• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh intelegensi, lingkungan keluarga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh intelegensi, lingkungan keluarga"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH INTELEGENSI, LINGKUNGAN KELUARGA, LINGKUNGAN SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP

PERILAKU BELAJAR SISWA KELAS X DI SMA N 2 PASAMAN

Fahrul Amri¹, Mareta Kemalasari2, Desi Areva2

1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat

2 Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected]

ABSTRACT

This study aims to analyze: the influence of intelligence, family environment, school environment and learning motivation for students’ behavior’s study of class X in SMAN 2 Pasaman. The results showed that: 1) Family environment has a positive and significant effect on students' learning motivation seen from the value of path coefficient of 0.355, this figure is significant because the value of t arithmetic equal to 9,676> t table equal to 1.98667. 2) The school environment has a positive and significant effect on students' learning motivation seen from the coefficient value of 0.301, this figure is significant because the value of t arithmetic is 9.041> t table equal to 1.98667. 3) Intelligence positive and significant effect on Student Behavior seen from the value of the coefficient of the path of 0.281, this figure is significant because the value of t arithmetic of 10.176> t table of 1.98667. 4) Family environment has a positive and significant effect on Student Learning Behavior seen from the coefficient value of the path of 0.106, this figure is significant because the value of t arithmetic of 4.390> t table of 1.98667.5) School environment has a positive and significant effect on Student Behavior seen from the value path coefficient of 0.537, this number is significant because the value of t arithmetic of 25.120> t table of 1.98667.6) Learning motivation has a positive and significant effect on Student Learning Behavior seen from the coefficient value of the path of 0.125, this number is significant because the value of t arithmetic of 2.964> t table of 1.98667.

Keywords : Family environment, Intelligence, Learning motivation, School environment, Students’ behaviour’s study

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan posisi sentral dalam pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia. Tidak dapat di pungkiri bahwa kemajuan di bidang ekonomi, politik, hukum, sosial dan budaya, militer, ilmu pengetahuan dan

teknologi hanya dapat dicapai melalui proses pendidikan. Melalui proses pendidikan, suatu bangsa dapat mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan, baik untuk menumbuh kembangkan watak kepribadian bangsa, memajukan kehidupan dan kesejahteraan bangsa dalam berbagai kehidupan.

(2)

Pendidikan merupakan pembentuk karakter bangsa oleh karena itu, setiap warga negara memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Dengan pendidikan dapat membuat kehidupan menjadi lebih sejahtera. Perkembangan zaman saat ini telah menuntut setiap negara untuk menciptakan sumber daya manusia yang dapat bersaing dalam kancah global.

Namun, dunia pendidikan di Indonesia masih banyak memiliki kendala yang berkaitan dengan mutu pendidikan.

Beberapa faktor kendala pendidikan di Indonesia disebabkan karena

keterbatasan akses pendidikan, perkembangan sekolah yang tidak merata pada setiap daerah, dan beberapa pengaruh yang membuat peserta didik kurang paham akan pentingnya pendidikan.

Siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang baik tidak pernah melakukan pelaggaran – pelanggaran di sekolah. Namun jika dilirik dari kebiasaaan belajar siswa di SMAN 2 Pasaman terlihat bahwasannya masih banyak siswa yang melakukan pelanggaran. Hal tersebut dapat kita ketahui dari data berikut :

Table 1. Pelanggaran yang Dilakukan Siswa Kelas X SMA N 2 Pasaman Selama Semester Ganjil 2016/2017

No Jenis pelanggaran Kelas

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8

1 Terlambat - 2 - 3 8 - 1 3

2 Merokok 1 1 3 4 3 6 - -

3 Meninggalkan PBM - - 1 2 - - 3 -

4 Berpakaian 3 7 5 8 5 9 4 7

5 Membawa HP - - 2 - - - - 1

6 Tidak datang classmeeting 4 6 5 7 5 10 2 7

7 Terlambat upacara - 2 - - 2 - 2 2

Jumlah 8 18 16 24 23 25 12 20

Sumber Data : Wakil Kesiswaan SMA N 2 Pasaman

Dari data di atas, dapat kita ketahui bahwa siswa yang masih berada dikelas tingkat I di SMA sudah berani melakukan pelanggaran berat seperti meninggalkan PBM.

