• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh komunikasi seksual orang tua terhadap

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh komunikasi seksual orang tua terhadap"

Copied!
184
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar belakang

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti peroleh dari 5 remaja di Makassar mengatakan bahwa perilaku seksual yang terjadi di sekitar mereka dan yang mereka lakukan adalah bergandengan tangan, berpelukan dari belakang, berciuman, meraba-raba dan sebagainya. Hal ini didukung oleh (Sarwono, 2013) bahwa perilaku seksual pada remaja dapat terwujud dalam berbagai perilaku mulai dari perasaan tertarik, berpacaran, bergandengan tangan, dan sebagainya. Kedekatan inilah yang pada akhirnya akan menimbulkan perilaku seksual dalam berpacaran yang akan menggiring remaja pada masalah pacaran, yang akan membawa remaja pada masalah seksualitas.

Pemahaman seksualitas yang baik akan membantu mewujudkan perilaku seksual yang baik, sebaliknya seseorang yang abai terhadap seksualitas tentu akan memunculkan perilaku seksual menyimpang yang saat ini semakin mengkhawatirkan berkembangnya perilaku seksual pranikah. Hal ini didukung oleh Sarwono (2013) yang mengungkapkan bahwa perilaku seksual remaja dapat dikurangi atau dicegah dengan adanya hubungan yang erat antara orang tua dan anak. Hal ini didukung oleh penelitian (Susilawati, 2016) tentang hubungan antara komunikasi interpersonal dan asertif terhadap perilaku pranikah pada remaja, yang menunjukkan bahwa semakin tinggi komunikasi interpersonal seorang remaja maka akan semakin rendah pula perilaku seksual pranikahnya, begitu pula sebaliknya, semakin rendah pula perilaku seksual pranikah remaja tersebut. komunikasi interpersonal. Artinya, semakin remaja, semakin tinggi perilaku seksual sebelum menikah.

Penelitian lain dilakukan oleh (Prihasiningrum, 2015) tentang hubungan komunikasi seksual orang tua muda dengan perilaku berisiko. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti apakah ada pengaruh komunikasi seksual orang tua terhadap perilaku seksual remaja di Makassar.

Rumusan masalah

Tujuan penelitian

Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi orang tua untuk menambah wawasan agar orang tua dapat melindungi anaknya dari pergaulan agar orang tua dapat melindungi anaknya dari perilaku seksual salah satunya adalah berkomunikasi dengan anak. Bagi instansi terkait, khususnya Dinas Pendidikan dan Komisi Perlindungan Anak, diharapkan penelitian ini dapat digunakan untuk sosialisasi. Bagi masyarakat umum, penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi bahwa perilaku seksual remaja saat ini sangat memprihatinkan dan perlu diwaspadai, salah satunya adalah mendidik anak tentang seksualitasnya.

TINJAUAN PUSTAKA

  • Perilaku Seksual
    • Pengertian
    • Faktor-Faktor Penyebab Masalah Seksualitas Remaja
    • Bentuk-Bentuk Perilaku Seksual Remaja
    • Dampak-Dampak Perilaku Seksual Remaja
    • Penanganan masalah seksual pada remaja
  • Komunikasi Seksual
    • Dimensi-dimensi
  • Remaja
    • Tugas Perkembangan Remaja
    • Perkembangan Seksual Remaja
  • Pengaruh Komunikasi Seksual Orang Tua Perilaku Seksual
  • Kerangka pikir
  • Hipotesis

Komunikasi antara orang tua dan remaja tentang seks juga diartikan sebagai komunikasi yang berfokus pada pengurangan perilaku seksual berisiko atau menginformasikan remaja tentang seks yang bertanggung jawab dan aman (Lefkowitz & Hernandez, 2007). Komunikasi antara orang tua dan anak tentang seksualitas merupakan komunikasi yang menitikberatkan pada seks pranikah, dimana fokusnya adalah pada orang tua dan remaja. Frekuensi (frekuensi) melihat jumlah, intensitas dan durasi komunikasi antara orang tua dan remaja mengenai seksualitas.

Kualitas yaitu kenyamanan dalam berkomunikasi, kepuasan dan kehangatan yang diperoleh dari komunikasi antara orang tua dan remaja. Komunikasi yang baik antara orang tua dan remaja membuat remaja merasa dihargai, sehingga mereka merasa bebas untuk mengungkapkan perasaan dan keinginannya. Hal ini didukung oleh (Jaccard & Dittus, 1991) yang menyatakan bahwa komunikasi orang tua tentang seks dapat memprediksi perilaku seksual remaja.

Berbagai permasalahan dan konflik yang dihadapi remaja membutuhkan kehadiran orang tua dan orang dewasa yang cakap. Kesimpulannya adalah semakin tinggi tingkat komunikasi seksual antara orang tua dan remaja maka semakin rendah perilaku seksual remaja, dan semakin rendah komunikasi seksual antara orang tua dan remaja maka semakin tinggi perilaku seksual remaja.

