• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Konten Marketing Platform Instagram @F OOM_ID Dalam Meningkatkan Minat Beli

N/A
N/A
Anshori Choiron 0061

Academic year: 2024

Membagikan " Pengaruh Konten Marketing Platform Instagram @F OOM_ID Dalam Meningkatkan Minat Beli"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH CONTENT MARKETING PLATFORM INSTAGRAM @F OOM_ID DALAM MENINGKATKAN MINAT BELI MELALUI PROM

OSI FOOM X THE PREDIKSI

Anggota Kelompok :

Muhammad Ibnu Fadzillah Ikhsan (G.331.21.0009) Herdhy Imam Nugroho (G.331.21.0042)

Anshori Choiron (G.331.21.0061)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS SEMARANG

(2)

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Berkembangnya teknologi saat ini mengakibatnya berkembangnya pola komunikasi m asyarakat, ditandai dengan banyaknya bermunculan media baru ditengah-tengah masyarakat.

Salah satu media baru yang muncul di Indonesia adalah internet. Diawal kemunculannya inte rnet sangat cepat diterima oleh masyarakat, terbukti dengan pengguna media internet di Indon esia merupakan pengguna terbesar di dunia. Kemudahan informasi yang diberikan, menjadika n internet sebagai sebagai media primadona di masyarakat. Internet memberikan kontribusi y ang penting bagi masyarakatdengan segala manfaat yang ditawarkannya, seperti penghemata n ruang waktu bahkan biaya dalam proses menujang komunikasi.

Peningkatan penggunaan internet di Indonesia didominasi oleh masyarakat yang men gakses media sosial. Media sosial memiliki jenis yang beraneka ragam dimuali dari munculn ya Friendster, multiply, blog sebagai catatan pribadi, facebook, serta instagram. Instagram sal ah satu media sosial yang perkembangannya cukup pesat, hal ini dikarenakan instagram mem iliki fitur yang lebih spesifik yang ditawarkan yaitu sebagai aplikasi berbagi foto dan video ya ng serba cepat canggih. Instagram ini telah memunculkan sebuah fenomena baru di masyarak at luas yang dapat membawa keunikan, keahlian serta citra diri yang berbeda di dalam setiap akun instagram masing-masing.

Seiring dengan kemajuan tekhnologi, maka banyaknya media yang dapat digunakan manusia untuk dijadikan alat dalam berkomunikasi, demikian pula dengan media sosial yang dapat dengan mudah diakses melalui jaringan internet. Pada umumnya fungsi dari media sosi al diantaranya untuk berbagi pesan dengan banyak pengguna media sosial itu sendiri,yaitu be rupa berita (informasi), gambar (foto) dan juga tautan video. Media sosial tidak hanya dapat d i akses di perangkat komputer, tetapi dengan adanya aplikasi di smartphone atau telepon pinta r, maka semakin memudahkan masyarakat untuk mengakses media sosial secara

(3)

Menurut laporan survei Status Literasi Digital 2021 yang disusun Katadata Insight Ce nter (KIC) bersama Kementerian Kominfo, mayoritas warga Indonesia lebih suka mencari inf ormasi di media sosial ketimbang media lainnya.

Gambar 1.1 media sosial yang paling sering dikunjungi menurut databooks

Survei menemukan ada 73% responden yang paling banyak mencari informasi di med ia sosial. Persentase responden yang memiliki kebiasaan ini tak jauh beda daari hasil survei ta hun lalu, seperti terlihat pada grafik. Menariknya, meski paling banyak diakses, media sosial bukanlah sumber informasi yang paling dipercaya. Berdasarkan survei KIC, hanya 22,4% res ponden yang menilai media sosial sebagai sumber informasi paling dipercaya. Masyarakat jus tru lebih banyak memercayai informasi dari televisi, dengan proporsi sebanyak 47% responde n (databoks.katadata.co.id).

Media sosial memang kerap menjadi sarana penyebaran hoaks. Karena itu, masyaraka t perlu berhati-hati dan membiasakan diri untuk menyaring setiap informasi yang beredar. Ad apun media sosial yang paling banyak diakses adalah WhatsApp (95,9%), Facebook (80,4%), YouTube (72,2%), Instagram (46,4%), Tiktok (29,8%), Telegram (15,9%), Twitter (8,9%) da n Line (4,5%).Survei ini melibatkan 10 ribu responden yang tersebar di seluruh wilayah Indo nesia. Responden dipilih secara acak, dengan kriteria berusia 13-70 tahun dan pernah mengak ses internet dalam 3 bulan terakhir (databoks.katadata.co.id).

Media sosial berbagi foto, Instagram, kini memiliki 45 juta pengguna aktif setiap bula n pada kuartal pertama 2017 di Indonesia, Pengguna Instagram di Indonesia adalah komunita

(4)

s terbesar di Asia Pasifik. Jumlah pengguna Instagram melonjak lebih dari dua kali lipat dari 22 juta orang pada awal tahun lalu. Jumlah tersebut membuat Indonesia menjadi salah satu pa sar terbesar Instagram di dunia, yang kini memiliki 700 juta pengguna aktif secara global, ber dasarkan data internal per April 2017. Pengguna Indonesia pun masuk ke dalam lima besar ne gara yang paling sering menggunakan Instagram sebagai akun bisnis, bersama Amerika Serik at, Brazil, Rusia dan Inggris Raya. Saat inisecara global 8 juta akun di Instagram digunakan s ebagai profil bisnis. (www.antara.com).

