• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh keaktifan berorganisasi, fasiltas belajar

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh keaktifan berorganisasi, fasiltas belajar"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEAKTIFAN BERORGANISASI, FASILTAS BELAJAR DAN LINGKUNGAN KAMPUS TERHADAP INDEKS PRESTASI

KUMULATIF (IPK) MAHASISWA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI STKIP PGRI SUMATERA BARAT

JURNAL

Oleh:

RIYAT ASRIZON 12090088

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2016

(2)
(3)

PENGARUH KEAKTIFAN BERORGANISASI, FASILTAS BELAJAR DAN LINGKUNGAN KAMPUS TERHADAP INDEKS PRESTASI KUMULATIF

(IPK) MAHASISWA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PROGRAMSTUDI

PENDIDIKAN EKONOMI STKIP PGRI SUMATERA BARAT

Oleh

, , ,

Jl. Gunung Panggilun No.1 Padang Sumatera Barat, Telp. (0751) 7053731–Fax (0751) 7053826 Email:riyatasrizon53@gmail.com,desiareva@yahoo.co.id,syailend_ra@yahoo.com

1Mahasiswa-prodi-pendidikan-ekonomi

2.3Dosen STKIP PGRI Sumbar ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: pengaruh keaktifan berorganisasi, fasilitas belajar, lingkungan kampus terhadap Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa dengan motivasi belajar sebagai variabbel intervening pada program studi pendidikan ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat.

Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) Keaktifan berorganisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar mahasiswa, yang ditunjukan oleh nilai koefisien jalur sebesar 0,508 dannilai thitung sebesar 10,225 > ttabel sebesar 1.986672)Fasilitas belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar mahasiswa, yang ditunjukan oleh nilai koefisien jalur sebesar 0,269 dan nilai thitungsebesar 5,421 > ttabelsebesar 1.98667. 3) Lingkungan kampus berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar mahasiswa, yang ditunjukan oleh nilai koefisien jalur sebesar 0,671 dan thitung

sebesar 13,516 > ttabelsebesar 1.98667. 4) Keaktifan berorganisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadapIPK mahasiswa, yang ditunjukan oleh nilai koefisien jalur sebesar 0,264 dannilai thitungsebesar 3,139 > ttabel sebesar 1.98667. 5) Fasilitas Belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap IPK mahasiswa, yang ditunjukan oleh nilai koefisien jalur sebesar 0,315 dannilai thitungsebesar 4,787 > ttabel

sebesar 1.98667.6) Lingkungan kampus berpengaruh positif dan signifikan terhadap IPK mahasiswa, yang ditunjukan oleh nilai koefisien jalur sebesar 0,414 dannilai thitung sebesar 4,157 > ttabel sebesar 1.98667.7) Motivasi belajarberpengaruh positif dan signifikan terhadap IPK mahasiswa, yang ditunjukan oleh nilai koefisien jalur sebesar 0,289 dannilai thitungsebesar 2,378 > ttabelsebesar 1.98667.

Kata kunci: keaktifan berorganisasi, fasilitas belajar, lingkungan kampus, motivasi belajar terhadap indeks prestasi kumulatif mahasiswa

ABSTRAC

This research purposes to analyse the influence of organizational activeness, learning facilities, campus environment toward comulative grade students campus with learning motivation as a variable intervening in the course of education economic STKIP PGRI of West Sumatera. The results showed that, 1). The activity of organization has positive effect and significantly to the students learning motivation, it shown by the value of the coefficient of the path of 0,508 and the value of tcountis 10,225

> ttableis 1,986672. 2). Learning facilities has possitive influence and sigmificanly on student learning motivation, which is indicated by the path coefficient of 0,269 and the value of tcountis 5,421 > ttableis 1,98667. 3). Environment campus positive influence and significant to the students learning motivation, it shown by the value of the coefficient of the path of 0,671 and the value of tcountof 13,516 > ttableis 1,98667. 4). Organization activeness has influence positive and significant to comulative grade student, it shown by the value of the coefficient of the path of 0,264 and the value of tcount is 3,139 > ttableis 1,98667. 5). Learning facilities has influence positive and significant to comulative grade student, it shown by the value of the coefficient of the path of 0,315 and the value of tcount is 4,787 > ttable is 1,98667. 6). Environment of campus has positive influence and significant to comulative grade status, it shown by the value of the coefficient of the path of 0,414 and the value of tcountis 4,157 > ttableis 1,98667. 7). Learning motivation has influence positive and significant to comulative grade students, shown by the value of the coefficient of the path of 0,289 and the value opf tcountis 2,378 > ttable is 1,98667.

Keywords: organizational activeness, learning facilities, environment of campus, learning motivation to comulative grade students.

(4)

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan posisi sentral dalam pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia. Tidak dapat di pungkiri bahwa kemajuan di bidang ekonomi, politik, hukum, sosial dan budaya, militer, ilmu pengetahuan dan teknologi hanya dapat dicapai melalui proses pendidikan. Melalui proses pendidikan, suatu bangsa dapat mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan, baik untuk menumbuh kembangkan watak kepribadian bangsa, memajukan kehidupan dan kesejahteraan bangsa dalam berbagai kehidupan (Hasbullah, 2005:4).

