• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Inflasi, Kurs Dollar dan Suku Bunga (BI) Terhadap Harga Kontrak Emas di Bursa Berjangka Jakarta - Repository ITB Ahmad Dahlan

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Pengaruh Inflasi, Kurs Dollar dan Suku Bunga (BI) Terhadap Harga Kontrak Emas di Bursa Berjangka Jakarta - Repository ITB Ahmad Dahlan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pertumbuhan produksi barang dan jasa pada suatu daerah perekonomian dalam jangka waktu tertentu dapat digunakan sebagai alat ukur perkembangan ekonomi sauatu negara melalui perhitungan pertumbuhan ekonomi dengan konsep nilai tambah (value added) yang berasal dari sektor-sektor ekonomi secara total dapat disebut dengan istilah Produk Domestik Bruto (PDB). Maka, keberhasilan pemerintahan suatu negara dalam menggerakkan kehidupan sektor-sektor ekonomi dapat dinilai menggunakan indikator tersebut.

Keadaan ekonomi Indonesia dalam jangka waktu 2016-2019 yang diukur menggunakan dasar PDB atas dasar harga berlaku dan PDB atas dasar harga konstan memperlihatkan trend meningkat (BPS, 2020). Pada kurun waktu tersebut tidak terjadi perubahan yang signifikan. Tetapi pada tahun 2020 terjadi penurunan yang cukup tajam. Hal tersebut terjadi dikarenakan adanya pandemi Covid-19 yang menyerang seluruh negara termasuk Indonesia.

Kementrian PPN/Bappenas merilis data terbaru kondisi perekonomian global yang mengalami kontraksi pada triwulan III 2020. Perekonomian negara Amerika Serikat terkontraksi sebesar 2,9%, Korea Selatan terkontraksi sebesar 1,3%, sementara Jepang terkontraksi sebesar 5,8%. Di sisi lain, perekonomian Tiongkok telah kembali tumbuh sebesar 4,9%.

Perekonomian global pada tahun 2020 di proyeksi terkontraksi sebesar 4,4%

(Kementerian PPN/Bappenas, 2020).

Dengan keadaan ekonomi yang tidak bisa diprediksi, investor akan memaksimalkan dana yang dimilikinya ke instrumen-instrumen investasi dengan nilai risiko yang paling aman. Oleh karena itu, untuk mengurangi dan meminimalisir risiko yang akan di dapat oleh investor, diperlukan

(2)

instrumen lindung nilai. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara menambahkan kontrak derivatif sebagai alat instrumen lindung nilai (hedging). Derivatif dalam sektor keuangan dapat diartikan sebagai suatu kontrak bilateral atau perjanjian atas produk yang dijadikan “acuan pokok”

atau disebut juga sebagai “produk turunan” yang akan ditukarkan pembayarannya sesuai dengan nilai produk tersebut.

Daripada memperjualbelikan atau menukarkan secara fisik suatu kekayaan, pelaku pasar menyepakati suatu perjanjian untuk saling mempertukarkan uang, aset atau suatu nilai disuatu waktu yang akan datang dengan mengacu pada harga komoditas yang menjadi acuan pokok. Ada berbagai macam instrumen derivatif yang dapat dijadikan alternatif sebagai alat lindung nilai, diantaranya kontrak futures, forward, option dan swaps.

Di Indonesia kontrak derivatif yang telah diakui keberadaannya dan mulai banyak ditransaksikan adalah kontrak futures. Baik kontrak futures pada instrumen keuangan seperti saham ataupun pada instrumen perdagangan seperti komoditi. Kontrak derivatif dari komoditas yang dimaksud, artinya perjanjian kontrak antara kedua belah pihak untuk membeli dan menjual sejumlah komoditas di masa yang akan datang dengan harga kontrak yang telah disepakati saat ini.