Kehadiran instagram memiliki fungsi lain yaitu selain dapat membangun sebuah bran d, dengan instagram juga dapat membangun personal branding. Banyak usaha atau sebuah br and yang menjajakan produknya dengan melakukan kerjasama dengan para artis artis-artis di Indonesia. Trend ini cukup populer di Indonesia banyak brand berlomba-lomba untuk menja di sebuah brand yang banyak dikenal dikalangan konsumen yang ada di Indonesia. Personal branding merupakan salah satu jenis kegiatan mengungkapkan aktualisasi diri sehingga dapat membentuk sebuah citra (image) atau banding sesuai yang diinginkan.

Saat ini dunia social media khususnya Instagram sangat banyak peminatnya, mul aidari usia anak–anak sampai pada usia dewasa . Teknologi juga semakin canggih dan s emakin cepat berkembang salah satu social media yang sedang banyak diminati oleh masyara kat di seluruh dunia tak terkecuali di Indonesia. Dalam dunia binis, kehadiran sosial me dia memberikan banyaka keuntungan. Penggunaan media sosial sebagai alat pemasaran aka n sangat membantu penjual atau perusahaan dalam mengurangi biaya pemasaran dibandin gkan Ketika Perusahaan menggunakan saluran pemasaran tradisional seperti reklame maup un iklan di media elektronik. Selain itu, penggunaan media sosial dapat meningkatkan kinerj a finansial dan non finansial secara signifikan Salah satu social media yang sedang ban yak digandrungi masyarakat pada saat ini yaitu social media yang mungkin sering sekali kita gunakan, yaitu social media yang bernama Instagram. Media sosial berbagi foto, Instagram, kini memiliki 45 juta pengguna aktif setiap bulan pada kuartal pertama 2017 di Indonesia.

Pengguna Instagram di Indonesia adalah komunitas terbesar di Asia Pasifik. Jumlah penggun a Instagram melonjak lebih dari dua kali lipat dari 22 juta orang pada awal tahun lalu. Jumlah tersebut membuat Indonesia menjadi salah satu pasar terbesar Instagram didunia, yang ki ni memiliki 700 juta pengguna aktif secara global, berdasarkan data internalper Apr il 2017. Pengguna Indonesia pun masuk ke dalam lima besar negara yang paling sering men ggunakan Instagram sebagai akun bisnis, bersama Amerika Serikat,Brazil, Rusia dan Inggris Raya. Saat ini secara global 8 juta akun di Instagram digunakan sebagai profil b

(5)

isnis. Banyak keunggulan yang di miliki oleh aplikasi Instagram yaitu bisa mengupload foto maupun video. Serta aplikasi ini juga bisa mengedit foto, sehingga akan membua t tampilan foto menjadi semakin bagus. Sehingga aplikasi instagram ini sangat cocok sekaliuntuk dijadikan sebagai lahan marketing yang tentunya akan sangat menguntungkan untuk menjadi lahan promosi sebuah produk. Saat ini Instagram bukan hanya sebagai sar anakomunikasi dan informasi saja, melainkan sudah mewabah ke beberapa sektor terutama pemasaran. Dalam mengimplementasikan sebuah pemasaran pada media sosial instagram, pe rlu adanya strategi untuk menghasilkan atau mengelola sesuatu menjadi bernilai. Hal ini merupakan cara bagaimana pengguna mempunyai calon target yang akan tertarik, b aik berupa produk atau jasa yang diciptakan. Tentunya bagi pelanggan atau konsumen unt uk dapat membelinya ,pengguna Instagram terlebih dahulu harus memasarkan produk atau jas a tersebut. Hal ini perlu dilakukan agar calon pelanggan atau konsumen mengetahui keberada an dari produk atau jasa tersebut. Salah satu cara untuk meningkatkan strategi pemasaran, te rutama dalam hal pemasaran media sosial adalah membangun ekuitas merek yang kuat.

Sedangkan komponen-komponen pelatihan sebagai mana dijelaskan oleh Mangkunegara . t erdiri dari tujuan dan sasaran pelatihan dan pengembangan harus jelas dan dapat diukur, para pelatih (trainer) harus ahlinya yang berkualitas memadai (profesional), materi pelatihan dan pengembangan harus disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, Peserta pelatihan dan p engembangan (trainers) harus memenuhi persyaratan yang ditentukan Permasalahan yang di hadapi olehmitra adalah pemilik ayam petelur hengki saat ini masih minimnya pengetahuan mereka terhadap pemasaran berbasis digital serta belum adanya memanfaatkan aplikasi Inst agram sebagai salah satu lahan promosi. Oleh karena itu diperlukan sosialisasi dan pelatihan pembuatan akun Instagram dan penggunaan aplikasi Instagram tersebut.