Menurut Syah (2010:141), “Prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program”.Keberhasilan seseorang dalam memperoleh prestasi tidak terlepas dari Satuan pendidikan yang disebut sekolah, yang merupakan bagian dari pendidikan yang berjenjang dan berkesinambungan, sedangkan satuan pendidikan luar sekolah meliputi keluarga, kelompok belajar, kursus dan satuan pendidikan yang sejenis. Salah satu jenjang pendidikan formaltersebut adalah Perguruan Tinggi. Perguruan tinggi merupakan salah satu institusi pendidikan formal yang menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik, dapat menerapkan, mengembangkan dan menciptakan IPTEK, serta beracuan kepada tanggung

jawab dan kewajiban untuk melaksanakan peran dan fungsi, guna mencapai tujuan pendidikan nasional yang telah dikemukakan di atas.

Indeks prestasi kumulatif (IPK) mahasiswa sebagai gambaran prestasi belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, faktor tersebut berupa faktor internal dan eksternal. Menurut Slameto (2013:60), terdapat dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern antara lain faktor jasmani (berupa faktor kesehatan, cacat tubuh), faktor psikologis (berupa intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan) kemudian faktor kelelahan. Faktor ekstern meliputi faktor lingkungan keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan), faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dan mahasiswa, relasi mahasiswa dan mahasiswa, disiplin sekolah, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah), dan faktor masyarakat (kegiatan mahasiswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat).

Berdasarkan observasi awal yang penulis lakukan pada tanggal 14 april 2016, penulis mendapatkan data rata- rata indeks prestasi mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi sebagai berikut:

Tabel 1. Perkembangan Rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Mahasiswa yang Akti Berorganisasi pada Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat

Interval IPK

2013 2014 Total

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

Fi % Fi % Fi % Fi % Fi % Fi %

3,514,00 12 27,27 9 20,46 12 26,08 11 23,91 24 26,67 20 22,22 2,763,50 32 72,73 34 77,27 32 69,57 34 73,91 64 71,11 68 75,56

2,002,75 - - 1 2,27 2 4,35 1 2,18 2 2,22 2 2,22

0,001,99 - - - - - - - - - - - -

Jumlah 44 100 44 100 46 100 46 100 90 100 90 100

Sumber: Data IPK semester Genap 2014-2015

(5)

Jadi berdasarkan tabeldiatas, terlihat bahwa IPK mahasiswa angkatan 2013 dan 2014 sebelum mengikuti organisai kemahasiswan yang mencapai IPK 3,51– 4,00, adalah 26,67 %, dan setelah mengikuti organisasi menurun menjadi 22,22 %. Selain itu dari tabel juga terlihat masih terdapat IPK mahasiswa sebelum mengikuti organisasi kemahasiswaan yang berada pada rentang 2,76 - 3,50 yaitu mencapai 71,11 % dan setelah mengikuti organisasi naik mencapai 75,56 %. Di dalam tabel terlihat masih terdapat sekelompok mahasiswa sebelum dan sesudah mengikuti organisasi memiliki IPK 2,00–2,75 yaitu mencapai 2,22 %. Dari penjelasan diatas terlihat bahwa Indeks Prestasi Kumulatif yang diperoleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat sudah lumayan bagus namun belum optimal. Oleh sebab itu menjadi sangat penting bagi peneliti untuk mencoba menelususri sejumlah penyebab yamg akan mempengaruhi perubahan atau penurunan IPK mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat.

Banyak faktor yang mempengaruhi kontribusi terhadap pencapaian Indeks Prestasi Kumulatif mahasiswa, salah satunya keaktifan berorganisasi. Indeks prestasi kumulatif yang tinggi, akan yang menunjukkan prestasi atau kemajuan belajar mahasiswa secara kumulatifmulai dari semester pertama sampai dengan semester paling akhir yang telah ditempuh (Nadziruddin; 2007). Hal ini juga didukung oleh pernyataan dari Buku Panduan Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi (Dikti,2003), bahwa keberhasilan seorang mahasiswa yang aktif dalam kegiatan kemahasiswaan, salah satunya dapat dinilai dari IPK mahasiswa tersebut, Kegiatan kemahasiswaaan harus mendukung atau meningkatkan semangat belajar, sehingga positif mempengaruhi prestasi akademis (IPK).

Selain faktor keaktifan berorganisasi, faktor yang

mempengaruhiIndeks Prestasi Kumulatif (IPK) atau prestasi belajar mahasiswa yaitu fasilitas belajar.Selain faktor keaktifan berorganisasi, faktor yang mempengaruhi Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) atau prestasi belajar mahasiswa yaitu fasilitas belajar.Karena fasilitas belajar adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan suatu kegiatan pembelajaran. Dengan terpenuhinya fasilitas belajar maka mahasiswa akan dapat belajar dengan baik dan menyenangkan. Fasilitas belajar tersebut dapat berupa sarana dan prasarana yang dapat menunjang dan membantu mahasiswa untuk menemukan berbagai pengetahuan yang dibutuhkan serta mendorong mahasiswa untuk aktif melibatkan diri dalam proses pembelajaran.

faktor selanjutnya yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa yaitu lingkungan kampus.