“Transaksi kontrak futures adalah transaksi yang digunakan untuk melindungi nilai (hedging) aset yang dijadikan patokan dari ancaman risiko ketidakpastian perubahan harga di masa depan” (Sabda, dkk : 2016). Di Indonesia lembaga yang menyediakan fasilitas untuk melakukan transaksi kontrak berjangka adalah Bursa Berjangka Jakarta (BBJ). Didirikan pertama kali pada tanggal 10 Agustus 1999 dan mulai beroperasi pada tanggal 15 Desember 2000. Jenis-jenis kontrak yang diperdagangkan adalah kontrak derivatif pasar uang, indeks, komoditi, dan saham tunggal. Jumlah total anggota pialang aktif pada April 2021 sebanyak 120 perusahaan dan total anggota pedagang aktif sebanyak 26 perusahaan. Dalam dua tahun terakhir salah satu komoditi yang ada di transaksi bursa berjangka yaitu emas secara keseluruhan mengalami peningkatan. Hal itu menunjukkan minat investor

(3)

terhadap komoditi sebagai alat lindung nilai mulai meningkat. Emas merupakan salah satu aset yang digunakan sebagai penyimpan nilai dikarenakan nilai nya yang tetap. Volume transaksi perdagangan komoditi emas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.1 Volume Transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi Produk Multirateral Gold (Vol. Lot)

2016 2017 2018 2019 2020

Volume Transaksi

BBJ

340.956 422.156 576.854 661.098 640.843

Volume Transaksi

BKDI

164.027 174.281 121.251 56.965 381.278

Volume Transkasi

PBK

504.983 596.437 698.105 718.063 1.022.12 1 Sumber : http://www.bappebti.go.id/

Berdasarkan transaksi yang dilaporkan oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI), transaksi kontrak berjangka emas mengalami peningkatan secara signifikan. Pada tahun 2016 volume transaksi pada Bursa Berjangka Jakarta mencapai 340.956 lot diikuti volume transaksi pada Bursa Komoditi & Derivatif Indonesia sebesar 164.027 lalu ditahun berikutnya meningkat diantara kedua bursa dengan total 596.437 lot. Walaupun terjadi penurunan pada tahun 2018 pada transaksi BKDI sebesar 121.251 lot dari tahun sebelumnya yang mencapai 174.281 lot, tidak mengurangi jumlah transaksi yang terjadi di BBJ pada tahun tersebut yang justru mengalami peningkatan sebesar 576.854 lot dari tahun sebelumnya sebesar 422.156. Penurunan jumlah transaksi terjadi lagi pada tahun 2019 pada transaksi BKDI sebesar 56.965 lot, jumlah ini berkurang hampir setengahnya dari volume transaksi di tahun sebelumnya sebesar 121.251. Tetapi, menurut Direktur Utama Bursa Berjangka Jakarta

(4)

pada tahun tersebut mencapai titik tertinggi volume transaksi di 5 tahun terakhir untuk kontrak berjangka komoditi emas pada Bursa Berjangka Jakarta yang mencapai angka 661.098 lot. Data tersebut membuktikan, bahwa investasi kontrak berjangka sudah banyak diminati oleh investor sebagai salah satu alat lindung nilai aset yang dimiliki dari krisis ekonomi.

Komoditas emas merupakan sarana investasi yang sedang diminati.

Dalam hal berinvestasi kontrak berjangka emas, yang harus dianalisis secara mendalam adalah pergerakan harga emas di pasar fisik (Dewi 2003). Baik pada pasar fisik emas internasional yang umumnya mengacu pada pasar fisik emas di London ataupun pergerakan harga emas di Indonesia. Selain itu, banyaknya faktor-faktor makro ekonomi yang dapat mempengaruhi menjadi salah satu bahan pertimbangan investor dalam melindungi aset yang dimiliki.

Menurut beberapa analis perekonomian harga emas dengan harga minyak memiliki hubungan satu sama lain. Diantara keduanya juga terdapat hubungan dengan Dollar US karena setiap transaksi kedua komoditi pada pasar internasional menggunakan mata uang Dollar US sebagai alat tukar pembayaran. Faktor inflasi juga sangat mempengaruhi harga emas di pasar fisik. Karakteristik emas sebagai alat pelindung nilai dari tingkat inflasi yang tidak terkendali dapat menimbulkan hubungan yang erat diantara keduanya. Biasanya investor akan menyimpan aset mereka dalam betuk emas baik di pasar fisik maupun di pasar berjangka untuk menghindari kerugian ketika inflasi sedang meroket. Hal tersebut cukup memperkuat pernyataan bahawa terdapat hubungan diantara keduanya. Di dalam negeri sendiri transaksi kontrak berjangka emas juga dipengaruhi oleh suku bunga acuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Dikarenakan semua bank yang ada di Indonesia menggunakan suku bunga tersebut sebagai bahan acuan tingkat bunga deposito, maka investor akan lebih memilih investasi dengan tingkat keuntungan maksimal diantara investasi deposito ataupun emas. Dari penjelasan diatas terdapat berbagai macam faktor yang