Selain pelnggaran berat seperti meninggalkan PBM siswa kelas X

sudah terlihat memiliki disiplin yang rendah karena dapat dilihat dari banyaknya siswa yang terlambat datang kesekolah sebanyak lebih dari tiga kali dalam satu bulan. Selain itu siswa yang pada umumnya masih dibawah umur sudah berani dan

(3)

mulai terjerat pengaruh rokok. Dan pelanggaran yang paling sering dan banyak dilakukan oleh siswa adalah pelanggaran tata tertib, seperti tidak mengikuti kegiatan classmeting, membawa hp kamera kesekolah, tidak memakai dasi, berambut panjang, tidak ikut upacara bendera pada hari senin, dan pelanggaran tata tertib lainnya.

Disamping itu, terdapat juga kurangnya motivasi belajar siswa,hasrat belajar siswa dan siswa cenderung anggap remeh terhadap tugas yang diberikan oleh guru.

Menurut Irsyad (2011:137) motivasi belajar adalah keseluruhan dari penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar demi mencapai tujuan.

Diketahui banyak faktor yang mempengaruhi perilaku belajar siswa, faktor yang pertama adalah faktor internal siswa yang salah satunya dapat dilihat pada tingkat Intelegensi (IQ) siswa. Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri degan lingkungan dengan cara yang tepat (Reber,1998).

Menurut Syah (2015:145) Faktor kedua yang mempengaruhi perilaku belajar siswa adalah faktor eksternal yakni lingkungan sekitar siswa yang salah satunya dapt kita lihat dari lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama tempat peserta didik memperoleh pendidikan, pernyataan ini senada dengan pendapat Ngalim Purwanto (2004:141) yang menyatakan, “lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama tempat anak mendapatkan pendidikan diikuti oleh lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.

Selain lingkungan keluarga, faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku belajar siswa adalah lingkungan sekolah. Slameto (2003:24) menyatakan Lingkungan sekolah yang aman dan tertib, optimis dan harapan yang tinggi dari warga sekolah, kesehatan sekolah dan kegiatan-kegiatan yang berpusat pada siswa merupakan iklim sekolah yang dapat menumbuhkan semangat belajar siswa.

(4)

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif. Irawan (2000:61) Penelitian Asosiatif bertujuan untuk menemukan ada atau tidaknya hubungan atau pengaruh antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya dan tingkat signifikansi antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Penelitian ini dilakukan di SMAN 2 Pasaman pada bulan Juli 2017.

Pada penelitian ini yang menjadi sampel adalah Siswa kelas

X SMAN 2 Pasaman yang terdiri dari 152 orang siswa. Dengan teknik pengambilan sampel yaitu stratafied random sampling.

Dikemukakan oleh

Darmawan (2013:147) pada saat menentukan jumlah sampel dalam setiap stratum, peneliti dapat menentukan secara (a) proposional, (b) tidak proposional. Yang dimaksud dengan proposional adalah jumlah sampel dalam setiap stratum sebanding dengan jumlah unsur populasi dalam stratum tersebut.

Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

No Variabel Indikator Jumlah Item

+ -

1. Perilaku Belajar a. Kebiasaan b. Keterampilan c. Pengamatan

d. Berfikir Asosiatif dan Daya Ingat e. Berfikir Rasional dan Kritis f. Sikap

g. Inhibisi h. Apresiasi

i. Tingkah laku Afektif

3 3 3 3 4 3 3 3 3 3

1 1

1 2. Lingkungan

Keluarga

a. Cara orang tua mendidik b. Relasi antara anggota keluarga c. Suasana rumah

d. Keadaan ekonomi keluarga e. Pengertian orang tua f. Latar belakang kebudayaan

4 4 4 5 4 2

1 1

3. Lingkugan Sekolah

a. Sarana sekolah b. Prasarana sekolah c. Kelengkapan Sekolah

d. Interkasi antara siswa dengan guru e. Interaksi antara siswa dengan siswa

3 5 3 4 3

1

1 1

(5)

4. Motivasi Belajar a. Tekun menghadapi tugas b. Ulet menghadapi kesulitan c. Lebih senang bekerja mandiri d. Menunjukkan minat terhadap

macam-macam masalah

e. Dapat mempertahankan pendapatnya 3 3 3 3

2 1

5. Intelegensi a. Daya pikir kongkret praktis b. Daya Pikir Induktif verbal c. Daya Pikir Praktis Bilangan d. Daya pikir Induktif bilangan e. Daya bayang

f. Daya Bayang Ruang g. Daya Ingat

- -

Sebelum angket ini disebarkan kepada responden, terlebih dahulu dilakukan ujicoba.