Lingkungan kampus yang kondusif dapat meningkatkan motivasi belajar mahasiswa dalam rangka meningkatkan prestasi belajar mereka. Lingkungan kampus yang kondusif yang meliputi hubungan yang baik antara sesama mahasiswa serta hubungan antara mahasiswa dengan dosen, lingkungan fisik seperti ukuran kelas, suhu udara di dalam ruang kelas, pengendalian kebisingan, kebersihan kampus.

Lingkungan kampus yang kondusif dapat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Lingkungan yang tidak sehat akan membuat siswa merasa stres dan pada akhirnya menurunkan motivasi belajar mahasiswa yang pada akhirnya mempengaruhi prestasi belajarnya.

Selanjutnya faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah motivasi. Peran motivasi sangatlah penting, karena dengan adanya motivasi yang tinggi dari dosen maupun mahasiswa tujuan pembelajaran pasti akan tercapai secara optimal. Menurut Dimyati (2006:80) motivasi dapat diartikan sebagai dorongan mental yang

(6)

menggerakan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar.

Dalam motivasi terkandung keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar. Dengan adanya motivasi diharapkan prestasi belajar mahasiswa dapat meningkat.

Karena jika motivasi belajar rendah prestasi yang diharapkan tentunya tidak akan memuaskan. Motivasi akan meningkat sejalan dengan meningkatnya harapan untuk berhasil.

KAJIAN PUSTAKA Teori Indeks Prestasi

Komulatif (Prestasi Akademik)

Prestasi menyatakan hasil yang telah diicapai, dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya, dengan hasil yang menyenangkan hati diperoleh dengan jalan keuletan kerja (Nasrun, 2000:221).

Sudjana (2009:22) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Menurut Hamzah (2008:213) hasil belajar adalah perubahan perilaku yang relatif menetap dalam diri seseorang dengan lingkunganya. Sedangkan menurut Mulyasa (2010:212) hasil belajar merupakan prestasi belajar peserta didik secara keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dasar dan derajat perubahan perilaku yang bersangkutan. Berdasarkan pengertian di atas, hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar dari ranah kognitif yang berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Hasil belajar ini diperoleh setelah siswa mengikuti tes akhir pada materi yang diajarkan. Dalam dunia pendidikan yang lebih tinggi hasil belajar sering disebut dengan istilah indeks prestasi.

Teori Keaktifan Berorganisasi

Siswanto (2007:73) menyebut bahwa “organisasi dapat didefenisikan sebagai sekelompok orang yang saling berinteraksi dan bekerjasama untuk merealisasikan tujuan bersama”.

Berdasarkan pendapat Siswanto tersebut, bahwa organisasi adalah interaksi antara sekelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

De Porter (2000) mengemukakan bahwa keaktifan berorganisasi adalah belajar dengan melakukan kegiatan dengan beraktifitas, bergerak dan melakukan sesuatu dengan aktif dari setiap situasi didalamnya dengan menggunakan apa yang dipelajari untuk keuntungan anda maupun kelompok dengan mengupayakan agar segalanya terlaksana.

Teori Fasilitas Belajar

Menurut Gie (2003: 27-29) dalam bukunya yang efisien, “untuk belajar yang baik hendaknya tersedia fasilitas belajar yang memadai, antara lain ruang belajar yang baik, perabotan belajar yang tepat, perlengkapan belajar yang efisien”.

Bafadal (20011 : 2 ) mendefenisiskan

“sarana atau fasilitas belajar adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses belajar”. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:249) “menyatakan bahwa lengkapnya prasarana pembelajaran merupakan kondisi pembelajaran yang baik. Kelengkapan fasilitas belajar sangat diperlukan oleh mahasiswa untuk belajar, misalnya sarana belajar yang meliputi meja, kursi, papan tulis, ruang kelas serta penerangan.

Teori Lingkungan Kampus

Menurut Hamalik (2008 : 195) lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki makna

(7)

atau pengaruh tertentu kepada individu.

Menurut Suwarno (2008:26) sekolah adalah lembaga pendidikan yang secara resmi menyelenggarakan kegiatan pembelajaran secara sistematis, berencana, sengaja, dan terarah.

Sedangkan menurut Ginting (2003:110) kampus adalah lingkungan sosial dan lingkungan pendidikan.

Teori Motivasi Belajar

Menurut Irsyad (2011:137) motivasi belajar adalah keseluruhan dari penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar demi mencapai tujuan. Sadirman (2012:75) motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai. Menurut Dimyati (2006:80) motivasi dapat diartikan sebagai dorongan mental yang menggerakan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar. Dengan adanya motivasi diharapkan prestasi belajar mahasiswa dapat meningkat.

Karena jika motivasi belajar rendah prestasi yang diharapkan tentunya tidak akan memuaskan. Motivasi akan meningkat sejalan dengan meningkatnya harapan untuk berhasil.

Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dan asosiatif. Menurut Siregar (2014:15), Penelitian diskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik

satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan atau penghubungan dengan variabel lain.

