• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LATIHAN LADDER DRILL TERHADAP KEMAMPUAN DRIBBLING PEMAIN SEPAKBOLA DI SSB GMAS NATAR - Teknokrat Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PENGARUH LATIHAN LADDER DRILL TERHADAP KEMAMPUAN DRIBBLING PEMAIN SEPAKBOLA DI SSB GMAS NATAR - Teknokrat Repository"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LATIHAN METODE SMALL SIDED GAMES TERHADAP KETERAMPILAN DRIBBLING

FUTSAL SMKN 1 BANDAR LAMPUNG

(skripsi)

Disusun Oleh Muhammad Rafky Riyadi

18114082

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS SASTRA DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA BANDAR LAMPUNG

2023

(2)

i

PERNYATAAN BEBAS TINDAKAN PLAGIARISME

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Muhammad Rafky Riyadi NPM : 18114082

Program studi : Pendidikan Olahraga

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah dengan judul

“Pengaruh Latihan Metode Small Sided Games Terhadap Keterampilan Dribbling Futsal SMKN 1 Bandar Lampung” merupakan karya saya sendiri yang belum pernah dipublikasikan baik secara keseluruhan maupun sebagian, dalam bentuk jurnal, working paper, atau dalam bentuk lainnya yang dipublikasikan secara umum. Karya ilmiah ini sepenuhnya merupakan karya intelektual saya dan seluruh sumber yang menjadi rujukan dalam karya ilmiah ini telah saya sebutkan susai kaidah akademi yang berlaku umum, termasuk para pihak yang telah memberikan kontribusi pemikiran pada isi, kecuali yang menyangkut ekspresi kalimat dan desain penelitian.

Demikian pernyataan ini saya nyatakan secara benar dengan penuh tanggung jawab dan integritas

` Bandar lampung, 25 Juli 2023

Yang menyatakan,

Muhammad Rafky Riyadi 18114082

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur, saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT, Yang Maha Penyayang, Yang Maha Pemurah, Penguasa Alam Semesta, atas berkat dan anugerah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana di Universitas Teknokrat Indonesia. Pencapaian Skripsi ini tidak dapat dicapai tanpa kontribusi dari beberapa orang hebat. Karena itu, dalam kesempatan ini, saya ingin menyampaikan rasa terimakasih yang tulus kepada :

1. Rektor Universitas Teknokrat Indonesia, Bapak Dr. HM. Nasrullah Yusuf, SE., MBA.

2. Dekan Fakulitas Sastra dan Ilmu Pendidikan, Bapak Dr. Heri Kuswoyo, S.S., M.Hum.

3. Ketua Program Studi Bapak Reza Adhi Nugroho, S.Pd., M.Pd.

4. Dosen Pembimbing Bapak Reza Adhi Nugroho, S.Pd., M.Pd yang sangat sabar dalam proses bimbingan dan telah memberikan pengarahan, motivasi, serta kritik dan saran kepada penulis agar terciptanya kesempurnaan skripsi ini.

5. Dosen Penguji telah memberikan arahan serta kritik dan saran

6. Segenap dosen di Fakultas Sastra dan Ilmu Pendidikan khususnya dosen Pendidikan Olahraga, yang telah membantu dan membagikan ilmunya selama saya berkuliah di Universitas Teknokrat Indonesia.

7. Kepada keluarga saya. Orang tua saya, Papa saya tercinta dan terhebat, panutan saya, Bapak Ir. Heppy Apriyadi dan Mama saya tercinta, wanita paling hebat di dunia, dan tentunya pintu surgaku, Ibu Eri Yance, adik-adik saya yang saya sayangi Muhammad Rayhan Despiyan dan Muhammad Rasya Yudika Putra yang sangat berperan besar terhadap saya tiada hentinya memberikan doa, support dan motivasi yang tentu nya sangat berharga dalam proses pembuatan skripsi ini dan menyelesaikan kuliah saya

(6)

v

8. Kepada sahabat-sahabat saya, teman-teman saya dalam Prodi Pendidikan Olahraga Angkatan 2018 yang sudah meluangkan waktu untuk membantu saya dalam proses pembuatan skripsi saya.

9. Kepada Veny Apriani sebagai manager E-Sport saya, sudah memberikan sebuah device yang tentunya sangat membantu saya dalam kebutuhan skripsi maupun E-Sport saya.

10. Kepada Mukhlisa yang sudah mensupport, memberikan dorongan dan semangat kepada saya hingga mampu menyelesaikan skripsi ini.

11. Dan yang terakhir kepada diri saya sebagai penulis yang sudah sangat hebat mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi saat kegiatan perkuliahan dan puncaknya pada saat penyelesaian skripsi ini sebagai tanda akhir dari perkuliahan saya di Universitas Teknokrat Indonesia Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari dari kata sempurna karena keterbatasan penulis dalam hal pengetahuan dan pengulasan skripsi. Penulis mengherharapkan saran yang membangun sehingga skripsi ini dapat dijadikan acuan dalam penulisan karya karya selanjutnya. Terakhir, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Bandar lampung Penulis

Muhammad Rafky Riyadi

(7)

vi MOTTO

“Kalau sudah start, harus finish. Jangan cemen jadi mahasiswa”

(Aditya Gumantan., S.Pd., M.Pd.)

Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan (QS. Al-Insyirah : 6)

“Saat orang orang menganggapmu tidak bisa apa-apa, jangan pedulikan. Karena yang bisa mengubah nasibmu adalah kamu, bukan orang lain”

(Rock Lee)

(8)

vii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...

PERNYATAAN BEBAS TINDAKAN PLAGIARISME ... i

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR VALIDASI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

MOTTO ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

ABSTRAK ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

1.5. Batasan Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. Penelitian Relevan ... 6

2.2. Futsal ... 7

2.2.1. Teknik Dasar ... 9

2.3. Latihan ... 13

2.3.1. Tujuan Latihan ... 15

(9)

viii

2.3.2. Prinsip Latihan ... 17

2.3.3. Komponen Biomotor ... 20

2.4. Metode ... 22

2.4.1. Metode Latihan ... 23

2.5. Small Sided Games ... 23

2.6. Ekstrakurikuler ... 25

2.7. Karakteristik Siswa ... 26

2.8. Kerangka Berfikir ... 28

2.9. Hipotesis ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

3.1. Desain Penelitian ... 31

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 32

3.2.1. Populasi ... 32

3.2.2. Sampel ... 32

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

3.3.1. Variable Penelitian ... 33

3.4. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 35

3.5.1. Studi Pustaka... 36

3.5.2. Metode Tes ... 36

3.6. Teknik Analisis Data ... 36

3.6.1. Uji Normalitas... 36

3.6.2. Uji Homogenitas Data ... 37

3.6.3. Uji Hipotesis ... 37

(10)

ix

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

4.1. Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 38

4.1.1. Hasil Penelitian ... 38

4.2. Hasil Uji Prasyarat ... 41

4.2.1. Uji Normalitas... 41

4.2.2. Uji Homogenitas ... 42

4.2.3. Uji Hipotesis ... 42

4.3. Pembahasan ... 43

4.3.1. Apakah ada pengaruh metode latihan Small Sided Games terhadap kemampuan dribbling. ... 43

4.3.2. Mengetahui pengaruh latihan dengan metode Small Side Games terhadap kemampuan dribbling. ... 44

4.3.3. Keterbatasan Penelitian... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 45

5.1. Kesimpulan ... 45

5.2. Saran ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 46

(11)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Dosis Latihan Small Sided Games ... 24

Tabel 2.2 Kerangka Berfikir ... 29

Tabel 3.1 One Group Pretest - Posttest Design ... 31

Tabel 3.2 Nilai Tes Menggiring Bola ... 35

Tabel 4.1 Hasil Pretest dan Posttest Dribbling ... 39

Tabel 4.2 Grafik Pretest dan Posttest Dribbling ... 40

Tabel 4.3 Deskripsi Statistik Pretest Posttest ... 41

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas ... 42

Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas ... 42

Tabel 4.6 Data Uji Paired t test Dribbling ... 43

(12)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 ... 35

(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 ... 55

Lampiran 2 ... 56

Lampiran 3 ... 57

Lampiran 4 ... 58

Lampiran 5 ... 59

Lampiran 6 ... 63

Lampiran 7 ... 65

(14)

xiii ABSTRAK

Pengaruh Latihan Metode Small Sided Games Terhadap Keterampilan Dribbling Futsal SMKN 1 Bandar Lampung

Oleh:

Muhammad Rafky Riyadi 18114082

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan metode Small Sided Games terhadap keterampilan dribbling futsal SMKN 1 Bandar Lampung. Penelitian ini terdiri dari 24 sampel menggunakan purposive sampling dengan metode eksperimen one group pretest posttest. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan latihan metode Small Sided Games terhadap keterampilan dribbling futsal SMKN 1 Bandar Lampung.