Ujicoba bertujuan untuk mengetahui validitas dan reabilitas angket.

Menurut Arikunto (2014:21) Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevaliditan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dinyatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan.

Sebuah instrumen dikatakan valid

apabila pernyataan pada suatu angket mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh angket tersebut. Pernyataan dikatakan valid jika Corrected item-total correlation

> 0,361. Menurut Ghozali (2012:48) suatu kontruksi atau variabel dikatakan reliabel jika memberi nilai crobach alpha > 0,70. Untuk mengukur reabilitas dilihat dari nilai crobach alpha dengan menggunkan bantuan program SPSS Versi 16.00.

Tabel 3. Hasil Uji Validitas

Variabel Keterangan

Valid Tidak Valid Lingkungan Keluarga

(X2)

22 item 2 item

Lingkungan Sekolah (X3)

18 item 3 item

Motivasi Belajar (X4) 13 item 2 item Perilaku Belajar (Y) 24 item 7 item

Sumber:pengelohanData SPSS 2017

(6)

Dari tabel.3 di atas dapat kita ketahui bahwa pada variabel lingkungan keluarga dari 22 item pertanyaan 2 item pertanyaan tidak valid. Pada variabel lingkungan sekolah dari 18 pertanyaan terdapat 3 item pertanyaan yang tidak valid.

Pada variabel motivasi belajar dari

13 item pertanyaan terdapat 2 item pertayaan yang tidak valid. Pada variabel perilaku belajar dari 24 item pertanyaan terdapat 7 pertanyaan yang tidak valid. Maka dari itu pertanyaan yang tidak valid pada setiap variabel tidak dipakai atau digunakan untuk penelitian.

Tabel 4. Hasil Uji Reliabilitas Variabel

Jumlah Item

Pernyataan

Cronbach’

s Alpha

Nilai

Kritis Ket Lingkungan Keluarga

(X2)

24 item 0,930 0,70 Reliabel Lingkungan Sekolah (X3) 21 item 0,913 0,70 Reliabel Motivasi Belajar (X4) 15 item 0,859 0,70 Reliabel Perilaku Belajar (Y) 31 item 0,922 0,70 Reliabel Sumber:DataSPSS,2017

Dari tabel.4 diatas dapat kita ketahui setiap variabael memiliki nilai cornbach’s alfa > dari nilai

kritisnya yaitu 0,70 maka semua variabel dinyatakan reliabilitas.

HASILPENELITIANDANPEMBAHASAN

Tabel 5.Hasil Analisis Koefisien Jalur Antara Lingkungan Keluarga dan Lingkungan Sekolah Terhadap Motivasi Belajar

No Variabel KoefisienJalur t hitung Probability Keterangan 1 Lingkungan

Keluarga (X2)

0,536 9,676 0,000 Signifikan

2 Lingkungan Sekolah (X3)

0,500 9,041 0,000 Signifikan

Motivasi Belajar (X4) Sumber : Hasil Olahan Data SPSSAmos21

Dari tabel.5 diatas dapat kita ketahui bahwa pada uji analisis koefisien jalur pertama, variabel

lingkungan keluarga dinyatakan signifikan karena nilai thitung > ttabel yaitu sebesar 9,676 > 1.65536 dan

(7)

nilai probability < 0,05. Variabel lingkungan sekolah juga dinyatakan singnifikan karena thitung > ttabel yaitu sebesar 9,041 > 1.65536 dan nilai probability < 0,05. Nilai koefisien

jalur dari variabel lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar adalah sebesar 0,536, sedangkan variabel lingkungan sekolah terhdap motivasi belajar sebesar 0,500.