Sedangkan menurut Siregar (2014:15), Penelitian assosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih.

Penelitian ini dapat membangun teori yang berfungsi untuk menjelaskan, meramalakan dan mengontrol suatu gejala dalam penelitian.

Hipotesis

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disusun hipotesis sebagai berikut:

1. Diduga bahwa keaktifan berorganisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar mahasiswa program studi pendidikan ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat.

2. Diduga bahwa fasilitas belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar mahasiswa program studi pendidikan ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat.

3. Diduga bahwa lingkungan kampus berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar mahasiswa program studi pendidikan ekonomi STKIP PGRI Sumbar.

4. Diduga bahwa keaktifan berorganisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa program studi pendidikan ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat

5. Diduga bahwa fasilitas belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa program studi pendidikan ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat.

6. Diduga bahwa lingkungan kampus berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa program studi pendidikan ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat.

(8)

7. Diduga bahwa motivasi belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) program studi pendidikan ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat.

Tabel 2. Kisi–kisi instrument

Variabel Indikator Sumber

Keaktifan Berorganisasi

(X1)

1. Kegiatan organisasi ekstrakurikuler sebagai sarana pengembangan diri mahasiswa

Endah Triana, 2011 2. Kegiatan organisasi

ekstrakurikuler sebagai perluasan wawasan peningktan ilmu dan pengetahuan 3. Kegiatan organisasi

ekstrakurikuler dapat meningkatakan integeritas kepribadian mahasiswa Fasilitas belajar

(X2)

1. Sarana Sanjaya,

2. Prasarana 2006

Lingkungan Kampus (X3)

1. Ukuran kelas dan tata letak kampus

Ilma Anisaturi zqi, 2015 2. Kebersihan kampus

3. Fasilitas internet 4. Fasilitas perpustakaan 5. Suhu udara

6. Hubungan antar mahasiswa 7. Hubungan mahasiswa

dengan dosen

Motivasi Belajar (X4)

1. Ulet dalam menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa

Sadirman , 2011 2. Tekun melaksanakan tugas

yang diberikan 3. Dorongan rasa ingin tahu 4. Adanya usaha untuk

mencapai tujuan

5. Menunjukan minat terhadap suatu masalah

Agar suatu instrumen dapat memperoleh hasil yang baik, maka suatu instrumen harus memenuhi suatu kreteria sehingga dibutuhkan pengujian terhadap instrumen yang akan digunakan dalam penelitian, pada penelitian ini penulis akan melakukan uji coba penelitian di SMAN 3 Lengayang, adapun uji

instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut :

Uji Validitas

Arikunto (2002:168) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat–

tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi.

Keputusan :

Apabila > 0,361 maka pernyataan dinyatakan valid

Apabila < 0,361 maka pernyataan dinyatakan tidak valid.

Uji Reliabilitas

Pada uji reliabiltas ini peneliti menggunakan rumus Alpha Cronboach.

Menurut Nunnally (dalam Ghozali, 2011:48)suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,70.

HASIL PENELITIAN dan

PEMBAHASAN

Deskriptif Variabel Indeks Prestasi Kumulaif (Y)

Dapat diketahui bahwa variabel Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa program studi pendidikan ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat menunjukkan bahwa nilai rata-rata sebesar 33,283, median 33,050, modus 3,09, maksimum 3,96 dan minimum 2,71. Artinya masih terdapat mahasiswa yang belum mendapatkan IPK belum optimal.

Deskriptif Variabel Keaktifan Berorganisasi (X1)

Dapat diperoleh informasi bahwa skor rata-rata variabel keaktifan berorganisasi adalah sebesar 3,95 dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar

(9)

79,04%. Dengan kategori cukup baik.

Tanggapan responden yang paling tinggi terletak pada indikator kegiatan organisasi ekstrakulikuler sebagai sarana pengembangan diri mahasiswa adalah sebesar 4,12 dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar 82,31%.

Sedangkan tanggapan responden paling rendah adalah pada indikator kegiatan organisasi ekstrakulikuler dapat meningkatkan integritas kepribadian mahasiswa adalah sebesar 3,73 dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar 74,67%.

Deskriptif Variabel Fasilitas Belajar (X2)

Dapat diperoleh informasi bahwa skor rata-rata variabel fasilitas belajar adalah sebesar 3,52 dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar 70,44%. Dengan kategori cukup baik.

Tanggapan responden yang paling tinggi terletak pada indikator sarana adalah sebesar 3,64 dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar 72,83%.

Sedangkan tanggapan responden paling rendah adalah pada indikator prasarana adalah sebesar 3,40 dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar 68,06%.

Deskriptif Variabel Lingkungan Kampus (X3)

Dapat diperoleh informasi bahwa skor rata-rata variabel lingkungan kampus adalah sebesar 3,52 dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar 70,44%. Dengan kategori cukup baik.

Tanggapan responden yang paling tinggi terletak pada indikator hubungan mahasiswa dengan dosen adalah sebesar 3,83 dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar 76,59%. Sedangkan tanggapan responden paling rendah adalah pada indikator ukuran kelas dan tata letak kampus adalah sebesar 3,21

dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar 64,22%.