Terbukti adanya pengaruh terhadap peningkatan keterampilan dribbling futsal SMKN 1 Bandar Lampung, dengan rata-rata 2.31 detik yang sebelum diberikan treatment mendapatkan hasil rata-rata 14.73 detik dan sesudah diberikan treatment mendapatkan hasil rata-rata 12.42 detik serta dibuktikan dengan nilai signifikan 0,00 < 0,05 dan Dari hasil uji t bisa dicermati bahwa t hitung lebih besar dari t tabel (16.260 > 1.713) dan nilai signifikan p sebesar (0.000 < 0.05), hasil ini menerangkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest Dribbling dengan metode Small Sided Games terhadap kemampuan Dribbling SMK Negeri1 Bandar Lampung. Data pretest rata-rata 14.73 sedangkan posttest 12.42 dengan peningkatan 2.31

Kata Kunci: Futsal, Dribbling, Small Sided Games

(15)

xiv ABSTRACT

The Influence of the Small Sided Games Method of Training on the Dribbling Futsal Skills of SMKN 1 Bandar Lampung

By:

Muhammad Rafky Riyadi 18114082

The purpose of this study was to determine the effect of the Small Sided Games training method on futsal dribbling skills at SMKN 1 Bandar Lampung. This study consisted of 24 samples using purposive sampling with the one group pretest posttest experimental method. The results of this study indicate that there is a significant effect of the Small Sided Games training method on futsal dribbling skills at SMKN 1 Bandar Lampung. It is proven that there is an influence on improving futsal dribbling skills at SMKN 1 Bandar Lampung, with an average of 2.31 seconds before being given treatment to get an average result of 14.73 seconds and after being given treatment to get an average result of 12.42 seconds and it is proven by significant value of 0.00 <0.05 and From the results of the t test it can be seen that t count is greater than t table (16,260 > 1,713) and a significant value of p is (0,000 <0.05), these results explain that there is a significant difference between the pretest and posttest Dribbling with the Small Sided Games method on Dribbling ability at SMK Negeri 1 Bandar Lampung. The average pretest data is 14.73 while the posttest is 12.42 with an increase of 2.31

Keywords: Futsal, Dribbling, Small Sided Games

(16)

Universitas Teknokrat Indonesia BAB I

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Olahraga kini telah menjadi gaya hidup masyarakat, baik di kalangan anak - anak, remaja maupun orangtua. Kegiatan olahraga yang dilakukan dapat memberikan banyak manfaat bagi tubuh seperti kesehatan dan kebugaran. Olahraga adalah rangkaian kegiatan fisik yang terencana dan berkontribusi untuk tetap aktif dalam meningkatkan gerak atau mobilitas (Fahrizqi et al., 2020). Seiring adanya perkembangan dan kemajuan teknologi, bidang keolahragaan mengalami kemajuan yang sangat pesat. Untuk itu perlu dilakukan beberapa upaya pembinaan dan pengembangan dibidang keolahragaan, yang bertujuan untuk mencapai prestasi yang optimal pada suatu kejuaraan baik ditingkat regional maupun nasional bahkan sampai internasional. Sebagai contoh salah satunya ialah cabang olahraga futsal. Melalui olahraga ini tidak hanya remaja, bahkan kalangan orang tuapun dapat menuai banyak manfaat, baik dalam pertumbuhan fisik, mental maupun sosial.

Futsal pertama kali dikenal di Montevideo, yang merupakan salah satu kota metropolitan terbesar di negara Uruguay pada tahun 1930 oleh Juan Carlos Ceriani. Kemudian menyebar dari Amerika Latin ke empat penjuru dunia. Tidak seperti sepak bola, yang terdiri dari 11 pemain di setiap tim, futsal hanya terdiri dari 5 pemain inti yang bermain. Ukuran lapangan futsal juga berbeda dengan lapangan sepak bola. Aturan futsal dibuat sangat ketat dan terperinci oleh FIFA agar pertandingan ini dapat dimainkan dengan fair play dan dapat menghindari kemungkinan cedera pada atlet. Pertandingan futsal pertama kali terjadi pada turnamen futsal di Amerika Selatan pada tahun 1965, ketika Paraguay menjadi juara (Halim, 2012)

Futsal adalah versi sepak bola yang dimainkan di dalam ruangan dengan sistem lima orang pertim (satu penjaga gawang dan empat pemain) dan disetujui oleh

(17)

Universitas Teknokrat Indonesia Asosiasi Sepak Bola Internasional, umumnya dikenal sebagai FIFA. Analisis pertandingan futsal sebaiknya tidak hanya mencakup aksi pertandingan di lapangan, terutama pola atau strategi gol. Olahraga futsal memiliki kesamaan dengan sepak bola. Salah satu nya olahraga ini bertujuan untuk merebut bola dari lawan dan mengoper bola sebanyak mungkin, menjaga pertahanan agar tidak kebobolan gol dan menentukan pemenang pada jumlah gol atau mencetak gol Meskipun terdapat kesamaan antara futsal dan sepak bola, namun terdapat beberapa perbedaan seperti luas lapangan, perlengkapan, jumlah pemain, dan lain- lain. Peneliti menyimpulkan bahwa futsal adalah permainan beregu yang terdiri dari lima orang. Permainan futsal merupakan hasil adopsi dari olahraga sepak bola yang telah menjadi permainan yang hanya diikuti oleh lima orang per tim, yang membutuhkan penguasaan keterampilan teknis yang baik.

Salah satu teknik dasar yang sering kali digunakan dalam permainan futsal adalah dribbling. Teknik dribbling merupakan keterampilan penting dan mutlak harus dimiliki setiap pemain futsal. Kemampuan Dribble atau menggiring bola sangat diperlukan oleh seorang pemain dalam menghadapi situasi dan kondisi tertentu yang menuntut unsur kelincahan (Agility) dalam bergerak untuk menguasai bola dan melewati lawan serta menghindari benturan-benturan yang mungkin terjadi pada saat lawan yang ingin merebut bola. Selain itu dribble digunakan untuk melewati pemain dan dapat membuka ruang untuk menciptakan peluang mencetak goal. Menggiring Bola (Dribble) adalah mempertahankan bola tetap berada di kaki dan tetap dalam kendali ketika melewati lawan gunakan kedua sisi kaki untuk membawa bola atau memperlambat laju bola dengan menggunakan sol sepatu, menggiring bola bukan hanya soal kecepatan saja karena harus bisa merubah kecepatan dan arahnya.

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu upaya pembinaan yang diselenggarakan dilingkungan sekolah. Salah satu sekolah negeri di Bandar Lampung yang mempunyai prestasi yang belum baik dalam kegiatan

(18)

Universitas Teknokrat Indonesia ekstrakulikuller futsal yaitu SMKN 1 Bandar Lampung hal ini dibuktikan dengan prestasi yang diraih oleh ekstrakulikuller SMKN 1 Bandar Lampung.

Berdasarkan pengamatan peneliti dalam kejuaraan Anniversary Futsal Campus 2022, Futsal SMKN 1 Bandar Lampung ini masih ada beberapa kekurangan.

Salah satunya yaitu saat diberi tekanan oleh musuh pemain sering kehilangan bola saat melakukan dribbling, siswa futsal SMKN 1 Bandar Lampung masih terlihat tidak terbiasa diberi tekanan saat melakukan dribbling bola sehingga pada saat pertandingan uji coba dan kejuaraan sulit untuk memenangkan pertandingan. Pada saat sesi latihan terlihat pemain kurang baik dalam melakukan dribbling.

Diperkuat sesi wawancara dengan pelatih Futsal SMKN 1 Bandar Lampung setelah pertandingan dan data test dribbling Futsal SMKN 1 Bandar Lampung.

Dengan hasil data tes dribbling Futsal SMKN 1 Bandar Lampung munjukan tes dribbling dengan nilai rata-rata 2 (kurang). Dengan hasil tes ini menunjukan bahwa siswa futsal SMKN 1 Bandar Lampung masih dibawah rata-rata norma penilaian tes dribbling.

Dalam penelitian ini, peneliti memilih metode latihan small side games untuk melatih keterampilan dribbling pemain futsal di SMKN 1 Bandar Lampung agar terbiasa melakukan dribbling dalam situasi tertekan oleh musuh. Small sided games merupakan suatu metode latihan dengan menyajikan situasi permainan seperti permainan sesungguhnya yang membuat pemain mendapatkan penguasaan aspek teknik, taktik, dan fisik. Latihan small sided games lebih banyak menerapkan secara langsung latihan fisik, teknik, dan taktik dalam sebuah permainan. Pemain dituntut untuk menghadapi situasi tekanan seolah-olah seperti dalam permainan yang sesungguhnya. Small sided games memungkinkan pemain mengalami situasi yang hadapi selama bermain seperti pertandingan yang sebenarnya. Dengan mengalam isituasi iniselama latihan, pemain dapat meningkatkan teknik, taktik, dan aspek fisiologis permainan pemain (Agung Setyadi, 2016).