Tabel 6 Hasil Analisis Koefisien Jalur Antara Intelegensi, Ligkungan Keluarga, Lingkungan Sekolah dan Motivasi Belajar Terhadap Perilaku Belajar

No Variabel KoefisienJalur t hitung

Probability Keterangan 1 Intelegensi (X1) 0,268 10,176 0,000 Signifikan 2 Lingkungan

Keluarga(X2)

0,147 4,390 0,000 Signifikan

3 Lingkungan Sekolah (X3)

0,822 25,120 0,000 Signifikan 4 Motivasi Belajar

(X4)

0,115 2,964 0,003 Signifikan

Perilaku Belajar (Y) Sumber : Hasil Olahan Data SPSSAmos21

Dari tabel.6 diatas dapat kita ketahui bahwa pada uji koefisien jalur kedua, variabel intelegensi dinyatakan signifikan karena nilai thitung > ttabel yaitu sebesar 10,176 >

1.65536 dan nilai probability < 0,05, nilai koefisisen jalur variabel intelengsi terhadap perilaku belajar adalah sebesar 0,268. Variabel lingkungan keluarga dinyatakan signifikan karena nilai thitung > ttabel

yaitu sebesar 4,390 > 1.65536 dan nilai probability < 0,05, nilai koefisisen jalur variabel lingkungan keluarga terhadap perilaku belajar

adalah sebesar 0,147. Variabel lingkungan sekolah dinyatakan signifikan karena nilai thitung > ttabel yaitu sebesar 25,120 > 1.65536 dan nilai probability < 0,05, nilai koefisisen jalur variabel lingkungan sekolah terhadap perilaku belajar adalah sebesar 0,822. Variabel motivasi belajar dinyatakan signifikan karena nilai thitung > ttabel

yaitu sebesar 2,964 > 1.65536 dan nilai probability < 0,05, nilai koefisisen jalur variabel motivasi belajar terhadap perilaku belajar adalah sebesar 0,115.

(8)

Tingkat Capaian Responden (TCR) Variabel Bebas dan Terikat

Berdasarkan TCR dari masing-masing variabel, bahwa untuk rata-rata TCR variabel perilaku belajar sebasar 3,87 dengan skor TCR 77,43 berada pada ketegori cukup. Pada variabel motivasi belajar didapat rata-rata TCR sebasar 3,94 dengan nilai skor 78,81 berada pada kategori cukup. Pada variabel lingkugan sekolah diperoleh nilai rata-rata TCR sebesar 3,90 dengan skor nilai 77,98 berada pada kategori cukup. Dan pada variabel lingkugan keluarga didapat rata-rata TCR sebesar 3,87 dengan skor nilai 77,39 berada pada kategori cukup.

Hasil Analisis Determinasi (R2) Berdasarkan hasil koefisiend eterminasi jalur sub struktur I dipero leh hasil nilai adjusted R square sebesar 0,537 yang artinya 53,7%

terdapat pengaruh lingkunga keluarga dan lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar, sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

Pada hasil koefisien determinasi jalur sub struktur II diperoleh hasil nilai adjusted R square sebesar 0,895

yang artinya 89,5 % terdapat pengaruh intelegensi, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan motivasi belajar terhadap perilaku belajar, sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalm penelitian ini.

Hasil Uji Hipotesis

a. Hipotesis 1, diduga terdapat pengaruh lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar siswa.

Untuk variabel lingkungan keluarga diperoleh nilai koefisien jalur 0,355 dan nilai thitung sebesar 9,676 > ttabel sebesar 1.65536 dengan nilai signifikan 0,000 <𝛼

= 0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial antara lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar siswa SMAN 2 Pasaman. Hal ini berarti semakin baik lingkungan keluarga maka akan semakin meningkat motivasi belajar.

b. Hipotesis 2, diduga terdapat pengaruh lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar siswa.

Untuk variabel lingkungan sekolah diperoleh nilai koefisien jalurnya 0,301 dan nilai thitung

(9)

sebesar 9,041 > ttabel sebesar 1.65536 dengan nilai signifikan 0,000 <𝛼 = 0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial antara lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar siswa SMAN 2 Pasaman. Hal ini berarti semakin baik lingkungan sekolah maka akan semakin meningkat motivasi belajar.

c. Hipotesis 3, diduga terdapat pengaruh intelegensi terhadap perilaku belajar siswa.