Deskriptif Variabel Motivasi Belajar (X4)

Dapat diperoleh informasi bahwa skor rata-rata variabel motivasi belajar adalah sebesar 4,11 dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar 81,78%. Dengan kategori baik.

Tanggapan responden yang paling tinggi terletak pada indikator dorongan rasa ingin tahu adalah sebesar 4,34 dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar 86,89%. Sedangkan tanggapan responden paling rendah adalah pada indikator ulet dalam menghadapi masalah dan tidak mudah putus asa adalah sebesar 3,68 dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar 73,5%.

ANALISIS JALUR

Tabel 3.Hasil Analisis Jalur Sub Struktur I

No Variabel yang BerpengaruhEstimate C.R P Ket

1 Keaktifan Berorganisasi (X1)

→ Motivasi Belajar (X4) 0,508 10,225 0,000Signifi kan 2 Fasilitas Belajar (X2)

Motivasi Belajar (X4) 0,269 5,421 0,000Signifi kan 3 Lingkungan Kampus (X3)

Motivasi Belajar (X4) 0,671 13,516 0,000Signifi kan Variabel Intervening: Motivasi Belajar

Mahasiswa (X4)

Sumber: Olahan Data Primer (Peneliti), 2016

Koefisien jalur Px4x1= 0,508, dengan diperoleh nilai Sig. 0.000<0.05. Hal ini dapat diartikan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara keaktifan berorganisasi terhadap motivasi belajar mahasiswa. Pengaruh yang positif ini menunjukkan dengan semakin meningkatkan keaktifan berorganisasi maka motivasi belajar mahasiswa akan meningkat pula.

Koefisien jalur Px4x2= 0,269, dengan diperoleh nilai Sig. 0.000 < 0.05. Hal ini

(10)

dapat diartikan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar terhadap motivasi belajar mahasiswa. Pengaruh yang positif ini menunjukkan dengan semakin meningkatkan fasilitas belajar maka motivasi belajar mahasiswa akan meningkat pula .

Koefisien jalur Px4x3= 0,671, dengan diperoleh nilai Sig. 0.000 < 0.05. Hal ini dapat diartikan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara lingkungan kampus terhadap motivasi belajar mahasiswa. Pengaruh yang positif ini menunjukkan dengan semakin meningkatkan lingkungan kampus makamotivasi belajar mahasiswa akan meningkatkan pula.

Besar koefisien pengaruh variabel lain terlihat dari nilai koefisien residual (Px41) dapat dihitung sebagai berikut:

Pye =

1  R 2 yx

1

... X

k Pye =√1 − , 781 Pye = 0,47

Koefisien tersebut memberikan makna bahwa pengaruh variabel lain terhadap Motivasi belajar sebesar 47 %.

Artinya selain variabel keaktifan berorganisasi, fasilitas belajar dan lingkungan kampusmasih banyak faktor lain menjadi variabel yang dapat mempengaruhinya.

Adapun bagan hasil analisis jalur sub struktur I dapat dilihat pada gambar berikut :

0,508

0,269

7

0,671

Gambar 1.Bagan Hasil AnalisisJalur Sub Struktur I

Tabel 3. Hasil Analisis Jalur Sub Struktur II

No Variabel yang

Berpengaruh Estimate C.R P Ket 1 Keaktifan Berorganisasi

(X1)→ IPK (Y) 0,264 3,139 0,002 Signifi kan 2 Fasilitas Belajar (X2)

IPK (Y) 0,315 4,787 0,000 Signifi

kan 3 Lingkungan Kampus (X3)

→ IPK (Y) 0,414 4,157 0,000 Signifi kan 4 Motivasi Belajar (X4)

IPK (Y) 0,289 2.378 0,017 signifi

kan Indeks Prestasi Kumulatif (Y)

Sumber: Olahan Data Primer (Peneliti) , 2016

Koefisien jalur P

yx1

= 0,264, diperoleh nilai Sig. 0,002< 0.05. Hal ini dapat diartikan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara keaktifan berorganisasi terhadap Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa. Pengaruh yang positif ini menunjukkan dengan semakin meningkatkan keaktifan berorganisasi maka Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa akan meningkat pula.

Koefisien jalur P

yx2

= 0,315, dengan diperoleh nilai Sig. 0.000 <

0.05. Hal ini dapat diartikan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar terhadap Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa. Pengaruh yang positif ini menunjukkan dengan semakin meningkatkan fasilitas belajarmaka Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa akan meningkat pula.

Koefisien jalur P

yx3

= 0,414, dengan diperoleh nilai Sig. 0.000< 0.05. Hal ini dapat diartikan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara lingkungan kampus terhadapIndeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa.

Pengaruh yang positif ini menunjukkan dengan semakin meningkatkan lingkungaan kampus

Fasilitas Belajar (X2)

Lingkungan Kampus (X3)

Motivasi Belajar

(X4) Keaktifan

Berorganisasi (X1)

0,47

(11)

maka Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswaakan meningkatkan pula.