(19)

Universitas Teknokrat Indonesia Berdasarkan permasalahan dan data diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian meningkatkan dribbling dengan menggunakan metode small sided games. Sebab materi dribbling belum banyak diperkenalkan dalam latihan tim futsal SMKN 1 Bandar Lampung. Dengan adanya metode small sided games ini diharapkan mampu memberikan hasil yang baik untuk keterampilan dribbling Futsal SMKN 1 Bandar Lampung, karena pemain dituntut untuk terbiasa dalam situasi permainan yang sesungguhnya pada saat sesi latihan

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada Ekstrakurikuler Futsal yang ada di SMKN 1 Bandar Lampung dengan bentuk skripsi dengan judul “Pengaruh Latihan Metode Small Sided Games Terhadap Keterampilan Dribbling Futsal SMKN 1 Bandar Lampung”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka, diketahui bahwa masalah yang dihadapai adalah mengenai dribbling, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan yaitu:

Apakah ada pengaruh latihan metode Small sided games terhadap keterampilan dribbling Futsal SMKN 1 Bandar Lampung?

1.3. Tujuan penelitian

Mengetahui Pengaruh latihan metode Small sided games terhadap keterampilan dribbling Futsal SMKN 1 Bandar Lampung

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan oleh peneliti ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi siswa dan mahasiswa dapat dijadikan ilmu pengetahuan tentang pengaruh latihan metode Small sided games terhadap keterampilan dribbling sebagai bahan pemikiran atau pembelajaran bagi peningkatan prestasi

2. Bagi guru dapat dijadikan untuk bahan pembelajaran dan sumber bacaan dalam meningkatkan prestasi

(20)

Universitas Teknokrat Indonesia 3. Bagi para pelatih dapat dijadikan bahan dalam merancang program latihan yang baik untuk meningkatkan keterampilan dribbling bagi para atlit untuk menunjang prestasi yang lebih baik

4. Bagi peneliti untuk menambahkan pengetahuan dan pengalaman apakah ada pengaruh latihan metode Small sided games terhadap keterampilan dribbling

1.5. Batasan Penelitian

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah aspek yang diteliti dalam penelitian hanya ingin:

1. Mengetahui pengaruh latihan metode Small sided games terhadap keterampilan dribbling Futsal SMKN 1 Bandar Lampung.

(21)

Universitas Teknokrat Indonesia BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Relevan

Berikut beberapa penelitian terdahulu sebagai acuan yang relevan sebagai berikut:

1. Kajian oleh (Ahmad Jaza' Wifaq & I Dewa Made Aryananda Wijaya Kusuma, 2013) berjudul Pengaruh Latihan Small Side Games Terhadap Peningkatan Vo2max Siswa Persatuan Sepak Bola Dalegan Usia 15-17 Tahun. Hasil yang diperoleh nilai signifikansi probabilitas sebesar 0,000 <

0,05 dan persentase sebesar 8,69%. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa bermain dalam tim kecil berpengaruh signifikan terhadap peningkatan VO2max siswa SSB Persatuan Sepak Bola Dalegan.

2. Sebuah studi oleh (Wea, 2020) "Pengaruh small side game terhadap eknik dasar pemainan sepak bola". Berdasarkan hasil uji hipotesis, bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada kelompok eksperimen yaitu praktik small side games. Berdasarkan rata-rata hitung, kelompok eksperimen ditemukan lebih besar dari kelompok kontrol (ẍ1 = 0,0250 >

ẍ2 = 0,0196). Selain itu, nilai t-number dari hasil analisis uji-t di atas adalah 5,1910. dan t-tabel sebesar 2,048 pada taraf signifikansi α = 0,05.

Karena t-score 2,048 lebih rendah dari t-score 5,1910, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Kesimpulannya adalah latihan small side games berpengaruh terhadap skill dalam permainan sepak bola.

3. Penelitian (Suwardi, 2020) berjudul “Pengaruh Metode Latihan Small Sided Games Terhadap Kemampuan Passing Dan Daya Tahan Atlet Futsal Putra Klub Cahs Hamas Kota Semarang”. Hasil uji kemampuan lulus t diperoleh nilai thitung = -3,644 sig 0,002< 0,05, maka HO diterima, dan untuk hasil uji t kekokohan, t hitung = -5,710 sig 0,000<;

0,05, maka HO diterima. Ini mempengaruhi transferabilitas dan daya tahan Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah melakukan latihan yang berbeda selama 12 sesi.

(22)

Universitas Teknokrat Indonesia 4. Penelitian yang dilakukan oleh (Ichsan, 2013) berjudul “Pengaruh Latihan Small Side Game Terhadap Ketelitian Passing Horizontal Siswa Yang Mengikuti Kursus Sepakbola Sepulang Sekolah Di SMP Negeri 1 Nglipar Gunung Kidul”. Hasil yang Diperoleh Hasil penelitian pada kelompok eksperimen memberikan t hitung > t tabel (5,209 > 1,76), sehingga dapat disimpulkan bahwa keterampilan registrasi horizontal meningkat secara signifikan pada saat pre dan post test. Pada kelompok pembanding diperoleh nilai t hitung > t tabel (2,477 > 1,76). Dari sini dapat disimpulkan bahwa keterampilan ketepatan passing juga meningkat pada saat pre dan post test. Pada kelompok eksperimen, rata-rata skor pretes adalah 6,53. Setelah permainan tim kecil diberikan, rata-rata posttest adalah 8,46. Disimpulkan bahwa small sided games meningkatkan ketepatan passing horizontal siswa ekstrakurikuler sepak bola SMP Negeri 1 Nglipar Gunungkidul sebesar 29,5%.

Dari Penelitian diatas terdapat dampak yang signifikan dengan menggunakan Metode Small Sided Game. Penelitian diatas dijelaskan bahwa terdapat perbedaan dan persamaan variabel latihan dengan variabel yang peneliti gunakan. Peneliti menggunakan rekomendasi dari hasil penelitian diatas untuk memperkaya referensi penelitian.

2.2. Futsal

Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua regu, yang masing- masing beranggota 5 orang. Tujuannya adalah memasukkan bola ke gawang lawan, dengan memanipulasi bola dengan kaki. Futsal adalah kata yang digunakan secara internasional untuk permainan sepak bola dalam ruangan, kataitu berasal dari kata futbol atau futebol (dari bahasa spanyol atau Portugal yang berarti permainan sepak bola) dan salon atau sala (dari bahsa prancis atau spanyol yang berarti dalam ruangan). (Aswadi et al., 2015). Futsal diciptakan Juan Carlos Ceriani di Kota Montevideo, Uruguay dan Dia sebagai seorang olahragawan sejati, ide bermain futsal sendiri muncul ketika siswa di YMCA mengalami

(23)

Universitas Teknokrat Indonesia kebosanan dan pada saat itu cuaca di negara itu selalalu hujan sehingga membuat Ceriani menciptakan kreatifitas baru dengan mengembangkan olahraga untuk siswanya agar tetap bisa melakukan olahraga rekreasi sehingga muncullah permainan futsal itu (Wibowo, 2014). Futsal adalah permainan sejenis sepak bola yang dimainkan dalam lapangan yang berukuran lebih kecil.Futsal merupakan olahraga yang kompleks bukan hanya penguasaan teknik dasar yang baik saja tetapi faktor persiapan fisik juga sangat penting. (Gumantan & Bagus, 2020).

Tujuan menggeluti olahraga futsal adalah untuk mencapai prestasi. Jika dilihat dari tujuan tersebut maka diperlukan persiapan yang matang, baik secara fisik, teknik, taktik dan keadaan psikologis yang baik (Santaji, 2020). Futsal merupakan olahraga yang permainan nya di dasari permainan sepakbola namun perbedaan dalam sepakbola adalah karna futsal di mainkan oleh beberapa orang saja dan lapangan yang relative kecil. (Armanda, 2016).