FOOM sendiri merupakan brand rokok elektrik di Tanah Air yang tidak pernah absen menawarkan berbagai produk terbarunya. Tidak jarang, produsen rokok elektrik ini berkolabo rasi dengan figur-figur berpengaruh salah satunya The Prediksi klub motor yang dibentuk ole h beberapa kalangan artis Indonesia seperti publik figure, comedian, pembawa acara, actor ba hkan penyiar radio, klub motor ini beranggotakan 13 orang diantarannya Andre Taulany, Sur ya Insomnia Desta, Wendy Cagur, Imam Darto, Ronal Surapradja, Gading Marten, Tora Sudi ro, Stevie Item, Omesh, Soleh Solihun, Ferry Maryadi, dan Vincent Rompies.

Dengan desain pod terbaru dan liquid varian rasa terbarunya sehingga banyak konsum en yang penasaran akan sensasi yang dihasilkan. Foom sendiri melakukan promosi di berbaga i macam platform salah satunya di sosial media Instagram dengan adanya promosi tersebut j

(6)

angkauan terhadap target pasar sangalah luas dan ditambah pula bebagai macam hadiah diber ikan bagi para konsumen yang beruntung. Jadi ini merupakan suatu daya Tarik khususnya ba gi para perokok dewasa beralih pada FOOM.id sebagai alternatif cara mengonsumsi nikotin y ang lebih aman.

Dalam penelitian ini peneliti hanya memfokuskan pada produk rokok electrik saja yan g selama pandemi banyak orang memiliki waktu luang untuk membuka sosial media dalam m elihat berbagai Content Marketing dan Review Product yang ada pada media sosial instagram, sebagai bahan pertimbangan untuk membeli produk tersebut Digital marketing saat ini meru pakan hal yang wajib dijalankan dalam mengembangkan sebuah brand salah satunya yaitu Co ntent Marketing. Biasanya calon konsumen melihat terlebih dahulu Content Marketing yang berisi penjelasan komposisi yang terdapat dalam produk tersebut, setelah itu melihat Review pendapat konsumen yang sudah membeli produk tersebut. Content Marketing dapat dibangun dengan tujuan untuk menarik perhatian calon konsumen, meningkatkan penjualan, serta bran d awareness. Kemenarikan dari Content Marketing mampu menarik perhatian calon konsume n. Banyaknya konten-konten baik berupa foto atau video menarik yang tersebar di seluruh me dia sosial dan negara membuat jangkauan konsumen semakin luas. Semakin banyak konten y ang kita buat serta diunggah maka, membuka peluang konsumen untuk menonton.

Dengan mengetahui faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, perusaha an bisa mendapatkan pengetahuan penting untuk menerapkan strategi pemasaran yang lebih b aik khususnya pada media online. Dari fenomena diatas dalam penelitian ini, peneliti mengan gkat judul tentang:

1.2 Perumusan Masalah

(7)

Rumusan masalah ini untuk mengenali asumsi-asumsi berdasarkan observasi maupun studi pendahuluan berdasarkan fokus penelitian berdasarkan latar belakang. Rumusan masala h yang akan diteliti adalah :

1. Bagaimana sosial media Instagram dapat mempengaruhi daya tarik suatu produk 2. Apa saja faktor yang mempengaruhi minat konsumen terhadap suatu produk

1.3 Tujuan Penelitain

Berdasarkan rumusan masalah. maka peneliti menetapkan tujuan penelitian yaitu.

1. Untuk mengetahui pengaruh Content Marketing pada aplikasi Instagram terhadap Kep utusanPembelian FOOM X THE PREDIKSI.

2. Untuk mengetahui pengaruh Review Product pada aplikasi Instagram terhadap Keput usan Pembelian FOOM X THE PREDIKSI.

3. Untuk mengetahui pengaruh Content Marketing dan Review Product pada aplikasi Instagram terhadap Keputusan Pembelian FOOM X THE PREDIKSI.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti Penelitian ini dilakukan untuk mengimplementasikan ilmu dan pengetah uan yang diperoleh selama perkuliahan terutama dibidang pemasaran khusumya meng enai Content Marketing, Review Product dan Keputusan Pembelian.

2. Bagi Institusi Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi dan bahan kajian yang dijadikan referensi bagi pembaca dan peneliti lain yang melakukan penelitian de ngan jenis pembahasan yang sama.

3. Bagi Perusahaan Mampu memberikan implikasi bagi para pengelola di perusahaan ya ng nantinya akan dijadikan strategi pemasaran dalam meningkatkan penjualan.

(8)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Media Sosial

Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mud ah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog,jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media social yang paling umu m digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Pendapat lain mengatakan bahwa media sosia l adalah media online yang mendukung interaksi social dan media sosial menggunakan teknol ogi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif.