METODE PENELITIAN

  • JenisPenelitian
  • Variabel Penelitian
  • Definisi
  • Populasi, Sampel Dan Teknik Sampling…
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Uji Instrumen
  • Teknik Analisis Data
  • Jadwal Kegiatan
    • Persiapan Penelitian
  • Pelaksanaan Penelitian

Dengan demikian dapat dikatakan H0 diterima yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh komunikasi seksual orang tua terhadap perilaku seksual remaja. Dengan kata lain, tidak terdapat pengaruh komunikasi seksual orang tua terhadap perilaku seksual remaja di Makassar. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh komunikasi seksual orang tua terhadap perilaku seksual remaja di Makassar.

Dengan demikian, hipotesis awal dalam penelitian yang menyatakan adanya pengaruh komunikasi seksual orang tua terhadap perilaku seksual remaja di Makassar ditolak. Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh komunikasi seksual orang tua terhadap perilaku seksual remaja di kota Makassar, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. Dilihat dari hasil taraf signifikan gt;0,05, tidak terdapat pengaruh antara komunikasi seksual orang tua terhadap perilaku seksual remaja.

Hubungan antara komunikasi seksual orang tua-remaja dengan perilaku seksual berisiko pada mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta. Orang tua saya menanggapi saya dengan sangat baik ketika kami membahas bahaya seks bebas.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

  • Deskriptif Data Penelitian
  • Uji Hipotesis

Orang tua memengaruhi perilaku dan keyakinan seksual anak melalui cara orang tua berperan, menyediakan lingkungan yang stabil, dan mengomunikasikan perilaku seksual normatif. Pada umumnya perilaku seksual remaja dipengaruhi oleh peningkatan hormon seks yang juga menyebabkan peningkatan hasrat seksual pada remaja. Berdasarkan pemaparan kerangka di atas, maka hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh komunikasi seksual orang tua terhadap perilaku seksual remaja di Makassar.

Sarwono (2013) menjelaskan bahwa perilaku seksual adalah setiap perilaku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis. Komunikasi antara orang tua dan remaja tentang seks juga diartikan sebagai komunikasi yang ditujukan untuk mengurangi perilaku seksual berisiko atau menginformasikan seks yang bertanggung jawab dan aman antara remaja (Lefkowitz &. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan skala perilaku seksual dan skala seksual). skala komunikasi.

Hasil tersebut menunjukkan nilai p > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa komunikasi seksual dan perilaku seksual memenuhi asumsi linier. Mengenai pengenalan tingkat komunikasi seksual dan perilaku seksual terdapat lima kategorisasi yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Berdasarkan pengkategorian pada Tabel 4.2 di atas, gambaran perilaku seksual remaja di Makassar dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut, sebanyak 15 (4%) remaja memiliki perilaku seksual sangat rendah, 95 (27%) remaja memiliki perilaku seksual tinggi. perilaku seks rendah. sedangkan remaja memiliki perilaku seksual yang tinggi, dan sebanyak 9 (3%) remaja memiliki perilaku seksual yang sangat tinggi.

Dari hasil analisis diperoleh nilai korelasi (R) sebesar 0,018 dari nilai korelasi ini diperoleh nilai R-squared sebesar 0,000 yang artinya pengaruh variabel bebas (komunikasi seksual orang tua) terhadap variabel terikat (perilaku seksual remaja). ) sebesar 0,000 artinya 0% komunikasi seksual orang tua tidak berpengaruh terhadap perilaku seksual remaja.

Tabel 3.7  Uji Normalitas
Tabel 3.7 Uji Normalitas

Pembahasan

Orang tua saya diterima dengan sangat baik ketika kami membahas faktor-faktor penyebab seks bebas. 4 Saya sering bertanya kepada orang tua saya tentang masalah kesehatan reproduksi 5 Orang tua saya tidak pernah bertanya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Perilaku seksual remaja di Kota Makassar berada pada kategori sangat tinggi dengan persentase 3%, tinggi 32%, sedang 34%, rendah 27% dan sangat rendah. dengan persentase 4%. Komunikasi seksual antara orang tua dan remaja di Kota Makassar berada pada kategori sangat tinggi dengan persentase sebesar 0%, pada tingkat tinggi sebesar 11%, pada tingkat sedang sebesar 21%, pada tingkat rendah sebesar 39%, dan pada tingkat tingkat yang sangat rendah dengan persentase 29%. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi seksual antara orang tua dan remaja tidak berjalan mulus, atau jarang orang tua membicarakan masalah seksualitas dengan anaknya.

Saran

Percakapan antara saya dan orang tua saya tentang penyakit akibat seks bebas bisa berlangsung berjam-jam. Saya merasa aman berbicara dengan orang tua saya tentang perubahan bentuk tubuh saya. Saya tidak gugup ketika ingin bertanya kepada orang tua saya bagaimana melindungi diri dari pergaulan bebas.

Gambar

Gambar 1  : Diagram Perilaku Seksual…………………………..……………45  Gambar 2  : Diagram Komunikasi Seksual…….….…………………………..47
Tabel 3.7  Uji Normalitas
Tabel 3.8  Uji Linearitas
Tabel 3.9  Jadwal Kegiatan
+2

Referensi

Dokumen terkait

1. Dalam hal ini orang tua sebagai fasilitator, anak diberikan Handphone sebagai alat komunikasi untuk bisa melakukan komunikasi langsung terhadap anaknya namun dalam hal ini

Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang linear antara variabel kemampuan komunikasi dengan perilaku agresi orang tua kepada anak di kota Makassar.Uji