Untuk variabel intelegensi diperoleh nilai koefisien jalurnya 0,281 dan nilai thitung sebesar 10,176 > ttabel sebesar 1.65536 dengan nilai signifikan 0,000 <𝛼

= 0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial antara intelegensi terhadap perilaku belajar siswa SMAN 2 Pasaman. Hal ini berarti semakin tinggi intelegensi maka akan semakin baik perilaku belajar siswa.

d. Hipotesis 4, diduga terdapat pengaruh lingkungan keluarga terhadap perilaku belajar siswa.

Untuk variabel lingkungan keluarga diperoleh nilai koefisien jalurnya 0,106 dan nilai thitung sebesar 4,390 > ttabel sebesar 1.65536 dengan nilai signifikan 0,000 <𝛼 = 0,05, berarti Ha

diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial antara lingkungan keluarga terhadap perilaku belajar siswa SMAN 2 Pasaman. Hal ini berarti semakin baik lingkungan keluarga maka akan semakin baik perilaku belajar siswa.

e. Hipotesis 5, diduga terdapat pengaruh lingkungan sekolah terhadap perilaku belajar siswa.

Untuk variabel lingkungan sekolah diperoleh nilai koefisien jalurnya 0,537 dan nilai thitung

sebesar 25,120 > ttabel sebesar 1.65536 dengan nilai signifikan 0,000 <𝛼 = 0,05, berarti Ha

diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial antara

(10)

lingkungan sekolah terhadap perilaku belajar siswa SMAN 2 Pasaman. Hal ini berarti semakin baik lingkungan sekolah maka akan semakin baik perilaku belajar siswa.

f. Hipotesis 6, diduga terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap Perilaku Belajar mahasiwa.

Untuk variabel motivasi belajar diperoleh nilai koefisien jalurnya 0,125 dan nilai thitung sebesar 2,964 > ttabel sebesar 1.65536 dengan nilai signifikan 0,003 <𝛼 = 0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial antara motivasi belajar terhadap perilaku belajar siswa SMAN 2 Pasaman.

Hal ini berarti semakin tinggi motivasi belajar maka akan semakin baik perilaku belajar siswa.

KESIMPULAN

Berdasar kan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan:

1. Lingkungan keluarga berpengaruh signifikan terhadap motivasi

belajar siswa dilihat dari nilai koefisien jalur sebesar 0,355,ini signifikan karena nilai thitung

sebesar 9,676 > ttabel sebesar 1.65536 dengan nilai signifikan 0,000 <𝛼 = 0,05, berarti Ha

diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial antara lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar siswa SMAN 2 Pasaman. Hal ini berarti semakin baik lingkungan keluarga maka akan semakin meningkat motivasi belajar.. Pada tabel standardized regression weights pengaruh lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar sebesar 0,536 dengan probability 0,000 < α 0.05. Ini berarti pengaruh lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar sebesar 0,536 satuan dengan asumsi variabel lingkungan sekolah tetap.

2. Lingkungan sekolah berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar siswa dilihat dari nilai koefisien jalur sebesar 0,301, ini signifikan karena nilai thitung sebesar 9,041 > ttabel sebesar 1.65536 dengan nilai signifikan

(11)

0,000 <𝛼 = 0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial antara lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar siswa SMAN 2 Pasaman. Hal ini berarti semakin baik lingkungan sekolah maka akan semakin meningkat motivasi belajar Pada tabel standardized regression weights pengaruh keaktifan berorganisasi terhadap motivasi belajar sebesar 0,500 dengan probability 0,000 < α 0.05. Ini berarti pengaruh lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar sebesar 0,500 satuan dengan asumsi variabel lingkungan keluarga tetap.

3. Intelegensi berpengaruh signifikan terhadap Perilaku Belajar siswa dilihat dari nilai koefisien jalur sebesar 0,281, ini signifikan karena nilai thitung

sebesar 10,176 > ttabel sebesar 1.65536 dengan nilai signifikan 0,000 <𝛼 = 0,05, berarti Ha

diterima dan H0 ditolak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial antara

intelegensi terhadap perilaku belajar siswa SMAN 2 Pasaman.