Futsal kini sudah mendunia bahkan cukup populer di Indonesia sudah tidak asing lagi di dengar oleh masyarakat. Nama Futsal bersal dari Bahasa Spanyol Futbol sala atau futbol de salon dan dalam Bahasa Portugis Futebol de salao, istilah ini umumnya diterjemahkan sebagai sepakbola dalam ruangan tetapi terjemahan yang lebih literal adalah sepakbola hall/lounge. Sejarah Futsal muncul di sebuah sekolah yayasan YMCA Karena penciptanya adalah seorang pendidik di YMCA yang berasal dari Uruguay, Juan Calos Ceriani adalah namanya, dia merupakan lulusan Federasi Amerika Selatan YMCA (sekarang Konfederasi Amerika latin) dan memegang gelar Sekjen Asociaciones Christianes Jovenes (ACJ) dan Guru pendidikan jasmani. (Wibowo, 2014). Futsal memiliki beberapa istilah lain dari berbagai negara antara lain Amerika Utara dikenal dengan nama

Indoor Soccer”, sedangkan di benua Eropa terdapat banyak istilah; “Hal-Fodlod

di Denmark, “Futbal Sala” di Spanyol, “Calcetto” di Italia, “Hallen Fu ball” di Jerman, dan “Futebol De Savao” di Portugal.(Saryono, 2006). Permainan ini dimulai karena suatu alasan, yaitu ketika sang pelatih harus menyelesaikan program latihan sepak bola tradisional yang dicegah oleh hujan lebat yang menyebabkan lapangan banjir, Cerian memiliki ide cemerlang untuk

(24)

Universitas Teknokrat Indonesia memindahkan latihannya ke gym yang dimainkan. ruang yang relatif kecil seukuran lapangan basket. (Abdurahman, 2018). Futsal masuk ke indonesia sekitar tahun 1998-1999, pada tahun 2000 futsal mulai dikenal masyarakat indonesia, aka tetapi negara tetangga lebih dulu mengenalnya seperti malasya dan thailand. (P. Ardiansyah, 2022). Ronny Pattinasarani adalah salah satu pelopor futsal di Indonesia, Pada tahun 2000 beliau diintruksikan oleh PSSI untuk mengikuti coaching clinic futsal di malaysia. (Hera, 2020)

2.2.1. Teknik Dasar

Teknik menurut (Hawindri, 2016) adalah suatu gerak yang dilakukan secara tepat berdasarkan kemampuan lokomotor, kondosi mekanik, dan peraturan permainan. Sedangkan menurut (Panji, 2021) teknik adalah cara melakukan sesuatu untuk mencapaitujuan tertentu secara efektif dan efisien. Teknik dasar merupakan fundamental yang harus dikuasai oleh semua siswa agar dapat bermain futsal dengan terampil yang didasari keterampilan gerak (Hadi, 2019). Teknik dasar bermain merupakan bagian yang penting untuk melakukan aktivitas dengan baik. Teknik bermain adalah kecakapan jasmani dalam melakukan permainan teknik- teknik yang tergolong sebagai foundation (dasar) merupakan menu latihan yang paling mendasar atau paling rendah tingkatannya. Latihan-latihan teknik itu ditujukan untuk mengembangkan keterampilan dasar yang diperlukan oleh semua pemain (Hawindri, 2016). Teknik dasar dapat dilatih dengan memperhatikan teori-teori yang ada agar lebih mudah mengaplikasikan ke dalam suatu praktek latihan dan pertandingan.(Wardhana, 2016)

Dalam permainan futsal tentu tidak lepas dari teknik dasar, Menurut (Anggriawan, 2016) keterampilan dasar pemain depan, tengah dan bertahan meliputi: (1) teknik dasar mengumpan (passing), (2) teknik dasar menahan bola (control), (3) teknik dasar mengumpan lambung (chipping), (4) teknik dasar menggiring bola (dribbling), (5) teknik dasar menembak (shooting) yang harus dikuasai oleh pemain. Maka secara keseluruhan

(25)

Universitas Teknokrat Indonesia teknik individu yang harus dikuasai ialah keterampilan dasar pemain bukan teknik dasar penjaga gawang dengan tujuan untuk saling bekerjasama antar pemain dalam menyerang dan bertahan dalam setiap pertandingan futsal. Futsal merupakan olahraga yang menggunakan system energi anaerobic dengan kondisi lapangan yang kecil pemain akan sering melakukan lari secara bergantian untuk menyerang dan bertahan.

Untuk melatih system energy anaerobik dibutuhkan system aerobic terlebih dahulu untuk menciptakan oksigen debt yang kecil (Mulyasari, 2018). Dalam permainan futsal ada beberapa teknik dasar yang harus di pahami dan dikuasai, yang secara umum tidak jauh berbeda dengan permaian sepakbola. Teknik dasar harus di pahami dan dikuasai karna akan menunjang pada keberhasilan baik secara individu maupun kelompok/tim. Menurut (Aprilianto & Fahrizqi, 2020) Teknik dasar permainan futsal menentukan sampai dimana seorang pemain dapat meningkatkan mutu permainannya. Teknik dasar merupakan proses melakukan gerakan dasar yang dilakukan dalam kondisi sederhana dan mudah. Khususnya untuk olahraga futsal teknik dasar berperan penting dan sudah seharusnya dikuasai dengan baik, karena dalam permainan olahraga futsal dituntut untuk tidak terlalu lama saat membawa atau menahan bola, intensitas cepat dan tinggi, pertahanan yang kuat serta mempunyai pola dan skema penyerangan yang teratur (Budiwanto, 2012).

A. Teknik dasar mengumpan bola (passing)

Passing merupakan salah satu skill dasar futsal yang dibutuhkan pemain karena passing yang sulit dan akurat dibutuhkan di lapangan datar dan kecil. Umpan keras dan akurat diperlukan di lapangan datar dan kecil saat bola meluncur sejajar dengan tumit pemain. Untuk mengontrol passing atau operan, diperlukan kontrol gerakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Keberhasilan usaha passing ditentukan oleh kualitasnya, tiga faktor dalam

(26)

Universitas Teknokrat Indonesia kualitas pasising ialah : (1) keras, (2) terarah, dan (3) datar Teknik dalam melakukan passing: 1) Saat mengoper, kaki penopang berada di sebelah bola, bukan kaki yang mengoper. 2) Gunakan bagian dalam kaki untuk memberi makan. 3) Perbaiki atau perkuat tumit agar kontak dengan bola lebih kuat. 4) Kaki bagian dalam dari atas diarahkan ke bagian tengah bola (jantung) dan ditekan ke bawah untuk mencegah bola melambung ke atas. 5) Gerakan selanjutnya mengikuti, di mana momentum kaki tidak berhenti setelah mengoper. (Anggriawan, 2016).

A. Teknik dasar menghentikan bola (controlling)

Keterampilan mengontrol (menjaga bola) harus menggunakan telapak kaki (sole). Di permukaan yang datar, bola menggelinding dengan cepat, sehingga pemain harus bisa mengontrolnya dengan baik.

Menahan bola dari kaki Anda membuat lawan Anda lebih mudah menangkap bola. Menurut (Anggriawan, 2016), Teknik kontrol adalah teknik penguasaan bola dasar (menjaga bola), semua bagian kaki harus digunakan. Di permukaan yang datar, bola menggelinding dengan cepat, sehingga pemain harus bisa mengontrolnya dengan baik. Jika Anda menjaga bola terlalu jauh dari kaki Anda, lawan akan dengan mudah menangkap bola tersebut. Berikut tata cara pelaksanaan kontrol dengan menggunakan kaki bagian dalam: (1) Berdiri tegak menghadap bola, (2) Pergelangan kaki bantalan bola diputar ke luar, (3) Kaki bantalan bola dijulurkan ke arah bola dan (4) Tarik kembali ke arah bola Gerakan memukul bagian dalam kaki dan ke arah bola, begitu juga dengan bola yang berada di tengah, hingga bola tersebut bergerak. berhenti dan berhenti (Kurniawan, 2017) B. Teknik dasar menendang kearah gawang (shooting)

(27)

Universitas Teknokrat Indonesia Shooting adalah menendang bola dengan keras, guna mencetak gol.

Ini juga merupakan bagian tersulit karena perlu kematangan dan kecerdikan pemain dalam menendang bola agar tidak bisa dijangkau atau ditangkap kiper. Shooting merupakan teknik dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Teknik ini adalah cara menciptakan gol.

Karena semua pemain memiliki kesempatan untuk mencetak gol dan memenangkan pertandingan. Teknik menembak dapat dibedakan menjadi dua, yaitu menembak dari telapak kaki dan menembak dari ujung sepatu atau ujung kaki. (Ibrahim, 2019). Shooting ditandai dengan kecepatan bola yang sangat tinggi dan tinggi serta sulit diprediksi oleh penjaga gawang (Hanafi & Christina Yuli Hartati, 2015). Teknik tendangan keras atau shooting yang efektif dalam permainan futsal adalah dengan menendang bola menggunakan ujung jari kaki dan punggung kaki, tendangan dengan ujung kaki ini bola akan melaju cukup kencang dan bola juga akan tetap bergerak lurus (Putra, 2014).

C. Teknik dasar menggiring bola (dribbling)

Dribbling berarti menyentuh bola berkali-kali. Biasanya kaki mengenai tepi bola. Sedangkan Menurut (Ibrahim, 2019) Dribbling merupakan skill penting yang harus dikuasai oleh setiap pemain futsal. Dribbling atau menggiring bola bermanfaat saat melewati lawan, mencari ruang, dan mencari peluang untuk mengoper bola dengan baik, menahan bola dan menyelamatkan bola dari situasi passing yang gagal. Dribbling merupakan keterampilan yang setiap pemain dalam menguasai bola sebelum diberikan nya kepada rekan tim nya untuk menciptakan peluang dan mencetak gol (Mahfud et al., 2020).