(5)

kemungkinan dapat mempengaruhi harga kontrak emas di bursa. Untuk melihat pengaruh antara variabel tersebut disajikan tabel sebagai berikut.

Tabel 1.2 Harga Kontrak Emas Bulanan, Inflasi, Kurs Dollar dan Suku Bunga BI (Januari 2020 – Desember 2020)

Bulan Harga Kontrak

Emas (Rp/Gr) Inflasi Kurs Dollar

Suku Bunga BI

Januari 2020 696,600 2,68% 13,622 5,00%

Februari 2020 750,500 2,98% 14,234 4,75%

Maret 2020 732,800 2,96% 16,367 4,50%

April 2020 855,300 2,67% 15,157 4,50%

Mei 2020 823,700 2,19% 14,733 4,50%

Juni 2020 829,800 1,96% 14,302 4,25%

Juli 2020 927,800 1,54% 14,653 4,00%

Agustus 2020 934,400 1,32% 14,554 4,00%

September 2020 920,700 1,42% 14,918 4,00%

Oktober 2020 905,700 1,44% 14,690 4,00%

November 2020 819,100 1,59% 14,128 3,75%

Desember 2020 863,000 1,68% 14,105 3,75%

Sumber : Bank Indonesia, BAPPEBTI (data diolah)

Faktor yang dapat mempengaruhi harga kontrak emas salah satunya adalah inflasi. “Inflasi merupakan peningkatan harga secara umum (harga sekelompok barang) dalam suatu kegiatan ekonomi” (Yanuar, 2018 : 15).

Berdasarkan data tersebut terjadi kenaikan inflasi pada bulan Februari sebesar 0,3% diikuti dengan kenaikan harga kontrak emas sebesar Rp.

750,500 dari harga sebelumnya sebesar Rp. 696,600. Pada bulan April sampai dengan Mei terjadi penurunan tingkat inflasi sebesar 0,48% yang diikuti dengan penurunan harga kontrak emas yang jatuh pada harga Rp.

823.700 dari harga semula sebesar Rp. 855.300.

Tingkat presentase inflasi yang tinggi biasanya berkaitan dengan kondisi ekonomi yang tidak stabil. Artinya ketika jumlah permintaan atas

(6)

suatu produk melebihi jumlah kapasitas penawarannya, sehingga harga penjualan atas produk mengalami peningkatan. Terjadinya inflasi akan mempengaruhi harga spot emas. Pola yang akan terbentuk adalah makin tinggi tingkat inflasi maka makin meningkat harga emas. Hal ini disebabkan, masyarakat yang cenderung untuk tidak menimbun aset yang mereka punya dalam bentuk uang yang mudah kehilangan nilai dan lebih memilih menginvestasikannya kedalam bentuk lain yang memiliki harga cenderung stabil dan lebih aman seperti emas. Karena makin diminati, maka harga emas akan mengalami peningkatan. Tingginya permintaan terhadap emas membuat harga makin bertambah.

Kurs atau yang dikenal dengan nilai tukar, adalah nilai dari suatu mata uang dari suatu negara, yang dinilai atau dinyatakan ke dalam suatu mata uang lainnya. Kurs memiliki peranan penting dalam setiap transaksi internasional atau antar negara. Kurs dapat digunakan sebagai alat pembayaran yang mampu menerjemahkan harga dari berbagai macam negara. Pada data kurs dollar terjadi penurunan pada bulan April sebesar Rp.

15.157 dari kurs bulan Maret sebesar Rp. 16.367 yang diikuti naiknya harga kontrak emas menjadi Rp. 855.300 dari harga pada bulan sebelumnya sebesar Rp. 732.800. Harga emas di Indonesia mengacu pada harga emas internasional yang diubah bentuknya dari mata uang Dollar Amerika Serikat (AS) ke dalam mata uang Rupiah. Maka dari itu, harga spot emas sangat dipengaruhi oleh pergerakan rupiah terhadap Dollar AS. Apabila nilai tukar rupiah terhadap dollar AS melemah maka harga emas lokal meningkat.