Istilah media sosial dapat didefinisikan sebagai penggunaan berbasis web dan seluler t eknologi untuk mengubah komunikasi dengan pengguna media sosial lainnya, termasuk klien perusahaan, menjadi dialog interaktif (Perdana, 2018). Komunikasi elektronik khususnya me dia sosial mengubah lanskap perdagangan dan cara komunikasi antara perusahaan dan pelang gan (Delafrooz, Zendehdel, & Fathipoor, 2017). Perusahaan dapat menggunakan media sosial untuk membangun interpersonal lebih lanjut hubungan dengan pelanggan (Delafrooz et al., 2 017). Setiap platform media sosial berperan dalam memberikan, menerima, dan bertukar info rmasi tanpa batasan dan sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa media sosial memungki nkan aliran informasi dua arah (Lee, 2013)

Media sosial telah mentransformasi dan menggabungkan diri ke dalam perkembangan media baru (Solis, 2010 dalam Khatib, 2016). Media sosial mencakup proyek kolaboratif sep erti Wikipedia, blog, komunitas konten seperti YouTube, situs jejaring sosial seperti Faceboo k, dunia sosial virtual seperti Second Life dan dunia game virtual seperti World of Warcraft (Kaplan dan Haenlein, 2010 dalam Khatib, 2016)

Informasi dan teknologi adalah dua faktor yang tidak hanya membawa perubahan dala m dunia e-commerce tetapi juga merevolusi cara bisnis dilakukan online (Das, 2014). Integra si Internet yang serba cepat sebagai alat pemasaran dalam beberapa tahun terakhir telah berda mpak besar pada bagaimana berkomunikasi dengan pelanggan mereka dan internet telah men yediakan platform besar untuk merek lokal dan global untuk memperluas pasar mereka dan m emperoleh lebih banyak pelanggan dari pada sebelumnya (POTURAK & SOFTIĆ, 2019). De ngan meningkatnya jejaring sosial, era baru penciptaan konten telah muncul, di mana individ

(9)

u dapat dengan mudah berbagi pengalaman dan informasi dengan pengguna lain (Chen et al.

2011a dalam Hajli, 2013)

Rasanya hampir semua masyarakat memiliki akun media sosial, meski Cuma satu aku n media sosial. Media sosial bukan lagi tentang gaya hidup akan tetapi sudah menjadi kebutu han yang tidak bisa dilepaskan dalam kehidupan sehari hari. Ada sejumlah media sosial yang memfasilitasi kegiatan ini, seperti Wikipedia, Facebook, YouTube dan Twitter. Individu men erapkan berbagai alat media sosial, seperti forum online dan komunitas untuk berinteraksi de ngan pengguna lain secara online (Hajli, 2013).

Teknologi dapat mendekatkan posisi di antara orang-orang jauh lebih cepat daripada e disi sebelum ada teknologi digital (Delafrooz et al., 2017). Keputusan pembelian dapat diartik an sebagai tindakan yang dilakukan oleh konsumen untuk membeli atau menggunakan baran g dan jasa(Empati et al., 2018).

2.2 Conten Marketing

Content marketing adalah sebuah strategi, pendekatan dan proses pemasaran, dalam merencanakan, pembuatan, kurasi, distribusi, dan memperkuat konten yang menarik, relevan dan berguna untuk target audiens tertentu sehingga tercipta pembicaraan soal konten. Content marketing dapat dibuat dalam berbagai bentuk, seperti gambar, foto, video, audio, tulisan, dan lain sebagainya. Content Marketing adalah usaha membuat cerita yang dilakukan marketer dengan memanfaatkan media digital untuk membuat suatu konten yang relevan, bermanfaat, dan dapat menarik perhatian audiens sehingga mudah diingat dan membekas dalam ingatan. Content marketing biasanya disusun sesuai kebutuhan target market secara spesifik dan diproduksi dengan teknik story telling sehingga lebih mudah diterima oleh target market.

Content marketing adalah strategi pemasaran dimana kita merencanakan, memb uat, dan konten yang mampu menarik audiens, kemudian mendorong mereka untuk menjadi customer. Konten dalam content marketing bisa dalam berbagai bentuk, sep erti gambar, foto, video, audio, tulisan, dan lain sebagainya (Chairina 2020).

(10)

2.3 Digital Influencer Instagram

Digital influence adalah kemampuan untuk mempengaruhi, merubah opini dan perilaku se cara online, umumnya melalui social networking. Secara sederhana, digital influencer adalah mereka yang memiliki pengaruh yang besar di sosial media. Para individu berpengaruh ini tel ah memiliki kepercayaan dari rekanrekan online-nya, dan opini mereka dapat memiliki damp ak luar biasa untuk reputasi online, termasuk untuk produk/brand (Ryan & Jones, 2009). Asp ek yang dilihat dari seorang digital influencer adalah Reach, Resonance dan Relevance (Solis 2012). Jika seorang digital influencer membuat posting di media sosial, berapa banyak follow er yang melakukan engagement dengan postingan mereka melalui like, share, retweet, comm ent, klik terhadap link atau URL dari iklan, atau lebih jauh melakukan tindakan seperti misaln ya mengisi form/pembelian. Engagement ini bisa terjadi jika para digital influencer dimaksud konsisten membangun komunikasi dengan followernya dan memiliki citra/reputasi yang coco k dengan produk yang ditawarkan. Reach merujuk pada jumlah followers dari digital influenc er. Namun jumlah follower yang besar tidak selalu menjamin sukses. Yang lebih penting adal ah mengetahui fans mana yang sesuai dengan target khalayak dari brand. Resonance adalah ti ngkat engagement dari follower dengan konten yang dibagikan influencer. Resonance yang m enentukan apakah khalayak akan aktif meneruskan konten dari influencer lalu membagikanny a lagi. Relevance menggambarkan level kesesuaian dan kesamaan antara nilai-nilai yang dian ut digital influencer dan brand image produk. Relevance dapat berupa konten yang dibuat infl uencer, dan apakah influencer memilki value, budaya dan demografis yang sama dengan targ et khalayak brand. Dari uraian mengenai digital influencer dapat ditarik kesimpulan bahwa ak un digital influencer yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi, mengubah opini dan p erilaku secara online di media sosial. Opini mereka memiliki dampak yang luar biasa untuk r eputasi produk atau brand