(28)

Universitas Teknokrat Indonesia 2.3. Latihan

Latihan menurut (Bompa 2015) latihan merupakan suatu program pengembangan olahragawan untuk suatu kegiatan khusus, melalui peningkatan ketrampilan dan kapasitas energy. Latihan menurut (Astyorini, 2016) merupakan suatu proses yang direncanakan dalam berbagai macam tahap serta dilaksanakan secara berkelanjutan yang pada prinsipnya latihan bertujuan untuk meningkatkan kualitas fisik serta meningkatkan atau mengembangkan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh seorang atlet, yang mana mempunyai target dan tujuan yaitu untuk mencapai suatu perubahan ke arah yang lebih baik dan tidak hanya untuk kebugaran saja akan tetapi untuk menyempurnakan keterampilan yang dimiliki serta meningkatkan kualitas fisik atlet sehingga atlet dapat tampil dengan baik dalam setiap kegiatan-kegiatan olahraga termasuk pada saat pertandingan dilaksanakan. Pelatihan adalah aktivitas olahraga yang sistematis, jangka panjang, bertahap dan individual yang mengarah pada pencapaian karakteristik fungsi fisiologis dan psikologis untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, (Wardana, 2017). Menurut (Setiawan, 2019) Pelatihan merupakan suatu proses kerja yang harus dilakukan secara sistematis, berulang-ulang, terus menerus dan semakin lama beban kerja diberikan semakin bertambah. Pelatihan adalah proses yang diulang dan ditingkatkan untuk meningkatkan potensi kinerja yang maksimal.

Atlet menyelesaikan program pelatihan jangka panjang untuk meningkatkan kondisi mental olahraga dan mempertahankan visibilitas . (Tarmizi, 2022).

Pelatihan pada hakekatnya adalah suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik, yaitu. H. untuk meningkatkan kualitas fisik, kemampuan fungsional peralatan tubuh dan kualitas psikologis peserta pelatihan (Subandi, 2016). dengan dilakukan secara sistematis dan berulang-ulang dengan menggunakan metode yang benar agar dapat mempersiapkan olahragawan dengan baik. (Dwiantoro, 2015). Menurut (Sumarsono, 2017) latihan adalah gerak fisik yang diulang-ulang dengan memperhatikan gerak dominan sesuai dengan kecabangan olahraga, serta penyempurnaan gerak yang didukung dengan teori dan praktek sesuai dengan pendekatan ilmiah sehingga tujuan yang hendak dituju dapat terlaksana. Latihan

(29)

Universitas Teknokrat Indonesia merupakan prosedur berlatih yang sistematis yang dilaksanakan secara berulang – ulang dan beban latihan kian hari bertambah. Selain dilaksanakan secara berulang – ulang, dibutuhkan serta talenta lalu motivasi atlet itu sendiri, serta pengetahuan dan karakter pelatih fasilitas dan peralatan, inovasi menurut ilmu yang membantu ketika pertandingan. Sedangkan latihan menurut (Barirman & Sujana, 2018) adalah kegiatan yang sistematis dalam waktu yang lama, ditingkatkan selaku progresi & perseorang yang menunjuk dalam 20 karakteristik – karakteristik fungsi fisiologi insan buat mencapai target yang sudah ditentukan. Dari hal tadi terungkap informasi bahwa proses mencapai jenjang kemampuan & prestasi pucuk memerlukan waktu yang panjang dan usaha yang berat, sesuai menggunakan rangkaian cabang olahraga yang ditekuni buat mencapai suatu yang baku yang sudah diputuskan. Tujuan utama dari latihan adalah untuk meningkatkan kemampuan keterampilan atlet supaya dapat berprestasi. Menurut (Fenanlampir, 2020) ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet, yaitu: latihan fisik, latihan teknik, latihan taktik, dan latihan mental.

1. Latihan Fisik (Physical Training)

Menurut (Fenanlampir, 2020) perkembangan syarat fisik yang utuh amatlah vital, karena lantaran tanpa syarat fisik yang baik atlet tidak akan bisa mengikuti latihan – latihan dengan sempurna. Sedangkan tujuan dari latihan menurut (Harsono, 2015) menaikkan potensi faaliah &

menyebarkan kemampuan biomotorik ke derajat yang setinggi-tingginya agar prestasi yg paling tinggi pula mampu dicapai. Sementara komponen fisik yang wajib dibesarkan merupakan daya tahan kardiovaskular, daya tahan kekuatan, kekuatan otot (strength), kelentukan (flexibility), kecepatan, stamina, kelincahan (agility).

2. Menurut (Fenanlampir, 2020) Latihan teknik merupakan latihan buat memperlancar teknik – teknik gerakan yang diharapkan bisa melakukan cabang olahraga yang telah dikuasai atlet, contohnya pada basket

(30)

Universitas Teknokrat Indonesia menembak bola ke ring, mengoper lawan, lay up, pivot & banyak lainnya.

Menurut (Harsono, 2015) latihan teknik dimaksudkan buat membangun &

memperkembang norma – norma motoric.

3. Latihan Taktik (Tactical Training)

Menurut Suharno dalam (Budiwanto, 2012) taktik merupakan logika atau siasat menggunakan cara-cara yang jitu buat memenangkan pertandingan secara sportif atau fair play sesuai menggunakan peraturan. Taktik menentukan dalam planning yang dipakai selama permainan atau pertandingan sebagai bagian krusial berdasarkan kerangka kerja generik suatu strategi. Tujuan taktik menurut (Fenanlampir, 2020) untuk meningkatkan perkembangan interpretive atau daya tafsir pada atlet.

4. Latihan Mental (Psychological Training)

Menurut (Fenanlampir, 2020) latihan mental merupakan latihan yang lebih mengutamakan dalam perkembangan kematangan atlet dan perkembangan emosional & impulse, contohnya motivasi bertanding, perilaku pantang menyerah, kesepadanan emosi meskipun pada situasi stress, percaya diri, kejujuran.

2.3.1. Tujuan Latihan

Pelatihan adalah kegiatan yang sistematis dari waktu ke waktu yang, dalam waktu yang relatif lama, mempromosikan dan mempercepat potensi individu, yang tujuannya adalah untuk menyesuaikan fungsi psikologis yang membentuk fisiologi manusia dengan tuntutan tugas.

Namun, tujuan keseluruhan dari pelatihan adalah untuk meningkatkan kemampuan dan kemauan atlet untuk melakukan yang terbaik. Perumusan tujuan dan sasaran latihan dapat bersifat jangka panjang atau jangka pendek. Tujuan dan sasaran jangka panjang harus dicapai pada tahun mendatang. Tujuan ini biasanya pelatihan jangka panjang bagi atlet muda. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan

(31)

Universitas Teknokrat Indonesia keterampilan berbagai gerakan dasar dan dasar, serta dasar-dasar teknik yang tepat. Menurut (Harsono, 2015) Latihan (Training) adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan secara berulang ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah latihan atau pekerjaannya. Tujuan latihan adalah untuk memperbaiki prestasi tingkat ketrampilan maupun kinerja atlet dan diarahkan oleh pelatih untuk mencapai tujuan umum latihan. Menurut (Diky, 2019). Tujuan dari latihan adalah untuk membantu seorang atlet atau satu tim olahraga dalam meningkatkan keterampilan atau prestasinya semaksimal mungkin dengan mempertimbangkan berbagai aspek latihan yang harus diperhatikan, meliputi latihan fisik, teknik, taktik dan latihan mental (Bahagia, 2015). Tujuan latihan sebagai berikut : “a) Untuk membantu atlet meningkatkan keterampilan dan prestasi mereka sebanyak mungkin, b) Meningkatkan efisiensi fungsi tubuh dan menghindari cedera pada bagian tubuh dominan yang digunakan secara aktif untuk mencapai tujuan latihan (Mubarok, 2016). Pelatihan jangka pendek adalah tujuan atau sasaran latihan yang dicapai dalam waktu kurang dari satu tahun. Karena pelatihan jangka pendek kurang dari setahun, lebih banyak elemen fisik. Tujuan utama pelatihan performa atletik adalah untuk meningkatkan keterampilan atau performa semaksimal mungkin (Dwiantoro, 2015). untuk mencapai tujuan tersebut ada empat aspek yang harus dilatih secara seksama, yaitu:

1. Latihan fisik, tujuannya untuk memperbaiki kondisi fisikIni adalah faktor yang sangat penting bagi siswa atau atletdalam latihan dan permainan.Beberapa elemen fisik lainnya harus dikembangkan, mis adalah kekuatan, daya tahan, fleksibilitas, mobilitas dan kecepatan.

2. Latihan teknik, Tujuannya adalah untuk meningkatkan penguasaan keterampilan dan keterampilan gerak dalam olahraga khususnya

(32)

Universitas Teknokrat Indonesia sepak bola, misalnya dalam teknik dribbling, kicking, passing dan direction.