Hal ini berarti semakin tinggi intelegensi maka akan semakin baik perilaku belajar siswa. Pada tabel standardized regression weights pengaruh intelegensi terhadap Perilaku Belajar siswa sebesar 0,268 dengan probability 0,000 < α 0.05. Ini berarti pengaruh intelegensi terhadap Perilaku Belajar siswa sebesar 0,268 satuan dengan asumsi variabel lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan motivasi tetap.

4. Lingkungan keluarga berpengaruh signifikan terhadap Perilaku Belajar siswa dilihat dari nilai koefisien jalur sebesar 0,106, ini signifikan karena nilai thitung

sebesar 4,390 > ttabel sebesar 1.65536 dengan nilai signifikan 0,000 <𝛼 = 0,05, berarti Ha

diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial antara lingkungan keluarga terhadap perilaku belajar siswa SMAN 2 Pasaman. Hal ini berarti semakin baik lingkungan keluarga maka

(12)

akan semakin baik perilaku belajar siswa. Pada tabel standardized regression weights pengaruh fasilitas belajar terhadap Perilaku Belajar siswa sebesar 0,147 dengan probability 0,000 <

α 0.05. Ini berarti pengaruh fasilitas belajar terhadap Perilaku Belajar siswa sebesar 0,147 satuan dengan asumsi variabel intelegensi, lingkungan sekolah dan motivasi belajar tetap.

5. Lingkungan sekolah berpengaruh signifikan terhadap Perilaku Belajar siswa dilihat dari nilai koefisien jalur sebesar 0,537, ini signifikan karena nilai thitung

sebesar 25,120 > ttabel sebesar 1.65536 dengan nilai signifikan 0,000 <𝛼 = 0,05, berarti Ha

diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial antara lingkungan sekolah terhadap perilaku belajar siswa SMAN 2 Pasaman. Hal ini berarti semakin baik lingkungan sekolah maka akan semakin baik perilaku belajar siswa. Pada tabel standardized regression weights pengaruh lingkungan sekolah

terhadap Perilaku Belajar siswa sebesar 0,822 dengan probability 0,000 < α 0.05. Ini berarti pengaruh lingkungan sekolah terhadap Perilaku Belajar siswa sebesar 0,822 satuan dengan asumsi variabel intelegensi, lingkungan keluarga dan motivasi belajar tetap.

6. Motivasi belajar berpengaruh signifikan terhadap Perilaku Belajar siswa dilihat dari nilai koefisien jalur sebesar 0,125, ini signifikan karena nilai thitung

sebesar 2,964 > ttabel sebesar 1.65536 dengan nilai signifikan 0,003 <𝛼 = 0,05, berarti Ha

diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial antara motivasi belajar terhadap perilaku belajar siswa SMAN 2 Pasaman.

Hal ini berarti semakin tinggi motivasi belajar maka akan semakin baik perilaku belajar siswa.. Pada tabel standardized regression weights pengaruh motivasi belajar terhadap Perilaku Belajar siswa sebesar 0,115 dengan probability 0,003 < α 0.05. Ini berarti pengaruh

(13)

motivasi belajar terhadap Perilaku Belajar siswa sebesar 0,115 satuan dengan asumsi variable intelegensi, lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah tetap.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara.

Drs.Slameto. (2013). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Pengaruh Pemberian Hukuman Terhadap Disiplin Siswa Dalam Belajar, 8(1), 61–72.

Riduwan. (2010). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula.

Bandung: Alfabeta.

Siregar, S. (2013). Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif (Bumi Aksar).

Jakarta.

Siregar, S. (2014). Stastistika Deskriptif Untuk Penelitian:

Dilengkapi Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi. Jakarta: Rajawali Pers.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suliyanto. (2011). Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta: Andi Offset.

Syah, M. (2015). Psikologi Belajar.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Referensi

Dokumen terkait

In the ELLE Electronic Language Learning Environment of the current times cybernautical approach opens attractive horizons by relaxing and empowering the learner, through its

71 Santa Clara, Abadesa Agosto 12 SANTA Clara era aún una joven de origen noble y de diez y ocho años: el mundo la invitaba prometiéndola rique- zas, diversiones y felicidad, pero,