Koefisien jalur P

yx4

= 0,289, dengan diperoleh nilai Sig. 0.017<

0.05. Hal ini dapat diartikan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi belajar terhadap Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa. Pengaruh yang positif ini menunjukkan dengan semakin meningkatkan motivasi belajarmaka Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa akan meningkatkan pula

Besar koefisien pengaruh variabel lain terlihat dari nilai koefisien residual (P

y1

) dapat dihitung sebagai berikut:

Pye = 1  R 2 yx

1

... X

k

Pye = √1 − , 711 Pye = 0,54

Koefisien tersebut memberikan makna bahwa pengaruh variabel lain terhadap Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa sebesar 54%.

Artinya selain variabel keaktifan berorganisasi, fasilitas belajar, lingkungan kampus dan motivasi belajarmasih banyak faktor lain menjadi variabel yang dapat mempengaruhinya.

Adapun bagan hasil analisis jalur sub struktur I dapat dilihat pada gambar berikut :

0,264

0,315

0,414 0,289

Gambar 2. Bagan Hasil Analisis Jalur Sub Struktur II

Koefisien Determinasi (R

2

)

Berdasarkan hasil koefisien determinasi diperoleh hasil nilai Adjuste R Square, pada model regresi pertama terlihat bahwa kontribusi yang dapat diberikan variabel keaktifan berorganisasi, fasilitas belajar, lingkungan kampus terhadap motivasi belajar adalah sebesar 0,781 atau 78,10 %. Sedangkan pada model regresi kedua yang menunjukan kontribusi variable keaktifan berorganisasi, fasilitas hasil, lingkungan kampus dan motivasi belajar terhadap Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa adalah 0,711 atau 71,10 %, dengan demikian dapat disimpulkan kontribusi pengaruh langsung antara variable keaktipfan berorganisasi, fasilitas belajar, lingkungan kampus terhadap motivasi belajar memiliki kontribusi yang lebih besar dibandingkan kontribusi yang diberikan oleh variable keaktifan berorganisasi, fasilitas belajar, lingkungan kampus dan motivasi belajar terhadap Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa

Hasil Uji Hipotesis

a. Pengujian Hipotesis Pertama

diduga terdapat pengaruh keaktifan berorganisasi terhadap motivasi belajar mahasiswa.

Untuk variabelkeaktifan berorganisasi diperoleh nilai t

hitung

sebesar 10,225> t

tabel

sebesar 1.98667 dengan nilai signifikan 0,000< = 0,05, berarti H

a

diterima dan H

0

ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial antara

Fasilitas Belajar (X2) Lingkungan Kampus (X3)

Motivasi Belajar (X4)

IPK (Y) Keaktifan

Berorganosasi(X1)

0,54

(12)

keaktifan berorganisasi terhadap motivasibelajar mahasiswa program studi pendidikan ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat. Hal ini berarti semakin aktif berorganisasi maka akan semakin meningkat motivasibelajar.

b. Pengujian Hipotesis Kedua diduga terdapat pengaruh fasilitas belajar terhadap motivasi belajar mahasiswa.

Untuk variabelfasilitas belajar diperoleh nilai t

hitung

sebesar 5,421> t

tabel

sebesar 1.98667 dengan nilai signifikan 0,000< = 0,05, berarti H

a

diterima dan H

0

ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial antara fasilitas belajar terhadapmotivasibelajar mahasiswa program studi pendidikan ekonomi STKIPPGRI Sumatera Barat. Hal ini berarti semakin baik fasilitas belajar maka akan semakin meningkat motivasibelajar.

c. Pengujian Hipotesis Ketiga diduga terdapat pengaruh lingkungan kampus terhadap motivasi belajar mahasiswa.

Untuk variabel lingkungan kampus diperoleh nilai t

hitung

sebesar 13,516> t

tabel

sebesar 1.98667 dengan nilai signifikan 0,000 < = 0,05, berarti H

a

diterima dan H

0

ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial antara lingkungan kampus terhadap motivasi belajar mahasiswa program studi pendidikan ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat. Hal

ini berarti semakin baik lingkungan kampus maka akan semakin meningkat motivasi belajar.

d. Pengujian Hipotesis Keempat diduga terdapat pengaruh keaktifan berorganisasi terhadap Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa.

Untuk variabelkeaktifan beerorganisasi diperoleh nilai t

hitung

sebesar 3,139> t

tabel

sebesar 1.98667 dengan nilai signifikan 0,002< = 0,05, berarti H

a

diterima dan H

0

ditolak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial antara keaktifan berorganisasi terhadap Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa program studi pendidikan ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat. Hal ini berarti semakin aktif berorganisasi maka akan semakin meningkat Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa.

e. Pengujian Hipotesis Kelima diduga terdapat pengaruh fasilitas belajar terhadap Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa.

Untuk variabelfasilitas belajar

diperoleh nilai t

hitung

sebesar

4,787> t

tabel

sebesar 1.98667

dengan nilai signifikan 0,000< =

0,05, berarti H

a

diterima dan H

0

ditolak dengan demikian dapat

dikatakan bahwa terdapat

pengaruh positif dan signifikan

secara parsial antara fasilitas

belajar terhadap Indeks Prestasi

Kumulatif (IPK) mahasiswa

program studi pendidikan ekonomi

(13)

STKIP PGRI Sumatera Barat. Hal ini berarti semakin baik fasilitas belajar maka akan semakin meningkat Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa.

f. Pengujian Hipotesis Keenam diduga terdapat pengaruh lingkungan kampus terhadap Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa.