2.4 Promosi

Menurut Lapioyadi (2013:92), “promosi adalah kegiatan yang dilakukan perusah aan untuk mengkomunikasikan manfaat produk dan sebagai alat untuk mempengaruhi k

(11)

onsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaan jasa sesuai dengan kebutuhan”. M enurut Gitosudarmo (2012:293), “promosi dan komunikasi dianggap sama, jika kita bert anya kepada petugas sales promotion tentang tugas pokoknya, maka dia sering menja wab dengan jawaban mengomunikasikan produk atau mempromosikan produk”. Jadi, pe ngertian promosi merupakan komunikasi antara perusahaan (pemasar) kepada konsumen untuk memberi tahu atau membujuk konsumen mengenai produk atau jasa yang ditawar kan, dengan maksud agar orang dapat menerimanya dan membeli/menggunakannya.Ada emp at jenis promosi menurut Kotler dan Amstrong (2016:582) yaitu : iklan, promosi penjualan, p enjualan personal, dan publisitas. Keempat jenis promosi tersebut bersama-sama menjad i bagian dari sebuah bauran promosi yang ingin dikelola secara strategis oleh para pe masar untuk dapat mencapai tujuan organisasi, yaitu:

a) Iklan (Advertising) Iklan adalah penyajian informasi nonpersonal tentang suatu pro duk, merek, perusahaan, atau toko yang dilakukan dengan bayaran tertentu. Iklan ditujukan untuk mempengaruhi konsumen dalam evaluasi, perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap, dan citra yang berkaitan produk dan merek. Masa kin i iklan terasa sekali digunakan oleh berbagai pihak secara intensif, hampir segala penju ru kita jumpai iklan, seperti; di tembok-tembok, pada badan bus-bus, dalam ruang kere ta api, di tepi-tepi jalan, lewat surat kabar, majalah, TV, radio, dan sebagainya.

b) Promosi Penjualan (Sales Promotion) Promosi penjualan adalah rangsangan langsung ya ng ditujukan kepada konsumen untuk melakukan pembelian. Misalnya dalam bentuk pameran, pemberian contoh (sampel), penurunan harga melalui kupon, kontes, undi an, hadiahdan lainnya.

c) Penjualan Personal (Personal Selling) Penjualan personal melibatkan interaksi perso nal langsung antara seorang pembeli potensial dengan seorang salesman. Orang ya ng melakukan penjualan secara pribadi dapat menjadi alat promosi. Bagaimana ia bertindak sangat mempengaruhi sikap konsumen terhadap barang yang ditawarkan maupun terhadap perusahaan.

d) Publisitas (Publicity) Publisitas adalah bentuk-bentuk komunikasi tentang perusahaan, produk, atau merek si pemasar yang tidak membutuhkan biaya. Ini tidakberarti sama sek ali tanpa biaya, ada biayanya tapi tidak seperti biaya pemasangan iklan. Biaya -bia ya itu relatif kecil. Terkadang publisitas dapat lebih efektif dari iklan karena konsu men dapat dikatakan telah siap untuk menerima pesan yang disampaikan Indikator p romosi menurut Ristania dan Jerry (2014) dalam Aliyah (2017:24) yaitu antara lai n :

(12)

a. Jangkauan Promosi Jangakauan promosi merupakan perkiraan jumlah penggun a dalam suatu target lokasi yang berdasarkan pengguna yang masuk. Dengan ja ngkauan yang bertujuan untuk memperkirakan seberapa besar peranan orang terhad ap informasi yang disampaikan, maka jangkauan itu sendiri terdiri dari area y ang luas atau terbatas. Area tersebut sesuai apa diinginan perusahaan.

b. Kuantitas Update di Media Dalam promosi, media yang digunakan untuk mempro mosikan suatu iklan atau informasi/pesan sangat beragam, mulai dari media elektro nik atau media cetak seperti; koran, majalah, browsur, radio, TV, spanduk, baliho, dan lain sebagainya, semua itu berupaya untuk menyampaikan informasi sebagai m enarik calon konsumen. Dengan perkembangan internet yang terus meningkat, promosi melalui media sosial sudah kerap dilakukan oleh pemasar, karena leb ih efektif dan menguntungkan. Kuantitas upload di media adalah seberapa bes ar atau sering seorangpemasar mempromosikan atau menyampaikan promosin ya di media. Up to date atau tidak pada penyampaian promosi yang diberikan.