3. Latihan taktik: bertujuan untuk mengembangkan dan menumbuhkan daya tafsir pada peserta didik ketika melaksanakan kegiatan olahraga yang bersangkutan.

4. Latihan mental, merupakan pelengkap dari ketiga aspek tersebut di atas dan sangat penting untuk diberikan kepada peserta didik, agar prestasi dapat tercapai secara optimal.

5. Pembinaan mental adalah pembinaan emosional siswa, seperti semangat juang, pantang menyerah, keseimbangan emosi terutama dalam situasi penuh tekanan, fair play, percaya diri, tanggung jawab, kejujuran, kerjasama tim, dll. .

2.3.2. Prinsip Latihan

Menurut (Satria, 2019) Latihan yang baik harus dilaksanakan secara sistematis, teratur, terencana dan berkesinambungan. Hal ini sejalan dengan Prinsip-prinsip pelatihan adalah prinsip kesiapan, prinsip individu, prinsip adaptasi, prinsip kelebihan beban (overload), prinsip progresif (peningkatan), prinsip definisi (spesifisitas), prinsip variabel, prinsip pemanasan dan pendinginan. pemanasan dan pendinginan), prinsip jangka panjang (Long Term Training), prinsip kebalikan (Transversability), prinsip tidak ada kelebihan (Moderate), prinsip sistematis. Prinsip latihan merupakan hal-hal yang harus ditaati, dilakukan atau dihindari agar tujuan latihan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Prinsip-prinsip latihan memiliki peranan penting terhadap aspek fisiologi dan psikologi olahragawan (Nurdiansyah & Susilawati, 2018). Untuk meningkatkan prestasi atlet, pelatih perlu meningkatkan pengetahuan tentang teori dan metodologi pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dan kinerja atlet semaksimal mungkin. Karena keempat aspek pembinaan yang

(33)

Universitas Teknokrat Indonesia disebutkan di atas dapat dilatih dengan baik untuk mencapai prestasi maksimal dalam diri seorang atlet, maka banyak prinsip pembinaan yang perlu dipahami agar proses latihan atlet mencapai tujuan yang diinginkan. (Budiwanto, 2012) menyatakan prinsip-prinsip latihan meliputi prinsip beban bertambah (overload), prinsip spesialisasi (specialization), prinsip perorangan (individualization), prinsip variasi (variety), prinsip beban meningkat bertahap (progressive increase of load), prinsip perkembangan multilateral (multilateral development), prinsip pulih asal (recovery), prinsip reversibilitas (reversibility), menghindari beban latihan berlebih (overtraining), prinsip melampaui batas latihan (the abuse of training), prinsip aktif dalam latihan, dan prinsip latihan dengan model. Prinsip-prinsip latihan adalah hal yang wajib diketahui oleh seorang pelatih agar tujuan latihannya dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Semua prinsip latihan adalah bagian dari semua konsep serta tidak dipandang sebagi unit yang terpisah walaupun untuk suatu maksud tertentu dan diambil dari banyak pengertian akan tetapi disajikan dan digambarkan secara terpisah (Roziandy & Budiwanto, 2018). menurut (Fenanlampir, 2020) ada lima paling mendasar dalam proses latihan atlet, prinsip – prinsip tersebut yaitu: prinsip beban latihan (overload), prinsip keberlanjutan (reversibility), prinsip perkembangan, prinsip individualisasi, prinsip variasi. Latihan olahraga atau kompetisi yang menghasilkanperubahan (langkah-langkah dan ciri ciri yang dikaitkan dengan spesifikasi olahraga yang dipilih) kebutuhan harus sesuai dengan dua karakteristik yaitu : (1) hasil dari latihan olahraga tertentu, (2) latihan yang digunakan untuk mengembangkan biomotor.

A. Prinsip Beban Lebih (Overload)

Menurut (Budiwanto, 2012) Latihan beban berhubungan dengan intensitas latihan. Beban latihan Anda di beberapa titik harus lebih berat dari sebelumnya. Cara sederhana untuk mengukur intensitas

(34)

Universitas Teknokrat Indonesia olahraga adalah dengan menghitung detak jantung Anda selama berolahraga. Sedangkan menurut (Fenanlampir, 2020)beban latihan lebih yang diberikan kepada atlet harus cukup berat dan harus dilakukan pengulakan dengan intensitas yang cukup tinggi.

(Harsono, 2018) mengemukakan pendapat bahwa satu hal yang diperhatikan dalam menerapkan sistem overload adalah jangan memberikan beban latihan yang terlalu berat, yang diperkirakan tidak mungkin dapat diatasi oleh atlet.

B. Prinsip Progressive

Menurut (Akhmad, 2015) Pembebanan terhadap otot yang bekerja harus ditambah secara bertahap selama program latihan beban.

Sebagai contoh atlet mampu mengangkat beban seberat 20kg tanpa mengalami kesulitan, berati atlit harus menaikan beban agar latihan selanjutnya lebih menantang.

C. Prinsip Perkembangan Menyeluruh

Menurut (Fenanlampir, 2020) meskipun seseorang pada akhirnya mempunyai satu spesialisasi keterampilan pada permulaan belajar sebaiknya dilibatkan dalam berbagai aspek keterampilan agar memiliki dasar-dasar yang kokoh untuk menunjang spesialisasinya kelak.

D. Prinsip Variasi

Menurut (Amansyah & Sinaga, 2015) bila pelatih membuat program latihan, maka dia harus mempertimbangkan semua ketrampilan-ketrampilan dan gerakan-gerakan yang mana sangat dibutuhkan untuk memenuhi tujuannya. Jadi pelatih harus pintar dan kreatif dalam membuat dan menerapkan program latihan yang bervariatif.

E. Prinsip Individualisasi

Menurut (Budiwanto, 2012) latihan harus memperhatikan dan memperlakukan atlet sesuai dengan tingkat kemampuan, potensi,

(35)

Universitas Teknokrat Indonesia nkarakteristik belajar dan kekhususan olahraga, hal ini berkesinambungan dengan pendapat (Fenanlampir, 2020) tidak ada dua orang yang rupanya persis sama, dan tidak ada pula dia orang (apa lagi lebih) yang secara fisiologis maupun psikologis persis sama, setiap orang mempunyai perbedaan individu masing-masing.

Faktor seperti umur, jenis kelamin, bentuk tubuh, kedewasaan, latar belakang pendidikan, lamanya berlatih, tingkat kesegaran jasmani, dan ciri - ciri psikologinya harus ikut dipertimbangkan dalam program latihan bagi atlet.

2.3.3. Komponen Biomotor

Olahraga tidak akan terlepas dari komponen bimotorik tubuh sebagai dasar kita bisa bergerak sesuai dengan olahraga yang kita lakukan.

Biomotor merupakan kemampuan dasar gerak fisik atau aktvitas fisik tubuh manusia (Santika, 2017). Biomotor adalah kemampuan manusia untuk bergerak yang dipengaruhi oleh keadaan sistem organ internalnya. Sistem organ meliputi sistem neuromuskular, respirasi, pencernaan, sirkulasi darah, energi, tulang, otot, ligamen dan sendi.

(Sukadiyanto & Dangsina muluk, 2011). Komponen dasar gerakan biomotor seorang atlet meliputi kekuatan, daya tahan, kecepatan, koordinasi, dan fleksibilitas. Komponen biomotor membentuk istilah lain yang menggambarkan kombinasi dari beberapa komponen biomotor. Misalnya, kekuatan adalah kombinasi atau produk dari kekuatan dan kecepatan, dan kelincahan adalah kombinasi dari kecepatan dan koordinasi. Secara garis besar biomotor di pengaruhi oleh kebugaran energi dan otot (Bompa & Buzzichelli, 2015). Hampir semua komponen biomotorik dipengaruhi oleh umur. Peningkatan kelincahan berkaitan dengan pertambahan umur. (A. Nugroho, 2018).