Untuk variabellingkungan kampus diperoleh nilai t

hitung

sebesar 4,157> t

tabel

sebesar 1.98667 dengan nilai signifikan 0,000< = 0,05, berarti H

a

diterima dan H

0

ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial antara lingkungan kampus terhadap Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa program studi pendidikan ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat. Hal ini berarti semakin baik lingkungan kampus maka akan semakin meningkat Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa.

g. Pengujian Hipotesis Ketujuh diduga terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiwa.

Untuk variabelmotivasi belajar diperoleh nilai t

hitung

sebesar 2,378> t

tabel

sebesar 1.98667 dengan nilai signifikan 0,017< = 0,05, berarti H

a

diterima dan H

0

ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial antara motivasi belajar terhadap Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa

program studi pendidikan ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat. Hal ini berarti semakin tinggi motivasi belajar maka akan semakin meningkat Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan kepada permasalahan dan pertanyaan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Keaktifan berorganisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar mahasiswa program studi pendidikan ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat, yang ditunjukan oleh nilai koefisien jalur sebesar 0,508. Nilai koefisien ini signifikan dimana nilai t

hitung

sebesar 10,225 > t

tabel

sebesar 1.98667 dengan nilai signifikan 0,000 < = 0,05, berarti H

a

diterima dan H

0

ditolak. Artinya apabila keaktifan berorganisasi meningkat sebesar satu-satuan, maka motivasi belajar akan meningkat sebesar 0,508 satuan dengan asumsi variabel fasilitas belajar dan lingkungan kampus tetap.

2. Fasilitas belajar berpengaruh

positif dan signifikan terhadap

motivasi belajar mahasiswa

program studi pendidikan ekonomi

STKIP PGRI Sumatera Barat,

yang ditunjukan oleh nilai

koefisien jalur sebesar 0,269. Nilai

koefisien ini signifikan dimana

nilai t

hitung

sebesar 5,421 > t

tabel

sebesar 1.98667 dengan nilai

signifikan 0,000 < = 0,05, berarti

(14)

H

a

diterima dan H

0

. Artinya apabila fasilitas belajar meningkat sebesar satu-satuan, maka motivasi belajar akan meningkat sebesar 0,269 satuan dengan asumsi variabel keaktifan berorganisasi dan lingkungan kampus tetap.

3. Lingkungan kampus berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar mahasiswa program studi pendidikan ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat, yang ditunjukan oleh nilai koefisien jalur sebesar 0,671. Nilai koefisien ini signifikan dimana nilai t

hitung

sebesar 13,516 > t

tabel

sebesar 1.98667 dengan nilai signifikan 0,000 < = 0,05, berarti H

a

diterima dan H

0

. Artinya apabila lingkungan kampus meningkat sebesar satu-satuan, maka motivasi belajar akan meningkat sebesar 0,671 satuan dengan asumsi variabel keaktifan berorganisasi dan fasilitas belajar tetap.

4. Keaktifan berorganisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa program studi pendidikan ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat, yang ditunjukan oleh nilai koefsien jalur sebesar 0,264. Nilai koefisien ini signifikan dimana nilai t

hitung

sebesar 3,139 > t

tabel

sebesar 1.98667 dengan nilai signifikan 0,002 < = 0,05, berarti H

a

diterima dan H

0

ditolak. Artinya apabila keaktifan berorganisasi meningkat sebesar satu-satuan, maka Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa akan meningkat sebesar 0,264 satuan dengan asumsi variabel fasilitas belajar,

lingkungan kampus dan motivasi belajar tetap.

5. Fasilitas belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa program studi pendidikan ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat, yang ditunjukan oleh nilai koefsien jalur sebesar 0, 315. Nilai koefisien ini signifikan dimana nilai t

hitung

sebesar 4,787 >

t

tabel

sebesar 1.98667 dengan nilai signifikan 0,000 < = 0,05, berarti H

a

diterima dan H

0

ditolak.

Artinya apabila fasilitas belajar meningkat sebesar satu-satuan, maka Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa akan meningkat sebesar 0,315 satuan dengan asumsi variabel keaktifan berorganisasi, lingkungan kampus dan motivasi belajar tetap.

6. Lingkungan kampus berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa program studi pendidikan ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat, yang ditunjukan oleh nilai koefsien jalur sebesar 0, 414. Nilai koefisien ini signifikan dimana nilai t

hitung

sebesar 4,157 >

t

tabel

sebesar 1.98667 dengan nilai signifikan 0,000 < = 0,05, berarti H

a

diterima dan H

0

ditolak.

Artinya apabila lingkungan kampus meningkat sebesar satu- satuan, maka Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa akan meningkat sebesar 0,414 satuan dengan asumsi variabel keaktifan berorganisasi, fasilitas belajar dan motivasi belajar tetap.