Keaktifan pemasar dalam upload promosi atau berbagai informasi di media juga m enjadi daya tarik konsumen.

c. Kualitas Pesan Kegiatan komunikasi sudah menjadi sebagaian besar kegiatan seharihari yang dilakukan. Dalam pemasaran seorang pemasar berupaya keras untu k merubah perilaku konsumen agar melakukan keputusan pembelian atau penggun aan jasa yang ditawarkan. Kualitas pesan sangat membuka kemungkinan besar terj adinya pengaruh konsumen dalam membeli. Pesan harus dapat menciptakan e mosi yang positif pada konsumen, seperti kualitas pesann harus efektif, menarik, unik, kretif, lengkap dan mudah dipahami.

2.5 Minat beli

Salah satu bentuk perilaku konsumen yaitu minat atau keinginan membeli suatu produk atau layanan jasa. Kotler dan Keller (2012) menyatakan bahwa minat beli konsumen merupakan sebuah perilaku konsumen dimana konsumen memiliki keinginan dalam memilih, menggunakan, dan mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk yang ditawarkan.

Menurut Kotler dan Keller (2016) Definisi minat beli yaitu Minat beli merupakan perilaku yang muncul sebagai respon terhadapSuatu produk dikatakan telah dikomsumsi oleh konsumen apabila produk tersebut telah diputuskan oleh konsumen untuk dibeli.

(13)

Karakteristik pribadi konsumen yang dipergunakan untuk memproses rangsangan sangat komplek, dan salah satunya adalah adanya dorongan atau motivasi konsumen untuk membeli.

Beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan balrwa minat beli adalah kesungguhan hati untuk memiliki sesuatu pengorbanan dimana minat beli itu timbul karena konsumen merasa puas terhadap kualitas produk yang diberikan oleh perusahaan. Perilaku seseorang sangat tergantung pada minatnya, sedangkan minat berperilaku sangat tergantung pada sikap dan norma subyektif atas perilaku. Keyakinan atas akibat perilaku sangat mmepengaruhi sikap dan norma subyektifnya. Sikap individu terbentuk dari kombinasi antara keyakinan dan evaluasi tentang keyakinan penting seseorang konsumen, sedangkan norma subyektif ditentukan oleh keyakinan dan motivasi.

Suatu produk dikatakan telah dikonsumsi oleh konsumen apabila produk tersebut telah diputuskan oleh konsumen untuk dibeli. Karakteristik pribadi konsumen yang dipergunakan untuk memproses rangsangan sangat komplek, dan salah satunya adalah asanya dorongan atau motivasi konsumen untuk membeli. Beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa minat beli adalah kesungguhan hati untuk memiliki sesuatu pengorbanan dimana minat beli itu timbul karena konsumen merasa puas terhadap kualitas.

produk yang diberikan olch perusahaan. Minat beli dapat diukur dengan berbagai dimensi. Menurut (Priansa, 2017) ada empat dimensi pokok yaitu:

1. Minat Transaksional

Minat transaksional merupakan kecenderungan konsumen untuk selalu membeli produk barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan, ini didasarkan atas kepercayaan yang tinggi terhadap perusahaan tersebut.

2. Minat Referensial

Minat referensial merupakan kecenderungan konsumen untuk mereferensikan produknya kepada orang lain. Minat tersebut muncul setelah konsumen memiliki pengalaman dan informasi tentang produktersebut.

3. Minat Preferensial

Minat preferensial merupakan minat yang menggambarkan perilaku konsumen yang memiliki preferensi utama terhadap produk-produk tersebut. Preferensi tersebut hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu denganproduk preferensinya.

4. Minat Eksploratif

Minat eksploratif merupakan minat yang menggambarkan perilaku konsumen yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.

(14)

2.6 Teori Stimulus Response

Teori SOR ini berasal dari psikologi yang kemudian menjadi teori komunikasi juga, karena objek material dari psikologi dan komunikasi adalah sama, meliputi: sikap, opini, prilaku, kognisi, afeksi dan konasi (Effendy, 2009). Teori ini merupakan perkembangan dasar dari model Stimulus Response (SR) dengan asumsi dasar bahwa media massa menimbulkan efek yang terarah, segera dan langsung terhadap komunikan. Model ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan proses aksi dan reaksi. Teori ini mengasumsikan bahwa suatu stimulus (kata-kata verbal, isyarat non verbal, simbol-simbol) tertentu akan merangsang orang lain memberikan respon dengan cara tertentu juga. Unsur-unsur yang terkandung dalam Teori SOR meliputi:

1. Simulus (Pesan), merupakan pesan yang diterima oleh komunikan dan disampaikan oleh komunikator.

2. Organism (Komunikan), merupakan keadaan komunikan saat menerima pesan. Pesan yang disampaikan oleh komunikator diterima sebagai informasi, sehingga komunikan akan memperhatikan informasi yang disampaikan. Perhatian yang dimaksut adalah komunikan memperhatikan setiap pesan yang disampaikan melalui tanda dan lambang dan komunikan akan memahami dan mengartikan setiap pesan yang disampaikan komunikator.

3. Response (efek) merupakan akibat perubahan sikap dari efek komunikasi.Menurut model ini, organism menghasilkan perilaku tertentu jika ada kondisi stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Asumsi dasar dari model ini adalah: media massa menimbulkan efek yang terarah, segera dan langsung terhadap komunikan. Stimulus Respon Theory atau SR Theory.