Berdasarkan kutipan diatas bisa disimpulkan biomotirik merupakan kemampuan manusia untuk bergerak untuk melakukan aktivitas fisik

(36)

Universitas Teknokrat Indonesia yang baik, untuk melakukan suatu olahraga. Dan tentu saja biomotor merupakan sebuah prasarat yang sangat dibutuhkan dan diperlukan dalam setiap usaha peningkatan prestasi atlet (Musrifin & Bausad, 2021). Komponen biomotor yang diperlukan dalam permainan Fusal diantaranya yaitu :

1. Kekuatan (strength) komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja. (Kindi, 2016)

2. Kelenturan (Fleksibility) orang yang mempunyai ruang gerak yang luas dalam sendi-sendinya dan mempunyai otot yang elastis. (Galih Prastiyo Utomo, 2013)

3. Kecepatan (speed) kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yangsesingkat-singkatnya. (Naewan, 2021)

4. Kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk mengubah posisi di daerah tertentu. Pemain yang bisa berganti posisi dengan kecepatan tinggi dan koordinasi yang baik. (Andrestani, 2018)

5. Koordinasi (Coordination) kemampuan seseorang melakukan bermacam-macam gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal secara efektif (Levi, 2022)

6. Keseimbangan (Balance) kemampuan tubuh untuk mempertahankan suatu posisi dalam berbagai gerakan (Imam, 2020)

7. Reaksi (Reaction) kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menggapai rangsangan yang ditimbulkan melalui indera, saraf atau feeling lainya. (Hilman, 2016)

8. Daya ledak disebut juga power. Kekuatan mengacu pada kekuatan dan kecepatan kontraksi otot yang dinamis dan

(37)

Universitas Teknokrat Indonesia eksplosif, dan melibatkan pengeluaran otot maksimum dalam periode waktu terpendek. (Imam, 2020)

9. Ketepatan (Accuration) kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerakan bebas terhadap sasaran. (Hilman, 2016)

10. Menurut (Kindi, 2016) Daya tahan ada 2 macam, yaitu:

1. Daya tahan umum adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung,paru-paru, dan peredaran darahnya secara efektif dan efisien.

2. Daya tahan otot adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan ototnya untuk berkontraksi secaraterus menerus dalam waktu yang relatif lama dengan beban tertentu.

2.4. Metode

Metode adalah teknik-teknik yang digeneralisasikan dengan baik agar dapat diterima atau dapat diterapkan secara sama dalam sebuah praktek, atau bidang disiplin dan praktek (Sakti et al., 2019). Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya (Mudhori &

Bahaudin, 2021). Metode merupakan suatu cara yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan, sedangkan penelitian merupakan sarana untuk mencari kebenaran (Setiyaningsih et al., 2020). Dalam ilmu pendidikan jasmani dapat dikatakan bahwa, metode adalah cara-cara mengajar khusus yang digunakan dalam mengolah pengetahuan , prinsip-prinsip, norma-norma, peraturan-peraturan yang berlaku dalam pendidikan olahraga atau semua yang penting dalam proses belajar motorik untuk tercapainya keefektifan dalam belajar. Selanjutnya dalam pengajaran olahraga dikenal ada beberapa metode mengajar yang sering dipakai, diluar dari metode yang diatas. Metode tersebut yaitu: metode induktif dan

(38)

Universitas Teknokrat Indonesia metode deduktif. Kedua metode itu mempunyai konsep yang khas dan memiliki langkah-langkah yang konkrit dalam penggunaannya (Supriyadi, 2013). Metode adalah suatu model cara yang dapat dilakukan untuk menggelar aktivitas belajar- mengajar agar berjalan dengan baik (Rahman & Pertiwi, 2018).

2.4.1. Metode Latihan

Metode latihan adalah cara pelatih memberikan perlakuan dan bimbingan serta pengalaman berlatih dengan perencanaan yang telah disusun secara teratur (sistematis) kepada anak didik. Dengan demikian pelatih dan anak didik akan dengan mudah melakukannya. Artinya penyajian bahan pelatihan yang diberikan secara metodis, di atur dimulai dari materi yang mudah (sederhana) kemudian meningkat pada bahan yang sukar (kompleks) (Umam, 2015). Metode pelatihan adalah metode yang sistematis dan terencana yang berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan keterampilan fisiologis, psikologis, dan motorik untuk mencapai keterampilan yang lebih baik dengan aspek tertentu. (Agung, 2016). Suatu teknik yang dapat diartikan sebagai cara mengajar dimana Siswa melakukan kegiatan pendidikan, keterampilan atau kemampuan siswa lebih tinggi dari apa yang dipelajar (Lesmana et al., 2016). Metode drill adalah cara yang bagus untuk mengajarkan cara menghafal kebiasaan tertentu. Juga sebagai cara untuk mendapatkan keterampilan, akurasi, keterampilan, dan kemampuan (Gusrimawati, 2013). Sedangkan menurut (Rozy, 2022) Metode pelatihan atau metode pelatihan adalah cara yang baik untuk mengajarkan kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk memperoleh keterampilan.” Akurasi, peluang, dan keterampilan.

2.5. Small Sided Games

Small sided game atau permainan di lapangan bermain kecil adalah situasi dirancang khusus untuk pemain muda untuk belajar danmengembangkan Setiap permainan adalah kombinasi dari teknik khusus Futsal, misalnya dribbling, passing atau shooting bola, atau konsentrasi dalam kerja tim dan strategi,

(39)

Universitas Teknokrat Indonesia misalnya bertahan, menyerang, menggambar ruang atau tugas alternatif. Game ini dikembangkan secara khusus menunjukkan keterampilan terbaik dari pemain dalam situasi permainan yang sebenarnya (Ikram, 2018). Small Sided Games merupakan sebuah bentuk latihan atau aktivitas permainan sepakbola dengan menggunakan ukuran lapangan kecil dari ukuran (Randani & Wahyudi, 2021).

Small side game adalah sebuah bentuk latihan permainan kecil dalam sepakbola maupun futsal. Ada beberapa latihan small side game yaitu : 1v1, 2v2 ,3v3 ,4v4.(Agung Setyadi, 2016). Small sided games atau Permainan tim kecil adalah metode pelatihan yang menawarkan permainan yang mirip dengan permainan nyata, yang memungkinkan pemain meningkatkan aspek taktis, teknis, dan fisik.

Literatur menunjukkan bahwa dengan memberikan metode latihan small sided games dengan pendekatan strategis dan taktis dapat meningkatkan teknik passing dasar dalam pertandingan futsal. (Fatoni & Prianto, 2022). Small sided games adalah latihan dalam kehidupan nyata, situasi seperti permainan, yang dirancang untuk memungkinkan pemain belajar dan berkembang sambil menunjukkan keterampilan terbaik mereka. Ketika pemain secara teratur memainkan permainan kecil, mereka dengan cepat mengembangkan pemahaman tentang pentingnya kerja tim, pemosisian diri yang tepat, dan pengambilan keputusan. (Bandy et al., 2020).

Dosis Latihan Small Sided Games

Tabel 2.1 Dosis Latihan Small Sided Games (Randani & Wahyudi, 2021) Periode usia

latihan

Durasi Jumlah Set Recovery

8-14 Tahun 2 Menit 3-5 Set 3 Menit

15-19 Tahun 4 Menit 5-8 Set 5 Menit

20 Tahun keatas 5 Menit 9-10 Set 6 Menit

(40)

Universitas Teknokrat Indonesia Pada tabel diatas,Interval training sangat dibutuhkan untuk daya tahan dan stamina anak terutama dalam melakukan latihan small sided games. Interval training merupakan caralatihan yang penting untuk dimasukkan ke dalam program latihan keseluruhan. Dalam system latihannya diselingi interval-interval berupa masa istirahat. Jadi dalam pelaksanaannya adalah istirahat –latihan, istirahat latihan–istirahat dan seterusnya. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam interval training, yaitu sebagai berikut.

1) Intensitas/beban latihan 2) Lamanya latihan

3) Repetisi/ulangan latihan

4) Recovery interval (masa istirahat di antara latihan).

Beban latihan dapat diterjemahkan ke dalam tempo,kecepatan dan beratnya badan, sedangkan lamanya latihan dapat dilihat dari jarak tempuh atau waktu. Repetisi dapat ditinjau dari ulangan latihan yang harus dilakukan, kemudian masa istirahat adalah masa berhenti melakukan latihan/istirahat di antara latihan-latihan tersebut.

Bentuk latihan interval ini harus disesuaikan dengan kemampuan anak yang bersangkutan.

2.6. Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan berwaktu dan pelajaran yang diselenggarakan untuk melaksanakan pengelolaan bahan pelajaran dan diselenggarakan secara mandiri sesuai kebutuhan. Kegiatan ekstrakurikuler bersifat kegiatan pengayaan dan peningkatan yang berkaitan dengan kurikulum atau studi banding ke tempat-tempat tertentu yang berhubungan dengan hakikat mata pelajaran tertentu (Anggriawan, 2016). Kegiatan ekstrakurikuler pendidikan adalah kegiatan ekstrakurikuler pendidikan dan layanan bimbingan yang menunjang perkembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, kemampuan, dan minatnya melalui kegiatan yang diselenggarakan oleh guru dan tenaga pedagogik yang berkualitas dan berwenang di sekolah/madrasah (Fanany,

(41)

Universitas Teknokrat Indonesia 2020). Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan tambahan di luar struktur program, dilaksanakan di luar kelas reguler, yang dirancang untuk memperkaya dan memperluas pengetahuan dan keterampilan siswa, (Prastya, 2015). Kegiatan ekstrakurikuler dapat berupa kegiatan pengayaan dan pengembangan yang dikaitkan dengan program kurikuler atau biaya kuliah untuk lokasi universitas tertentu (Ardiansyah, 2016). Kegiatan ini merupakan kegiatan pengayaan dan perbaikan yang berkaitan dengan program kurikuler dan intrakurikuler serta dapat dijadikan sebagai wadah bagi siswa yang memiliki minat mengikuti kegiatan tersebut.Melalui bimbingan dan pelatih guru, kegiatan ekstrakurikuler dapat membentuk sikap positif terhadap kegiatan yang diikuti oleh para siswa (Syamil, 2021).