7. Motivasi belajar mahasiswa

berpengaruh positif dan signifikan

terhadapIndeks Prestasi Kumulatif

(IPK) mahasiswa program studi

(15)

pendidikan ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat, yang ditunjukan oleh nilai koefsien jalur sebesar 0,289. Nilai koefisien ini signifikan dimana nilai t

hitung

sebesar 2,378 > t

tabel

sebesar 1.98667 dengan nilai signifikan 0,017 < = 0,05, berarti H

a

diterima dan H

o

ditolak. Artinya apabila motivasi belajar meningkat sebesar satu-satuan, maka Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa akan meningkat sebesar 0,289 satuan dengan asumsi variabel keaktifan berorganisasi, fasilitas belajar, dan lingkungan kampus tetap.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, penulis mengemukakan saran yang diharapkan dan bermanfaat dalam meningkatkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa program studi pendidikan ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat:

1. Keaktifan berorganisasi, sesuai dengan perhitungan frekuensi tingkat capaian responden (TCR), terlihat masih terdapat kelemahan dari mahasiswa yang aktif berorganisasi terutama berhubungan dengan kemampuan mahasiswa secara cepat dan tepat dalam pengambilan keputusan, oleh sebab itu perlunya ditingkatkan pelatihan yang

berhubungan dengan

kepemimpinan, teknik

pengambilan keputusan ataupun yang berhubungan dengan keorganisasian dilingkungan STKIP PGRI Sumatera Barat.

2. Fasilitas belajar, sesuai dengan perhitungan frekuensi tingkat capaian responden (TCR), terlihat

masih terdapat kelemahan dari fasilitas belajar yang disediakan yang berhubungan dengan ketersediaan LCD/proyektor atau dengan kata lain masih kurangnya prasarana yang tersedia, oleh sebab itu perlunya pihak kampus lebih melengkapi semua prasarana yang dibutuhkan mahasiswa dalam proses belajar mengajar, sehingga akan menunjang kegiatan belajar mengajar demi tercapai nya tujuan pembelajaran.

3. Lingkungan kampus, sesuai dengan perhitungan frekuensi tingkat capaian responden (TCR), terlihat masih terdapat kelemahan dari lingkunngan kampus yang berhubungan dengan ukuran kelas.

Oleh sebab itu perlunya pihak kampus sedikit lebih memperbesar ukuran masing-masing kelas dan menambah sirkulasi untuk udara masuk ke dalam masing-masing kelas ataupun menambah pendingin ruangan demi terciptanya suasanya belajar mengajar yang nyaman dan kondusif.

4. Motivasi belajar, sesuai dengan

perhitungan frekuensi tingkat

capaian responden (TCR), terlihat

masih terdapat kelemahan dari

motivasi belajar terutama yang

berhubungan dengan tingkat ke

uletan mahasiswa dalam

menghadapi masalah dan tingkat

kepercaya diri mahasiswa atau

dengan kata lain menumbuhkan

kepercayaan diri mahasiswa agar

tidak mudah putus asa. Oleh sebab

itu pelunya pemberian saran,

motivasi dan penghargaan

terhadap mahasiswa baik dari

dosen atau orang tua agar

mahasiswa lebih percaya diri dan

(16)

tidak cepat mudah putus asa dalam menghadapi berbagain masalah.

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bafadal. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.

Bobbi Deporter & Mike Hernacki.

(2000). Quantum Learning. Edisi Revisi. Bandung: Kaipa.

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT.

Riineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT.

Riineka Cipta.

E. mulyasa. (2010). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT.

Remaja Rusdakarya.

Endah Triana. (2011).

PengaruhKeaktifan

BerorganisasiDan Kebiasaan Belajar Terhadap PrestasiBelajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan GeografiAngkatan 2008Dan 2009UniversitasNegeri

Yogyakarta.

Ghozali, Imam. 2005. Analisis Multavariat Dengan Program SPPS. Edisi ke-3.Semarang : UNDIP

Gie. (2003). Cara Belajar yang Efisien.

Yogyakarta: Liberty

Ginting, Cipta. (2003). Kiat Belajar di Perguruan Tinggi. Jakarta:

Grasindo.

Hamalik, Oemar. (2008). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

Hamzah, B. (2008). Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Ilma Anisaturizqi. (2015). Pengaruh Keterampilan Mengajar Dosen Dan Lingkungan Kampus Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Akuntansi

Universitas Negeri Seminar Angkatan 2013. Economic Education Analysis Journal, 4(3), 803–817.

Irsyad. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Padang: UNP Press Nasrun. (2000). Prestasi Belajar. Jakarta:

Rineka Cipta.

Sadirman. (2012). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Kencana

Siregar, Syofian. (2014). Stastistika Deskriptif untuk Penellitian : Dilengkapi Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17.

Jakarta: Rajawali Pers

Siswanto. (2007). Pengantar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil

Proses Belajar Mengajar (Cet.

XV). Bandung: PT. Remaja Rusdakarya.

Suwarno, Wiji. (2008). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jogyakarta: Ar-Ruz Media.

(17)

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini dapat dilihat pada tabel 32 yang menyatakan bahwa nilai thitung 2.480 > ttabel 1.66105 dengan nilai signifikan 0,015 < 0,05 berarti Ha diterima dan Ho ditolak dengan demikian