Model ini menunjukan bahwa komunikasi merupakan proses aksi komunikasi. Artinya model ini mengasumsi bahwa kata-kata verbal, isyarat non verbal, simbol-simbol tertentu akan merangsang orang lain memberikan respon dengan cara tertentu. Teori ini merupakan prinsip yang sederhana dimana efek merupakan reksi terhadap stimulus tertentu.

Dengan demikian, seorang dapat menjelaskan suatu kaitan erat antara pesan-pesan media dan reaksi audience. Teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya apabila stimulus (rangsang) yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula. Stimulus yang dapat

(15)

melebihi stimulus semula ini berarti stimulus yang diberikan harus dapat meyakinkan organisme.

Dalam meyakinkan organisme ini, faktor reinforcement memegang peranan penting.

Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya.

Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap. Jadi bisa dilihat bahwa perilaku dapat berubah hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi dari apa yang didalamnya. Teori SOR akan digunakan dalam penelitian ini guna mengetahui terpaan pesan pada media Instagram terhadap minat beli konsumen.

2.7 Kerangka Berpikir

Table 1.1

Berdasarkan kerangka berpikir di atas penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat pengaruh terpaan conten marketing instagram FOOM X THE PREDIKSI terhadap minat beli konsumen. Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yakni terpaan pesan conten marketing instagram variabel (X) serta daya jual produk sebagai variabel terikat (Y). Peneliti menggunakan teori milik Hovland, Janis dan Kelly menjelaskan adanya tiga dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting, yaitu perhatian, pengertian dan penerimaan. Pada variabel terikat (Y) peneliti menggunakan teori Kotler dan Keller (2013) yang menjelaskan aspek yang mempengaruh minat beli yaitu minat transaksional, minat referensial, minat preferensial dan minat eksploratif.

2.8 Hipotesis

Menurut Zikmund, hipotesis penelitian adalah proposisi atau dugaan yang belum terbukti. Artinya dugaan masih bersifat tentatif. Dugaan tersebut menjelaskan fakta atau

conten marketing

instagram(X) daya jual (Y)

(16)

fenomena, serta kemungkin jawaban atas varian produk, kualitas produk, serta harga produk Foom.id yang dibagikan oleh Tasya Farasya melalui video di channel Youtubenya.

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Metode penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menggunakan skala Likert.

Penentuan samplemenggunakan tehnik non probability sampling dengan metode berdasa rkan jumlah indikator. Metode tersebut digunakan atas pertimbangan bahwa populasi pengguna media sosial Instagram tidak diketahui secara pasti jumlah populasinya.

Penelitian ini menggunakan metode studi kasus untuk mendapatkan gambaran yang ber sifat detail dan komprehensif peran Digital Influencer dalam promosi produk. Studi kasus di pilih karena fenomena Digital Influencer adalah sebuah kasus yang bersifat spesifik dan kon tekstual (Cresswell, 1994) terutama dalam industri perdagangan online. Subyek yang dijadi kan penelitian adalah akun instagram rokok elektrik @foom.id. Subyek penelitian adalah se suatu yang diteliti yaitu orang, benda, ataupun lembaga (organisasi). Subyek penelitian pada dasarnya adalah yang akan dikenai kesimpulan hasil penelitian. Di dalam subyek penelitian inilah terdapat obyek penelitian.

Adapun obyek pada penelitian yang dilakukan adalah mendeskripsikan peran Digital In luencer dalam mempromosikan produk Foom.id di Media sosial. Obyek penelitian adalah si fat keadaan dari suatu benda, orang, atau yang menjadi pusat perhatian dan sasaran penelitia n. Sifat keadaan dimaksud bisa berupa sifat, kuantitas, dan kualitas yang bisa berupa perilak u, kegiatan, pendapat, pandangan penilaian, sikap pro-kontra, simpati-antipati, dan bisa beru pa proses.

Pengumpulan Data dikumpulkan dari hasil observasi peneliti terhadap Akun Instagram

@foom.id dan wawancara dengan followers Instagram @foom.id. Teknik Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik wawancara semi terstruktur yaitu menyiapkan daftar pertanyaan tertulis dan mengembangkan pertanyaan dari jawaban para informan yang terkait dengan bahasan penelitian. Wawancara ini dikenal dengan wawancara terarah, peneli ti dapat mengembangkan pertanyaan sesuai dengan kondisi dan situasi untuk mendapatkan data yang lengkap (Kriyantono, 2012:102).

(17)

Data-data yang sudah terkumpul dilakukan analisis dengan menggunakan teknik kompa ratif konstan. Menurut Kriyantono, riset kualitatif adalah riset yang menggunakan cara berpi kir induktif, yaitu cara berpikir yang berangkat dari hal-hal khusus (fakta empiris) menuju h al-hal yang umum (tataran konsep) (Kriyantono, 2012: 196).