2.7. Karakteristik Siswa

Masa remaja adalah fase perkembangan manusia yang berlangsung dari 31 tahun kehidupan seorang anak dalam kandungan sampai kematiannya (umur perkembangan). Masa remaja memiliki karakteristik yang berbeda dengan masa sebelum atau sesudahnya. Kata "pemuda" diterjemahkan dari kata bahasa Inggris

"juna" atau "adolecere" (dalam bahasa Latin) yang berarti "tumbuh" atau "tumbuh menuju kedewasaan", menjadi dewasa. Adolecen maupun remaja menggambarkan seluruh perkembangan remaja baik perkembangan fisik, intelektual, emosi dan sosial. SMA adalah anak yang berusia antara 16 sampai 18 tahun. Dalam rentang usia tersebut dapat di golongkan dalam masa remaja akhir (Ardiansyah, 2016) .

Menurut (Qurotul a’yun, 2018) karakteristik anak SMA umur 16-18 tahun antara lain :

A. Psikis atau Mental

1. Banyak memikirkan dirinya sendiri.

2. Mental menjadi stabil dan matang.

3. Membutuhkan pengalaman dari segala segi.

(42)

Universitas Teknokrat Indonesia 4. Sangat puas dengan cita-cita dan sangat senang dengan keputusan tentang

pendidikan, pekerjaan, perkawinan, perjalanan dan kepercayaan diri.

B. Sosial

1. Sadar dan peka terhadap lawan jenis.

2. Lebih banyak kebebasan.

3. Mencoba mengesampingkan perlindungan dari orang dewasa atau guru.

4. Menikmati perkembangan sosial.

5. Nikmati masalah kebebasan diri dan petualangan.

6. Tahu cara berpenampilan menarik dan berpakaian rapi.

7. Saya tidak puas dengan kondisi kedua orang tua.

8. Pendapat kelompoknya sangat menentukan sikap pribadinya.

C. Perkembangan Motorik

Anak mencapai pertumbuhan dan perkembangan pada masa dewasa, kondisi fisiknya semakin kuat dan membaik, sehingga kemampuan motorik dan mentalnya juga siap untuk menerima latihan yang meningkatkan kemampuan motoriknya menuju kesuksesan olahraga. Untuk itu, mereka dipersiapkan berlatih intensif di luar kelas. Bentuk penyajian dari apa yang telah dipelajari sebaiknya berupa latihan dan tugas.

Menurut (Sitanggang & Saragih, 2008) Secara umum karakteristik siswa yang perlu mendapat perhatian di dalam perencanaan pembelajaran ialah :

1. Karakteristik yang berkenaan dengan kemampuan awal, seperti : kemampuan intelektual, kemampuan berpikir, dan kemampuan gerak.

2. Karakteristik yang berhubungan dengan latar belakang dan status social budaya.

3. Karakteristik yang berkenaan dengan perbedaan-perbedaan kepribadian, seperti: sifat, sikap, perasaan, minat, dan sebagainya.

Menurut (Anggrianto Ardani Putra, 2012) ada beberapa nilai karakter yang dapat dikembangkan di sekolah dan penting untuk dimiliki oleh peserta didik untuk menjadikannya manusia yang bermartabat. Ialah manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki perilaku jujur, bertanggung

(43)

Universitas Teknokrat Indonesia jawab, menghormat orang lain, menghargai sesama, bersikap santun, membangun kedisiplinan diri dan mengembangkan kemandirian hidup. Siswa juga dihadapkan dengan berbagai tekanan dan beban pikiran yang begitu besar. Ansietas pada remaja dan anak sekolah secara signifikan dapat mengganggu kegiatan harian dan tugas-tugas perkembangan dapat berpengaruh pada nilai akademik, sampai fungsi sosial yang dapat berlanjut hingga dia dewasa (Widyartini & Diniari, 2016)

2.8. Kerangka Berfikir

Berdasarkan teori diatas dapat digunakan sebagai kerangka berpikir. Siswa harus memiliki keterampilan dribbling yang baik. Karena menurut teori diatas dribbling merupakan salah satu kemampuan penting yang harus dimiliki oleh pemain futsal.

Dalam suatu permainan futsal diperlukan keterampilan dribbling dan ketenangan ketika sedang disituasi tertekan oleh lawan. Prinsip latihannya juga dilakukan secara terus menerus dan apa yang telah dipelajari terus ditingkatkan, dalam hal ini adalah latihan dribbling. Untuk latihan yang dilakukan dengan metode small sided games, diharapkan dapat membantu para pemain mengembangkan dan meningkatkan kemampuan dribbling dengan menggunakan metode small sided games. Berdasarkan hal tersebut, diharapkan latihan tersebut dapat meningkatkan kemampuan dribbling para siswa, sehingga dapat diterapkan di Futsal SMKN 1 Bandar Lampung. Maka dapat dijelaskan dalam tabel kerangka berpikir sebagai berikut.

(44)

Universitas Teknokrat Indonesia Tabel 2.2 Kerangka Berfikir

2.9. Hipotesis

Menurut (Sugiyono, 2016) Hipotesis adalah jawaban sementara atas rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian disajikan dalam bentuk pertanyaan. Kami katakan tentatif karena jawaban hanya didasarkan pada teori yang relevan dan belum didasarkan pada fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Oleh karena itu, hipotesis dapat juga disajikan sebagai tanggapan teoretis terhadap rumusan masalah penelitian, belum sebagai tanggapan empiris.

Berdasarkan kutipan diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah.

Siswa Ekstrakulikuler

Futsal di SMKN 1 BANDAR LAMPUNG

Pre Test Dribbling

Small Sided Games

Post Test Dribbling

Kesimpulan

(45)

Universitas Teknokrat Indonesia Ha:

Adanya Pengaruh Latihan Metode Small Sided Games terhadap keterampilan dribbling Futsal SMKN 1 Bandar Lampung?

H0:

Tidak ada Pengaruh Latihan Metode Small Sided Games terhadap keterampilan dribbling Futsal SMKN 1 Bandar Lampung?

(46)

Universitas Teknokrat Indonesia BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.

Rancangan penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang mempelajari tentang pengaruh dari perlakuan tertentu terhadap hasil lain dalam kondisi yang terkendali. (Sugiyono, 2013).

Desain yang akan digunakan pada penelitian ini adalah One Group Pretest – Posttest Design, yaitu desain penelitian yang terdapat pretest sebelum diberikan perlakuan, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberikan perlakuan (Sugiyono, 2013).

Desain dapat diambil gambar sebagai berikut :

Table 3. 1 One Group Pretest - Posttest Design (Sugiyono, 2013) Keterangan :

O1 : Tes Awal

X : Perlakuan / Small Sided Game O2 : Tes Akhir

Pre Test Treatment Post Test

O1 X O2

Gambar

Tabel 2.1  Dosis Latihan Small Sided Games (Randani &amp; Wahyudi, 2021) Periode usia
Table 3. 1 One Group Pretest - Posttest Design (Sugiyono, 2013)  Keterangan :
Tabel 3.2 Nilai Tes Menggiring Bola (Widiastuti,2015)  3.5. Teknik Pengumpulan Data
Tabel 4.3 Deskripsi Statistik Pretest Posttest
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Latihan Menggiring Bola Menggunakan Metode Circuit Training Terhadap Peningkatan Keterampilan Dribbling Pemain Sepakbola Coerver Coaching U-15 Universitas

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dribbling dalam permainan sepakbola dengan menggunakan variasi-variasi latihan dribbling pada pemain usia 10-12 tahun

dikaitkan kepada kerumitan bentuk latihan yang dilaksanakan dalam latihan. Kompleksitas dari suatu keterampilan dapat menjadi penyebab yang penting dalam menambah

Dribbling termasuk salah satu teknik dasar dalam bermain sepakbola yang harus dikuasai dan dimiliki oleh pemain sepakbola. Dengan menganalisa kegiatan latihan di SSB Pelangi,

Menggiring Bola Menggunakan Metode Circuit Training terhadap Peningkatan Keterampilan Dribbling Pemain Sepakbola Coerver Coaching U-15 ” ini beserta seluruh isinya adalah

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa melakukan dribbling dengan menggunakan kaki bagian luar merupakan teknik dasar menggiring yang memungkinkan

yang baik pemain harus memiliki kelincahan yang baik pula. Sehingga pemain dituntut memiliki kelincahan yang baik agar dapat melakukan dribbling dengan baik.

Hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh latihan ballhandling terhadap kemampuan dribbling pemain putra bolabasket SMA Negeri 5 Padang.. Kata Kunci: Latihan Ballhandling,