,” JURIKOM (Jurnal Ris. Komputer), vol.

9, no. 2, pp. 388–395, 2022, doi: 10.30865/jurikom.v9i1.3846.

[19] imam dan H. L. Ghozali, Partial least Square konsep, Teknik dan Aplikasi Menggunakan SmartPLS 3.0 untuk Penelitian Empiris, Edisi ke 2. Semarang, 2015.

[20] A. Ermawati, “Discriminant Validity, Convergent Validity, Composite Realiability,” J. Agora, vol. 6, no. 2, p. 287097, 2018.

[21] W. W. Chin and P. A. Todd, “On the use, usefulness, and ease of use of structural equation modeling in mis research: A note of caution,” MIS Q. Manag. Inf. Syst., vol. 19, no. 2, pp. 237–246, 1995, doi: 10.2307/249690.

[22] S. Haryono, “Petunjuk Praktikum Smart-PLS Bagian I,” no. Ml, pp. 1–13, 2015, [Online]. Available:

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/2639/Modul Pelatihan PLS.Bag.1.pdf?sequence=2&isAllowed=y.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis apakah User Experience jejaring sosial Instagram berpengaruh terhadap kepuasan pengguna Instagram di

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Brand Image, Brand Experience dan Brand Trust terhadap Kepuasan Konsumen aplikasi game online Mobile Legends :

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa pada kelompok pengguna iOS korelasi yang terjadi antara user experience dengan persepsi terhadap citra merek tergolong besar,

Penelitian ini memberikan pemahaman tentang bagaimana pengaruh ketiga variabel independen yang digunakan, Perceived Value, Brand Experience, dan Brand Trust terhadap

Maka dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti tentang pengaruh Brand Equity yang terdiri dari Physical Quality, Staff Behaviour, Ideal Self Congruence, Brand Identification

SKRIPSI PENGARUH WEBSITE QUALITY TERHADAP CUSTOMER LOYALTY MELALUI BRAND EXPERIENCE PADA PENGGUNA WEBSITE SHOPEE DI KOTA SURABAYA Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna

Mengetahui pengaruh user experience Value, Adoptability, Desirability, Usability terhadap repurchase intentions pada fitur Shopee Food 1.4 Kerangka Penelitian Dalam menghadapi

Pengaruh User Experience Value, Adoptability, Desirability, Usability terhadap repurchase intentions pada fitur Shopee Food Berdasarkan hasil olahan data, terdapat tiga dari empat