Penelitian ini berlokasi di Indonesia, dilakukan melalui media sosial khususnya Instagram dan Whatsapp. Peneliti akan menghubungi beberapa Followers Instagram FOOM.ID dan pengguna produk FOOM.ID untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

3.2 Poulasi dan Sampel

Populasi didalam penelitian merupakan objek keseluruhan dalam sebuah penelitian atau dapat dikatakan populasi adalah jumlah keseluruhan dari individu-individu yang komentarnya akan diteliti. Populasi itu dapat berupa orang, benda, perusahaan, sampai lembaga yang sifatnya dapat dihitung jumlahnya. Populasi dalam penelitian ini adalah followers akun instagram FOOM ID. Dengan jumlah followers FOOM ID di instagram per tanggal 17 Januari 2024 adalah 25,6 ribu followers.

Sampel di dalam penelitian ini merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi karena keterbatasan dana, waktu, tenaga, maka peneliti menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Dalam penelitian ini, teknik penarikan sampel penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling.

Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dalam penelitian ini, pertimbangan pemilihan sampel adalah followers FOOM ID yang berpengaruh dalam meningkatnya daya jual.

Dalam menentukan sampel pada penelitian kuantitatif, peneliti menggunakan rumus slovin. Rumus slovin adalah rumus yang digunakan untuk menghitung jumlah sapel minimum yang dibutuhkan dalam penelitian denga populasi yang terbatas. Rumus ini didasarkan pada asumsi bahwa sampel yang diambil haruslah representatif, artinya karakteristik sampel haruslah sama dengan karakteristik populasi.

Rumus solvin adalah sebagai berikut : n= N

1+N e2 Keterangan : n = besar sampel

(18)

N = Besar Populasi e = tingkat kesalahan

Dalam penelitian kuantitatif, tingkat kesalahan yang umum digunakan adalah 5%

dan 10%. Tingkat kesalahan ini dinyataka dengan persentase. Semakin kecil tingkat kesalahan, semakin akurat sampel dan semakin bayak jumlah sampel yang mewakili populasi.

Sementara itu untuk penelitian pengaruh konten marketing akun instagram FOOM ID , dengan populasi jumlah followers sebesar 25,6 ribu followers. Untuk tingkat kesalahan di persentasekan dengan 5%, dimana tingkat kesalahan ini sudah cukup untuk memastikan bahwa hasil penelitian tersebut cukup akurat. Maka untuk menentukan jumlah sampel, dihitung menggunakan rumus solvin, sebagai berikut :

n= N 1+N e2 n= 25.600

1+25.600(0,1)2 n= 2.300 .000

1+2.300 .000(0,01) n=2.300 .000

23.001 n=99,995 n=100

Jadi untuk sampel dalam penelitian ini di tentukan berjumlah ... sampel, dihitung menggunakan rumus solvin, dengna tingkat kesalahan 10%.

3.2 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif atau dalam format angka.

Dengan memperhatikan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian. Berikut adalah data yang digunakan dalam penelitian ini ialah :

a. Data tentang karakteristik responden: Ini berupa data demografis seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, dan lain-lain. Data ini dikumpulkan melalui pertanyaan tertutup dalam kuesioner.

(19)

b. Data tentang pengaruh content marketing : ini berupa berbengaruhnya content marketing FOOM ID X THE PREDIKSI dalam meningkatnya daya jual, menariknya content, dan lain lain. Data ini bisa dikumpulkan melalui pertanyaan tertutup dalam kuesioner.

3.3 Instrumen Pengumpulan Data

Suharsimi Arikunto (2000) menyatakan bahwa instrumen pengumpulan data adalah alat bant u yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegia tan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah. Lebih lanjut Yusuf (2013) menyatakan bahw a secara umum instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian kuantitatif adalah kuisi oner dan skala. Adapun dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen pengumpulan data berupa kuisioner dan skala.

Penelitian ini menggunakan skala likert sebagai skala pengukuran atas jawaban pada setiap it em pertanyaan pada instrumen kuisioner. Sugiyono (2005) menyatakan bahwa skala likert

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menguji sikap konsumen khususnya para mahasiswa pada situs instagram terhadap minat beli. Analisis yang digunakan dalam penelitian

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Pengaruh Interaksi Virtual dan Ekuitas Merek Nex Carlos Terhadap Minat Beli Pengikutnya di Instagram maka diperoleh hasil bahwa

Hasil penelitian ini mengungkapkan adanya pengaruh positif penggunaan media sosial Instagram Wardah terhadap minat beli konsumen Wardah sebesar 61.6% dan

Judul Skripsi : Pengaruh Strategi Komunikasi Pemasaran “KickOff” Brand Lokal Male.id Pada Sosial Media Instagram Terhadap Minat

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan mengenai Pengaruh di Media Sosial Instagram Terhadap Minat Beli Kripik Belings, maka diperoleh beberapa kesimpulan

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan celebrity endorsement pada media sosial instagram terhadap minat beli pakaian olahraga dengan

Hasil penelitian ini mengungkapkan adanya pengaruh positif penggunaan media sosial Instagram Wardah terhadap minat beli konsumen Wardah sebesar 61.6% dan

Pengaruh Promosi Terhadap Minat Beli Hasil dari pengujian hipotesis promosi terhadap minat beli menyatakan bahwa promosi tidak memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap minat