Sebaliknya, apabila nilai tukar rupiah menguat, maka harga emas lokal cenderung menurun.

Suku bunga BI (BI rate) adalah kebijakan suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yang menyangkut tentang kebijakan moneter yang akan diterapkan pada seluruh masyarakat Indonesia. Untuk menetapkan tingkat suku bunga BI dilakukan rapat anggota dewan gubernur setiap bulannya dengan mempertimbangkan segala situasi dan kondisi perekonomian baik di dalam negeri maupun di luar negeri secara umum.

(7)

Pada bulan Maret terjadi penurunan tingkat suku bunga menjadi 4,5% dari bulan sebelumnya sebesar 4,75% diikuti dengan penurunan harga kontrak emas menjadi Rp. 732.800 dari harga kontrak di bulan sebelumnya sebesar Rp. 750.500. Ketika tingkat suku bunga naik, ada usaha besar untuk tetap menyimpan uang pada deposito daripada emas atau komoditi lain yang tidak menghasilkan margin atau bunga (Dewi, 2003).

Masih terdapat banyak faktor yang kemungkinan dapat mempengaruhi harga kontrak berjangka emas di bursa. Berdasarkan penelitian dan data yang telah dipaparkan, terdapat keterkaitan antar variabel yang akan diteliti sehingga penulis ingin mengkaji lebih dalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi harga kontrak emas di Bursa Berjangka Jakarta dengan judul

Pengaruh Inflasi Kurs Dollar dan Suku Bunga (BI) Terhadap Harga Kontrak Emas di Bursa Berjangka Jakarta

1.2Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masih ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi naik turunnya harga kontrak emas di Bursa Berjangka Jakarta yang bisa diteliti. Dalam penelitian ini, penulis hanya membatasi tiga faktor yaitu inflasi, kurs dollar dan suku bunga (BI) pada periode pengamatan tahun 2016 – 2020.

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh inflasi terhadap harga kontrak emas di Bursa Berjangka Jakarta?

2. Bagaimana pengaruh kurs dollar terhadap harga kontrak emas di Bursa Berjangka Jakarta?

3. Bagaimana pengaruh suku bunga (BI) terhadap harga kontrak emas di Bursa Berjangka Jakarta?

(8)

4. Bagaimana pengaruh inflasi, kurs dollar dan suku bunga terhadap harga kontrak emas di Bursa Berjangka Jakarta?

1.4Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengkaji pengaruh inflasi terhadap harga kontrak emas di Bursa Berjangka Jakarta.

2. Untuk mengkaji pengaruh kurs dollar terhadap harga kontrak emas di Bursa Berjangka Jakarta.

3. Untuk mengkaji pengaruh suku bunga (BI) terhadap harga kontrak emas di Bursa Berjangka Jakarta.

4. Untuk mengkaji pengaruh inflasi, kurs dollar, dan suku bunga terhadap harga kontrak emas di Bursa Berjangka Jakarta.

1.5Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis

Dari hasil penelitian ini penulis berharap dapat memberikan kontribusi ilmu pengetahuan dan situasi perkembangan ekonomi yang dapat dijadikan bahan acuan untuk penelitian selanjutnya. Penelitian ini juga dapat dijadikan sumber informasi mengenai komoditi emas dan pengembangan investasinya.

1.5.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat membantu investor dalam pengambilan keputusan investasi emas di Bursa Berjangka Jakarta dengan mempertimbangkan aspek-aspek yang akan dikaji yaitu inflasi, kurs dollar

(9)

dan suku bunga. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan sarana untuk berlatih dalam kemampuan mengembangkan ilmu pengetahuan terkait masalah yang akan diteliti agar penulis mampu berfikir kritis dan sistematis dalam menghadapi permasalahan yang terjadi terkait dengan ekonomi.

Referensi

Dokumen terkait

Dari penelitian tentang pengaruh suku bunga, nilai kurs, dan inflasi terhadap indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2010 dapat